ABSTRAK
Angka kematian bayi secara global masih mengkhawatirkan. Kematian bayi global,
setiap tahunnya, 2,6 juta bayi di seluruh dunia, dan di Sulawesi utaraASI eklusif berjumblah
10.564 bayi. Kematian bayi dapat dicegah salah satunya dengan pemberian air susu ibu.
Sayangnya, sampai saat ini, masih sedikit ibu yang memberikan ASI eksklusif disebabkan
masalah pada saat ASI belum keluar atau asi keluar sedikit pada hari pertama. Untuk
mendapatkan ASI yang banyak, selama bayi masih didalam kandungan dan setelah ibu
melahirkan, sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu, kacang-kacangan, buah yang
mengandung air dan sayur jantung pisang. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh
konsumsi jantung pisang terhadap produksi ASI di RS Bhayangkara Manado
Jenis Penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan one group pretest-posttest
design. Jumlah populasi yaitu 19 ibu nifas Primigravida di Rs Bhayangkara Manado, dengan
sample 19 ibu nifas Primigravida ditentukan sebagai sampel dengan menggunakan accidental
sampling. Analisis data digunakan uji Paired sample T test
Hasil uji statistic dengan Paired sample T Test menunjukkan produksi ASI sebelum
konsumsi jantung pisang rata-rata frekuensi menyusui ada 5,47 kali dengan standar deviasi
1,264 dan setelah konsumsi jantung pisang rata-rata frekuensi menyusui mengalami peningkatan
menjadi 7,68 kali dengan standar deviasi 1,493. Perbedaan nilai rata-rata peningkatan produksi
ASI pada ibu menyusui primigravida yang sebelum konsumsi dan yang sesudah konsumsi
jantung pisang adalah 2,21 dengan sig 0,001. Karena sig ˂ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
pemberian jantung pisang dapat mempengaruhi peningkatan produksi ASI di Rumah Sakit
Bhayangkara Manado. Diharapakan pihak Rumah Sakit dapat mengembangkan pengetahuan dan
wawasan dalam bidang penelitian tentang terapi komplementer khususnya jantung pisang
terhadap produksi asi pada ibu nifas.
Number of infant deaths globally is still worrying. Global infant mortality, every year, 2, 2 6
million babies worldwide, and in Sulawesiutara ASI 10,564 babies have been exclusively born,
one of which can be prevented by breastfeeding, but until now, only a few thousand are giving
exclusive breastfeeding due to problems when the milk has not been released or milk comes out
a little on the day. First, to get a lot of breast milk, while the baby is still in the womb and after
the mother gives birth, it is strongly recommended to consume milk, nuts, fruits containing
water and banana heart vegetables .The purpose of this research is to determine the effect of
banana heart consumption on breast milk production at Bhayangkara Hospital in Manado. is a
quasi experiment with one group interpretation-posttest design. Total population of 19
Primigravida postpartum mothers in RsBhayangkara Manado, with a sample of 19 Primigravida
postpartum mothers determined as samples using accidental sampling. Data analysis used Paired
sample T test. Statistical test results with Paired sample T Test showed AS production. Before
consumption of banana heart, the average frequency of breastfeeding was 5.47 times with a
standard deviation of 1.264 and after consumption of banana heart, the average frequency of
breastfeeding increased to 7.68 times with a standardization of 1.493. The difference in the
average value of increased milk production in primigravida mother before and after consumption
of banana heart is 2.21 with sig 0.001. Because sig 0.05, it can be concluded that the
administration of banana heart can influence the increase in breast milk production at
Bhayangkara Hospital in Manado. It is expected that the Hospital can develop knowledge and
insight in the field of research about complementary therapy, especially the heart of a banana on
breast production in postpartum mothers
PENDAHULUA
Angka kematian bayi secara global masih mengkhawatirkan. Menurut United N
\\ations Children’s Fund (UNICEF) dalam laporan terbarunya mengenai
kematian bayi global, setiap tahunnya, 2,6 juta bayi di seluruh dunia, tak mampu
bertahan hidup selama lebih dari satu bulan dan satu juta di antaranya meninggal saat
lahir (Unicef, 2018)
Kematian bayi dapat dicegah salah satunya dengan pemberian air susu ibu selama
satu jam pertama pasca kelahiran atau Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan dalam rangka
menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, UNICEF merekomendasikan
sebaiknya anak hanya disusui ASI selama paling sedikit enam bulan (ASI Eksklusif).
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja, sejak usia 30 menit post natal
sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan dan makanan padat lain (Walyani dan
Purwoatuti, 2015).
Air susu ibu (ASI) adalah asupan terbaik untuk bayi. Sayangnya, sampai saat ini,
masih sedikit ibu yang memberikan ASI eksklusif. Data Kementerian Kesehatan
mencatat, angka inisiasi menyusui dini (IMD) di Indonesia meningkat dari 51,8 persen
pada 2016 menjadi 57,8 persen pada 2017. Meskipun meningkat, angka itu masih jauh
dari target sebesar 90 persen. Kenaikan yang sama juga terjadi pada angka pemberian
ASI eksklusif, dari 29,5 persen pada 2016 menjadi 35,7 persen pada 2017. Angka ini
juga terbilang sangat kecil jika mengingat pentingnya peran ASI bagi kehidupan anak,
yang seharusnya menurut Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek SpM
angka itu sudah tembus 50 persen (CNN Indonesia, 2018).
Volume 2 Nomor 2. Juli – Desember 2019 2
JIDA
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731
Begitu pula di Propinsi Sulawesi Utara, sepanjang tahun 2018 cakupan bayi yang
mendapat ASI eksklusif berjumlah 10.564 bayi, naik dibanding dengan tahun 2017
sedangkan di kota Manado cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif Tahun 2018
sebesar 2047 bayi (Dinkes Sulut, dan kota manado 2018).
Menurut penelitian Restuning .W (2008) ibu yang merasa bahwa susu formula itu
sama baiknya, atau malah lebih baik dari ASI, masalah payudara yang berukuran kecil
sehingga kurang menghasilkan ASI dan masalah pada saat ASI belum keluar atau asi
keluar sedikit pada hari pertama yang membuat ibu beranggapan bahwa bayi perlu
diberikan minuman lain.
Menurut Susilo,dkk, (2016) untuk mendapatkan ASI yang banyak, selama bayi
masih didalam kandungan dan setelah ibu melahirkan, ibu juga sangat dianjurkan untuk
mengkonsumsi susu, kacang-kacangan, buah yang mengandung air dan sayur hijau
misalnya sayur daun katuk dan bayam, sayur daun papaya dan sayur jantung pisang.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sitti dkk (2015), yang paling
enak adalah jenis pisang kapok yang di olah menjadi sayur. Menurut ahli Teknologi
Pangan dan Gizi dari Rs Bhayangkara Manado bahwa jantung pisang yang di olah
menjadi sayur dengan cara pengolahan Resep olahan makanan yang dapat membantu
memperlancar porduksi ASI dengan dosis 200gram / hari, tidak menurunkan zat-zat gizi
yang terkandung dalam jantung pisang yaitu karbohidrat, protein, mineral (terutama
fosfor, kalsium, dan besi), serta sejumlah vitamin A, B1 dan C dan berserat ttinggi.
Hasil survey awal di RS Bhayangkara Manado oleh peneliti pada tanggal 05
Februari 2019 diperoleh data jumlah ibu nifas dari bulan Januari 2019 hingga saat survei
awal yaitu 19 ibu nifas normal Primigravida, hasil wawancara terhadap 10 ibu nifas 6
ibu mengatakan ASI mereka sedikit sehingga bayi terus menangis dan ada juga 4 bayi
yang mengalami iktrus dan salah satu faktor utama karena Asi tidak cukup atau Asi
kurang.
Berdasarkan data di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Konsumsi Jantung Pisang Terhadap Peningkatan Produksi ASI Ibu Nifas
Normal Primi di RS Bhayangkara Manado.
METODE
Untuk membuktikan pengaruh konsumsi jantung pisang terhadap peningkatan
produksi ASI pada ibu nifas primigravida di RS Bhayangkara Manado, peneliti
menggunakan jenis penelitian quasi experiment. Pada penelitian ini peneliti
memberikan sayur jantung pisang selama 7 hari.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi experiment atau
eksperimen semu yang yang mengungkap hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontorl dan kelompok eksperimen tetapi pemilihan kedua
kelompok tersebut tidak dilakukan secara acak dengan rancangan one group pretest-
posttest design dengan melakukan lebih dulu penilaian atau pengukuran pada kelompok
tersebut sebelum dilakukan uji coba selanjutnya kelompok tersebut dinilai kembali
Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Manado. Penelitian
ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2019. Populasi
penelitian ini yaitu 19 ibu nifas primigravida di ruangan nifas Rumah Sakit Bhayangkara
Manado selang bulang Februari samapai bulan Juli 2019. Analisis data yang digunakan
yaitu analisis univariat berupa distribusi data frekuensi dalam bentuk tabel, sedangkan
analisis bivariat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Penelitian ini sudah melalui komisi etik dengan mendapatkan surat keterangan
layak etik.
Meningkat ( 1 ) 0 0
Total 19 100%
Dari tabel 6, dapat dilihat bahwa seluruh ibu menyusui yang belum mengkonsumsi
jantung pisang Tidak mengalami peningkatan peroduksi ASI dengan 19 responden
(100%)
Tidak Meningkat ( 0 ) 0 0
Meningkat ( 1 ) 19 19
Total 19 100%
2. Analisis Bivariat
Pengaruh konsumsi jantung pisang terhadap produksi ASI pada ibu nifas
primigravida Sebelum dan Sesudah konsumsi jantung pisang pada ibu nifas
primigravida di rumah sakit bhaynagkara manado
jantung pisang rata-rata menyusui 5,47 dan sesudah konsumsi jantung pisang dapat mengalami
peningkatan 7,68 berarti ada perbedaan sebelum dan sesdah konsumsi jantung pisang adalah
2,21 Berarti dapat dinyatakan bahwa pemberian jantung pisang dapat mempengaruhi
peningkatan produksi ASI pada ibu nifas Primigravida di Rumah Sakit Bhayangkara Manado.
KESIMPULAN
1. Produksi ASI ibu nifas primigravida sebelum mengkonsumsi jantung pisang di RS
Bhayangkara Manado yaitu terdapat 19 ibu yang produksi ASI tidak lancer (100%)
2. Produksi ASI ibu nifas primigravida sesudah mengkonsumsi jantung pisang di RS
Bhayangkara Manado sebagian besar terdapat peningkatan ASI 19 ibu nifas
Primigravida (100%)
3. Pengaruh konsumsi jantung pisang terhadap produksi ASI pada ibu nifas di RS
Bhayangkara Manado dengan uji Kolmogorov Smirnov. Sig (2-tailed) nilai
p=0,001<0,005
SARAN
1. Tempat Penelitian
Diharapkan pihak Rumah Sakit dapat mengembangkan pengetahuan dan
wawasan dalam bidang penelitian tentang terapi komlementer khususnya jantung
pisang terhadap prodiksi asi pada ibu nifas
2. Institusi pendidikan
Untuk institusi pendidikan kiranya bias menjadi bahan masukan dalam
meningkatkan mutu layanan tentang penerapan asuhan kebidanan khususnya
menggunakan terapi komplementer bagi para petugas kesehatan, khususnya
konsumsi jantung pisang terhadap produksi ASI
3. Bagi responden
Untuk responden agar bias menjadi tambahan pengetahuan bagi ibu nifas tentang
manfaat konsumsi jantung pisang terhadap produksi ASI.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat pengalaman yang berharga dalam upaya memperluas
wawasan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dalam
bidang penelitian
DAFTAR PUSTAKA
1. Cahyono. (2016). Sukses Budi Daya Pisang di Pekarangan dan Perkebunan. Lily
Publisher. Yogyakarta.
2. CNN Indonesia. (2018). Angka Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia Masih Rendah.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180820165738-255-323681/angka-
pemberian-asi-eksklusif-di-indonesia-masih-rendah. Diakses tanggal 15 Januari 2019
3. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi
Utara 2016. UPTD Balai Data Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2017
4. Fikawati, Safiq dan Karima. (2016). Gizi Ibu dan Bayi. Rajawali Pers. Jakarta
5. Jauhari, Fitriani dan Bustami. (2018). Perlindungan Hak Anak Terhadap Pemberian Air
Susu Ibu (ASI). Dee Publish. Yogyakarta.
6. Lingga, L. (2010). Cerdas Memilih Sayuran. Agro Media Pustaka. Jakarta
7. Nasional Republika. (2018). Angka Kematian Bayi Turun. https://nasional.
republika .co.id/berita/nasional/umum/18/10/09/pgblat370-bkkbn-angka-kematian-bayi-
turun. Diakses tanggal 20 Januari 2019.
8. Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta, Jakarta
9. Novitasari, A., Afian, A.M. S., Apriliani, I,. W., Purnamasari , D., Hapsari, E., dan
Ardiani, N. D. 2013. Inovasi dari Jantung Pisang ( Musa spp.) Surakarta
10. Nugroho, Nureki, Warnaliza dan Wilis. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas.
Nuha Medika. Yogyakarta.
11. Nurani, V.M., Mariyanti, S., 2013. Gambaran Makanan Hidup.
12. Nurahmanah, E. (2012). Kajian Aktivitas Kulit Pisang Raja Bulu (Musa Paradisiaca L.
Var Sapientum) dan Produk Olahannya. Universitas Pendidikan Indonesia.
13. Restuning, W. (2008). Masalah-Masalah Dalam Menyusui. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjajaran. Jurnal
14. Riani. (2016). Pengaruh Konsumsi Rebusan Jantung Pisang Terhadap Eksresi ASI Pada
Ibu Menyusui di Desa Ranah Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Tahun 2016. Jurnal
Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Volume 1. Nomor 1.
15. Rini, Susilo & Kumala, Feti. (2016). Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based Practice.
Yogyakarta
16. Sitti Hubaya M, Karimah S Sulima H.G (2015) Jurnal Politeknik Kesehatan Kemenkes
Ternate, Maluku Utara.
17. Sujarweni, W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Gava Media, Yogyakarta
18. Susilo & Kumala. (2016). Panduan Asuhan Nifas dan Evidance Based Practice.
Deepublish. Yogyakarta
19. Suyanti & Supriyadi. (2008). Pisang Budi Daya Pengolahan dan Prospek Pasar.
Penebar Swadaya. Jakarta.
20. Unicef. (2018). Angka Kematian Bayi Masih Tinggi. https://www.aa.com.tr/
id/dunia/unicef-angka-kematian-bayi-masih-tinggi-/1068502. Diakses tanggal 20
Januari 2019.
21. Wahyuni, Sumiati dan Nurliani. (2015). Pengaruh Konsumsi Jantung Pisang Batu
Terhadap Peningkatan Produksi ASI di Wilayah Puskesmas Srikuncoro Kecamatan
Pondok Kelapa Bengkulu Tengah 2012. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Volume
15. Nomor 4.
22. Walyani & Purwoastuti. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Pustaka
Baru Press. Yogyakarta.