Direktur Tipideksus Bareskrim, Brigjen Agung Setya didampingi Kasubdit I
Dittipideksus Bareskrim Kombes Hengki Haryadi menggelar jumpa pers terkait temuan baru tindak pidana penipuan kualitas beras di Gedung Bareskrim, Jakarta, Jumat (25/8). Penyidik Bareskrim Polri akan menetapkan tersangka baru dalam kasus beras PT Indo Beras Unggul (IBU), penetapan tersangka akan diputuskan dalam gelar perkara. PT Indo Beras Unggul (IBU) adalah anak perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, mendapatkan masalah dan mengundang perhatian masyarakat luas. Berawal dari penggrebegan gudang PT. IBU di Kerawang Bekasi oleh polisi yang menduga PT. IBU telah melakukan praktik-praktik kecurangan dalam kegiatan usaha sebagai produsen sejumlah merk beras. Dugaan kecurangan itu a.l. PT. IBU telah membeli gabah dengan harga yang lebih tinggi dari yang ditetapkan Pemerintah, kemudian beras dijual dengan harga berkali-kali lipat dari yang semestinya. PT. IBU juga diduga melakukan oplosan beras dan telah menipu konsumen terkait dengan nilai gizi yang tercantum dalam label kemasan beras yang diproduksinya. Tidak hanya itu, PT. IBU diduga juga telah melakukan praktek monopoli. Informasi masalah tersebut begitu cepat menyebar sehingga banyak pengusaha ritail maupun pedagang beras yg telah menerima pasokan beras dari PT.IBU mengembalikan berasnya. Hal itu dapat berakibat kerugian besar bagi PT. IBU dan tidak menutup kemungkinan PT.IBU di mohonkan kepailitan oleh krediturnya. Pertanyaan: 1. Apakah Perusahaan PT IBU dalam kasus di atas dalam melakukan bisnisnya, dalam mengambil keputusan sudah sesuai dengan prinsip etika bisnis dan etika bisnis Indonesia. Tunjukkan dan jelaskan bahwa keputusannya belum sesuai dengan prinsip etika dan etika bisnis Indonesia pada kasus di atas! 2. Bagaimana seharusnya agar sesuai dengan prinsip etika bisnis dan etika bisnis Indonesia. dalam menjalankan bisnisnya pada kasus di atas?