Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 3: ELASTISITAS PENAWARAN

Kenaikan Harga Kedelai yang Berdampak Pada Kelangkaan dan Kenaikan Harga
Tempe (Studi Kasus)

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya


mengkonsumsi makanan bergizi, mengakibatkan konsumsi makanan olahan kedelai sebagai
sumber protein nabati yang bergizi tinggi juga meningkat. Namun tingginya permintaan
tersebut tidak diimbangi dengan meningkatnya produksi kedelai dalam negeri. Produksi
kedelai yang terus menurun setiap tahunnya menyebabkan tingkat ketergantungan kedelai
Indonesia terhadap impor cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sekitar 60
persen atau lebih total kedelai yang tersedia (“available supply”) digunakan untuk industry
tempe. Kenaikan harga kedelai memberikan dampak yang cukup besar bagi industri tempe
terkait dengan industri tempe memiliki skala industri kecil dan rumah tangga dengan modal
yang kecil dan akses terhadap pinjaman dana juga terbatas. Kenaikan harga kedelai
menyebabkan biaya produksi tempe meningkat, walaupun para pengrajin telah menaikkan
harga jual tempe namun hasil penerimaan dari penjualan tahu tidak sebanding dengan biaya
produksi yang dikeluarkan. Kondisi ini menyebabkan pengrajin tempe terancam kehilangan
mata pencahariannya juga para pekerja menjadi pengangguran. Di sisi lain konsumen juga
akan kesulitan dalam mendapatkan tempe sebagai bahan pangan yang memiliki nilai gizi
yang tinggi dan harga terjangkau.
Dalam bulan Maret 2022 harga Tempe di pasaran sekitar Rp.3,000,- per potong nya,
dan pada bulan Mei 2022 harga Tempe di pasaran sudah mencapai Rp.4,000- per potong nya.
Jika kenaikan harga tersebut tetap berlanjut, maka dikhawatirkan banyak produsen tempe dan
tahu tidak dapat melanjutkan usahanya dikarenakan pendapatan tidak dapat digunakan untuk
menutupi kenaikan biaya produksi. Maka dari itu para produsen Tempe melakukan kebijakan
dengan menaikkan harga Tempe di pasaran.
Contoh soal terkait studi kasus:
Harga tempe di pasar mengalami kenaikan, awalnya Rp.3,000- per potong dengan jumlah
penawaran sebesar 20 potong. Setelah harga naik menjadi Rp.4,000- per potong dengan
jumlah penawaran sebanyak 30 potong. Berapakah tingkat elastisitas penawarannya?
Jawab:
∆Q = 30 potong – 20 potong = 10 potong
∆P = Rp 4.000 – Rp 3.000 = Rp 1.000
P = Rp 3.000
Q = 20 potong
∆Q P
Es= ₓ
∆P Q
10 3.000
Es= ₓ
1.000 20
30.000 3
Es= =
20.000 2
Es= 1,5
Jadi, elastisitas penawaran tempe adalah 1,5. Ini menunjukkan bahwa penawaran tempe
bersifat elastis, di mana tingkat perubahan yang ditawarkan jauh lebih besar daripada tingkat
perubahan harganya.

Anda mungkin juga menyukai