Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN INDUSTRI PAKAN


PT. JAPFA COMFEED INDONESIA, TBK UNIT GROBOGAN

Disusun oleh:

KELOMPOK
I-IV

LABORATORIUM TEKNOLOGI MAKANAN TERNAK


DEPARTEMEN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN INDUSTRI PAKAN
PT. JAPFA COMFEED INDONESIA, TBK UNIT GROBOGAN

Disusun oleh:
Muhamad Aldi Domu PT/
Zulfarizki Caesario PT/06429
Jonathan Wibowo PT/06560
Nurul Azizah Jamil PT/06528
Lena Putriana PT/06528

Kelompok II

Asisten: Muhamad Yuda Pradana

LABORATORIUM TEKNOLOGI MAKANAN TERNAK


DEPARTEMEN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Manajemen Industri Pakan disusun guna


melengkapi syarat dalam menempuh Manajemen Industri Pakan di
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh Asisten Laboratorium
Teknologi Makanan Ternak pada tanggal Mei 2016.

Yogyakarta, Mei 2016


Asisten Pembimbing

Muhamad Yuda Pradana


KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, sehingga atas limpahan rahmat-Nya penyusun dapat
menyelesaikan laporan Manajemen Industri Pakan semester genap.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam pembuatan laporan ini, di antaranya :
1. Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA. DEA. selaku dekan Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
2. Ir. Subur Priyono Sasmito Budhi, Ph. D, Prof. Dr. Ir. Ristianto
Utomo, SU., Cuk Tri Noviandi S.Pt., M.Anim.St., Ph.D., dan
Andriani Astutu selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Industri Pakan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta,
3. Seluruh Asisten Manajemen Industri Pakan Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
4. Laboran Laboratorium Teknologi Makanan Ternak,
5. Pihak-pihak yang telah menbantu dan tidak bisa kami sebutkan
satu-persatu.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan,
untuk itu segala kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan. Kritik
dan saran tersebut kiranya dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas
dan kuantitas penyusun dimasa yang akan datang.
Semoga dengan tersusunnya laporan Manajemen Industri Pakan
ini dapat memberi sumbangsih yang bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi mahasiswa peternakan Universitas Gadjah Mada dalam
memperkaya khasanah budaya serta ilmu yang dimiliki.

Yogyakarta, Mei 2016


Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam usaha
peternakan. Kandungan nutrien pakan yang dibutuhkan oleh ternak harus
diperhatikan untuk mencapai produktivitas optimal seperti yang
diharapkan. Namun, apabila ditinjau dari aspek ekonomi, biaya pakan
pada umumnya sangat tinggi hingga mencapai 75% dari total biaya
produksi yang dikeluarkan oleh suatu usaha peternakan. Produksi
peternakan dapat dikatakan efisien dan akan tercapai apabila tersedia
pakan yang murah dan memenuhi nutrien yang dibutuhkan oleh ternak.
Maka dari itu, di era modern seperti sekarang perlu adanya manajemen
yang baik terutama pada perusahaan pembuat pakan agar ketersediaan
pakan dengan kriteria murah dan memenuhi kebutuhan dapat tersedia
untuk peternak.
Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum kunjungan ke perusahaan
pembuatan pakan adalah untuk mengetahui manajemen produksi
pembuatan pakan ditinjau dari pengadaan bahan baku pakan yang
dilakukan oleh perusahaan terkait. Pengamatan yang dilakukan meliputi
macam dan asal bahan baku, proses penerimaan bahan baku, penentuan
harga bahan baku, dan quality control bahan baku. Manfaat yang dapat
diambil dari praktikum kunjungan tersebut adalah dapat semakin
membuka wawasan mengenai manajemen pengadaan bahan baku di
perusahaan sehingga dapat diterapkan ketika membuat suatu industri
pakan.
Manfaat
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang produksi dan perdagangan pakan ternak, pembibitan
ayam serta penyertaan saham pada beberapa anak perusahaan yang
bergerak di bidang budidaya perairan, peternakan sapi dan produk
konsumen. Salah satu bidang usaha PT. Japfa Comfeed Indonesia adalah
produksi pakan ternak, PT. Japfa memiliki pabrik pakan ternak berjumlah
13 unit yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan salah satunya
terletak di daerah Grobogan, Jawa Tengah. PT. Japfa Comfeed Indonesia
unit Grobogan didirikan pada tahun 2006 untuk memfokuskan usaha di
bidang agribisnis terutama peternakan dengan meningkatkan kapasitas
produksi untuk pakan ternak. PT. Japfa Comfeed Indonesia unit Grobogan
bergerak dalam bidang produksi pakan ternak utamanya yaitu pakan
unggas karena didasarkan pada semakin meningkatnya permintaan dari
para peternak unggas pada umumnya. Selain produksi pakan ternak, di
unit Grobogan juga terlibat dalam bidang pengeringan jagung. PT. Japfa
Comfeed Indonesia Tbk dikepalai oleh seorang kepala unit bernama
Bapak Bernardus Dwi Sampurno.

Visi dan Misi Perusahaan


PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Grobogan sebagai
perusahaan besar memiliki visi dan misi untuk memajukan perusahaan.
Visi dari PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Grobogan adalah
menjadikan perusahaan sebagai market leader di daerah wilayah Jawa
Tengah, misi dari PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Grobogan adalah
menjadikan perusahaan berkelas dunia (world class) dan mampu
menghasilkan produk hewani dari pemberian pakan yang bermutu.
Lokasi Perusahaan
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Grobogan bertempat aya
Semarang Purwodadi Km 40 Desa Harjowinangun, Kec. Godong 58162
Jawa Tengah. Lokasi perusahaan berada di samping PT. Malindo Feedmill
Tbk.

Struktur Organisasi Perusahaan


PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk unit Grobogan dikepalai oleh
seorang kepala unit dengan diawasi oleh manajer representatif dan
membawahi 6 departemen yang masing-masing dikuasai oleh kepala
departemen. Masing-masing departemen yaitu departemen penjualan,
departemen pabrik, departemen personalia dan umum, departemen
keuangan dan akuntansi, departemen pengadaan atau pembelian, dan
departemen kontrol kualitas dan laboratorium.
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM

Manajemen Penyimpanan
Penyimpanan bahan baku dalam gudang
Penyimpanan adalah salah satu bentuk tindakan pengamanan yang
selalu terkait dengan waktu yang bertujuan untuk mempertahankan dan
menjaga komoditi yang disimpan dengan cara menghindari dan
menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitas dan
kuantitas komoditi tersebut. Bahan baku pakan harus disimpan di suatu
tempat yang memiliki kelembapan yang cukup sehingga tidak mudah
ditumbuhi jamur serta kualitasnya tetap terjaga. Penyimpanan bahan
pakan biasanya menggunakan suatu ruangan yang biasa disebut gudang.
Penyimpanan tersebut bertujuan untuk menghindari bahan pakan dari tiga
kerusakan, yaitu kerusakan fisik, kimiawi, dan biologis. Anisa (2015)
menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan bahan pakan
adalah jenis pakan, lama penyimpanan, metode penyimpananm
temperatur, kandungan air, kelembapan udara, serangan (serangga,
kapang, bakteri, binatang pengerat), dan komposisi bahan pakan tersebut.
Penyimpanan bahan pakan di PT. Japfa Comfeed, Tbk. Unit
Grobogan salah satunya menggunakan ruangan yaitu gudang yang
dilengkapi dengan beberapa buah blower untuk menjaga agar temperatur
gudang tidak terlalu tinggi dan sirkulasi udara dapat berjalan lancar.
Bahan pakan yang disimpan antara lain DDGS (Distillers Dried Grains
with Solubles), MBM (Meat Bone Meal), dedak, tepung ikan, bungkil
kopra, premix, dan garam. Bahan baku yang dibeli dalam bentuk karung
(bag) disimpan menggunakan pallet. Sistem pallet ini dapat
mempermudah penanganan keluar masuknya bahan baku dengan
menggunakan kendaraan forklift. Pallet digunakan untuk menghindari
kerusakan bahan baku karena temperatur yang tinggi pada lantai akan
mengakibatkan bahan baku pakan mudah menggumpal.
Jarak antar pallet per baris diatur untuk menghindari adanya
kerusakan dan kontaminasi bahan baku. Jarak pallet dengan dinding yaitu
sekitar 30 cm untuk menghindari terjadinya kelembapan yang tinggi dan
sirkulasi udara dapat lebih lancar. Pallet disusun dalam 3 tumpukan
dengan jumlah karung tiap pallet sebanyak 25 atau 30 karung (tergantung
ukuran karungnya). Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi kerusakan
yaitu pecahnya karung pada bagian-bagian bawah penyusunan bahan
baku. Penumpukan karung yang terlalu tinggi dan jumlah terlalu banyak
dapat menyebabkan sirkulasi udara dalam gudang tidak lancar. Sirkulasi
udara dalam gudang yang tidak lancar akan menyebabkan timbulnya hot
spot yang berpotensi pada kebakaran spontan. Pembersihan dan
pemeriksaan gudang setiap hari dilakukan sebagai langkah perawatan
terhadap gudang penyimpanan bahan baku. Pembersihan gudang
dilakukan dengan cara membersihkan bahan pakan yang tercecer.
Teknik penyimpanan yang digunakan adalah sistem FIFO (First In
First Out) karena lebih mudah dalam mengontrol keluar masuknya bahan
pakan dan kualitasnya tetap terjaga. Gudang yang digunakan untuk
penyimpanan bahan baku pakan dibuat sesuai dengan daya tampung dan
kapasitas produksi pakan. Gudang yang digunakan untuk penyimpanan
bahan pakan memiliki ventilasi yang cukup, tidak lembap, dan tidak
terdapat celah sehingga binatang atau serangga dari luar tidak dapat
masuk.
Kerusakan fisik karena pengaruh suhu dan kelembapan yang tidak
baik akan meningkatkan kadar air bahan pakan dan juga dapat
mengurangi keaktifan (terutama vitamin A) yang terdapat pada bahan
baku pakan, selain itu kandungan nutriennya juga akan menurun.
Kerusakan kimiawi karena proses ketengikan lemak yang terkandung di
dalam bahan baku pakan akan merusak lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak. Kerusakan biologi disebabkan karena adanya serangga,
tikus, jamur, dan mikroorganisme lainnya pada bahan baku pakan,
misalnya tumbuhnya jamur Aspergillus dalam bahan baku pakan atau
pakan dapat menghasilkan racun aflatoksin yang dapat mematikan ayam
bila dosisnya melebihi batas toleransi. Adanya tikus dapat
mengontaminasi bahan baku pakan atau pakan karena urin dan fasesnya
(Anonimus, 2016). Untuk menghindari hal tersebut, adanya gudang
diharapkan dapat menghindari resiko kerusakan sekecil mungkin. Gudang
yang ada harus memenuhi persyaratan, pengemasan yang cocok untuk
setiap bahan baku pakan ataupun pakan, penumpukan karung yang baik,
serta sistem penggunaan bahan baku yang baik.
Penyimpanan bahan baku dalam silo
Silo adalah tempat penampungan jagung sementara sebelum masuk
ke area produksi. Listianingsih et al. (2013) menyatakan beberapa
keunggulan silo yaitu dapat menyimpan jagung dalam kapasitas besar,
mengendalikan suhu jagung dengan cara melakukan kontrol dan integrasi
dengan menggunakan komputer, memudahkan dalam proses bongkar
muat dalam kapasitas besar, dan menghindari serangan hama selama
penyimpanan. Bintoro (2008) menyatakan bahwa silo adalah struktur yang
digunakan untuk menyimpan bahan curah (bulk materials). Sebagai
alternatif penyimpanan dalam karung, penyimpanan curah memiliki
beberapa kelebihan seperti dapat diterapkannya peralatan mekanis,
penanganan yang cepat, kehilangan kecil, biaya operasional rendah,
memungkinkan untuk dilakukan aerasi. Hung et al. (2009) menyatakan,
untuk menjaga kualitas biji-bijian selama penyimpanan jangka panjang,
populasi serangga dan jamur harus dikontrol. Pendinginan biji-bijian
dengan aerasi digunakan untuk mengurangi laju pertumbuhan populasi
serangga dan jamur dan mempertahankan kualitas bijian.
Bahan baku jagung yang diterima di PT. Japfa Comfeed, Tbk. Unit
Grobogan terdiri dari dua jenis yaitu jagung kering dan jagung basah.
Jagung kering dapat langsung disimpan di dalam silo, sedangkan jagung
basah tidak dapat langsung disimpan di dalam silo. Jagung basah
dimasukkan dahulu ke dalam wet corn, lalu jagung dikeringkan di dalam
dryer. Jagung murni dipisahkan terlebih dahulu dari material lain sebelum
masuk dryer, lalu berat jagung ditimbang. Kadar air jagung berkurang dan
dinyatakan kering apabila kadar air mencapai 13 sampai 14%. Jagung
kemudian ditimbang lagi lalu disimpan di dalam silo. Suryani (2012)
menyatakan bahwa silo terbuat dari besi galvanis agar silo tidak mudah
berkarat. Silo berbentuk silinder dengan alas datar sehingga di bagian
bawah terdapat alat yang berfungsi meratakan jagung yang terletak di
bawah yaitu sweeper (diaktifkan pada saat jumlah jagung sudah sedikit)
sehingga jagung dapat keluar merata. Pengecekan temperatur silo dapat
dilakukan karena terdapat kabel penghubung pada titik tertentu. Silo juga
dilengkapi dengan exhaust fan dan blower untuk menjaga temperatur dan
sirkulasi udara dalam silo agar kerusakan bahan baku dapat diminimalisir.
Penempatan exhaust fan berada di bagian atap silo, sedangkan blower
berada di samping bagian bawah silo. Pengoperasian silo dibantu dengan
chain conveyor dan elevator yang berfungsi dalam proses pemasukan dan
pengeluaran jagung.
Proses pemasukan jagung di PT. Japfa Comfeed, Tbk. Unit
Grobogan dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mesin.
Proses pemasukan jagung menuju silo dimulai dari intake jagung melalui
RA (Rotary Actuator) tilting saat jagung mulai diturunkan dari truk
kemudian melewati alur masuk menggunakan chain dan elevator. Jagung
selanjutnya memasuki drum shieve untuk dilakukan pemisahan antara
jagung dan tumpi jagung, kemudian jagung melewati chain, memasuki
separator untuk diayak. Jagung bersih selanjutnya akan masuk ke dalam
wet corn melalui chain dan elevator, sedangkan kotorannya akan dibuang.
Jagung kemudian melewati chain dan elevator, lalu masuk dryer. Jagung
ditimbang terlebih dahulu sebelum memasuki dryer. Setelah pengeringan
selesai dilakukan, jagung keluar dari dryer dan ditimbang kembali untuk
mengetahui persentase kadar air yang hilang. Kadar air yang diharapkan
adalah 13 sampai 14%. Jagung setelah dikeringkan, disalurkan ke dalam
silo melalui chain dan elevator.
Penyimpanan bahan baku dalam tangki
Tangki penyimpanan atau storage tank menjadi bagian yang penting
dalam suatu proses industri karena tangki penyimpanan tidak hanya
menjadi tempat penyimpanan bagi produk dan bahan baku tetapi juga
menjaga kelancaran ketersediaan produk dan bahan baku serta dapat
menjaga produk atau bahan baku dari kontaminan. Kontaminan tersebut
dapat menurunkan kualitas dari produk atau bahan baku. Tangki pada
pabrik pakan ternak digunakan untuk menyimpan bahan baku cair seperti
minyak ikan. PT. Japfa Comfeed, Tbk. Unit Grobogan memiliki 4 tangki
yang terletak di area sekitar silo. Penyimpanan bahan baku cair di dalam
tangki dilakukan oleh petugas penerimaan bahan baku cair. Bahan baku
cair pada saat intake disaring terlebih dahulu untuk menyaring benda-
benda asing yang tercampur pada bahan baku tersebut. Daryatmo (2002)
menyatakan bahwa penyimpanan bahan pakan pada kadar air tinggi
memerlukan beberapa syarat seperti misalnya harus adanya stabilitas
kimia analitik dan dapat juga dilakukan penyimpanan pada suhu rendah
kurang dari 10oC. Penyimpanan dalam keadaan basah atau kadar air
tinggi dengan kisaran aktivitas air (Aw) antara 0,6 sampai 0,85% dapat
dilakukan asalkan dilengkapi dengan cara stabilisasi kimia, anaerobik dan
penyimpanan pada suhu rendah.
Quality control penyimpanan
Ketersediaan bahan baku yang terjaga kualitasnya sangat diperlukan
dalam proses produksi pakan ternak karena kualitas bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi akan mempengaruhi kualitas produk
pakan jadi yang dihasilkan oleh produsen pakan. Pemeriksaan kualitas
stock bahan baku yang tersedia secara rutin perlu dilakukan untuk
menjaga kualitas bahan baku agar tetap baik. Kontrol kualitas
penyimpanan bahan baku (stock control) yang dilakukan di PT. Japfa
Comfeed, Tbk. Unit Grobogan bertujuan menjaga kualitas bahan baku
pada saat penyimpanan hingga bahan baku tersebut hendak diproses.
Pemeriksaan stock bahan baku dilakukan oleh pihak warehouse dan
pihak kontrol kualitas bahan baku. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi
pemeriksaan identitas bahan baku, pemeriksaan pelaksanaan FIFO (First
In First Out), pemeriksaan kualitas dan temperatur bahan baku,
pemeriksaan kutu, pemeriksaan umur bahan baku yang berumur 2 bulan
(untuk bahan baku yang berasal dari hewan) sedang 3 bulan (untuk bahan
baku yang berasal dari tumbuhan), pemeriksaan denah gudang, dan
pemeriksaan kualitas jagung dalam silo, serta pemeriksaan bahan baku
dalam tangki.
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Permasalahan
Setiap perusahaan memiliki permasalahan di dalam perusahaan
tersebut, begitu juga dengan PT. Japfa Comfeed Indonesia Unit
Grobogan. Pengamatan yang dilakukan selama kegiatan kunjungan,
dijumpai masalah-masalah yang berkenaan dengan pengadaan bahan
baku, proses penyimpanan bahan baku.

Pemecahan Masalah
Cara penyelesaian masalah yang berkenaan dengan pengadaan
bahan baku adalah dengan cara menguji kualitas dari sumber bahan
pakan yang dikirim suplier, apabila bahan tersebut tidak sesuia standar
maka akan ditolak dan truk dikembalikan kepada suplier sedangkan untuk
bahan baku impor, dilakukan penyortiran bahan pakan yang masih layak
maka dilakukan peng gradingan bahan pakan. apabila bahan tersebut
sudah tidak dapat digunakan maka bahan tersebut akan dijual kembali.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan pada PT. Japfa
Comfeed, hal-hal yang dapat dilihat adalah pengadaan bahan baku hanya
mengandalkan bahan lokal (jagung) meskipun pada beberapa bahan
pakan yang tidak mencukupi akan dipenuhi dengan bahan baku impor.
Bahan baku yang masuk harus memenuhi syarat dan harus melalui
proses uji kualitas agar diperoleh bahan baku yang baik dan hasil yang
baik pula
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, D. E. N. 2015. Manajemen Penyimpanan Pakan Berpengaruh
terhadap Mutu Pakan.
http://peternakan.kaltimprov.go.id/read/news/2015/166/manajemen-
penyimpanan-pakan-berpengaruh-terhadap-mutu-pakan.html.
Diakses pada tanggal 22 Mei 2016, pukul 21.00 WIB.
Anonimus. 2016. Tempat untuk Penyimpanan Bahan Baku Pakan Ayam.
http://marisukses.com/tempat-untuk-penyimpanan-bahan-baku-
pakan-ayam/. Diakses pada tanggal 22 Mei 2016, pukul 20.30 WIB.
Bintoro, N. 2008. Rekayasa metode aerasi pada penyimpanan jagung
secara curah dalam silo. Prosiding Seminar Nasianal Teknik
Pertanian 2008. Yogyakarta, 18-19 November 2008.
Daryatmo. J. 2002. Manajemen penyimpanan pakan konsentrat. Poultry
Indonesia: Ilmiah Populer. Edisi Oktober. Hlm. 64-65.
Hung B. N, A. Nuntaphan, dan T. Kiatsiriroat. 2009. Integration of
desiccant tray unit with internal cooling for aeration of paddy silo in
humid tropical climate. Research Paper: PH dPostharvest
Technology. Biosystems Engineering 102 : 7582.
Listianingsih, W., S. Hakim, dan T. M. Rasa. 2013. Selaraskan Langkah
agar Mutu Terjaga. http://www.agrina-online.com/redesign2.php?
rid=7&aid=4731. Diakses pada tanggal 22 Mei, pukul 20.00 WIB.
Suryani, A. T. 2012. Pengadaan dan kontrol kualitas bahan baku PT.
Charoen Pokphand Tbk. Feedmil Division Cabang Sidoarjo, Jawa
Timur. Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan. Fakultas
Peternakan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai