Akuntansi SPKD
Dalam kegiatan ini, Fungsi Akuntansi SKPKD memiliki tugas sebagai berikut :
B. DESKRIPSI KEGIATAN
Dalam struktur pemerintahan daerah, Satuan Kerja merupakan entitas akuntansi yang
mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi di
lingkungan satuan kerja. Dalam konstruksi keuangan daerah, terdapat dua jenis satuan kerja,
yaitu :
Terdapat perbedaan klasifikasi perkiraan antara SKPD dengan SKPKD yaitu, tidak semua
perkiraan yang ada pada akuntansi SKPD ada pada akuntansi SKPKD. Hal ini disebabkan tidak
semua kegiatan yang ada di pemda boleh dilakukan oleh SKPD sebagai pengguna anggaran.
Meskipun memiliki perbedaan dalam kewenangan, dalam arsitektur SAPD, keduanya memiliki
sifat yang sama dalam akuntansinya, yaitu sebagai satuan kerja.
Kegiatan akuntansi pada satuan kerja meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, aset
dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh PPK-SKPD berdasarkan dokumen-dokumen
sumber yang diserahkan oleh bendahara.
Proses penerimaan pendapatan di Satuan Kerja dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:
Dokumen sumber yang digunakan Bendahara Penerimaan sebagai dasar SPJ Penerimaan yang
selanjutnya dilakukan pencatatan transaksi pendapatan di Satker oleh PPK-SKPD ini adalah
sebagai berikut:
Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi pendapatan, maka
dibuatlah Buku Jurnal Kas Masuk (JKM) Pendapatan.
Contoh :
Pada tanggal 5 Januari 2009 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
menerima setoran Sewa Alat Berat sebesar Rp63.120.000 dan Sewa Laboratorim
Rp5.000.000
Jurnalnya :
a. Pada saat penerimaan pendapatan
Debet Kredit
Pendapatan yg
8 Jan 09 5.000.000 Ditangguhkan-Sewa 5.000.000
Laboratorium
Debet Kredit
Tanggal Pendapatan yg Nomor Bukti Uraian Ref Jumlah
Ditangguhkan
Pendapatan Sewa
5 Jan 09 63.120.000 35/10/STS/ Alat Berat 63.120.000
Pendapatan Sewa
8 Jan 09 5.000.000 Laboratorium 5.000.000
Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi
pendapatan, maka dibuatlah Buku Jurnal Kas Masuk (JKM) Pendapatan.
Cr RK-Pusat Xxx
Debet Kredit
Tanggal
Pendapatan
Pajak Hiburan RK/Pusat
Akuntansi belanja pada satuan kerja dilakukan oleh PPK-SKPD. Akuntansi belanja pada
satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja UP (uang persediaan)/GU (ganti
uang)/TU (tambah uang), dan akuntansi belanja LS (langsung).
Dokumen Sumber
Dokumen sumber yang dijadikan dasar dalam pencatatan transaksi belanja
ini adalah sebagai berikut:
No. Jenis Transaksi Dokumen Sumber
1 Belanja dengan Bukti Pengesahan SPJ, SPM, SPD,Bukti
mekanisme UP/GU/TU transaksi lainnya
2 Belanja dengan mekanisme SP2D, SPM, SPD, Nota Debit Bank, Bukti
LS pengeluaran lainnya
3 Penerimaan Pajak - Bukti Pemotonngan Pajak
4 Penyetoran Pajak - Surat Setoran Pajak (SSP)
Pemberian Uang Persediaan UP
Permendagri Nomor 13/2006 pasal 136 menyebutkan bahwa untuk kelancaran
pelaksanaan tugas SKPD, kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
dapat diberikan Uang Persediaan yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.
PPK-SKPD menerima SP2D dari Kuasa BUD melalui Pengguna Anggaran. Berdasarkan
SP2D, PPK-SKPD mencatat transaksi penerimaan uang persediaan tersebut dengan
menjurnal “Kas di Bendahara Pengeluaran” di Debit dan “RK-Pusat” di kredit.
Pada akhir anggaran dan atau seluruh kegiatan telah dinyatakan selesai 100%,
maka untuk pertanggungjawabannya dibuat SPP GU Nihil, SPM GU Nihil dan
disampaikan kepada BUD untuk diterbitkan SP2D GU Nihil. Tidak ada jurnal untuk SP2D
GU Nihil.
Cr RK Pusat xxx
Dalam kasus LS Gaji dan tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh pegawai adalah jumlah
netto (setelah dikurangi potongan), namun PPK-SKPD tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan
dalam jumlah bruto. PPK-SKPD tidak perlu mencatat potongan tersebut karena pencatatannya
sudah dilakukan oleh BUD dalam sub sistem akuntansi SKPKD.
Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan diposting ke Buku Besar/Buku
Besar Pembantu SKPD sesuai dengan kode rekening Belanja
Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas,
dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset Lancar yang ada di SKPD
terdiri dari Kas di Bendahara Pengeluaran, kas di Bendahara Penerimaan, Bagian Lancar dari
Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar TGR, Piutang Pajak, Piutang Lain-lain dan
Persediaan.
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) periode
akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Aset Tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD
melalui pembelian, pembangunan, hibah atau doinasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari
sitaan atau rampasan. Aset Tetap terdiri dari: Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan,
Jalan, Irigasi dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, dan Konstruksi dalam Pengerjaan
Pembentukan serta pencairan Dana Cadangan merupakan bagian dari akun pembiayaan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 98 menyebutkan bahwa
Penerimaan Pembiayaan dan
Pengeluaran Pembiayaan daerah dianggarkan dalam RKA-SKPD pada SKPKD. Dengan demikian,
penganggaran maupun realisasi pembentukan dan pencairan dana cadangan tidak dilakukan di
SKPD dan hanya ada di SKPKD.
Sesuai PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Aset Non Lancar Lainnya
diklasifikasikan sebagai Aset Lainnya. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah:Tagihan Piutang
Penjualan Angsuran, Tagihan Tuntuan Ganti Kerugian Daerah, Kemitraan dengan Fihak Ketiga,
Aset Tidak Berwujud, Aset Lain-Lain
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan
aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul karena
konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban dapat
dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan
perundang-undangan.
Ekuitas dana merupakan pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu:Ekuitas Dana Lancar,
Ekuitas Dana Investasi, Ekuitas Dana untuk Dikonsolidasi
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.
Kelompok Ekutas Dana Lancar antara lain terdiri dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/SiLPA,
Pendapatan yang ditangguhkan, Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan dan Dana yang harus
disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.
Kekayaan bersih pemerintah yang tertanam dalam piutang jangka pendek. Pencatatan
dilakukan berdasarkan memo penyesuaian.
- Pada akhir tahun anggaran sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang Pajak yang
belum dibayar
- Pada akhir tahun sebesar bagian jumlah tagihan penjualan angsuran yang jatuh
tempo
- Pada akhir tahun sebesar bagian jumlah TGR yang jatuh tempo tahun anggaran
berikutnya
- Pada akhir tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang Lain-lain yang belum
dibayar.
- Pada awal tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang Pajak yang belum
dibayar (jurnal balik)
- Pada awal tahun sebesar bagian jumlah tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo
(jurnal balik)
- Pada awal tahun sebesar bagian jumlah TGR yang jatuh tempo (jurnal balik)
- Pada awal tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang Lain-lain yang belum
dibayar (Jurnal balik)
Perkiraan lawan Ekuitas Dana Lancar merupakan pengurang kekayaan bersih pemerintah daerah.
Perkiraan ini didebet pada akhir tahun sebesar jumlah kewajiban yang belum dibayar per akhir
tahun.
Perkiraan ini dikredit pada awal tahun berikutnya sebesar jumlah kewajiban yang jatuh tempo
(jurnal balik)
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam Invstasi
Jangka Panjang, Aset Tetap dan Aset Lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka Panjang. Pos
Ekuitas ini ada di SKPD hanya terdiri dari:
a. Diinvestasikan dalam Aset Tetap, yang merupakan akun lawan dari Aset Tetap
b. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, yang merupakan akun lawan Aset Lainnya.
Kekayaan pemerintah yang ditanamkan dalam bentuk aset tetap, seperti tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan dan irigasi dan aset tetap lainnya.
Perkiraan ini dikredit pada saat terjadi realisasi pengeluaran/penambahan dan didebet pada saat
terjadi penjualan/penguranan untuk:Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan,
Irigasi dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya dan Konstruksi dalam Pengerjaan
Ekuitas dana pemerintah yang ditanam dalam bentuk aset lainnya. Perkiraan ini dikredit pada
saat terjadinya realisasi penerimaan untuk:
Perkiraan ini didebet pada saat teradinya penjualan/pengurangan untuk: Tagihan Penjualan
Angsuran dan Lain-lain Aset (TGR)
Akuntansi RK-Pusat merupakan akuntansi ekuitas dana di tingkat Satker. Akun “RK-Pusat”
setara dengan akun “Ekuitas Dana”, tetapi penggunanya khusus Satker. Hal ini dikarenakan
SKPD dianggap merupakan cabang dari Pemda, sehingga sebenarnya SKPD tidak memiliki
ekuitas dana sendiri, melainkan hanya menerima ekuitas dana dari Pemda, melalui mekanisme
transfer. Akun “RK-Pusat” akan bertambah bila Satker menerima transfer aset (seperti menerima
SP2D UP/GU dan menerima aset tetap dari Pemda), pelaksanaan belanja LS (menerima SP2D
LS), dan akan berkurang bila Satker mentransfer aset ke Pemda (seperti penyetoran uang ke
Pemda).
Akun RK-Pusat yang ada di Satker ini mempunyai rekening resiprokal berupa akun RK-
SKPD yang ada di PPKD sebagai akun aset. Saldo normal akun “RK-SKPD” adalah Debit (Dr)
sedangkan saldo normal akun “RK-Pusat” adalah kredit (Cr). Akun RK-Pusat dan RK-SKPD ini
akan dieliminasi pada saat akan dibuat laporan gabungan Pemda. Pengeliminasian dilakukan
oleh PPKD/BUD.
2. Akuntansi PPKD
1. AKUNTANSI PENDAPATAN
Pada bagian ini yang dimaksud dengan akuntansi pendapatan PPKD adalah langkah-langkah
teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk pendapatan pada level
Pemerintah Daerah seperti misalnya Pendapatan Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah.
Dokumen sumber yang digunakan untuk pencatatan pendapatan Dana Perimbangan dan Lain-Lain
Pendapatan yang Sah
Transaksi Dokumen sumber
Fungsi Akuntansi di PPKD (yang dilakukan oleh Bidang Akuntansi di DPPK) menerima Laporan
Posisi Kas Harian dari BUD. Laporan ini yang dilampiri salah satunya oleh tembusan Nota Kredit
akan menjadi dokumen sumber untuk penjurnalan akuntansi pendapatan. Dari Laporan Posisi
Kas Harian ini, Fungsi Akuntansi SKPKD dapat mengidentifikasi sumber penerimaan kas
berasal.
Contoh:
1) Pada tanggal 30 April 2009, Pemerintah Kabupaten Bandung menerima dana bagi hasil pajak
sebesar Rp500jt.
Jurnalnya :
SKPD PPKD
Tidak ada jurnal 30 April 2009
Dr. Kas di Kasda Rp500jt
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Pajak Rp500jt
Dalam kondisi nyata, dimungkinkan terjadi pengembalian kelebihan pendapatan yang harus
dikembalikan ke pihak ketiga.
Jurnalnya :
SKPD PPKD
20 Juni 2009
SKPD PPKD
15 Desember 2009
Dr. Pendapatan lain-lain yg Rp100jt sah
Tidak ada jurnal
Cr. Kas di Kas Daerah Rp100jt
Jurnal diatas dicatat jika pengembalian kelebihan pendapatan terjadi pada tahun anggaran,
apabila pengembalian untuk kelebihan pendapatan tahun anggaran sebelumnya maka yang
didebet adalah SiLPA.
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal yang kode akun pendapatannya berupa jenis
pendapatan, sedangkan Buku Besar Pembantu digunakan untuk posting akun sampai dengan
Rincian Objek Pendapatan.
2. AKUNTANSI BELANJA
Pada bagian ini akan dijelaskan prosedur akuntansi Belanja PPKD yaitu langkah-langkah
teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk Belanja Bunga, Subsidi, Hibah,
Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga.
4 Belanja Bantuan - SP2D LS, Bukti pengeluaran - SPM, SPD, Berita acara,
lainnya Keputusan Kepala Daerah
Sosial
5 Belanja Bagi - SP2D LS, Bukti pengeluaran - SPM, SPD, Berita acara,
lainnya Keputusan Kepala Daerah
Hasil
6 Belanja Bantuan - SP2D LS, Bukti pengeluaran - SPM, SPD, Berita acara,
lainnya Keputusan Kepala Daerah
Keuangan
7 Belanja Tidak - SP2D LS, Bukti pengeluaran - SPM, SPD, Keputusan Kepala
lainnya Daerah
Terduga
Jurnal Standar
Transaksi belanja selaku PPKD dicatat oleh fungsi akuntansi PPKD. Transaksi ini dicatat
harian pada saat kas dibayarkan kepada bendahara pengeluaran atau pada saat menerima
tembusan bukti transfer ke pihak ketiga. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan asas
bruto.
Transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD dilakukan dengan 2 (dua)
cara, yaitu:
- pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU kepada SKPD
- pembayarannya dengan SP2D LS kepada fihak ketiga
Berikut dijelaskan transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD yang dilakukan langsung ke
fihak ketiga. Penjelasan pembayaran dengan SP2D kepada SKPD dijelaskan di bagian G
(Akuntansi RK-Pusat di SKPD dan RK-SKPD di PPKD).
Contoh:
Pada tanggal 8 Mei 2009 PPKD Pemerintah Kabupaten Bandung melakukan pembayaran
untuk bantuan keuangan sebesar Rp90.000.000 dengan menggunakan SP2D-LS.
Jurnal untuk mencatat pengakuan belanja bantuan keuangan:
SKPD PPKD
8 Mei 2009
Tidak ada jurnal Dr. Belanja Bantuan Keuangan Rp90jt
Cr. Kas di Kas Daerah Rp90jt
2.2 Perhitungan Fihak Ketiga
Transaksi Penerimaan Fihak Ketiga (PFK) merupakan transaksi transitoris berupa
penerimaan kas dari pihak ketiga yang sifatnya titipan dan harus diakui sebagai utang.
Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat potongan
pajak/Taperum/IWP untuk seluruh Satker yang pemotongannya dilakukan oleh PPKD
Jurnal Pencatatan Potongan Fihak Ketiga
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Utang PFK xxx
Contoh :
Pembayaran gaji Pegawai Dinas Perhubungan bulan Maret 2009 dengan SP2D LS sebesar
Rp 80Jt, pada tanggal 30 Maret 2009. Dari jumlah tersebut terdapat potongan PPh Rp1jt, IWP
Rp400rb, dan Taperum Rp600rb.
Jurnalnya :
a. Untuk mencatat pengakuan belanja pegawai
SKPD
30 Maret 2009
Dr Belanja Pegawai Rp 80jt
Cr RK PUSAT Rp80jt
b. Untuk mencatat pengeluaran Kas di PPKD
PPKD
30 Maret 2009
Dr. RK/SKPD Rp80jt
Cr. Kas di Kas Daerah Rp80jt
c. Untuk mencatat pengakuan Utang Titipan Pihak Ke Tiga
PPKD
30 Maret 2009
Dr. Kas di Kasda Rp2jt
Cr. Utang PFK-Pot PPh Rp1jt
Cr. Utang PFK-Iuran Wjb Rp400jt
PN Cr. Utang PFK-Taperum Rp600jt
Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana
yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah neto (setelah dikurangi potongan pajak), namun
Fungsi Akuntansi PPKD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. Fungsi
Akuntansi PPKD kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Utang, dengan jurnal sebagai
berikut:
Jurnal pencatatan potongan pajak saat terbit SP2D LS Barang/Jasa
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Utang PFK Xxx
Pada saat pelunasan atau penyetoran dana pihak ketiga (PFK) maka dilakukan jurnal
sebagai berikut:
Jurnal pencatatan penyetoran pajak ke kas negara/fihak ketiga
Dr Utang PFK Xxx
Cr Kas di Kas Daerah Xxx
Contoh :
Apabila potongan PPh, IWP PN, dan Taperum sebesar Rp2 jt di setor ke Kas
Negara pada tanggal 10 April 2009
SKPD PPKD
10 April 2009
Dr. Utang PFK-Potongan PPh Rp1jt
Tidak ada jurnal Dr Utang PFK-IWP PN Rp400rb
Dr Utang PFK-Taperum Rp600rb
Cr. Kas di Kas Daerah Rp2jt
Jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi pengeluaran kas maka
dibuatlah Buku Jurnal Kas Keluar (JKM) - PPKD.
2.4 Posting ke Buku Besar
Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan diposting ke Buku
Besar/Buku Besar Pembantu PPKD sesuai dengan kode rekening pendapatan.
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal yang kode akun belanjanya berupa Jenis Belanja,
sedangkan Buku Besar Pembantu digunakan untuk posting akun sampai dengan Rincian
Objek Belanja.
3. AKUNTANSI PEMBIAYAAN
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan pemerintah yang mempunyai
dampak terhadap penerimaan dan/atau pengeluaran pemerintah pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Sedangkan tujuan dari
transaksi ini adalah untuk menutup defisit anggaran atau memanfaatkan surplus anggaran.
Transaksi pembiayaan terbagi atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Selisih dari kedua transaksi tersebut merupakan pembiayaan
neto.
Transaksi penerimaan pembiayaan berasal dari:
penggunaan SiLPA tahun anggaran sebelumnya
pencairan dana cadangan
hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
penerimaan pinjaman daerah
penerimaan kembali pemberian pinjaman
penerimaan piutang daerah.
Transaksi pengeluaran pembiayaan berasal dari:
pembentukan dana cadangan
penyertaan modal pemerintah daerah
pembayaran pokok pinjaman (utang)
pemberian pinjaman daerah.
Transaksi pembiayaan merupakan transaksi yang terjadi di PPKD sebagai Pemda. Hal ini
dikarenakan sifat atau tujuan dari dilakukannya transaksi ini, yaitu untuk memanfaatkan
surplus atau menutup defisit anggaran daerah. Selain itu dalam transaksi pembiayaan, di
dalamnya akan melibatkan akun-akun ekuitas dana yang hanya terdapat di dalam neraca
Pemda. Oleh karena itu transaksi ini dicatat dan dilaporkan dalam LRA PPKD sebagai Pemda
(kantor pusat), yang kemudian akan digabungkan dengan LRA SKPD lainnya, menjadi
laporan keuangan Pemerintah Daerah.
3.1 Dokumen sumber
3.1.1 Penerimaan Pembiayaan
Lampiran
No. Jenis transaksi Dokumen sumber
dokumen sumber
1 Penggunaan SiLPA tahun Perda pertanggungjawaban - Nota kredit bank
anggaran sebelumnya pelaksanaan APBD
2 Pencairan dana - Nota kredit bank Kopi Surat perintah
Cadangan - Perda dana cadangan pemindahbukuan
Hasil penjualan kekayaan - Berita acara
3 Bukti Penerimaan pembayaran
daerah yang dipisahkan
- Surat tanda bukti penerimaan/
4 P e n e ri m a an p i nj a - Nota kredit bank
Bukti transfer
man daerah
- Bukti penjualan obligasi
Penerimaan kembali - Surat tanda bukti
5 - Nota kredit bank
pemberian pinjaman penerimaan/ Bukti transfer
Contoh :
Pada tanggal 20 Juni 2009 diterima dana pinjaman dari lembaga perbankan sebesar Rp2
miliar, hutang ini jatuh tempo dalam 5 tahun ke depan.
Jurnalnya :
1) Untuk mencatat penerimaan pembiayaan utang jangka panjang
PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah Rp2
Contoh :
Pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun anggaran 2015 akan membangun jalan tol,
direncanakan diperlukan dana sebesar Rp50 miliar untuk pembebasan tanahnya, untuk
hal tersebut maka Pemda Kab. Bandung membentuk dana cadangan yang diisi tiap
tahun Rp10 miliar untuk waktu lima tahun, mulai tahun 2010,
1) Untuk mencatat pengeluaran pembiayaan
PPKD
Dr. Pengeluaran Pembiayaan – Rp50m
Cr. Pembentukan Dana Cadangan
Kas di Kas Daerah Rp50m
PPKD
Dr. Penyertaan Modal Pemda Rp50m
Cr. EDI-Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
Panjang
Rp50m
Jurnal Korolari Pembentukan Dana Cadangan
Dr Dana Cadangan xxx
Cr Ekuitas Dana Cadangan – Diinvestasikan Xxx
dalam Dana Cadangan
PPKD
Dr Dana Cadangan Rp50miliar
Cr Ekuitas Dana Cadangan- Rp50miliar
Diinvestasikan dalam Dana
Cadangan
c. Jurnal Penyertaan Modal Pemerintah
Dr Pengeluaran Pembiayaan – Penyertaan xxx
Modal Pemerintah
Catatan: jurnal pembayaran pokok pinjaman, menggunakan akun dana yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka pendek, karena utang yang dibayar adalah bagian yang jatuh temponya
saja, yaitu yang sudah menjadi utang jangka pendek.
k. Jurnal – Pembentukan Dana Cadangan
Dr Dana Cadangan Xxx
Cr Ekuitas Dana Cadangan Xxx
l. Jurnal – Pencairan Dana Cadangan
Dr Ekuitas Dana Cadangan Xxx
Cr Dana Cadangan Xxx
Jurnal dicatat dalam Jurnal Umum. Secara periodik, buku jurnal atas transaksi Utang Jangka
Panjang tersebut diposting ke dalam buku besar rekening yang terkait. Setiap akhir periode
semua buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan PPKD.
3. Kasus SKPD dan PPKD
Untuk kasus dari SKPD dan PPKD kami lampirkan dalam file lain diluar paper ini dalam format gambar
.jpg.