ANGGARAN DASAR
PERSATUAN KELUARGA DAERAH PIAMAN
(PKDP)
MUKADDIMAH
Dengan rahmat, taufiq dan inayah Allah SWT, dan didorong oleh rasa kesatuan dan persatuan serta rasa tanggungjawab dan pengabdian
kepada kampung halaman, perantau Piaman selaku warga negara harus ikut berpartisipasi dalam pembangunan bangsa Negara dan masyarakat
Indonesia yang berpedoman kepada 4 (empat) pilar kebangsaan yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan kampung halaman merupakan bagian integral dari pembangunan bangsa, yang dimulai dari
pembangunan yang berskala kecil seperti korong, nagari, dan kecamatan dengan pendekatan sosial budaya.
Masyarakat Piaman yang suka merantau ke seluruh nusantara dan mancanegara mengisyaratkan bahwa mereka mempunyai wawasan
yang luas dan dinamika yang tinggi, namun tetap senantiasa mencintai kampung halaman tanah kelahiran dan leluhurnya, meningkatkan
partisipasi dan apresiasi dalam setiap aktivitas pembangunan, baik di perantauan maupun di kampung halaman, melalui kelompok-kelompok
organisasi kekeluargaan dan lembaga sosial masyarakat.
Warga masyarakat Piaman yang berada dalam naungan organisasi Persatuan Keluarga Daerah Piaman, sangat menyadari akan
keberagaman bangsa Indonesia, dengan demikian warga Piaman yang suka merantau mempunyai tanggung jawab untuk menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia serta membina dan menjalin hubungan yang harmonis sebagai warga bangsa dengan suku bangsa lainnya serta
menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama guna menjaga kerukunan nasional dimanapun berada.
Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) mengemban tugas dan kewajiban meningkatkan sumber daya manusia para anggota dan
kader-kader organisasi dalam menjawab berbagai tantangan, termasuk pengaruh globalisasi terhadap agama, adat dan budaya masyarakat lokal
serta meningkatkan dan mempererat hubungan silaturahim, mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai budaya minang di rantau dan di
ranah.
Untuk melanjutkan perjuangan dan pengabdian secara berkesinambungan kepada bangsa dan negara, serta kampung halaman, disusun
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) sebagai berikut:
BAB I
NAMA, KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 1
Organisasi ini bernama Persatuan Keluarga Daerah Piaman yang disingkat dengan PKDP.
Pasal 2
Dewan Pimpinan Pusat PKDP berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indoonesia.
Pasal 3
PKDP didirikan pada tanggal 29 April 1984 di Pariaman, Sumatera Barat, oleh para tokoh Piaman dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
BAB II
KEDAULATAN
Pasal 4
Kedaulatan organisasi PKDP berada di tangan anggota yang dilaksanakan sepenuhnya dalam Musyawarah Besar (Mubes).
BAB III
AZAS DAN SIFAT
Pasal 5
PKDP berazaskan persatuan dan kekeluargaan dengan berpedoman kepada falsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”, dan tidak
bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 6
PKDP organisasi bersifat sosial kemasyarakatan dengan ciri kekeluargaan, kebersamaan, keswadayaan dan kekerabatan yang berorientasi kepada
kepedulian pembangunan ranah dan rantau, dengan falsafah Persatuan “Barek Samo Dipikua, Ringan Samo Dijinjiang”.
BAB IV
TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 7
PKDP bertujuan:
(1) Mewujudkan suasana kekeluargaan, kebersamaan, keswadayaan dan kekerabatan antara warga Piaman di rantau dengan warga di ranah, dan
memperkokoh persatuan dan kesatuan dengan warga lainnya di rantau.
(2) Membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia warga Piaman di rantau dan di ranah agar menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa, berilmu serta memiliki kepedulian terhadap pembangunan rantau dan ranah serta siap menjadi tauladan bagi generasi berikutnya.
(3) Menciptakan peluang berusaha sebagai sumber ekonomi anggota di perantauan dan kampung halaman guna meningkatkan harkat dan
martabat masyarakatnya.
(4) Melestarikan dan membudayakan nilai-nilai agama dan adat dalam kehidupan dengan kato putuih “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi
Kitabullah”.
Pasal 8
PKDP berfungsi:
(1) Sebagai wadah berhimpunnya seluruh warga masyarakat yang berasal dari daerah Piaman yang mencakup seluruh wilayah administrasi
Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman dan wilayah Piaman tempo dulu/ daerah lain di luar kabupaten dan kota tersebut yang sosial
budayanya hampir sama dan mempunyai hubungan emosional/kekerabatan yang dekat dengan Piaman yang luas (laweh), yang untuk
selanjutnya disingkat dengan sebutan PIAMAN
(2) Mengemban dan mengamalkan rasa senasib dan sepenanggungan dalam memandang kampung halaman, baik yang berada di perantauan
maupun di ranah.
(3) Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Piaman bagi pembangunan rantau dan ranah di segala bidang.
BAB V
USAHA
Pasal 9
Untuk mencapai tujuan dan fungsi tersebut, PKDP melakukan kegiatan di bidang:
(1) Imtaq, Iptek, Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Pendidikan guna meningkatkan kualitas masyarakat Piaman.
(2) Menciptakan pola bisnis dan jiwa kewirausahaan bagi anggota di rantau maupun di ranah dalam rangka memajukan kesejahteraan
masyarakat Piaman
BAB VI
ANGGOTA DAN PENGURUS
Pasal 10
(1) Anggota PKDP adalah seseorang yang berasal dari daerah Piaman atau mereka yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan warga asal
Piaman.
(2) Anggota kehormatan PKDP adalah seseorang yang berasal dari luar Piaman yang bersimpati serta mendukung usaha-usaha dan aktifitas
PKDP.
(3) Setiap anggota memiliki Kartu Tanda Anggota yang penerbitan serta pendistribusiannya diatur Keputusan Dewan Pimpinan Pusat PKDP.
(4) Berakhirnya keanggotaan seseorang karena:
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri;
c. diberhentikan.
Pasal 11
(1) Yang dipilih dan diangkat menjadi pengurus PKDP adalah anggota yang:
a. memahami azas, tujuan dan fungsi organisasi PKDP.
b. mampu dan cakap mengemban tugas organisasi dan mempunyai integritas, loyalitas dan berwawasan yang luas.
c. Khusus kriteria ketua Umum DPP PKDP adalah pernah atau sedang menjabat pengurus DPP PKDP atau pengurus setingkat di
bawahnya dan bertempat tinggal serta beraktivitas di Jabodetabek
(2) Anggota pengurus yang telah habis masa baktinya, dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya.
(3) Jabatan ketua umum DPP PKDP, Ketua DPW PKDP dan Ketua DPD PKDP maksimal hanya boleh menjabat untuk 2 (dua) periode (masa
bakti)
(4) Pimpinan pengurus pada semua tingkatan diangkat untuk masa jangka waktu 5 (lima) tahun masa bakti.
BAB VII
KEKUASAAN DAN SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 12
Organisasi PKDP adalah organisasi nasional dan merupakan salah satu wadah kegiatan sosial kemasyarakatan.
Pasal 13
Kekuasaan tertinggi dalam organisasi adalah:
(1) Musyawarah Besar (MUBES) untuk tingkat Nasional;
(2) Musyawarah Wilayah (MUSWIL) untuk tingkat Provinsi;
(3) Musyawarah Daerah (MUSDA) untuk tingkat Kabupaten/Kota;
(4) Musyawarah Cabang (MUSCAB) untuk tingkat Kecamatan
Pasal 14
Struktur organisasi adalah:
(1) Pada tingkat pusat (nasional)
a. Dewan Pembina Persatuan Keluarga Daerah Piaman;
b. Dewan Penasehat Persatuan Keluarga Daerah Piaman;
c. Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Keluarga Daerah Piaman;
(2) Pada tingkat provinsi:
a. Dewan Penasehat Persatuan Keluarga Daerah Piaman;
b. Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Keluarga Daerah Piaman.
(3) Pada tingkat kabupaten/kota.
a. Dewan Penasehat Persatuan Keluarga Daerah Piaman;
b. Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Keluarga Daerah Piaman.
(4) Pada tingkat kecamatan
a. Dewan Penasehat Persatuan Keluarga Daerah Piaman;
b. Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Keluarga Daerah Piaman
BAB VIII
SUMBER KEUANGAN
Pasal 15
(1) Iuran dan sumbangan sukarela anggota;
(2) Hibah, wakaf dan bantuan dari penyantun dan para dermawan;
(3) Sumbangan lain yang tidak mengikat;
(4) Hasil usaha yang sah;
(5) Penyertaan modal.
BAB IX
ORGANISASI FUNGSIONAL, SEKTOR DAN LEMBAGA
Pasal 16
PKDP dapat membentuk organisasi fungsional dan lembaga-lembaga yang asas, sifat, serta tujuannya sama dengan PKDP.
Pasal 17
(1) Yang dimaksud dengan organisasi fungsional adalah organisasi yang dibentuk sesuai dengan fungsinya, yaitu organisasi pemuda, wanita,
mahasiswa, sarjana dan pengusaha.
(2) Organisasi sektor adalah organisasi yang dibentuk berasal dari daerah asal yaitu kecamatan dan nagari.\
(3) Lembaga adalah badan yang dibentuk secara khusus untuk mengurus kegiatan tertentu seperti pendidikan, seni dan budaya, adat dan agama,
ekonomi dan koperasi, hukum dan HAM.
BAB X
HUBUNGAN PKDP DENGAN ORGANISASI FUNGSIONAL, SEKTOR DAN LEMBAGA
Pasal 18
PKDP mempunyai hubungan hirarki. Koordinasi, pembinaan, dan bimbingan dengan organisasi fungsional, sektor dan lembaga yang dibentuk
oleh warga PKDP di setiap tingkat kepengurusan di perantauan.
BAB XI
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 19
(1) Pembubaran organisasi PKDP hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub) yang khusus diadakan untuk itu.
(2) Musyawarah Besar Luar Biasa hanya dapat diselenggarakan bila diminta oleh sekurang - kurangnya ¾ dari seluruh DPW yang ada di
Indonesia
(3) Dalam hal organisasi PKDP dibubarkan, maka seluruh asset dan kekayaan organisasi diserahkan kepada lembaga-lembaga sosial yang
BAB XII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 20
Peraturan-peraturan organisasi fungsional, sektor dan lembaga-lembaga yang ada tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 21
Hal-hal yang belum diatur atau belum tercakup dalam Anggaran Dasar ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-
ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
Ditetapkan di : Cisarua-Bogor
Pada Tanggal : 8 Februari 2013
PIMPINAN SIDANG
Ketua, Sekretaris,
ttd ttd
Ir. H. Agusmar Yahya Busahdiar, S.Ag, M.A.
Anggota:
ttd ttd ttd
Prof. Dr. H. Musril Zahari, M,Pd Ir. H. Syahrial Syam, M.Si. Feri Hendri
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Pasal 2
(1) Setiap anggota memiliki Kartu Anggota yang diterbitkan oleh DPP PKDP serta ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal
dan didistribusikan berdasarkan Keputusan Dewan Pimpinan Pusat.
(2) Dewan Pimpinan Pusat atas usul Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah dapat memberikan piagam penghargaan kepada
anggota atau tokoh lainnya yang berjasa luar biasa terhadap perjuangan organisasi.
BAB II
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
Pasal 3
Pasal 4
Setiap anggota berhak:
a. Bersuara, mengajukan usul, pendapat serta pandangan untuk kemajuan organisasi secara arif dan bijaksana;
b. Memilih dan dipilih untuk jabatan dalam organisasi;
c. Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
BAB III
PEMBERHENTIAN ANGGOTA DAN PENGURUS
Pasal 5
(1) Anggota berhenti karena:
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri;
c. diberhentikan karena perbuatan yang mencemarkan kampung halaman, organisasi dan melanggar AD/ART.
(2) Anggota yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf d dapat mengajukan pembelaan.
Pasal 6
(1) Pengurus dapat berhenti karena:
a. mengundurkan diri sebagai pengurus;
b. meninggal dunia;
c. tidak aktif.
(2) Penggantian Antar Waktu pengurus ditetapkan dalam rapat pleno pimpinan
(3) Bagi pengurus yang diberhentikan dapat mengajukan pembelaan kepada pimpinan organisasi.
Pasal 7
Tata cara pemberhentian dan pembelaan bagi anggota dan pengurus yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dan ayat
(3) diatur dalam peraturan organisasi.
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 8
Kepengurusan organisasi tingkat pusat terdiri dari:
(1) Dewan Pembina, yang terdiri dari tokoh nasional asal Piaman dan pituo yang mempunyai perhatian dan kepedulian kepada PKDP;
(2) Dewan Penasehat yang terdiri dari ninik mamak, ulama, cendikiawan, dan tokoh masyarakat
(3) Dewan Pembina dan dewan Penasehat paling sedikit terdiri dari Ketua, Sekretaris dan beberapa orang anggota
(4) Dewan Pimpinan Pusat, terdiri dari;
a. Ketua Umum;
b. Wakil Ketua Umum minimal 1 orang;
c. Ketua paling sedikit 6 orang;
d. Sekretaris Jenderal;
e. Wakil Sekretaris Jenderal paling sedikit 3 orang
f.Bendahara Umum
g. Wakil bendahara paling sedikit 3 orang.
(5) Bidang-bidang.
a. Organisasi, Kaderisasi dan Hubungan Antar Lembaga.
b. Agama
AD & ART PKDP 2013-2018 www.pkdp.or.id
13
Pasal 9
Dewan Pimpinan Pusat dapat membentuk dan mengukuhkan Perwakilan di Luar Negeri.
Pasal 10
Kepengurusan organisasi tingkat wilayah provinsi terdiri dari:
(1) Dewan Penasehat paling sedikit terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil Ketua 5 orang
c. Sekretaris.
d. Wakil Sekretaris 3 orang
e. Sejumlah anggota.
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara.
g. Bidang-bidang yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing
Pasal 11
Kepengurusan organisasi tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari:
(1) Dewan Penasehat, paling sedikit terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil Kerua 5 orang
c. Sekretaris.
d. Wakil Sekretaris 3 orang
e. Sejumlah anggota.
(2) Dewan Pimpinan Daerah, paling sedikit terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil Ketua 2 orang.
c. Sekretaris
d. Wakil seketaris.
e. Bendahara .
f.Wakil Bendahara.
g. Bidang-bidang yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing
Pasal 12
Pasal 13
Kepengurusan PKDP tingkat Kecamatan terdiri dari:
BAB V
KEWAJIBAN DAN WEWENANG
Pasal 14
(1) Dewan Pembina berkewajiban dan berwenang:
a. memberikan bantuan strategis kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk kelancaran kegiatan organisasi.
b. memberikan saran, pendapat, dan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) baik diminta maupun tidak diminta dalam
penyelenggaraan organisasi.
c. Rekomendasi dewan pembina merupakan acuan kerja dewan pimpinan pusat, dewan pengurus wilayah dan dewan pengurus daerah.
(2) Dewan Penasehat berkewajiban dan berwenang:
a. memberikan nasehat dan teguran kepada Dewan Pimpinan Pusat apabila telah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
organisasi.
b. mengawal organisasi agar tetap berjalan sesuai dengan azas, tujuan dan prinsip organisasi.
(3) Dewan Pimpinan Pusat berkewajiban dan berwenang:
a. mengendalikan organisasi dalam rangka melaksanakan Keputusan Musyawarah Besar.
b. menetapkan keputusan organisasi.
c. menjalankan program umum.
d. menyusun serta menjalankan program tahunan.
e. membina, mengawasi dan mengevaluasi jalannya organisasi di wilayah dan daerah.
f.dapat membatalkan kebijaksanaan dan keputusan pimpinan wilayah bilamana dinilai jelas-jelas menyimpang dari ketentuan organisasi.
g. dapat membekukan dan mengambil alih sementara pimpinan wilayah dalam keadaan mendesak yang mengancam kelangsungan hidup
organisasi dan atau kepengurusan tidak berfungsi setelah berkoordinasi dengan Dewan Pembina dan Penasehat.
AD & ART PKDP 2013-2018 www.pkdp.or.id
16
Pasal 15
(1) Dewan Penasehat Wilayah berkewajiban:
a. memberikan nasehat dan teguran kepada Dewan Pimpinan Wilayah apabila telah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga organisasi.
b. mengawal organisasi agar tetap berjalan sesuai dengan azas, tujuan dan prinsip organisasi.
(2) Dewan Pimpinan Wilayah berkewajiban dan berwenang:
a. mengendalikan organisasi dalam rangka melaksanakan keputusan musyawarah wilayah.
b. menetapkan keputusan organisasi.
c. menjalankan program umum.
d. menyusun serta menjalankan program tahunan.
e. membina, mengawasi dan mengevaluasi jalannya organisasi.
f. dapat membatalkan kebijaksanaan dan keputusan pimpinan daerah bilamana dinilai jelas-jelas menyimpang dari ketentuan organisasi,
setelah berkonsultasi dengan Dewan Penasehat Wilayah.
g. dapat membekukan dan mengambil alih sementara pimpinan daerah dalam keadaan mendesak yang mengancam kelangsungan hidup
organisasi, berkonsultasi dengan Dewan Pimpinan Pimpinan Pusat
h. bertanggung jawab atas segala kegiatannya kepada Musyawarah Wilayah.
Pasal 16
(1) Dewan Penasehat Daerah berkewajiban:
a. memberikan nasehat dan teguran kepada Dewan Pimpinan Daerah apabila telah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
organisasi.
b. mengawal organisasi agar tetap berjalan sesuai dengan azas, tujuan dan prinsip organisasi.
(2) Dewan Pimpinan Daerah berkewajiban dan berwenang:
a. mengendalikan organisasi dalam rangka melaksanakan keputusan musyawarah daerah.
b. menetapkan keputusan organisasi.
c.menjalankan program umum.
d. menyusun serta menjalankan program tahunan.
e.membina, mengawasi dan mengevaluasi jalannya organisasi.
f.dapat membatalkan kebijaksanaan dan keputusan pimpinan cabang bilamana dinilai jelas-jelas menyimpang dari ketentuan organisasi,
berkonsultasi dengan Dewan Penasehat Daerah.
g. dapat membekukan dan mengambil alih sementara pimpinan cabang dalam keadaan mendesak yang mengancam kelangsungan hidup
organisasi berkonsultasi dengan Pimpinan Wilayah.
h. Bertanggung jawab atas segala kegiatannya kepada Musyawarah Daerah.
Pasal 17
(1) Dewan Penasehat Cabang berkewajiban:
a. memberikan nasehat dan teguran kepada Dewan Pimpinan Cabang apabila telah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga organisasi.
b. mengawal organisasi agar tetap berjalan sesuai dengan azas, tujuan dan prinsip organisasi.
(2) Dewan Pimpinan Cabang berkewajiban dan berwenang:
a. mengendalikan organisasi dalam rangka melaksanakan keputusan musyawarah cabang.
b. menetapkan keputusan organisasi.
c.menjalankan program umum.
d. menyusun serta menjalankan program tahunan.
e.membina, mengawasi dan mengevaluasi jalannya organisasi.
f.Bertanggung jawab atas segala kegiatannya kepada Musyawarah Cabang.
BAB VI
MUSYAWARAH BESAR DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 18
Pada Tingkat Nasional diadakan Musyawarah Besar.
(1) Musyawarah Besar (MUBES) berfungsi dan berwenang:
a. Memegang kekuasaan tertinggi organisasi.
b. Menilai pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat.
c. Menetapkan, merubah dan menyempurnakan AD/ART organisasi.
d. Menetapkan Program Umum Organisasi.
e. Memilih Ketua Umum dan Formatur yang bertugas menyusun kepengurusan DPP PKDP.
AD & ART PKDP 2013-2018 www.pkdp.or.id
18
Pasal 19
Musyawarah Besar Luar Biasa atau dipercepat.
(1) Mempunyai tugas dan wewenang sama dengan Musyawarah Besar.
(2) Diadakan dalam keadaan yang sangat mendesak yang mengancam kehidupan organisasi.
(3) Diadakan oleh DPP atas permintaan sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah Dewan Pimpinan Wilayah.
Pasal 20
Pada Tingkat Provinsi diadakan Musyawarah Wilayah.
(1) Musyawarah Wilayah (MUSWIL) berfungsi dan berwenang:
a. Memegang kekuasaan tertinggi organisasi di wilayah Provinsi
b. Menilai pertanggungjawaban ketua Dewan Pimpinan Wilayah
Pasal 22
(1) Tingkat Nasional selain Musyawarah Besar (MUBES), diadakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali
dalam satu masa bakti yang dihadiri oleh Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pimpinan Pusat, unsur Pimpinan Organisasi
Fungsional/Lembaga Tingkat Pusat, unsur dan utusan Pengurus Wilayah.
(2) Selain Rakernas diadakan Rapat Pimpinan yang dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Ketua-ketua Pengurus Wilayah, unsur Pimpinan
Organisasi Fungsional dan unsur Pimpinan Lembaga tingkat pusat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam masa bakti.
(3) Dalam hal yang bersifat khusus, dapat menjadikan rapat gabungan yang dihadiri oleh Dewan Pembina, Dewan Penasehat, dan Dewan
Pimpinan Pusat
(4) a. Rapat Pleno Dewan Pembina diadakan minimal 2 (dua) kali dalam setahun.
b. Rapat gabungan Dewan Pembina, Dewan Penasehat, dan Dewan Pimpinan Pusat diadakan menurut kebutuhan dan sekurang-kurangnya
sekali dalam 1 (satu) tahun.
(5) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat diadakan sekali dalam 3 (tiga) bulan yang dihadiri seluruh Dewan Pimpinan Pusat.
(6) Rapat Harian Dewan Pengurus Pusat diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
Pasal 23
(1) Musyawarah/rapat dinyatakan sah apabila semua peserta telah diundang secara resmi
(2) Keputusan diambil secara musyawarah mufakat dan apabila tidak memungkinkan diambil dengan suara terbanyak.
(3) Setiap peserta dalam musyawarah/rapat mempunyai hak suara.
(4) Semua keputusan musyawarah/rapat pada semua tingkat mengikat bagi seluruh anggota menurut jenjang organisasi.
(5) Bila ada 2 (dua) atau lebih keputusan/kebijaksanaan yang bertentangan, maka yang berlaku adalah keputusan dari tingkat yang lebih
tinggi.
BAB VII
ORGANISASI FUNGSIONAL
Pasal 24
(1) Organisasi fungsional yang secara historis yang azas, sifat dan tujuannya sejalan dengan PKDP dapat dibentuk di setiap tingkatan
kepengurusan seperti:
a. Generasi Muda Piaman
AD & ART PKDP 2013-2018 www.pkdp.or.id
22
(2) Lembaga Fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat koordinatif, integratif, dan sinergitas, dengan Dewan Pengurus Persatuan
Keluarga Daerah Piaman.
Pasal 25
(1) Lembaga yang berada di bawah naungan Dewan Pimpinan Pusat (PDKP) dibentuk dan diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat, yaitu:
Lembaga Pendidikan, Lembaga Adat, Lembaga Koperasi, Lembaga Bantuan Hukum dan lain sebagainya.
(2) Lembaga-lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibawah pembinaan Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 26
Organisasi fungsional dan lembaga yang sudah memiliki status badan hukum, prinsip-prinsip pokok kebijaksanaannya harus sejalan dengan AD &
ART Persatuan Keluarga Daerah Piaman.
BAB VIII
TINDAKAN ORGSANISASI
Pasal 27
Sanksi
(1) Yang melanggar aturan dan atau ketentuan dalam AD/ART Persatuan Keluarga Daerah Piaman akan dikenakan sanksi berupa tindakan
disiplin organisasi.
Pasal 28
Pembekuan dan Pembubaran Pengurus
Pertama
Pengurus Wilayah
(1) DPW PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh DPP setelah yang bersangkutan diberi peringatan tertulis,
(2) DPW PKDP yang masa baktinya telah berakhir tetapi belum menyelenggarakan Musyawarah Wilayah dapat mengajukan perpanjangan
kepada DPP PKDP paling lama 3 (tiga) bulan disertai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) DPW PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibekukan apabila masa perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan
Musyawarah Wilayah dan telah diberi surat peringatan oleh DPP PKDP.
(4) Apabila terjadi pembekuan DPW PKDP maka DPP PKDP dapat menunjuk pejabat yang diberikan kewenangan menyelenggarakan
musyawarah wilayah. Selama masa peralihan wilayah berada di bawah pengawasan DPP PKDP.
Kedua
Pengurus Daerah
(1) DPD PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh DPW PKDP setelah yang bersangkutan diberi peringatan
tertulis, dan mendapat pertimbangan dari DPP PKDP.
(2) DPD PKDP yang masa berlakunya telah berakhir tetapi belum menyelenggarakan Musyawarah Daerah dapat mengajukan perpanjangan
kepada DPW PKDP paling lama 2 (dua) bulan disertai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) DPD PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibekukan apabila masa perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan
Musyawarah Daerah dan telah diberi surat peringatan terakhir oleh DPW PKDP.
(4) Apabila terjadi pembekuan DPD PKDP maka DPW PKDP dapat menunjuk pejabat yang diberikan kewenangan menyelengarakan
Musyawarah Daerah. Selama masa peralihan daerah berada di bawah pengawasan DPW PKDP.
Pasal 29
Yang berwenang mengambil tindakan organisasi atas pelanggaran disiplin organisasi adalah Pengurus pada masing-masing tingkatan, diputuskan
Rapat Dewan Pimpinan Harian setelah mendapat pertimbangan dari Dewan Pembina /Penasehat.
BAB IX
HAK SUARA DAN HAK BICARA SERTA PEMILIHAN PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 30
(1) Peserta mempunyai hak bicara dan hak suara.
(2) Peninjau hanya memiliki hak bicara.
(3) Hak suara peserta dalam hal pemilihan Pimpinan Musyawarah diatur dalam peraturan Tata Tertib yang disyahkan oleh musyawarah.
(4) Tata cara Pemilihan Ketua Umum, Ketua DPW, Ketua DPD, Ketua DPK PKDP dan tim formatur diatur dalam Tata Tertib Pemilihan yang
diputuskan oleh peserta musyawarah.
(5) Ketua Umum DPP, Ketua DPW, Ketua DPD, PKDP terpilih didampingi Tim Formatur yang dipilih atau yang ditunjuk untuk menyusun
kepengurusan PKDP di masing-masing tingkat paling lambat 1 (satu) bulan setelah terpilih.
BAB XI
LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 31
(1) Lambang PKDP berbentuk segilima yang didalamnya terdapat “Tabuik”, Rumah Bagonjong dan Gelombang Laut serta terdiri atas 5 warna
yakni biru laut, merah, putih, kuning dan hitam.
(2) Arti lambang organisasi:
a. Segi lima berarti menjiwai dalam mengamalkan Rukun Islam yang Lima.
b. Gelombang Laut berarti penuh dinamika kehidupan.
c. Warna Biru Laut berarti kesucian hati.
d. Warna Merah berarti keberanian atas kebenaran.
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 32
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 33
(1). Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalam peraturan tersendiri yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan
Pusat PKDP
(2). Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Cisarua-Bogor
Pada Tanggal : 8 Februari 2013
PIMPINAN SIDANG
Ketua, Sekretaris,
ttd ttd
Anggota:
Prof. Dr. H. Musril Zahari, M,Pd Ir. H. Syahrial Syam, M.Si. Feri Hendri