Anda di halaman 1dari 10

PROMOSI GIZI PIE SUSU PISANG SEBAGAI MAKANAN TAMBAHAN

PEMULIHAN BAGI BALITA GIZI KURANG

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Gizi


Dosen Pengampu Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si
Program Studi Magister Ilmu Gizi
Peminatan Human Nutrition

Oleh:
Tantri Febriana Putri
S531808046

PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa
berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Tanaman pisang termasuk dalam
golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon tersusun atas batang semu.
Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat
teratur. Berdasarkan cara konsumsi buahnya, pisang dikelompokkan dalam dua
golongan, yaitu pisang meja (dessert banana) dan pisang olah (plantain, cooking
banana). Pisang meja dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, seperti
pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Pisang olahan dikonsumsi setelah
digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas,
tanduk, dan uli. Selain memberikan kontribusi gizi lebih tinggi daripada apel,
pisang juga dapat menyediakan cadangan energi dengan cepat bila dibutuhkan.
Termasuk ketika otak mengalami keletihan (Mahardika, 2016)
Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan
energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral
seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung
vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai
neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Pisang dapat digunakan bagi ibu
hamil, untuk penyakit usus dan perut. Bagi luka bakar, bagi kecantikan,bagi
Diabetes Melitus, pada pendarahan rahim, merapatkan vagina, Ambein, Cacar
Air, Tenggorokan Bengkan dan sakit kuning atau lever. Dalam masyarakat Mesir
Kuno madu tidak hanya dimanfaatkan sebagai minuman yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit, tetapi madu juga digunakan sebagai bahan
campuran pengawet mayat atau mumi.Selain itu, masyarakat Mesir Kuno
menjadikan madu sebagai ramuan bagi orang yang terkena kejang atau kram
(Suwarto, 2010).
Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional
dengan pencapaian produksi hingga 697.140 ton tahun lalu. pisang merupakan
salah satu dari tiga produk hortikultura unggulan di provinsi Lampung. Total areal
penanaman pisang hingga kini merupakan yang tertinggi dan terluas produksinya
ketimbang areal tanam dan produksi produk hortikultura unggulan lainnya seperti
nanas dan manga. (Mahardika, 2016)
Salah satu olahan pisang khas lampung yaitu pisang pie pisang. Makanan
pie bukanlah kuliner asli nusantara, namun di tangan ahlinya, penganan ini
disulap dengan memunculkan kekhasan Lampung, yaitu pisang. Terbukti, sejak
kemunculannya pie susu pisang langsung mendapat tempat di hati masyarakat
Lampung dan wisatawan.

B. Tujuan
1. Mengetahui potensi pie susu pisang sebagai hasil makanan khas Lampung
2. Menganalisis promosi gizi pie pisang sebagai PMT balita
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pie Susu Pisang


Pie susu pisang merupakan makanan khas lampung yang ditemukan oleh
Yusi Akmal, pemilik kedai kue. Bentuk pie ini memiliki bentuk unik menyerupai
bentuk pisang. Makanan ini terinspirasi dari kue Tokyo Banana dari Jepang
(Akmal, 2018)
Kulit pie berasal dari pastry. Pisang yang digunakan yaitu pisang raja yang
manis namun memiliki rasa sedikit asam. Tambahan bahan yang digunakan yaitu
gula, susu, dan beberapa bahan tambahan lain. Kulit pisang yang memiliki rasa
tawar dan pisang yang dipadukan dengan susu dan gula memiliki rasa manis yang
pas sehingga menjadi perpaduan rasa yang enak di lidah (Akmal, 2018)
Pie Susu Pisang memiliki empat varian rasa, yakni Coklat, Keju, Almond
Raisin dan Oreo. Sementara, terdapat juga 2 jenis ukuran Pie Susu Pisang ini
yakni ukuran Mini dan Besar. Pie Susu Pisang dipasarkan mulai dari Rp. 5.000 /
buah untuk Pie Susu Pisang ukuran Mini, dan Rp. 8.500 / buah untuk Pie Susu
Pisang ukuran Besar (Akmal, 2018)
Pie ini tahan 3 hari di dalam suhu ruang dan 7 hari di dalam lemari
pendingin karena dalam pembuatannya tidak menggunakan bahan pengawet.
Makanan ini mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin C,
Kalsium, kalium. Dilihat dari kandungan gizinya, makanan ini cocok untuk
dijadika PMT pada balita (Akmal, 2018)

Tabel 1. Kandungan gizi pie susu pisang


Kandungan Gizi Nilai Gizi
Energi 243,5 kal
Protein 6,2 gram
Lemak 7,1 gram
Karbohidrat 39,8 gram
Serat 1,7 gram
Kalsium 54,6 mg
Kalium 293,3 mg
Vitamin C 6,3 mg
Selain ditempat pertama kali (penemu) pie susu pisang dijual, ada
beberapa industri rumahan yang menjual pie susu pisang ini di lampung. Melihat
antusiasme masyarakat terhadap makanan ini karena memiliki rasa yang enak,
maka bebrapa industry rumahan berlomba-lomba membuat dan memasarkan
makanan ini. Meskipun rasanya sedikit berbeda, masyarakat tetap menyukainya.

B. Promosi Gizi Pie Susu Pisang


1. Pie susu pisang untuk PMT balita
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ada dua macam yaitu
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan dan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan. Keduanya memiliki tujuan yang
sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh
balita (Kemenkes, 2017).
PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi
balita sekaligus sebagai pembelajaran bagi ibu dari balita sasaran. PMT
pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal.
Hanya dikonsumsi oleh balita gizi buruk dan sebagai tambahan makanan
sehari-hari bukan sebagai makanan pengganti makanan utama (Izwardy,
2018).
Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan
makanan lokal. Jika bahan lokal terbatas dapat digunakan makanan
pabrikan yang tersedia di wilayah setempat dengan memperhatikan
kemasan, label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan.
Diuatamakan berupa sumber protein hewani dan nabati serta sumber
vitamin dan mineral terutama berasal dari sayur dan buah.
Pie susu pisang sangat cocok untuk dijadikan PMT pemulihan
berbasis pangan lokal dimana kandungan gizi yang ada didalamnya sangat
baik. Satu buah pie susu pisang memiliki berat 50 gram untuk ukuran
kecil, dan 100 gram untuk yang ukuran besar. Jadi, PMT yang dianjurkan
untuk balita yaitu yang ukuran besar. Menurut Kemenkes (2017),
kandungan gizi PMT balita yang dianjurkan yaitu mengandung minimum
160 Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak. Makanan Tambahan
Balita diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6,
B12, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Iodium, Seng, Kalsium, Natrium,
Selenium, Fosfor).
Kandungan gizi yang ada yaitu protein, lemak, karbohidrat, serat,
vitamin, dan mineral. Protein berfungsi membentuk sel, melawan infeksi,
dan mengubah makanan menjadi energi. Karbohidrat sangat diperlukan
oleh tubuh untuk membangun lemak dan protein yang nantinya akan
memperbaiki jaringan. Bentuk karbohidrat berbeda-beda nih, ada gula,
pati, dan serat (Husnah, 2015).
Serat berfungsi melancarkan pencernaan. Anak harus banyak
mengonsumsi karbohidrat berupa pati dan serat. Lemak berguna sebagai
sumber energi yang disimpan oleh tubuh. Tidak hanya itu, lemak juga
diperlukan untuk melarutkan beberapa vitamin yang tidak larut dalam air
(Kusuma, 2019).
Pie susu pisang juga mengandung tinggi kalsium. Zat ini berguna
untuk membentuk tulang dan gigi yang kuat. Selain itu, kalsium juga
punya fungsi lain seperti pembekuan darah ketika terjadi luka dan untuk
kesehatan fungsi saraf, otot, dan jantung. Kandungan vitamin C pada pie
susu pisang juga tinggi. Vitamin C dapat mencegah flu, memperkuat
pembuluh darah, membantu proses penyembuhan luka, juga membentung
tulang dan gigi yang kuat. Kalium di dalam pie susu pisang juga tinggi.
Kalium bersama dengan sodium bertugas untuk mengontrol keseimbangan
cairan dalam tubuh (Daniyyah, 2017)

2. Sasaran Promosi Gizi


Sasaran produk ini yaitu untuk balita usia 2 – 5 tahun yang
memiliki status gizi kurang. Dosis yang diberikan yaitu 1 buah pie susu
pisang setiap kali makan, diberikan dua kali sehari sebagai selingan yaitu
pukul 09.00 dan 15.00.
3. Metode Promosi Gizi
a. Penyuluhan / ceramah
Metode penyuluhan dilakukan di Posyandu-posyandu balita.
Menggunakan cara demo masak agar ibu balita lebih paham karena
diberikan contoh langsung.
b. Mengadakan promosi melalui Internet
Promosi melalui media sosial sangat baik karena dapat menjangkau
berbagai kalangan, karena saat ini masyarakat sangat gemar bermain
media sosial. Semua informasi dapat di temukan dengan media sosial.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pie susu pisang merupakan makanan khas lampung yang ditemukan oleh
Yusi Akmal, pemilik kedai kue. Bentuk pie ini memiliki bentuk unik
menyerupai bentuk pisang. Makanan ini terinspirasi dari kue Tokyo
Banana dari Jepang.
2. Promosi gizi pie pisang sebagai PMT berbasis lokal dilakukan di
posyandu-posyandu balita dengan cara penyuluhan dan demo masak
kepada ibu balita.

B. Saran
1. Perlu adanya standarisasi resep agar kandungan gizi yang ada dalam pie
susu pisang sama sehingga balita bisa mengkonsumsi makanan bergizi
meski berbeda tempat pembeliannya.
2. Perlu adanya peningkatan promosi gizi terkait manfaat pie susu pisang
bagi pertumbuhan balita agar dapat menjangkau ke seluruh pelosok
Lampung.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2009. Usaha Tani Dan Penanganan Pascapanen. Yogyakarta:


Kanisius
Daniyyah, SR dan Nindya, TS. 2017. Asupan Energi, Protein dan Lemak dengan
Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci, Gresik.
Amerta Nutr. (14).
Husnah. 2015. Hubungan Pola Makan, Pertumbuhan Dan Stimulasi Dengan
Perkembangan Anak Usia Balita Di Posyandu Melati Kuta Alam Banda
Aceh Jurnal Kesehatan Syiah Kuala. Vol 5. No 2.
Izwardy, D. 2018. Praktik Pemberian Makanan Bayi Dan Anak (Pmba) Untuk
Perubahan Perilaku Pemenuhan Asupan Gizi Anak Dalam Upaya
Pencegahan Stunting. Serpong : Kemenkes RI
Kemenkes. 2017. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kusuma, RM. 2019. Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Anak Umur
24-60 Bulan di Kelurahan Bener Kota Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Vokasional. Vol 4. No 3
Mahardika, NP dan Zuraida, R. 2016. Vitamin C pada Pisang (Musa
paradisiaca S.) dan Anemia Defisiensi Besi. MAJORITY I Volume 5
Nomor 4
Suryanti dan Supriyadi.2008. .Pisang:Budidaya, Pengolahan, dan Prospek Pasar.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Suwarto, A. 2010. 9 Buah Dan Sayur Sakti Tangkal Penyakit. Yogyakarta:
Liberplus
https://yussyakmal.com/information/pie-susu-pisang-buah-tangan-khas-
lampung-yang-lagi-ngetrend diakses pada 4 November 2019
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai