Anda di halaman 1dari 11

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN

SOLIDARITAS ALUMNI SEKOLAH PETERNAKAN RAKYAT INDONESIA


(SASPRI)

PEMBUKAAN

Ketersediaan sumberdaya alam bagi keberlangsungan hidup ternak di Indonesia


masih melimpah dan tersebar di ratusan ribuan pedesaan. Kegiatan beternak di
pedesaan merupakan budaya keseharian bagi kebanyakan penduduk Indonesia dan
menjadikan komoditas ternak sebagai tabungan hidup. Produktivitas ternak dan
pendapatan/kesejahteraan peternak dapat ditingkatkan secara optimal jika peternak
bersatu, kompak, dan solid dalam mengelola ternak dan sumberdaya alam di
sekitarnya melalui sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Melalui Sekolah Peternakan Rakyat Institut Pertanian Bogor (SPR-IPB) sejak
6 Mei 2013, komunitas peternak berskala kecil (untuk selanjutnya disebut peternak
rakyat) melakukan pembelajaran partisipatif dengan pendampingan dari akademisi,
mahasiswa, dan pihak lain. Proses pembelajaran tersebut dapat berlangsung atas
fasilitasi pemerintah kabupaten/kota melalui kerjasama dengan Institut Pertanian
Bogor. Pembelajaran tersebut dimaksudkan agar peternak rakyat dapat membentuk
dan mengembangkan perusahaan kolektif berjamaah yang berlandaskan semangat
kemandirian dan kedaulatan peternak.
Pembelajaran partisipatif selama sekitar dua tahun terbukti telah mampu
mengubah pola pikir dan perilaku peternak rakyat dalam menjalankan usaha
peternakannya. Keterlibatan komunitas masyarakat sebagai pemitra peternak juga
memberikan dampak positif terhadap pola hidup dan kehidupan keluarga peternak
rakyat. Sinergi dan kolaborasi yang baik antara akademisi, birokrat, pemitra usaha,
dan peternak rakyat perlu dipertahankan dan ditumbuh-kembangkan di seluruh
Indonesia untuk saling menguatkan dan saling membesarkan peluang berusaha di
bidang peternakan.
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, Perkumpulan Solidaritas Alumni SPR
Indonesia (SASPRI) didirikan sebagai wahana kebersamaan para peternak rakyat
dengan pemitra usaha, akademisi/peneliti, dan birokrat untuk terus ikut berperan
aktif membangun peternakan nasional di Indonesia. Perkumpulan SASPRI tersebut
telah disahkan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor: AHU-0005205.AH.01.07.Tahun 2019 tentang Pengesahan
Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Solidaritas Alumni Sekolah Peternakan
Rakyat Indonesia, atas dasar akta noraris nomer: 01 tanggal 4 Mei 2019 oleh
Notaris Reny Andriany, SH yang beralamatkan di Bogor.
Anggaran Dasar Perkumpulan SASPRI yang termaktub dalam akta notaris
tersebut dilengkapi dengan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut:

BAB I

PENETAPAN TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR SASPRI

Pasal 1
Perkumpulan SASPRI yang dalam bahasa Inggris disebut Indonesian SPR Alumni
Solidarity Association (ISPRASA) ditetapkan kelahirannya pada hari Sabtu tanggal

1
10 November 2018 di Gedung Perpustakaan Nasional Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, mengacu pada hari pembacaan deklarasi berdirinya SASPRI.

BAB II

IDENTITAS

Pasal 2
1. Identitas SASPRI berupa logo bergambar “peternak bertopi cowboy menunggang
kuda dekat ternak sapi dan ayam”, yang semuanya berwarna coklat, dibingkai
setengahnya dengan dua garis yang nampak seperti dua bulan sabit yang
masing-masing berwarna coklat dan merah. Di bawah gambar tersebut, tertulis
SOLIDARITAS ALUMNI SPR INDONESIA.

2. Logo SASPRI bermakna bahwa peternak yang tergabung dalam Perkumpulan


merupakan peternak rumunansia (sapi, kerbau, kambing, domba), peternak non-
ruminansia (ayam, itik, puyuh, dan unggas lainnya), dan peternak pseudo-
ruminansia (kuda dan kelinci) ini adalah terdidik, berwawasan luas, dinamis,
visioner, dan berjiwa pemberani.

BAB III

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 3
1. Struktur organisasi Perkumpulan secara nasional (SASPRI-N) disajikan dalam
bagan pada Gambar 1.
2. Pengurus dipimpin oleh Ketua yang disebut sebagai Wali Utama, dibantu oleh
Sekretaris yang disebut sebagai Sekretaris Utama, Bendahara yang disebut
sebagai Bendahara Utama, Koordinator Bidang Organisasi dan Komunikasi

2
Massa, Koordinator Bidang Tatakelola Data dan Promosi, dan Koordinator Bidang
Kemitraan Bisnis Kolektif
3. Di semua posisi jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), personalia dapat
ditambah sebagai wakil atau anggota pengurus
4. Wali Utama membawahi langsung para Wali di seluruh Indonesia

STRUKTUR ORGANISASI SASPRI NASIONAL

DEWAN PENGAWAS DEWAN PEMBINA DEWAN PAKAR

WALI UTAMA

BENDAHARA UTAMA SEKRETARIS UTAMA

BIDANG ORGANISASI &


KOMUNIKASI MASSA WALI KAWASAN (1)

BIDANG TATA KELOLA WALI KAWASAN (2)


DATA & PROMOSI

BIDANG KEMITRAAN
BISNIS KOLEKTIF
WALI KAWASAN (n)

Gambar 1. Bagan struktur pengurus SASPRI Nasional

Pasal 4
1. Dalam menjalankan aktivitasnya, Pengurus diawasi oleh Dewan Pengawas,
dibina oleh Dewan Pembina, dan diperkaya ilmu pengetahuan dan teknologinya
oleh Dewan Pakar
2. Dewan Pengawas minimal berjumlah tiga orang di luar Pengurus dan dipimpin
oleh seorang ketua yang dipilih secara musyawarah mufakat di antara para
anggotanya
3. Dewan Pembina minimal berjumlah lima orang dan dipimpin oleh seorang ketua
yang dipilih secara musyawarah mufakat di antara para anggotanya
4. Dewan Pakar minimal berjumlah tujuh orang dan dipimpin oleh seorang ketua
yang dipilih secara musyawarah mufakat di antara para anggotanya

Pasal 5
1. Perkumpulan di tingkat Kecamatan/Kawasan (SASPRI-K) dipimpin oleh Wali
2. Wali bertanggung jawab langsung kepada Wali Utama
3. Struktur organisasi SASPRI-K disajikan pada bagan di Gambar 2.

3
4. Jika jumlah Wali di dalam satu kabupaten/kota telah mencapai lima atau lebih,
dapat didirikan Perkumpulan di tingkat kabupaten/kota (SASPRI-KK).

STRUKTUR ORGANISASI SASPRI KAWASAN

WALI UTAMA

WALI

BENDAHARA SEKRETARIS

MANAJER BIDANG ORGANISASI &


UNIT USAHA KOMUNIKASI MASSA KETUA KELOMPOK (1)

MANAJER BIDANG TATA KELOLA KETUA KELOMPOK (2)


STASIUN LAPANG DATA & PROMOSI

BIDANG KEMITRAAN
KETUA KELOMPOK (n)
BISNIS KOLEKTIF

Gambar 2. Bagan struktur organisasi SASPRI Kawasan

Pasal 6
1. Perkumpulan SASPRI-KK dipimpin oleh Wali Muda
2. Wali Muda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah salah satu Wali yang
dipilih secara musyawarah mufakat di antara para Wali di dalam kabupaten/kota
3. Peran dan tanggung jawab Wali Muda lebih bersifat koordinatif
4. Wali Muda hanya dibantu oleh seorang Sekretaris Muda dan seorang Bendahara
Muda
5. Jika jumlah Wali Muda di dalam satu provinsi telah mencapai lima atau lebih,
dapat didirikan Perkumpulan di tingkat provinsi (SASPRI-P).

Pasal 7
1. Perkumpulan SASPRI-P dipimpin oleh Wali Madya
2. Wali Madya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah salah satu Wali Muda
yang dipilih secara musyawarah mufakat di antara para Wali Muda di dalam
provinsi
3. Peran dan tanggung jawab Wali Madya lebih bersifat koordinatif
4. Wali Madya hanya dibantu oleh seorang Sekretaris Madya dan seorang
Bendahara Madya

4
BAB IV

TATA CARA PEMILIHAN WALI

Pasal 8
1. Wali pertama kali adalah Ketua Dewan Perwakilan Pemilik Ternak (DPPT) yang
berhak menerima Piagam Penghargaan Kinarya Satwa Sentosa pada saat
wisuda Sekolah Peternakan Rakyat (SPR)
2. Wali berikutnya dipilih melalui Rapat Anggota SASPRI-K dengan jumlah yang
hadir telah mencapai kuorum
3. Kuorum dicapai apabila dalam Rapat Anggota tersebut telah hadir minimal dua
orang dari pimpinan termasuk Wali, minimal satu orang dari masing-masing
bidang, dan minimal sembilan orang peternak anggota yang berasal dari minimal
dua kelompok
4. Pengurus SASPRI-K harus dibentuk maksimum dua minggu setelah Wali dipilih
5. Berita Acara Rapat Anggota Pemilihan Wali yang ditandatangani pimpinan rapat
dan susunan pengurus SASPRI-K diserahkan kepada Wali Utama
6. Paling lama satu bulan sejak susunan pengurus SASPRI-K terbentuk, Wali
Utama menetapkan, mengesahkan, dan melantik Wali beserta pengurus lainnya
7. Sebelum dilantik, Wali wajib menandatangani Pakta Integritas dan Janji Setia di
hadapan Wali Utama.

Pasal 9
1. Wali Muda dipilih melalui Rapat Para Wali (RPW) di dalam satu kabupaten/kota
2. Jumlah Wali Muda yang hadir dalam RPW harus mencapai kuorum
3. Kuorum dicapai apabila Wali yang hadir dalam RPW sebanyak 50% jumlah Wali
ditambah satu Wali lagi
4. Berdasarkan musyawarah mufakat, salah seorang Wali dipilih dan ditetapkan
sebagai Wali Muda
5. Berita Acara RPW pemilihan wali muda yang telah ditandatangani pimpinan
RPW diserahkan kepada Wali Utama
6. Berdasarkan Berita Acara RPW tersebut, Wali Utama menerbitkan Surat
Keputusan tentang penetapan Wali Muda SASPRI-KK

Pasal 10
1. Wali Madya dipilih melalui Musyawarah Wali Muda (MWM) di dalam satu
wilayah provinsi
2. Jumlah Wali Muda yang hadir dalam MWM harus mencapai kuorum
3. Kuorum dicapai apabila Wali Muda yang hadir dalam MWM sebanyak 50%
jumlah Wali Muda ditambah satu Wali Muda lagi
4. Berdasarkan musyawarah mufakat, salah seorang Wali Muda dipilih dan
ditetapkan sebagai Wali Madya
5. Berita Acara MWM pemilihan Wali Madya yang telah ditandatangani pimpinan
MWM diserahkan kepada Wali Utama
6. Berdasarkan Berita Acara tersebut, Wali Utama menerbitkan Surat Keputusan
tentang penetapan Wali Madya SASPRI-P

5
Pasal 11
1. Wali Utama dipilih melalui Kongres Wali SASPRI (KWS) yang dihadiri seluruh
Wali di Indonesia
2. Jumlah Wali yang hadir dalam KWS tersebut harus mencapai kuorum
3. Kuorum dicapai apabila Wali yang hadir dalam KWS sebanyak 50% jumlah Wali
seluruh Indonesia ditambah satu Wali lagi
4. Calon Wali Utama dipilih berdasarkan pemungutan suara
5. Jumlah calon wali utama adalah sembilan Wali yang hadir dalam KWS dengan
urutan suara terbanyak.
6. Wali Utama dipilih berdasarkan musyawarah mufakat diantara sembilan calon
wali utama tersebut.
7. Jika musyawarah mufakat tidak tercapai, Wali Utama dipilih berdasarkan
pemungutan suara diantara sembilan calon wali utama

BAB V

WEWENANG DEWAN PENGAWAS, PEMBINA, DAN PAKAR

Pasal 12
Dewan Pengawas memiliki wewenang sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan untuk kepentingan Perkumpulan SASPRI
b. Memeriksa semua barang atau apapun yang ada di dalam Perkumpulan
c. Memeriksa buku kas dan keuangan secara umum milik SASPRI
d. Memberhentikan pengurus yang terbukti melakukan pelanggaran hukum
berdasarkan keputusan hakim
e. Mengetahui segala tindakan yang dijalankan oleh Pengurus

Pasal 13
Dewan Pembina memiliki wewenang sebagai berikut:
a. Melakukan pembinaan terhadap Pengurus SASPRI
b. Membesarkan organisasi SASPRI
c. Memberikan saran dan masukan konstruktif kepada Pengurus SASPRI
d. Memperkuat sinergi Akademisi, Birokrat, Pemitra, dan Peternak
e. Meneladani penerapan Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila berlandaskan
UUD1945

Pasal 14
Dewan Pakar memiliki wewenang sebagai berikut:
a. Menggali ilmu pengetahuan berbasis negara kepulauan
b. Membuat dan menerapkan teknologi tepat guna bagi peternak rakyat
c. Mengkaji kebijakan pemerintah dalam bidang ipteks
d. Membantu penyusunan kebijakan pemerintah di bidang peternakan
e. Melakukan konsolidasi antar ilmuwan di berbagai bidang

6
BAB VI

WEWENANG PENGURUS

Pasal 15
Pengurus secara umum memiliki wewenang sebagai berikut:
a. Melaksanakan konstitusi (AD-ART) SASPRI secara benar dan konsisten
b. Mengimplementasikan semua ketetapan yang dihasilkan dalam Kongres Wali
SASPRI (KWS)
c. Melakukan pembinaan kepada SASPRI-K, SASPRI-KK, dan SASPRI-P
d. Menyusun program dan kegiatan secara terencana
e. Membangun, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas data tentang
SASPRI-K

Pasal 16
Wali Utama bertugas dan berwenang sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada KWS
b. Memimpin gerakan mandiri dan berdaulat SASPRI di seluruh Indonesia
c. Mengembangkan manajemen dan organisasi SASPRI di seluruh Indonesia
d. Membuka komunikasi dengan berbagai pihak untuk menjalin kerjasama
e. Meneladani perilaku bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, UUD45, dan
Bhineka Tunggal Ika

Pasal 17
Sekretaris Utama bertugas dan berwenang sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Wali Utama
b. Memimpin pelaksanaan manajemen dan organisasi di SASPRI
c. Menerapkan administrasi yang baik, terancana, tersistem, dan teratur
d. Memberikan layanan yang cepat kepada SASPRI kawasan/kab/kota/provinsi
e. Menerbitkan laporan tahunan secara komprehensif

Pasal 18
Bendahara Utama bertugas dan berwenang sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Wali Utama
b. Membuat strategi penggalangan dana internal SASPRI
c. Menyusun laporan keuangan secara berkala
d. Mengatur penggunaan keuangan secara efisien dan produktif
e. Menjamin keamanan keuangan dari tindak kejahatan kriminal

Pasal 19
Bidang Organisasi & Komunikasi Massa bertugas dan berwenang sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Wali Utama
b. Melakukan tertib organisasi SASPRI di seluruh Indonesia
c. Memotivasi SASPRI kawasan untuk meningkatkan jumlah anggota
d. Mendiseminasikan manajemen dan organisasi ke SASPRI yang akan segera
bergabung
e. Berkoordinasi dengan Unit SPR di perguruan tinggi

Pasal 20
Tatakelola Data dan Promosi bertugas dan berwenang sebagai berikut:

7
a. Bertanggung jawab kepada Wali Utama
b. Menyimpan semua data tentang peternak, ternak, dan aset peternak
c. Menghimpun kartu tanda pengenal (KTP atau sejenis) dalam bentuk digital
d. Merancang kegiatan promosi SPR ke semua instansi
e. Mengkoordinir pelaksanaan promosi atau penyelenggaraan expo dan yang
sejenis

Pasal 21
Kemitraan Bisnis Kolektif bertugas dan berwenang sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Wali Utama
b. Mencari berbagai peluang kemitraan antara lembaga dengan peternak
c. Menyusun strategi pelaksanaan kemitraan secara efisien dan produktif
d. Mengevaluasi kinerja bisnis kolektif di semua SASPRI
e. Berkoordinasi dengan lembaga keuangan untuk pengembangan bisnis
kolektif peternak

BAB VII

SYARAT & TATA CARA MENJADI ANGGOTA

Pasal 22
Syarat menjadi anggota aktif adalah sebagai berikut:
a. Peternak rakyat pemilik dan/atau penggaduh.
b. Menjunjung tinggi nilai Pancasila dan UUD 1945
c. Menyetujui dan menjalankan AD/ART
d. Ikut mewujudkan asas dan tujuan SASPRI
e. Tidak sedang menjabat atau menjadi anggota perkumpulan lain yang bertolak
belakang dengan asas dan tujuan SASPRI Pasal 2

Pasal 23
Tata cara menjadi anggota aktif adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan permohonan tertulis kepada Wali setempat, yang dilampiri dengan
menyertakan:
a. Formulir biodata
b. Pernyataan Setia dan Militan kepada SASPRI yang telah ditandatangani
c. Pernyataan Pakta Integritas anggota SASPRI
d. Bukti pembayaran uang pangkal
e. Bukti pembayaran uang iuran

2. Menerima surat panggilan dari Wali setempat untuk mengambil:


a. Kartu anggota yang sekaligus berfungsi sebagai kartu ATM BRI Syariah
b. Pernyataan Janji Setia dan Militan kepada SASPRI yang telah disahkan Wali
c. Pernyataan Pakta Integritas anggota SASPRI
d. Buku saku SASPRI

Pasal 24

Dalam upaya menjaring anggota aktif sebagaimana dimaksud pada Pasal 22, Wali

8
wajib membuat:

a. Daftar anggota prospektif yang berisi informasi nama dan domisili


berdasarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) peternak yang berpotensi menjadi
anggota aktif

b. Daftar anggota otomatis yang berisi informasi nama, domisili berdasarkan


KTP peternak dan kepemilikan ternak masing-masing di wilayah kecamatan
yang diperoleh dari pemerintahan desa atau kecamatan

BAB VIII

TATA CARA PENGAKHIRAN KEANGGOTAAN

Pasal 25
1. Jika anggota aktif meninggal dunia, Wali menerbitkan surat pemberhentian
dengan hormat status keanggotaanya setelah menerima surat keterangan
meninggal dunia dari instansi yang berwenang

2. Jika anggota ingin mengundurkan diri, anggota aktif wajib mengisi formulir
pengunduran diri sebagai anggota disertai alasan yang jelas dan diserahkan
kepada Wali

3. Jika anggota aktif diberhentikan dengan tidak hormat, maka


a. Wali menerbitkan surat pemberhentian dengan tidak hormat setelah yang
bersangkutan diberi kesempatan membela diri dan terbukti melanggar, atau

b. Wali menerbitkan surat pemberhentian dengan tidak hormat setelah


menerima surat keputusan berkekuatan hukum tetap atas kesalahan yang
diperbuat

4. Wali melaporkan keanggotaan terkini kepada Wali Utama segera setelah ada
perubahan

BAB IX

PEMBERIAN SANKSI

Pasal 26
1. Jika anggota aktif melakukan tindakan melanggar hukum, baik perdata maupun
pidana, Wali memberi sanksi perkumpulan dan menyerahkan kepada penegak
hukum sesuai per-UU- an yang berlaku

2. Pemberian sanksi kepada anggota aktif dapat berupa: (a) Peringatan tertulis dan
(b) Pemberhentian status keanggotaannya secara tidak hormat oleh Wali Utama

3. Dalam memberikan sanksi, Wali Utama mempertimbangkan rekomendasi dari


tim khusus yang dibentuk dan mengeluarkan surat keputusan hasil persidangan

9
BAB X

KEPENGURUSAN

Pasal 27
Syarat menjadi Pengurus:
a. Anggota aktif SASPRI, kecuali jenjang SASPRI-N
b. Bersedia meluangkan waktu, mampu, dan siap melayani anggota aktif
c. Mampu bekerja dalam tim
d. Tidak pernah menjadi terpidana karena alasan apapun
e. Khusus untuk Wali dan Wali Utama tidak boleh terafiliasi kepada partai politik

Pasal 28
Syarat menjadi anggota Dewan Pengawas/Pembina:
a. Sangat peduli kepada peternak rakyat
b. Punya pengaruh di komunitasnya
c. Bijaksana dan berwawasan
d. Visioner dalam pengembangan peternakan berbasis sumberdaya lokal
e. Tidak pernah menjadi terpidana karena alasan apapun

Pasal 29
Syarat menjadi anggota Dewan Pakar:
a. Akademisi/penelilti
b. Bersedia meluangkan waktu, mampu, dan siap melayani anggota aktif
c. Mampu bekerja dalam tim
d. Memiliki kesukaan bekerja di lapangan dan berdampingan dengan peternak
rakyat
e. Tidak pernah menjadi terpidana karena alasan apapun

BAB XI

PERTEMUAN ORGANISASI SASPRI

Pasal 30
1. KWS (Kongres Wali SASPRI) diselenggarakan oleh Pengurus SASPRI-N yang
dipimpin oleh Wali Utama
2. MWM (Musyawarah Wali Muda) diselenggarakan oleh Pengurus SASPRI-P
yang dipimpin oleh Wali Madya
3. RPW (Rapat Para Wali) diselenggarakan oleh Pengurus SASPRI-KK yang
dipimpin oleh Wali Muda
3. Peserta memiliki hak bicara tetapi hanya Wali Utama dan Wali yang memiliki hak
suara

10
BAB XII
KEUANGAN

Pasal 31
1. Penggunaan uang pangkal dan iuran tahunan ditetapkan oleh Wali Utama
2. Uang pangkal dan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diperoleh
akan didistribusikan secara proporsional sebagai berikut:
a. 10% untuk SASPRI-N
b. 90% untuk SASPRI-K

3. Setiap pengurus di semua tingkatan dapat:


a. Mengembangkan usaha produktif yang tidak bertentangan dengan asas dan
tujuan perkumpulan.

b. Mencari dan menerima dana sumbangan yang tidak mengikat dari manapun
asalkan tidak bertentangan dengan asas dan tujuan perkumpulan.

c. Pengembangan usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (3.a)


harus mendapat persetujuan dari Wali Utama

d. Upaya mencari dan menerima dana sumbangan sebagaimana dimaksud


pada ayat (3.b) wajib diketahui dan diinformasikan realisasinya kepada Wali
Utama.

BAB XIII

PENUTUP

Pasal 32
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih
lanjut dan ditetapkan oleh Pengurus SASPRI-N

Bogor, 21 Januari 2021

Badan Pendiri SASPRI,

Nama Tanda Tangan


1. Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA
Akademisi
2. Iwan Drijanto
Komunitas Pemitra
3. Ir. Saptowo Salimo
Komunitas Pemitra
4. Ir. K. Basuki, MBA
Pebisnis
5. Ir. Trihadi Saptoadi, MBA
Profesional
6. Arya Wishnuardi, SE. M.Si
Pengembang komunitas

11

Anda mungkin juga menyukai