Anda di halaman 1dari 107

KEBIJAKAN

PEMBINAAN
PMR DAN RELAWAN
PMI

SISTEMATIKA KEBIJAKAN PEMBINAAN PMR DAN RELAWAN PMI


KEBIJAKAN PMR DAN RELAWAN

I. PENDAHULUAN
A. Mengapa kebijakan diperlukan
B. Mengapa PMR dan Relawan itu ada dan perlu dikembangkan

II. DASAR HUKUM


A. Keppres No. 25 tahun 1950 tentang PMI yang merupakan satu-
satunya organisasi kepalangmerahan di Indonesia.
B. Keppres No. 246 Tahun 1963 tentang Perhimpunan Palang Merah
Indonesia.
C. AD/ART PMI
D. Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009.
E. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depdiknas RI tanggal 24 Mei 1995
No. 118/U/95 dan No. 0090-KEP/PP/V/95 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Kepalangmerahan di Sekolah.
F. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depag RI tanggal 26 September
1995 No. 459 tahun 1995 dan No. 0185-KEP/PP/IX/95 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Kepalangmerahan di Madrasah.
G. Kesepakatan bersama antara Mendiknas RI dengan Ketua Umum
Palang Merah Indonesia, No.01/III/KB/2003 dan
No.0753/SDM/III/2003 tentang pengembangan dan pemberdayaan
kepalangmerahan di Perguruan Tinggi.

III. ANALISA SITUASI


A. Analisa Internal
B. Analisa Eksternal

IV. DEFINISI
A. Kesukarelawanan
B. Palang Merah Remaja
C. Relawan PMI
D. Korps Sukarela
E. Tenaga Sukarela

V. MAKSUD DAN TUJUAN


A. MAKSUD
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus

VI. KEBIJAKAN
A. Visi dan Misi PMR dan Relawan PMI
B. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan PMR
C. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Relawan

VII. PENUTUP

SISTEMATIKA KEBIJAKAN PEMBINAAN PMR DAN RELAWAN PMI


I. PENDAHULUAN

Sebagai organisasi sosial kemanusiaan, PMI telah banyak dibantu oleh


kelompok relawan yang terdiri dari KSR dan TSR serta PMR sebagai calon Relawan.
Kelompok Relawan ini sudah diakui keberadaan baik oleh Federasi Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah Internasional maupun masyarakat Indonesia pada umumnya.
Tanpa kelompok relawan ini, PMI dapat diibaratkan sebagai badan tanpa kaki,
sering diartikan bahwa relawan adalah tulang punggung organisasi.

Namun peran relawan yang besar itu perlu diikuti perhatian yang memadai
oleh PMI itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai wujud pengakuan terhadap kelompok
relawan ini, perlu dibuat suatu kebijakan (Policy). Disamping untuk memberi
jaminan terhadap eksistensi mereka, juga sebagai pedoman terhadap arah
pembinaan dan pengembangannya.

Sesungguhnya masa depan organisasi PMI sangat tergantung pada kualitas


mereka saat ini. Sehingga perlu diatur suatu kebijakan dalam pembinaan dan
pengembangan berkelanjutan sesuai dengan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

II. DASAR HUKUM

A. Keppres No. 25 Tahun 1950 tentang PMI yang merupakan satu-satunya organisasi
kepalangmerahan di Indonesia.
B. Keppres No. 246 Tahun 1963 tentang Perhimpunan Palang Merah Indonesia.
C. AD/ART PMI hasil Musyawarah Nasional XVIII Tahun 2004.
D. Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009.
E. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depdiknas RI tanggal 24 Mei 1995 No.
118/U/95 dan No. 0090-KEP/PP/V/95 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Kepalangmerahan di Sekolah.
F. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depag RI tanggal 26 September 1995 No. 459
tahun 1995 dan No. 0185-KEP/PP/IX/95 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Kepalangmerahan di Madrasah.
G. Kesepakatan bersama antara Mendiknas RI dengan Ketua Umum Palang Merah
Indonesia, No.01/III/KB/2003 dan No.0753/SDM/III/2003 tentang pengembangan
dan pemberdayaan kepalangmerahan di Perguruan Tinggi.

III. ANALISA SITUASI

A. Analisa Internal
1. Kekuatan (Strength)
a) Relawan yang dimiliki oleh Palang Merah cukup banyak dan diakui
keberadaannya oleh Pemerintah dan masyarakat.
b) Secara kelembagaan, PMI mempunyai struktur dan memiliki jaringan dari
Pusat, Daerah dan Cabang.
c) PMI mempunyai pedoman dan rencana pembinaan PMR dan Relawan.
d) PMI mempunyai program berbasis masyarakat.
e) Secara umum, relawan yang dimiliki oleh PMI adalah Relawan yang
terlatih.
f) PMI mempunyai landasan hukum.

2. Faktor kelemahan (Weaknesses)


a) Terbatasnya kapasitas PMI Daerah & PMI cabang ( SDM, Material, dana ,
manajemen ) dalam melaksanakan Pembinaan PMR & Relawan.
b) Kurangnya Komunikasi yang intens di jajaran PMI.
c) Lemahnya pembinaan berkelanjutan terhadap PMR dan Relawan.
d) Kurang adanya keseimbangan gender.
e) Kurangnya pemahaman dari Pengurus da Staf terhadap Manajemen
Relawan.
f) Masih kurangnya Pengakuan dan Penghargaan terhadap Relawan.

B. Analisa Eksternal
1. Faktor Peluang (Opportunities)
a) Keberadaan PMI sudah diketahui dan memiliki nama baik Gerakan serta
memiliki jaringan Internasional.
b) Budaya Gotong Royong yang tinggi, sehingga mempermudah perekrutan
Relawan.
c) Adanya Perusahaan-2 yang berminat untuk bergabung sebagai Relawan
PMI ( Corporate Volunteer )
d) Adanya kemitraan dari berbagai pihak.

2. Faktor Ancaman (Threats)


a) Organisasi lain merekrut Relawan yang dimiliki oleh Palang Merah
Indonesia.
b) Adanya organisasi lain yang bergerak di bidang Kemanusiaan.

IV. DEFINISI

A. Kesukarelawanan
Kesukarelawanan berdasarkan gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional adalah kegiatan yang :

1. Dilakukan secara sukarela, tanpa adanya keinginan untuk mendapatkan


keuntungan materi maupun finansial serta tanpa adanya tekanan sosial,
ekonomi maupun politik.
2. Mendatangkan manfaat bagi masyarakat yang rentan beserta lingkungannya
sesuai dengan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional.

B. Palang Merah Remaja


Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan generasi muda/anggota
remaja yang berumur antara 10 – 17 tahun yang berada di sekolah dan atau luar
sekolah serta belum menikah.
C. Relawan :
Pengertian Relawan dalam lingkungan organisasi PMI adalah seseorang yang
melaksanakan kegiatan kepalangmerahan baik secara tetap maupun tidak tetap
sesuai dengan prinsip-2 dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional serta diorganisasikan oleh Palang Merah Indonesia (PMI).

Bahwa Relawan di PMI adalah mereka yang tergabung dalam wadah Korps
Sukarela (KSR) atau menjadi Tenaga Sukarela (TSR).

1. Korps Sukarela
Korps Sukarela (selanjutnya disebut KSR PMI) adalah kesatuan di dalam
perhimpunan PMI, yang merupakan wadah kegiatan atau wadah pengabdian
bagi Anggota biasa perhimpunan PMI yang menyatakan diri menjadi anggota
KSR PMI dan memenuhi syarat menjadi anggota KSR PMI.

2. Tenaga Sukarela
Tenaga Sukarela (TSR) adalah individu-individu yang secara sukarela dan
sadar meluangkan waktu, menyumbangkan tenaga, pikiran, materi dan
ketrampilan/ keahlian khusus yang dimiliki baik yang diperoleh melalui
tingkat pendidikan formal maupun non formal

V. MAKSUD DAN TUJUAN

Relawan PMI ( KSR – TSR ) dapat menjadi Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa
yang memiliki keahlian khusus dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan PMI
serta dapat menjadi TSR . ( Syarat dan ketentuan dapat diatur dalam buku
Pedoman keanggotaan ).

A. MAKSUD
Kebijakan ini dibuat agar diperoleh kesamaan persepsi, sikap dan langkah dalam
pembinaan serta pengembangan PMR dan Relawan.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
PMI memiliki struktur, sistem dan kapasitas PMR dan Relawan yang memadai
untuk meningkatkan kualitas pembinaan generasi muda dan memberikan
pelayanan sosial kemanusiaan yang bermutu.

2. TUJUAN KHUSUS
a) Memberikan arah pembinaan dan pengembangan PMR dan Relawan
secara konsisten serta berkesinambungan.
b) Menjamin eksistensi PMR dan Relawan PMI sebagai bagian integral dari
Palang Merah Indonesia.
VI. KEBIJAKAN

A. Visi Misi PMR dan Relawan


1. Visi
a) Visi PMR
PMR sebagai generasi muda kader PMI mampu dan siap menjalankan
kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

b) Visi Relawan
Relawan mampu dan siap secara profesional melaksanakan tugas
pelayanan sosial kemanusiaan secara cepat, tepat dan terkoordinir
sesuai dengan Prinsip-Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional.

2. Misi
a) Misi PMR
(1) Membangun karakter kader muda PMI sesuai dengan Prinsip Dasar
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta
melaksanakan Tribakti PMR.
(2) Menanamkan jiwa sosial kemanusiaan.
(3) Menanamkan rasa kesukarelaan.

b) Misi Relawan PMI


(1) Mengembangkan sikap kesiap-siagaan dalam tugas pelayanan sosial
kemanusiaan.
(2) Mengembangkan sikap dan komitment dalam mendukung
pengembangan organisasi.
(3) Mengembangkan jiwa sosial kemanusiaan.
(4) Mengembangkan rasa kesukarelaan.

B. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan PMR


1. Anggota PMR
a) Pembinaan PMR harus pada “ Charakter Building “
b) Rekrutmen PMR, dengan usia 10 – 17 tahun, PMR adalah “Relawan Masa
Depan”
c) Merekrut PMR tanpa membedakan ras, jenis kelamin dan agama.
d) Berhak untuk Mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan sesuai dengan Tri
Bhakti.
e) Mendapatkan penghargaan dan pengakuan yang sesuai serta
kesempatan untuk pengembangan diri.
f) Menyebarluaskan dan memberikan pelayanan Kepalangmerahan kepada
rekan sebaya dan anggota masyarakat lainnya.
g) Menginformasikan kepada PMI mengenai kebutuhan, minat dan
kemampuannya.
h) Menjalin komunikasi dengan teman sebaya dan anggota keluarga.
PMR adalah Anggota Remaja yang mendaftarkan diri diwilayah domisili yang
bersangkutan. Ketentuan mengenai keanggotaan Remaja diatur dalam Buku
Pedoman Keanggotaan.

2. Pembina PMR
a) Membantu PMR mengidentifikasi kebutuhannya sendiri.
b) Melakukan koordinasi untuk penyelenggaraan pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan remaja.
c) Memotivasi PMR agar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan
berperan dalam proses kepemimpinan di kelompoknya.
d) Bertindak sebagai penghubung antara anggotanya dengan kelompok
yang berbeda tingkatan.
e) Menciptakan suasana agar PMR terlibat penuh dalam kegiatan PMI.

C. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Relawan ( KSR – TSR )


1. Rekruitmen Relawan disertai penjelasan rinci tentang tugas-tugasnya.
2. Merekrut relawan yang memiliki komitmen dan integritas serta potensial.
3. Merekrut Relawan tanpa membedakan ras, jenis kelamin, agama dan usia.
4. Menyelenggarakan pelatihan yang dibutuhkan sehingga mereka mampu
memenuhi tugas dan tanggung jawabnya.
5. Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan.
6. Pemberian tugas sesuai dengan kompetensinya.
7. Memberikan penghargaan dan pengakuan yang sesuai serta kesempatan
untuk pengembangan diri.
8. Menjamin bahwa ide Relawan ditampung dan mungkin dapat diterapkan
pada saat penyusunan, pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi program.
9. Mengganti semua pengeluaran relawan selama bertugas.
10. Memberikan asuransi dan mengupayakan perlindungan hukum.
11. Menjamin bahwa tugas Relawan bukan menggantikan tugas staf.
12. Menjamin bahwa apabila seseorang dibayar untuk melaksanakan suatu tugas,
maka orang tersebut sebagai pegawai, buruh atau pegawai kontrak.
13. Berkoordinasi dengan instansi terkait.
14. Pembentukan forum komunikasi untuk Relawan.

D. Kedudukan dan Peranan Relawan Dalam Organisasi


1. Kedudukan
A. Sesuai AD Bab VI, ps. 11;ART Bab VI ps. 14, tentang Keanggotaan PMI
menyebutkan bahwa Anggota Biasa dapat bergabung dalam wadah
KSR/TSR.
B. Hak Relawan Dalam Organisasi, diatur dalam :
 AD PMI Bab VIII, ps 17, ayat (2) a “ Musyawarah Cabang dihadiri oleh
Pengurus Cabang,Utusan Pengurus Ranting, utusan unit KSR, Utusan
Pembina PMR dalam wilayah kerja Cabang ybs, Serta utusan Pengurus
Daerah.
 ART PMI Bab VI, ps 8 ayat (1) menyebutkan bahwa Anggota Biasa
berhak Menyampaikan pendapat dalam Forum-forum dalam
pertemuan resmi PMI, memiliki hak suara dalam setiap musyawarah
ditingkat Cabang dan setiap Rapat di tingkat Ranting, Memilih dan
dipilih sebagai Pengurus PMI dan mendapat pembinaan dan
pengembangan dari Pengurus PMI.

C. Kewajiban Relawan Dalam Organisasi, diatur dalam :


ART PMI PMI Bab VI, ps 8, ayat (2)menyebutkan bahwa Anggota Biasa
berkewajiban menjalankan dan menyebarluaskan Prinsip Dasar Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, Mematuhi AD+ART
PMI, Mempromosikan PMI, Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMI,
Menjaga nama baik PMI, Membayar uang iuran keanggotaan.

2. Peranan
Peranan Relawan dalam Organisasi meliputi :
A. Peranan dalam Kegiatan Pelayanan Kepalangmerahan
B. Peranan dalam Mendukung Pengembangan Organisasi

6.5 Kode Etik


6.5.1 Tidak boleh menyalahgunakan nama organisasi, atribut, aktifitas,
sarana dan prasarana.
6.5.2 Tidak boleh menerima keuntungan material dan finansial dari aktifitas
kepalangmerahan yang dilakukan.
6.5.3 Tidak boleh mengatas namakan politik, agama, ras, atau ide-ide lain
yang bertentangan dengan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan palang Merah
dan Bulan Sabit Merah Internasional.
6.5.4 Tidak boleh memberikan informasi rahasia atau memanfaatkan
informasi itu tanpa seijin Palang Merah Indonesia.
6.5.5 Tidak boleh bertindak dan berbicara untuk mempengaruhi keputusan
Palang Merah Indonesia dengan maksud memperoleh keuntungan
pribadi/kelompok.
6.5.6 Tidak boleh melakukan tindakan yang bertentangan dengan
kepentingan Palang Merah Indonesia.

VII. PENUTUP

Demikianlah kebijakan pembinaan dan pengembangan PMR dan Relawan ini,


dimana penjabarannya akan diatur dalam Pedoman Manajemen Pembinaan PMR dan
Pedoman Manajemen Pembinaan Relawan PMI.
PEDOMAN

MANAJEMEN
PEMBINAAN
RELAWAN
PMI
KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT PALANG MERAH INDONESIA
NOMOR : ..... /KEP/PP PMI/XI/2007
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA
DAN
PEDOMAN PELATIHAN DAN ORIENTASI RELAWAN PMI ( KSR – TSR )

PENGURUS PUSAT PALANG MERAH INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Relawan Palang Merah Indonesia ( Relawan PMI )


adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan
kepalangmerahan baik secara tetap maupun tidak tetap
sesuai dengan Prinsip-Prinsip Dasar gerakan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah Internasional serta pelaksanaannya
diorganisasikan oleh Palang Merah Indonesia;

b. bahwa Relawan PMI yang tergabung dalam wadah pembinaan


Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR) merupakan
asset organisasi yang menjadi unit terdepan PMI dalam
melaksanakan tugas-tugas pelayanan kepalangmerahan, baik
dimasa damai maupun dimasa bencana/konflik serta
berperan aktif dalam pengembangan organisasi;

c. bahwa untuk mencapai kesamaan langkah dan pendapat


serta persepsi, maka dipandang perlu untuk
menyempurnakan Pedoman Relawan PMI yang mencakup
berbagai aspek pelaksanaan kegiatan Relawan PMI yang
disesuaikan dengan perkembangan masa;

d. bahwa untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam


butir c. perlu diterbitkan Pedoman Manajemen Relawan yang
ditetapkan dengan keputusan Pengurus Pusat Palang Merah
Indonesia.

Mengingat : a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI;


b. Pokok-pokok kebijakan dan Rencana Strategis Palang Merah
Indonesia tahun 2004 – 2009.

Memperhatikan : a. Lokakarya standarisasi Pelatihan PMI tahun 2004 dan 2005,


Peninjauan (Review) Tim Pokja Standarisasi Pelatihan PMI
tahun 2006 serta Lokakarya (Workshop) tentang Manajemen
Pembinaan PMR dan Relawan yang dilaksanakan di tiga
regional;
b. Rapat-rapat Pokja dalam penyusunan/penyempurnaan
Manajemen Pembinaan PMR dan Relawan serta kurikulum
pada bulan November-Desember 2006;
c. Uji coba Manajemen Pembinaan PMR dan Relawan oleh PMI
Daerah dan PMI Cabang.
d. Sosialisasi dalam Musyawarah Kerja Nasional PMI tahun 2006.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Memberlakukan Pedoman Manajemen Relawan Palang Merah


Indonesia;

KEDUA : Menyatakan bahwa Buku Pedoman KSR PMI yang diterbitkan


pada tahun 1996 dan Buku Pedoman TSR PMI yang diterbitkan
pada 1998 dinyatakan tidak berlaku lagi;

KETIGA : Agar semua jajaran Pengurus PMI di tingkat Pusat, Daerah, dan
Cabang senantiasa memantau dan memberikan masukan
konstruktif mengenai pelaksanaan dari Pedoman ini;

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan, dengan catatan


apabila ternyata dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal Nopember 2007

Pengurus Pusat
PALANG MERAH INDONESIA
Ketua Umum

Mar’ie Muhammad

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada :


1. Yth. Segenap Pengurus Pusat PMI.
2. Yth. Segenap Pengurus Daerah PMI di seluruh Indonesia.
3. Yth. Kepala unit Transfusi Darah Pusat PMI.
4. Yth. Direktur Rumah Sakit PMI di Bogor.
5. Yth. Segenap Kepala Divisi di Markas Pusat PMI.
Kata Pengantar

Palang Merah Indonesia adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bertujuan


meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya, dengan tidak
membedakan golongan, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Untuk mencapai tujuan tersebut
PMI mengembangkan dan menyiapkan Relawan dalam hal ini mereka yang
tergabung sebagai Korps Sukarela ( KSR ) dan Tenaga Sukarela ( TSR ).

Dengan semakin berkembangnya aktifitas PMI dan keterlibatan Relawannya di


bidang sosial kemanusiaan yang juga semakin meningkat, maka terdapat beberapa
hal yang mengalami pengembangan dalam Manajemen Pembinaan Relawan PMI.

Dalam rangka mencapai kesamaan langkah dalam pembinaan dan pengembangan


Relawan PMI diperlukan Pedoman Manajemen Relawan yang mencakup sistem
rekruitment, pelatihan, mobilisasi, dan pengembangan kapasitas serta memantau
pelaksanaan dan melakukan evaluasi (Monev).

Pedoman KSR PMI tahun 1996 dan Pedoman TSR PMI tahun 1998 dirasakan sudah
tidak relevan dengan perkembangan situasi dan kebutuhan saat ini, maka Pengurus
Pusat PMI memandang perlu merevisi Pedoman tersebut menjadi Pedoman
Manajemen Relawan, yang mempunyai 2 ( dua ) sub judul yakni Korps Sukarela (
KSR ) dan Tenaga Sukarela ( TSR ).

Diharapkan agar Pengurus, Staf, Pembina dan Relawan pada berbagai tingkat
organisasi dapat memahami dan menerapkan Pedoman ini, dalam rangka
peningkatan kualitas Relawan PMI di Daerah / Cabang masing – masing.

Jakarta Nopember 2007


Pengurus Pusat
PALANG MERAH INDONESIA
Ketua Bid. Penguatan Sumber Daya Relawan

Dr.Hj.Ulla Nuchrawaty,MM
( KSR )
KORPS
SUKARELA
Pedoman KSR PMI
DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................... i

Bab I : Pendahuluan ...................................................................... 1


A. Latar Belakang ……………………………………………………..... 1
B. Maksud dan Tujuan ………………………………………………........... 1
C. Dasar …………………………………………………………………………..... 1
D. Pengertian Pokok ………………………………………………………… 1
E. Ruang Lingkup dan Tata Urut .......………………......……………...... 2
Bab II : Pengertian, hak dan kewajiban KSR PMI ...................................... 3
A. Pengertian ………………………………………………………………...… 3
B. Hak ………………………………….………………………………………..… 3
C. Kewajiban ……………………….………………………………………..… 3

Bab III : Keanggotaan ……………………………………………………………….….. 4


A. Syarat keanggotaan …………………………………………………….…… 4
B. Pengesahan anggota …………………………………………….………..… 4
C. Keanggotaan KSR PMI berakhir …………….………………….…. 4
D. Perpindahan Anggota KSR PMI ………………………………..…. 4
Bab IV : Organisasi dan Struktur ………………………………………………………... 5
A. Ketentuan Umum Organisasi ………………………………..………….... 5
1. Organisasi ....................................................................... 5
2. Mekanisme organisasi …………………………………………….... 5
B. Struktur .....................…..................................... 6
1. Struktur Organisasi KSR di Tingkat Cabang ................. 6
2. Struktur Organisasi KSR di Unit ...................................... 7
3. Peran PMI serta Pihak Terkait ...................................... 7
C. Keuangan.........................................………………………………..... 8
Bab V : Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR .......……………….... 9
A. Perekrutan …………..…………………………………………………..….. 9
1. Prosedur perekrutan angota KSR …………………………. 9
2. Waktu perekrutan ………………………………………………. 9
3. Pelaksana Perekrutan ................................................. 10
4. Alur Perekrutan ............................................................ 10
B. Pelatihan ……….……………….............................................. 11
1. Macam Pelatihan ............................................................ 11
2. Materi Pelatihan ............................................................ 12
a. Metode Pelatihan ............................................................ 12
b. Media Pelatihan ............................................................ 12
c. Sertifikasi ............................................................ 13
d. Tanda spesialisasi ............................................................ 13
e. Penyegaran Materi............................................................ 13
f. Alur Pelatihan ............................................................ 13
C. Mobilisasi/Penugasan ............................................................ 14
1. Jenis Penugasan ............................................................ 14
2. Mekanisme Penugasan ................................................. 14
3. Hal yang terkait Penugasan ...................................... 15
4. Alur Mobilisasi/Penugasan ...................................... 17
D. Pengembangan Kapasitas ................................................. 18
1. Pelaksana ................................................. 18
2. Kegiatan Pengembangan Kapasitas...................................... 18

i
Pedoman KSR PMI
DAFTAR ISI

E. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan ........................................ 18


1. Waktu pelaksanaan Monev ........................................ 19
2. Pelaksana Monitoring dan evaluasi .......………………...... 19
3. Sasaran Monitoring dan evaluasi ........................................ 20
4. Monev dilakukan pada ........................................ 20
5. Langkah melakukan Monev ........................................ 21
6. Alat dan metode Monev ........................................ 22
7. Tindak lanjut Monev ................................................... 22
Bab VI : Kelengkapan Anggota ……………………………………………………........ 23
A. Pakaian Seragam ……………………………………………………........ 24
1. Pakaian Seragam Harian
2. Pakaian Seragam Lapangan
B. Atribut ......................................................................... 24
C. Ketentuan Pemakaian Atribut ................................................... 24
D. Pemakaian Pakaian Seragam ................................................... 24
E. Kartu Tanda Anggota ................................................... 24
Bab VII : Ketentuan Lain ......................................................................... 27
A. Kegiatan Tingkat Nasional ................................................... 27
B. Kegiatan Tingkat Daerah ................................................... 27
C. Kegiatan Tingkat Cabang ................................................... 27
Bab VIII : Penutup .................................................................................... 29

Lampiran

ii
Pedoman KSR PMI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang :
1. Tujuan Palang Merah Indonesia adalah meringankan penderitaan sesama manusia
apapun sebabnya tanpa membedakan golongan, bangsa, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, agama ataupun kepercayaan baik di waktu damai maupun diwaktu
konflik/perang.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut PMI mengembangkan berbagai kegiatan antara lain
Penanggulangan Bencana, Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan, Transfusi
darah, Pengembangan Organisasi, dsb.
3. Dalam melaksanakan kegiatan, PMI sangat tergantung kepada relawan yang akan
melaksanakan tugas Palang Merah itu sendiri terutama Cabang sehingga diperlukan
sebanyak mungkin anggota yang bersedia menyumbangkan tenaga dengan sukarela
bertindak tanpa pamrih dan dapat ditugaskan setiap saat serta bertanggung jawab
yang tergabung dalam KSR – TSR PMI.
4. PMI menyadari bahwa pada hakekatnya anggota KSR terdiri atas pemuda yang
berdedikasi tinggi, merupakan kader yang setia kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, serta memahami dan melaksanakan Prinsip – prinsip Dasar
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
5. PMI berkewajiban untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan
6. PMI berkewajiban untuk menumbuhkembangkan mereka menjadi kader pimpinan
PMI dikemudian hari dengan membimbingnya secara terus menerus dan
berkelanjutan.

B. Maksud dan Tujuan Pedoman :


Pedoman KSR (Korps Sukarela) PMI ini diterbitkan dengan maksud untuk
menetapkan dasar – dasar dan pengertian KSR PMI bagi Pengurus PMI, Pembina,
Pelatih, anggota KSR PMI dan masyarakat umum yang berminat pada pembinaan dan
pengembangan KSR PMI.

C. Dasar :
1. AD & ART Perhimpunan PMI.
2. Kebijakan Relawan PMI.
3. Rencana Strategis PMI tahun 2004 – 2009.
4. Kesepakatan Bersama Mendiknas RI dan Ketua Umum PMI nomor 01/III/KB/2003 dan
nomor 0753/SDM/III/2003.

D. Pengertian Pokok :
1. Relawan Palang Merah Indonesia
Pengertian Relawan di lingkungan PMI adalah seseorang yang melaksanakan
kegiatan kepalangmerahan baik secara tetap maupun tidak tetap sesuai dengan
prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta
diorganisasikan oleh Palang Merah Indonesia (PMI).Bahwa Relawan di PMI adalah
mereka yang tergabung dalam wadah Korps Sukarela (KSR) atau menjadi Tenaga
Sukarela (TSR).
2. Pedoman Manajemen Relawan PMI.
Merupakan petunjuk yang harus dijadikan pegangan bagi Pengurus, Staf, Pembina,
Pelatih serta Relawan PMI dalam melakukan pembinaan dan pengembangan
Relawan PMI.

Bab 1 - Pendahuluan 1
Pedoman KSR PMI

3. Pembina KSR PMI.


Adalah Pengurus PMI Cabang dan Pimpinan Instansi terkait yang ditunjuk oleh Ketua
PMI Cabang, bertugas mengkoordinir Pembina teknis dan Pelatih PMI di wilayah
kerjanya.
4. Pembina Teknis KSR PMI
Adalah Staf Markas PMI Cabang, Pelatih PMI dan Petugas Instansi terkait setempat
yang ditunjuk oleh Pembina KSR PMI dengan diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk melakukan pembinaan di wilayah kerjanya.

Bab 1 - Pendahuluan 2
Pedoman KSR PMI

BAB II
PENGERTIAN,TUJUAN PEMBINAAN, HAK DAN KEWAJIBAN

A. Pengertian :

Korps Sukarela (selanjutnya disebut KSR PMI) adalah kesatuan di dalam perhimpunan
PMI, yang merupakan wadah kegiatan atau wadah pengabdian bagi Anggota biasa
perhimpunan PMI yang menyatakan diri menjadi anggota KSR PMI dan memenuhi syarat
menjadi anggota KSR PMI.

B. Tujuan Pembinaan :
Membangun Jiwa Kepemimpinan dan Keterampilan Teknis Anggota KSR untuk
mempersiapkan diri dalam Pengembangan dan Penerapan Pelayanan Kepalang Merahan
sesuai Kompetensi yang dimiliki

C. Hak :
1. Memperoleh/ mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
guna mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
2. Mendapatkan kesempatan mengembangkan pengabdian di dalam perhimpunan PMI,
baik di dalam kepengurusan maupun di dalam kegiatan operasional.
3. Berhak menggunakan atribut sesuai dengan ketentuan
4. Memberikan usul, saran dan pendapat sesuai jenjang organisasi demi kemajuan
perhimpunan PMI.
5. Dilibatkan dalam pengambilan keputusan PMI sesuai ketentuan
6. Memperoleh Asuransi dalam pelaksanan tugas Kepalangmerahan.
7. Memperoleh tanda penghargaan, tanda kehormatan dari PMI, dari pemerintah
maupun dari lembaga Nasional dan Internasional sesuai dengan ketentuan.
8. Menggunakan fasilitas KSR PMI sesuai dengan ketentuan yang berlaku
9. Mendapat Kartu Tanda Anggota PMI
10. Mengikuti kegiatan kepalangmerahan di dalam maupun di luar kesatuan atau unit
yang bersangkutan.

KSR PMI ikut serta dalam pengambilan keputusan ditingkat Cabang :


1. KSR PMI berhak mengirimkan utusannya dalam Muscab.
2. Ketentuan mengenai kehadiran utusan Unit KSR dalam Muscab ditentukan
oleh Pengurus Cabang .
3. Utusan Unit KSR PMI diputuskan melalui rapat Pengurus antar masing-
masing Unit KSR yang ada di Cabang

D. Kewajiban :
1. Setiap anggota KSR PMI wajib menjaga dan meningkatkan kualitas kesatuannya.
2. Setiap anggota KSR wajib meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengikuti :
a. Kegiatan Pembinaan
b. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)
c. Kegiatan Gladi
d. Kegiatan Operasional
3. Tunduk, taat dan patuh pada peraturan – peraturan kesatuan KSR PMI serta
peraturan – peraturan yang berlaku di jajaran PMI.

Bab 2 - Pengertian, Hak dan Kewajiban


3
Pedoman KSR PMI

4. Setiap Anggota KSR PMI wajib membayar iuran anggota (lihat ketentuan mengenai
iuran anggota PMI pada pedoman keanggotaan PMI yang dikeluarkan Pengurus Pusat
PMI)

Bab 2 - Pengertian, Hak dan Kewajiban


4
Pedoman KSR PMI

BAB III
KEANGGOTAAN

A. Syarat Keanggotaan :
Syarat menjadi anggota KSR adalah sbb :
1. WNI bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berumur minimal 18 tahun dan maksimal 35 tahun, Pendidikan serendah-rendahnya
tamat SLTP atau sederajat.
3. Bagi anggota KSR PMI PT masih berstatus sebagai mahasiswa di PT yang
bersangkutan.
4. KSR PMI Perusahaan/ instansi masih berstatus sebagai pegawai/ karyawan di
perusahaan/ instansi yang bersangkutan.
5. KSR PMI Masyarakat umum masih berdomisili pada wilayah dimana dia tinggal.
6. Berkelakuan baik dan tidak terlibat organisasi terlarang
7. Bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) KSR PMI
8. Bersedia menandatangani surat pernyataan pengabdian di PMI minimal selama 3
tahun dan mentaati peraturan yang berlaku.

B. Pengesahan Anggota :
1. Pengesahan keanggotaan dilaksanakan dengan pelantikan
2. Pelantikan anggota KSR PMI dilakukan oleh Pengurus PMI Cabang atau Pembina KSR
PMI.
3. Tercatat dalam buku keanggotaan PMI Cabang.

C. Keanggotaan KSR PMI berakhir karena :


1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri atau minta berhenti
3. Diberhentikan karena telah melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di PMI dan
pelanggaran hukum yang berlaku di Negara Indonesia
4. Melewati batas usia maksimum yang telah ditentukan (35 tahun)

Keterangan : Setelah melewati batas usia 35 tahun, maka langsung dapat mendaftarkan
diri di PMI Cabang menjadi TSR PMI.

D. Perpindahan Anggota KSR PMI


1. Perpindahan anggota KSR PMI Unit dari satu cabang ke cabang yang lain harus
membawa rekomendasi dari Pengurus KSR PMI Unit yang lama dan Pengurus Cabang
PMI yang lama kemudian melapor ke PMI Cabang dan Unit KSR yang baru.
2. Perpindahan anggota KSR PMI dari satu unit ke unit yang lain dalam satu cabang
harus membawa rekomendasi dari Pengurus KSR Unit yang lama dan diketahui oleh
Pengurus Cabang

Bab 3 - Keanggotaan
4
Pedoman KSR PMI

BAB IV
ORGANISASI DAN STRUKTUR

A. Ketentuan Umum Organisasi :

1. Organisasi
Organisasi KSR PMI di Cabang adalah Unit-unit yang dapat dibentuk dilingkungan:
1). Lingkungan Markas Cabang ( disebut KSR PMI Unit Markas Cabang )
2). Lingkungan Perguruan Tinggi/Lembaga Pendidikan ( disebut UKM KSR PMI Unit
Perguruan Tinggi )
3). Lingkungan Instansi/ perusahaan ( Mis ; KSR PMI Unit PT Dirgantara )
4). Lingkungan masyarakat umum ( Mis ; KSR PMI Unit Karang Taruna )

Jumlah anggota KSR PMI Unit minimal 30 orang


Jumlah anggota KSR PMI Unit minimal 15 orang

2. Mekanisme Organisasi

a. Staf / Kepala Seksi PMR dan Relawan di Cabang, secara fungsional membantu
Pengurus PMI Cabang dalam membina Unit KSR PMI yang ada di wilayah kerjanya
dengan tugas dan kewajiban sbb :
1) Membuat peraturan atau tata tertib keanggotaan berdasarkan ketentuan –
ketentuan yang telah digariskan oleh Pengurus Pusat PMI maupun ketentuan
yang merupakan kebijaksanaan Pengurus Cabang.
2) Merencanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan bagi KSR PMI.
3) Memimpin seluruh kegiatan pembinaan dan pengembangan PMR dan Relawan
4) Merekomendasikan anggota KSR untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
yang lebih tinggi.
5) Bertanggung jawab dan memberikan laporan kegiatan secara teratur kepada
Pengurus PMI Cabang.

b. Komandan Unit KSR


Ketua Unit KSR

Tugas dan kewajiban adalah :


1) Komandan bersama dengan anggotanya merencanakan dan menyusun
personalia dalam kepengurusan Unit KSR
2) Bertanggung jawab atas tata tertib dan disiplin seluruh anggota
3) Memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada
seluruh anggota
4) Bersama anggota merencanakan dan membantu pelaksanaan Pendidikan
dan Pelatihan (Diklat).
5) Bersama dengan pembina KSR PMI setempat melaksanakan pembinaan
anggota
6) Memberi saran dan pendapat kepada Pengurus PMI Cabang demi kemajuan
KSR PMI pada khususnya dan pengembangan organisasi PMI pada umumnya.


Ketua

Bab 4 - Organisasi dan Struktur


5
Pedoman KSR PMI

B. Struktur :

1. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI TINGKAT CABANG

STRUKTUR ORGANISASI KSR


DI TINGKAT CABANG

PENGURUS PMI PIMPINAN


PUSAT INSTANSI PUSAT

PENGURUS PMI PIMPINAN INSTANSI


DAERAH PROPINSI

PENGURUS PMI PIMPINAN INSTANSI


CABANG KABUPATEN/KOTA

UNIT UNIT UNIT UNIT


Markas Cabang Perguruan Tinggi Masyarakat umum Instansi/Perusa
haan

Garis Komando
Garis Instruksi
Garis Koordinasi

Bab 4 - Organisasi dan Struktur


6
Pedoman KSR PMI

2. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI UNIT

Pembina KSR

Pembina Teknis KSR

Ketua KSR

WK.Ketua KSR

SEKRETARIS BENDAHARA

Seksi Seksi Seksi Seksi

A N G G O T A KSR

Garis Instruksi
Garis Koordinasi

Catatan :
 Manajemen kepengurusan Unit diserahkan kepada masing-masing Unit
sesuai dengan kebutuhan, dengan ketentuan tidak melanggar struktur yang
telah ada.

3. Peran PMI serta Pihak Terkait


a. Peran PMI
1) PMI Pusat membuat kebijakan dan pedoman, sosialisasi, monitoring dan
evaluasi serta alokasi dana dalam pembinaan dan pengembangan KSR
2) PMI Daerah menindaklanjuti kebijakan dan pedoman dari Pusat, monitoring
dan evaluasi serta alokasi dana dalam pembinaan dan pengembangan KSR
3) PMI Cabang mengimplementasikan kebijakan dan pedoman PMI Pusat
sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta alokasi dana dalam program
pembinaan dan pengembangan KSR

Bab 4 - Organisasi dan Struktur


7
Pedoman KSR PMI

4) Membangun jaringan dan koordinasi dengan pihak – pihak terkait


5) PMI Ranting dapat melakukan perekrutan calon anggota

b. Perguruan Tinggi/ Instansi/ Perusahaan


1) Melegitimasi kehadiran Unit KSR PMI di Kampus/ Instansi/ Perusahaan
2) Dukungan sarana prasarana
3) Alokasi dana pembinaan
4) Dukungan program
5) Narasumber / Fasilitator
6) Membangun jaringan kemitraan
7) Koordinasi yang baik dengan PMI
8) Penghargaan dan pengakuan
c. Instansi Terkait
1) Dukungan dana
2) Sarana prasarana
3) Fasilitator / Narasumber
4) Publikasi
5) Penghargaan dan pengakuan

C. Keuangan :
a. Keuangan KSR PMI dapat diperoleh dari :
1) Palang Merah Indonesia
2) Bantuan dari instansi / lembaga yang bersangkutan
3) Iuran Anggota KSR PMI
4) Sumbangan pihak lain yang sifatnya tidak mengikat
5) Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Dasar Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta ketentuan organisasi
PMI.

b. Pengelolaan keuangan KSR PMI harus dipertanggungjawabkan kepada


1) Anggota KSR
2) Pengurus PMI Cabang
3) Instansi yang bersangkutan
4) Donor

Bab 4 - Organisasi dan Struktur


8
Pedoman KSR PMI

BAB V
KETENTUAN UMUM MANAJEMEN PEMBINAAN KSR

A. Perekrutan

4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Mobilisasi/
2. Pelatihan
Penugasan

Perekrutan diperlukan untuk mempertahankan kesinambungan anggota. PMI Cabang


bersama dengan unit KSR perlu memperhatikan kapasitasnya dalam menentukan
rekrutment anggota KSR, karena setiap anggota yang sudah direkrut berhak untuk
mendapatkan proses pembinaan secara menyeluruh ( sesuai siklus manajemen pembinaan
Relawan ).

1. Prosedur Perekrutan anggota KSR


a. Sosialisasi (dapat melalui media cetak dan elektronik, leaflet, spanduk, baliho,
mading, pameran, atraksi kegiatan PMI, dll). Sosialisasi perlu dilakukan untuk
menarik minat masyarakat atau pihak – pihak yang menjadi target dari perekrutan
anggota KSR.
b. Pendaftaran :
1). Mengisi formulir pendaftaran ( Blanko formulir terlampir ). Formulir
disediakan di PMI Cabang / Unit KSR PMI.
2). Pengembalian formulir . Waktu pengembalian formulir oleh para pendaftar
ditentukan oleh panitia penerimaan anggota KSR.
c. Seleksi :
Rangkaian seleksi yang dapat diberikan adalah :
1) Administrasi ( meliputi : formulir pendaftaran, pernyataan kesediaan
mengabdi di PMI, pernyataan kesediaan mengikuti Diklat, persetujuan/ izin
orang tua / keluarga )
2) Wawancara (meliputi : penggalian informasi mengenai motivasi dan
komitment untuk menjadi KSR PMI pada khususnya dan PMI pada umumnya
serta hal lain yang dianggap perlu dan relevan dengan tujuan perekrutan)
3) Kesehatan ( pemeriksaan kesehatan oleh dokter )
4) Fisik ( meliputi : Olahraga / Bina kesehatan jasmani dan Bina Disiplin, mis :
latihan keterampilan baris – berbaris )
Apakah relevan didilakukan seleksi seperti diatas.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


9
Pedoman KSR PMI

d. Sebelum mengikuti Pendidikan dan Latihan (Diklat) Dasar KSR, Calon anggota
harus mengikuti Orientasi tentang Movement, profil organisasi, dan Manajemen
Pembinaan PMR dan Relawan. Waktu pelaksanaan Pra Diklat Dasar / Orientasi ini
adalah minimal 1 hari ( pola 10 x 45’ ). Bagi alumni PMR Wira yang mendaftarkan
diri sebagai calon anggota KSR, pemberian materi Movement disesuaikan
metodenya karena telah memperoleh materi tersebut (misal menggunakan
metode refreshing atau penugasan dengan membuat makalah untuk
dipresentasikan).
e. Pengumuman Hasil Seleksi :
Pengumuman Hasil Seleksi calon anggota KSR dilakukan secara terbuka dengan
diketahui oleh PMI Cabang dan Pembina Teknis KSR dimasing-masing unit.

2. Waktu Perekrutan
Perekrutan dilaksanakan minimal sekali dalam 3 tahun oleh PMI Cabang dan Unit-unit
KSR.

3. Pelaksana perekrutan :
a. Perekrutan KSR dilakukan oleh Staf Markas PMI dan Pengurus Unit KSR dengan
sepengetahuan Pengurus PMI Cabang/ Instansi/ Perusahaan.
b. Perekrutan dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

4. Alur perekrutan

ALUR PEREKRUTAN
KSR PMI

SOSIALISASI

PENDAFTARAN

SELEKSI

ORIENTASI

PENGUMUMAN HASIL SELEKSI

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


10
Pedoman KSR PMI

B. Pelatihan

4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Mobilisasi / Penugasan 2. Pelatihan

Pelatihan merupakan proses pembekalan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk


dapat melaksanakan tugas – tugas kepalangmerahan sesuai dengan prinsip dasar
gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional .

Pelatihan KSR PMI harus diarahkan pada upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan
keterampilan teknis pelayanan kepalangmerahan dan pengembangan organisasi.

1. Macam Pelatihan
a. Diklat KSR Dasar
1) Pendidikan dan Latihan diadakan sesuai program kebutuhan Pengurus Cabang
dan Unit.
2) Tiap jam pelajaran berlangsung selama 45 menit, dengan jumlah jam
pelajaran 120 jam (120 x 45’ JPL) termasuk perkenalan, penyusunan norma
dan harapan serta evaluasi. Atau 12 hari efektif jika dilaksanakan terus-
menerus ( jika rata – rata dalam sehari berlangsung 10 Jam ).
3) Untuk mencapai jumlah kurikulum 120 jam tersebut, PMI Cabang dan Unit KSR
dapat melakukannya dengan sistim bertahap, menyesuaikan dengan
ketersediaan waktu, kemampuan personil, ketersediaan perlengkapan dan
dana.
4) PMI Cabang hanya memberikan sertifikat dan Kartu Tanda Anggota (KTA) KSR
PMI kepada yang telah mengikuti keseluruhan materi Diklat Dasar sesuai
kurikulum dan dinyatakan lulus.
5) Tempat dan waktu ditentukan oleh Pengurus Cabang atau ditentukan bersama
– sama dengan Pengurus Unit KSR, lembaga , instansi atau badan swasta yang
membutuhkan.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


11
Pedoman KSR PMI

b. Diklat KSR Spesialisasi


1) Diklat KSR spesialisasi dapat diikuti sesuai bakat, minat dan kemampuan
anggota KSR.
2) Untuk dapat membantu mengetahui dengan baik bakat / minat KSR ybs dapat
diberikan test psikologi ( dapat dilakukan oleh TSR psikolog yang dipunyai oleh
PMI Cabang / Daerah ).
3) Untuk mengikuti pelatihan spesialisasi, maka seorang anggota KSR Dasar
wajib mengikuti beberapa kegiatan / penugasan PMI serta tercatat aktif dalam
menunjang program kegiatan PMI selama minimal 1 tahun.
4) PMI cabang/daerah/pusat maupun KSR PMI Unit melaksanakan Diklat KSR
spesialisasi.
5) Diklat KSR spesialisasi dilaksanakan minimal 1 kali dalam 1 periode
kepengurusan PMI.
6) Adanya jejaring antara PMI cabang, daerah dan pusat dalam melaksanakan
diklat spesialisasi

c. Latihan Tambahan :

2. Materi Pelatihan
KSR Dasar :
Pengelompokan Materi dasar KSR:
o 1. Materi Umum, terkait tentang kepalangmerahan
o 2. Materi Dasar, terkait dengan kompetensi dasar yang harus dimiliki
o 3. Materi Khusus, terkait dengan proses pelayanan di masa damai dan
bencana/konflik.

a. Gerakan dan HPI


b. Organisasi PMI
c. Kepemimpinan
d. Pertolongan Pertama (PP)
e. Perawatan Keluarga (PK)
f. Kesja ( Metode PRS )
g. Manajemen Penanggulangan Bencana
h. Asessment
i. Pengantar Community Based
j. Dapur Umum (DU)
k. Penampungan sementara
l. Logistik dan distribusi
m. TMS/ Restoring Family Link (RFL)
n. Water and sanitation (Watsan)
o. Materi UKTD dimasukkan dalam kurikulum KSR Dasar
p. Simulasi
q. Bina Suasana

Standarisasi kurikulum pelatihan, dapat dilihat pada Panduan Pelatihan untuk


Fasilitator/pelatih dan Kumpulan materi Pelatihan KSR terbitan Markas Pusat
PMI tahun 2007

PMI cabang dapat menyelenggarakan materi tambahan yang disesuaikan dengan


kebutuhan lokal (paket latihan), lihat alur pelatihan

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


12
Pedoman KSR PMI

KSR Spesialisasi:
a. Pertolongan Pertama (PP)
b. Perawatan Keluarga (PK)
c. Kesehatan Remaja ( PRS )
d. Psicosocial Support Program (PSP)
e. TMS/Restoring Family Link (RFL)
f. Water and Sanitation (Watsan)
g. Assesment
h. Logistik dan distribusi
i. Komunikasi-kehumasan
j. Pengungsian / Shelter ( Sphere Project ).
k. Kompetensi lainnya yang dapat menunjang pelayanan PMI (pengaturan tentang
kebijakan tersebut akan diatur Pengurus Pusat/Pusdiklat PMI).

Standarisasi kurikulum pelatihan KSR Spesialisasi, dapat dilihat pada Panduan


Pelatihan untuk Fasilitator/pelatih dan Kumpulan materi Pelatihan KSR
terbitan Markas Pusat PMI tahun 2007

3. Metode Pelatihan
Metode yang dipakai dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) KSR Dasar maupun
Spesialisasi ialah metode partisipatif dengan bentuk antara lain :
a. Ceramah dan tanya jawab
b. Brainstorming
c. Studi kasus
d. Role play
e. Diskusi
f. Praktek
g. Outbound
h. Penugasan
i. Presentasi
j. Simulasi lapangan

4. Media Pelatihan
a. Non projected aids (materi pelatihan) : paket diklat, buku , brosur, gambar dan
lain – lain
b. Projected visual aids (media visual) : OHP, film, slide, dan lain – lain
c. Audio aids (media audio) : radio, tape recorder, dll
d. Perlengkapan pelatihan untuk materi teknis ( PP, PK, DU, tenda, PRS, dan lain–
lain ).
5. Sertifikasi
a. Calon KSR PMI yang telah lulus dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan KSR
Dasar berhak mendapatkan sertifikat dari PMI Cabang.
b. Anggota KSR PMI yang telah lulus dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan KSR
Spesialisasi berhak mendapatkan sertifikat spesialisasi dari PMI Cabang/
Daerah/ Pusat (disesuaikan dengan tingkatan pelaksana pelatihan)
6. Tanda Spesialisasi
a. Tanda Spesialisasi diberikan setelah mengikuti pelatihan Spesialisasi dan
dinyatakan lulus.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


13
Pedoman KSR PMI

b. Bentuk Tanda Spesialisasi adalah PIN dan diberikan sesuai spesialisasi yang
ditempuh oleh seorang anggota KSR PMI.
c. bentuk tanda spesialisasi diatur oleh PMI Pusat

7. Penyegaran Materi
a. Refreshing/ penyegaran materi diperlukan sebagai upaya untuk mengingatkan
atau menyegarkan kembali materi pelatihan yang telah diperoleh dan
menambah materi yang mengalami pengembangan terbaru.
b. Refreshing/ penyegaran materi dilaksanakan minimal 1 kali dalam satu
periode kepengurusan dan dapat dilaksanakan oleh Unit KSR, PMI Cabang,
Daerah, Pusat maupun Instansi terkait
c. Refreshing/ penyegaran materi dapat dilaksanakan dalam bentuk pertemuan/
latihan rutin, latihan bersama/ latihan gabungan, diskusi, seminar, temu
relawan, dll.

8. Alur Pelatihan
DIKLAT DASAR

PELANTIKAN/
SERTIFIKASI TUGAS DAN
TANGGUNG JAWAB
CALON PENGURUS UNIT
ANGGOTA KSR & PIMPINAN PT/
LATIHAN TAMBAHAN INSTANSI/ LEMBAGA
DAN PMI CABANG

PENUGASAN

DIKLAT SPESIALISASI TUGAS DAN


TANGGUNG JAWAB
PMI CABANG,
DAERAH, PUSAT
SERTIFIKASI DAN PIMPINAN PT/
INSTANSI/ LEMBAGA

PENUGASAN

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


14
Pedoman KSR PMI

C. Mobilisasi / Penugasan

4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Mobilisasi / Penugasan 2. Pelatihan

Dalam rangka tugas – tugas kepalangmerahan, Pengurus PMI Cabang menugaskan KSR PMI
sesuai dengan prosedur organisasi.
1. Jenis Penugasan antara lain :
a. Pelayanan
1. Kondisi Normal/Damai
Contoh : Sosialisasi, Donor Darah, Pemetaan, dll
2. Kondisi Darurat/Konflik
Contoh : Kesiapsiagaan, tanggap darurat bencana, dll.
b. Pengembangan Organisasi
Contoh : Pembinaan PMR, Penggalangan dana, Desiminasi, Tim kreatif, dll

Bahwasanya KSR Dasar telah dipersiapkan melalui Diklatsar sehingga mampu untuk
ditugaskan sesuai kompetensinya pada tugas-tugas kepalangmerahan ( Pelayanan,
Pengembangan Organisasi ) baik secara mandiri maupun dengan pendampingan.
KSR Spesialisasi dipersiapkan secara khusus untuk dapat ditugaskan secara spesifik
sesuai bidangnya sebagai pelaku sekaligus sebagai pendamping. Selain itu, KSR
Spesialisasi dapat ditugaskan seperti tugas KSR Dasar.
Tugas dalam upaya mendukung pengembangan organisasi PMI, mis :

 Sebagai fasilitator dalam pembinaan PMR


 Turut serta dalam kegiatan penggalangan dana untuk PMI Cabang
 Sebagai pelatih dalam pelatihan ( sesuai kompetensi yang dimiliki )

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


15
Pedoman KSR PMI

 Mendesiminasikan prinsip dasar Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah
Internasional.
 Ikut serta dalam forum / rapat penyusunan rencana kerja/ program
 Mendukung dan melaksanakan pengembangan Ranting
 Sebagai Tim kreatif dalam Youth Center.
 Mendukung pengembangan citra organisasi PMI.
 Dll.
2. Mekanisme Penugasan :

Selain kompetensi, mekanisme penugasan perlu mempertimbangkan permasalahan terkait


sensitif gender, transparansi dan waktu.

a. Penugasan di Tingkat Cabang


1). Dalam situasi damai/ normal, maka Pengurus Cabang memberikan penugasan
kepada KSR PMI dalam bentuk pemberitahuan / penawaran secara tertulis dan
untuk penugasan tertentu diperlukan penyeleksian sesuai kriteria /
kompetensi yang dibutuhkan. Bentuk penugasan dalam situasi damai/ normal,
antara lain :

a. Pembinaan PMR disekolah-sekolah


b. Pengembangan organisasi (pengembangan citra organisasi, fund raising,
membantu pengembangan ranting, dll)
c. Pelayanan sosial dan pelayanan kesehatan masyarakat
d. Pengembangan diri ( pelatihan – lokakarya – study banding, kursus, temu
relawan, Latgab, dll )
2). Dalam situasi darurat/emergency, maka Pengurus Cabang memberikan
penugasan kepada KSR PMI yang memenuhi persyaratan, secara cepat , tepat
dan terorganisir. Oleh karena itu dibutuhkan adanya Data Based anggota KSR
berdasarkan spesialisasi masing – masing dan dapat dimobilisasi sewaktu –
waktu jika terjadi keadaan emergency. Pelaksanaan tugas pada situasi
tanggap darurat dapat dilihat pada Protap Tanggap Darurat Bencana yang
dikeluarkan oleh Markas Pusat PMI tahun 2007.
3). Pengendalian kegiatan di lapangan, mulai perlengkapan/ sarana prasarana
dari pemberangkatan hingga di lokasi/ tempat tugas, selama di lokasi sampai
dengan kembali, sepenuhnya menjadi tanggungjawab PMI Cabang yang
memberi penugasan.
4). Setiap KSR PMI yang ditugaskan harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
tugasnya dengan baik dan menyampaikan laporan. Contoh format laporan
terlampir.

b. Penugasan di Tingkat Daerah


1) Dalam situasi damai/ normal, Pengurus Daerah memberikan penugasan kepada
KSR PMI dalam bentuk pemberitahuan/ penawaran kepada Cabang, dan
selanjutnya PMI Cabang meneruskan pemberitahuan/ penawaran secara
tertulis kepada KSR PMI. Untuk penugasan-penugasan tertentu diperlukan
seleksi sesuai kriteria/ kompetensi yang dibutuhkan. Penugasan dalam situasi
damai/ normal, antara lain :
a. Pengembangan organisasi (pengembangan citra organisasi, fund raising, dll)
b. Pelayanan sosial dan pelayanan kesehatan masyarakat
c. Pengembangan diri ( Pelatihan – lokakarya – studi banding, Latgab, Temu
Relawan, dll ).

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


16
Pedoman KSR PMI

2) Dalam situasi darurat/ emergency, Pengurus Daerah tetap mengkoordinasikan


kepada PMI Cabang, sehingga PMI Cabang segera merespon penugasan dengan
menugaskan anggota KSR secara cepat, tepat dan terorganisir.
3) Pengendalian kegiatan di lapangan, mulai dari pemberangkatan hingga di
lokasi/ tempat tugas, selama di lokasi sampai dengan kembali, sepenuhnya
menjadi tanggungjawab PMI Daerah yang memberi penugasan.
4) Setiap KSR PMI yang ditugaskan harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
tugasnya dengan baik dan menyampaikan laporan ke PMI Cabang dan PMI
Daerah.
c. Penugasan di Tingkat Nasional
1) Dalam situasi damai/ normal, Pengurus Pusat memberikan penugasan kepada
KSR PMI dalam bentuk pemberitahuan/ penawaran kepada Daerah dan
Cabang, yang selanjutnya PMI Cabang meneruskan pemberitahuan/ penawaran
secara tertulis kepada KSR PMI. Untuk penugasan-penugasan tertentu
diperlukan seleksi sesuai kriteria/ kompetensi yang dibutuhkan.
2) Dalam situasi darurat/ emergency, Pengurus Pusat tetap mengkoordinasikan
kepada PMI Daerah dan Cabang,sehingga PMI Cabang segera merespon
penugasan dengan menugaskan anggota KSR secara cepat, tepat dan
terorganisir.
3) Pengendalian kegiatan di lapangan, mulai dari pemberangkatan hingga di
lokasi/ tempat tugas, selama di lokasi sampai dengan kembali, sepenuhnya
menjadi tanggungjawab PMI Pusat.
4) Setiap KSR PMI yang ditugaskan harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
tugasnya dengan baik dan menyampaikan laporan ke PMI Cabang, PMI Daerah
dan PMI Pusat.
d. Penugasan dengan Kerjasama Pihak Lain
1) Penugasan KSR dengan kerjasama lembaga/ instansi maupun organisasi lain
harus melalui persuratan dan bila dipandang perlu ( dalam kasus – kasus
tertentu ) dapat ditandai dengan adanya MOU antara pihak PMI sesuai dengan
tingkatannya dengan pihak lain yang bermaksud bekerjasama dalam
penugasan.
2) Penugasan KSR dengan Lembaga Organisasi/instansi lain harus tercatat dalam
Data Base dan selanjutnya dilakukan pembinaan berkelanjutan.

3. Hal – Hal yang Dilakukan Terkait Penugasan


a. Sebelum Penugasan
PMI Cabang harus mempunyai data based jumlah KSR di wilayahnya, kompetensi
serta status keaktifan ( aktif / pasif ). Dengan demikian dapat memudahkan PMI
Cabang dalam mengatur mobilisasi personilnya.
1) Sebelum penugasan, maka perlu diberikan briefing atau pembekalan oleh Staf
PMI kepada KSR PMI berkaitan dengan penugasan yang akan dilaksanakan.
2) Dalam hal penugasan ke daerah bencana/ konflik, maka briefing dapat
berisi :
a. Pembagian tugas
b. Penjelasan rencana operasi (instruksi operasi)
c. Penjelasan singkat tentang daerah bencana meliputi lokasi, rute
perjalanan, pos, jalur evakuasi, situasi terakhir, lamanya waktu tugas,
penjelasan ttg safer access, pihak – pihak yang dihubungi (koordinasi),
dll
d. Cek kesehatan

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


17
Pedoman KSR PMI

3) Mempersiapkan perlengkapan/ sarana penugasan.


4) Pengurus PMI pada setiap tingkatan yang memberi penugasan mengadakan
koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait di lapangan.
5) Mengupayakan Asuransi jiwa. Asuransi ini bukanlah merupakan penghargaan,
namun merupakan pengakuan kepada Relawan.
6) Mengupayakan Perlindungan Hukum.
Dalam hal Perlindungan hukum selama KSR menjalankan tugas
kepalangmerahan, dapat diberikan/ diupayakan oleh PMI Pusat, Daerah dan
Cabang. PMI dapat mempunyai “ Legal advisor “. Apabila terjadi hal – hal
yang tidak diinginkan selama penugasan, maka Legal advisor akan
mengambil peran dalam upaya perlindungan hukum terhadap Relawan.
b. Saat Penugasan
1) Anggota KSR PMI yang ditugaskan mengadakan komunikasi dan koordinasi
dengan pihak – pihak terkait.
2) Melakukan kegiatan – kegiatan sesuai dengan tugasnya. Membuat laporan
kegiatan harian (naratif dan photo) dan menyampaikannya ke Markas secara
berkala.
3) Melakukan evaluasi internal setiap hari.
4) Dalam Penugasan Relawan pada situasi tanggap darurat bencana/konflik
harus memperhatikan durasi penugasan Relawan, sehingga dibutuhkan
adanya personil yang cukup untuk dapat setiap saat dilakukan pergantian.
5) Penugasan di daerah bencana/ konflik harus memperhatikan ketentuan -
ketentuan yang berkaitan dengan penanganan Tanggap Darurat Bencana,
mis; Protap Tanggap Darurat / Pedoman Keselamatan / ketentuan lainnya.

ALUR MOBILISASI/ PENUGASAN


KSR PMI

PMI PUSAT

PMI DAERAH

PMI CABANG PIMPINAN PT/


INSTANSI/ LEMBAGA
PENGURUS
KSR UNIT PENGURUS UNIT KSR PT/
MARKAS INSTANSI/ LEMBAGA
CABANG
a. Pelayanan
1. Kondisi Normal/Damai
2. Kondisi Darurat/Konflik
b. Pengembangan Organisasi
-

c. Pasca Penugasan
1) Selesai penugasan diadakan debriefing (disesuaikan dengan bentuk
penugasan yang telah dilakukan). Dalam penugasan yang dilakukan untuk
kegiatan masa bencana/konflik, maka Debriefing dapat dilaksanakan
dalam bentuk :
a. Psikosocial support program (PSP)
b. Dialog/diskusi
c. Lesson learn

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


18
Pedoman KSR PMI

d. Rekreasi (sesuai kebutuhan)


e. Cek kesehatan
2) Membuat laporan pelaksanaan tugas dan menyampaikannya kepada Pengurus
PMI dan pihak – pihak terkait (sesuai keperluan)

d. Perlengkapan Standar & Sarana Pendukung Penugasan


a. Administrasi
1) Surat tugas
2) ID Card
3) KTA PMI
4) Alat tulis
2) Dalam penugasan yang terkait penanganan situasi emergency/tanggap
darurat, maka selain yang tertera pada point ( a ) di atas, perlu ditambah
kelengkapan pribadi ( APD ), asuransi dan kelengkapan regu sesuai
kebutuhan.
3) Dana personil untuk keperluan penugasan disesuaikan dengan kemampuan
keuangan PMI Cabang/ Daerah/ Pusat. Dana personil dapat berupa :
a) Transportasi mobilisasi
b) Akomodasi ( sesuai kebutuhan ).
c) Konsumsi
d) Komunikasi (sesuai kebutuhan)
4) Dana operasional kegiatan di lapangan
Catatan : Relawan di PMI tidak dibayar, namun bukan berarti tanpa
biaya. PMI harus menanggung / mengganti pengeluaran yang dilakukan
oleh Relawan untuk dapat melaksanakan penugasan yang diberikan
kepadanya.

D. Pengembangan Kapasitas

4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Mobilisasi / Penugasan 2. Pelatihan

Pembinaan dan pengembangan tersebut di atas, perlu dilaksanakan secara bertahap,


terarah dan berkesinambungan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab antara
Pimpinan Perguruan Tinggi/ Pimpinan Instansi / Pimpinan Lembaga/ Pimpinan
Institusi/pimpinan masyarakat dan PMI Cabang/ Daerah/ Pusat. Pembinaan dan
pengembangan ini penting karena KSR sebagai bagian dari Relawan adalah merupakan
asset organisasi. Selain itu juga adalah merupakan upaya untuk mempertahankan
Relawan di dalam organisasi PMI.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


19
Pedoman KSR PMI

1. Pelaksana
Pembinaan dan pengembangan anggota KSR, baik dalam bidang organisasi,
keterampilan dan operasional serta potensi diri dilakukan oleh Pengurus PMI/ staf dan
atau pimpinan Perguruan Tinggi/ Instansi/ Lembaga/ Institusi/ pimpinan masyarakat.

Pengurus Unit KSR juga turut serta dalam pembinaan dan pengembangan anggotanya.

2. Kegiatan yang dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan Kapasitas :

a. Kegiatan Kepalangmerahan :
1) Pelatihan spesialisasi Kepalangmerahan, bagi yang telah mengikuti pelatihan
Dasar KSR dan tercatat aktif minimal 1 tahun
2) Refreshing/ penyegaran materi dan pelatihan rutin
3) Aktif dalam pelayanan sosial dan pelayanan kesehatan masyarakat ;
Pendampingan Lansia, Pendampingan Anak Jalanan, Pendampingan Odha,
pengobatan Cuma – Cuma, pelayanan Pertolongan Pertama, Penyuluhan
Pencegahan Penyakit, dll.
4) Ikut serta dalam mengembangkan program pemberdayaan berbasis
masyarakat, misalnya CBFA dan PHAST, KBBM (kesiapsiagaan bencana berbasis
masyarakat), PERTAMA (pengurangan risiko terpadu berbasis masyarakat) di
desa mitra, Kesehatan Remaja/ Pendidikan Remaja Sebaya dan Wanita Sebaya
5) Aktif dalam membantu mengembangkan kegiatan PMR sesuai kompetensinya
(bidang kepalangmerahan dan non - kepalangmerahan) dapat melalui konsep
Youth Center dengan Pendekatan life skill di bawah koordinasi Cabang. Peran
KSR dalam Youth Center dapat dilihat pada Panduan Youth Center terbitan
Markas Pusat PMI tahun 2007.
6) Mendukung pengembangan organisasi (penggalangan dana PMI , membangun
citra PMI, membantu pengembangan ranting, dll )
7) Mendukung kegiatan penggalangan dana bagi Unit KSR.
8) Penyebarluasan Prinsip – Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional dan HPI
9) Pertukaran relawan antar Cabang, antar Daerah atau antar negara ( sesuai
kriteria khusus yang dibutuhkan )
10) Pelatihan ke jenjang lebih tinggi bagi yang memenuhi syarat khusus yang
dibutuhkan penyelenggara.
11) Kegiatan lintas organisasi
12) Mengadakan pertemuan KSR, pembentukan forum Relawan, Temu Karya
Relawan, dll
13) Terlibat dalam pertemuan, rapat – rapat dan pengambilan keputusan PMI
14) Dll yang berkaitan dengan upaya pengembangan kapasitas relawan.
b. Kegiatan non kepalangmerahan
a. Penelitian, Seminar, Lokakarya
b. Kursus – Kursus Pengembangan Diri (Bhs.Inggris, Komputer, fotografi - desain,
dll)
c. Media Unit Usaha
d. Dan lain-lain.

c. Penghargaan dan Pengakuan


1) Penghargaan dan Pengakuan sangat perlu diberikan kepada Anggota KSR yang
memiliki loyalitas dan dedikasi (Pengabdian) yang tinggi pada organisasi,
berprestasi, berkelakuan baik, jujur dan bertanggung jawab, kreatif dan

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


20
Pedoman KSR PMI

professional serta memiliki kemampuan dan keterampilan tertentu yang


mendukung pengembangan Organisasi PMI.
2) Diberikan oleh Pengurus PMI di semua tingkatan dan instansi/ lembaga terkait
3) Dapat diberikan setiap saat dan juga pada hari – hari tertentu, misalnya HUT
Palang Merah, Hari Relawan, Hari – Hari Besar Nasional, dll.
4) Pengakuan terhadap Relawan dapat dilakukan baik secara formal maupun
informal.
5) Bentuk – bentuk Pengakuan secara formal, antara lain dengan memberikan :
o Satya Lencana
o Piagam
o Surat Keterangan atau Rekomendasi
o Insentif
o Mengadakan rapat / pertemuan Relawan
o Peringatan hari Relawan
o Memberikan sarana prasarana pendukung kegiatan
o Dana Pembinaan
o Diikutsertakan dalam jenjang pelatihan dan penugasan yang lebih tinggi
atau meminta anggota KSR untuk mewakili organisasi dalam kegiatan –
kegiatan seminar/training, dll.

6) Bentuk – bentuk Pengakuan secara Informal, antara lain dengan :


o Memberikan Souvenir
o Mengajak makan malam bersama atau piknik bersama
o Mengucapkan terima kasih atas hasil kerjanya
o Menanyakan kabar keluarga atau teman untuk menunjukkan kepedulian
terhadap kehidupan pribadi relawan
o Mengajak nonton bersama
o Memelihara sistem komunikasi yang terbuka
o Mengucapkan selamat ulang tahun, pernikahan atau atas prestasinya
o Membuat buletin atau mempublikasikan hal – hal yang berkaitan dengan
kegiatan relawan di media massa, dalam kalender, menampilkan profile
relawan di website, dll.

E. Monitoring, evaluasi dan Pelaporan

4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Mobilisasi / Penugasan 2. Pelatihan

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


21
Pedoman KSR PMI

Monitoring dan evaluasi diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pembinaan KSR,


melalui sebuah kerangka hubungan yang jelas antara hal yang telah dilaksanakan dan
masukan-masukan yang ada serta harapan kedepan, dengan tujuan :
1) Mengumpulkan dan mereview informasi yang berkaitan dengan proses
berjalannya suatu kegiatan
2) Memberikan masukan/ koreksi terhadap kelemahan yang ditemukan
a). Menunjukkan relevansi dan pencapaian tujuan secara efektif, efisien dan
dampaknya terhadap tujuan jangka panjang dan sustainability/
keberlangsungan.
b). Memberikan informasi yang kredibel, bermanfaat dan memungkinkan
pembelajaran dalam fungsi pengambilan keputusan.

1. Waktu Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Monev dilakukan secara berkesinambungan dan berkala pada sebelum (tahap
perencanaan), saat (tahap pelaksanaan) dan sesudah dilakukan pembinaan/ kegiatan
bagi anggota KSR.

2. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi


Pelaksana monitoring pada kegiatan pembinaan KSR PMI adalah
a) Pengurus Unit KSR
b) Staf PMI yang membidangi pada semua tingkatan (Cabang, Daerah dan Pusat)
c) Pengurus PMI yang membidangi pada semua tingkatan (Cabang, Daerah dan Pusat)
d) Instansi/ pihak terkait lainnya
Monitoring pembinaan KSR dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok.
Dalam hal ini tiap individu memiliki kewajiban untuk memastikan tiap komponen-
komponen diatas menjalankan monitoring pembinaan KSR.
3. Sasaran Monitoring dan Evaluasi
a. Kebijakan tentang pembinaan langsung KSR di Cabang, peran Daerah dan Pusat
b. Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam pembinaan (pengurus, Staf, KSR dan
pihak terkait lainnya)
c. Sarana dan Prasarana pendukung pembinaan KSR
d. Proses Manajemen Pembinaan KSR

4. Monev dilakukan pada :

a. Tahap Perekrutan
Yang dimonev adalah proses berjalannya perekrutan, seleksi (waktu, pelaksanaan,
kriteria seleksi dan pengumuman hasil seleksi, pihak – pihak yang mendukung,
penggunaan dana, fasilitas dan sarana yang digunakan, faktor pendukung dan
penghambat, calon anggota yang mendaftar , dll yang dibutuhkan.
b. Tahap Pelatihan
Setiap program Diklat KSR harus dilengkapi dengan tahapan evaluasi guna
memperoleh masukan bagi pengembangan program Diklat di masa mendatang.
Aspek yang dievaluasi :
1). Aspek pengetahuan.
2). Aspek keterampilan.
3). Aspek nilai dan sikap mental.
4). Aspek pelatihan (panitia, peserta, pelatih/fasilitator, material pelatihan,
dana, akomodasi & konsumsi, metode)

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


22
Pedoman KSR PMI

a) Cara Evaluasi
1) Test, meliputi : Pra test, Dailly test dan Post test
2) Observasi / Pengamatan lapangan dengan menggunakan :
 Daftar pertanyaan ( Check list )
 Catatan harian pengamat
b) Evaluasi selama proses Pendidikan dan Pelatihan
1) Ketua pelaksana Diklat, penyelenggara, fasilitator/pelatih
mengadakan bimbingan dan pemantauan serta pencatatan mengenai
jalannya pendidikan / pelatihan dan kegiatan peserta setiap hari.
2) Disamping hal – hal tersebut, secara timbal balik peserta melakukan
evaluasi harian tentang penyelenggaraan diklat dan proses belajar
yang diikuti.
c) Setelah Pendidikan dan Pelatihan
Selesai Pendidikan dan Pelatihan, evaluasi dilakukan oleh pengurus melalui
Divisi/ Bidang/ Seksi PMR dan Relawan serta Pusdiklat
1) Di tingkat Pusat dilakukan oleh :
1.1. DIVISI ORGANISASI, mengenai aspek peran dan kedudukan
relawan serta pengembangan organisasi.
1.2. DIVISI PMR DAN RELAWAN SERTA PUSDIKLAT , mengenai aspek
pengembangan, pendidikan, dan juga aspek peningkatan
pengetahuan dan keterampilan serta perubahan nilai dan sikap
mental (Knowledge, Attitude, Practice )
1.3. DIVISI PELAYANAN PENANGANAN BENCANA DAN PELAYANAN
SOSIAL KESEHATAN MASYARAKAT, mengenai kesiapsiagaan KSR
melaksanakan tugas – tugas kemanusiaan dan mobilisasi KSR.

2) Ditingkat Daerah dilakukan oleh Bidang. PMR dan Relawan/ Diklat,


Bidang Organisasi, Bidang Pelayanan Sosial dan Kesehatan, Bidang
PB.
3) Ditingkat Cabang dilakukan oleh Seksi PMR dan Relawan/ Diklat dan
Pengurus Unit KSR bersangkutan, Seksi Organisasi, Seksi
Yansoskesmas, Seksi PB.
4) Hasil evaluasi digunakan sebagai umpan balik, bagi penyempurnaan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan KSR selanjutnya.

c. Tahap mobilisasi / Penugasan


Pada tahap mobilisasi/ penugasan, hal yang perlu dimonitoring dan evaluasi secara
berkesinambungan meliputi :
1) Aspek Peningkatan Pengetahuan
2) Aspek Peningkatan Keterampilan.
3) Aspek Nilai dan Kematangan Sikap Mental.
4) Aspek Pelaksanaan Tugas
Beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain meminta Laporan Kegiatan / Tugas
Relawan dan pengamatan langsung, Evaluasi Penilaian Kemampuan Diri,
Pengamatan Tindakan yang cepat, tepat dan terkoordinir, dll.

Dalam suatu penugasan seseorang anggota KSR tidak hanya dinilai


kemampuannya ( Pengetahuan dan Keterampilan ), namun juga prilaku
selama penugasan ( leadership, komitment, motivasi, kejujuran )
mempengaruhi yang bersangkutan akan diberi penugasan lagi atau tidak.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


23
Pedoman KSR PMI

d. Tahap Pengembangan Kapasitas


Pada tahap pengembangan kapasitas, hal yang perlu dimonitoring dan evaluasi
secara berkesinambungan meliputi :
1) Aspek Motivasi peningkatan pengetahuan.
2) Aspek Motivasi peningkatan keterampilan.
3) Aspek Motivasi nilai dan kematangan sikap mental.
4) Aspek komitment dan dukungan dalam pengembangan organisasi.

5. Langkah melakukan Monitoring dan Evaluasi


a. Pastikan bahwa pelaksana monitoring dan evaluasi pembinaan KSR telah membaca,
mengerti dan memahami kebijakan/ rencana strategi dan rencana kerja tahunan
dan pembinaan KSR tiap Unit.
b. Pastikan bahwa pelaksana monitoring dan evaluasi pembinaan KSR telah membaca,
mengerti dan memahami panduan manajemen pembinaan KSR
c. Susunlah kerangka acuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, tetapkan hasil yang
diharapkan, rumuskan system dan metode monitoring dan evaluasi yang sesuai
kepada perlengkapannya, pelaksana dan jadwal pelaksanaan dan strategi monev
yang berkala.
d. Lakukan kunjungan berkala sebagaimana direncanakan
e. Lakukan pencatatan terhadap perkembangan, kendala dan pencapaian target
bandingkan dengan rencana pembinaan KSR dan kerangka waktu yang telah
ditentukan
f. Jika ditemukan kendala dan atau penyimpangan lakukan penggalian dan pencarian
data sebagai penunjang, lakukan tindakan pemecahan masalah dan kendala,
pastikan pembinaan kembali ke jalur pembinaan sebagaimana telah ditentukan
g. Penyusunan hasil monev
h. Informasikan hasil monev kepada pihak manajemen ( staf ), pengambil kebijakan
( Pengurus ) dan Relawan untuk kegiatan tindak lanjut

6. Alat dan Metode Monev


a. Alat Monitoring dan Evaluasi
1) Kerangka Acuan / Rencana kerja
2) Laporan perkembangan kegiatan (laporan situasi)
3) Laporan kegiatan, semester, tahunan dan atau 5 tahunan
4) Dokumetasi kegiatan
5) Data based keanggotaan
6) Lembar Quesioner
7) Lembar Evaluasi Kemampuan Diri
8) Lembar Soal Pre dan Post Test
b. Metode Monev
1) Penyampaian laporan – dokumentasi dan koordinasi rutin
2) Kunjungan lapangan berkala
3) Pengamatan kerja harian melalui kunjungan mendadak (spot chek)
4) Assesment eksternal
5) Wawancara
6) Diskusi kelompok Survey pengumpulan data dan perbandingan kondisi sebelum
dan sesudah laporan
7) Pre dan Post Test

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


24
Pedoman KSR PMI

7. Tindak Lanjut Monitoring dan Evaluasi


Setelah dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi, maka pelaksana Monev wajib
melakukan analisa yang hasilnya dapat digunakan untuk :
a. Sebagai pedoman/acuan pelaksanaan kegiatan pada waktu yang akan datang.
b. Melakukan perbaikan-perbaikan pada suatu kegiatan
c. Penyusunan rencana kegiatan berikutnya, dll.

8. Pelaporan
Laporan dapat berupa laporan kegiatan, laporan data keanggotaan, laporan hasil
monev, dsb. Waktu Pelaporan : Bulanan, Tri wulan, Semester, Tahunan dan laporan
khusus.

Catatan :

Format Monev dapat dikembangkan oleh masing – masing PMI Daerah dan Cabang.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


25
Pedoman KSR PMI

BAB VI
KELENGKAPAN ANGGOTA

Yang dimaksud dengan kelengkapan anggota adalah meliputi pakaian seragam,


atribut dan Kartu Tanda Anggota (KTA)

A. Pakaian Seragam
Terdapat 2 macam pakaian seragam, yaitu :

1. Pakaian Seragam Harian ( PSH )

2. Pakaian Seragam Lapangan (PSL).

Catatan : Ketentuan Mengenai PSH dan PSL sementara dalam Disain penyesuaian
dengan Corporate Identity PMI dan Menunggu Keputusan PP PMI

B. Atribut
Jenis atribut / tanda pengenal KSR PMI :
1. Badge, bertuliskan “Korps Sukarela” pada lengan baju sebelah kanan.
2. Tanda Lokasi, dibuat dari kain warna dasar putih tulisan warna merah bertuliskan
lokasi Cabang setempat, misalnya Jakarta Timur, pada lengan baju sebelah kiri
3. Tanda Unit KSR untuk Unit Perguruan tinggi adalah lambang Universitas
bersangkutan , dapat diletakan dilengan baju sebelah kiri dibawah Tanda Lokasi
4. Nama dada dibuat dari kain berwarna putih berbentuk persegi panjang dengan
tulisan nama, contoh : ENDANG. G, berwarna merah.
5. Rompi berwarna biru bertuliskan “Palang Merah Indonesia” dibagian dada sebelah
kiri dan tulisan “Korps Sukarela” dibagian dada sebelah kanan serta Logo PMI
berikut tulisan PMI di bagian punggung.
6. Topi bertulisakan Korps Sukarela disebelah kanan dan Lokasi Cabang disebelah kiri
7. Atribut tambahan berupa pin /lencana spesialisasi maupun tanda penghargaan, ikat
pinggang menyesuaikan dengan ketentuan Corporate Identity PMI.
8. Penggunaan Tanda Spesialisasi di letakan pada dada sebelah kanan diatas tulisan
nama.

Contoh : ROMPI

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


26
Pedoman KSR PMI

PDH

PSL

TOPI

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


27
Pedoman KSR PMI

C. Pemakaian Pakaian Seragam


1. Pakaian seragam dengan atributnya hanya dibenarkan dipakai pada waktu
menjalankan tugas – tugas Kepalangmerahan
2. Pakaian Seragam Lapangan ( PSL ) dipergunakan pada waktu menjalankan tugas –
tugas operasi kemanusiaan di lapangan atau dalam keadaan lain apabila dianggap
perlu untuk menggunakan Pakaian Seragam Lapangan.
3. Lencana / pin dapat juga dipakai pada waktu – waktu biasa, sepanjang pemakaian
itu tidak merugikan nama baik Korps Sukarela maupun PMI pada umumnya.

D. Kartu Tanda Anggota ( KTA)


1. Kartu Tanda Anggota ( KTA ) KSR PMI dikeluarkan oleh PMI Cabang setempat dengan
masa berlaku 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang lagi.
2. Kartu Tanda Anggota (KTA) harus selalu dibawa oleh anggota yang masih berhak dan
tidak dibenarkan dipergunakan untuk melakukan kegiatan yang dapat merusak
nama baik PMI.
3. Contoh KTA KSR PMI :

Bentuk Halaman Muka


Bentuk Belakang

4. Petunjuk Pemberian Kode Nomor Induk


a. Untuk ketertiban organisasi, setiap Kepengurusan Daerah maupun Kepengurusan
Cabang telah ditentukan Kode Nomor (KN) yang berlaku sehingga secara tetap
dipergunakan untuk segala keperluan hubungan organisasi. Untuk keanggotaan
KSR tinggal menyesuaikan saja.
b. Kode Nomor ini antara lain dipergunakan dalam Registrasi Anggota pada Kartu
Tanda Anggota maupun pada buku induk keanggotaan serta untuk
memudahkan pengelolaan system laporan daerah serta perkembangan wilayah.
c. Kode Nomor untuk Kepengurusan Daerah ( KNPD ) digunakan angka : 01 dan
seterusnya sampai dengan 33 ( sesuai jumlah PMI Daerah di Indonesia, yakni 33 )
d. Kode Nomor untuk Kepengurusan Cabang (KNPC) digunakan 01.1 dan seterusnya
( disesuaikan dengan jumlah Cabang di wilayahnya )
e. Kode Nomor untuk anggota KSR (KNAK) digunakan 01.1.0001, 01.1.0002 dan
seterusnya.

Contoh :
1) KNPD PMI Daerah Istimewa Aceh …….………………………………………...01
KNPD PMI Daerah Bengkulu …………………….…………………………………... 08
2) KNPC PMI Cabang Kota Banda Aceh …………………..……..…….01.1

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


28
Pedoman KSR PMI

KNPC PMI Cabang Kota Bengkulu ..........…………………………………..08.1


3) KNAK Anggota PMI Cabang Kota Banda Aceh .…………….01.1.0001
KNAK Anggota PMI Cabang Kota Bengkulu .........…………… .08.1.0001

5. Cara Pengisian Nomor Induk Anggota

Kode Daerah.Kode Cabang.No. Anggota .KSR.Tahun

Contoh : Anggota KSR PMI Cabang Kota Bengkulu


No. Induk : 08.01.0001.KSR.2007

6. Cara Pengisian Nomor pendaftaran


a. Nomor Pendaftaran diisi oleh PMI Cabang sesuai nomor urut yang mendaftarkan
diri sebagai Anggota KSR PMI kepada Markas PMI Cabang ybs.
b. Nomor Pendaftaran dapat terus menerus berlanjut tanpa ada batasan, sesuai
dengan jumlah yang pernah terdaftar sebagai Anggota KSR PMI pada Markas PMI
Cabang tersebut.

7. Cara Pengisian Nomor Anggota


Apabila ada seorang anggota berhenti menjadi anggota KSR PMI, otomatis nomor
anggota ybs gugur.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


29
Pedoman KSR PMI

BAB VII
KETENTUAN LAIN

1. Jika dalam perkembangannya nanti terdapat hal yang memerlukan pembahasan


dalam buku ini secara lebih rinci, maka dapat saja dibuatkan Petunjuk Pelaksanaan
tersendiri, yang tidak bertentangan dengan Pedoman Manajemen Pembinaan
Relawan PMI yang berlaku.
2. Setiap unit KSR PMI memiliki tanggung jawab di dalam pembinaan dan pengembangan
kemampuan unitnya.
3. Antara unit satu dengan unit lainnya mempunyai kedudukan sederajat dengan jalur
hubungan kerjasama / koordinatif. Di PMI Cabang dapat dibentuk Forum Komunikasi
KSR PMI sebagai sarana komunikasi, sharing pengetahuan dan keterampilan serta
membangun kerjasama antar KSR PMI. Struktur dan prosedur pembentukan Forkom
diatur oleh PMI Cabang bersama dengan Pengurus Unit KSR.
4. Di tingkat Daerah dapat dibentuk Forkom Relawan PMI ( KSR – TSR ) yang
pembentukannya diatur oleh PMI Daerah bersama dengan perwakilan Cabang dan
perwakilan Relawan.
5. Dalam hal tugas Kepalangmerahan, setiap Unit KSR PMI merupakan Sub Organisasi
Kepengurusan PMI Cabang.
6. Tingkatan Kegiatan yang dilaksanakan Unit KSR & Rekomendasi adalah :
A. Kegiatan Tingkat Nasional, apabila :
1) Pesertanya minimal 50 % + 1 utusan dari jumlah PMI Daerah di Indonesia
2) Terakomodir dan sejalan dengan program kerja PMI Cabang dan Daerah
3) Memperoleh Rekomendasi dari PMI Cabang, Daerah dan Pusat
4) Jenis kegiatannya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat atau
kondisi aktual yang sedang terjadi.
5) Hasil kegiatan dapat diukur, bermanfaat dan berkelanjutan ( Bukan program
yang bersifat hanya seremonial ).
Jika yang melaksanakan adalah KSR Unit Perguruan Tinggi / Instansi, maka selain
persyaratan di atas juga ditambahkan beberapa persyaratan, yakni :
1) Mendapat persetujuan / rekomendasi dari Pimpinan Perguruan Tinggi /
Instansi ybs.
2) Diagendakan dalam Rencana Kerja UKM Kepalangmerahan / Unit, Instansi
ybs serta telah dikoordinasikan dengan PMI Cabang dan Daerah.
B. Kegiatan Tingkat Daerah, apabila :
1). Pesertanya minimal 50 % + 1 utusan dari jumlah PMI Cabang yang terdapat di
wilayahnya.
2). Terakomodir dan sejalan dengan program kerja PMI Cabang dan Daerah
3). Memperoleh Rekomendasi dari PMI Cabang dan Daerah
4). Jenis kegiatannya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat atau
kondisi actual yang sedang terjadi.
5). Hasil kegiatan dapat diukur, bermanfaat dan berkelanjutan ( Bukan program
yang bersifat hanya seremonial ).
Jika yang melaksankan adalah KSR Unit Perguruan Tinggi / Instansi, maka
selain persyaratan di atas juga ditambahkan beberapa persyaratan, yakni :
1) Mendapat persetujuan / rekomendasi dari Pimpinan Perguruan Tinggi /
Instansi ybs.
2) Diagendakan dalam Rencana Kerja UKM Kepalangmerahan / instansi ybs
serta telah dikoordinasikan dengan PMI Cabang dan Daerah.

Bab 7 - Ketentuan Lain


27
Pedoman KSR PMI

C. Kegiatan Tingkat Cabang, apabila :

1). Diikuti oleh peserta dari wilayah Cabang yang bersangkutan


2). Terakomodir dan sejalan dengan program kerja PMI Cabang
3). Memperoleh Rekomendasi dari PMI Cabang
4). Jenis kegiatannya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat atau
kondisi actual yang sedang terjadi.
5). Hasil kegiatan dapat diukur, bermanfaat dan berkelanjutan.
Jika yang melaksanakan adalah KSR Unit Perguruan Tinggi / Instansi, maka
selain persyaratan di atas juga ditambahkan beberapa persyaratan, yakni :

1) Mendapat persetujuan / rekomendasi dari Pimpinan Perguruan Tinggi /


Instansi ybs.
2) Diagendakan dalam Rencana Kerja UKM Kepalangmerahan / instansi ybs
serta telah dikoordinasikan dengan PMI Cabang.

Catatan :
Kegiatan internal di lingkungan Kampus / Instansi / Perusahaan, diorganisir
langsung oleh Pengurus Unitnya masing – masing.

Bab 7 - Ketentuan Lain


28
Pedoman KSR PMI

BAB VIII
PENUTUP

Dalam mengimplementasikan Pedoman ini perlu sosialisasi yang


berkesinambungan mulai dari PMI Pusat, PMI Daerah dan PMI Cabang serta
jajaran/Instansi Terkait lainnya.

Dengan keluarnya Pedoman ini diharapkan pembinaan KSR PMI dapat lebih
baik lagi dimasa yang akan datang.

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Pedoman ini memungkinkan dibuatkan
Petunjuk Teknis lebih lanjut.

Jakarta, 2007

Bab 8 - Penutup
29
LAMPIRAN
ALUR PELAPORAN
KSR PMI

PMI PUSAT

PMI DAERAH

PIMPINAN PT/
PMI CABANG INSTANSI/ LEMBAGA

UNIT MARKAS CABANG UNIT PT/ INSTANSI/


LEMBAGA
Contoh : FORMULIR PENDAFTARAN
KORPS SUKARELA (KSR)
PMI CABANG………

Nama : ………………………………………… No Telpon : ……………………………………


Tempat/Tgl lahir: …………………………............ No Hp : ……………………………………
Alamat : ………..…………………........... Email : ……………………………………
…………………………………………. Agama : ……………………………………
Golongan darah : ………………………………….

Pekerjaan : …………………………………… Orang yang bisa dihubungi jika berada


dalam keadaan Darurat :
Alamat, Kantor : ……………………………………
Nama :……………… Hubungan :…………..
No Telpon : ……………………………………
Alamat : ……………………………….
No Fax : ……………………………………
No.Telp : ………..…… No.Hp : …………..
Nama orang tua kandung :
………………………………………………………….

Pendidikan Terakhir, ……… Status Pernikahan, …………….. Nama Suami / istri,…..

Hobbi : ………………………………………………………………………………………….
Kegiatan yang sering dilakukan dalam waktu luang :
...…………………………………………..…………………………………………….
Keahlian / keterampilan yang dimiliki :
………………………………………………………………………………………….

Dengan ini menyatakan bersedia untuk bergabung dan


mengabdikan diri dengan PALANG MERAH
INDONESIA, dan akan mengabdikan diri dengan
PALANG MERAH minimal 3 tahun berturut – turut.
Foto
Tempat, Tanggal, Tahun
4x6

Nama jelas

Diisi oleh Staf PMI


Ciri – ciri Umum:
Jenis Kelamin Warna Kulit Riwayat Kesehatan :

Tinggi Badan Warna Rambut

Berat Badan Jenis Rambut

Wawancara dan Observasi

Apa motivasi anda bergabung di PMI ? Apa yang anda ketahui tentang PMI ?

Tempat , Tanggal
Diketahui oleh Petugas PMI

Petugas

Didaftar dalam buku Induk Nomor :………………………………..


Tanggal : ……………………….............
Diberikan KTA tanggal : …………………………….....
Masa berlaku KTA : …….....................……............
Kualifikasi : ……………………………......
Tahun Masuk : …………………………….....
Tahun Keluar : …………………………….....
Contoh : Format Buku Induk / Buku Panduan
Arsip Keanggotaan KSR PMI
Daerah : ………………………………….
PMI Cabang : ………………………………….
Kode Unit : ………………………………….
Alamat : …………………………………. Telp…………………………
Kontak Person : Telp……………………………... Nama ………………………
No
No Keluarga
No. Induk Nama Alamat No. Telpon/ Hp Gol Darah
Yg Dpt
Dihubungi

1
08.3.0001.KSR.2007 Abu Nawas Permata sari 23 ….

Pimpinan Instansi/Lembaga Pembina Teknis Pengurus Unit

…………………………… …………………………… ……………………………

Catatan : - Format ini diisi oleh Pengurus Unit KSR selanjutnya dikirim ke PMI Cabang secara rutin dan
dapat dilampirkan catatan setiap kali ada penambahan / pengurangan anggota.
- Juga dapat dilengkapi foto anggota.
Contoh : BUKU PENCATATAN SURAT MASUK
UNIT KSR ………………………..

Nomor
dan Tanggal
No Asal Surat Perihal Keterangan
tanggal Terima Surat
Surat
No
021/21.1.
Diteruskan ke
105/XI/20
Dinas Kesehatan Undangan 27 November Bidang
1 06
Kota Seminar 2006 Pengembangan
Tgl 22
Anggota
November
2006

Contoh : BUKU PENCATATAN SURAT KELUAR


UNIT KSR.....................................

Nomor
dan
No Perihal Tujuan Keterangan
tanggal
Surat
Nomor
014/21.1.
101/XI/20 Tembusan ke:
Ketua PMI Cabang Kab.
1 06 Donor Darah -Kadis Pendidikan
Bogor
Tgl 25 -Ka.UTD PMI Bogor
November
2006
Contoh : BUKU CATATAN KEUANGAN
UNIT KSR .................

Penerimaan Pengeluaran
Jumlah Jumlah Ketera
No Tanggal Uraian Keterangan No Tanggal Uraian
(Debet) (Kredit) ngan

Catatan :
Penerimaan sampai tanggal 31 Desember 2006 sebesar Rp…………………………
Pengeluaran sampai tanggal 31 Desember 2006 sebesar Rp…………………………
Saldo akhir per 31 Desember 2006 Sebesar Rp…………………………

Pembina Teknis Pengurus KSR Unit…..


K e t u a, Bendahara

………………………………. ………………………………. ……………………………….


= Contoh :

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA BOGOR


UNIVERSITAS PERSADA BAKTI – BOGOR
Jl. Mega Mendung Permai – Bogor
========================================
Bogor, 1 Desember 2006
Nomor :
Lamp. : -
Hal : Permohonan pendaftaran Unit KSR

Kepada Yth;
Ketua PMI Cabang Kab. Bogor
Di
Bogor

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Prof.dr. Imam


Jabatan : Pembantu Rektor III Bid.Kemahasiswaan

Dengan ini mengajukan permohonan pendaftaran Unit KSR :

Nama : KSR Unit Universitas Persada Bakti


Alamat : Jl. Mega Mendung Permai, Bogor
Pembina Teknis : Soekarno
Jumlah Calon Anggota : 30 orang

Untuk selanjutnya bersedia memperoleh arahan dari PMI Cabang


tentang hal – hal yang harus dilaksanakan berkaitan dengan
pendaftaran Unit KSR serta mekanisme pembinaan dan
pengembangannya.

Demikian permohonan kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima


kasih.

Pembantu Rektor III Bid. Kemahasiswaan

Prof. Dr. I m a m
NIP. 130777160

Tembusan :
1. Kepala Dinas Pendidikan
2. Seperlunya…
Contoh Kerangka Laporan
LAPORAN TAHUNAN
KORPS SUKARELA PALANG MERAH INDONESIA
UNIT .............................
PMI CABANG .......................................

A. PENDAHULUAN
SWOT Analisa ( jika perlu ).
B. LAPORAN ORGANISASI
1. Struktur Organisasi ( Pelindung, Pembina, Pengurus )
2. Jumlah Anggota KSR Tingkat Dasar Pa/Pi yang aktif, jumlah yang tidak aktif atau
sudah keluar atau alumni (termasuk jumlah Laki – Laki dan Perempuan).
3. Jumlah Anggota KSR Spesialisasi yang aktif, jumlah yang tidak aktif atau sudah
keluar atau alumni ( termasuk jumlah Laki – laki dan perempuan ).
C. LAPORAN INVENTARIS
1. Sekretariat (peralatan elektronik, meubeler dll)
2. Sarana Pelatihan
3. Sarana Pelayanan Masyarakat
4. Dll
D. LAPORAN SINGKAT KEGIATAN
1. Rekrutment Anggota
2. Pendidikan & Latihan
3. Penugasan / Mobilisasi Anggota dalam Pelayanan Kepalangmerahan
4. Pengembangan Kapasitas
5. Pelayanan Kepalangmerahan
Laporan meliputi waktu, tempat, jenis bantuan yang diberikan dan anggota yang
terlibat.
6. Monev
E. HAMBATAN / KENDALA YANG DIHADAPI
F. SOLUSI YANG DIDAPATKAN
G. MASUKAN & USULAN
H. LAPORAN KEUANGAN
I. PENUTUP dan Lampiran, al ;Data based anggota, foto – foto, penggunaan keuangan,
Dll yang diperlukan.
Contoh Format Kerangka Acuan ( TOR ) sebuah kegiatan :

KERANGKA ACUAN

A. PENDAHULUAN

B. TUJUAN

C. WAKTU DAN TEMPAT

D. PROSES KEGIATAN

1. Sebelum Kegiatan
2. Selama Kegiatan

3. Setelah Kegiatan

E. HASIL YANG DIHARAPKAN

F. TIM PENGARAH DAN PELAKSANA

G. PESERTA

H. PENDANAAN

I. GAMBARAN KEGIATAN

J. PENUTUP

Jakarta, Oktober 2006


Panitia…………
Contoh :
LEMBAR LAPORAN KEGIATAN RELAWAN

Nama Relawan :

Posisi :

Keahlian /spesialisasi :

Tanggal :

Waktu :

Nama Kegiatan / Program / Penugasan :

Lokasi Kegiatan :

Jumlah Anggota Tim :

Jumlah Sasaran / Target yang hadir :

Deskripsi Kegiatan :
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
.........................................................................................

Catatan / Saran :

......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
............

Lain – Lain Yang Perlu


......................................................................................................
...................................

Jakarta, tgl....................2006.

Relawan

.............................................
= Contoh Surat Pengantar Pindah ke Cabang Lain:

PALANG MERAH INDONESIA


CABANG ....................
Jl. ....................................
========================================
........., 1 Desember 2006
Nomor :
Lamp. : -
Hal : Surat Pengantar.

Kepada Yth;
Ketua PMI .........( cabang yang dituju )
Di
Tempat.

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ................................
Jabatan : Ketua / sekretaris PMI Cabang

Dengan ini memberi surat pengantar sebagai bukti keanggotaan KSR


PMI Unit Markas Cabang .......(tuliskan: cabang yang memberi surat
pengantar), kepada :
Nama : ..........................
Alamat yang lama : ....(tuliskan alamat yang sebelum pindah)
Alamat yang baru : ....(tuliskan alamat baru/ akan
ditempati)
Keterangan Diklat : Telah lulus Diklat Dasar KSR.
Kartu Tanda Anggota KSR : Terlampir

Untuk selanjutnya mohon dapat diterima bergabung sebagai anggota


KSR PMI di Cabang Saudara dan dapat diberdayakan sesuai dengan
ketentuan serta hak dan kewajiban anggota KSR PMI. Adapun Ybs
pindah karena alasan tempat bekerjanya yang baru berada dalam
wilayah PMI Cabang Saudara.

Demikian surat pengantar ini kami berikan untuk dapat dipergunakan


seperlunya oleh Ybs dan surat pengantar ini harus telah diterima oleh
PMI Cabang yang dituju selambat – lambatnya 1 bulan sejak
dikeluarkannya surat ini.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Pengurus Cabang
PMI Cabang..........
Ketua/Sekretaris,
..........................
= Contoh Surat Pengantar Pindah ke Unit KSR Lain :

UKM KORPS SUKARELA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
Jl. ....................................
========================================
........., 1 Desember 2006
Nomor :
Lamp. : -
Hal : Surat Pengantar.

Kepada Yth;
Pengurus UKM KSR PMI Unit Universitas Negeri Makassar
Di
Tempat.

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ....................
Jabatan : Komandan UKM KSR PMI STIKES Makassar.
Dengan ini memberi surat pengantar sebagai bukti keanggotaan KSR
PMI Unit STIKES, kepada :
Nama : ....................
Alamat yang lama : ...(tuliskan alamat yang sebelum pindah)
Alamat yang baru : ...(tuliskan alamat baru/ akan ditempati)
Keterangan Diklat : Telah lulus Diklat KSR Dasar Thn 2007.
Kartu Tandan Anggota KSR : Terlampir.
Untuk selanjutnya mohon dapat diterima bergabung sebagai anggota
UKM KSR PMI di Unit Universitas Negeri Makassar serta dapat
diberdayakan sesuai dengan ketentuan serta hak dan kewajiban
anggota KSR PMI. Adapun Ybs pindah karena alasan akan meneruskan
kuliah di Universitas Negeri Makassar.
Demikian surat pengantar ini kami berikan untuk dapat dipergunakan
seperlunya oleh Ybs dan surat pengantar ini harus telah diterima oleh
UKM KSR Unit Univ. Negeri Makassar selambat – lambatnya 1 bulan
sejak dikeluarkannya surat ini.
Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Komandan,

..........................
Tembusan :
1. Pengurus PMI Cabang Kota Makassar
2. Pertinggal
Contoh Data Base ( Manual )

DATA SUMBER DAYA MANUSIA


PMR, KSR, dan TSR
Semester ………………………… Tahun ………

PMI Daerah
…………………………………………

Palang Merah Remaja


Total
Mula Madya Wira
No. PMI Cabang
Anggota Pok Anggota Pok Anggota Anggota
Pok
L P Total L P Total L P Total
1 Jakarta Pusat
2 Jakarta Utara
3 Jakarta Barat
4 Jakarta Timur
5 Jakarta Selatan
z
Korps Sukarela
Total
Unit Cabang Unit PT Unit lain
No. PMI Cabang
Anggota Unit Anggota Unit Anggota Anggota
Unit
L P Total L P Total L P Total
1 Jakarta Pusat
2 Jakarta Utara
3 Jakarta Barat
4 Jakarta Timur
5 Jakarta Selatan
Korps Sukarela
No. PMI Cabang Psikolog Dokter Perawat Guru/Dosen Wartawan IT
L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total
1 Jakarta Pusat
2 Jakarta Utara
3 Jakarta Barat
4 Jakarta Timur
5 Jakarta Selatan
Contoh Format Data Base ( Manual )
DATA KUALIFIKASI RELAWAN
Semester ………………………… Tahun ………
PMI Daerah/ Cabang …………………………………………………

A. Pertolongan Pertama
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5

B. Perawatan Keluarga
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5

C.
…………………………………………………………
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5
Contoh PIN untuk KSR Spesialisasi :
( TSR )
TENAGA
SUKARELA
Pedoman TSR PMI
DAFTAR ISI

Daftar Isi ……………..…………............................................................. i


Bab I : Pendahuluan ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ……………......………………………………………..... 1
B. Maksud dan Tujuan ……………………......…………………………........... 1
C. Dasar …………………………………......………………………………………..... 1
D. Pengertian Pokok ................................................................. 1
E. Ruang Lingkup dan Tata Urut .......………...……….........……………...... 2
Bab II : Pengertian, Hak dan Kewajiban .. ...................................................... 3
A. Pengertian …………………………………......……………………………...… 3
B. Hak ………………………………….………………......………………………..… 3
C. Kewajiban ……………………….………………………......………………..… 3
Bab III : Keanggotaan ……………………………………………………......………….….. 4
A. Keanggotaan……………………………………………………......………….….... 4
B. Syarat keanggotaan …………………………………….....……………….…… 4
C. Pengesahan anggota ………………………………………………….………..… 4
D. Berakhirnya Keanggotaan ……………………......………………………... 5
E. Perpindahan Anggota TSR ....................................................... 5
Bab IV : Organisasi ………………………………………………………................... 6
A. Ketentuan Umum Organisasi ………………………………..……........……. 6
B. Peran PMI dan Pihak Terkait .......................................….. 6
ab V : Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan TSR ..........……………......…... 8
A. Perekrutan …………..………………………………………………………...…. 8
1. Umum …………..………………………………………………………...…. 8
2. Waktu Perekrutan ..………………………………………………………...…. 8
3. Tahapan Perekrutan………………………………………………………...…. 8
B. Orientasi ……............................................................................. 8
C. Mobilisasi/Penugasan ……………………………………..……………………..… 10
a. Jenis Mobilisasi/ penugasan ...................……………......…... 11
b. Mekanisme/ Prosedur Penugasan .........……………......…... 11
c. Hal yang harus diperhatikan dalam penugasan.……………......…... 11
D. Pengembangan Kapasitas ............................................ 15
1. Penghargaan dan Pengakuan ............................................ 15
2. Asuransi dan Perlindungan Hukum ........................................ 15
E. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan ............................................ 16
1. Waktu Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi .……………......…... 16
2. Pelaksana Monev ....................................................... 17
3. Sasaran Monev ....................................................... 17
4. Monev dilakukan ....................................................... 17
5. Cara melakukan Monev ....................................................... 17
6. Alat dan metode Monev ....................................................... 18
7. Tindaklanjut Monev ....................................................... 18
8. Pelaporan ....................................................... 18
Bab VI : Kelengkapan Anggota …………………………………………......…………..... 19
A. Atribut/ Seragam......................................................................... 19
B. Pemakaian Atribut ................................................................. 19
C. Pakaian Seragam .................................................................. 19
1. Pakaian Seragam Harian ....................................................... 19
2. Pakaian Seragam Lapangan ............................................ 19
D. Kartu Tanda Anggota ................................................................. 19
Bab VII : Ketentuan Lain ............................................................................. 19
Bab VIII : Penutup ..................................................................................... 22
Lampiran

i
Pedoman TSR PMI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Dalam melaksanakan tugas dan kegiatan pelayanan kepalangmerahan, PMI sangat
tergantung pada keberadaan sumber daya manusianya, khususnya relawan yaitu
Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR)
2. Selain anggota TSR yang sebelumnya berasal dari anggota KSR, maka PMI juga
menyadari pentingnya merekrut TSR yang merupakan tenaga – tanaga relawan dari
kelompok potensial di masyarakat, seperti dokter, perawat, wartawan, psikolog,
guru, translator, seniman, pengacara, tukang, dll. Mereka diperlukan karena telah
memiliki kompetensi / keterampilan tertentu di bidang masing – masing yang setiap
saat bila dibutuhkan kompetensi / keterampilannya, maka dapat mendukung PMI.
3. PMI berkewajiban untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan
yang terkait dengan tugas – tugas kepalangmerahan sesuai dengan prinsip – prinsip
dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah Internasional.
4. Peran utama dari TSR PMI adalah sangat diharapkan dapat berperan aktif dalam
mendukung pengembangan organisasi PMI, misalnya sebagai tenaga Fasilitator /
Narasumber / Pelatih berdasarkan kompetensinya, menjadi inisiator atau kreator
dalam pelaksanaan program / kegiatan PMI maupun berbagai event – event
tertentu, serta menjadi Pengurus PMI. Selain itu apabila dalam kondisi tanggap
darurat bencana, maka TSR PMI dapat dimobilisasi dalam Tim Satgana sesuai
dengan kompetensi masing – masing.
5. Agar Anggota TSR PMI dapat menjalankan tugas dan fungsinya dalam membantu
PMI, maka perlu diterbitkan pedoman TSR PMI.
B. Maksud dan Tujuan
1. Pedoman ini diterbitkan dengan maksud untuk menetapkan dasar – dasar dan
pengertian TSR PMI bagi Pengurus PMI, Staf PMI, Pembina, anggota TSR PMI dan
masyarakat umum yang berminat pada pembinaan dan pengembangan TSR PMI.
2. Pedoman ini diharapkan dapat memberikan kesamaan pengertian dan langkah
dalam membina dan mengembangkan TSR PMI

C. Dasar
1. AD & ART Perhimpunan PMI hasil Munas XVIII tahun 2004
2. Rencana Strategis PMI tahun 2004 – 2009.
3. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depdiknas RI tanggal 24 Mei 1995 No. 0118/U/95
dan nomor 0090-Kep/PP/V/95.
4. Perjanjian Kerjasama PMI dengan Depag RI tanggal 26 September 95 nomor 459
tahun 95 dan nomor 0185-Kep/PP/IX/95.
5. Perjanjian Kerjasama Mendagri – PP PMI Nomor 168 / 3129/ SJ dan
04184.Kep/PP/IX/95 tanggal 26 September 95.
6. Perjanjian Kerjasama Mensos – PP PMI Nomor 43/HUK/1995 dan 0183 . Kep / PP /
IX/ 95, tentang Pembinaan Organisasi dan Pelayanan Kesejahteraaan Sosial tanggal
26 September 95.
7. Kesepakatan Bersama Mendiknas RI dan Ketua Umum PMI nomor 01/III/KB/2003 dan
nomor 0753/SDM/III/2003.

D. Pengertian Pokok
1. Relawan PMI
Pengertian Relawan di lingkungan PMI adalah seseorang yang melaksanakan
kegiatan kepalangmerahan baik secara tetap maupun tidak tetap sesuai dengan
prinsip-2 dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta
diorganisasikan oleh Palang Merah Indonesia (PMI).
Bab 1 - Pendahuluan
1
Pedoman TSR PMI

2. Bahwa Relawan di PMI adalah mereka yang tergabung dalam wadah Korps Sukarela
(KSR) dan menjadi Tenaga Sukarela (TSR).

3. Pedoman Manajemen Relawan PMI.


Adalah Petunjuk yang harus dijadikan pegangan bagi Pengurus, Staf, Pembina,
Pelatih serta Relawan PMI.

4. Pembina TSR PMI.


Adalah Pengurus PMI Cabang, PMI Daerah, PMI Pusat dan atau seseorang yang
ditunjuk oleh Ketua PMI Cabang , PMI Daerah, PMI Pusat untuk bertugas
mengkoordinir TSR di wilayah kerjanya.

E. Ruang Lingkup dan Tata Urut


1. Pendahuluan
2. Pengertian, Fungsi dan Tugas
3. Keanggotaan
4. Organisasi
5. Pembinaan TSR
6. Kelengkapan Anggota
7. Monitoring & Evaluasi
8. Pendataan dan Pelaporan
9. Ketentuan Lain
10. Penutup

Bab 1 - Pendahuluan
2
Pedoman TSR PMI

BAB II
PENGERTIAN, HAK DAN KEWAJIBAN

A. Pengertian

Tenaga Sukarela (TSR) adalah individu-individu yang secara sukarela dan sadar
meluangkan waktu, menyumbangkan tenaga, pikiran, materi dan ketrampilan/
keahlian khusus yang dimiliki baik yang diperoleh melalui tingkat pendidikan formal
maupun non formal

B. Hak
Anggota TSR PMI berhak :
1. Mendapat kesempatan mengikuti Orientasi Kepalangmerahan yang diselenggarakan
oleh PMI.
2. Mendapatkan kesempatan sebagai tenaga pelaksana Perhimpuan PMI dalam
melaksanakan tugas kemanusiaan sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh
Pengurus PMI.
3. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari Pengurus PMI, seperti mengikuti
lokakarya, penyegaran materi, pelatihan, menjadi fasilitator / pelatih /
narasumber sesuai kompetensinya, menjadi kreator / inisiator kegiatan, mengikuti
temu karya Relawan,dll
4. Mendapatkan penghargaan/tanda kehormatan dari perhimpunan PMI maupun non
PMI
5. Memberikan saran dan pendapatnya, baik secara formal maupun informal untuk
kemajuan PMI.
6. Menggunakan atribut sesuai ketentuan.
7. Memperoleh asuransi dan perlindungan hukum saat dalam pelaksanaan tugas
( terutama pada kasus / situasi khusus )
8. Berhak mendapatkan kartu tanda anggota
9. Menerima tugas lain sesuai disiplin ilmu ( pendidikan formal ) yang dimilikinya jika
diminta oleh Pengurus PMI untuk menunjang kegiatan PMI di wilayahnya.
10. Menjadi Pengurus, jika dianggap mampu dan memperoleh dukungan sesuai
ketentuan yang berlaku di PMI.

C. Kewajiban
Anggota TSR berkewajiban untuk :
1. Memahami dan mematuhi ketentuan AD/ ART dan ketentuan organisasi PMI.
2. Memelihara hubungan yang harmonis dengan Pengurus dan staf PMI disegala
tingkatan.
3. Menjalankan dan membantu menyebarluaskan Prinsip-pinsip Dasar Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
4. Membantu pengembangan organisasi PMI dalam pembentukan citra positif PMI,
penggalangan dana, peningkatan kapasitas kinerja organisasi, dan promosi PMI
5. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMI
6. Memberikan laporan tentang kegiatan yang telah dilaksanakan kepada Pengurus
PMI.
7. Membayar uang iuran keanggotaan ( lihat ketentuan pada Pedoman Keanggotaan
yang dikeluarkan oleh Markas Pusat PMI tahun 2007 )
8. Melaksanakan kegiatan kepalangmerahan sesuai dengan ketrampilan/ keahlian
yang dimilikinya, secara terkoordinir dan terarah

Bab 2 – Pengertian, Fungsi dan Tugas


3
Pedoman TSR PMI

BAB III
KEANGGOTAAN

A. Keanggotaan
1. Pengurus PMI disemua tingkatan adalah anggota TSR PMI.
2. Masyarakat umum yang secara sukarela dan sadar mendaftarkan diri menjadi
anggota TSR PMI serta bersedia mengikuti orientasi kepalangmerahan.
3. Para Pembina PMR dan Pembina Teknis KSR
4. Pimpinan Lembaga Pendidikan formal dan non formal yang bersedia menjadi
anggota TSR
5. Anggota KSR PMI yang telah melewati batas umur keanggotaan di KSR dengan
sendirinya menjadi TSR PMI.

B. Syarat Keanggotaan
1. Bagi Warga Negara Indonesia ( WNI )
a. Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
b. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
c. Usia minimal 18 Tahun dan berkemampuan membaca dan menulis, dan memiliki
keterampilan yang dibutuhkan PMI.
d. Berkelakuan baik dan tidak terlibat organisasi terlarang
e. Atas kesadaran sendiri dan sukarela bersedia mendaftarkan diri sebagai Anggota
TSR PMI kepada PMI Cabang
f. Bersedia untuk mengikuti kegiatan orientasi kepalangmerahan
g. Memiliki kesanggupan secara mental, fisik dan sosial untuk menjalankan tugas-
tugas kepalangmerahan.
h. Bersedia menghayati dan mengamalkan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
i. Bersedia menjalankan tugas kemanusiaan sesuai dengan inisiatif sendiri maupun
atas petunjuk Pengurus PMI setempat.
j. Bersedia mematuhi ketentuan-ketentuan TSR PMI dan ikut menjaga nama baik
TSR PMI khususnya dan nama baik PMI pada umumnya.
k. Bersedia menandatangani surat pernyataan pengabdian di PMI minimal selama 3
tahun.
2. Bagi Warga Negara Asing ( WNA )
a. Mempunyai keahlian khusus yang dibutuhkan / dapat dimanfaatkan oleh PMI
b. Mempunyai dokumen keimigrasian yang lengkap
c. Patuh/ taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
d. Bersedia menghayati dan mengamalkan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
e. Bersedia mengikuti orientasi kepalangmerahan
f. Bersedia mengabdikan dirinya di PMI minimal selama 1 tahun.
C. Pengesahan Anggota
Anggota TSR sah menjadi anggota , apabila :
1. Tercatat dalam daftar anggota di PMI Cabang yang bersangkutan
2. Memiliki KTA yang dikeluarkan oleh PMI Cabang

D. Berakhirnya Keanggotaan
Keanggotaan TSR PMI berakhir apabila :
1. Meninggal dunia
2. Minta berhenti/ mengundurkan diri

Bab 3 - Keanggotaan
4
Pedoman TSR PMI

3. Diberhentikan karena :
1. Melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di PMI dan pelanggaran hukum
yang berlaku di Indonesia.
2. Berakhirnya masa keanggotaan TSR dan tidak melakukan perpanjangan
keanggotaan ( KTA berlaku untuk setiap 3 tahun sekali ).

E. Perpindahan Anggota TSR


1. Perpindahan anggota TSR PMI dari satu Cabang ke Cabang yang lain harus membawa
Surat Rekomendasi dari Pengurus PMI Cabang tempat semula dia tergabung.
2. Melaporkan/ mendaftarkan kembali melalui PMI Cabang di tempat tinggalnya yang
baru.

Bab 3 - Keanggotaan
5
Pedoman TSR PMI

BAB IV
ORGANISASI

A. Ketentuan Umum Organisasi

1. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa PMI yang memiliki keterampilan/ keahlian
khusus yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan PMI dapat menjadi
Tenaga Sukarela (TSR).
2. Perekrutan, orientasi, mobilisasi/ penugasan, pengembangan kapasitas, monev
anggota TSR PMI, dilakukan oleh Pengurus PMI yang pelaksanaannya dibantu oleh
Staf Markas PMI.
3. Anggota TSR PMI dikelompokkan sesuai dengan keahlian/ keterampilan yang
dimiliki, misalnya :
a. TSR PMI Kelompok Pelayanan Kesehatan ( misal : Dokter, paramedis, psikolog,
dll. )
b. TSR PMI Kelompok Pendidik ( misal :Guru, Dosen , dll)
c. TSR PMI Kelompok Ahli Bangunan ( misal : Arsitek, dll )
d. TSR PMI Kelompok Teknologi dan Komunikasi ( misal : Wartawan, penterjemah,
reporter/presenter, Teknologi Informas, dlli )
e. TSR PMI Kelompok Watsan
f. TSR PMI Kelompok Ekonomi ( misal : Ekonom, pengusaha, dll )
g. TSR PMI Kelompok Seniman ( misal : penyanyi, pemain film/sinetron/teater,
pemusik, penari, dll )
h. TSR PMI Kelompok Masyarakat dengan pendekatan program Community Based.
i. TSR PMI Kelompok keahlian lain (mis; Tukang kayu, tukang jahit, tukang
bengkel, tukang masak, tukang batu, dll )
j. Dan lain-lain
4. TSR PMI dapat sewaktu – waktu melaksanakan kegiatan dan berada di setiap
tingkatan PMI yaitu Pusat, Daerah dan Cabang, dengan catatan tetap terdaftar di
PMI Cabang.
5. PMI Cabang/Daerah/Pusat sangat perlu merekrut TSR dari profesi dokter, perawat,
psikolog, wartawan, guru dan pengacara.
6. Anggota TSR PMI dapat bersama – sama membentuk Forum Komunikasi Relawan di
setiap tingkatan PMI yaitu di Pusat, Daerah dan Cabang.
7. Struktur organisasi TSR PMI di Cabang/Daerah/Pusat terdiri dari seorang
Koordinator, seorang Sekretaris dan selebihnya adalah para anggota.

Bab 4 - Organisasi
6
Pedoman TSR PMI

B. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI TSR

Pembina TSR

KOORDINATOR TSR

WK. Koord. TSR

SEKRETARIS BENDAHARA

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok

A N G G O T A TSR

Garis Komando
Garis Koordinasi

Catatan :
 Jumlah Kelompok diserahkan kepada masing-masing Kepengurusan sesuai
dengan kebutuhan, dengan ketentuan tidak melanggar struktur yang ada.

C. Peran PMI dan Pihak Terkait


1) Pengurus PMI Pusat
a. Menerbitkan kebijakan dan Buku Pedoman tentang Pembinaan dan
Pengembangan Tenaga Sukarela (TSR) PMI.
b. Menyediakan dukungan dana, sarana dan prasarana.
c. Menyediakan Pelatih, Fasilitator dan Narasumber.
d. Mengadakan orientasi kepalangmerahan dan refreshing materi.
e. Melakukan Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan ke PMI Daerah .
f. Melibatkan TSR PMI dalam penyusunan program kerja dan pengambilan
kebijakan, khususnya dalam hal yang menyangkut pembinaan relawan.
g. Penugasan atau mobilisasi TSR sesuai dengan kompetensi / keterampilan yang
dimilikinya.
h. Jika diperlukan dapat memfasilitasi terbentuknya Forum Komunikasi Relawan.

Bab 4 - Organisasi
7
Pedoman TSR PMI

2) Pengurus PMI Daerah


a. Menjabarkan, mensosialisasikan dan mengimplementasikan Kebijakan dan
Pedoman yang berkaitan dengan pembinaan TSR sesuai dengan kondisi daerah.
b. Menyediakan dukungan dana, sarana dan prasarana.
c. Mengadakan orientasi kepalangmerahan dan refreshing materi.
d. Menyediakan Pelatih, Fasilitator dan Narasumber.
e. Melakukan Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan Ke PMI Cabang.
f. Melibatkan TSR dalam penyusunan program kerja dan pengambilan kebijakan,
khususnya dalam hal yang menyangkut pembinaan relawan.
g. Penugasan atau memobilisasi TSR sesuai dengan kompetensi / keterampilan
yang dimilikinya.
h. Jika diperlukan dapat memfasilitasi terbentuknya Forum Komunikasi Relawan.
3) Pengurus PMI Cabang
a. Menjabarkan, mensosialisaikan dan mengimplementasikan juklak atau kebijakan
yang berkaitan dengan pembinaan TSR di Cabang.
b. Menyediakan Dukungan Dana, sarana dan prasarana.
c. Menyediakan pelatih, fasilitator dan narasumber.
d. Mengadakan orientasi kepalangmerahan dan refreshing materi.
e. Mencatat dan mendaftarkan anggota TSR dalam buku induk keanggotaan
f. Memberikan Kartu Tanda Anggota
g. Memberikan ruang dan kesempatan untuk pengembangan kegiatan bagi relawan
(TSR).
h. Penugasan atau memobilisasi TSR sesuai kompetensi / keterampilan yang
dimilikinya.
i. Melibatkan TSR dalam penyusunan program kerja dan pengambilan kebijakan,
khususnya dalam hal yang menyangkut pembinaan relawan.
j. Memfasilitasi terbentuknya Forum Komunikasi Relawan.

4) Instansi terkait
a. Memberikan dukungan moril dengan kerjasama yang baik.
b. Memberikan dukungan dana, sarana dan prasarana jika memungkinkan.
c. Memberikan dukungan dalam upaya pengembangan dan motivasi TSR PMI

Bab 4 - Organisasi
8
Pedoman TSR PMI

BAB V
KETENTUAN UMUM MANAJEMEN PEMBINAAN TSR

A. Perekrutan

4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Mobilisasi/ Penugasan 2. Orientasi

1. Umum
a. Perekrutan diperlukan untuk mempertahankan kesinambungan anggota dan
sesuai kebutuhan PMI Cabang perlu memperhatikan kapasitasnya dalam
menentukan rekrutment anggota TSR, karena setiap anggota yang sudah
direkrut berhak untuk mendapatkan proses pembinaan secara menyeluruh
(sesuai siklus manajemen pembinaan Relawan).
b. Perekrutan TSR dilakukan oleh Pengurus PMI Cabang yang pada pelaksanaannya
dibantu oleh staff markas PMI
c. Perekrutan TSR dapat dilakukan sampai pada tingkat Desa/ Kelurahan melalui
PMI Ranting

2. Waktu Perekrutan :
Setiap saat sesuai kebutuhan. Namun memerlukan need assesment tentang jumlah
TSR yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan dan pelayanan PMI Cabang, dari
kelompok / keahlian apa yang diperlukan, serta kesesuaian dengan kriteria yang
dibutuhkan.

3. Tahapan Perekrutan
a. Identifikasi kebutuhan
1. PMI melakukan penilaian akan kebutuhan tenaga TSR meliputi jumlah dan
kualifikasinya.
2. PMI menentukan kelompok potensial atau dari keahlian apa yang akan
direkrut menjadi anggota TSR. Jika kemampuan PMI Cabang / Daerah
terbatas untuk merekrut banyak TSR, maka utamakanlah yang dapat
mendukung kegiatan yang diprioritaskan oleh PMI untuk dilaksanakan di
wilayahnya masing – masing, mis; dokter, perawat, psikolog, pengacara,
guru dan wartawan.
b. Sosialisasi/ Publikasi
Setelah diketahui jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan, kemudian dilakukan
kegiatan sosialisasi/ publikasi penerimaan anggota baru.

Bab 5 – Ketentuan umum Menejemen Pembinaan TSR


8
Pedoman TSR PMI

1. Cara Sosialisasi/ Publikasi


a. Melalui media massa (cetak/elektronik)
b. Penyediaan leaflet dan brosur
c. Kontak person
2. Sasaran Sosialisasi/ Publikasi
a. Dinas/Instansi Pemerintah maupun swasta
b. Perguruan Tinggi
c. Organisasi Profesi
d. Organisasi Masyarakat
e. Masyarakat Umum
c. Pendaftaran
Pendaftaran dapat dilakukan dengan cara :
1. Individu Calon Anggota TSR, datang ke PMI dan mendaftarkan diri serta
mengisi formulir pendaftaran (form terlampir)
2. PMI mendatangi/ menghubungi individu calon Anggota TSR, dan diadvokasi
kemudian dimintai kesediaannya untuk bergabung dalam TSR PMI.

 Pada kondisi darurat dan terjadi bencana besar, respon masyarakat baik dari dalam
maupun luar negeri untuk membantu dan bergabung dengan PMI cukup tinggi
( disebut Relawan Spontanitas ). Maka PMI dapat langsung melakukan perekrutan
dan pendataan melalui seleksi/ pemilahan keahlian sesuai kebutuhan.
 Bagi yang memiliki keahlian sesuai kebutuhan, maka dapat dilakukan orientasi dan
dapat langsung dimobilisasi sesuai ketentuan penugasan yang berlaku di PMI
 Perlu advokasi yang tepat agar setelah mereka selesai penugasan / mobilisasi masih
bersedia menjadi Relawan di PMI ( jika bersedia, maka harus ikuti ketentuan yang
berlaku di PMI ).
 Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam menghadapi Relawan yang
spontanitas tersebut, adalah :
 Terima-hargai keinginan mereka untuk bergabung
 Beri kesempatan untuk menyampaikan maksud – hasrat – keinginan –
motivasinya untuk dimobilisasi oleh PMI.
 Beri penjelasan yang dapat diterima dengan tidak melepaskan rambu-rambu dan
ketentuan organisasi PMI dalam mobilisasi Relawan. Misalnya dengan
menjelaskan tentang adanya Relawan yang telah dimiliki dan dilatih selama ini
oleh PMI seperti KSR dan TSR atau menjelaskan bahwa PMI masih mempunyai
cukup Relawan atau keahlian / keterampilan yang dimilikinya belum dibutuhkan
dalam penugasan, dll.
 Tetap diminta mengisi formulir (arsip khusus), untuk mendukung database
Relawan yang ada di wilayah Cabang ybs.
 Jika ternyata keahlian / keterampilannya dibutuhkan, maka sebelum ditugaskan
terlebih dahulu harus diberi briefing (orientasi singkat), dimintakan persetujuan
penugasan dari keluarganya dan penuhi hak – haknya sesuai ketentuan.
 Tunjukkan & buktikan bahwa bersama PMI memang lebih tertib, aman,
terorganisir, kompak, profesional dan netral.
 Beri kesempatan jika berminat bergabung menjadi anggota PMI melalui wadah
(KSR – TSR) sesuai ketentuan.

Bab 5 – Ketentuan umum Menejemen Pembinaan TSR


9
Pedoman TSR PMI

B. Orientasi

4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Mobilisasi / Penugasan 2. Orientasi

1. Untuk menjadi anggota TSR harus mengikuti Orientasi Kepalangmerahan sesuai dengan
ketentuan/ kurikulum yang berlaku. Namun bagi mereka yang sebelumnya berasal dari
KSR, maka tidak perlu lagi mengikuti Orientasi Kepalangmerahan karena telah melewati
jenjang pelatihan pada saat masih di KSR. Pemberian materi Movement disesuaikan
metodenya (misal menggunakan metode refreshing atau penugasan dengan membuat
makalah untuk dipresentasikan).
2. Dapat dilakukan oleh PMI Cabang, Daerah dan Pusat.
3. Waktu pelaksanaan orientasi ditentukan oleh masing – masing PMI di setiap tingkatan
( PMI Cabang/ Daerah/ Pusat ).
4. Materi Orientasi untuk TSR minimal memenuhi kurikulum 1 hari (10 Jam Pelajaran),
meliputi : Gambaran tentang Gerakan ( Komponen Gerakan, 7 Prinsip Palang Merah &
Bulan Sabit Merah Internasional, Lambang, Code 0f Conduct, Safer Access ), Organisasi
PMI, Manajemen Relawan ( Kedudukan & Peran serta Kewajiban dan Hak Relawan
dalam Organisasi ).
5. Untuk memenuhi kurikulum 10 x 45’ tersebut dapat saja melakukannya dengan sistim
bertahap sesuai dengan kesepakatan dengan calon anggota TSR dan dengan
menggunakan metode yang beragam, misalnya di kelas dengan sistem presentasi,
diskusi dan penugasan atau di luar ruangan dengan metode role play dan studi kasus.

Catatan: Kurikulum Orientasi TSR dapat dilihat pada Panduan Pelatihan untuk
Fasilitator/pelatih dan Kumpulan materi Pelatihan TSR terbitan Markas Pusat PMI tahun
2007.

Bab 5 – Ketentuan umum Menejemen Pembinaan TSR


10
Pedoman TSR PMI

C. Mobilisasi/ Penugasan

4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Mobilisasi / Penugasan 2. Orientasi

Setelah melalui Tahap Orientasi Anggota TSR dapat dimobilisasi dalam kegiatan-kegiatan
kepalangmerahan sesuai keahlian dan kebutuhan.

1. Jenis Mobilisasi/ penugasan :


a. Pada Masa Damai
1.) Menjadi Nara Sumber/Fasilitator
Sesuai dengan bidang keahlian/ ketrampilannya, anggota TSR PMI dapat
memberikan konsultasi teknis kepada Pelatih PMI atau dilibatkan sebagai
tenaga fasilitator pada pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh PMI.
2.) Terlibat aktif sebagai tenaga pelaksana pada kegiatan-kegiatan PMI,
meliputi: pelayanan sosial, pelayanan kesehatan, kesiapsiagaan bencana,
pendidikan dan pelatihan, pengembangan organisasi, diseminasi, dan lain-
lain, baik sebagai panitia/ organizing comitte (OC) maupun tenaga
konseptor dan pengarah (SC).
3.) Terlibat aktif dalam pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh PMI.
4.) Membantu kegiatan penggalian dana (fundraising).
5.) Membantu memperkenalkan PMI dan kegiatannya kepada masyarakat /
image building.
6.) Mendukung Pengembangan Ranting, Cabang, Daerah dan Pusat.
7.) Mengikutkan dalam forum / rapat penyusunan rencana kerja/program
8.) Sebagai Fasilitator dalam Youth Center atau pembinaan PMR.
9.) Dll.
b. Pada Masa Bencana
1.) Membantu PMI dalam penanganan bencana melalui wadah SATGANA sesuai
bidang keahlian/ ketrampilan yang dimiliki, misalnya :
a.) Pelayanan medis/kesehatan,
b.) Assessment
c.) Evakuasi
d.) Relief distribusi
e.) Logistik
f.) Air dan Sanitasi
g.) Psikososial Support Program
h.) TMS/ RFL (Restoring Family Link)
i.) Dapur Umum
j.) Penampungan sementara

Bab 5 – Pembinaan TSR


11
Pedoman TSR PMI

k.) Dan lain-lain


2.) Berinisiatif mengambil langkah-langkah dalam keadaan darurat jika terjadi
sesuatu kejadian luar biasa dan menginformasikan/ melaporkan kepada PMI.
3.) TSR PMI dapat dimobilisasi dalam kegiatan penanganan bencana, yang
pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Pengurus PMI.

Mekanisme/ Prosedur Penugasan


c. Penugasan di tingkat Cabang
1). Dalam situasi damai/ normal, maka Pengurus Cabang memberikan
penugasan kepada TSR PMI dalam bentuk pemberitahuan/ penawaran
secara tertulis, dan untuk penugasan tertentu diperlukan penyeleksian
sesuai kriteria/ kompetensi yang dibutuhkan.
2). Dalam situasi darurat/ emergency, maka Pengurus Cabang memberikan
penugasan kepada TSR PMI yang memenuhi persyaratan, secara cepat,
tepat dan terorganisir. Oleh karena itu dibutuhkan adanya data based
tentang TSR lengkap dengan keahlian / keterampilan masing – masing dan
siap dimobilisasi jika terjadi situasi darurat / bencana. Untuk penanganan
situasi tanggap darurat bencana (Lihat Protap Tanggap Darurat Bencana
yang dikeluarkan oleh Markas Pusat PMI)
3). Pengendalian kegiatan di lapangan, mulai perlengkapan/ sarana prasarana
dari pemberangkatan hingga di lokasi/ tempat tugas, selama di lokasi
sampai dengan kembali, sepenuhnya menjadi tanggungjawab PMI Cabang/
Daerah/ Pusat yang memberi penugasan.
4). Setiap TSR PMI yang ditugaskan harus bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan tugasnya dengan baik dan menyampaikan laporan.
d. Penugasan di Tingkat Daerah
1) Dalam situasi damai/ normal, Pengurus Daerah memberikan penugasan
kepada TSR PMI dalam bentuk pemberitahuan/ penawaran kepada Cabang,
dan selanjutnya PMI Cabang meneruskan pemberitahuan/ penawaran secara
tertulis kepada TSR PMI dan untuk penugasan tertentu diperlukan
penyeleksian sesuai kriteria/ kompetensi yang dibutuhkan. Penugasan dalam
situasi damai/ normal, antara lain:
a. Pengembangan organisasi (Pengembangan Citra organisasi, Fund Raising,
pengembangan Daerah, Cabang, Ranting, dll)
b. Pelayanan sosial dan Pelayanan kesehatan masyarakat
2) Dalam situasi darurat/ emergency , Pengurus Daerah tetap
mengkoordinasikan kepada PMI Cabang, sehingga PMI Cabang segera
merespon penugasan dengan menugaskan anggota TSR secara cepat dan
terorganisir.
4) Pengendalian kegiatan di lapangan, mulai dari pemberangkatan hingga di
lokasi/ tempat tugas, selama di lokasi sampai dengan kembali, sepenuhnya
menjadi tanggungjawab PMI Daerah.
5) Setiap TSR PMI yang ditugaskan harus bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan tugasnya dengan baik dan menyampaikan laporan ke PMI
Cabang dan PMI Daerah.
e. Penugasan di tingkat Pusat/ Nasional
1) Dalam situasi damai/ normal, Pengurus Pusat memberikan penugasan
kepada TSR PMI dalam bentuk pemberitahuan/ penawaran kepada Daerah
dan Cabang, yang selanjutnya PMI Cabang meneruskan pemberitahuan/
penawaran secara tertulis kepada TSR PMI serta pada penugasan tertentu
diperlukan penyeleksian sesuai kriteria/ kompetensi yang dibutuhkan.
2) Dalam situasi darurat/ emergency, Pengurus Pusat tetap mengkoordinasikan
kepada PMI Daerah dan Cabang, sehingga PMI Cabang segera merespon

Bab 5 – Pembinaan TSR


12
Pedoman TSR PMI

penugasan dengan menugaskan anggota TSR secara cepat, tepat dan


terorganisir.
3) Pengendalian kegiatan di lapangan, mulai dari pemberangkatan hingga di
lokasi/ tempat tugas, selama di lokasi sampai dengan kembali, sepenuhnya
menjadi tanggungjawab PMI Pusat.
4) Setiap TSR PMI yang ditugaskan harus bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan tugasnya dengan baik dan menyampaikan laporan ke PMI
Cabang, PMI Daerah dan PMI Pusat.
f. Penugasan ke Luar Negeri
Seorang Anggota TSR tidak tertutup kemungkinan dikirim untuk bertugas/
mengikuti kegiatan di luar negeri.
Dalam penugasan ini, surat tugas diterbitkan oleh Pengurus Pusat PMI. Apabila
yang ditugaskan adalah TSR PMI Daerah/ Cabang maka harus atas rekomendasi
PMI Daerah/ Cabang yang bersangkutan.

2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penugasan :


a. Sebelum Penugasan
1). Sebelum penugasan, maka perlu diberikan briefing atau pembekalan oleh
Staf PMI kepada TSR PMI berkaitan dengan penugasan yang akan
dilaksanakan.
2). Dalam hal penugasan ke daerah bencana / konflik, maka briefing dapat
berisi
a. Pembagian tugas
b. Penjelasan rencana operasi (instruksi operasi)
c. Penjelasan singkat tentang daerah bencana meliputi lokasi, rute
perjalanan, pos, jalur evakuasi, situasi terakhir, lamanya waktu tugas,
penjelasan tentang safer access, pihak – pihak yang dihubungi
(koordinasi), dll
d. Cek kesehatan
Dapat melihat Protap Tanggap Darurat Bencana yang dikeluarkan oleh
Markas Pusat PMI

3). Mempersiapkan perlengkapan penugasan.


4). Pengurus PMI pada setiap tingkatan yang memberi penugasan mengadakan
koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait di lapangan.
5). Mengupayakan asuransi. Pemberian asuransi ini bukanlah sebuah
penghargaan, tetapi sebagai bentuk pengakuan kepada Relawan. Pengurus
PMI harus mengupayakan asuransi selama Relawan menjalankan tugas.
6). Mengupayakan perlindungan hukum.
Dalam hal perlindungan hukum selama TSR menjalankan tugas
kepalangmerahan, dapat diupayakan oleh PMI Pusat, Daerah, Cabang. PMI
dapat mempunyai “Legal Advisor”. Apabila terjadi hal – hal yang tidak
diinginkan selama penugasan, maka Legal Advisor akan mengambil peran
dalam upaya perlindungan hukum terhadap Relawan.
b. Saat Penugasan
1) Anggota TSR PMI yang ditugaskan mengadakan komunikasi dan koordinasi
dengan pihak – pihak terkait.
2) Melakukan kegiatan – kegiatan sesuai dengan tugasnya. Membuat laporan
kegiatan harian (naratif dan photo) dan menyampaikannya ke Markas PMI
secara berkala.
3) Melakukan evaluasi internal setiap hari.

Bab 5 – Pembinaan TSR


13
Pedoman TSR PMI

4) Penugasan di daerah bencana / konflik, dapat melihat Protap Tanggap


Darurat Bencana yang dikeluarkan oleh Markas Pusat PMI.
c. Pasca Penugasan
1) Selesai penugasan diadakan debriefing (disesuaikan dengan bentuk
penugasan yang telah dilakukan). Dalam penugasan yang dilakukan untuk
kegiatan masa darurat/bencana/konflik, maka Debriefing dapat
dilaksanakan dalam bentuk :
a) Psikosocial support program (PSP)
b) Dialog/diskusi
c) Lesson Learn
d) Rekreasi (sesuai kebutuhan)
e) Cek kesehatan
2) Membuat laporan pelaksanaan tugas dan menyampaikannya kepada
Pengurus PMI dan pihak – pihak terkait (sesuai keperluan)
d. Perlengkapan Standar & Sarana Pendukung Penugasan
1) Administrasi
a) Surat tugas
b) ID Card
c) KTA PMI
d) Alat tulis
2) Dalam penugasan yang terkait penanganan situasi emergency, maka perlu
kelengkapan pribadi ( APD ), asuransi dan kelengkapan regu sesuai
kebutuhan.
3) Dana personil untuk keperluan penugasan disesuaikan dengan kemampuan
keuangan PMI Cabang, Daerah dan Pusat. Dana personil dapat berupa :
a) Transportasi mobilisasi
b) Akomodasi (sesuai kebutuhan)
c) Konsumsi
d) Komunikasi (sesuai kebutuhan)
4) Dana Operasional

Catatan: Relawan di PMI tidak dibayar, namun bukan berarti tanpa biaya. PMI
harus menanggung / mengganti pengeluaran yang dilakukan oleh
Relawan untuk dapat melaksanakan penugasan yang diberikan
kepadanya.

Bab 5 – Pembinaan TSR


14
Pedoman TSR PMI

D. Pengembangan Kapasitas

4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Mobilisasi / Penugasan 2. Orientasi

Pengembangan kapasitas adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan individu Anggota


TSR, yang diharapkan dapat menunjang pengembangan kapasitas organisasi secara umum.
1. Pengembangan kapasitas Anggota TSR dapat berupa :
a. Refreshing
Minimal dilakukan 2 tahun sekali setelah orientasi
b. Pemberian kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang
diselenggarakan oleh PMI, baik Pusat, Daerah dan Cabang sesuai bidang /
keterampilannya.
c. Kesempatan untuk menjadi Pelatih, Fasilitator pada kegiatan-kegiatan PMI
d. Kesempatan untuk terlibat dalam acara-acara dan rapat-rapat pengambilan
keputusan di PMI
e. Kesempatan untuk menjadi Anggota Pengurus PMI.
f. Aktif dalam membantu mengembangkan kegiatan PMR sesuai kompetensinya
(bidang kepalangmerahan dan non - kepalangmerahan) dapat melalui konsep
Youth Center dengan Pendekatan life skill di bawah koordinasi Cabang. Peran
KSR-TSR dalam Youth Center dapat dilihat pada Panduan Youth Center
terbitan Markas Pusat PMI tahun 2007.
g. Mendukung pengembangan organisasi (penggalangan dana PMI , membangun
citra PMI, membantu pengembangan Pusat, Daerah, Cabang, Ranting sesuai
kompetensinya, dll )
h. Melakukan pengembangan kegiatan KSR sesuai dengan kompetensinya.
i. Membangun citra PMI melalui media promosi maupun penyuluhan masyarakat.
j. Mendukung program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, misalnya CBFA dan
PHAST, KBBM (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat), PERTAMA
(Pengurangan Resiko Terpadu Berbasis Masyarakat) di desa mitra, Kesehatan
Remaja/ Pendidikan Remaja Sebaya dan Wanita Sebaya.
k. Pertukaran Relawan.
l. Mengikuti kegiatan – kegiatan penelitian, kursus – kursus, pengembangan mitra
usaha, dll.

2. Penghargaan dan Pengakuan

a. Penghargaan dan Pengakuan sangat perlu diberikan kepada TSR yang memiliki
loyalitas dan dedikasi (Pengabdian) yang tinggi pada organisasi, berprestasi,
berkelakuan baik, jujur dan bertanggung jawab, kreatif dan professional serta

Bab 5 – Pembinaan TSR


15
Pedoman TSR PMI

memiliki kemampuan dan keterampilan tertentu yang mendukung


pengembangan PMI.
b. Diberikan oleh Pengurus PMI di semua tingkatan dan instansi/ lembaga terkait
c. Dapat diberikan setiap saat dan juga pada hari – hari tertentu, misalnya HUT
Palang Merah, Hari Relawan, Hari – Hari Besar Nasional, dll.
d. Pengakuan terhadap Relawan dapat dilakukan baik secara formal maupun
informal.
1) Bentuk – bentuk Pengakuan secara formal, antara lain dengan memberikan :
(a) Satya Lencana
(b) Piagam
(c) Surat Keterangan atau Rekomendasi
(d) Insentif
(e) Mengadakan rapat / pertemuan Relawan
(f) Peringatan hari Relawan
(g) Memberikan sarana prasarana pendukung kegiatan
(h) Dana Pembinaan
(i) Diikutsertakan dalam jenjang pelatihan dan penugasan yang lebih tinggi
atau meminta anggota TSR untuk mewakili organisasi dalam kegiatan –
kegiatan seminar/training, dll.
(j) Ditugaskan sebagai organizing committe, stering committe, narasumber,
fasilitator atau pelatih berdasarkan kompetensi / keterampilan masing –
masing.
2) Bentuk – bentuk Pengakuan secara Informal, antara lain dengan :
(a) Memberikan Souvenir
(b) Mengajak makan malam bersama atau piknik bersama
(c) Mengucapkan terima kasih atas hasil kerjanya
(d) Menanyakan kabar keluarga atau teman untuk menunjukkan kepedulian
terhadap kehidupan pribadi relawan
(e) Mengajak nonton bersama
(f) Memelihara sistem komunikasi yang terbuka
(g) Mengucapkan selamat ulang tahun, pernikahan atau atas prestasinya
(h) Membuat buletin atau mempublikasikan hal – hal yang berkaitan dengan
kegiatan relawan di media massa, dalam kalender, menampilkan profile
relawan di website, dll.
(4) Bagi TSR Professional, seperti dokter, perawat, psikolog, pengacara, arsitek,
wartawan, dosen, dll. untuk memperoleh penghargaan seperti lencana, pin,
atau piagam, diprioritaskan kepada yang menunjukkan keaktifan dan
perannya terhadap organisasi selama terdaftar sebagai TSR PMI.
Batas minimal yang diharapkan bagi TSR Professional tersebut adalah
mencapai 60 jam keaktifan dalam 1 (satu) tahun. Keaktifan ini dapat dinilai
mis; aktif datang ke kantor PMI, mendukung baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam kegiatan – kegiatan PMI, terlibat dalam aktifitas PMI
baik di masa normal/damai maupun masa terjadi bencana/konflik, atau
aktif menjalin komunikasi dengan PMI.

E. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pembinaan TSR,


melalui sebuah kerangka hubungan yang jelas antara hal yang telah dilaksanakan, yang
tengah dilaksanakan dan masukan-masukan yang ada serta harapan kedepan.

1. Waktu Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Bab 5 – Pembinaan TSR


16
Pedoman TSR PMI

Monev dilakukan secara berkesinambungan dan berkala pada sebelum (tahap


perencanaan), saat (tahap pelaksanaan) dan sesudah dilakukan pembinaan/kegiatan
bagi anggota TSR
2. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi
Pelaksana monitoring pada kegiatan pembinaan TSR PMI adalah
a. Anggota TSR
b. Staf PMI yang membidangi pada semua tingkatan (Cabang, Daerah dan Pusat)
c. Pengurus PMI pada semua tingkatan (Cabang, Daerah dan Pusat)
d. Instansi/pihak terkait lainnya
Monitoring pembinaan TSR dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok.
3. Sasaran Monitoring dan Evaluasi
a. Kebijakan tentang Pembinaan TSR di Cabang, Daerah dan Pusat
b. Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam pembinaan (Pengurus, Staf, TSR dan
pihak terkait lainnya)
c. Sarana dan Prasarana pendukung pembinaan TSR
d. Proses Orientasi dan Pembinaan TSR

4. Monev dilakukan pada:

a. Tahap Perekrutan
Yang dimonev adalah proses berjalannya perekrutan, seleksi (waktu,
pelaksanaan, kriteria seleksi dan pengumuman hasil seleksi, pihak – pihak yang
mendukung, penggunaan dana, fasilitas dan sarana yang digunakan, faktor
pendukung dan penghambat, calon anggota yang mendaftar, dll yang
dibutuhkan.
b. Tahap Orientasi
Setiap program orientasi TSR harus dilengkapi dengan tahapan evaluasi guna
memperoleh masukan bagi pengembangan program TSR di masa mendatang
Aspek yang dievaluasi :
1). Aspek Pengetahuan.
2). Aspek Keterampilan.
3). Aspek Nilai dan Sikap Mental.
4). Aspek Orientasi (panitia, Peserta, Pelatih/Fasilitator, Material pelatihan,
Akomodasi & konsumsi, dan metode)
c. Tahap Penugasan/ Mobilisasi
Pada tahap penugasan/mobilisasi hal yang tetap perlu dievaluasi secara
berkesinambungan meliputi :
1). Aspek Peningkatan Pengetahuan.
2). Aspek Peningkatan Keterampilan.
3). Aspek Nilai dan Kematangan Sikap Mental.
4). Aspek Pelaksanaan Tugas
Beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain meminta Laporan Kegiatan /
Tugas Relawan dan pengamatan langsung, Evaluasi Penilaian Kemampuan Diri,
Pengamatan Tindakan yang cepat, tepat dan terkoordinir, dll.
Dalam suatu penugasan seseorang anggota KSR tidak hanya dinilai
kemampuannya ( Pengetahuan dan Keterampilan ), namun juga prilaku
selama penugasan ( leadership, komitment, motivasi, kejujuran )
mempengaruhi yang bersangkutan akan diberi penugasan lagi atau tidak.

Bab 5 – Pembinaan TSR


17
Pedoman TSR PMI

d. Tahap Pengembangan Kapasitas


Hal yang dievaluasi meliputi :
1). Aspek Peningkatan Motivasi Pengetahuan.
2). Aspek Peningkatan Motivasi Keterampilan.
3). Aspek Motivasi dan Kematangan Sikap Mental.
4). Aspek Motivasi dan komitmen Pengembangan Organisasi

5. Bagaimana Cara melakukan Monitoring dan Evaluasi


a. Pastikan bahwa pelaksana monitoring dan evaluasi pembinaan TSR telah
membaca, mengerti dan memahami kebijakan/ rencana strategi dan rencana
kerja tahunan dan/atau 5 tahunan pembinaan TSR baik tingkat Pusat, Daerah
maupun Cabang.
b. Pastikan bahwa pelaksana monitoring dan evaluasi pembinaan TSR telah
membaca, mengerti dan memahami panduan pembinaan TSR
c. Susunlah kerangka acuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, tetapkan hasil
yang diharapkan, rumuskan sistem dan metode monitoring dan evaluasi yang
sesuai beserta perlengkapannya, pelaksana dan jadwal pelaksanaan dan strategi
monev berkala.
d. Lakukan kunjungan berkala sebagaimana direncanakan
e. Lakukan pencatatan terhadap perkembangan, kendala dan pencapaian target
bandingkan dengan rencana pembinaan TSR dan kerangka waktu yang telah
ditentukan
f. Jika ditemukan kendala dan atau penyimpangan lakukan penggalian dan
pencarian data sebagai penunjang, lakukan tindakan pemecahan masalah dan
kendala, pastikan pembinaan kembali ke jalur pembinaan sebagaimana telah
ditentukan
g. Penyusunan laporan/ hasil monev
h. Informasikan kepada pihak manajemen dan pengambil kebijakan untuk kegiatan
tindak lanjut

6. Alat dan Metode Monev


a. Alat Monitoring dan Evaluasi
1) Kerangka Acuan/ Rencana kerja
2) Laporan perkembangan kegiatan (laporan situasi)
3) Laporan kegiatan, semester, tahunan dan atau 5 tahunan
4) Dokumetasi kegiatan
5) Data based keanggotaan
6) Lembar Quesioner
7) Soal Pre dan Post Test
b. Metode Monev
1) Penyampaian laporan - dokumentasi dan koordinasi rutin
2) Kunjungan lapangan berkala
3) Pengamatan kerja sehari-hari melalui Kunjungan mendadak (spot chek)
4) Assesment eksternal
5) Wawancara
6) Diskusi kelompok Survey pengumpulan data dan perbandingan kondisi
sebelum dan sesudah intervensi
7) Pre dan Post Test

7. Tindak Lanjut Monitoring dan Evaluasi

Bab 5 – Pembinaan TSR


18
Pedoman TSR PMI

Setelah dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi, maka pelaksana Monev wajib
melakukan analisa yang hasilnya dapat digunakan untuk :
a. Sebagai pedoman/ acuan pelaksanaan kegiatan pada waktu yang akan datang.
b. Mengadakan perbaikan-perbaikan pada suatu kegiatan
c. Penyusunan Rencana Kegiatan Berikutnya dll.

8. Pelaporan
Laporan dapat berupa laporan kegiatan, laporan data keanggotaan, laporan hasil
monev dsb.

Bab 5 – Pembinaan TSR


19
Pedoman TSR PMI

BAB VI
KELENGKAPAN ANGGOTA

Yang dimaksud dengan kelengkapan anggota TSR adalah :


A. Pakaian Seragam
Terdapat 2 macam pakaian seragam, yaitu :

1. Pakaian Seragam Harian ( PSH )

2. Pakaian Seragam Lapangan (PSL).

Catatan : Ketentuan Mengenai PSH dan PSL sementara dalam Disain penyesuaian
dengan Corporate Identity PMI dan Menunggu Keputusan PP PMI

B. Atribut
Jenis atribut / tanda pengenal KSR PMI :
1. Badge, bertuliskan “Tenaga Sukarela” pada lengan baju sebelah kanan.
2. Tanda Lokasi, dibuat dari kain warna dasar putih tulisan warna merah bertuliskan
lokasi Cabang setempat, misalnya Jakarta Timur, pada lengan baju sebelah kiri
3. Nama dada dibuat dari kain berwarna putih berbentuk persegi panjang dengan
tulisan nama, contoh : ENDANG. G, berwarna merah.
4. Rompi berwarna biru bertuliskan “Palang Merah Indonesia” dibagian dada sebelah
kiri dan tulisan “Tenaga Sukarela” dibagian dada sebelah kanan serta Logo PMI
berikut tulisan PMI di bagian punggung.
5. Topi bertulisakan Tenaga Sukarela disebelah kanan dan Lokasi Cabang disebelah kiri
6. Atribut tambahan berupa pin /lencana spesialisasi maupun tanda penghargaan, ikat
pinggang menyesuaikan dengan ketentuan Corporate Identity PMI.
7. Penggunaan Tanda Spesialisasi di letakan pada dada sebelah kanan diatas tulisan
nama.

C. Pemakaian Pakaian Seragam


1. Pakaian seragam dengan atributnya hanya dibenarkan dipakai pada waktu
menjalankan tugas – tugas Kepalangmerahan
2. Pakaian Seragam Lapangan ( PSL ) dipergunakan pada waktu menjalankan tugas –
tugas operasi kemanusiaan di lapangan atau dalam keadaan lain apabila dianggap
perlu untuk menggunakan Pakaian Seragam Lapangan.
3. Lencana / pin dapat juga dipakai pada waktu – waktu biasa, sepanjang pemakaian
itu tidak merugikan nama baik Korps Sukarela maupun PMI pada umumnya.

Catatan : Ketentuan mengenai PSH dan PSL sementara dalam proses disain
penyesuaian Corporate Identity

D. Kartu Tanda Anggota TSR


1. Dikeluarkan oleh PMI setempat
2. KTA TSR PMI wajib dibawa ketika TSR PMI yang bersangkutan sedang menjalankan
tugas-tugas kepalangmerahan dan tidak dibenarkan mempergunakan KTA dimaksud
untuk mencari keuntungan pribadi atau diluar kepentingan PMI.
3. Apabila ada yang berminat menjadi Anggota TSR pada tingkat Daerah/Pusat, maka
PMI Daerah/Pusat menfasilitasi pembuatan KTA mereka di PMI Cabang yang
bersangkutan.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


19
Pedoman TSR PMI

4. Contoh Kartu Tanda Anggota TSR PMI :

Bentuk Halaman Muka Bentuk Belakang

5. Petunjuk Pemberian Kode Nomor Induk


a. Untuk ketertiban organisasi, setiap Kepengurusan Daerah maupun Kepengurusan
Cabang telah ditentukan Kode Nomor (KN) yang berlaku sehingga secara tetap
dipergunakan untuk segala keperluan hubungan organisasi. Untuk keanggotaan
TSR tinggal menyesuaikan saja.
b. Kode Nomor ini antara lain dipergunakan dalam Registrasi Anggota pada Kartu
Tanda Anggota maupun pada buku induk keanggotaan serta untuk memudahkan
pengelolaan system laporan daerah serta perkembangan wilayah.
c. Kode Nomor untuk Kepengurusan Daerah ( KNPD ) digunakan angka : 01 dan
seterusnya sampai dengan 33 ( sesuai jumlah PMI Daerah di Indonesia, yakni 33 )
d. Kode Nomor untuk Kepengurusan Cabang (KNPC) digunakan 01.1 dan seterusnya
( disesuaikan dengan jumlah Cabang di wilayahnya )
e. Kode Nomor untuk anggota TSR (KNAK) digunakan 01.1.0001, 01.1.0002 dan
seterusnya.

Contoh:
1) KNPD PMI Daerah Istimewa Aceh …….………………………………………...01
KNPD PMI Daerah Bengkulu …………………….…………………………………... 08
2) KNPC PMI Cabang Kota Banda Aceh …………………..……..…….01.1
KNPC PMI Cabang Kota Bengkulu ..........…………………………………..08.1
3) KNAK Anggota PMI Cabang Kota Banda Aceh .…………….01.1.0001
KNAK Anggota PMI Cabang Kota Bengkulu .........…………… .08.1.0001

6. Cara Pengisian Nomor Induk Anggota

Kode Daerah.Kode Cabang.No. Anggota .TSR.Tahun

Contoh : Anggota TSR PMI Cabang Kota Bengkulu


No. Induk : 08.01.0001.TSR.2007

7. Cara Pengisian Nomor pendaftaran


a. Nomor Pendaftaran diisi oleh PMI Cabang sesuai nomor urut yang mendaftarkan
diri sebagai Anggota TSR PMI kepada Markas PMI Cabang ybs.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


20
Pedoman TSR PMI

b. Nomor Pendaftaran dapat terus menerus berlanjut tanpa ada batasan, sesuai
dengan jumlah yang pernah terdaftar sebagai Anggota TSR PMI pada Markas PMI
Cabang tersebut.

8. Cara Pengisian Nomor Anggota


Apabila ada seorang anggota berhenti menjadi anggota TSR PMI, otomatis nomor
anggota ybs gugur.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota


21
Pedoman TSR PMI

BAB VII

KETENTUAN LAIN

1. Jika dalam perkembangannya nanti terdapat hal yang memerlukan pembahasan


dalam buku ini secara lebih rinci, maka dapat saja dibuatkan Petunjuk Pelaksanaan
tersendiri, yang tidak bertentangan dengan Pedoman Relawan PMI yang berlaku.
2. Di PMI Cabang dapat dibentuk Forum Komunikasi TSR PMI sebagai sarana
komunikasi, sharing pengetahuan dan keterampilan serta membangun kerjasama
antar TSR PMI. Struktur dan prosedur pembentukan Forkom diatur oleh PMI Cabang
bersama dengan perwakilan TSR.
3. Di tingkat Daerah dapat dibentuk Forkom Relawan ( KSR – TSR ) yang
pembentukannya diatur oleh PMI Daerah bersama dengan perwakilan Cabang dan
perwakilan Relawan.

BAB VIII
PENUTUP

Dalam mengimplementasikan buku pedoman ini perlu sosialisasi yang berkesinambungan


mulai dari PMI Pusat, PMI Daerah dan PMI Cabang serta jajaran Instansi/Pihak terkait.

Dengan terbitnya buku pedoman ini diharapkan pembinaan TSR dapat lebih baik lagi di
masa mendatang.

Hal-hal lain yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut dalam petunjuk
teknis

Jakarta, 2007

Bab 7 – Ketentuan Lain


21
Pedoman TSR PMI

BAB VIII
PENUTUP

Dalam mengimplementasikan buku pedoman ini perlu sosialisasi yang berkesinambungan


mulai dari PMI Pusat, PMI Daerah dan PMI Cabang serta jajaran Instansi/Pihak terkait.

Dengan terbitnya buku pedoman ini diharapkan pembinaan TSR dapat lebih baik lagi di
masa mendatang.

Hal-hal lain yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut dalam
petunjuk teknis

Jakarta, 2007

Bab 8 - Penutup
22
LAMPIRAN
FORMULIR PENDAFTARAN
RELAWAN PMI TSR
PMI CABANG………

Nama : ………………………………………… No Telpon : ……………………………………


Tempat/Tgl lahir: …………………………............ No Hp : ……………………………………
Alamat : ………..…………………........... Email : ……………………………………
…………………………………………. Agama : ……………………………………
Golongan darah : ………………………………….

Pekerjaan : …………………………………… Orang yang bisa dihubungi jika berada


dalam keadaan Darurat :
Alamat, Kantor : ……………………………………
Nama :……………… Hubungan :…………..
No Telpon : ……………………………………
Alamat : ……………………………….
No Fax : ……………………………………
No.Telp : ………..…… No.Hp : …………..
Nama orang tua kandung :
………………………………………………………….

Pendidikan Terakhir, ……… Status Pernikahan, …………….. Nama Pasangan, …………….

Hobbi :
………………………………………………………………………………………….
Kegiatan yang sering dilakukan dalam waktu luang :
...…………………………………………..…………………………………………….
Keahlian / keterampilan yang dimiliki :
………………………………………………………………………………………….

Dengan ini menyatakan bersedia untuk bergabung dan


mengabdikan diri dengan PALANG MERAH
INDONESIA sebagai TSR, dan akan mengabdikan diri
dengan PALANG MERAH minimal 3 tahun berturut –
Foto turut.

4x6 Tempat, Tanggal

Relawan
Diisi oleh Staf PMI

Ciri – ciri Umum:


Jenis Kelamin Warna Kulit Riwayat Kesehatan :

Tinggi Badan Warna Rambut

Berat Badan Jenis Rambut

Wawancara dan Observasi

Apa motivasi anda bergabung di PMI ? Apa yang anda ketahui tentang PMI ?

Tempat , Tanggal
Diketahui oleh Petugas PMI

Petugas

Didaftar dalam buku Induk Nomor :………………………………..


Tanggal : ……………………….............
Diberikan KTA tanggal : …………………………….....
Masa berlaku KTA : …….....................……............
Kualifikasi : ……………………………......
Tahun Masuk : …………………………….....
Tahun Keluar : …………………………….....
Format Buku Induk / Buku Panduan
Arsip Keanggotaan TSR PMI
No. Agenda
No No. Induk Nama Alamat Kelompok Keahlian
Telp/HP Form
Mega
Mira Sering Folder
1 08.03.0007/TSR/06 Mendung Seniman Menyanyi
Renata veronica J.1
77

Bisa diakses secara MANUAL ( pena dan Kertas )


Kerangka Laporan No. Registrasi :
.............

LAPORAN TAHUNAN
TENAGA SUKARELA : PALANG MERAH INDONESIA
PMI CABANG ................................

A. PENDAHULUAN
SWOT Analisa jika perlu.
B. LAPORAN ORGANISASI
1. Struktur Organisasi ( Pelindung, Pembina, Pengurus )
2. Jumlah Anggota TSR Profesional
3. Jumlah Anggota TSR dari Masyarakat terlatih di Desa
C. LAPORAN SINGKAT KEGIATAN
1. Rekrutment
2. Orientasi atau kegiatan Pendidikan & Latihan lainnya
3. Penugasan / Mobilisasi dalam Pelayanan dan Tugas PMI
4. Pengembangan Kapasitas
D. HAMBATAN / KENDALA YANG DIHADAPI
E. SOLUSI YANG DIDAPATKAN
F. MASUKAN & USULAN
G. LAPORAN KEUANGAN
H. PENUTUP dan Lampiran, al;
- Data based anggota
- Foto –foto
- Dll yang dianggap perlu
Alur Perekrutan
TSR PMI

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

SOSIALISASI / PUBLIKASI

PENDAFTARAN
Alur Mobilisasi / Penugasan
TSR PMI

PMI PUSAT TSR PMI


PUSAT

 SATGANA
TSR PMI  KEGIATAN
PMI DAERAH DAERAH YANSOSKESMAS
 KEGIATAN
PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN

PMI CABANG TSR PMI


CABANG

ALUR PELAPORAN
TSR PMI

PUSAT

DAERAH

CABANG

RANTING

= Alur Pelaporan

= Alur Feedback

Contoh Format :
KERANGKA ACUAN

A. PENDAHULUAN

B. TUJUAN

C. WAKTU DAN TEMPAT

D. PROSES KEGIATAN

1. Sebelum Kegiatan
2. Selama Kegiatan

3. Setelah Kegiatan

E. HASIL YANG DIHARAPKAN

F. TIM PENGARAH DAN PELAKSANA

G. PENDANAAN

H. GAMBARAN KEGIATAN

I. PENUTUP

Jakarta, Oktober 2006


Panitia…………

Contoh :
LEMBAR LAPORAN KEGIATAN RELAWAN

Nama Relawan :

Posisi :

Keahlian /spesialisasi :

Tanggal :

Waktu :

Nama Kegiatan / Program / Penugasan :

Lokasi Kegiatan :

Jumlah Anggota Tim :

Jumlah Sasaran / Target yang hadir :

Deskripsi Kegiatan :
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.......................................................................

Catatan / Saran :

.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................

Lain – Lain Yang Perlu


.........................................................................................................
................................

Jakarta, tgl....................2006.

Relawan

.............................................
Contoh Data Base ( Manual )

DATA SUMBER DAYA MANUSIA


PMR, KSR, dan TSR
Semester ………………………… Tahun ………

PMI Daerah
…………………………………………

Palang Merah Remaja


Total
Mula Madya Wira
No. PMI Cabang
Anggota Pok Anggota Pok Anggota Anggota
Pok
L P Total L P Total L P Total
1 Jakarta Pusat
2 Jakarta Utara
3 Jakarta Barat
4 Jakarta Timur
5 Jakarta Selatan
z
Korps Sukarela
Total
Unit Cabang Unit PT Unit lain
No. PMI Cabang
Anggota Unit Anggota Unit Anggota Anggota
Unit
L P Total L P Total L P Total
1 Jakarta Pusat
2 Jakarta Utara
3 Jakarta Barat
4 Jakarta Timur
5 Jakarta Selatan
Korps Sukarela
No. PMI Cabang Psikolog Dokter Perawat Guru/Dosen Wartawan IT
L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total
1 Jakarta Pusat
2 Jakarta Utara
3 Jakarta Barat
4 Jakarta Timur
5 Jakarta Selatan
Contoh Format Data Base ( Manual )
DATA KUALIFIKASI RELAWAN
Semester ………………………… Tahun ………
PMI Daerah/ Cabang …………………………………………………

A. Pertolongan Pertama
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5

B. Perawatan Keluarga
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5

C.
…………………………………………………………
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5

Anda mungkin juga menyukai