JUKLAK Pembinaan Relawan 17012017

PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN SUKARELAWAN

PALANG MERAH INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen Pembinaan PMR dan SUKARELAWAN PMIsaat ini telah disosialisasikan
kepada segenap pengurus di setiap jajaran Palang Merah Indonesia (PMI Pusat, PMI
Provinsi, PMI Kabupaten/kota) serta unit- unit PMR dan SUKARELAWAN diseluruh
Indonesia. Guna memperoleh satu persepsi tentang pelaksanaan pembinaan PMR dan
SUKARELAWAN, maka manajemen tersebut perlu dijabarkan menjadi lebih teknis
kedalam panduan singkat berupa Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pembinaan dan
PengembanganSUKARELAWAN.
B. Tujuan
Tujuan Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan SUKARELAWAN PMI
adalah:
1. Memberikan arahan tentang pelaksanaan pembinaan dan pengembangan
SUKARELAWAN secara konsisten dan berkelanjutan.
2. Membangun kesamaan sikap dan langkah dalam mengelola pembinaan dan
pengembangan SUKARELAWAN
3. Meningkatkan kualitas dan kinerja pembinaan SUKARELAWAN PMI dalam
mendukung pencapaian visi misi organisasi.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan SUKARELAWAN
PMI meliputi:
1. Pendahuluan
2. Pengertian dan Wadah SUKARELAWAN PMI
3. Tugas dan tanggungjawab Pembinaan SUKARELAWAN PMI
4. Pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN
5. Pendanaan Pembinaan SUKARELAWAN PMI
6. Penutup
Markas Pusat Palang Merah Indonesia Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96 Jakarta 12790 Indonesia
Telepon: +62 21 799 23 25, Fax: +62 21 799 5188, e-mail: pmi@pmi.or.id, www.pmi.or.id 1
BAB II
Pengertian dan Wadah SUKARELAWAN PMI
A. SUKARELAWAN PMI
1. Pengertian
SUKARELAWAN PMI adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan kepalang
merahan sesuai dengan prinsip-prinsip Dasar Gerakan Internasional Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah dengan sukarela (AD/ART bab 14 pasal 49 ayat 1)
Anggota masyarakatyang berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga

Negara Asing (WNA), yang secara sukarela mendaftarkan diri sebagai
SUKARELAWANPMI
2. Wadah
SUKARELAWANPMI diwadahi dalam bentuk:
a. SUKARELAWAN Remaja (Palang Merah Remaja, disingkat PMR)
b. Sukarelawan Korps Sukarela (KSR Perguruan Tinggi dan KSR PMI Kab/Kota ,
disingkat KSR)
c. Sukarelawan Tenaga Sukarela (TSR berbasis masyarakat, komunitas,
disingkat TSR)
B. Wadah Pembinaan SUKARELAWAN PMI

1. Palang Merah Remaja (PMR)
Adalah Anggota remaja PMI berusia 10 17 tahun dengan kategori:
a. PMR Mula. Usia 10-12 tahun atau setingkat SD/MI/Sederajat;
b. PMR Madya. Usia 12-15 tahun atau setingkat SMP/MTS/Sederajat;
c. PMR Wira. Usia 15-17 tahun atau SMA/SMK/MA/Sederajat
2. Korps Sukarela (KSR)

Adalah kesatuan anggota SUKARELAWAN PMI, berusia 18-35 tahun,dan tergabung
dalam wadah dalam melaksanakan pelayanan kepalangmerahan.
a. Korps Sukarela terbentuk dalam Kesatuan KSR PMI Unit yang terdaftar di
Markas PMI Kabupaten/Kota dimana Unit tersebut berada.
b. Unit-unit KSR PMI dapat dibentuk di:
1) Lingkungan Markas Kabupaten/Kota, disebut KSR PMI Unit Markas
Kabupaten/Kota
2) Lingkungan Perguruan Tinggi, disebut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
KSR PMI Unit Perguruan Tinggi
3) Lingkungan instansi/perusahaan, disebut KSR PMI Unit
Instansi/Perusahan
4) Lingkungan masyarakat umum, disebut KSR PMI Unit Kelompok
Masyarakat.Contoh: KSR PMI Unit Karang Taruna, KSR PMI Unit Remaja
Mesjid, KSR PMI Unit Pemuda Gereja, dll.
3. Tenaga Sukarela (TSR)

Adalah individu anggota masyarakat,berusiadiatas 18 tahun,yang secara dan
sukarela mendaftarkan diri sebagai anggota PMI,
TSR PMI berperan aktif memperkuat manajemen pengembangan organisasi dan
pelayanan kepalangmerahan sesuai keahlian dan profesi yang dimilikinya,
misalnya: kalangan professional dan Pembina SUKARELAWAN.
Anggota TSR PMI dikelompokkan sesuai dengan keahlian/ keterampilan yang

dimiliki, misalnya :
Ketentuan mengenai status keanggotan SUKARELAWAN PMI, yang dihimpun saat

pelaksanaan suatu Program setelah program berakhir,diatur dalam juknis
rekrutmen SUKARELAWAN PMI.
4. Donor Darah Sukarela(DDS)

Donor darah sukarela adalah orang yang memberikan darah, plasma, atau
komponen darah lain secara sukarela melalui UDD PMI, dan tercatat dalam data
base Donor Darah Sukarela, tanpa menerima bayaran baik dalam bentuk tunai
atau bentuk lainnya, termasuk bebas ijin dari tugas dan pekerjaan selama
melakukan donasi.
BAB III
Tugas dan Tanggung Jawab PMI
Dalam rangka mengembangkan keanggotan SUKARELAWAN PMI maka perlu dilakukan

upaya pembinaan secara strategis dan berkesinambungan yang merupakan tugas dan
tanggung jawab disetiap tingkatan Organisasi. Tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
mandat dan peran dan struktur organisasi disetiap jajaran.
A. Pengorganisasian
1. Tugas dan tanggungjawab PMI dalam bidang pembinaan dan pengembangan
SUKARELAWAN sebagaimana diatur dalam AD dan ART PMI, serta rencana
strategi.
2. Penanggungjawab pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN di tingkat Pusat
adalah Ketua bidang Pengembangan SUKARELAWAN PMI, yang dalam
pelaksanaannya sehari-hari dibantu oleh Divisi SUKARELAWAN Markas Pusat.
3. Penanggungjawab pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN di tingkat
Propinsi adalah Pengurus yangmembidangiSUKARELAWAN PMI, atau Sekretaris
PMI Provinsi, yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dibantu oleh Kepala Markas
Provinsi dan Kepala Divisi Pengembangan SUKARELAWAN Markas PMI Provinsi.
4. Penanggungjawab pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN di tingkat PMI
Kabupaten/Kota adalah Pengurus PMI Kabupaten yang membidangi
SUKARELAWAN PMI atau Sekretaris PMI Kabupaten/Kota, yang dalam
pelaksanaannya sehari-hari dibantu oleh Kepala Markas Kabupaten, Kepala Divisi
Pengembangan SUKARELAWAN Markas PMI Kabupaten/Kota.
5. PMI Kecamatan merupakan pendukung dan bagian tak terpisahkan dari jajaran di
atasnya dalam pembinaan dan pengambangan SUKARELAWAN PMI.
B. Tugas dan tanggungjawab

1. Pengurus PMI
a. Tingkat Pusat
1) Menyusun dan merumuskan kebijakan pembinaan pengembangan
SUKARELAWAN secara nasional.
2) Membina dan mengembangkan system manajemen SUKARELAWAN
secara nasional
3) Sosialisasi dan advokasi kepada pemerintah Pusat meliputi :
Kemendiknas, Kemenag, Kemenpora, Kemkes, Kemsos, serta unsur
terkait lainnya.
4) Mengkoordinasikan sumber daya yang dimiliki oleh PMI Pusat dan PMI
Provinsi untuk mendukung kegiatan pembinaan dan pengembangan
SUKARELAWAN.
5) Melaksanakan koordinasi dengan IFRC, ICRC, Perhimpunan Nasional,
serta instansi/lembaga/organisasi lain dalam rangka pembinaan
pengembangan SUKARELAWAN.
6) Menyusun dan melaksanakan pola administrasi dan pertanggung jawaban
keuangan / perbendaharaan tingkat Pusat.
7) Mengkoordinasikan system pendataan SUKARELAWAN berbasis teknologi
secara nasional untuk pengembangan kapasitas SUKARELAWAN
b. Tingkat Provinsi
1) Melakukan sosialisasi kebijakan nasional pembinaan pengembangan
SUKARELAWAN di tingkat provinsi.
SUKARELAWAN di tingkat provinsi.
3) Membina dan mengembangkan system manajemen SUKARELAWAN
tingkat provinsi
4) Sosialisasi dan advokasi kepada pemerintah Provinsi meliputi : diknas,
Kemenag, dispora, dinkes, dinsos, serta unsur terkait lainnya.
5) Mengkoordinasikan sumber daya yang dimiliki oleh PMI Provinsi dan PMI
kabupaten/Kota untuk mendukung kegiatan pembinaan dan
6) Menindaklanjuti kerjasama PMI pusat dengan mitra kerja internasional
serta pihak-pihak terkait lainnya yang mendukung program pembinaan
dan pengembangan SUKARELAWAN di wilayahnya.
keuangan / perbendaharaan tingkat Provinsi.
8) Mengkoordinasikan system pendataan SUKARELAWAN berbasis teknologi
tingkat provinsi untuk pengembangan kapasitas SUKARELAWAN
9) Memberikan motivasi, dan arahan, pelaksanaan pengembangan dan
pembinaan SUKARELAWAN bagi PMI Kabupaten/kota di wilayah
kerjanya.
10) Meningkatkan kapasitas pelaksana pengembangan dan pembinaan
SUKARELAWAN PMI di tingkat Kab./Kota
c. Tingkat Kabupaten/Kota
1) Melakukan sosialisasi kebijakan provinsi pembinaan pengembangan
SUKARELAWAN di tingkat Kabupaten/Kota.
SUKARELAWAN di tingkat Kabupaten/kota.
3) Melakukan pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN PMI tingkat
Kabupaten/kota
4) Melakukan Sosialisasi dan advokasi kepada pemerintah Kabupaten/Kota
meliputi : diknas, Kemenag, dispora, dinkes, dinsos, serta unsur terkait
lainnya.
5) Memobilisasi sumber daya yang dimiliki oleh PMI kabupaten/Kota untuk
melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN.
6) Menindaklanjuti kerjasama PMI Pusat dengan mitra kerja internasional
serta pihak-pihak terkait lainnya yang mendukung program pembinaan
dan pengembangan SUKARELAWAN di wilayahnya.
keuangan / perbendaharaan tingkat Kabupaten/Kota.
8) Melakukan pendataan SUKARELAWAN berbasis teknologi tingkat
Kabupaten/Kota untuk pengembangan kapasitas SUKARELAWAN
9) Meningkatkan kapasitas pelaksana pengembangan dan pembinaan
SUKARELAWAN di wilayahnya
10) Melakukan analisa kebutuhan SUKARELAWAN di wilayahnya sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan kapasitas yang dimiliki.
d. Tingkat Kecamatan
1) Mendukung PMI Kab./Kota dalam pembinaan dan pengembangan
SUKARELAWAN di wilayahnya
2) Membantu PMI Kab/Kota dalam memperkuat koordinasi lintas sektoral
ditingkat Kecamatan dan desa/kalurahan.
3) Membantu PMI Kab/Kota dalam melakukan system manajeman
pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN yang meliputi :
a) Rekrutmen dan promosi
b) Mobilisasi
4) Terlibat dalam perumusan kebijakan terkait dengan pembinaan dan
pengembangan SUKARELAWAN PMI
2. Staf Bidang Pembinaan dan Pengembangan SUKARELAWAN

a. Tingkat Pusat
1) Menindaklanjuti kebijakan pengurus PMI Pusat dalam hal pembinaan dan
pengembangan SUKARELAWAN
2) Melakukan komunikasi, konsultasi dan advokasi dengan Pengurus
Pusat/Kepala Markas dalam rangka penyelenggaraan program
SUKARELAWAN di Organisasi PMI.
3) Menyusun rencana strategi 5 (lima) tahunan, kebijakan dan regulasi
serta mengkonsultasikan secara teknis kepada Pengurus Pusat PMI
Bidang SUKARELAWAN serta secara operasional/administrasi kepada
Kepala Markas.
4) Menyusun rancangan dan pelaksanaan program kerja tahunan
pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN.
5) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas Divisi secara tekhnis kepada
Ketua Bidang PMR &SUKARELAWAN dan secara operasional/administrasi
kepada Kepala Markas.
6) Melakukan koordinasi dan mendukung Divisi/Biro/Unit lain dalam
pengembangan kegiatan yang melibatkan SUKARELAWAN PMI
7) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Federasi, ICRC dan
Perhimpunan Nasional, serta instansi/lembaga/organisasi lain dalam
rangka program pembinaan pengembangan SUKARELAWAN.
8) Memfasilitasi, mengkoordiniskan, dan melaksanaan evaluasi program
pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN PMI
9) Bertindak sebagai kontak person untuk hal-hal teknis dengan
lembaga/institusi maupun instansi lain yang terkait dengan
SUKARELAWAN pada tingkat Nasional, regional maupun internasional
(jejaring kemitraan).
b. PMI Provinsi
1) Menindaklanjuti kebijakan pengurus PMI Provinsi dalam hal pembinaan
dan pengembangan SUKARELAWAN
2) Melakukan komunikasi, konsultasi dan advokasi dengan Pengurus
Provinsi /Kepala Markas dalam rangka penyelenggaraan program
SUKARELAWAN di Organisasi PMI.
3) Menindaklanjuti rencana strategi 5 (lima) tahunan, kebijakan dan
regulasi serta mengkonsultasikan secara teknis kepada Pengurus Provinsi
Bidang SDM/SUKARELAWAN serta secara operasional/administrasi
5) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas Divisi secara tekhnis kepada
Ketua Bidang SUKARELAWAN dan secara operasional/administrasi
7) Menindaklanjuti kerjasama dengan Federasi, ICRC dan Perhimpunan
Nasional, serta instansi/lembaga/organisasi lain dalam rangka program
pembinaan pengembangan SUKARELAWAN.
8) Mengkoordiniskan, dan melaksanaan evaluasi program pembinaan dan
pengembangan SUKARELAWAN PMI di Kab./Kota
lembaga/institusi maupun instansi lain yang terkait dengan program
pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN PMI pada tingkat Provinsi
c. PMI kabupaten/kota
1) Menindaklanjuti kebijakan pengurus PMI Kabupaten/Kota dalam hal
pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN
2) Melakukan komunikasi, konsultasi dan advokasi dengan Pengurus PMI
Kabupaten/Kota /Kepala Markas dalam rangka penyelenggaraan
program SUKARELAWAN di Organisasi PMI.
3) Menindaklanjuti rencana strategi 5 (lima) tahunan, kebijakan dan
regulasi serta mengkonsultasikan secara teknis kepada Pengurus Provinsi
Bidang SDM/SUKARELAWAN serta secara operasional/administrasi
5) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas Divisi secara teknis kepada
Ketua Bidang SUKARELAWAN dan secara operasional/administrasi
7) Menindaklanjuti kerjasama dengan Federasi, ICRC dan Perhimpunan
Nasional, serta instansi/lembaga/organisasi lain dalam rangka program
pembinaan pengembangan SUKARELAWAN.
8) Melaksanaan evaluasi program pembinaan dan pengembangan
SUKARELAWAN PMI di wilayahnya
lembaga/institusi maupun instansi lain yang terkait dengan program
pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN PMI pada tingkat
Kabupaten/Kota.
Bab IV
Pembinaan dan Pengembangan SUKARELAWAN
Pembinaan dan Pengembangan SUKARELAWANadalah sebuah proses yang terintergrasi dan

berkelanjutan meliputi proses rekrutmen, orientasi , pelatihan, penugasan dan Tribakti,
pengembangan kapasitas, monitoring dan evaluasi.
A. Rekrutmen SUKARELAWAN
RekrutmenSUKARELAWAN adalah kegiatan untuk meningkatkan jumlah anggota dan

kelompok SUKARELAWAN PMI melalui proses promosi, pendaftaran, dan wawancara.
Dalam melakukan rekrutmen PMI terlebih dahulu membuat analisa kebutuhan
SUKARELAWAN diwilayahnya berdasarkan program pelayanan dan kapasitas
pembinaan.
Pelaksanaan rekrutmen memerlukan upaya promosi dan publikasi untuk memberikan

informasi tentang SUKARELAWAN dan tata cara mendaftar dan bergabung menjadi
SUKARELAWAN PMI.
Berdasarkan tujuan Promosi dan Publikasi; target sasaran, media KIE, pelaksanaan
kegiatan publikasi serta indikator pencapaiannya. Melalui prosedur rekrutmen
masyarakat luar yang aingin bergabung menjadi SUKARELAWAN dapat mendaftarkan
dan memngikuti serangkaian wawancara dan orientasi sebelum akhirnya dikukuhkan
menjadi anggota
Ketentuan lebih lanjut mengenai rekrutmen SUKARELAWAN diatur dalam juknis

rekrutmen SUKARELAWAN PMI
B. Orientasi dan Pelatihan
1. Tujuan orientasi adalah memberikan pembekalan pemahaman dasar tentang

budaya dan organisasi Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
serta Palang Merah Indonesia.
2. Tujuan pelatihan adalah memberikan pemahaman dan keterampilan
teknis/manajemen pelayanan kepalangmerahan
3. Pelatihan untuk SUKARELAWANPMI.
a. Pelatihan untuk PMR PMI mengikuti kurikulum yang ada di setiap tingkatan;
b. Pelatihan untuk KSR PMI mengikuti kurikulum yang berlaku di setiap
tingkatan terdiri atas:
1) Pelatihan Dasar untuk KSR,
a) Bina suasana
b) Gerakan
c) PMI
d) Pertolongan pertama
e) Perawatan keluarga
f) Kesehatan remaja
g) Penanganan bencana
h) Pemulihan hubungan keluarga
i) Program berbasis masyarakat
j) Kepemimpinan
k) Air dan sanitasi
l) Simulasi
2) Pelatihan spesialisasi
3) Pelatihan Pendukung / tambahan atau Muatan Lokal
c. Pelatihan untuk TSR PMI terdiri atas

1) Orientasi
2) Pelatihan spesialisasi
3) Pelatihan Pendukung / tambahan
.
C. Tri Bakti dan Penugasan
1. Tri Bakti
a. Penerapan Tri Bakti dikhusukan untuk anggota PMR, berorientasi pada tiga
aspek yang bertujuan untuk membentuk karakter PMR meliputi :
1) Meningkatkan keterampilan hidup sehat.
Karakter yang ingin ditumbuhkan adalah; hidup bersih dan sehat
2) Berkarya dan berbakti di masyarakat
Karakter yang ingin ditumbuhkan adalah; kepemimpinan,
kepedulian, kreatif, dan kerja sama
3) Mempererat persahabatan nasional dan internasional
Karakter yang ingin ditumbuhkan adalah; persahabatan, berbagi,
dan ceria.
b. Keterlibatan PMR dalam kegiatan Tri Bakti disesuaikan dengan kompetensi dan
minat serta kebutuhan PMI dan remaja di wilayah masing-masing.
c. Dalam merancang dan melaksakan kegiatan, PMR sesuai tingkatannya
memerankan fungsi yang berbeda-beda yakni:
1) PMR Mula berperan sebagai menjadi contoh atau model bagi teman
sebaya (peer leadership)
2) PMR Madya berperan sebagai pemberi dukungan, bantuan,
semangat kepada teman-teman sebaya (peer support)
3) PMR Wira berperan sebagai menjadi pendidik sebaya dalam (peer
educator)
2. Penugasan
a. penugasanSUKARELAWAN merupakan penerapan dari hasil pendidikan dan
pelatihan, sebagai proses pemberdayaan oleh PMI dan bentuk
tanggungjawab oleh SUKARELAWAN dalam mengaktualisasikan diri sebagai
bentuk perwujudan karakter kepalangmerahan dan pelayanan PMI.
b. Penugasan ditujukan untuk KSR dan TSR yang berorientasi pada pelayanan
PMI, baik saat normal maupun situasi tanggap darurat serta
pengembangan organisasi.
1) Penugasan saat normal meliputi:
a) Diseminasi dan sosialisasi kepalangmerahan
b) Kesiapsiagaan bencana
c) Promosi pengurangan risiko
d) Pelayanan ambulance
e) Pelayanan kesehatan di masyarakat
f) Pemulihan hubungan keluarga (RFL)
g) Donor darah
h) Promosi Kesehatan dan bencana
i) Penggalangan dana
j) kehumasan
k) dan lainnya
2) Penugasan saat darurat/konflik meliputi:

a) Asesmen
b) Pertolongan pertama
c) Evakuasi
d) Pemulihan hubunga keluarga (RFL)
e) Logistic dan distribusi
f) Dapur umum
g) Perawatan keluarga
h) Dukungan psikososial
i) Penampungan darurat
j) Air dan sanitasi
k) Pelayanan kesehatan darurat dan donor darah
l) kehumasan
m) penggalangan dana
n) Dan lain lain
3. Pengembangan organisasi meliputi:

a. Penyebarluasan prinsip dasar gerakan palangmerah dan bulan sabit merah
intrenasional
b. Berpartisipasi dalam forum/rapat penyusunan rencana kerja/program dan
musyawarah organisasi PMI
c. Berperan dalam pembinaan dan pengembangan SDM PMI yang terintergrasi
dalam pendekatan youth/volunteer center
d. Mendukung pengembangan kapasitas dan citra organisasi
e. Berpartisipasi dalam kegiatan pengalangan dana
f. Menjadi Fasilitator dan pelatih dalam pembinaan dan pengembangan
SUKARELAWAN PMI (sesuai kompetensi)
g. Mendukung dan melaksanakan pengembangan PMI Kecamatan
h. Dan lain - lain
Ketentuan lebih lanjut mengenai Tribakti dan penugasan SUKARELAWAN PMI diatur
dalam juknis penugasan dan pengembangan kapasitas SUKARELAWAN PMI
D. Penghargaan dan Pengembangan kapasitas

1. Penghargaan adalah bentuk pengakuan dari organisasi sebagai nilai tambah
dan pembinaan berkelanjutan bagi SUKARELAWAN yang bertujuan
mempertahankan keberadaannya.
2. Pengembangan Kapasitas merupakan pemberian kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan, peran dan tugas pelayanan kepalangmerahan serta
pengembangan organisasi.
3. Sebagai media berkomunikasi dan berkoordinasi antar SUKARELAWAN dengan
Pembina, Pengurus dan staf, maka forum-forum komunikasi PMR, KSR/TSR yang
ada dapat mewadahi aspirasi, masukan, arahan pembinaan yang bertujuan untuk
pengembangan kapasitas.
4. Sedangkan Markas sebagai pusat pembinaan (Youth centre) dapat berperan
sebagai fungsi pengelolaan pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN PMI.
Youth centre adalah sebuah pendekatan pembinaan SUKARELAWAN PMI yang
melibatkan semua pihak (pengurus, staf, SUKARELAWAN) bekerjasama di dalam
merancang sebuah program/kegiatan yang terkait dengan pembinaan dan
E. Monitoring dan Evaluasi

1. Fungsi monitoring dan evaluasi melekat pada setiap siklus pembinaan
SUKARELAWAN yang dilakukan oleh pengurus dan staf yang membidangi
SUKARELAWAN di setiap jajaran organisasi PMI sesuai ketentuan juklak
monitoring dan evaluasi PMI.
2. Tatacara pelaksanaan monev merujuk pada juknis monev PMI.
3. Salah satu metode Monitoringdan Evaluasi pembinaan dan Pengembangan
SUKARELAWAN PMI dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan JUMBARA, TEMU
KARYA ataupun kunjungan pembinaan lainnya.
BAB V
Atribut SUKARELAWAN PMI
Atribut adalah kelengkapan dan tanda pengenal yang merupakan identitas SUKARELAWAN
PMI sebagai ciri khas yang membedakan SUKARELAWAN PMI dengan organisasi lain.
1. Atribut SUKARELAWAN PMI meliputi:
a. Kartu Tanda Anggota (KTA)
Diberikan kepada SUKARELAWAN PMI yang telah mengikuti proses rekrutmen
dan secara resmi menyatakan diri bergabung menjadi SUKARELAWAN PMI.
(ketentuan mengenai KTA Terlampir)
b. Pakaian Seragam dan kelengkapannya

Diberikan kepada SUKARELAWAN PMI yang telah mengikuti proses rekrutmen
dan pelatihan PMI.
Ketentuan dan gambar terlampir dengan ketentuan penempatan logo

PMI mengacu kepada panduan identitas organisasi PMI.
c. Tanda Kecakapan
Diberikan kepada SUKARELAWAN PMI yang telah mengikuti proses pelatihan
spesiasisasi dan dinyatakan lulus. Untuk PMR diberikan setelah mengikuti
proses pelatihan materi pokok PMR dan TriBakti PMR.
Ketentuan dan gambar terlampir dengan ketentuan penempatan logo

PMI mengacu kepada panduan identitas organisasi PMI.
F. Asuransi
1. PMI bertanggungjawab untuk menyediakan asuransi kecelakaan dan kematian
kepada SUKARELAWAN yang melaksanakan kegiatan pelayanan kepalangmerahan
dengan prioritas pada penugasan yang bersifat darurat.
2. Penyediaan asuransi bagi SUKARELAWANPMI menjadi program dan kewajiban

pengurus untuk memenuhi salah satu hak SUKARELAWANPMI.
Ketentuan lebih lanjut mengenai asuransi SUKARELAWAN PMI diatur dalam

juknis pengembangan kapasitas SUKARELAWAN PMI .
Bab VI
Pendanaan Pembinaan dan Pengembangan SUKARELAWAN PMI
A. Sumber Pendanaan
1. Anggaran pembinaan SUKARELAWAN merupakan bagian yang melekat dari
perencanaankegiatan berdasarkan penilaian kebutuhan.
2. Sumber pendanaan pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN PMI mengacu
pada sumber pendanaan organisasi PMI
3. PMI Provinsi dan PMI Kabupaten/Kota yang memperoleh dukungan dana dari
donator untuk program-program tertentu, maka menjadi syarat dalam dokumen
kerjasama pengembangan kapasitas organisasi, harus mencantumkan alokasi
anggaran untuk pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN PMI.
B. Alokasi Pendanaan
1. PMI disetiap tingkatan wajib mengalokasikan anggaran untuk pembinaan
SUKARELAWANPMI yang berkelanjutan.
2. Anggaran pembinaan SUKARELAWAN dialokasikan dari keseluruhan dana
perencanaan program peningkatan kapasitas SDM organisasi, minimal untuk item
kegiatan pelatihan dan Tri Bakti/penugasan SUKARELAWAN.
C. Pengelolaan Pendanaan
1. Pengelolaan pendanaan kegiatan harus dilaksanakan dengan memperhatikan
kaidah manajemen keuangan PMI
2. PMI di semua tingkatan haru dapat mempertanggung jawabkanpendanaan
pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN PMI sesuai ketentuan.
Bab VI
Penutup
Petunjuk pelaksanaan pembinaan dan pengembangan SUKARELAWANPMI yang dilengkapi

dengan petunjuk petunjuk teknisnya pada hakikatnya merupakan esensi dari kebijakan
dan tata laksana organisasi terkait lainya yang diharapkan menjadi acuan dasar dari
pengelolaan pembinaan dan pengembangan SUKARELAWAN di seluruh jajaran organisasi
PMI
Tanpa mengurangi substansi dari pedoman-pedoman SUKARELAWAN sebelumnya yang

sudah tersosialisi secara nasional, Juklak dan Juknis ini telah mengakomodir pula
substansi yang perlu diangkat sesuai kebijakan Pengurus dan perkembangan organisasi
dewasa ini.
Diharapkan dengan adanya piranti lunak kebijakan organisasi ini, pelaksanaan pembinaan
dan pengembangan SUKARELAWAN di masa mendatang di seluruh Jajaran dapat berjalan
dengan baik dan pada akhirnya dapat mewujudkan pencapaian visi misi Organisasi PMI,
yakni meningkatnya kualitas SDM, khusus SUKARELAWAN PMI.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 17 Januari 2017
PENGURUS PUSAT
PALANG MERAH INDONESIA
Ketua Bidang PMR dan Sukarelawan
H.MUHAMMAD MUAS SH
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth:

1. Pengurus Pusat PMI.
2. Pengurus Provinsi PMI di seluruh Indonesia.
3. Pengurus Kota/Kabupaten PMI di seluruh Indonesia.
------------------------------------------------------------------------
Lampiran Lampiran
1. KTA (Kartu Tanda Anggota)
2. Seragam, Atribut dan Tanda Kecakapan
PDH SUKARELAWAN (PMR-KSR-TSR)
PALANG MERAH REMAJA Nama Kab/Kota
KORPS SUKARELA
TENAGA SUKARELA Lambang Provinsi
Tanda Kecakapan PMR Mula
Tanda Kecakapan PMR Madya
Tanda Kecakapan PMR Wira
3. Form Monitoring dan Evaluasi
4. Form Buku Induk
5. Form Rencana Kerja
6. Lembar Laporan Kegiatan SUKARELAWAN
7. Struktur dan Alur Pembinaan SUKARELAWAN

JUKLAK Pembinaan Relawan 17012017

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

JUKLAK Pembinaan Relawan 17012017

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN SUKARELAWAN

Anggota masyarakatyang berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga

B. Wadah Pembinaan SUKARELAWAN PMI

2. Korps Sukarela (KSR)

3. Tenaga Sukarela (TSR)

Anggota TSR PMI dikelompokkan sesuai dengan keahlian/ keterampilan yang

Ketentuan mengenai status keanggotan SUKARELAWAN PMI, yang dihimpun saat

4. Donor Darah Sukarela(DDS)

Dalam rangka mengembangkan keanggotan SUKARELAWAN PMI maka perlu dilakukan

B. Tugas dan tanggungjawab

2. Staf Bidang Pembinaan dan Pengembangan SUKARELAWAN

Pembinaan dan Pengembangan SUKARELAWANadalah sebuah proses yang terintergrasi dan

RekrutmenSUKARELAWAN adalah kegiatan untuk meningkatkan jumlah anggota dan

Pelaksanaan rekrutmen memerlukan upaya promosi dan publikasi untuk memberikan

Ketentuan lebih lanjut mengenai rekrutmen SUKARELAWAN diatur dalam juknis

B. Orientasi dan Pelatihan

1. Tujuan orientasi adalah memberikan pembekalan pemahaman dasar tentang

c. Pelatihan untuk TSR PMI terdiri atas

2) Penugasan saat darurat/konflik meliputi:

3. Pengembangan organisasi meliputi:

D. Penghargaan dan Pengembangan kapasitas

E. Monitoring dan Evaluasi

(ketentuan mengenai KTA Terlampir)

b. Pakaian Seragam dan kelengkapannya

Ketentuan dan gambar terlampir dengan ketentuan penempatan logo

Ketentuan dan gambar terlampir dengan ketentuan penempatan logo

2. Penyediaan asuransi bagi SUKARELAWANPMI menjadi program dan kewajiban

Ketentuan lebih lanjut mengenai asuransi SUKARELAWAN PMI diatur dalam

Petunjuk pelaksanaan pembinaan dan pengembangan SUKARELAWANPMI yang dilengkapi

Tanpa mengurangi substansi dari pedoman-pedoman SUKARELAWAN sebelumnya yang

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth:

1. KTA (Kartu Tanda Anggota)

TENAGA SUKARELA Lambang Provinsi

Tanda Kecakapan PMR Madya

Tanda Kecakapan PMR Wira

Anda mungkin juga menyukai