Anda di halaman 1dari 21

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA

PEREKAT GRINTING

ANGGARAN DASAR
PERSAUDARAAN MASYARAKAT GRINTING
(PEREKAT GRINTING)

MUKADIMAH

Masyarakat Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, memandang kehidupan


mengharuskan untuk saling tolong-menolong, saling peduli, menjalin hubungan kekeluargaan
dan kebersamaan.
Bahwa masyarakat Desa Grinting menyadari tanpa persatuan,kesatuan dan persaudaraan yang
erat/kuat, tidak mungkin tercapai kemajuan peradaban yang maksimal dalam rangka
mensejahterakan masyarakat Desa Grinting dimanapun berada.
Masyarakat Desa Grinting berkeyakinan bahwa semua harus bersatu untuk kemajuan bersama di
bawah naungan persaudaraan rasa senasib dan sepenanggunangan.
Untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut, Masyarakat Desa Grinting, memandang perlunya
sebuah wadah sebagai sarana mewujudkan persatuan dan kesatuan, kerukunan dan kekompakan
dalam rangka mengukuhkan tali persaudaraan dan kebersamaan.
Maka, atas nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, masyarakat Desa
Grinting, sepakat membentuk PERSAUDARAAN MASYARAKAT GRINTING dengan
rincian Anggaran Dasar (AD) sebagai berikut :
BAB I
NAMA, WAKTU, WILAYAH KERJA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama “PERSAUDARAAN MASYARAKAT GRINTING
disingkat PEREKAT GRINTING.
Yang dimaksud dengan Organisasi PERSAUDARAAN MASYARAKAT GRINTING ini
adalah himpunan orang atau siapa saja yang dilahirkan di Desa Grinting, terikat perkawinan atau
hubungan tali darah orang dari dan/ atau di Desa Grinting serta berdomisili minimal 15 tahun
terus menerus di Desa Grinting, dimanapun berada baik di Indonesia maupun diluar negeri.

Pasal 2
Waktu
PEREKAT GRINTING didirikan pada hari Senin, tanggal 27 Juli 2015 di Desa Grinting,
Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3
Wilayah dan Tempat Kedudukan
1. Wilayah PEREKAT GRINTING meliputi Desa Grinting dan di perantauan di luar Desa
Grinting.
2. Sekretariat PEREKAT GRINTING berkedudukan di Desa Grinting.

BAB II
VISI DAN MISI
Pasal 4
Visi
Menjadi organisasi masyarakat yang mampu menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial
masyarakat Grinting yang melandaskan diri pada nilai-nilai religius, nasionalisme berdasarkan
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 supaya terciptanya peradaban masyarakat yang
maju berkepribadian di bidang budaya dan berdiri di atas kaki sendiri dalam bidang ekonomi.
Pasal 5
Misi
1. Mendorong pembangunan Desa Grinting yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi
kerakyatan dengan senantiasa berpegang teguh pada kemampuan sendiri.
2. Mendidik dan mencerdaskan masyarakat Desa Grinting.
3. Menghimpun, merumuskan, dan memperjuangkan aspirasi warga Desa Grinting.
4. Membangun komunikasi dengan pemerintah, lembaga dan organisasi masyarakat lainnya.

BAB III
ASAS, SIFAT DAN TUJUAN
Pasal 6
Asas
PEREKAT GRINTING berdasarkan kekeluargaan, rasa persaudaraan, berazaskan Pancasila dan
UUD 1945.
Pasal 7
Sifat
PEREKAT GRINTING bersifat sosial kemasyarakatan dan bergotong royong untuk mempererat
tali persaudaraan dan kebersamaan yang terhimpun dalam satu wadah organisasi.

Pasal 8
Tujuan

Tujuan dibentuknya PEREKAT GRINTING adalah :


1. Menciptakan hubungan kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan, dan harmonisasi serta
mempererat kerja sama di antara anggota – anggota dan masyarakat Desa Grinting
dimanapun berada.
2. Menanamkan motivasi akan makna keberadaan dan pengabdian anggota PEREKAT
GRINTING di manapun berada, sebagai insan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan
negara.
3. Meningkatkan dan mengembangkan usaha untuk kesejahteraan Desa Grinting.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Desa Grinting.
5. Menggalang potensi untuk memberi konstribusi pada pembangunan, baik di Desa Grinting
maupun di luar pulau Desa Grinting.
6. Memotivasi, mengkoordinasi, mensinergikan seluruh potensi sumber daya manusia dan
sumber daya alam dalam rangka pembangunan Desa Grinting.
7. Menciptakan peluang usaha sebagai sumber ekonomi anggota di perantauan dan kampung
halaman guna meningkatkan taraf hidup ,dan kesejahteraan anggota di perantauan dan di
kampung halaman.
8. Membantu dan mengawasi program pemerintah daerah dan atau pemerintah desa dalam
penyelenggaraan pembangunan disegala bidang.
9. Berperan aktif dalam berbagai bidang kehidupan, baik pendidikan, politik, ekonomi, sosial
budaya, hukum, olahraga, kesehatan, agama dan pemerintahan dan lain sebagainya
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang undangan dan ketentuan hukum
yang berlaku.

BAB III
FUNGSI DAN KEGIATAN
Pasal 9
Fungsi
Fungsi Organisasi adalah sebagai sarana pemersatu masyarakat yang meliputi aspek Sosial,
Ekonomi, Budaya, Keagamaan, dan Pendidikan.

Pasal 10
Kegiatan
Kegiatan Organisasi antara lain :
1. Mengadakan pertemuan-pertemuan secara periodik dalam bentuk pengajian, temu wicara,
dan bentuk pertemuan lainnya sebagai sarana komunikasi.
2. Mendorong pengembangan kewirausahaan untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat
Desa Grinting.
3. Mengadakan tukar menukar informasi dengan organisasi sosial lainnya.
4. Membantu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Desa Grinting.
5. Mengadakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
6. Mengadakan festival/pameran seni budaya, produk barang/jasa Desa Grinting.
BAB IV
KEANGGOTAAN, KEWAJIBAN, HAK DAN
PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 11
Keanggotaan
Anggota PEREKAT GRINTING terdiri dari :
1. Anggota terdaftar adalah warga, termasuk suami/istri dan anak terdaftar dalam buku besar
anggota.
2. Anggota Tidak Terdaftar yaitu hubungan tali darah, suami/istri dan anak yang belum/tidak
terdaftar dalam buku besar anggota.
3. Anggota kehormatan adalah setiap orang yang berasal dari luar Desa Grinting (baik WNI/
WNA) yang berjasa, bersimpati, peduli serta mempunyai kontribusi terhadap segala aktivitas
PEREKAT GRINTING.
4. Buku Besar Anggota adalah buku baik fisik dan/atau elektronik yang mencatat anggota
terdaftar.
Pasal 12
Kewajiban Anggota
Setiap anggota wajib menaati Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART), Peraturan
Organisasi dan Keputusan Organisasi

Pasal 13
Hak Anggota
Setiap anggota berhak :
1. Menghadiri setiap kegiatan-kegiatan organisasi.
2. Mengajukan usul, saran dan pendapat.
3. Memilih dan dipilih menjadi pengurus.
Pasal 14
Pemberhentian Anggota

1. Anggota dapat berhenti atau diberhentikan dari keanggotaan organisasi


2. Ketentuan lebih lanjut tentang Pemberhentian Anggota diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB V
KADERISASI
Pasal 15
1. PEREKAT GRINTING memiliki jenjang kaderisasi Kepemimpinan.
2. Kader PEREKAT GRINTING adalah anggota yang telah mengikuti pendidikan dan
pelatihan kaderisasi kepemimpinan.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang kaderisasi PEREKAT GRINTING diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

BAB VI
STRUKTUR DAN SUSUNAN PENGURUS
Pasal 16
1. Dewan Penasihat paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang
2. Dewan Pertimbangan terdiri dari 5 (lima) orang pendiri PEREKAT GRINTING, yang
diketuai oleh seorang ketua merangkap anggota, seorang Sekretaris merangkap anggota dan
beberapa anggota.
3. Dewan Pengurus Pusat dibantu oleh divisi-divisi sesuai dengan kebutuhan.
4. Rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing Pengurus ditetapkan lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.
5. Tingkat Luar Negeri (Internasional) disebut dengan Dewan Pengurus Perwakilan Luar
Negeri (DPPLN) yang berkedudukan diperwakilan Negara masing – masing
6. Pada kondisi tertentu, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dapat juga membawahi beberapa
Wilayah Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahaan/Desa/Kenagarian dan Perwakilan Negara
yang disesuaikan dengan keadaan setempat dan diatur lebih lanjut dalan Anggaran Rumah
Tangga.
7. Kepengurusan disetiap tingkatan disusun dengan menyertakan sekurang-kurangnya 10
persen keterwakilan perempuan
8. Struktur kepengurusan PEREKAT GRINTING Tingkat Pusat:
a. Dewan Penasihat
b. Dewan Pertimbangan
c. Dewan Pengurus
d. Divisi-divisi
9. Struktur kepengurusan PEREKAT GRINTING Tingkat Daerah:
a. Dewan Pengurus
b. Divisi-divisi
Pasal 17
Dewan Penasihat
1. Dewan Penasihat adalah badan Struktural yang ada distruktural DPP.
2. Dewan Penasihat adalah para tokoh Desa Grinting dan orang-orang Desa Grinting yang
mempunyai perhatian dan kepedulian tinggi untuk kemajuan organisasi dan Desa Grinting.
3. Dewan Penasihat dipilih dan ditetapkan dalam musyawarah besar.
4. Dewan Penasihat mempunyai tugas memberikan saran dan nasihat, diminta atau tidak
diminta.
5. Dewan Penasihat berkewajiban mematuhi AD/ART, Peraturan Organisasi dan Keputusan
Organisasi.

Pasal 19
Dewan Pertimbangan
1. Dewan Pertimbangan adalah badan struktural yang hanya ada Pusat.
2. Dewan Pertimbangan merupakan para pendiri PEREKAT GRINTING yang tidak bisa
tergantikan.
3. Dewan Pertimbangan terdiri dari Muhammad Saiful Hadi, S.E., Ita Dianawati, M.Pd., Dedi
Fasudin, Amd., Bagus Widi, Budi
4. Dewan Pertimbangan bewenang memberi masukan dan menolak setiap kebijakan atau
program kerja yang akan dilakukan oleh pengurus.

Pasal 20
Dewan Pengurus
1. Dewan Pengurus terdiri dari :
a. Tingkat Pusat ( Nasional dan Internasional ) disebut dengan Dewan Pengurus Pusat
(DPP) yang merupakan pengurus organisasi tertinggi.
b. Tingkat Wilayah disebut dengan Dewan Pengurus Wilayah (DPW).
c. Tingkat Perwakilan Luar Negeri ( Kecamatan ) disebut dengan Dewan Pengurus
Perwakilan Luar Negeri (DPPLN)
2. Dewan Pengurus adalah Anggota yang dipilih atau diangkat menjadi pengurus :
a. Memahami azas tujuan dan fungsi organisasi PEREKAT GRINTING.
b. Mampu dan cakap mengemban tugas organisasi dan mempunyai integritas, loyalitas, dan
berwawasan yang luas.
4. Dewan Pengurus yang telah habis masa baktinya dapat dipilih kembali untuk periode
berikutnya kecuali jabatan ketua umum di DPP, Ketua di DPW/ DPPLN maksimal hanya
untuk 2 periode kepengurusan.
5. Dewan Pengurus untuk semua tingkatan diangkat atau ditetapkan untuk masa jabatan selama
5 tahun melalui Musyawarah Pusat/Musyawarah Daerah/Musyawarah Perwakilan Luar
Negeri.

Pasal 21
Dewan Pengurus Pusat (DPP)
1. Dewan Pengurus Pusat (DPP) terdiri dari :
a. Ketua Umum dan 2 (dua) orang Ketua;
b. Ketua 2 (dua) orang, yaitu ketua urusan internal dan satu ketua urusan ekternal Desa
Grinting.
c. Sekretaris Umum dan 1 (empat) orang Wakil Sekretaris Umum;
d. Bendahara Umum dan 1 (satu) orang Wakil Bendahara Umum;
e. Departemen, yaitu :
1) Departemen Sosial dan Agama
2) Departemen Teknologi Informasi, Komunikasi dan Hubungan Kemasyarakatan
(Humas).
3) Departemen Pendidikan dan Pelatihan.
4) Departemen Politik, Hukum dan Keamanan.
5) Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan.
6) Departemen Pertanian, Perikanan, Pariwisata.
7) Departemen Kesehatan.
8) Departemen Pemuda dan Olahraga.
9) Departemen Kaderisasi, Keanggotaan, Keorganisasian dan Hubungan Antar
Lembaga.
2. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di pilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Pusat
(Musat).
3. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat di susun dan ditetapkan oleh Formatur yang di ketuai oleh
Ketua Umum terpilih.
4. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) mempunyai tugas dan wewenang :
a. Menentukan Kebijakan Organisasi di Tingkat Pusat dan Internasional berdasarkan
ketentuan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), Keputusan
Musyawarah Pusat dan Rapat Kerja Pusat serta Peraturan Organisasi;
b. Menerbitkan Peraturan Organisasi yang diperlukan;
c. Turut memilih dan menetapkan Anggota Dewan Pembina;
d. Turut memilih dan menetapkan Anggota Dewan Penasehat;
e. Menetapkan dan melantik Dewan Pimpinan Wilayah dan Perwakilan Luar Negeri;
f. Menyelesaikan Perselisihan Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan organisasi;
g. Membentuk dan mengangkat Badan-Badan/Lembaga-lembaga di Tingkat
Pusat/Internasional;
h. Memutuskan dan menetapkan pembekuan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah yang
nyata-nyata merugikan Organisasi dan bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga;
i. Membatalkan Keputusan Dewan Pimpinan Wilayah yang bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau Keputusan Dewan Pimpinan Pusat;
j. Menjatuhkan sanksi hukuman kepada anggota organisasi;
k. Melaksanakan hasil keputusan Musyawarah Pusat, Rakerat, dan Rapat Pimpinan
Organisasi;
l. Menetapkan garis perjuangan organisasi dan memimpin pelaksanaan kebijakan
organisasi;
m. Memberikan bimbingan dan petunjuk kepada wilayah dalam melaksanakan keputusan,
kebijakan dan ketentuan organisasi.
n. Mengatur keseragaman kerjasama dan koordinasi perjuangan didalam dan diluar
organisasi;
o. Menyampaikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah Pusat (Musat).
5. Dewan Pimpinan Pusat mempunyai kewajiban
a. Melaksanakan dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan
Musyawarah dan rapat Tingkat Pusat serta Keputusan Dewan Pimpinan Pusat;
b. Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah Besar;
c. Memberikan perlindungan dan Pembelaan Hukum kepada Anggota dalam kasus-kasus
yang terkait dalam Organisasi.

Pasal 22
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)
1. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), sekurang-kurangnya terdiri dari :
a. Ketua DPW;
b. Sekretaris DPW;
c. Bendahara;
d. Biro yang selaras dengan DPP jika diperlukan.
2. Dewan Pimpinan Wilayah mempunyai wewenang;
a. Menentukan kebijakan organisasi di Tingkat wilayah (Kota/Kabupaten) berdasarkan
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah
Tingkat Wilayah serta Keputusan DPP.
b. Menerbitkan Peraturan Organisasi yang diperlukan di jajarannya;
c. Mengajukan Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilaya Hasil Musyawarah Wilayah kepada
Dewan Pimpinan Pusat untuk mendapatkan ketetapan;
d. Menjatuhkan sanksi hukuman.
3. Dewan Pimpinan Wilayah Mempunyai Kewajiban.
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan musyawarah dan rapat serta Keputusan DPP dan
DPW;
b. Memberikan Pertanggung Jawaban pada Musyawarah Besar Wilayah;
c. Memberikan perlindungan dan pembelaan hukum kepada anggota dalam kasus-kasus
yang terkait dalam Organisasi.

Pasal 23
Berakhirnya Masa Kepengurusan
Berakhirnya kepengurusan disebabkan karena :
1. Berakhirnya masa kepengurusan
2. Berhalangan tetap
3. Meninggal dunia
4. Mengundurkan diri
5. Diberhentikan dengan tidak hormat berdasarkan hasil rapat pengurus

Pasal 24
Masa Jabatan Pengurus
1. Pemilihan/penggantian pengurus dilakukan setiap akhir masa bakti.
2. Masa bakti kepengurusan ditetapkan 5 (lima) tahun
3. Pengurus lama dapat dipilih kembali bila musyawarah bersama menghendaki/ menyetujui.

BAB VII
ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 25
Kewenangan Pembentukan
Setiap dewan pimpinan pengurus organisasi pada setiap tingkatan dapat membentuk
Badan/Lembaga dan Koordinator tertentu di daerahnya masing-masing sesuai keperluan, sebagai
alat kelengkapan Organisasi dalam melaksanakan fungsi, Tugas Pokok dan Kewajiban serta
Pengembangan Organisasi.
Pasal 26
Departemen/Biro
1. Departemen/Biro adalah alat kelengkapan organisasi yang dapat dibentuk oleh semua tingkat
kepengurusan organisasi sebagai badan staf yang membantu ketua organisasi di Tingkat DPP
atau DPW dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai bidangnya masing-masing;
2. Departemen untuk tingkat DPP, Biro untuk tingkat DPW.

Pasal 27
Badan / Lembaga
1. Badan/ Lembaga adalah alat kelengkapan organisasi yang dibentuk oleh semua tingkat
kepengurusan organisasi, sebagai badan pelaksana teknis yang membantu kepengurusan
organisasi dalam melaksanakan fungsi-fungsi teknis tertentu;
2. Ketentuan lebih lanjut tentang badan / lembaga, diatur dalam peraturan organisasi.

BAB VIII
MUSYAWARAH – MUSYAWARAH
Pasal 28
Musyawarah - musyawarah dalam organisasi adalah:
1. Musyawarah Pusat (Musat) untuk tingkat Pusat;
2. Musyawarah Wilayah (MUSWIL) untuk tingkat wilayah (kabupaten/kota).

BAB IX
ORGANISASI FUNGSIONAL DAN LEMBAGA
Pasal 29
Persaudaraan Masyarakat Grinting dapat membentuk organisasi fungsional dan lembaga-
lembaga/ Yayasan yang asas, sifat serta tujuannya sama dengan Persaudaraan Masyarakat
Grinting.
Pasal 30
1. Organisasi fungsional adalah organisasi yang dibentuk sesuai dengan fungsinya, yaitu
pemuda dengan nama Persaudaraan Pemuda Desa Grinting. Wanita dengan
nama Persaudaraan Wanita Desa Grinting, Mahasiswa dengan nama Persaudaraan
Mahasiswa Desa Grinting.
2. Lembaga/ Yayasan adalah badan yang dibentuk secara khusus untuk mengurus kegiatan
tertentu seperti pendidikan, seni, budaya, adat, agama, ekonomi, koperasi, hukum dan HAM.

BAB X
HUBUNGAN PEREKAT GRINTING DENGAN ORGANISASI FUNGSIONAL, DAN
LEMBAGA / YAYASAN
Pasal 31
PEREKAT GRINTING mempunyai hubungan:
1. Vertikal, pembinaan dan bimbingan dengan organisasi fungsional yang dibentuk oleh
PEREKAT GRINTING di setiap tingkat kepengurusan.
2. Hirarki dengan lembaga-lembaga yang dibentuk secara khusus disetiap tingkatan
kepengurusan.

BAB XI
HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI DESA GRINTING YANG TELAH ADA
Pasal 32
Dengan terbentuknya PEREKAT GRINTING tidak berarti meniadakan atau menjadi pesaing
organisasi Desa Grinting yang telah ada selama ini dan sebaliknya dapat menjadi hubungan
kemitraan yang kuat.

Pasal 33
Rapat Kerja dan Rapat Pengurus
1. Rapat Kerja selanjutnya disebut Raker adalah pertemuan pengurus yang diadakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam masa bhakti dan rapat pengurus diadakan minimal 2 (dua) kali
dalam setahun.
2. Raker ditingkat wilayah (kabupaten/kota) disebut Rapat Kerja Wilayah disingkat Rakerwil.
Pasal 34
Organisasi Sayap
Untuk mencapai tujuan dan fungsi tersebut, PEREKAT GRINTING dapat membentuk organisasi
sayap yang melakukan kegiatan atau usaha antara lain tapi tidak terbatas pada :
1. Mendirikan Badan Usaha;
2. Mendirikan Lembaga Advokasi dan Hukum untuk melindungi anggota dari permasalahan
hukum;
3. Mendirikan Lembaga Pendidikan, Kursus, Pelatihan dan Keterampilan dan lainnya;
4. Mendirikan Koperasi, Lembaga Ekonomi Syariah, Bazis, Yayasan Sosial Masyarakat dan
keagamaan;
5. Menyediakan Sistem Informasi dan Teknologi sebagai media informasi bagi anggota;
6. Mendirikan badan keamanan Desa Grinting.

BAB XII
KEUANGAN
Pasal 35
Keuangan
1. Keuangan PEREKAT GRINTING diperoleh dari Iuran Anggota.
2. Donatur atau sponsor.
3. Hasil usaha-usaha yang sah, dan tidak bertentangan dengan peraturan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku serta dapat dipertanggung-jawabkan.

BAB XIII
PEMBUBARAN ORGANISASI DAN SENGKETA KEPENGURUSAN
Pembubaran Organisasi
Pasal 36
Pembubaran organisasi hanya dapat dilaksanakan oleh Musyawarah Pusat yang dilakukan
khusus untuk itu dan dihadiri sekurang – kurangnya ¾ dari jumlah Anggota Terdaftar serta
disetujui ¾ peserta yang hadir
Pasal 37
Sengketa Kepengurusan
Dalam hal terjadi sengketa kepengurusan, pengurus dan pengawas yang tercantum dalam Akte
Pendirian ini diberi wewenang khusus untuk memutuskan Pengurus mana yang dianggap
sah,keputusan ini bersifat final dan mengikat semua pihak.

BAB XIV
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 38
Untuk pertama kali ketua umum dipilih dan ditetapkan oleh rapat pendirian organisasi dan
selanjutnya menetapkan tim formatur untuk menyusun kepengurusan secara lengkap.

BAB XV
PENUTUP
Pasal 39
Penutup
1. Perubahan AD/ART dilakukan berdasarkan keputusan dalam Musyawarah Pusat.
2. Untuk meningkatkan peran organisasi dalam rangka mencapai tujuan DPP-PEREKAT
GRINTING dapat membentuk organisasi sayap, badan usaha/badan hukum, LBH, dan
lainnya.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan lainnya yang tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar Organisasi.
4. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Brebes
Pada Tanggal :
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERSAUDARAAN MASYARAKAT GRINTING
PEREKAT GRINTING
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Anggaran Dasar.

Pasal 2
Semua pengertian dan singkatan dalam Anggaran Dasar (A.D) berlaku pula dalam Anggaran
Rumah Tangga (A.R.T).

BAB II
ATRIBUT
Pasal 3
1. Atribut PEREKAT GRINTING berupa tanda-tanda khusus yang dinyatakan dalam
bentuk Panji, Lambang/Logo dan Kartu Tanda Anggota.
2. Bentuk Panji dan Lambang/Logo adalah gambar hati berwarna putih didalam lingkaran
warna biru dengan semboyan salam sedulur selawase di bawahnya dan tulisan persaudaraan
masyarakat grinting di sebelah kanan.
a. Makna lambang:
1) Simbol hati berwarna putih (#d9d9d9 & #ffffff) mewakili perasaan cinta,
spiritualitas, emosi, moral yang suci.
2) Lingkaran mewakilkan kekekalan dan biru (#2eb2ff & #44d9e6) memiliki arti
stabil.
3) Garis tegak berwarna putih berarti organisasi ini bersifat aktif, dengan
menyatukan seluruh warga Desa Grinting dengan cita-cita yang agung atau mulia.
4) Latar berwarna merah (#a70b0b) bermakna berani, tegas dan kuat.
5) Tulisan PERSAUDARAAN MASYARAKAT GRINTING dengan huruf kapital
berwarna putih menggambarkan semangat yang kokoh.
6) Salam Sedulur Selawase berarti bersaudara untuk selamanya.

BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 4
Keanggotaan
Keanggotaan PEREKAT GRINTING terdiri dari :
1. Orang yang lahir di Desa Grinting.
2. Keturunan orang Desa Grinting,bapak atau ibu,kakek atau nenek orang Desa Grinting.
3. Terikat tali perkawinan,isteri atau suami orang Desa Grinting dan anak dari
perkawinan tersebut.
4. telah atau pernah berdomisili di Desa Grinting minimal 5 (lima) tahun.

Pasal 5
Pendaftaran Anggota
1. Tata cara penerimaan menjadi anggota PEREKAT GRINTING adalah, melapor dan
mendaftarkan diri.
2. Setiap penerimaan dan perpindahan anggota harus dicatat dalam buku Besar Anggota.
BAB IV
PENGURUS ORGANISASI
Pasal 6
Pengurus Organisasi
1. Apabila Ketua Umum berhalangan karena sesuatu hal untuk sementara waktu
tidak dapat menjalankan tugas jabatannya maka ketua berkewajiban melaksanakan tugas
jabatan Ketua Umum sampai Ketua Umum siap untuk melaksanakan tugasnya kembali.
2. Dalam hal Ketua meninggal dunia atau berhalangan tetap sehingga tidak dapat melaksanakan
tugasjabatannya maka Sekretaris Umum secara otomatis menjabat sebagai Ketua Umum
sampai masa jabatan kepengurusannya berakhir.

Pasal 7
Penggantian dan Pemberhentian Pengurus
1. Ketua Umum dapat mengangkat pengganti untuk mengisi jabatan seorang anggota pengurus
yang berhenti meninggal dunia atau mengundurkan diri dalam masa jabatannya.
2. Pemberhentian anggota Pengurus sebelum habis masa bakti baik karena permintaan sendiri
dari anggota pengurus yang bersangkutan maupun berdasarkan alasan penting lainnya, tidak
membebaskan pertanggungjawaban anggota bersangkutan atas segala perbuatannya selama
memangku jabatan Pengurus kepada musyawarah.

Pasal 8
Tugas dan Wewenang Pengurus
1. Tugas dan Wewenang Ketua Umum
a. Memimpin organisasi PEREKAT GRINTING menurut AD/ART dan Keputusan-
keputusan Musyawarah Bersama.
b. Menyusun dan menetapkan tata cara dan kebijaksanaan untuk pelaksanaan program dan
kegiatan PEREKAT GRINTING
c. Memberikan tugas-tugas khusus kepada wakil ketua dan koordinator-kordinator bidang
yang ada sangkut pautnya dengan kemajuan organisasi.
d. Bertanggung jawab kepada musyawarah bersama dengan memberikan laporan
pertanggung jawaban tertulis.
2. Tugas Dan Wewenang Ketua
a. Membantu ketua umum dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 nomo1 poin a sampai d.
b. Mewakili ketua umum baik kedalam maupun keluar organisasi.
c. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh ketua umum.
d. Bertanggungjawab kepada ketua umum.
3. Tugas dan Wewenang Sekretaris Umum
a. Memimpin Sekretariat Organisasi PEREKAT GRINTING
b. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan organisasi
c. Mempersiapkan konsep surat, rencana-rencana kerja, peraturan-peraturan, tata tertip
organisasi. Laporan-laporan dan hal-hal lain yang ditugaskan oleh Pengurus.
d. Sekretaris bertanggungjawab kepada ketua umum.
4. Tugas dan Wewenang Wakil Sekretaris
a. Membantu dan Mewakili Sekretaris dalam melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan
b. Bertanggung jawab kepada Sekretaris.
5. Tugas dan Wewenang Bendahara
a. Menyelenggarakan Administrasi Keuangan
b. Menerima dan Menyimpan Uang
c. Membayar dan mengeluarkan uang sesuai jumlah yang ditetapkan atas persetujuan ketua
umum.
d. Membuat Pertanggungjawaban Keuangan
6. Tugas dan Wewenang Wakil Bendahara
1. Membantu Bendahara dalam melaksanakan tugas-tugas sebendaharaan
2. Menyusun Neraca dan Anggaran Belanja dan Pendapatan.
7. Tugas dan Wewenang departemen-departemen adalah membantu Ketua Umum dalam bagian
lingkup kerja yang lebih spesifik

BAB V
MUSYAWARAH-MUSYAWARAH
Pasal 9
Musyawarah
1. Peserta Musyawarah Pusat adalah Pengurus dan Anggota Organisasi yang bersangkutan.
2. Tugas dan wewenang Musyawarah Pusat:
a. Merubah dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Membahas dan mengambil keputusan tentang laporan pertanggungjawab Badan Pengurus
c. Memilih Pengurus Organisasi.
d. Menetapkan Program Kerja
e. Lain-lain yang dianggap perlu
3. Musyawarah Pusat diadakan setiap akhir masa bakti kepengurusan dan dianggap sah apabila
dihadiri oleh 2/3 Anggota terdaftar. Apabila musyawarah tidak mencapai kuorum, maka
musyawarah berikutnya dengan acara yang sama dengan musyawarah yang batal tersebut sah
tanpa memperhatikan ketentuan kuorum.
4. Pimpinan sidang musyawarah terdiri atas 3 (tiga) orang, 2 (dua) orang dipilih dari peserta
musyawarah, dan 1 (satu) orang dari unsur pengurus.
Pasal 10
Rapat Pengurus
1. Rapat Pengurus terdiri atas :
a. Rapat Pengurus Terbatas dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, Bendahara serta Bidang yang
berkepentingan.
b. Rapat Pengurus Lengkap dihadiri oleh semua anggota Pengurus.
c. Rapat Pengurus dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya setengah ditambah
satu dari peserta yang diundang.
2. Tugas dan Wewenang Rapat Pengurus adalah
a. Menjabarkan dan melaksanakan program kerja yang ditetapkan dalam musyawarah
bersama.
b. Membahas dan mengambil keputusan tentang masalah-masalah penting dalam rangka
usaha meningkatkan kinerja organisasi.
c. Menetapkan hal-hal yang dianggap perlu sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.

Pasal 11
Pengambilan Keputusan
1. Setiap keputusan yang diambil baik dalam Musyawarah Pusatmaupun dalam rapat-rapat
dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.
2. Apabilan tidak dapat secara mufakat bulat, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak.
3. Keputusan yang diambil dengan pemungutan suara sah, apabila keputusan ini didukung oleh
sekirang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah suara yang hadir

BAB VI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 12
Cara Pemungutan
1. Uang iuran anggota dipungut tiap bulan dimulai sejak menjadi anggota.
2. Yang dimaksud dengan anggota pembayar dalam ayat 1 pasal ini adalah anggota PEREKAT
GRINTING yang mempunyai penghasilan.
3. Besarnya iuran anggota, diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Pengurus
setelah memperoleh saran-saran dari dewan penasihat.
4. Keuangan yang diperoleh atau dipungut dari sumber-sumber lainnya diatur dan ditetapkan
lebih lanjut dalam rapat pengurus lengkap.
5. Setiap pungutan uang dari anggota dan/atau dari pihak-pihak lain, wajib disetorkan ke
Bendahara PEREKAT GRINTING.
6. Pengurus dapat memberikan upah pungut atas penarikan iuran atau pendapatan lainnya bagi
anggota pengurus yang bertugas melakukan penagihan paling tinggi 10% dari nilai yang
dipungut/ditagih.
7. Semua penerimaan uang dan/atau sesuatu yang berupa barang harus dibukukan sesuai tata
cara pembukuan.
8. Dengan perkembangan kegiatan Pengurus dapat melaksanakan kegiatan usaha untuk
menopang keperluan Organisasi.

Pasal 13
Cara Penggunaan dan Pengeluaran
1. Setiap pengeluaran keuangan yang dilaksanakan oleh Bendahara harus disetujui oleh Ketua
Umum
2. Penggunaan Uang harus disesuaikan dengan kebutuhan nyata dan rencana kerja dan atau
rencana anggaran belanja yang telah ditetapkan
3. Setiap pengeluaran keuangan demikian halnya dengan barang inventaris wajib
diselenggarakan dengan mengikuti ketentuan sistem administrasi keuangan dan barang yang
berlaku di Indonesia.
4. Besarnya bantuan/santunan kepada anggota yang patut dibantu diatur dan ditetapkan lebih
lanjut oleh pengurus dengan memperhatikan kemampuan keuangan organisasi.
5. Yang berhak menerima bantuan/santunan adalah Anggota P E R E K A T G R I N T I N G ,
istri/suami dan anak serta orang tua yang masih menjadi tanggungan Anggota dan
berdomisili serumah di kediaman Anggota, dikarenakan :
a. Sakit dan dirawat inap di Rumah Sakit minimal 3 hari.
b. Meninggal dunia.
c. Sebab lain yang layak mendapat bantuan/santunan.

Pasal 14.
Kekayaan dan Inventaris Organisasi
1. Harta milik organisasi diperoleh dari jual beli, wakaf, hibah, sumbangan dan peralihan hak
lainnya.
2. Kekayaan Organisasi harus dikelola secara tertib, aman, berdaya guna,berhasil guna dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada Musyawarah Bersama.
3. Jika organisasi bubar, seluruh kekayaan dan inventaris organisasi akan disumbangkan ke
seluruh warga Desa Grinting melalui kesepakatan bersama.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 15
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Perubahan Anggaran Rumah Tangga dilakukan oleh Musyawarah Pusat.

Pasal 16
Ketentuan-ketentuan yang belum tercantum dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
diatur tersendiri secara khusus oleh Pengurus.

Pasal 17
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Brebes
Pada Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai