Anda di halaman 1dari 60

Sistem Pembukuan

 Menganut sistem pembukuan single


entry bookeeping, dimana setiap
kejadian/transaksi hanya dicatat pada
salah satu sisi, yaitu sisi penerimaan untuk
transaksi penerimaan dan sisi
pengeluaran untuk transaksi pembayaran/
pengeluaran.
Sistem Pembukuan
 Menggunakan Basis Kas yaitu pengakuan dan
pencatatan atas transaksi dilakukan pada saat kas
diterima atau dibayarkan oleh Bendahara
Pengeluaran.
 Menggunakan Azas Bruto yaitu suatu prinsip yang
tidak memperkenankan pencatatan secara neto
penerimaan setelah dikurangi pengeluaran atau
tidak memperkenankan pencatatan setelah
kompensasi antara penerimaan dengan
pengeluaran.
Dokumen Sumber Pembukuan
1. SPM-UP dan SPM-TUP yang telah terbit
SP2Dnya sebagai bukti penerimaan kas
2. SPM-GUP yang telah terbit SP2Dnya sebagai
bukti penerimaan kas dan bukti pengesahan
atas belanja
3. SPM-GUP Nihil yang merupakan pengesahan
atas belanja dengan TUP atau belanja dengan
UP yang tidak diganti sebagai bukti pengesahan
4. SPM-LS yang ditujukan kepada bendahara yang
telah terbit SP2Dnya sebagai bukti penerimaan
kas dan bukti pengurangan anggaran

4
Dokumen Sumber Pembukuan (2)
5. Faktur pajak, bukti potongan yang dipungut
Bendahara Pengeluaran sebagai bukti
penerimaan kas
6. Kwitansi/bukti pembayaran dengan UP/TUP
sebagai bukti pengeluaran kas dan bukti
pengurangan anggaran
7. Bukti pembayaran kas dari dana SPM-LS
Bendahara sebagai bukti pengeluaran kas
8. SSP/SSBP/SSPB sebagai bukti pengeluaran kas

5
Dokumen Sumber Pembukuan (3)
9. SPM-LS kepada pihak ketiga/rekanan yang telah
terbit SP2Dnya sebagai bukti pengesahan atas
belanja dan pengurangan anggaran
10. Cek, bukti setoran ke bank, tanda terima UM
Kerja oleh BPP sebagai bukti perpindahan kas

6
Prosedur Pembukuan
 Bendahara Pengeluaran wajib menyelenggarakan
pembukuan dalam Buku Kas Umum (BKU), buku-
buku pembantu dan Buku Pengawasan Anggaran.
 PA/Kuasa PA dapat menentukan buku-buku
pembantu/register-register di samping BKU
 Prosedur pembukuan dimulai dari membukukan
dokumen sumber penerimaan dan atau
pengeluaran/ pembayaran pada Buku Kas Umum,
selanjutnya dilakukan pada Buku Pembantu terkait.
BUKU KAS UMUM (BKU)
Fungsi BKU
Buku Kas Umum
mempunyai fungsi untuk
mencatat semua penerimaan
dan pengeluaran, baik tunai
maupun giral, serta untuk
penerimaan dan pengeluaran
yang sifatnya perbaikan
atau pembetulan kesalahan
pembukuan
Bagian 1 BKU

BUKU KAS UMUM

Departemen/Lembaga :( )
Unit Organisasi :( )
Propinsi/Kab/Kota :( )
Satuan Kerja :( )
Tgl dan No.SP DIPA :
Revisi ke : 1. :
2. :
3. :
… :
Tahun Anggaran :
KPPN :

……….,…………………2010
Mengetahui,
Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran,

( ) ( )
Nip. Nip.
Bagian 2 BKU
Tgl No Uraian Debet Kredit Saldo
Bukti
1 2 3 4 5 6

Jumlah Jumlah
Uraian singkat sumber penerimaan pengeluaran
penerimaan/pengeluaran
No. bukti Jumlah selisih penerimaan
pembukuan dengan pengeluaran
Bulan & tgl pembukuan
Tanggal Pembukuan
 Setiap transaksi harus segera dicatat dalam BKU sebelum
dibukukan dalam buku pembantu (Ps.16 PMK 73)
 Pada prinsipnya tanggal pembukuan =tanggal terima
dokumen sumber/transaksi terjadi.
 Dalam hal dokumen sumber diterima setelah tanggal
transaksi, maka:
 SPM/SP2D diberi tanggal berdasarkan tanggal
penerimaannya.
 LPJ BPP diberi tanggal berdasarkan tanggal penerimaanya.
 Khusus akhir tahun, diberi tanggal 31 Desember.
Bagian 3 BKU
Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi

Pada hari ini……...……tanggal …........…..bulan …..…………..tahun ………...……. kami selaku


Kuasa Pengguna Anggaran telah melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo BKU
sebesar Rp……..…………. dan Nomor Bukti terakhir di BKU Nomor …….….

Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut :


I. Hasil Pemeriksaan Pembukuan Bendahara Pengeluaran
A. Saldo Kas Bendahara:
1. Saldo BP Kas (Tunai dan Bank) Rp
2. Saldo BP BPP Rp
3. Saldo BP UM Perjadin Rp
4. Jumlah (A1+A2+A3) Rp
B. Saldo Kas pada huruf A tersebut terdiri dari :
1. Saldo BP UP Rp.
2. Saldo BP LS Bendahara Rp.
3. Saldo BP Pajak Rp.
4. Saldo BP Lain-lain Rp.
5. Jumlah (B1+B2+B3+B4) Rp
C. Selisih Pembukuan (A4-B5) Rp.
II. Hasil Pemeriksaan Kas
A. Kas yang dikuasai Bendahara
1. Uang Tunai di Brankas Bendahara Rp.
2. Uang di Rekening Bank Bendahara Rp.
3. Jumlah Kas (A1+A2) Rp.
B. Selisih Kas antara Buku dengan Fisik (I.A-II.A) Rp.
III. Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA)
A. Pembukuan UP menurut Bendahara Pengeluaran
1. Saldo UP Rp.
2. Kuitansi UP yang belum di-SP2D-kan Rp.
3. Jumlah UP dan Kuitansi UP (A1+A2) Rp.
B. Pembukuan UP menurut UAKPA Rp.
C. Selisih UP Pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A3-B) Rp.
IV. Penjelasan atas Selisih
1. Selisih Kas (IIB)……………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………
2. Selisih Pembukuan (IIIC)………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………

Yang diperiksa,
Bendahara Pengeluaran, Kuasa Pengguna Anggaran,

Nama Nama
Nip Nip
Pengisian BKU bagian 3
 Untuk pengisian BKU halaman 3 datanya diambil dari
pembukuan bulan bersangkutan.
 Contoh; nomor bukti diambil dari nomor bukti
terakhir di BKU.
 Saldo BKU diambil dari saldo akhir BKU, dst
BUKU PEMBANTU (BP)
BUKU PEMBANTU

BUKU BANK
BUKU UP

BUKU KAS TUNAI BUKU LS BENDAHARA

BUKU BPP
BUKU PAJAK

BUKU UM PERJADIN
BUKU LAIN-LAIN

BUKU PENGAWASAN
ANGGARAN BELANJA
Buku Pembantu:
a. Berdasarkan Sumber Kas/Jenis Kas.
i. Buku Uang Persediaan.
ii. Buku LS Bendahara.
iii. Buku Pajak.
iv. Buku Lain-lain
b. Berdasarkan Keberadaan Kas.
i. Buku Bank.
ii. Buku Kas Tunai.
iii. Buku UM BPP.
iv. Buku UM Perjadin.
c. Buku Pengawasan Anggaran Belanja.
BUKU PEMBANTU…………
Departemen/Lembaga :( )
Unit Organisasi :( )
Prop/Kab/Kota :( )
Satuan Kerja :( )
Tgl dan No.SP DIPA :
Tahun Anggaran :
KPPN :( )

Tanggal No.Bukti Uraian Debet Kredit Saldo


1 2 3 4 5 6
BUKU PEMBANTU PAJAK
Departemen/Lembaga :( )
Unit Organisasi :( )
Prop/Kab/Kota :( )
Satuan Kerja :( )
Tgl dan No.SP DIPA :
Tahun Anggaran :
KPPN :( )

Tanggal No.Bukti Uraian Debet Kredit Saldo


PPN PPh 21 PPh 22 PPh 23
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA
Dep/Lembaga :( ) Fungsi :

Unit Organisasi :( ) Sub Fungsi :

Prop/Kab/Kota :( ) Program :

Satuan Kerja :( ) Kegiatan :

Tgl dan No.SP DIPA : Output :

Tahun Anggaran :

KPPN :( )

No Nilai Cara Bayar BKPK MA MA Posisi UP

Tgl Bukti Uraian Transaksi UP LS Bukti Sudah

PAGU Pengeluaran Disahkan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
TATA CARA PEMBUKUAN
Menerima DIPA
• DIPA dibukukan oleh Bendahara Pengeluaran
mendahului pembukuan terhadap transaksi realisasi
pendapatan dan belanja.
• DIPA dibukukan di BKU kolom Debet dan Kredit sekaligus
karena DIPA tidak berdampak pada penerimaan atau
pengeluaran kas, kemudian dibukukan di Buku
Pengawasan Anggaran sebagai pagu anggaran belanja.
• Pembukuannya :
 BKU (D/K)
 BP Was Anggaran (Pagu)
Pembukuan DIPA
Dokumen sumber: DIPA
Misal Pagu DIPA sebesar Rp 620.000.000
Pertama kali dicatat di BKU kolom Selanjutnya dicatat di Buku Pengawasan
Debet dan Kredit Anggaran Belanja
BKU Buku Pengawasan Anggaran
620.000.000 620.000.000 620.000.000
Sebagai pagu anggaran

Nilai Pagu DIPA

23
Menerima SP2D UP
• UP yang dikelola Bendahara berawal dari SP2D-UP atas
pengajuan SPM-UP.
• UP sebagai uang muka kerja belum membebani anggaran
satker/KL.
• UP oleh BUN dibebankan ke Belanja Transito (825111)
• UP ditransfer dari BO I KPPN ke rekening Bendahara.
• Penerimaan SP2D atas pengajuan SPM-UP dicatat sebagai
penerimaan di BKU, BP Bank dan BP UP.
• Pembukuannya :
 BKU (D)
 BP Bank (D)
 BP UP (D)
Pembukuan UP
Dokumen sumber: SPM/SP2D-UP
Misal nilainya sebesar Rp 20.000.000

Pertama kali dicatat di BKU kolom Selanjutnya dicatat di Buku Pembantu


Debet Bank dan Buku Pembantu UP (Debet)

BKU
Buku Pembantu Bank
20.000.000 Tersimpan di
20.000.000

Saldo kas yang dikelola Buku Pembantu UP


Bendahara Pengeluaran
20.000.000
Sumber dana

25
Menerima SP2D TUP
 Pembukuannya sama dengan UP.
Mengambil Uang Tunai di Bank
• Untuk pembayaran pengadaan barang dan jasa secara tunai,
diperlukan persediaan kas tunai di brankas yang diambil dari bank.
• Pengambilan uang di bank untuk mengisi kas tunai tidak mengubah
saldo uang Bendahara .
• Yang terjadi adalah perubahan tempat penyimpanan uang , yaitu dari
bank disimpan ke dalam brankas Bendahara.
• Dicatat sebagai penerimaan dan pengeluaran di BKU, Pengeluaran di
BP Bank, dan Penerimaan di BP Kas Tunai.
• Pembukuannya :
 BKU (D/K)
 BP Bank (K)
 BP Kas Tunai (D)
Pembukuan PU Bank
Dokumen sumber: Bukti berupa cek
Misal nilai penarikan kas dari bank sebesar Rp 10.000.000

Pertama kali dicatat di BKU kolom Selanjutnya dicatat di Buku Pembantu


Debet dan Kredit Bank (Kredit) dan Buku Kas Tunai
(Debet)
BKU
Tersimpan di Buku Pembantu Bank
20.000.000 10.000.000 Bank berkurang
10.000.000 20.000.000 10.000.000

Saldo kas tidak berubah Buku Pembantu Kas Tunai


10.000.000
Tersimpan di
Brankas bertambah

28
Membayar Tunai
• Pembayaran tunai menggunakan UP yang tersimpan di
brankas.
• Dicatat sebagai pengeluaran di BKU, BP Kas Tunai, BP UP
dan BP Was Anggaran.
• Langkah Pembukuan :
 BKU (K);
 BP Kas Tunai (K)
 BP UP (K)
 BP Was Anggaran (K)
Pembukuan Pembayaran Tunai dengan UP
Dokumen sumber: Kwitansi belanja ATK sebesar Rp 2.200.000

Pertama kali dicatat di BKU kolom


Kredit Selanjutnya dicatat di Buku Kas Tunai, UP
dan Pengawasan Anggaran (521111)

BKU Buku Kas Tunai

2.200.000 Dibayar dengan 2.200.000

Buku Pembantu UP
Jumlah kas keluar 2.200.000
Sumber dana

Buku Pengawasan Anggaran


2.200.000
Mengurangi anggaran
30
Memungut Pajak
• Sebagai wajib pungut, bendahara pengeluaran harus
memungut pajak atas setiap pembayaran dengan UP yang
memenuhi ketentuan perpajakan.
• Pungutan pajak dicatat sebagai penerimaan di BKU, BP Kas
Tunai, dan BP Pajak.
• Pembukuannya:
 BKU (D)
 BP Kas Tunai (D)
 BP Pajak (D)
Pembukuan Pungutan Pajak
Dokumen sumber: Faktur PPN Rp 200.000 dan Bukti Potong PPh 22 Rp 30.000

Buku Kas Tunai

BKU 200.000
Diterima di 30.000
200.000
30.000

Buku Pajak

Jumlah kas masuk 200.000


30.000
Jenis kas

32
Menyetor Pajak
• Sebagai wajib pungut, bendahara pengeluaran tidak hanya
memungut, tetapi juga harus menyetorkan setiap pajak yang
dipungutnya sesuai ketentuan.
• Pungutan pajak dicatat sebagai pengeluaran di BKU, BP Kas
Tunai, dan BP Pajak.
• Pembukuannya :
 BKU (K)
 BP Kas Tunai (K)
 BP Pajak (K)
Pembukuan Penyetoran Pajak
Dokumen sumber: SSP PPN Rp 200.000 dan SSP PPh 22 Rp 30.000

Buku Kas Tunai


200.000
BKU
Dibayar dengan 30.000
200.000
30.000

Buku Pajak

Jumlah kas keluar 200.000


30.000
Setor Pajak

34
Membayar dengan Cek
• Pembayaran menggunakan UP dengan menerbitkan cek
atas nama penerima/pihak yang berhak.
• Mengurangi saldo di bank
• Dicatat sebagai pengeluaran di BKU, BP Bank, BP UP dan BP
Was Anggaran.
• Pembukuannya :
 BKU (K);
 BP Bank (K)
 BP UP (K)
 BP Was Anggaran (K)
Pembukuan Pembayaran dengan Cek
Dokumen sumber: Kwitansi belanja ATK sebesar Rp 2.200.000

Pertama kali dicatat di BKU kolom Selanjutnya dicatat di Buku Bank, UP


Kredit dan Pengawasan Anggaran (521111)

BKU Buku Bank

2.200.000 Dibayar dengan 2.200.000

Buku Pembantu UP
Jumlah kas keluar 2.200.000
Sumber dana

Buku Pengawasan Anggaran


2.200.000
Mengurangi anggaran
36
Pungutan dan Setoran Pajak
 Cek diterbitkan sebesar jumlah bruto.
 Pajak tetap dipungut secara tunai.
 Pembukuannya sama dengan pajak pembayaran
tunai.
Menerima SP2D GUP
• SP2D GUP berfungsi menggantikan/mengisi kembali UP yang
telah digunakan (revolving),
• Juga berfungsi mengesahkan penggunaan UP/belanja yang
dilakukan oleh bendahara menjadi belanja negara.
• Dicatat sebagai penerimaan di BKU, BP Bank, BP UP dan
(Disahkan) pada BP Was Anggaran.
• Pembukuannya :
 BKU (D);
 BP Bank (D);
 BP UP (D);
 BP Was Anggaran (Disahkan)
Pembukuan SP2D GUP
Dokumen sumber: SPM/SP2D-GUP
Misal nilainya sebesar Rp 20.000.000
Buku Bank
Tersimpan di
20.000.000

BKU
Buku Pembantu UP
20.000.000
20.000.000
Revolving

Nilai SPM-GUP Buku Pengawasan Anggaran


20.000.000
pengesahan

39
Menerima SP2D GUP Nihil
 SP2D GUP Nihil atas pengajuan SPM-GUP Nihil berfungsi
mengesahkan penggunaan UP/belanja oleh bendahara
menjadi belanja negara.
 Tidak mengisi kembali UP.
 Dicatat sebagai penerimaan dan pengeluaran di BKU dan
(Disahkan) pada BP Was Anggaran.
 Pembukuannya:
 BKU (D/K);
 BP Was Anggaran (Disahkan)
Pembukuan SP2D-GUP Nihil
Dokumen sumber: SPM/SP2D-GUP Nihil
Misal nilainya sebesar Rp 20.000.000

BKU Buku Pengawasan Anggaran


20.000.000 20.000.000 20.000.000
pengesahan

Nilai SPM-GUP Nihil

41
Menyetor Sisa TUP
 Apabila batas waktu penggunaan TUP telah habis,
sementara masih terdapat sisa TUP maka sisa TUP tersebut
harus disetor kembali ke Rekening Kas Negara
 Sisa TUP tersebut disetor dengan SSBP menggunakan MA
(akun) 815111.
 Menyetor sisa TUP dicatat sebagai pengeluaran di BKU, BP
Kas Tunai dan BP UP.
 Pembukuannya:
 BKU (K)
 BP Kas Tunai (K)
 BP UP (K)
42
Pembukuan Penyetoran Sisa TUP
Dokumen sumber: SSBP sisa TUP sebesar Rp 5.000.000.
Buku Kas Tunai
Diambil dari
5.000.000

BKU

5.000.000

Buku Pembantu UP
5.000.000
Mengurangi
Sisa TUP

43
Menerima SP2D LS Pihak III
• SP2D LS-III untuk pembayaran pengadaan barang/jasa yang
pembayarannya langsung dilakukan oleh KPPN kepada rekanan
melalui pemindahbukuan dari rekening kas negara ke rekening
rekanan.
• Contoh : SP2D LS-III untuk pembayaran kontrak pembangunan
gedung.
• Dicatat pada sebagai penerimaan dan pengeluaran di BKU dan
Pengeluaran di BP Was Anggaran.
• Pembukuannya :
 BKU (P dan K) jumlah kotor SPM-LS III;
 BP Was Anggaran (K) jumlah kotor SPM-LS III
Pembukuan SPM-LS Pihak III
Dokumen sumber: SPM-LS III/SP2D-LS III
Misal nilainya sebesar Rp 3.000.000

BKU Buku Pengawasan Anggaran


3.000.000 3.000.000 3.000.000
Pengurang anggaran

Nilai SPM-LS III

45
Menerima SP2D LS Bendahara

 SP2D LS untuk pembayaran gaji, honorarium, lembur, dan


perjalanan dinas yang pembayarannya langsung dilakukan
oleh KPPN melalui rekening Bendahara.
 Sudah diakui sebagai belanja negara.
• Dicatat sebagai penerimaan di BKU, BP Bank dan BP LS
Bendahara, dan Pengeluaran BP Was Anggaran .
• Pembukuan :
 BKU (D) jumlah kotor SPM;(K) jml pot SPM;
 BP Bank (D) jumlah kotor SPM; (K) jml pot SPM;
 BP LS Bendahara (D) jumlah kotor SPM; (K) jml pot SPM
 BP Was Anggaran (K) jumlah kotor SPM
Pembukuan SPM-LS Bendahara
Dokumen sumber: SPM/SP2D LS Honor
Misal nilainya sebesar Rp 5.000.000, potongan Rp 450.000

Buku Pembantu Bank


Tersimpan di
5.000.000 450.000

BKU
Buku Pembantu LS Bendahara
5.000.000 450.000
5.000.000 450.000
Dana LS

Nilai SPM-LS Bendahara Buku Pengawasan Anggaran


5.000.000
Pengurangan anggaran
potongan

47
Pembayaran Tunai dari SPM-LS Bendahara

 Perbedaan dengan pembayaran tunai dari UP


adalah: pembayaran dari dana LS bendahara tidak
lagi membebani anggaran, karena sudah dicatat
membebani anggaran pada saat SP2D LS
diterbitkan (akuntansi belanja).
 Pada saat pembayaran dicatat sebagai
pengeluaran di BKU, BP Kas Tunai, BP LS Bendahara.
 Pembukuannya:
 BKU (K)
 BP Kas Tunai (K)
 BP LS Bendahara (K)

48
Pembukuan Pembayaran Tunai dari SPM-LS Bendahara
Dokumen sumber: Daftar honor sebesar nilai bersih Rp 4.550.000

Buku Kas Tunai


4.550.000
Dibayar dengan
BKU

4.550.000

Buku LS Bendahara
Jumlah kas keluar 5.000.000 450.000
4.550.000
Sumber dana

49
Menyetorkan Sisa LS Bendahara
 Jika terdapat sisa LS Bendahara yang tidak dibayarkan,
bendahara harus segera menyetorkan ke kas negara
dengan SSPB (Surat Setoran Pengembalian Belanja).
 Mata anggaran (akun) yang digunakan sesuai dengan
akun asal belanjanya.
 Pengembalian belanja berdampak tidak
menghidupkan lagi pagu anggaran belanja yang
sebelumnya berkurang.
 Dicatat sebagai pengeluaran di BKU, BP Kas Tunai, BP
LS Bendahara
Pembukuan Penyetoran Sisa LS Bendahara
Dokumen sumber: SSPB Sisa LS Bendahara Rp 800.000,-

Buku Kas Tunai


Diambil dari
800.000

BKU
Buku LS Bendahara
800.000
800.000
Mengurangi

Buku Pengawasan Anggaran

Sisa LS Bendahara

51
Pendapatan Jasa Giro
 Tidak ada lagi setelah berlaku TNP (Treassury
Notional Pooling)
 Jika masih ada, pendapatan jasa giro dicatat sebagai
penerimaan di BKU, BP Bank, dan BP Lain-lain.
Pembukuan Pend.Jasa Giro
Dokumen sumber: Rekening koran, misal pend. jasa giro sebesar
Rp 100.000

Pertama kali dicatat di BKU kolom Selanjutnya dicatat di Buku Pembantu


Debet Bank dan Buku Pembantu Lain-lain

BKU
Buku Pembantu Bank
100.000 Tersimpan di
100.000

Buku Pembantu Lain-lain


Pendapatan jasa giro
100.000
Sumber dana

53
Beban Administrasi Bank
 Beban administrasi bank dapat dibebankan ke DIPA
sebagai belanja keperluan sehari-hari perkantoran
(521111).
 Dibukukan sebagai pengeluaran di BKU, BP Bank, BP
UP, dan BP Pengawasan Anggaran.
 Pembukuannya:
 BKU (K)
 BP Bank (K)
 BP UP (K)
 BP Pengawasan Anggaran (K)
Pembukuan Beban Administrasi bank
Dokumen sumber: Rekening Koran, misal beban adm Rp 50.000

Pertama kali dicatat di BKU kolom Selanjutnya dicatat di Buku Bank, UP


Kredit dan Pengawasan Anggaran (521111)

BKU Buku Bank

50.000 Dibayar dengan 50.000

Buku Pembantu UP
Jumlah kas keluar 50.000
Sumber dana

Buku Pengawasan Anggaran


50.000
Mengurangi anggaran
55
1. Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pembayaran atas UP berdasarkan Surat
Perintah Bayar (SPBy) yang dilampiri bukti2 pengeluaran yang disetujui
dan ditandatangani oleh PPK.
2. Dalam hal pembayaran yang dilakukan Bendahara Pengeluaran merupakan uang
muka kerja, SPBy dilampiri:
 rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran;
 rincian kebutuhan dana; dan
 batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang muka kerja;
3. Berdasarkan SPBy yang diterimanya, Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan:
 pengujian atas tagihan pada SPBy; dan
 pemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy yang
diajukan dan menyetorkan ke kas negara.
4. Dalam hal pengujian SPBy tidak memenuhi persyaratan, Bendahara
Pengeluaran/BPP harus menolak SPBy yang diajukan oleh PPK.
5. Dalam hal sampai batas waktu pertanggungjawaban , penerima uang muka kerja
belum menyampaikan bukti pengeluaran, Bendahara Pengeluaran/BPP
menyampaikan permintaan tertulis agar penerima uang muka kerja segera
mempertanggungjawabkan uang muka kerja.
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)
1. BPP adalah bendahara yang bertugas membantu
Bendahara Pengeluaran untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan
2. BPP diangkat oleh Menteri/pimpinan lembaga atau
pejabat yang diberi kuasa, atas dasar pertimbangan
lokasi dan kompleksitas kegiatan
3. Ketentuan mengenai penatausahaan kas untuk
Bendahara Pengeluaran berlaku juga bagi BPP
4. Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPP wajib
menyetorkan seluruh uang negara yang dikuasainya ke
kas negara, khusus sisa UP dikembalikan kepada
Bendahara Pengeluaran
57
5. BPP menyampaikan LPJ kepada Bendahara
Pengeluaran paling lambat 5 hari kerja bulan
berikutnya, dengan disertai salinan rekening koran
6. Bendahara Pengeluaran dapat membukukan transaksi
atas dasar nilai/jumlah yang tertuang dalam laporan
pertanggungjawaban BPP.

58
Persamaan Konsepsi BPP dgn PUM

 Menerima uang dari bendahara

 Ditunjuk untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan

 Melakukan pembayaran

 Diangkat oleh PA/Kuasa PA

59
F. Perbedaan Konsepsi BPP dgn PUM
PUM BPP
• Bukan pejabat fungsional • Pejabat fungsional
• Tidak bertanggungjawab • Bertanggungjawab atas
atas uang yang dikelolanya, uang yang dikelolanya
tanggung jawab tetap berada
pada Bendahara Pengeluaran
• Tidak melakukan pembukuan • Melakukan pembukuan dan
dan tidak menyusun LPJ/ menyusun LPJ sebagaimana
hanya melakukan pencatatan bendahara
• Apabila terjadi kerugian • Apabila terjadi kerugian
negara yang dikenakan negara dapat dikenakan
tuntutan perbendaharaan tuntutan perbendaharaan
adalah Bendahara
Pengeluaran

60

Anda mungkin juga menyukai