Oleh :
SIESKA RIDYAWATI
A14103047
Teruntuk:
Mamah dan Bapak Tercinta
Yang tersayang Rhika, Rizqi, dan Dita
OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN
(Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan
Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat)
Oleh :
SIESKA RIDYAWATI
A14103047
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian, Pada Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN
Sieska Ridyawati
NRP. A14103047
RIWAYAT HIDUP
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-
Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini berjudul
Optimalisasi Produksi Susu Olahan (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah
Barat). Skripsi ini diajukan syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
pada unit usaha sapi perah di KUD Mitrayasa, menentukan alokasi sumberdaya di
unit usaha sapi perah KUD Mitarayasa yang dapat memberikan keuntungan
plain. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh penambahan batasan baru untuk
susu dingin pada perubahan ketersediaan sumberdaya dan laba kontribusi total
tiap jenis produk terhadap keputusan produksi susu dingin, pasteurisasi dan
mendatang.
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................xvii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah................................................................................ 7
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.......................................................... 10
Nomor Halaman
Nomor Halaman
4. Denah Unit Susu Murni Guranteng KUD Mitrayasa Tasikmalaya ..... 104
24. Penggunaan Bahan Baku untuk Produksi susu dingin, Tahun 2006... 114
27. Ketersediaan Jam Kerja Mesin selama Tahun 2006 ........................... 115
30. Produksi Susu Olahan (liter) di KUD Mitrayasa, Tahun 2006 ........... 117
31. Penjualan Susu Olaha n (liter) di KUD Mitrayasa, Tahun 2006.......... 117
32. Koefisien kendala bahan baku dan penolong, jam kerja mesin,
jam tenaga kerja langsung, dan permintaan minimum........................ 118
kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Sektor pertanian yang
Domestik Bruto (PDB). PDB Indonesia pada tahun 2005 tumbuh sebesar 10,3
Peternakan sebagai salah satu bagian dari pertanian dalam arti luas
dalam negeri yang terjangkau masyarakat dan penyediaan bahan industri serta
produknya yang terdiri dari daging, telur dan susu memegang peranan penting.
Dalam hal ini pemenuhan konsumsi tidak hanya terbatas dari segi kuantitas saja
tetapi juga dari segi kualitas gizi dan pangan dalam rangka membangun manusia
dikembangkan adalah susu. Susu segar sebagai salah satu komoditas hasil
gizinya yang tinggi dan lengkap, sehingga menjadi bahan makanan penting
sebagai penyempurna susunan menu makanan sehari- hari. Dalam setiap 100 gram
susu segar mengandung 3,5 gram lemak, 3,2 gram protein, 4,3 gram karbon, 143
tahun 2006 tingkat produksi susu nasional masih belum mampu memenuhi
impor susu untuk menutupi kekurangan tersebut. Namun kebijakan untuk impor
agroindustri dari hulu ke hilir yang akan menghasilkan dampak berganda yang
produksi, konsumsi, dan impor susu tahun 2002-2006 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi, konsumsi, dan Impor Susu Nasional di Indonesia Tahun 2002-
2006 (ribu ton).
Tahun Produksi Konsumsi Impor
2002 493,375 1.021,802 528,427
2003 553,442 1.237,986 684,544
2004 549,945 1.291,294 741,349
2005 535,960 1.354,235 818,275
2006* 577,626 1.430,258 852,632
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan 2002-2006.
Keterangan: *) Angka Sementara
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2002-2006 tingkat konsumsi
ini belum mampu diimbangi oleh produksi yang hanya bisa memenuhi kurang
dari 50 persen kebutuhan susu di dalam negeri. Rendahnya tingkat poduksi susu
dalam negeri disebabkan oleh ma sih banyaknya kendala yang dihadapi peternak
Aspek produksi susu berkaitan dengan usaha peternakan sapi perah yang
berkisar 2 sampai 3 ekor dan berlokasi di pedesaan. Sampai tahun 2005 populasi
produksi susu sapi juga mengalami perbaikan demi memenuhi tuntutan Industri
Pengolah Susu (IPS). Sayangnya, harga susu yang diterapkan pihak IPS dinilai
terlalu rendah bagi peternak sehingga tidak dapat menutupi biaya produksi.
Sementara standar mutu susu yang ditetapkan pihak perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan susu makin tinggi seiring dengan membanjirnya pasokan susu
impor (Evy, 2004). Disamping itu tidak semua pelaku usaha mengetahui skala
produksi yang optimal dikarenakan kapasitas produksinya yang kecil atau belum
tersebut, peranan koperasi sebagai badan usaha formal yang bersifat multipurpose
sekaligus dapat menahan agar nilai tambah yang diciptakan oleh diversifikasi
daripada susu dalam bentuk segar, sehingga hampir semua produksi akan susu
segar diserap oleh IPS. Dalam jumlah terbatas, permintaan akan susu segar di
usaha peternakan sapi perah perorangan atau koperasi (KUD) dalam bentuk susu
terhadap susu segar antara lain karena memiliki rasa dan bau yang kurang enak
panen susu segar. Pengolahan lanjut ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan
(Sediaoetama, 1993).
dibangun dari bawah (bottom up), bersifat serba usaha (multipurpose) menjadikan
unit usaha sapi perah sebagai kegiatan utama dari beberapa unit usaha lainnya
seperti unit usaha pangan, waserda, dan simpan pinjam. Pada unit usaha sapi
perah, fungsi yang dijalankan yaitu sebagai penampung, pengolahan hasil dan
diversifikasi produk yang besifat vertikal dan sekaligus untuk dapat menahan agar
115.610,9 liter diantaranya dijual ke IPS (PT Ultra Jaya dan PT Indomilk) dan
dalam bentuk susu dingin sedangkan sisanya dijual ke konsumen langsung dalam
bentuk susu pasteurisasi dan yoghurt. Disamping itu untuk mendapatkan nilai
tambah dalam mengelola susu segar dan juga menginginkan nilai tambah dan
keuntungan yang lebih besar serta demi terjaganya kondisi ekonomi peternak
dalam meningkatkan harga susu, maka telah dibuat satu unit pengolahan susu
produksinya yang masih tinggi yang masih belum dapat digunakan dan jumlah
produk lainnya yang tidak terjual karena adanya kendala jumlah permintaan
minimum produk maka dengan sumberdaya yang dimiliki diperlukan perencanaan
produksi yang optimal. Hal ini sangatlah penting dalam mendukung pengambilan
KUD Mitrayasa sebagai wadah para peternak sapi perah merupakan suatu
badan usaha yang berwatak sosial dan ekonomi yang bertujuan memberikan
menjadikan unit susu perah sebagai usaha utamanya. Pada unit usaha ini, fungsi
tertentu sehingga susu tetap dalam keadaan segar sampai ke tangan konsumen,
peralatan untuk penanganan susu, seperti Pusat Pendingin Susu (milk chilling
centre), bak pendingin (milk cooling unit), truk pengangkut susu (roat milk tanker
truck), dan lain- lain. Untuk memperoleh nilai tambah KUD melakukan
masih tingginya permintaan dari Industri Pengolah Susu akan susu dingin dan
produk susu pasteurisasi. Dimana kapasitas produksi untuk susu dingin sebesar
6.062 liter belum dapat dimanfaatkan. Sedangkan kapasitas produksi susu dingin
baik dimanfaatkan sepenuhnya atau tidak, biaya produksi yang dikeluarkan sama.
Begitu pula dengan kapasitas produksi untuk susu pasteurisasi yang baru dapat
digunakan sebesar 300 liter per hari dari kapasitas yang dimilikinya sebesar 2.000
liter.
Pada KUD Mitrayasa, susu segar yang ditampung berasal dari peternak
sapi perah sekitar lokasi pabrik dan dipertahankan produktivitasnya 10 liter per
ekor sapi serta kepemilikan sapi perahnya yang berkisar 2-3 ekor. Sehingga sangat
kecil kemungkinan untuk menuntut peningkatkan susu segar yang disetor oleh
para peternak untuk menambah bahan baku utama produk. Cara satu-satunya yang
optimalisasi produksi.
yang paling besar perbedaannya yaitu sebesar 708 liter. Hal ini disebabkan karena
kurangnya minat konsumen terhadap susu pasteurisasi cup plain yang tidak
memiliki rasa. Selain itu harga yang ditetapkan untuk produk tersebut terlalu
tinggi meskipun biaya produksinya lebih rendah daripada susu pasteurisasi cup
rasa yang lebih banyak penggunaan bahan penolong. Penurunan sumbangan laba
per unit produk pasteurisasi cup plain disebabkan oleh penurunan harga jual susu
tetap. Selain itu adanya kapasitas angkut untuk susu dingin ini dari pihak IPS
kondisi optimal?
3. Bagaimana pengaruh perubahan harga jual susu pasteurisasi cup plain dan
total tiap jenis produk terhadap keputusan produksi susu dingin, pasteurisasi
dan yoghurt?
3. Menganalisis pengaruh perubahan harga jual susu pasteurisasi cup plain dan
sumberdaya dan laba kontribusi total tiap jenis produk terhadap keputusan
pihak manajemen koperasi, penulis maupun pembaca. Bagi KUD penelitian ini
khususnya untuk unit usaha pengolahan susu. Bagi penulis sendiri berguna untuk
menambah pengalaman dan pengetahuan dan sebagai media untuk penerapan ilmu
yang diperoleh di bangku kuliah. Bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai bahan
pengolahan susu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
baru dimulai pada awal pelita III, tepatnya tahun 1979/1980. Tahun-tahun
sebelumnya peternakan sapi perah dan masalah persusuan tidak terlalu menjadi
Malang tahun 1962 dan koperasi Setia Kawan di Pasuruan tahun 1967. Pada tahun
1979 koperasi susu bergabung dalam Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI).
Sampai dengan tahun 1999 koperasi primer persusuan yang ada di Indonesia telah
tertutup antara inti dan satelit. Pada tahun 1983 pemerintah mengundang swasta
untuk menanamkan modal bagi pembangunan pabrik susu, maka berdirilah pabrik
susu Tirta Amerta Agung (TAA) dengan kapasitas 150.000 liter susu segar per
hari, yang mulai berproduksi pada tahun 1985. Untuk tetap menjaga kontinuitas
Boyola li. Program PIR persusuan di Boyolali Jawa Tengah merupakan model PIR
ini lebih menyerupai bentuk putting-out workers pada industri. Pabrik susu
pengolahan (PT TAA) yang bertindak sebagai inti mengalami persaingan ketat di
pasaran bebas dari pabrik-pabrik lain dan mengalami kesulitan likuiditas modal.
mandiri, yaitu usaha peternakan sapi perah yang difasilitasi oleh koperasi dan
ataupun Koperasi Unit Desa (KUD) yang mempunyai unit usaha persusuan. Pola
kedua ini dilakukan di Jawa Barat dan Jawa Timur. Pola ini lebih mirip seperti
contract farming di mana koperasi bertindak sebagai pembeli tunggal produk susu
koperasi.
Pola ketiga adalah kegiatan peternakan sapi perah dengan jaminan pihak
ketiga, yaitu berbentuk usaha ataupun perusahaan susu komersial. Di Jawa Barat,
dalam area persusuan. Pertama adalah koperasi persusuan primer dan koperasi
persusuan sekunder.
Koperasi persusuan primer (termasuk KUD yang mempunyai unit usaha
para peternak sapi perah yang menjadi anggota-anggotanya. Koperasi ini secara
konseptual diharapkan menjadi wadah perjuangan para peternak sapi perah untuk
memperkuat posisi tawar mereka dalam menentukan harga jual produk susu
susu anggota agar tidak cepat rusak dan terkontaminasi. Koperasi primer ini
sebagai suatu wadah tunggal, memperjuangkan kendali harga beli susu terhadap
IPS dan mendistribusikan kuota produksi pada masing- masing koperasi primer
sebagai koperasi produsen pertanian. Dengan sifatnya yang serba usaha dalam
pengertian serba keanggotaan, serba fungsi dan serba komoditi KUD mempunyai
pengertian yang sangat luas, tidak spesifik dan sulit menetapkan kompetensi dan
bisnis intinya. Serba komoditi berarti menangani berbagai komoditi dalam satu
koperasi, seperti beras, ternak, kopi, ikan dan lainnya. Serba fungsi berarti
menangani berbagai fungsi dalam satu koperasi, seperti pemasaran, distribusi dan
pelayanan kepada anggota dan non anggota. Oleh karena itu koperasi dituntut
menengah, dan koperasi. Secara umum, tujuan dari penelitian yang telah
bawah ini.
untuk tahun 1999. Produk susu olahan KPBS yang menjadi variabel keputusan
adalah susu dingin, susu pasterisasi dalam kemasan 500 ml (susu pack), susu
segar, susu pasteurisasi coklat dan susu pasteurisasi strawberry. Kendala yang
dimasukkan dalam model program linier meliputi bahan baku, bahan penolong,
jam kerja mesin, kendala transfer, jam tenaga kerja langsung, dan produksi
serta mengurangi produksi dan penjualan susu dingin ke industri pengolahan susu.
atau Rp. 1.47 milyar di atas pendapatan pada tingkat aktualnya. Kondisi optimal
pasteurisasi antara lain mesin PHE, homogenizer, bahan baku, stabilizer, dan
panncau 4R. Hasil analisis juga menunjukan masih banyaknya sumber daya yang
berlebih seperti bahan baku penolong, jam kerja mesin, dan tenaga kerja langsung.
Widhiani (2001) melakukan penelitian mengenai optimalisasi produksi
susu kental manis (SKM) pada PT Friesche Vlag untuk bulan februari hingga
April 2001. Ada dua jenis produk yang produksi optimalnya menjadi variabel
keputusan pada model program linier yaitu SKM bendera putih dan SKM bendera
coklat. Hasil analisis olahan optimal menunjukkan tingkat produksi optiaml untuk
SKM bendera putih sebesar 194,500 dan SKM bendera coklat sebesar 99,500
karton. Produksi optimal ini menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 15754 milyar
yang berarti lebih besar sebesar Rp 435 juta dari pendapatan aktualnya. Produksi
pada tingkat optimal mampu menekan waktu kerja menganggur pada sejumlah
produksi mie Instan di PT Jakarama Tama Ciawi Jawa Barat. Produksi mie instan
pada kondisi aktual yang dilakukan belum optimal. Ada jenis mie instan yang
113.930,64 karton, G100GS sebesar 1.700 karton, GEGS sebesar 1.237,5 karton,
GMS-GSP sebesar 1.335 karton dan GMS-GAM sebesar 770 karton dan mie
pada kondisi aktual total produksi sebesar 260.022 karton, sehingga terdapat
selisih tingkat produksi yang positif yaitu tingkat produksi pada kondisi aktual
dilihat dari data produksi aktual yang terjadi di perusahaan dan data optimal
produksi yang telah diolah dengan program linier. Sebagian besar peneliti
ini. Pada penelitian ini dipilih lembaga Koperasi Unit Desa (KUD) mengingat
topik optimalisasi produksi susu olahan di unit usaha susu KUD Mitrayasa
terdapat produk olahan lainnya yang berbeda yaitu yoghurt. Dalam menjalankan
untuk tiga jenis produk susu yang dihasilkan yaitu susu dingin, susu pasteurisasi,
untuk mengubah masukan sumber daya guna menciptakan barang dan jasa yang
produksi, dimulai dari unit terkecil dari kegiatan produksi, yang biasanya
proses menghasilkan produk atau jasa yang membawa kepada keluaran akhir.
Masukan Proses
Material transformasi atau konversi Keluaran :
Mesin Manajemen Operasi : Produk
Fasilitas Desain sistem Perencanaan dan Jasa
Energi
pengendalian operasi
Informasi
dan teknologi
antara faktor- faktor produksi atau input. Hubungan antara input yang digunakan
dalam proses produksi dengan jumlah output yang dihasilkan disebut fungsi
produksi (Lipsey, 1995). Dalam fungsi produksi biasanya jumlah yang diproduksi
tergantung pada jumlah bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan modal yang
dari input yang ada secara efisien atau bagaimana mengoptimalkan produksi
Produksi (KKP) dan garis isorevenue. KKP merupakan suatu kurva yang
adalah garis yang menunjukkan kombinasi produk yang dapat dijual perusahaan
ada hanya untuk memproduksi dua barang, yaitu X1 dan X2. Perusahaan harus
yaitu sebesar TR2 . Kombinasi produk optimal ini dicapai dicapai pada saat KKP
yang ditunjukan pada titik a dan b maka penerimaan yang diperoleh hanya sebesar
X1 TR2
a c
Q1 E
b
O
Q2 TR1 X2
Keterangan :
X1 : Produk 1
X2 : Produk 2
TR1 : Total Penerimaan 1
TR2 : Total Penerimaan 2
E : Kombinasi produksi optimal
Q1 : Jumlah produk 1 yang dihasilkan pada kondisi
Q2 : Jumlah produk 2 yang dihasilkan pada kondisi
a,b : Kombinasi produksi yang tidak optimal
c : Kombinasi optimal yang tidak dapat dicapai
kombinasi yang tidak dapat dicapai melebihi batas, pilihan ditunjukkan oleh
kebutuhan untuk memilih titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas,
bawah.
jumlah barang lain yang harus dikorbankan untuk menambah barang X sebesar
komoditi tersebut.
Posisi biaya paling rendah pada tingkat output tertentu dicapai ketika
kurva isoquant dan garis isocost bersinggungan. Kurva isoquant adalah kurva
kapital dan tenaga kerja untuk menghasilkan output sebesar Qo. Metode produksi
yang paling efisien adalah pada titik E yaitu menggunakan kapital sebesar Ko dan
tenaga kerja To. Kombinasi input tersebut akan memberikan biaya yang paling
minimal yaitu sebesar TC 1 . Pemilihan kombinasi input selain pada titik E akan
menyebabkan biaya yang digunakan bukan biaya yang paling minimal. Sebagai
contoh, apabila memilih kombinasi input yang ditunjukkan pada titik a atau b
maka biaya yang digunakan menjadi lebih tinggi yaitu sebesar TC 2 dan TC 3 .
K
a
E
Ko b Qo
Keterangan :
K : Jumlah input kapital
T : Jumlah input tenaga kerja
TC1 : Total Cost 1
TC2 : Total Cost 2
TC3 : Total Cost 3
QO : Kurva isoquant
E : Kombinasi input optimal
KO : Jumlah kapital yang digunakan pada kondisi optimal
TO : Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada kondisi optimal
a,b : Kombinasi input yang tidak optimal
jumlahnya. Posisi output paling maksimal juga dicapai ketika kurva isoquant
Pemilihan metode produksi selain pada titik E akan menyebabkan output yang
dicapai tidak maksimal. Sebagai contoh, apabila perusahaan berproduksi pada titik
a atau b maka biaya yang digunakan sama besar tetapi tingkat output yang
dihasilkan lebih rendah sebesar Q1 . Tingkat output yang tidak dapat dicapai
karena membutuhkan biaya yang lebih tinggi daripada biaya yang sudah
ditentukan.
Ko
E Q3
Q2
b Q1
T
Gambar 4. Maksimisasi Output
Sumber Nicholson, 1999
Keterangan :
K : Jumlah input kapital
T : Jumlah input tenaga kerja
TC1 : Garis isocost
Q1 : Kurva isoquant 1
Q2 : Kurva isoquant 2
Q3 : Kurva isoquant 3
E : Kombinasi input optimal
Ko : Jumlah kapital yang digunakan pada kondisi optimal
To : Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada kondisi optimal
a,b : Kombinasi input yang tidak optimal
hasil terbaik dalam situasi tertentu. Dengan pendekatan normatif dapat diketahui
output yang paling baik (the best output), dengan menggunakan masukan (input)
yang dalam prakteknya serba terbatas. Dalam keadaan serba terbatas itulah harus
letak pentingnya Riset Operasi (RO) sebagai alat atau teknik untuk memecahkan
persoalan pencapaian output yang optimum dengan input yang seba terbatas
1. Definisi masalah
Tiga aspek utama pada tahap ini adalah deskripsi tentang sasaran atau tujuan
dari studi tersebut, identifikasi alternatif keputusan dari sistem tersebut dan
2. Pengembangan model
Pada tahap ini yang harus diperhatikan adalah model yang paling sesuai untuk
kuantitatif dari tujuan dan batasan masalah dalam bentuk variabel keputusan.
3. Pemecahan Model
Sebuah model adalah absah jika, walaupun tidak secara pasti mewakili sistem
tersedia.
5. Implementasi
Pada tahap ini, hasil operasi harus diterjemahkan oleh peneliti secara terperinci
dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pihak yang akan mengoperasikan
sistem tersebut.
dua yaitu tanpa kendala dan dengan kendala. Pada optimalisasi tanpa kendala,
faktor- faktor yang menjadi kendala terhadap fungsi tujuan diperhatikan dalam
menentukan titik maksimum atau minimum fungsi tujuan. Salah satu alat riset
operasi yang paling efektif dan paling banyak digunakan untuk memecahkan
Program linier menurut Soepranto (1988) ialah salah satu teknik dari Riset
disusun dengan persamaan linier. Program linier juga dapat didefinisikan sebagai
(Nasendi dan Anwar, 1985). Hal ini berkaitan erat dengan alokasi sumberdaya dan
dana terbatas guna mencapai tujuan atau sasaran perusahaan secra optimal.
meyulitkan analisisnya dan bahkan tidak mungkin dikerjakan dengan cara manual
secara manual dengan bantuan cara perhitungan simplex, yaitu suatu cara
yang terbatas.
Program linier terdiri dari dua macam fungsi, yaitu fungsi tujuan dan
fungsi kendala. Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan sasaran atau
biaya yang minimum. Sedangkan fungsi kendala adalah bentuk penyajian secara
ke berbagai kegiatan.
berikut :
n
Maksimisasi atau minimisasi : Z = CjXj , untuk j = 1, 2,....n atau
j =1
n
Memenuhi syarat kendala :1. aijXj (=, =, =) bi, untuk i = 1,2,...n
j =1
2. Xj = 0
Asumsi dasar yang menjadi ciri khas dari model linear programming
atau fasilitas yang tersedia akan berubah sebanding dengan perubahan tingkat
kegiatan.
5. Deterministik, berarti bahwa semua parameter dalam model LP tetap dan dapat
tidak dapat dicapai pada kehidupan nyata dengan memberikan analisis pasca-
perubahan diskrit atau kontinyu dalam berbagai parameter dari model tersebut.
ketidakpastian selalu ada. Faktor ketidakpastian ini sering terjadi pada perubahan
pada batas yang paling kecil (lower limit) dan batas yang paling besar (upper
limit). Artinya, apa yang akan terjadi pada solusi optimum bila parameter bi
diubah menjadi lebih dari bi yang ada (bi+ ?bi) dan yang lebih rendah (bi- ?bi)
(Soekartawi, 1992). Analisis ini memberikan karakteristik dinamis pada model
optimum sebagai hasil dari perubahan dalam parameter model. Tujuan akhir dari
salah satu dari kategori berikut: perubahan perubahan dalam koefisien fungsi
menyatakan bahwa semua parameter model (aij, Cj dan bi) diketahui konstan.
Dalam kenyataannya, asumsi ini sulit sekali atau tidak sama sekali terjadi. Oleh
sebab itu perlu dilakukan analisis pasca optimal atau post optimal. Analisis post
perah. Oleh karena itu setiap usaha yang dijalankannya dituntut untuk mampu
beroperasi secara efisien dan mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi tanpa
harus menghilangkan jati dirinya sebagai suatu badan usaha koperasi. Selain itu,
kondisi persaingan dalam memenuhi permintaan akan susu dalam domestik juga
Salah satu teknik riset operasi yang dapat digunakan dan diterapkan dalam
aktivitas produksi sehingga satu kriteria tertentu menjadi optimal (minimum atau
maksimum).
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan kalkulator dan
KUD Mitrayasa. Variabel keputusan yang ada dalam model menunjukkan tingkat
produksi optimal setiap jenis produk susu yang dihasilkan dalam mencapai tujuan
penolong, ketersediaan jam kerja mesin, ketersediaan tenaga kerja langsung dan
optimal untuk mengetahui bagaimana solusi optimal yang akan diperoleh jika
susu olahan pada unit usaha susu di KUD Mitrayasa ditampilkan secara ringkas
pada Gambar 5.
Tasikmalaya dan telah memiliki unit pengolahan susu segar sendiri. Saat ini
dalam usaha mengelola usaha sapi perah, khususnya pemasaran susu segar dijual
ke IPS (Industri Pengelola Susu) yaitu PT. Ultrajaya dan Indomilk Jakarta. Dan
sisanya dijual ke konsumen dalam bentuk susu segar, susu pasteurisasi, dan
yoghurt. Disamping itu unit usaha susu KUD Mitrayasa merupakan unit usaha
utama karena telah memberikan pendapatan terbesar bagi KUD. Penelitian ini
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
langsung dengan manajer produksi dan kepala gudang serta pegawai KUD untuk
dengan unit usaha pengolahan susu, studi literatur lainnya yang relevan dengan
untuk mengelola susu, baik susu segar maupun susu olahan di KUD selama tahun
pemasaran.
5. Besar penggunaan bahan baku dan bahan penolong yang menjadi kendala.
jenis diantaranya susu dingin, susu segar, pasteurisasi dan yoghurt dalam satuan
liter.
perusahaan. Perumusan fungsi tujuan dimulai dengan menentukan harga jual dan
biaya produksi untuk setiap liter susu. Selanjutnya dibentuk persamaan tujuan
9
Memaksimumkan : Z = ( Pj Rj )Xj
j =1
9
Z= jXj
j =1
Keterangan :
Z = Tingkat keuntungan yang ingin dimaksimumkan (Rp).
Pj = Harga jual jenis produk ke-j (Rp/liter).
Xj = Jumlah produk ke-j yang dihasilkan (liter) dimana: j =1 untuk susu
pasteurisasi cup coklat, j =2 susu pasteurisasi cup strawberry, j =3 susu
pasteurisasi cup vanila, j =4 susu pasteurisasi cup melon, j =5 susu
pasteurisasi cup plain, j =6 yoghurt strawberry, j =7 yoghurt melon, j =8
yoghurt plain, j =9 susu dingin.
Rj = Biaya produksi yang digunakan oleh jenis produk ke-j (Rp/liter).
p j = Koefisien sumbangan keuntungan per liter produk (Rp/liter)
Bahan baku utama pembuatan susu dingin untuk IPS, pasteurisasi dan
yoghurt adalah susu segar. Untuk susu pasteurisasi di KUD Mitrayasa adalah susu
dengan spesifikasi kandungan fat 3.6, pH 6.8-7.2 dan alkohol negatif (-).
ajXj BB
Keterangan :
aj = Koefisien penggunaan bahan baku susu segar untuk produk ke-j
(liter/liter).
BB = Ketersediaan bahan baku selama tahun 2006 (liter).
bijXj BPi
Keterangan :
bij = Penggunaan bahan penolong ke- i untuk satu liter produk ke-j (kg/liter),
dimana: i =1 untuk bubuk coklat (kg), i =2 untuk gula (kg), i =3 untuk
flavour strawberry (liter), i =4 untuk flavour vanila (liter), i =5 untuk
flavour melon (liter), i =6 untuk pewarna strawberry (kg), i =7 untuk
pewarna melon (kg), i =8 untuk lactobacillus (gram) , i =9 untuk cup
(buah), i= 10 untuk lid cup (buah), i = 11 untuk plastik (lembar).
BPi = Ketersediaan bahan penolong ke- i dalam satu tahun (kg, liter, buah,
lembar).
c. Kendala ketersediaan jam kerja mesin ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
cijXj Ji
Keterangan :
cij = Koefisien kebutuhan jam kerja mesin ke- i untuk menghasilkan satu liter
produk ke-j (jam/liter).
Ji = Ketersediaan jam kerja mesin pada jam kerja normal selama tahun 2006
(jam).
Xj = JPXj
Keterangan :
JPXj = Jumlah penjualan produk ke-j selama tahun 2006 (liter).
dijXj JTi
Keterangan :
dij = Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung bagian ke-i untuk
menghasilkan satu liter susu jenis ke-j (jam/liter) dimana: i =1 untuk plate
cooler, i =2 untuk tangki penyalur, i =3 untuk tangki penerima, i =4 untuk
PHE, i =5 untuk mesin cup, i = 6 untuk kompor gas, i=7 untuk alat
pencampur I, i=8 untuk inkubator, i=9 untuk alat pencampur II, i=10 untuk
pengemas plastik.
JTi = Ketersediaan jam tenaga kerja bagian ke-i pada jam kerja normal untuk
berproduksi selama tahun 2006 (jam).
produksi susu olahan KUD Mitrayasa. Penggunaan metode ini didasarkan pada
hasil studi empirik yang menunjukkan bahwa output yang dihasilkan program
linear sesuai dengan tujuan penelitian ini. Selain itu program linear memiliki
beberapa keunggulan diantaranya fungsi tujuan yang dapat fleksibel dan bisa
menggunakan banyak variabel. Kelemahan metode ini adalah hanya dapat
analisis pasca-optimal.
input dan output serta penentuan fungsi tujuan. Kemudian diolah dengan bantuan
1. Analisis Primal
dan kuantitas dari aktivitas yang bersangkutan. Aktivitas yang tidak termasuk
skema optimal akan memiliki nilai reduced cost. Dengan membandingkan antara
akan diketahui apakah selama ini kegiatan produksi perusahaan sudah optimal
atau belum.
Nilai dual (dual price) menunjukkan perubahan yang akan terjadi pada
fungsi tujuan apabila sumberdaya yang digunakan berubah sebesar satu satuan.
Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai slack atau surplus dan nilai dualnya.
Nilai dual sering disebut shadow price yang menunjukkan batas harga tertinggi
dan slack/surplus <0, sedangkan jika nilai slack/surplus >0, maka sumberdaya
aktif karena kendala ini membatasi fungsi tujuan, sedangkan kendala berlebih
termasuk kendala tidak aktif karena kendala ini kendala yang tidak habis terpakai
dalam proses produksi dan tidak mempengaruhi fungsi tujuan apabila terjadi
3. Analisis Sensitivitas
dua parameter input dalam program linier yaitu keuntungan per unit produk dan
yang masih diperbolehkan tanpa merubah nilai dual price. Selang perubahan
fungsi tujuan dan perubahan nilai ruas kanan model ditunjukkan pada nilai batas
penjualan terendah untuk produk susu pasteurisasi cup plain, sehingga dilakukan
satu liter produk tersebut diluar range terhadap keputusan produksi. Hal ini
permintaan minimum untuk susu dingin terhadap keputusan produksi dan alokasi
sumberdaya. Hal ini dikarenakan kapasitas angkut dari (IPS) Industri Pengolah
Susu susu dingin dikirim dalam jumlah relatif tetap sehingga menuntut adanya
dan berdiri pada tahun 1973. KUD Mitrayasa memperoleh hak badan hukum No.
memiliki tiga unit usaha yaitu unit usaha pertanian, perdagangan dan unit usaha
peternakan sapi perah untuk menampung susu sapi dari para peternak anggotanya.
KUD tersebut memiliki luas 8.077 ha, yang berada pada ketinggian 400-960 m
dari permukaan laut, terdiri dari tanah sawah seluas 2.355 ha, tanah darat 4.995
ha, tanah basah 127 ha dan tanah perkampungan 600 ha. Hal ini sangat
yang dimiliki seluas 9 x 12 m. Saat ini wilayah kerja unit usaha susu KUD
sapi perah. Wilayah tersebut meliputi daerah Ciamis, Panjalu, Rajapolah, Ciawi,
Desa Ciguha, Desa Cikerenceng, Desa Tewel, Desa Picung, Desa Cikadu, Desa
Nanggewer. Data Populasi Sapi Perah Tahun 2006 dari tiap daerah dapat dilihat
dengan meningkatkan pelayanan. Pada unit usaha susu sapi perah, KUD terus
Keanggotaan KUD Mitrayasa terdiri dari anggota penuh 755 orang, calon
anggota 200 orang, dan masyarakat yang dilayani 7.950 orang. Adapun
perkembangan Jumlah Anggota Kelompok Sapi Perah dan Jumlah Sapi Perah
Tabel 2. Perkembangan Jumlah Anggota Kelompok Sapi Perah dan Jumlah Sapi
Perah KUD Mitrayasa tahun 2003-2006
No Tahun Jumlah anggota Jumlah sapi perah
1 2002 345 1.400
2 2003 345 1.400
3 2004 345 1.400
4 2005 345 1.400
5 2006 450 1.157
Sumber : Rapat Anggota Tahunan, 2003-2006
Rajapolah. Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2005 adalah 737
ekor akseptor dilayani yang menghabiskan 951 dosis, dengan nilai SC 1,3 dan CR
61,47. Anak sapi la hir hasil IB selama tahun 2005 tercatat sebanyak 458 ekor (220
Koperasi Unit Desa Mitrayasa merupakan salah satu koperasi multi usaha,
yakni usaha peternakan sapi perah, perkreditan dan jasa, perdagangan dan
pertanian.
(1) Unit usaha peternakan sapi perah merupakan bagian dari usaha yang ada di
KUD. Populasi sapi perah saat ini tercatat sekitar 1157 ekor, rata-rata perhari
susu yang diterima di KUD sekitar 4.200 liter atau 4,2 ton dengan sistem
yang dimiliki para peternak terdiri dari sapi lokal, sapi APBD, sapi Puskopsi,
sapi BRI, sapi Bukopin. Unit usaha ini membawahi dua kegiatan usaha yaitu
susu dingin dan pasteurisasi. Unit usaha ini baru dirintis dan dimulai pada
bulan April 2006, dan diharapkan sudah mulai berjalan secara optimal. Tujuan
peternak supaya harga susu dapat lebih baik. Peralatan untuk unit sus u
(2) Unit usaha perkreditan dan Jasa. Saat ini usaha perkreditan dan jasa terdiri dari
(3) Unit usaha perdagangan. Saat ini unit perdagangan melakukan usaha untuk
memenuhi kebutuhan anggota dan usaha jasa wartel. Diharapkan untuk masa
yang akan datang semua anggota dapat aktif dan dapat terpenuhi kebutuhan
dihadapi unit usaha perdagangan ini adalah permodalan. Unit usaha ini untuk
(4) Unit usaha pertanian. Unit usaha ini membidangi usaha dan pelayanan
dibidang RMU (Rice Milling Unit), penjualan pupuk dan pelayanan KUT,
penyediaan pangan atau beras dan GLK (Gudang Lantai Jemur dan Kios).
melakukan mitra dengan anggota pengelola gabah dan beras. Demikian pula
dengan bidang yang lainnya seperti penyediaan pupuk, karena pupuk saat ini
dijual bebas dikalangan masyarakat luas. Untuk Pelayanan KUT, dana KUT
masyarakat.
organisasi koperasi terdiri dari : (1) Rapat Anggota, (2) Pengurus, dan Badan
adalah sebagai anggota penuh, calon anggota dan masyarakat yang dilayani.
Anggota penuh sebagian besar berasal dari kelompok anggota sapi perah.
titipan lainnya.
tahunan berada pada anggota. Rapat anggota tahunan ini beranggotakan seluruh
dapat diadakan atas kehendak pengurus atau permintaan tertulis dari sepersepuluh
menyusun rencana kerja dan rencana anggaran untuk tahun buku yang akan
datang, pembagian sisa hasil usaha (SHU), serta memilih dan menetapkan anggota
pengurus.
Pengurus koperasi dip ilih dari dan oleh anggota dalam suatu Rapat
melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi, serta mewakili
pelaksanaan tugas, serta memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Pengurus
berhak menerima SHU setiap tahun ditambah uang jasa yang besarnya ditentukan
oleh rapat anggota. Masa jabatan selama lima tahun dan dapat dipilih kembali.
membuat laporan tertulis tentang hasil pemeriksaannya dan memberi saran kepada
koperasi. Fungsi badan pengawas ini dilakukan oleh akuntan publik yang
menunjuk seorang atau lebih untuk menjadi pengawas. Tugas akuntan publik
dalam hal ini sama dengan badan pengawas yaitu meneliti catatan yang ada pada
publik diangkat diluar anggota atau pengurus maka akuntan publik tidak
mendapat SHU tetapi menerima gaji yang disetujui oleh rapat anggota.
yang semakin banyak, KUD mengangkat ketua unit untuk mengelola unit
usahanya. Secara umum tugas para ketua unit usaha adalah membuat rencana
kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja unit usaha yang bersangkutan,
umum dan keuangan dengan tertib, memimpin dan mengkoordinir karyawan unit
serta laporan keuangan bulanan. Dalam menjalankan tugasnya ketua unit usaha
pada daerah tertentu. Komda bertugas untuk mengatur dan mengawasi keadaan
Kegiatan tata usaha dan umum dalam lingkungan KUD Mitrayasa meliputi
kegiatan tata usaha keadministrasian dan sistem pengarsipan. Sistem yang telah
berjalan sampai saat ini yaitu sistem komputerisasi. Hal ini berguna untuk
mekanismenya dalam ruang lingkup organisasi dilakukan di unit karena sistem ini
susu segar secara kualitatif dan kuantitatif. Disamping itu memberikan kepastian
pengolah susu dari PT Elecrem pada tahun 2001. Namun kerjasama tersebut
dibatalkan karena harga yang ditawarkan sangat tinggi. Pada tahun 2002 pengurus
KUD melakukan upaya dan kerjasama dengan pihak Bioteknologi LIPI Cibinong
Bogor. Upaya tersebut mendapat tanggapan positif dari pihak LIPI yang bersedia
yang diperoleh dari modal sendiri. Hal ini dikarenakan KUD Mitrayasa tela h
beroperasi dari tahun 1973 dan memiliki tiga unit unit usaha sebelum membentuk
hari kerja. Susu juga dapat diolah sementara atau diawetkan serta ditampung di
untuk bekerja, karena kerusakan susu dapat ditekan baik ditingkat peternak
maupun koperasi.
Desa Guranteng dan Pagerageung. Hal ini dikarenakan supaya lebih dekat dengan
pabrik masing- masing berada di pinggir jalan raya Pagerageung dan jalan raya
yang letaknya di Desa Guranteng supaya lebih dekat dengan lokasi anggota para
potensial, selain itu letak pabrik dekat dengan jalan raya yang merupakan
dan perbankan telah tersedia di sekitar lokasi pabrik. Pengaturan tata letak pabrik
1. Bangunan Kantor
Bangunan kantor ini merupakan ruangan dwifungsi yaitu sebagai ruang tamu,
2. Bangunan produksi
Bangunan ini terdiri dari ruang penerimaan susu, ruang laboratorium, ruang
3. Bangunan penunjang
Bangunan ini terdiri dari ruang-ruang yang digunakan untuk ruang panel listrik,
ruang bengkel dan suklu cadang, ruang ganti pakaian dan toilet serta ruang pos
penjagaan.
Tata letak alat disusun berdasarkan urutan proses serta fungsi dan luas
ruangan pabrik yang tersedia. Hal ini bertujuan agar selama proses pengolahan
susu dapat berjalan secara efektif dan efisien. Denah pabrik dapat dilihat pada
lampiran.
usaha peternakan sapi perah. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh ketua unit usaha
Dalam menjalankan tugasnya Ketua dibantu oleh tiga orang kepala bagian,
Lampiran 2.
kualitas baik susu yang diterima maupun susu yang dikirimkan. Bagian
bertanggung jawab kepada ketua unit usaha. Bertugas menjaga kualitas susu segar
dan mengolah, mengawasi serta memberi petunjuk jalannya produksi dan bagian
(1) Bagian teknik dan mesin, bertugas dalam operasional, pemeliharaan dan
(2) Bagian proses, bertugas mengawasi jalannya proses, mencampur susu dengan
(3) Bagian pengemasan, bertugas melakukan pengemasan dalam cup dan plastik.
Jumlah hari kerja di MT KUD adalah tujuh hari seminggu, dengan jam kerja 10
jam perhari dari mulai pukul 07.00 12.00 dilanjutkan kemudian dari pukul
15.00- 20.00. Karyawan administrasi bekerja tujuh hari seminggu dengan jam
Susu segar yang diolah di pabrik milk treatment KUD berasal dari sapi
yang dipelihara oleh peternak anggota. Pemerahan susu dilakukan dua kali sehari,
sekitar pukul 06.00 WIB dan pukul 14.30 WIB. Para peternak menyetorkan
Reception Vat berkapasitas 100 liter. Pengujian terhadap susu segar dilakukan di
setiap Komda, meliputi organoleptik (warna, bau, dan rasa), uji alkohol dan uji
berat jenis menggunakan laktometer dengan standar berat jenis 1, 027. Susu yang
.Susu yang ditolak karena kualitasnya yang rendah dapat disebabkan oleh
penyakit, perawatan dan pemerahan yang kurang baik. Penolakan susu ini jarang
terjadi dan volumenya juga kecil, kebanyakan susu yang ditolak, digunakan oleh
penerimaan susu setelah itu susu diangkut ke Milk Treatment menggunakan truk
kualitas susu akan diberi peringatan sampai tiga kali, jika tidak dipenuhi maka
susunya akan ditolak. Namun biasanya setelah satu kali diberi peringatan, kualitas
susu segar kembali baik. Jika susu mengalami penurunan kualitas, Komda akan
Penerimaan susu di Milk Treatment juga dilakukan dua kali sehari, pukul
07.00 sampai 10.00 pagi hari dan 14.00 sampai 17.00 sore hari. Untuk segera
diberi penanganan baik itu susu dingin, pasteurisasi, ataupun yoghurt. Adapun
bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi di pabrik MT KUD terdiri
dari bubuk coklat, gula pasir, flavour strawberry, flavour melon, flavour vanila,
PT. Indah Cup Sukses, sedangkan bubuk coklat, pewarna, flavour dari toko eceran
sebelum dialirkan ke cooling unit (plate cooler). Alat ini berjumlah 31 unit
dengan kapasitas 100 liter sampai 120 liter. Alat ini dilengkapi dengan dengan
KUD Mitrayasa memiliki empat unit plate cooler dengan kapasitas olah masing-
masing 1666,67 liter/jam, 400 liter/jam, 333,33 liter/jam, dan 200 liter/jam.
Ukuran panjang 0,5 meter, lebar 0,3 meter, dan tinggi 1,8 meter. Prinsip kerja alat
ini adalah menggunakan gas freon yang menyebabkan terjadinya penurunan suhu
3. Srorage Tank
Alat ini berfungsi sebagai penampung sementara susu dingin (chilled milk)
setelah diprosees oleh plate cooler, di dalam alat ini suhu susu dipertahankan agar
4o C. Alat ini berjumlah 2 unit dengan kapasitas 4000 liter dan 4800 liter. Alat ini
dilengkapi dengan agigator, pompa, kontrol volume dan termometer. Prinsip kerja
alat ini adalah pengisolasian kondisi ruangan terhadap udara luar untuk
didalamnya terjadi pemanasan dan pendinginan susu. Alat ini berjumlah satu unit
2000 liter/jam yang terdiri dari tangki penampung atau penyalur, tangki penerima,
pipa pasteurisasi, dan tangki penyimpan. Alat ini dilengkapi dengan pompa.
berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 1,95 meter, lebar 0,3
meter dan tinggi 1,5 meter. Prinsip kerja alat ini adalah perpindahan panas melalui
cup 150 ml. Berjumlah satu unit dengan kapasitas kemas 80 liter /jam. Gelas (cup)
yang terbuat dari polystirene dimasukkan pada tempat cup yang ada pada alat,
secara otomatis dengan tenaga listrik cup akan jatuh ke bantalan cup kemudian
bantalan akan bergerak maju disinari ultra violet, setelah itu ke pengisian. Setelah
dengan plastik yang direkatkan dengan bantuan panas, kemudian plastik dipotong
seukuran mulut cup dan cup akan keluar menuju conveyor untuk dipindahkan ke
krat.
6. Kompor Gas
Susu segar dipanaskan di atas kompor sampai mencapai suhu 85o C sambil
yang baik untuk inokulasi bakteri. Selain itu, perubahan kasein karena pemanasan
akan memberikan hasil akhir yang baik dengan kondisi yang seragam.
bakteri asam laktat yaitu Lactobacilus bulgaricus. Selain itu juga digunakan untuk
pencampuran essence yaitu menambah cita rasa yoghurt ditambahkan flavor atau
8. Incubator
Bakteri ini bersifat termodurik dan homofermentatif, dengan suhu optimum untuk
9. Plastik
Milk Treatment KUD Mitrayasa memproduksi tiga jenis susu yaitu susu
dingin (chilled milk), susu pasteurisasi dan yoghurt. Masing- masing diolah dengan
untuk masing- masing susu olahan. Susu pasteurisasi yang diproduksi terdiri dari
susu pasteurisasi murni dan pasteurisasi rasa. Susu pasteurisasi murni (plain) dan
rasa memiliki kemasan 150 ml. Susu pasteurisasi rasa terdiri dari susu pasteurisasi
coklat, stawberry, vanila, melon. Sedangkan yoghurt terdiri dari rasa strawberry,
melon dan yoghurt plain. Untuk susu pasteurisasi dan yoghurt memiliki waktu
Susu dingin adalah susu yang telah mengalami proses pendinginan pada
plate cooler (cooling unit) sehingga suhu menjadi 4o C. Susu yang diproses
menjadi susu dingin adalah semua susu yang dibawa ke MT telah diuji oleh
Setelah ditimbang dan disaring susu ini dialirkan ke plate cooler. Susu
yang masuk ke plate cooler bertemperatur sekitar 27,5-30o C. Plate cooler ini
lempengan logam stainless steel, dimana lempengan tersebut dialirkan susu dan
air es dengan suhu 0-2o C yang keduanya mengalir secara terpisah dan berlawanan
arah pada waktu yang bersamaan sehingga akan terjadi transfer panas antara air
susu dan air dingin. Hasil transfer itu mengakibatkan suhu susu turun menjadi 2-
4o C. Susu dingin ini dapat bertahan selama seminggu di dalam cooling unit
Penimbangan dan
Penyimpanan Sementara
Storage Tank
8800 liter, suhu 4o C
Pemasaran ke IPS
Gambar 6. Proses Pengolahan Susu dingin
untuk diangkut ke IPS. Dalam tangki ini suhu susu akan dipertahankan 4o C,
2. Susu Pasteurisasi
penyakit yang dibawa oleh susu dengan mengurangi seminimal mungkin cita rasa
susu segar (whole milk). Pasteurisasi yang tepat akan menghancurkan semua
organisme patogen.
suhu tinggi (85o C) dalam waktu singkat yaitu selama 5 detik. Pemanasan yang
singkat dapat menekan penurunan nilai gizi dari susu. Proses ini berlangsung di
mesin Plate Heat Exchanger (PHE). Proses pengolahan susu pasteurisasi dapat
a. Pencampuran
bahan-bahan penolong pada susu pasteurisasi rasa ini adalah sebagai berikut:
1. Susu pasteurisasi coklat
ditambahkan bahan penolong yang terdiri dari 0,007 kg coklat bubuk, 0,1 kg gula
Bahan penolong yang dicampurkan ke dalam satu liter susu terdiri dari 0,1
Bahan penolong yang dicampurkan ke dalam satu liter susu terdiri dari 0,1
Bahan penolong yang dicampurkan ke dalam satu liter susu terdiri dari 0,1
dilakukan oleh mesin selama 10 menit untuk 1.000 liter susu. Setelah susu dan
a. Pemanasan awal
panas (plate heat exchanger). Sistem penukar panas yang digunakan adalah sistem
regenerasi, maksudnya susu segar yang akan di pasteurisasi tidak secara langsung
dipanaskan. Tujuan pemanasan awal pada ruang regenerasi ini adalah untuk
ruang pemanasan, ruang regenerasi, ruang pendinginan. Susu segar yang berasal
dari tangki penampung dengan bantuan pompa akan dialirkan ke ruang regenerasi
untuk mendapatkan pemanasan awal. Pemanasan susu pateurisasi yang keluar dari
plate heat exchanger (PHE), susu yang keluar dari proses regenerasi ini akan
b. Pemanasan akhir
ruang pasteurisasi pada rangkaian alat plate heat exchanger (PHE) yang letaknya
bersebelahan, dimana pada ruang pasteurisasi tersebut susu akan dipanaskan yang
adanya pertukaran panas dari uap air yang bertemperatur 98o C yang berasal dari
boiler dan dialirkan melalui pipa. Setelah susu keluar dari ruang pasteurisasi,
c. Pendinginan Awal
Untuk mencegah tumbuhnya bakteri yang masih dapat hidup dalam susu
regenerator di PHE, di sini suhu susu akan turun menjadi 18,2o C akibat
persinggungan antara susu pasteurisasi dengan air es, dalam proses ini susu
Susu segar
Alat Penampung
1200 ltr/jam
Pencampuran
1000 ltr/ 10 menit
Pemanasan Awal
PHE 2000 ltr/jam suhu 50 o C
Pemanasan Akhir
PHE; suhu 85o C
Pendinginan awal
PHE; suhu 18,2o C
Pendinginan akhir
PHE; Suhu 4o C
d. Pendinginan Akhir
mengalirkan susu bersuhu 18,2o C dengan lempengan yang berisi air es, sehingga
suhu susu akan turun menjadi 2-4o C. Sebelum dilakukan pengemasan susu
Setelah proses pendinginan akhir ini susu akan dikemas melewati mesin cup.
Proses pengemasan susu pasteurisasi rasa ini dilakukan secara otomatis
80 liter susu per jam. Tenaga manusia dibutuhkan untuk menyiapkan kemasan dan
menerima susu yang telah dikemas kemudian menyusun susu yang telah di kemas
ke dalam krat. Kemasan yang digunakan berbentuk gelas (cup) dari jenis plastik
polystirene. Kemasan bentuk ini menarik dan praktis digunakan dan dilengkapi
dengan informasi penting bagi konsumen antara lain nama dan alamat pabrik,
komposisi dan tanggal kadaluarsa. Selain sebagai pelindung produk dari pengaruh
luar kemasan cup ini juga berfungsi menarik minat konsumen untuk membeli
3. Yoghurt
Dengan fermentasi ini maka rasa susu akan menjadi asam, karena adanya
perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh bakteri-bakteri tersebut. Apabila tidak
diinginkan rasa yang tidak terlalu asam, tambahkan zat pemanis (gula, sirup)
terdiri dari rasa strawberry, melon, dan yoghurt plain. Kecuali untuk yoghurt plain
masing- masing adalah flavour 0,002 liter ; 0,001 liter dan 0,003 kg panncau 4R
a. Susu segar dipanaskan pada suhu 85o C. Ini untuk mencegah kontaminasi dan
merupakan kondisi yang baik untuk inokulasi bakteri. Selain itu, perubahan
kasein karena pemanasan akan memberikan hasil akhir yang baik dengan
c. Susu yang telah diinokulasi dengan starter diinkubasi dalam incubator (suhu
45o C) selama 4-6 jam. Untuk menambah cita rasa yoghurt ditambahkan flavor
diinkubasi.
d. Setelah diinkubasi, yoghurt diaduk dan dan dikemas dalam wadah sesuai
ukuran yang diinginkan. Fermentasi susu dilakukan pada tangki atau wadah
yang besar dan setelah diinkubasi barulah produk dikemas dalam kemasan
Pemanasan
Kompor gas; 40 liter/jam
suhu 85o C
Didinginkan
Dibiarkan; suhu 45 o C dan pemberian lactobacillus
Incubator
20 liter/jam
5.3.4. Pemasaran
Pengolahan Susu (IPS), toko dan konsumen langsung. Susu yang dijual ke IPS
adalah susu dingin sedangkan susu yang dijual ke distributor terdiri dari susu
pasteurisasi rasa coklat, strawberry, vanila, melon, plain dengan kemasan cup
masing- masing 150 ml dan yoghurt rasa strawberry, melon dan plain masing-
dilihat pada Lampiran 31. Pada lampiran dapat terlihat bahwa penjualan paling
tinggi adalah susu cup coklat. Hal ini disebabkan masyarakat lebih menyukai susu
rasa coklat dibandingkan susu murni atau rasa lainnya. Sedangkan untuk produk
yoghurt, KUD menjual satu pack yang terdiri dari tiga bungkus yaitu rasa
strawberry, melon, dan plain. Perkembangan harga jual per liter produk relatif
menunjukkan jumlah produksi susu olahan dalam satuan liter. Oleh sebab itu yang
masih harus dirumuskan adalah fungsi tujuan dan kendala berdasarkan data yang
telah dikumpulkan.
yang diperoleh. Output yang diproduksi oleh MT-KUD Mitrayasa terdiri dari susu
digunakan data mengenai harga setiap jenis produk untuk tahun 2006, harga dari
bahan baku dan bahan penolong yang sedang berlaku, penggunaan bahan baku
dan bahan penolong serta biaya produksi setiap liter produk. Data mengenai harga
jual setiap jenis produk untuk tahun 2006 ditampilkan pada Lampiran 5. Data
mengenai harga rata-rata bahan baku dan penolong ditampilkan pada Lampiran 6.
bahan baku dan penolong dan biayanya untuk setiap liter produk ditampilkan pada
Lampiran 8 sampai 25. Koefisien fungsi tujuan merupakan keuntungan dari rata-
rata tiap liter produk yang dihasilkan. Nilai tersebut diperoleh dari selisih antara
Biaya variabel rata-rata yang merupakan biaya produksi dari setiap jenis
Tabel 4. Harga Produk, Biaya Bahan Baku, Penolong, Biaya Produksi dan
Keuntungan rata-rata tiap produk
Biaya Bahan Keuntungan
Harga Biaya Biaya
Baku, perliter
Produk Jual Lain- lain Produksi
Bahan Penolong Produk
(Rp/liter) (Rp/liter) (Rp/liter)
(Rp/liter) (Rp/liter)
X1 5.333,33 4.301,73 546,67 4.848,40 484,93
X2 5.333,33 4.270,00 546,67 4.816,67 516,66
X3 5.333,33 4.071,00 546,67 4.617,67 715,66
X4 5.333,33 3.895,00 546,67 4.441,67 891,66
X5 5.333,33 2.995,00 546,67 3.541,67 1.791,66
X6 5.000,00 3.615,00 1.240,00 4.855,00 145,00
X7 5.000,00 3.240,00 1.240,00 4.480,00 520,00
X8 5.000,00 2.340,00 1.240,00 3.580,00 1.420,00
X9 2.200,00 1.700,00 180,83 1.880,83 319,17
Sumber : MT-KUD Mitrayasa, diolah
Setelah parameter input untuk setiap produk diketahui maka fungsi tujuan
Keterangan :
Xj = Jumlah produk ke-j yang dihasilkan (liter) dimana:
j =1 untuk susu pasteurisasi cup coklat, j =2 susu pasteurisasi cup strawberry, j =3
susu pasteurisasi cup vanila, j =4 susu pasteurisasi cup melon, j =5 susu
pasteurisasi cup plain, j =6 yoghurt strawberry, j =7 yoghurt melon, j =8 yoghurt
plain, j=9 susu dingin.
6.1.2. Kendala Bahan Baku
susu segar yang berasal dari sapi perah yang dipelihara oleh para peternak.
Volume susu segar yang masuk ke pabrik MT-KUD Mitrayasa selama tahun 2006
sebanyak 1.473.975,434 liter dan susut sebesar 33.901,434 liter sehingga susu
yang diproduksi sebanyak 1.440.074 liter. Jumlah penyusutan pada kondisi aktual
dan optimal pada penelitian ini diasumsikan sama besarnya. Nilai koefisien dari
masing bahan baku (liter) untuk menghasilkan setiap liter produk, sedangkan nilai
sebelah kanan merupakan ketesediaan bahan baku selama tahun 2006 di bagian
produksi susu .
Untuk tujuan penelitian ini perlu dilihat apakah pengalokasian bahan baku
untuk setiap jenis produk dapat mencapai keuntungan optimal, sehingga fungsi
kendala bahan baku dari model program linier adalah sebagai berikut :
merupakan penggunaan bahan penolong untuk tiap liter produk yang dihasilkan,
sedangkan ruas kanan merupakan persediaan bahan penolong pada tahun 2006.
Satuan kendala bahan penolong adalah bubuk coklat dalam kilogram, pewarna
dalam kilogram, flavour dalam liter, cup dalam buah, lid cup satuan buah, plastik
0.007 X1 = 360
0,001 (X4+X7) = 8
7 (X1+X2+X3+X4+X5) = 1.800.000
(h) Lactobacillus
0,01 (X6+X7+X8) = 35
waktu yang diperlukan tiap mesin untuk mengolah satu liter produk yang dalam
Ruas kanan kendala merupakan ketersediaan jam kerja mesin selama tahun
2006 yang merupakan hasil perkalian jumlah jam kerja sehari dengan jumlah hari
kerja selama tahun 2006. Dalam sehari setiap mesin dapat bekerja selama 12 jam
0,000384 X9 = 4368
Mesin plate heat exchanger ini digunakan dua kali dalam satu kali proses, jadi
koefisien dan ketersediaan jam kerjanya menjadi dua kali lipat. Untuk kendala
Tenaga kerja yang diperhitungkan dalam kendala ini adalah tenaga kerja
yang terlibat langsung dalam proses pengolahan. Dalam sehari tenaga kerja
pekerja terdiri dari bagian penampungan, mesin, teknis, proses, bagian cup dan
Dalam proses produksi, tidak semua tenaga kerja langsung terlibat dalam
proses produksi setiap produk. Penggunaan tenaga kerja untuk masing- masing
produk adalah:
(a) Susu Pasteurisasi
Susu pasteurisasi cup melibatkan 5 orang tenaga kerja langsung yang terdiri
dari seorang bagian teknis, seorang bagian mesin, seorang bagian pencampuran,
(b) Yoghurt
dari seorang bagian teknis, seorang bagian mesin, seorang bagian pencampuran
Untuk produk ini tenaga kerja yang bertugas terdiri dari 2 orang bagian teknis,
kerja merupakan besarnya curahan tenaga kerja langsung yang dibutuhkan tiap
bagian untuk menghasilkan satu liter produk dengan satuan jam liter. Besarnya
Ruas kanan kendala merupakan jumlah jam kerja yang tersedia selama
setahun pada jam kerja sehari. Proses produksi unt uk susu dingin yang dilakukan
termasuk hari libur agama atau nasional. Dengan demikian hari kerja pada tahun
2006 adalah 364 hari. Ketersediaan jam kerja merupakan hasil perkalian dari
jumlah tenaga kerja, jam kerja sehari, jumlah hari kerja, jumlah kegiatan, jumlah
mesin.
Dengan demikian kendala tenaga kerja langsung dapat dirumuskan sebagai
berikut:
=14.560
Tenaga kerja bagian ini bertanggung jawab terhadap operasional mesin plate
cooling, tangki penyalur, tangki penerima, plate heat, kompor gas, incubator,
tersedia sebesar 10 jam perhari untuk masing- masing mesin tersebut, atau
perkalian dari jam kerja seorang tenaga kerja sehari dengan jumlah mesin dan
hari kerja. Karena mesin plate heat digunakan dua kali dalam satu kali proses
maka mesin yang dihitung berjumlah empat. Ketersediaan jam tenaga kerja
0,000768 X9 = 80.080
Bagian mesin ini berperan dalam seluruh kegiatan pengolahan yang terdiri
10 x 11 x 364 x 2 = 80.080
dua tahap dan masing- masing tahap menggunakan seorang tenaga kerja,
7.280
KUD Mitrayasa minimal harus memenuhi permintaan pasar dari masing- masing
produk. Dengan adanya kendala ini akan dihindari hilangnya pangsa pasar akibat
jumlah penjualan masing- masing produk susu MT-KUD Mitrayasa dalam satuan
Pada kendala ini produk susu dingin yang dijual ke industri pengolahan
susu tidak merupakan kendala karena industri pengolahan susu tetap akan
menerima seluruh pasokan susu dari MT-KUD Mitrayasa, sehingga tidak ada
jenis susu yang seharusnya dihasilkan oleh pabrik MT-KUD Mitrayasa agar
Tabel 6. Tingkat Produksi Aktual dan Optimal Produk Susu Olahan Pabrik KUD
Mitrayasa Tahun 2006 (liter)
Tingkat produksi
Jenis Produk
Aktual Optimal
Pasteurisasi cup coklat 17.253,000 16.624,000
Pasteurisasi cup strawberry 17.253,000 15.675,000
Pasteurisasi cup vanila 5.752,000 5.433,000
Pasteurisasi cup melon 5.752,000 5.340,000
Pasteurisasi cup plain 5.752,000 214.070,859
Yoghurt strawberry 1.092,000 984,000
Yoghurt melon 1.092,000 984,000
Yoghurt plain 1.092,000 1.532,000
Susu dingin 1.387.332,000 1.181.593,000
Jumlah 1.442.370,000 1.442.235,859
Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa jumlah produksi susu pasteurisasi cup
plain dan yoghurt plain belum optimal. Hal ini dikarenakan jumlah produksi pada
Sedangkan produksi selain susu susu pasteurisasi cup plain dan yoghurt plain
sudah optimal. Jumlah produksi tertinggi pada kondisi optimal yaitu susu dingin.
Hal ini disebabkan untuk memproduksi susu dingin ini tidak diperlukan bahan
penolong seperti pada susu pasteurisasi dan yoghurt. Produksi tertinggi kedua
yaitu susu pasteurisasi cup plain sebesar 214.070,859 liter. Dikarenakan biaya
untuk memproduksi susu produksi pasteurisasi cup plain merupakan yang paling
rendah. Sehingga sumbangan keuntungan per liter produknya paling tinggi. Selain
itu juga dalam proses pembuatan susu pasteurisasi cup plain tidak memerlukan
bahan penolong yang terlalu banyak hanya kemasan. Sedangkan untuk produksi
sebaiknya memproduksi susu pasteurisasi cup plain, yoghurt plain masing- masing
sebesar 214.070,859 liter dan 1.532 liter. Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya
untuk memproduksi susu pasteurisasi cup plain dan yoghurt plain sudah optimal.
Sedangkan pada kondisi optimal untuk susu pasteurisasi cup coklat, cup
strawberry, cup vanila, cup melon, yoghurt strawberry, yoghurt melon, susu
dingin diproduksi masing- masing sebesar 16.624 liter; 15.675 liter; 5.433 liter;
5.340 liter; 984 liter; 984 liter dan 1.181.593 liter. Kondisi ini menunjukkan
strawberry, cup vanila, cup melon, yoghurt strawberry, yoghurt melon, susu
dibandingkan dengan aktualnya. Hal in tidak akan menjadi masalah karena IPS
akan menerima berapapun jumlahnya susu yang dikirim oleh KUD. Tingginya
produksi susu dingin pada kondisi aktual karena KUD masih memprioritaskan
Total produksi susu pasteurisasi cup plain dan yoghurt plain pada tingkat
Produksi yang tinggi untuk susu pasteurisasi cup plain tidak akan
cup plain sebagai minuman bergizi tinggi karena tanpa pewarna dan kandungan
akan diketahui bahwa pembatas utama pada produksi adalah pada bahan
penolong.
Dengan asumsi seluruh produk dapat terjual pada tingkat harga seperti
pada Tabel 4, maka keuntungan yang dapat diperoleh pada kondisi optimal
menghasilkan susu pasteurisasi cup plain dan yoghurt plain dan mengurangi
Bahan baku yang digunakan pada pengolahan susu ini berupa susu segar
yang diterima pabrik MT-KUD Mitrayasa dari peternak dengan berat jenis 1,027,
kadar lemak 3,6 dan SNF 7,5. Sedangkan bahan penolong merupakan bahan
tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan produk. Bahan penolong ini terdiri
dari gula, bubuk coklat, flavour strawberry, flavour melon, flavour vanila,
pewarna strawberry, melon, Lactobacillus, cup, lid cup, dan plastik. Penggunaan
bahan-bahan tersebut pada kondisi aktual dan optimal dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Penggunaan Bahan Baku dan Bahan Penolong pada Kondisi Aktual
dan Optimal Pabrik MT-KUD Mitrayasa Tahun 2006
Bahan Baku dan Aktual Optimal
Penolong Penggunaan Penggunaan Slack/surplus
Susu segar 1.440.074 1.440.074 0
Bubuk coklat 121 116,368 243,632
Gula 4.819,40 4.504 1.996
Flavour strawberry 36,1 33 3,68
Flavour vanila 8,6 8 0,85
Flavour melon 6,89 6,32 1,676
Pewarna strawberry 0,367 0,333 0,667
Pewarna melon 0,137 0,127 0,873
Lactobacillus 33 35 0
Cup 345.081 1.800.000 3.000.000
Lid cup 345.081 1.800.000 0
Plastik 21.840 162.500 2.237.500
harus mengolah seluruh susu segar yang masuk menjadi susu dingin, pasteurisasi
dan yoghurt, persyaratan ini dipenuhi terlihat dari slack susu segar yang bernilai
segar, lactobacillus, dan lid cup sehingga penggunaan bahan penolong lainnya
lactobacillus, cup, lid cup dan palstik penggunaannya lebih tinggi dibandingkan
terdapat sisa. Hal ini disebabkan karena pada kondisi optimal produksi susu
pasteurisasi cup coklat, cup strawberry, cup vanila, cup melon, yoghurt
jumlah yang berlebih dengan nilai slack yang lebih besar dari nol antara bahan
penolong yang dilakukan pabrik MT-KUD masih belum terencana dengan baik.
ketersediaannya sangat besar karena batasan minimal pembelian selain itu tidak
pada waktu yang bersamaan tetapi tergantung dari persediaan masing- masing
penggunaan mesin cup paling tinggi sebesar 3.214,286 jam. Hal ini dikarenakan
pada kondisi optimal produksi susu pasteurisasi cup plain sebesar 214.070,859
liter. Namun penggunaan selain mesin cup yang digunakan untuk memproduksi
susu pasteurisasi cup plain dan yoghurt plain belum optimal penggunaannya
Perubahan kombinasi produk susu olahan dari kondisi aktual ini berdasarkan
sumbangan keuntungan masing- masing produk serta ketersediaan sumberdaya
yang dimiliki. Penggunaan tangki penerima yang digunakan pada kondisi optimal
sebesar 7,193 jam karena pada produksi susu pasteurisasi cup plain tidak
Dari Tabel 8 terlihat bahwa hampir semua jam kerja mesin masih tersisa
dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh belum berproduksinya
pabrik selama tiga bulan dan adanya permintaan minimum pasar dari masing-
Tabel 8. Penggunaan Jam Kerja Mesin pada Kondisi Aktual dan Optimal Pabrik
MT-KUD Mitrayasa Tahun 2006 (jam)
Aktual Optimal
Mesin
Penggunaan Penggunaan Slack/surplus
Plate cooler 532,74 453,732 3.914,268
Tangki Penyalur 40,08 214,200 3.425,800
Tangki Penerima 7,19 7,193 3.632,807
PHE 481,20 257,143 8.478,857
Mesin Cup 601,45 3.214,286 1.153,714
Kompor Gas 73,80 87,500 4.280,500
Alat Pencampur I 12,30 14,584 3.625,416
Incubator 9,83 11,655 4.356,345
Alat Pencampur II 2,71 2,716 3.637,284
Alat pengemas yoghurt 98,30 116,550 3.523,450
nilai selisih ketersediaaan jam tenaga kerja langsung dengan nilai slack or surplus.
Dimana nilai slack or surplus menunjukkan jumlah jam tenaga kerja langsung
yang tidak digunakan. Data penggunaan jam tenaga kerja langsung pada kondisi
masih terdapat sisa, terutama ketersediaan untuk tenaga kerja bagian mesin
sebesar 75.253,726 jam. Hal ini disebabkan karena selama tiga bulan pabrik
belum memulai produksi untuk susu pasteurisasi dan yoghurt. Selain itu juga
produksi selain susu pasteurisasi cup plain dan yoghurt plain menyebabkan
penggunaan tenaga kerja langsung untuk masing- masing produk belum optimal.
Namun dapat dilihat bahwa berproduksi pada tingkat optimal mengurangi jam
menganggur dari seluruh bagian kecuali bagian mesin untuk susu dingin karena
kerja.
Tingkat produksi susu olahan dari pabrik MT-KUD ditentukan juga oleh
tingkat produksi akan dibatasi pada ketersediaan sumberdaya yang paling sedikit
masih tersisa atau berlimpah maka nilai slack-nya lebih besar dari nol dan
tujuan. Besarnya pengaruh ini ditunjukkan oleh nilai dual price- nya. Nilai ini
satu satuan ketersediaan sumberdaya. Nilai dual price akan lebih besar dari nol
lid cup dan permintaan minimum semua produk kecuali susu cup plain dan
yoghurt plain. Dengan demikian sumberdaya tersebut memiliki nilai dual price
Sumberdaya bahan baku susu segar pada kedua periode menjadi pembatas
(P) dengan dual price 319,170, artinya penambahan satu liter susu segar
sebanyak 319,170. Nilai dual price kendala susu ini setara dengan koefisien susu
dingin (X9) pada fungi tujuan, yang berarti setiap penambahan bahan baku ini
pada kondisi yang lain tetap maka susu tersebut akan diolah menjadi susu dingin.
lactobacillus dan lid cup berarti penambahan satu satuan lactobacillus dan lid cup
dengan sumberdaya lainnya tetap akan menambahkan nilai fungsi tujuan sebanyak
masing- masing 110.083 dan 210,356. Analisis status sumberdaya pada kondisi
Sedangkan permintaan minimum untuk produk susu pasteurisasi cup plain dan
yoghurt plain terdapat sisa masing- masing sebesar 209.026.860 liter dan 548 liter.
Hal ini dikarenakan adanya batas permintaan minimum untuk susu pasteurisasi
cup plain dan yoghurt plain. Sehingga apabila ditambahkan satu satuan produk,
tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan. Namun untuk produk lainnya
berstatus sebagai pembatas dan dual price-nya bernilai negatif. Nilai ini berarti
bahwa jika ditambahkan ke pasar sebanyak satu satuan maka akan mengurangi
nilai fungsi tujuan atau keuntungan sebesar nilai dual price-nya. Hal ini
dikarenakan permintaan minimum susu pasteurisasi cup plain dan yoghurt plain
Dari analisis ini akan diketahui sejauh mana perubahan pada koefisien dan
ketersediaan sumberdaya yang tidak mengubah kondisi optimal. Analisis
sensitivitas ini terdiri dari dua bagian yaitu menyangkut koefisien fungsi tujuan
dan perubahan nilai sisi kanan kendala. Besarnya perubahan tersebut terdiri dari
kondisi optimal.
kondisi optimal semula ditunjukkan dalam selang tertentu antara nilai minimum
dan nilai maksimum. Analisis sensitivitas nilai fungsi tujuan dapat dilihat pada
Tabel 11. Perubahan pada selang tersebut tidak akan mengubah komposisi dan
jumlah produk yang dihasilkan, tetapi dengan berubahnya koefisien fungsi tujuan
tersebut tentunya akan mengubah nilai fungsi tujuan semula. Koefisien fungsi
tujuan pada analisis ini merupakan nilai sumbangan keuntungan per unit produk
perubahan selisih antara harga jual dengan biaya produksi per unit produk.
keuntungan per liter produk yang boleh ditingkatkan dan diturunkan dengan
syarat masih dalam range yang diijinkan. Nilai koefisien keuntungan per liter susu
cup coklat yang masih boleh diijinkan untuk dinaikkan sebesar Rp. 1.776,34
artinya selama keuntungan dari susu pasteurisasi coklat naik tidak melebihi Rp.
coklat sebanyak yang diproduksi pada tingkat optimal. Sedangkan nilai penurunan
keuntungan yang tak terhingga dibatasi oleh harga pokok penjualan produk
tersebut, dan jika lebih kecil dari harga pokok penjualan maka akan menyebabkan
kerugian.
Produk susu cup plain dan yoghurt plain mempunyai batasan kenaikan
koefisien keuntungan yang tak terhingga dan koefisien keuntungan yang diijinkan
mengalami penurunan dalam besaran tertentu masing- masing sebesar Rp. 906,98
dan Rp 535,32. Batasan kenaikan koefisien keuntungan yang tak terhingga tidak
keuntungan yang tinggi akan menyebabkan harga jual yang tinggi kepada
Bagian kedua dari analisis sensitivitas ini adalah perubahan nilai ruas
sumberdaya yang tidak menyebabkan perubahan nilai dual price kendala yang
maksimum persediaan yang diijinkan. Analisis kepekaan ruas kanan ini mencakup
seluruh kendala yang terdiri dari kendala bahan baku susu, kendala bahan
penolong, kendala jam mesin, kendala jam tenaga kerja langsung dan kendala
Tabel 12.
yang diizinkan adalah sebesar nilai slack-nya dan hasilnya seperti pada Tabel 7.
minimum ini memiliki nilai batas maksimum sebesar selisih produksi aktual
dengan optimalnya.
Perubahan pada selang ruas kanan kendala tidak merubah variabel pada
kondisi aktual. Perub ahan yang dapat dihitung langsung adalah nilai fungsi tujuan
penambahan 10 liter susu akan meningkatkan nilai fungsi tujuan sebesar 3.191,7.
terkecil sebesar 513,764 yang berarti merupakan sumberdaya yang paling peka
optimal. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan dalam
diakukan dengan merubah koefisien fungsi tujuan, merubah nilai sisi kanan
kendala atau penambahan kegiatan baru dalam model. Kemudian hasil dari
keuntungan perliter produk susu pasteurisasi cup plain diluar range yang diijinkan
keuntungan dari satu liter produk tersebut diluar range yaitu sebesar Rp. 900,00
terhadap keputusan produksi yang berarti penurunan harga jual. Hal ini
dibandingkan dengan pasteurisasi cup rasa yang lebih banyak penggunaan bahan
penolongnya.
angkut dari (IPS) Industri Pengolah Susu susu dingin dikirim dalam jumlah relatif
tetap sehingga menuntut adanya batasan pengiriman akan susu dingin. Hasil
olahan program linear kedua skenario ini dapat dilihat pada Lampiran 29 dan 30.
Perubahan tingkat produksi optimal awal pada kedua skenario dapat dilihat
Tabel 13. Perbandingan Tingkat Produksi Optimal Awal dengan Tingkat Produksi
Pasca-Optimal (liter)
Produk Optimal Awal Skenario 1 Skenario 2
Susu cup coklat 16.624 16.624 16.624
Susu cup strawberry 15.675 15.675 15.675
Susu cup vanila 5.433 5.433 5.433
Susu cup melon 5.340 7.016 5.340
Susu cup plain 214.070,859 212.394,860 8.879,919
Yoghurt strawberry 984 984 984
Yoghurt melon 984 984 984
Yoghurt plain 1.532 1.532 984
Susu dingin 1.181.593 1.181.673,5 1.387.332
produk susu pasteurisasi cup melon sebesar 1.676 liter dan penurunan susu
pasteurisasi cup plain sebesar 1.676 liter dan peningkatan pada produk susu
dingin sebesar 80,5 liter. Hal ini menunjukkan adanya pengalihan susu cup plain
ke susu cup melon dan susu dingin. Pengalihan untuk susu pasteurisasi cup melon
sebesar 1.595,5 liter sedangkan untuk susu dingin sebesar 80,448 liter. Pengalihan
untuk memproduksi susu pasteurisasi cup melon lebih besar dibandingkan dengan
susu dingin menunjukkan bahwa tingkat keuntungan untuk susu pasteurisasi cup
melon lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keuntungan susu dingin. Susu
lainnya tetap pada tingkat optimal awal disebabkan pada tingkat tersebut sesuai
Pada skenario II, terjadi peningkatan produk susu dingin sebesar 205.739
liter dan penurunan untuk produk susu cup plain dan yoghurt plain masing-
masing sebesar 205.190,94 liter; 548 liter. Hal ini sama seperti pada skenario 1
masing- masing produk tetapi selain itu produksi susu dingin memiliki batasan
permintaan minimum. Adanya penambahan batasan baru ini lebih buruk daripada
penambahan sebuah batasan baru yang tidak berlebihan tidak akan pernah
Keuntungan pada kondisi optimal awal lebih tinggi dari kedua skenario
yaitu sebesar Rp. 788.310.800,00 lebih tinggi dari kondisi aktual sebesar Rp.
597.444.100,00 lebih rendah dari optimal awal yaitu sebesar Rp. 190.866.700,00
dan lebih tinggi dari kondisi aktualnya dengan selisih sebesar Rp. 115.541.161,00.
dari optimal awal yaitu sebesar Rp 302.744.800,00 dan lebih tinggi dari kondisi
susu cup melon dan susu dingin. Hal ini menyebabkan peningkatkan penggunaan
semua tenaga kerja langsung kecuali TK mesin cup dan TK pengemas yoghurt
dalam keadaan tetap, tidak berubah. Selain itu juga meningkatkan penggunaan
gula, flavour melon, pewarna melon, cup, plate cooler dan tangki penerima
model yaitu permintaan minimum untuk produk susu dingin maka sumberdaya
susu segar memiliki dual price yang berbeda yaitu sebesar koefisien susu cup
plain. Penurunan pada produk susu cup plain dan yoghurt plain menyebabkan
penurunan pada penggunaan Lactobacilus, lid cup, plastik, tangki penyalur, PHE,
mesin cup, kompor gas, alat pencampur I, incubator dan alat pengemas yoghurt
yoghurt. Namun dikarenakan terjadi peningkatan pada produk susu dingin maka
Ketersediaan susu segar menjadi pembatas utama yang membatasi fungsi tujuan.
Tabel 14. Perbandingan Penggunaan Sumberdaya Optimal dan Pasca-Optimal
Optimal awal Skenario I Skenario II
Sumberdaya
Penggunaan DP Penggunaan DP Penggunaan DP
Susu segar 1.440.074 319,170 1.440.074 319,170 1.440.074 1.791,66
Gula 4.504 0 4.671,600 0 4.504,000 0
Flavour
6,324 0 8 6.980,15 6,324 0
melon
Pewarna
0,127 0 0,160 0 0,127 0
melon
Lactobacillus 35 110.083 35 110.083 29,520 0
Cup 363.664 0 1.800.000 0 363.664 0
Lid cup 1.800.000 210,356 1.800.000 82,975 363.664 0
Plastik 24.500,00 0 24.500,00 0 20.664,00 0
Plate Cooler 453,732 0 453,763 0 532,736 0
Tangki
214,200 0 214,200 0 43,276 0
Penyalur
Tangki
7,193 0 7,473 0 7,193 0
Penerima
PHE 257,143 0 257,143 0 51,952 0
Mesin Cup 3.214,286 0 3.214,286 0 649,399 0
Kompor Gas 87,500 0 87,500 0 73,800 0
Alat
14,584 0 14,584 0 12,301 0
Pencampur I
Incubator 11,655 0 11,655 0 9,83 0
Alat
pengemas 116,55 0 116,55 0 98,302 0
yoghurt
TK Teknis 1.522,919 0 1.523,264 0 1.295,887 0
TK Mesin 4.826,274 0 4826,672 0 2.013,992 0
TK
24,493 0 24,773 0 22,210 0
Pencampur
TK Mesin
6.428,572 0 6.428,572 0 1.298,798 0
Cup
TK pengemas
234,500 0 234,500 0 197,784 0
yoghurt
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
optimal. Seluruh susu segar yang masuk dari peternak telah diolah, namun
dimiliki untuk memproduksi susu pasteurisasi cup plain dan yoghurt plain.
Untuk mencapai tingkat produksi yang optimal, maka produksi susu cup plain
dan yoghurt plain masing- masing sebesar 214.070,859 liter; 1.532 liter.
Sedangkan susu cup coklat, cup strawberry, cup vanila, cup melon, yoghurt
strawbery, yoghurt melon dan susu dingin diproduksi masing- masing sebesar
16.624 liter; 15.675 liter; 5.433 liter; 5.340 liter; 984 liter; 984 liter; 1.181.593
liter. Dengan berproduksi pada kondisi optimal ini KUD Mitrayasa dapat
Lactobacillus, dan lid cup. Untuk penggunaan jam kerja mesin, mesin cup
merupakan yang paling besar yaitu 3.214,286 jam. Hal ini dikarenakan untuk
susu pasteurisasi cup plain sumberdayanya sudah optimal yaitu lid cup. Begitu
pula dengan mesin- mesin yang digunakan untuk memproduksi susu cup plain
Namun penggunaan mesin plate cooler masih belum optimal karena produksi
susu dingin yang belum optimal. Sedangkan ketersediaan jam tenaga kerja
langsung masih terdapat sisa, terutama ketersediaan untuk tenaga kerja bagian
dan diturunkan dengan syarat masih dalam range yang diijinkan. Nilai
koefisien keuntungan per liter susu cup coklat yang masih boleh diijinkan
keuntungan dalam besaran infinity (tak terhingga). Produk susu cup plain dan
dalam besaran tertentu masing- masing sebesar Rp. 906,98 dan Rp 535,32.
memiliki batas sampai tak tak terhingga. Pada kendala tenaga kerja langsung,
3. Penurunan harga jual susu pasteurisasi cup plain dikarenakan harga yang
ditetapkan untuk produk susu pasteurisasi cup plain terlalu tinggi yaitu
disamakan dengan susu pasteurisasi cup rasa yang lebih banyak penggunaan
bahan penolongnya maka penurunan keuntungan dari susu cup plain akan
menyebabkan peningkatan untuk produk sus u cup melon dan susu dingin dan
dikirim dalam jumlah relatif tetap, menuntut adanya batasan pengiriman akan
susu dingin maka akan menurunkan produksi susu cup plain dan yoghurt plain
8.2. Saran
(IPS) dan meningkatkan produksi susu cup plain dan yoghurt plain dari
produksi aktual sesuai dengan pola produksi optimal, dengan asumsi tidak ada
perubahan harga susu pasteurisasi cup plain dan penambahan kegiatan pada
2. Menambah persediaan bahan baku utama dan bahan penolong untuk produk
tidak terjadi penumpukan dan hambatan pada proses produksi. Selain itu biaya
Pengurus
1 2
3
18
5
JL
R
A 19
Y
A 6
P 7
A
G
E
U
R 9
8
A
G
E
U
N
G
10
14 16
11
13
17
12
15
Keterangan Gambar
JL
2
R
A
Y
A 3
G
U 4
R
A
N
T
E 1 5
N
G
Keterangan Gambar
1. Pos
2. Laboratorium
3. Cooling unit
4. Kantor
5. Waserda.
Lampiran 5. Daftar Harga Jual Produk Susu Pasteurisasi, yoghurt dan susu dingin di
KUD Mitrayasa Tahun 2006
Harga per kemasan Harga per liter
Produk ke-j Jenis Produk
(Rp) (Rp)
1 cup coklat 150 ml 800 5.333,33
2 cup strawberry 150 ml 800 5.333,33
3 cup vanila 150 ml 800 5.333,33
4 cup melon 150 ml 800 5.333,33
5 cup plain 150 ml 800 5.333,33
6 yoghurt strawberry 50 ml 250 5.000,00
7 yoghurt melon 50 ml 250 5.000,00
8 yoghurt plain 50 ml 250 5.000,00
9 susu dingin 2.200,00
Sumber: Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 6. Harga Bahan Baku dan Penolong (Rp) di KUD Mitrayasa Tahun 2006
Item Satuan Harga
Susu segar liter 1.700,00
Gula kg 5.950,00
Bubuk coklat kg 113.333,33
Flavour strawberry liter 375.000,00
Flavour Vanilla liter 375.000,00
Flavour Melon liter 375.000,00
Pewarna strawberry kg 600.000,00
Pewarna Melon kg 600.000,00
Lactobacilus gram 1.000,00
Cup buah 150,00
Lid cup buah 35,00
Plastik lembar 90,00
Sumber: Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 9. Biaya Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi susu
pasteurisasi coklat, Tahun 2006
Bahan baku dan penolong Penggunaan per liter produk Harga Total
Susu segar 0,952 1.700,00 1.618,40
bubuk coklat 0,007 113.333,33 793,33
gula 0,1 5.950,00 595,00
cup 7 150,00 1.050,00
lid cup 7 35,00 245,00
Total 4.301,73
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 10. Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi susu pasteurisasi
strawberry , Tahun 2006
Susu
Bulan Produksi segar gula flavour pewarna cup lid cup
(liter) (liter) (kg) (liter) (kg) (buah) (buah)
Januari
Februari
Maret
April 1.817 1.730 181,7 3,6 0,036 12.113 12.113
Mei 1.742 1.659 174,2 3,5 0,035 11.613 11.613
Juni 1.721 1.639 172,1 3,4 0,034 11.473 11.480
Juli 2.295 2.186 229,5 4,6 0,046 15.300 15.300
Agustus 1.806 1.720 180,6 3,6 0,036 12.040 12.040
September 2.168 2.065 216,8 4,3 0,043 14.453 14.453
Oktober 2.170 2.066 217,0 4,3 0,043 14.467 14.467
November 1.821 1.734 182,1 3,6 0,036 12.140 12.140
Desember 1.713 1.631 171,3 3,4 0,034 11.420 11.420
16.430 1.725,3 34,5 0,345 115.020 115.027
Total 17.253
(0,952) (0,100) (0.002) (0,00002) (7) (7)
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
() : Koefisien Penggunaan Bahan Baku dan Penolong
Lampiran 11. Biaya Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi susu
pasteurisasi strawberry, Tahun 2006
Bahan baku dan penolong Penggunaan per liter produk Harga Total
Susu segar 0,952 1.700 1.618
gula 0,100 5.950 595
flavour 0,002 375.000 750
pewarna 0,00002 600.000 12
cup 7 150 1.050
lid cup 7 35 245
Total 4.270
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 12. Penggunaan Bahan Baku dan Pengemas untuk Produksi susu pasteurisasi
vanilla, Tahun 2006
Produksi Susu segar gula flavour cup lid cup
Bulan
(liter) (liter) (kg) (liter) (buah) (buah)
Januari
Februari
Maret
April 606 577 60,6 0,9 4.040 4.040
Mei 581 553 58,1 0,9 3.873 3.873
Juni 574 547 57,4 0,9 3.827 3.827
Juli 765 729 76,5 1,1 5.100 5.100
Agustus 602 573 60,2 0,9 4.013 4.013
September 723 689 72,3 1,1 4.820 4.820
Oktober 723 689 72,3 1,1 4.820 4.820
November 607 578 60,7 0,9 4.047 4.047
Desember 571 544 57,1 0,9 3.807 3.807
5.478 575,2 8,6 38.347 38.347
Total 5.752
(0,952) (0,100) (0,0015) (7) (7)
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
() : Koefisien Penggunaan Bahan Baku dan Penolong
Lampiran 13. Biaya Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi susu
pasteurisasi vanila , Tahun 2006
Bahan baku dan penolong Penggunaan per liter produk Harga Total
Susu segar 0,952 1.700 1.618
gula 0,100 5.950 595
flavour 0,0015 375.000 563
cup 7 150 1.050
lid cup 7 35 245
Total 4.071
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 14. Penggunaan Bahan Baku dan Pengemas untuk Produksi susu pasteurisasi
melon, Tahun 2006
Produksi Susu segar gula flavour pewarna cup lid cup
Bulan
(liter) (liter) (kg) (liter) (kg) (buah) (buah)
Januari
Februari
Maret
April 606 577 60,6 0,6 0,012 4.040 4.040
Mei 581 553 58,1 0,6 0,012 3.873 3.873
Juni 574 547 57,4 0,6 0,011 3.827 3.827
Juli 765 729 76,5 0,8 0,015 5.100 5.100
Agustus 602 573 60,2 0,6 0,012 4.013 4.013
September 723 689 72,3 0,7 0,014 4.820 4.820
Oktober 723 689 72,3 0,7 0,014 4.820 4.820
November 607 578 60,7 0,6 0,012 4.047 4.047
Desember 571 544 57,1 0,6 0,011 3.807 3.807
5.478 575,2 5,8 0,115 38.347 38.347
Total 5.752
(0,952) (0,100) (0.001) (0.00002) (7) (7)
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
() : Koefisien Penggunaan Bahan Baku dan Penolong
Lampiran 15. Biaya Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi susu
pasteurisasi melon, Tahun 2006
Bahan baku dan penolong Penggunaan per liter produk Harga Total
Susu segar 0,952 1.700 1.618
gula 0,100 5.950 595
flavour 0,001 375.000 375
pewarna 0,00002 600.000 12
cup 7 150 1.050
lid cup 7 35 245
Total 3.895
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 16. Penggunaan Bahan Baku dan Pengemas untuk Produksi susu pasteurisasi
plain, Tahun 2006
Produksi Susu segar cup lid cup
Bulan
(liter) (liter) (buah) (buah)
Januari
Februari
Maret
April 606 606 4.040 4.040
Mei 581 581 3.873 3.873
Juni 574 574 3.827 3.827
Juli 765 765 5.100 5.100
Agustus 602 602 4.013 4.013
September 723 723 4.820 4.820
Oktober 723 723 4.820 4.820
November 607 607 4.047 4.047
Desember 571 571 3.807 3.807
5.752 38.347 38.347
Total 5.752
(1,000) (7) (7)
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
() : Koefisien Penggunaan Bahan Baku dan Penolong
Lampiran 17. Biaya Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi susu
pasteurisasi plain, Tahun 2006
Bahan baku dan penolong Penggunaan per liter produk Harga Total
Susu segar 1 1.700 1.700
cup 7 150 1.050
lid cup 7 35 245
Total 2.995
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 18. Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi yoghurt strawberry,
Tahun 2006
Susu
Produksi gula flavour pewarna Lactobacillus plastik
Bulan segar
(liter) (kg) (liter) (kg) (gram) (lembar)
(liter)
Januari
Februari
Maret
April 44 42 4,4 0,1 0,001 0,44 293
Mei 70 67 7,0 0,1 0,001 0,70 467
Juni 89 85 8,9 0,1 0,002 0,89 593
Juli 115 110 11,5 0,2 0,002 1,15 767
Agustus 134 128 13,4 0,2 0,003 1,34 893
September 106 101 10,6 0,2 0,002 1,06 707
Oktober 134 128 13,4 0,2 0,003 1,34 893
November 178 170 17,8 0,3 0,004 1,78 1.187
Desember 222 211 22,2 0,3 0,004 2,22 1.480
1.040 109,2 1,6 0,022 11 7.280
Total 1.092
(0,952) (0,100) (0,002) (0.00002) (0,01) (7)
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
() : Koefisien Penggunaan Bahan Baku dan Penolong
Lampiran 19. Biaya Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi yoghurt
strawberry, Tahun 2006
Bahan baku dan penolong Penggunaan per liter produk Harga Total
Susu segar 0,952 1.700 1.618
gula 0,100 5.950 595
flavour 0,002 375.000 750
pewarna 0,00002 600.000 12
lactobacillus 0,01 1.000 10
cup 7 90 630
Total 3.615
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 20. Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi yoghurt melon,
Tahun 2006
Susu
Produksi gula flavour pewarna Lactobacillus plastik
Bulan segar
(liter) (kg) (liter) (kg) (gram) (lembar)
(liter)
Januari
Februari
Maret
April 44 42 4,4 0,04 0,001 0,44 293
Mei 70 67 7,0 0,07 0,001 0,70 467
Juni 89 85 8,9 0,09 0,002 0,89 593
Juli 115 110 11,5 0,12 0,002 1,15 767
Agustus 134 128 13,4 0,13 0,003 1,34 893
September 106 101 10,6 0,11 0,002 1,06 707
Oktober 134 128 13,4 0,13 0,003 1,34 893
November 178 170 17,8 0,18 0,004 1,78 1.187
Desember 222 211 22,2 0,22 0,004 2,22 1.480
1.040 109,2 1,09 0,022 11 7.280
Total 1.092
(0,952) (0,100) (0,001) (0.00002) (0,01) (7)
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
() : Koefisien Penggunaan Bahan Baku dan Penolong
Lampiran 21. Biaya Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi yoghurt
melon, Tahun 2006
Bahan baku dan penolong Penggunaan per liter produk Harga Total
Susu segar 0,952 1.700 1.618
gula 0,100 5.950 595
flavour 0,001 375.000 375
pewarna 0,00002 600.000 12
lactobacillus 0,01 1.000 10
cup 7 90 630
Total 3.240
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 22. Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi yoghurt plain,
Tahun 2006
Produksi Susu segar Lactobacillus plastik
Bulan
(liter) (liter) (gram) (lembar)
Januari
Februari
Maret
April 44 44 0,44 293
Mei 70 70 0,70 467
Juni 89 89 0,89 593
Juli 115 115 1,15 767
Agustus 134 134 1,34 893
September 106 106 1,06 707
Oktober 134 134 1,34 893
November 178 178 1,78 1.187
Desember 222 222 2,22 1.480
1.092 11 7.280
Total 1.092
(1,000) (0,01) (7)
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
() : Koefisien Penggunaan Bahan Baku dan Penolong
Lampiran 23. Biaya Penggunaan Bahan Baku dan Penolong untuk Produksi yoghurt
plain, Tahun 2006
Bahan baku dan penolong Penggunaan per liter produk Harga Total
Susu segar 1,000 1.700 1.700
lactobacillus 0,01 1.000 10
Plastik 7 90 630
Total 2.340
Sumber: Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 24. Penggunaan Bahan Baku untuk Produksi susu dingin, Tahun 2006
Bulan Produksi (liter) Susu segar (liter)
Januari 115.611 115.611
Februari 115.611 115.611
Maret 115.611 115.611
April 115.611 115.611
Mei 115.611 115.611
Juni 115.611 115.611
Juli 115.611 115.611
Agustus 115.611 115.611
September 115.611 115.611
Oktober 115.611 115.611
November 115.611 115.611
Desember 115.611 115.611
1.387.332
Total 1.387.332
(0,001)
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
() : Koefisien Penggunaan Bahan Baku
Lampiran 25. Biaya Penggunaan Bahan Baku untuk Produksi susu dingin , Tahun 2006
Bahan baku dan penolong Penggunaan per liter produk Harga Total
Susu segar 1,000 1.700 1.700
Total 1.700
Sumber : Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 26. Ketersediaan Bahan Baku Susu dan Pengemas KUD Mitrayasa, Tahun
2006
Bahan baku Jumlah
susu segar 1.440.074
gula 6.500
bubuk coklat 360
flavour strawberry 37
flavour vanila 9
flavour melon 8
pewarna strawberry 1
pewarna melon 1
lactobacillus 35
cup 4.800.000
lid cup 1.800.000
plastik 2.400.000
Sumber: Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 27. Ketersediaan Jam Kerja Mesin selama Tahun 2006
Mesin Variabel Jumlah Jumlah jam kerja Total
jam kerja
Plate cooler M1 364 12 4368
Tangki Penyalur M2 364 10 3640
Tangki Penerima M3 364 10 3640
PHE M4 364 24 8736
Mesin Cup M5 364 12 4368
Kompor Gas M6 364 12 4368
Alat Pencampur M7 364 10 3640
Incubator M8 364 12 4368
Alat Pencampur M9 364 10 3640
Alat pengemas plastik yoghurt M10 364 10 3640
Sumber: Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 31. Penjualan Susu Olahan (liter) di KUD Mitrayasa, Tahun 2006
Produ Penjuala Bulan
k n Februar Agustu Septembe Oktobe Novembe Desembe
Januari i Maret April Mei Juni Juli s r r r r
X1 16.624 - - - 1.653 1.593 1.682 2.214 1.794 2.155 1.950 1.809 1.773
X2 15.675 - - - 1.323 1.434 1.587 2.088 1.784 2.033 1.879 1.773 1.773
X3 5.433 - - - 551 571 529 697 595 681 627 591 591
X4 5.340 - - - 573 531 529 696 561 675 591 591 591
X5 5.044 - - - 529 531 527 684 561 475 590 556 591
X6 984 - - - 40 67 80 112 110 95 120 160 200
X7 984 - - - 40 67 80 112 110 95 120 160 200
X8 984 - - - 40 67 80 112 110 95 120 160 200
1.387.33 115.61 115.61 115.61 115.61 115.61 115.61 115.61 115.61
X9 1 1 115.611 1 1 1 1 1 1 115.611 1 115.611 115.611
1.438.39 115.61 115.61 120.36 120.47 120.70 122.32 121.23 121.60
Total 9 1 115.611 1 0 2 5 6 6 121.915 9 121.410 121.530
Sumber: Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 32. Koefisien kendala bahan baku dan penolong, jam kerja mesin, jam tenaga kerja langsung, dan permintaan minimum
Kendala Bahan Baku
dan Penolong X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Status Ketersediaan
X1 1 = 16.624
X2 1 = 15.675
X3 1 = 5.433
X4 1 = 5.340
X5 1 = 5.044
X6 1 = 984
X7 1 = 984
X8 1 = 984
Sumber: Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 33. Data Populasi Sapi Perah Tahun 2006
Laktase Kering Dara Muda Pedet Dewasa Jumlah
NO Nama Kelompok
BT TBT BT TBT BT TBT BT TBT JT BTN JANTAN Total
1 KUPA I 1 2 1 - 1 - 1 1 - 5
2 KUPA II 2 12 1 - 2 2 - 3 2 4 - 32
3 KUPA III 2 6 1 - 2 5 - 3 1 6 - 24
4 CIGUHA I 2 2 1 - 2 5 - 3 5 22
5 CIGUHA II 11 14 3 - 6 12 3 2 6 7 - 64
6 GURANTENG I 3 17 3 - 6 12 5 4 7 5 - 79
7 GURANTENG II 2 1 1 - 4 4 1 1 3 2 - 17
8 GURANTENG III 5 6 1 - 3 4 3 6 3 2 - 30
9 CIKERENCENG I 5 9 2 - 3 2 2 3 5 - 31
10 CIKERENCENG II 3 5 2 - - 1 4 2 4 1 - 22
11 CIKERENCENG III 5 8 4 - 2 2 2 4 3 6 - 36
12 TEWEL I 4 3 3 - 2 5 - 4 1 1 - 23
13 TEWEL II 18 28 5 - 5 7 4 14 6 13 - 100
14 TEWEL III 6 11 4 - 1 6 3 5 2 14 - 52
15 PICUNG I 7 8 5 - 4 4 1 4 1 2 - 36
16 PICUNG II 10 12 3 - 4 5 8 5 7 8 1 63
17 PICUNG III 6 14 4 - 4 5 3 10 2 10 - 58
18 CIKADU I 2 31 6 - 4 9 5 12 12 13 4 116
19 CIKADU II 8 13 4 - 2 4 1 1 7 6 - 46
20 CIKADU III 7 18 5 - 8 3 1 2 7 4 1 56
21 CIKADU IV 5 8 1 - 3 4 1 4 2 3 - 31
22 CIAWI 11 10 7 - 4 - 6 3 5 3 2 51
23 PANJALU 10 3 4 - 4 1 2 - - 4 - 28
24 SALAWU 26 24 10 - 30 - - 20 - 15 - 135
Jumlah 194 265 90 - 106 100 56 114 84 135 13 1.157
Sumber: Bagian Produksi KUD Mitrayasa,2006 (diolah)
Lampiran 34. Hasil olahan program linier
Maksimumkan
Z= 484.93X1+516.66X2+715.66X3+891.66X4+1791.66X5+145X6+520X7+1420X8+
319.17X9
ST
2) 0.952X1+0.952X2+0.952X3+0.952X4+X5+0.952X6+ Susu segar
0.952X7+X8+X9<=1440074
3) 0.007X1<=360 Bubuk coklat
4) 0.1X1+0.1X2+0.1X3+0.1X4+0.1X6+0.1X7<=6500 Gula pasir
5) 0.002X2+0.002X6<=37 Flavour
strawberry
6) 0.0015X3<=9 Flavour vanila
7) 0.001X4+0.001X7<=8 Flavour melon
8) 0.00002X2+0.00002X6<=1 Pewarna
strawberry
9) 0.00002X4+0.00002X7<=1 Pewarna melon
10) 0.01X6+0.01X7+0.01X8<=35 Lactobacillus
11) 7X1+7X2+7X3+7X4+7X5<=4800000 Cup
12) 7X1+7X2+7X3+7X4+7X5<=1800000 Lid cup
13) 7X6+7X7+7X8<=2400000 Plastik
14) 0.000384X9<=4368
15) 0.000833X1+0.000833X2+0.000833X3+0.000833X4+0.000833X5<=3640
16) 0.000167X1+0.000167X2+0.000167X3+0.000167X4<=3640
17) 0.001X1+0.001X2+0.001X3+0.001X4+0.001X5<=8736
18) 0.0125X1+0.0125X2+0.0125X3+0.0125X4+0.0125X5<=4368
19) 0.025X6+0.025X7+0.025X8<=4368
20) 0.004167X6+0.004167X7+0.004167X8<=3640 Jam kerja mesin
21) 0.00333X6+0.00333X7+0.00333X8<=4368
22) 0.00138X6+0.00138X7<=3640
23) 0.0333X6+0.0333X7+0.0333X8<=3640
24) 0.002X1+0.002X2+0.002X3+0.002X4+0.001833X5+0.02833X6+
0.02833X7+0.0283X8+0.0008X9<=14560
25) 0.0145X1+0.0145X2+0.0145X3+0.0145X4+0.0143X5+0.0672X6+
0.0672X7+0.0658X+0.000768X9<=80080 TKL
26) 0.000167X1+0.000167X2+0.000167X3+0.000167X4+0.005547X6+
0.005547X7+0.004167X8<=7280
27) 0.025X1+0.025X2+0.025X3+0.025X4+0.025X5<=7280
28) 0.067X6+0.067X7+0.067X8<=7280
29) X1>=16624
30) X2>=15675
31) X3>=5433
32) X4>=5340 Permintaan minimum
33) X5>=5044
34) X6>=984
35) X7>=984
36) X8>=984
LP OPTIMUM FOUND AT STEP 17
OBJECTIVE FUNCTION VALUE
1) 0.7883108E+09
1) 0.5974441E+09
NO. ITERATIONS= 13
RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:
1) 0.4855660E+09
NO. ITERATIONS= 15
RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:
Buffa, Elwood S. dan RK. Sarin. 1996. Manajemen Operasi dan Produksi
Modern. Edisi Kedelapan. Jilid I. Binarupa Aksara. Jakarta Barat.
Evy. 2004. Usaha Peternakan Sapi Perah di Sukabumi, Jawa Barat Kembali
Bangkit. Kompas. Jakarta.[10 Marety 2004]
Ismawan, Indra. 2001. Sukses di Era Ekonomi Liberal bagi Koperasi dan
Perushaan Kecil-Menengah. PT Gramedia Widiasarana. Jakarta.
Lipsey, R.G; P.N Courant; D.D. Purvis dan P.O. Steiner. 1995. Pengantar
Mikroekonomi. Jilid I. Binarupa Aksara. Jakarta.
Rahmadani, Leli. 2006. Optimalisasi Produksi Mie Instan di PT. Jakarama Tama
Ciawi Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1993. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi di
Indonesia. Jilid II. Dian Rakyat. Jakarta.
Sukma, Eka Setia. 2001. Optimalisasi Produksi Susu Olahan Di Pabrik Milk
Treatment Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan. Skripsi.
Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut
Pertania n Bogor.Bogor.