PEMBINAAN
PMR DAN RELAWAN
PMI
I. PENDAHULUAN
A. Mengapa kebijakan diperlukan
B. Mengapa PMR dan Relawan itu ada dan perlu dikembangkan
IV. DEFINISI
A. Kesukarelawanan
B. Palang Merah Remaja
C. Relawan PMI
D. Korps Sukarela
E. Tenaga Sukarela
VI. KEBIJAKAN
A. Visi dan Misi PMR dan Relawan PMI
B. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan PMR
C. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Relawan
VII. PENUTUP
Namun peran relawan yang besar itu perlu diikuti perhatian yang memadai
oleh PMI itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai wujud pengakuan terhadap kelompok
relawan ini, perlu dibuat suatu kebijakan (Policy). Disamping untuk memberi
jaminan terhadap eksistensi mereka, juga sebagai pedoman terhadap arah
pembinaan dan pengembangannya.
A. Keppres No. 25 Tahun 1950 tentang PMI yang merupakan satu-satunya organisasi
kepalangmerahan di Indonesia.
B. Keppres No. 246 Tahun 1963 tentang Perhimpunan Palang Merah Indonesia.
C. AD/ART PMI hasil Musyawarah Nasional XVIII Tahun 2004.
D. Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009.
E. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depdiknas RI tanggal 24 Mei 1995 No.
118/U/95 dan No. 0090-KEP/PP/V/95 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Kepalangmerahan di Sekolah.
F. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depag RI tanggal 26 September 1995 No. 459
tahun 1995 dan No. 0185-KEP/PP/IX/95 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Kepalangmerahan di Madrasah.
G. Kesepakatan bersama antara Mendiknas RI dengan Ketua Umum Palang Merah
Indonesia, No.01/III/KB/2003 dan No.0753/SDM/III/2003 tentang pengembangan
dan pemberdayaan kepalangmerahan di Perguruan Tinggi.
A. Analisa Internal
1. Kekuatan (Strength)
a) Relawan yang dimiliki oleh Palang Merah cukup banyak dan diakui
keberadaannya oleh Pemerintah dan masyarakat.
b) Secara kelembagaan, PMI mempunyai struktur dan memiliki jaringan dari
Pusat, Daerah dan Cabang.
c) PMI mempunyai pedoman dan rencana pembinaan PMR dan Relawan.
d) PMI mempunyai program berbasis masyarakat.
e) Secara umum, relawan yang dimiliki oleh PMI adalah Relawan yang
terlatih.
f) PMI mempunyai landasan hukum.
B. Analisa Eksternal
1. Faktor Peluang (Opportunities)
a) Keberadaan PMI sudah diketahui dan memiliki nama baik Gerakan serta
memiliki jaringan Internasional.
b) Budaya Gotong Royong yang tinggi, sehingga mempermudah perekrutan
Relawan.
c) Adanya Perusahaan-2 yang berminat untuk bergabung sebagai Relawan
PMI ( Corporate Volunteer )
d) Adanya kemitraan dari berbagai pihak.
IV. DEFINISI
A. Kesukarelawanan
Kesukarelawanan berdasarkan gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional adalah kegiatan yang :
Bahwa Relawan di PMI adalah mereka yang tergabung dalam wadah Korps
Sukarela (KSR) atau menjadi Tenaga Sukarela (TSR).
1. Korps Sukarela
Korps Sukarela (selanjutnya disebut KSR PMI) adalah kesatuan di dalam
perhimpunan PMI, yang merupakan wadah kegiatan atau wadah pengabdian
bagi Anggota biasa perhimpunan PMI yang menyatakan diri menjadi anggota
KSR PMI dan memenuhi syarat menjadi anggota KSR PMI.
2. Tenaga Sukarela
Tenaga Sukarela (TSR) adalah individu-individu yang secara sukarela dan
sadar meluangkan waktu, menyumbangkan tenaga, pikiran, materi dan
ketrampilan/ keahlian khusus yang dimiliki baik yang diperoleh melalui
tingkat pendidikan formal maupun non formal
Relawan PMI ( KSR – TSR ) dapat menjadi Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa
yang memiliki keahlian khusus dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan PMI
serta dapat menjadi TSR . ( Syarat dan ketentuan dapat diatur dalam buku
Pedoman keanggotaan ).
A. MAKSUD
Kebijakan ini dibuat agar diperoleh kesamaan persepsi, sikap dan langkah dalam
pembinaan serta pengembangan PMR dan Relawan.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
PMI memiliki struktur, sistem dan kapasitas PMR dan Relawan yang memadai
untuk meningkatkan kualitas pembinaan generasi muda dan memberikan
pelayanan sosial kemanusiaan yang bermutu.
2. TUJUAN KHUSUS
a) Memberikan arah pembinaan dan pengembangan PMR dan Relawan
secara konsisten serta berkesinambungan.
b) Menjamin eksistensi PMR dan Relawan PMI sebagai bagian integral dari
Palang Merah Indonesia.
VI. KEBIJAKAN
b) Visi Relawan
Relawan mampu dan siap secara profesional melaksanakan tugas
pelayanan sosial kemanusiaan secara cepat, tepat dan terkoordinir
sesuai dengan Prinsip-Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional.
2. Misi
a) Misi PMR
(1) Membangun karakter kader muda PMI sesuai dengan Prinsip Dasar
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta
melaksanakan Tribakti PMR.
(2) Menanamkan jiwa sosial kemanusiaan.
(3) Menanamkan rasa kesukarelaan.
2. Pembina PMR
a) Membantu PMR mengidentifikasi kebutuhannya sendiri.
b) Melakukan koordinasi untuk penyelenggaraan pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan remaja.
c) Memotivasi PMR agar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan
berperan dalam proses kepemimpinan di kelompoknya.
d) Bertindak sebagai penghubung antara anggotanya dengan kelompok
yang berbeda tingkatan.
e) Menciptakan suasana agar PMR terlibat penuh dalam kegiatan PMI.
2. Peranan
Peranan Relawan dalam Organisasi meliputi :
A. Peranan dalam Kegiatan Pelayanan Kepalangmerahan
B. Peranan dalam Mendukung Pengembangan Organisasi
VII. PENUTUP
MANAJEMEN
PEMBINAAN
RELAWAN
PMI
KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT PALANG MERAH INDONESIA
NOMOR : ..... /KEP/PP PMI/XI/2007
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA
DAN
PEDOMAN PELATIHAN DAN ORIENTASI RELAWAN PMI ( KSR – TSR )
Menetapkan :
KETIGA : Agar semua jajaran Pengurus PMI di tingkat Pusat, Daerah, dan
Cabang senantiasa memantau dan memberikan masukan
konstruktif mengenai pelaksanaan dari Pedoman ini;
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal Nopember 2007
Pengurus Pusat
PALANG MERAH INDONESIA
Ketua Umum
Mar’ie Muhammad
Pedoman KSR PMI tahun 1996 dan Pedoman TSR PMI tahun 1998 dirasakan sudah
tidak relevan dengan perkembangan situasi dan kebutuhan saat ini, maka Pengurus
Pusat PMI memandang perlu merevisi Pedoman tersebut menjadi Pedoman
Manajemen Relawan, yang mempunyai 2 ( dua ) sub judul yakni Korps Sukarela (
KSR ) dan Tenaga Sukarela ( TSR ).
Diharapkan agar Pengurus, Staf, Pembina dan Relawan pada berbagai tingkat
organisasi dapat memahami dan menerapkan Pedoman ini, dalam rangka
peningkatan kualitas Relawan PMI di Daerah / Cabang masing – masing.
Dr.Hj.Ulla Nuchrawaty,MM
( KSR )
KORPS
SUKARELA
Pedoman KSR PMI
DAFTAR ISI
i
Pedoman KSR PMI
DAFTAR ISI
Lampiran
ii
Pedoman KSR PMI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang :
1. Tujuan Palang Merah Indonesia adalah meringankan penderitaan sesama manusia
apapun sebabnya tanpa membedakan golongan, bangsa, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, agama ataupun kepercayaan baik di waktu damai maupun diwaktu
konflik/perang.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut PMI mengembangkan berbagai kegiatan antara lain
Penanggulangan Bencana, Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan, Transfusi
darah, Pengembangan Organisasi, dsb.
3. Dalam melaksanakan kegiatan, PMI sangat tergantung kepada relawan yang akan
melaksanakan tugas Palang Merah itu sendiri terutama Cabang sehingga diperlukan
sebanyak mungkin anggota yang bersedia menyumbangkan tenaga dengan sukarela
bertindak tanpa pamrih dan dapat ditugaskan setiap saat serta bertanggung jawab
yang tergabung dalam KSR – TSR PMI.
4. PMI menyadari bahwa pada hakekatnya anggota KSR terdiri atas pemuda yang
berdedikasi tinggi, merupakan kader yang setia kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, serta memahami dan melaksanakan Prinsip – prinsip Dasar
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
5. PMI berkewajiban untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan
6. PMI berkewajiban untuk menumbuhkembangkan mereka menjadi kader pimpinan
PMI dikemudian hari dengan membimbingnya secara terus menerus dan
berkelanjutan.
C. Dasar :
1. AD & ART Perhimpunan PMI.
2. Kebijakan Relawan PMI.
3. Rencana Strategis PMI tahun 2004 – 2009.
4. Kesepakatan Bersama Mendiknas RI dan Ketua Umum PMI nomor 01/III/KB/2003 dan
nomor 0753/SDM/III/2003.
D. Pengertian Pokok :
1. Relawan Palang Merah Indonesia
Pengertian Relawan di lingkungan PMI adalah seseorang yang melaksanakan
kegiatan kepalangmerahan baik secara tetap maupun tidak tetap sesuai dengan
prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta
diorganisasikan oleh Palang Merah Indonesia (PMI).Bahwa Relawan di PMI adalah
mereka yang tergabung dalam wadah Korps Sukarela (KSR) atau menjadi Tenaga
Sukarela (TSR).
2. Pedoman Manajemen Relawan PMI.
Merupakan petunjuk yang harus dijadikan pegangan bagi Pengurus, Staf, Pembina,
Pelatih serta Relawan PMI dalam melakukan pembinaan dan pengembangan
Relawan PMI.
Bab 1 - Pendahuluan 1
Pedoman KSR PMI
Bab 1 - Pendahuluan 2
Pedoman KSR PMI
BAB II
PENGERTIAN,TUJUAN PEMBINAAN, HAK DAN KEWAJIBAN
A. Pengertian :
Korps Sukarela (selanjutnya disebut KSR PMI) adalah kesatuan di dalam perhimpunan
PMI, yang merupakan wadah kegiatan atau wadah pengabdian bagi Anggota biasa
perhimpunan PMI yang menyatakan diri menjadi anggota KSR PMI dan memenuhi syarat
menjadi anggota KSR PMI.
B. Tujuan Pembinaan :
Membangun Jiwa Kepemimpinan dan Keterampilan Teknis Anggota KSR untuk
mempersiapkan diri dalam Pengembangan dan Penerapan Pelayanan Kepalang Merahan
sesuai Kompetensi yang dimiliki
C. Hak :
1. Memperoleh/ mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
guna mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
2. Mendapatkan kesempatan mengembangkan pengabdian di dalam perhimpunan PMI,
baik di dalam kepengurusan maupun di dalam kegiatan operasional.
3. Berhak menggunakan atribut sesuai dengan ketentuan
4. Memberikan usul, saran dan pendapat sesuai jenjang organisasi demi kemajuan
perhimpunan PMI.
5. Dilibatkan dalam pengambilan keputusan PMI sesuai ketentuan
6. Memperoleh Asuransi dalam pelaksanan tugas Kepalangmerahan.
7. Memperoleh tanda penghargaan, tanda kehormatan dari PMI, dari pemerintah
maupun dari lembaga Nasional dan Internasional sesuai dengan ketentuan.
8. Menggunakan fasilitas KSR PMI sesuai dengan ketentuan yang berlaku
9. Mendapat Kartu Tanda Anggota PMI
10. Mengikuti kegiatan kepalangmerahan di dalam maupun di luar kesatuan atau unit
yang bersangkutan.
D. Kewajiban :
1. Setiap anggota KSR PMI wajib menjaga dan meningkatkan kualitas kesatuannya.
2. Setiap anggota KSR wajib meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengikuti :
a. Kegiatan Pembinaan
b. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)
c. Kegiatan Gladi
d. Kegiatan Operasional
3. Tunduk, taat dan patuh pada peraturan – peraturan kesatuan KSR PMI serta
peraturan – peraturan yang berlaku di jajaran PMI.
4. Setiap Anggota KSR PMI wajib membayar iuran anggota (lihat ketentuan mengenai
iuran anggota PMI pada pedoman keanggotaan PMI yang dikeluarkan Pengurus Pusat
PMI)
BAB III
KEANGGOTAAN
A. Syarat Keanggotaan :
Syarat menjadi anggota KSR adalah sbb :
1. WNI bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berumur minimal 18 tahun dan maksimal 35 tahun, Pendidikan serendah-rendahnya
tamat SLTP atau sederajat.
3. Bagi anggota KSR PMI PT masih berstatus sebagai mahasiswa di PT yang
bersangkutan.
4. KSR PMI Perusahaan/ instansi masih berstatus sebagai pegawai/ karyawan di
perusahaan/ instansi yang bersangkutan.
5. KSR PMI Masyarakat umum masih berdomisili pada wilayah dimana dia tinggal.
6. Berkelakuan baik dan tidak terlibat organisasi terlarang
7. Bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) KSR PMI
8. Bersedia menandatangani surat pernyataan pengabdian di PMI minimal selama 3
tahun dan mentaati peraturan yang berlaku.
B. Pengesahan Anggota :
1. Pengesahan keanggotaan dilaksanakan dengan pelantikan
2. Pelantikan anggota KSR PMI dilakukan oleh Pengurus PMI Cabang atau Pembina KSR
PMI.
3. Tercatat dalam buku keanggotaan PMI Cabang.
Keterangan : Setelah melewati batas usia 35 tahun, maka langsung dapat mendaftarkan
diri di PMI Cabang menjadi TSR PMI.
Bab 3 - Keanggotaan
4
Pedoman KSR PMI
BAB IV
ORGANISASI DAN STRUKTUR
1. Organisasi
Organisasi KSR PMI di Cabang adalah Unit-unit yang dapat dibentuk dilingkungan:
1). Lingkungan Markas Cabang ( disebut KSR PMI Unit Markas Cabang )
2). Lingkungan Perguruan Tinggi/Lembaga Pendidikan ( disebut UKM KSR PMI Unit
Perguruan Tinggi )
3). Lingkungan Instansi/ perusahaan ( Mis ; KSR PMI Unit PT Dirgantara )
4). Lingkungan masyarakat umum ( Mis ; KSR PMI Unit Karang Taruna )
2. Mekanisme Organisasi
a. Staf / Kepala Seksi PMR dan Relawan di Cabang, secara fungsional membantu
Pengurus PMI Cabang dalam membina Unit KSR PMI yang ada di wilayah kerjanya
dengan tugas dan kewajiban sbb :
1) Membuat peraturan atau tata tertib keanggotaan berdasarkan ketentuan –
ketentuan yang telah digariskan oleh Pengurus Pusat PMI maupun ketentuan
yang merupakan kebijaksanaan Pengurus Cabang.
2) Merencanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan bagi KSR PMI.
3) Memimpin seluruh kegiatan pembinaan dan pengembangan PMR dan Relawan
4) Merekomendasikan anggota KSR untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
yang lebih tinggi.
5) Bertanggung jawab dan memberikan laporan kegiatan secara teratur kepada
Pengurus PMI Cabang.
Ketua
B. Struktur :
Garis Komando
Garis Instruksi
Garis Koordinasi
Pembina KSR
Ketua KSR
WK.Ketua KSR
SEKRETARIS BENDAHARA
A N G G O T A KSR
Garis Instruksi
Garis Koordinasi
Catatan :
Manajemen kepengurusan Unit diserahkan kepada masing-masing Unit
sesuai dengan kebutuhan, dengan ketentuan tidak melanggar struktur yang
telah ada.
C. Keuangan :
a. Keuangan KSR PMI dapat diperoleh dari :
1) Palang Merah Indonesia
2) Bantuan dari instansi / lembaga yang bersangkutan
3) Iuran Anggota KSR PMI
4) Sumbangan pihak lain yang sifatnya tidak mengikat
5) Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Dasar Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta ketentuan organisasi
PMI.
BAB V
KETENTUAN UMUM MANAJEMEN PEMBINAAN KSR
A. Perekrutan
4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan
Monitoring
Dan
Evaluasi
3. Mobilisasi/
2. Pelatihan
Penugasan
d. Sebelum mengikuti Pendidikan dan Latihan (Diklat) Dasar KSR, Calon anggota
harus mengikuti Orientasi tentang Movement, profil organisasi, dan Manajemen
Pembinaan PMR dan Relawan. Waktu pelaksanaan Pra Diklat Dasar / Orientasi ini
adalah minimal 1 hari ( pola 10 x 45’ ). Bagi alumni PMR Wira yang mendaftarkan
diri sebagai calon anggota KSR, pemberian materi Movement disesuaikan
metodenya karena telah memperoleh materi tersebut (misal menggunakan
metode refreshing atau penugasan dengan membuat makalah untuk
dipresentasikan).
e. Pengumuman Hasil Seleksi :
Pengumuman Hasil Seleksi calon anggota KSR dilakukan secara terbuka dengan
diketahui oleh PMI Cabang dan Pembina Teknis KSR dimasing-masing unit.
2. Waktu Perekrutan
Perekrutan dilaksanakan minimal sekali dalam 3 tahun oleh PMI Cabang dan Unit-unit
KSR.
3. Pelaksana perekrutan :
a. Perekrutan KSR dilakukan oleh Staf Markas PMI dan Pengurus Unit KSR dengan
sepengetahuan Pengurus PMI Cabang/ Instansi/ Perusahaan.
b. Perekrutan dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
4. Alur perekrutan
ALUR PEREKRUTAN
KSR PMI
SOSIALISASI
PENDAFTARAN
SELEKSI
ORIENTASI
B. Pelatihan
4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan
Monitoring
Dan
Evaluasi
Pelatihan KSR PMI harus diarahkan pada upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan
keterampilan teknis pelayanan kepalangmerahan dan pengembangan organisasi.
1. Macam Pelatihan
a. Diklat KSR Dasar
1) Pendidikan dan Latihan diadakan sesuai program kebutuhan Pengurus Cabang
dan Unit.
2) Tiap jam pelajaran berlangsung selama 45 menit, dengan jumlah jam
pelajaran 120 jam (120 x 45’ JPL) termasuk perkenalan, penyusunan norma
dan harapan serta evaluasi. Atau 12 hari efektif jika dilaksanakan terus-
menerus ( jika rata – rata dalam sehari berlangsung 10 Jam ).
3) Untuk mencapai jumlah kurikulum 120 jam tersebut, PMI Cabang dan Unit KSR
dapat melakukannya dengan sistim bertahap, menyesuaikan dengan
ketersediaan waktu, kemampuan personil, ketersediaan perlengkapan dan
dana.
4) PMI Cabang hanya memberikan sertifikat dan Kartu Tanda Anggota (KTA) KSR
PMI kepada yang telah mengikuti keseluruhan materi Diklat Dasar sesuai
kurikulum dan dinyatakan lulus.
5) Tempat dan waktu ditentukan oleh Pengurus Cabang atau ditentukan bersama
– sama dengan Pengurus Unit KSR, lembaga , instansi atau badan swasta yang
membutuhkan.
c. Latihan Tambahan :
2. Materi Pelatihan
KSR Dasar :
Pengelompokan Materi dasar KSR:
o 1. Materi Umum, terkait tentang kepalangmerahan
o 2. Materi Dasar, terkait dengan kompetensi dasar yang harus dimiliki
o 3. Materi Khusus, terkait dengan proses pelayanan di masa damai dan
bencana/konflik.
KSR Spesialisasi:
a. Pertolongan Pertama (PP)
b. Perawatan Keluarga (PK)
c. Kesehatan Remaja ( PRS )
d. Psicosocial Support Program (PSP)
e. TMS/Restoring Family Link (RFL)
f. Water and Sanitation (Watsan)
g. Assesment
h. Logistik dan distribusi
i. Komunikasi-kehumasan
j. Pengungsian / Shelter ( Sphere Project ).
k. Kompetensi lainnya yang dapat menunjang pelayanan PMI (pengaturan tentang
kebijakan tersebut akan diatur Pengurus Pusat/Pusdiklat PMI).
3. Metode Pelatihan
Metode yang dipakai dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) KSR Dasar maupun
Spesialisasi ialah metode partisipatif dengan bentuk antara lain :
a. Ceramah dan tanya jawab
b. Brainstorming
c. Studi kasus
d. Role play
e. Diskusi
f. Praktek
g. Outbound
h. Penugasan
i. Presentasi
j. Simulasi lapangan
4. Media Pelatihan
a. Non projected aids (materi pelatihan) : paket diklat, buku , brosur, gambar dan
lain – lain
b. Projected visual aids (media visual) : OHP, film, slide, dan lain – lain
c. Audio aids (media audio) : radio, tape recorder, dll
d. Perlengkapan pelatihan untuk materi teknis ( PP, PK, DU, tenda, PRS, dan lain–
lain ).
5. Sertifikasi
a. Calon KSR PMI yang telah lulus dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan KSR
Dasar berhak mendapatkan sertifikat dari PMI Cabang.
b. Anggota KSR PMI yang telah lulus dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan KSR
Spesialisasi berhak mendapatkan sertifikat spesialisasi dari PMI Cabang/
Daerah/ Pusat (disesuaikan dengan tingkatan pelaksana pelatihan)
6. Tanda Spesialisasi
a. Tanda Spesialisasi diberikan setelah mengikuti pelatihan Spesialisasi dan
dinyatakan lulus.
b. Bentuk Tanda Spesialisasi adalah PIN dan diberikan sesuai spesialisasi yang
ditempuh oleh seorang anggota KSR PMI.
c. bentuk tanda spesialisasi diatur oleh PMI Pusat
7. Penyegaran Materi
a. Refreshing/ penyegaran materi diperlukan sebagai upaya untuk mengingatkan
atau menyegarkan kembali materi pelatihan yang telah diperoleh dan
menambah materi yang mengalami pengembangan terbaru.
b. Refreshing/ penyegaran materi dilaksanakan minimal 1 kali dalam satu
periode kepengurusan dan dapat dilaksanakan oleh Unit KSR, PMI Cabang,
Daerah, Pusat maupun Instansi terkait
c. Refreshing/ penyegaran materi dapat dilaksanakan dalam bentuk pertemuan/
latihan rutin, latihan bersama/ latihan gabungan, diskusi, seminar, temu
relawan, dll.
8. Alur Pelatihan
DIKLAT DASAR
PELANTIKAN/
SERTIFIKASI TUGAS DAN
TANGGUNG JAWAB
CALON PENGURUS UNIT
ANGGOTA KSR & PIMPINAN PT/
LATIHAN TAMBAHAN INSTANSI/ LEMBAGA
DAN PMI CABANG
PENUGASAN
PENUGASAN
C. Mobilisasi / Penugasan
4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan
Monitoring
Dan
Evaluasi
Dalam rangka tugas – tugas kepalangmerahan, Pengurus PMI Cabang menugaskan KSR PMI
sesuai dengan prosedur organisasi.
1. Jenis Penugasan antara lain :
a. Pelayanan
1. Kondisi Normal/Damai
Contoh : Sosialisasi, Donor Darah, Pemetaan, dll
2. Kondisi Darurat/Konflik
Contoh : Kesiapsiagaan, tanggap darurat bencana, dll.
b. Pengembangan Organisasi
Contoh : Pembinaan PMR, Penggalangan dana, Desiminasi, Tim kreatif, dll
Bahwasanya KSR Dasar telah dipersiapkan melalui Diklatsar sehingga mampu untuk
ditugaskan sesuai kompetensinya pada tugas-tugas kepalangmerahan ( Pelayanan,
Pengembangan Organisasi ) baik secara mandiri maupun dengan pendampingan.
KSR Spesialisasi dipersiapkan secara khusus untuk dapat ditugaskan secara spesifik
sesuai bidangnya sebagai pelaku sekaligus sebagai pendamping. Selain itu, KSR
Spesialisasi dapat ditugaskan seperti tugas KSR Dasar.
Tugas dalam upaya mendukung pengembangan organisasi PMI, mis :
Mendesiminasikan prinsip dasar Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah
Internasional.
Ikut serta dalam forum / rapat penyusunan rencana kerja/ program
Mendukung dan melaksanakan pengembangan Ranting
Sebagai Tim kreatif dalam Youth Center.
Mendukung pengembangan citra organisasi PMI.
Dll.
2. Mekanisme Penugasan :
PMI PUSAT
PMI DAERAH
c. Pasca Penugasan
1) Selesai penugasan diadakan debriefing (disesuaikan dengan bentuk
penugasan yang telah dilakukan). Dalam penugasan yang dilakukan untuk
kegiatan masa bencana/konflik, maka Debriefing dapat dilaksanakan
dalam bentuk :
a. Psikosocial support program (PSP)
b. Dialog/diskusi
c. Lesson learn
D. Pengembangan Kapasitas
4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan
Monitoring
Dan
Evaluasi
1. Pelaksana
Pembinaan dan pengembangan anggota KSR, baik dalam bidang organisasi,
keterampilan dan operasional serta potensi diri dilakukan oleh Pengurus PMI/ staf dan
atau pimpinan Perguruan Tinggi/ Instansi/ Lembaga/ Institusi/ pimpinan masyarakat.
Pengurus Unit KSR juga turut serta dalam pembinaan dan pengembangan anggotanya.
a. Kegiatan Kepalangmerahan :
1) Pelatihan spesialisasi Kepalangmerahan, bagi yang telah mengikuti pelatihan
Dasar KSR dan tercatat aktif minimal 1 tahun
2) Refreshing/ penyegaran materi dan pelatihan rutin
3) Aktif dalam pelayanan sosial dan pelayanan kesehatan masyarakat ;
Pendampingan Lansia, Pendampingan Anak Jalanan, Pendampingan Odha,
pengobatan Cuma – Cuma, pelayanan Pertolongan Pertama, Penyuluhan
Pencegahan Penyakit, dll.
4) Ikut serta dalam mengembangkan program pemberdayaan berbasis
masyarakat, misalnya CBFA dan PHAST, KBBM (kesiapsiagaan bencana berbasis
masyarakat), PERTAMA (pengurangan risiko terpadu berbasis masyarakat) di
desa mitra, Kesehatan Remaja/ Pendidikan Remaja Sebaya dan Wanita Sebaya
5) Aktif dalam membantu mengembangkan kegiatan PMR sesuai kompetensinya
(bidang kepalangmerahan dan non - kepalangmerahan) dapat melalui konsep
Youth Center dengan Pendekatan life skill di bawah koordinasi Cabang. Peran
KSR dalam Youth Center dapat dilihat pada Panduan Youth Center terbitan
Markas Pusat PMI tahun 2007.
6) Mendukung pengembangan organisasi (penggalangan dana PMI , membangun
citra PMI, membantu pengembangan ranting, dll )
7) Mendukung kegiatan penggalangan dana bagi Unit KSR.
8) Penyebarluasan Prinsip – Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional dan HPI
9) Pertukaran relawan antar Cabang, antar Daerah atau antar negara ( sesuai
kriteria khusus yang dibutuhkan )
10) Pelatihan ke jenjang lebih tinggi bagi yang memenuhi syarat khusus yang
dibutuhkan penyelenggara.
11) Kegiatan lintas organisasi
12) Mengadakan pertemuan KSR, pembentukan forum Relawan, Temu Karya
Relawan, dll
13) Terlibat dalam pertemuan, rapat – rapat dan pengambilan keputusan PMI
14) Dll yang berkaitan dengan upaya pengembangan kapasitas relawan.
b. Kegiatan non kepalangmerahan
a. Penelitian, Seminar, Lokakarya
b. Kursus – Kursus Pengembangan Diri (Bhs.Inggris, Komputer, fotografi - desain,
dll)
c. Media Unit Usaha
d. Dan lain-lain.
4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan
Monitoring
Dan
Evaluasi
a. Tahap Perekrutan
Yang dimonev adalah proses berjalannya perekrutan, seleksi (waktu, pelaksanaan,
kriteria seleksi dan pengumuman hasil seleksi, pihak – pihak yang mendukung,
penggunaan dana, fasilitas dan sarana yang digunakan, faktor pendukung dan
penghambat, calon anggota yang mendaftar , dll yang dibutuhkan.
b. Tahap Pelatihan
Setiap program Diklat KSR harus dilengkapi dengan tahapan evaluasi guna
memperoleh masukan bagi pengembangan program Diklat di masa mendatang.
Aspek yang dievaluasi :
1). Aspek pengetahuan.
2). Aspek keterampilan.
3). Aspek nilai dan sikap mental.
4). Aspek pelatihan (panitia, peserta, pelatih/fasilitator, material pelatihan,
dana, akomodasi & konsumsi, metode)
a) Cara Evaluasi
1) Test, meliputi : Pra test, Dailly test dan Post test
2) Observasi / Pengamatan lapangan dengan menggunakan :
Daftar pertanyaan ( Check list )
Catatan harian pengamat
b) Evaluasi selama proses Pendidikan dan Pelatihan
1) Ketua pelaksana Diklat, penyelenggara, fasilitator/pelatih
mengadakan bimbingan dan pemantauan serta pencatatan mengenai
jalannya pendidikan / pelatihan dan kegiatan peserta setiap hari.
2) Disamping hal – hal tersebut, secara timbal balik peserta melakukan
evaluasi harian tentang penyelenggaraan diklat dan proses belajar
yang diikuti.
c) Setelah Pendidikan dan Pelatihan
Selesai Pendidikan dan Pelatihan, evaluasi dilakukan oleh pengurus melalui
Divisi/ Bidang/ Seksi PMR dan Relawan serta Pusdiklat
1) Di tingkat Pusat dilakukan oleh :
1.1. DIVISI ORGANISASI, mengenai aspek peran dan kedudukan
relawan serta pengembangan organisasi.
1.2. DIVISI PMR DAN RELAWAN SERTA PUSDIKLAT , mengenai aspek
pengembangan, pendidikan, dan juga aspek peningkatan
pengetahuan dan keterampilan serta perubahan nilai dan sikap
mental (Knowledge, Attitude, Practice )
1.3. DIVISI PELAYANAN PENANGANAN BENCANA DAN PELAYANAN
SOSIAL KESEHATAN MASYARAKAT, mengenai kesiapsiagaan KSR
melaksanakan tugas – tugas kemanusiaan dan mobilisasi KSR.
8. Pelaporan
Laporan dapat berupa laporan kegiatan, laporan data keanggotaan, laporan hasil
monev, dsb. Waktu Pelaporan : Bulanan, Tri wulan, Semester, Tahunan dan laporan
khusus.
Catatan :
Format Monev dapat dikembangkan oleh masing – masing PMI Daerah dan Cabang.
BAB VI
KELENGKAPAN ANGGOTA
A. Pakaian Seragam
Terdapat 2 macam pakaian seragam, yaitu :
Catatan : Ketentuan Mengenai PSH dan PSL sementara dalam Disain penyesuaian
dengan Corporate Identity PMI dan Menunggu Keputusan PP PMI
B. Atribut
Jenis atribut / tanda pengenal KSR PMI :
1. Badge, bertuliskan “Korps Sukarela” pada lengan baju sebelah kanan.
2. Tanda Lokasi, dibuat dari kain warna dasar putih tulisan warna merah bertuliskan
lokasi Cabang setempat, misalnya Jakarta Timur, pada lengan baju sebelah kiri
3. Tanda Unit KSR untuk Unit Perguruan tinggi adalah lambang Universitas
bersangkutan , dapat diletakan dilengan baju sebelah kiri dibawah Tanda Lokasi
4. Nama dada dibuat dari kain berwarna putih berbentuk persegi panjang dengan
tulisan nama, contoh : ENDANG. G, berwarna merah.
5. Rompi berwarna biru bertuliskan “Palang Merah Indonesia” dibagian dada sebelah
kiri dan tulisan “Korps Sukarela” dibagian dada sebelah kanan serta Logo PMI
berikut tulisan PMI di bagian punggung.
6. Topi bertulisakan Korps Sukarela disebelah kanan dan Lokasi Cabang disebelah kiri
7. Atribut tambahan berupa pin /lencana spesialisasi maupun tanda penghargaan, ikat
pinggang menyesuaikan dengan ketentuan Corporate Identity PMI.
8. Penggunaan Tanda Spesialisasi di letakan pada dada sebelah kanan diatas tulisan
nama.
Contoh : ROMPI
PDH
PSL
TOPI
Contoh :
1) KNPD PMI Daerah Istimewa Aceh …….………………………………………...01
KNPD PMI Daerah Bengkulu …………………….…………………………………... 08
2) KNPC PMI Cabang Kota Banda Aceh …………………..……..…….01.1
BAB VII
KETENTUAN LAIN
Catatan :
Kegiatan internal di lingkungan Kampus / Instansi / Perusahaan, diorganisir
langsung oleh Pengurus Unitnya masing – masing.
BAB VIII
PENUTUP
Dengan keluarnya Pedoman ini diharapkan pembinaan KSR PMI dapat lebih
baik lagi dimasa yang akan datang.
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Pedoman ini memungkinkan dibuatkan
Petunjuk Teknis lebih lanjut.
Jakarta, 2007
Bab 8 - Penutup
29
LAMPIRAN
ALUR PELAPORAN
KSR PMI
PMI PUSAT
PMI DAERAH
PIMPINAN PT/
PMI CABANG INSTANSI/ LEMBAGA
Hobbi : ………………………………………………………………………………………….
Kegiatan yang sering dilakukan dalam waktu luang :
...…………………………………………..…………………………………………….
Keahlian / keterampilan yang dimiliki :
………………………………………………………………………………………….
Nama jelas
Apa motivasi anda bergabung di PMI ? Apa yang anda ketahui tentang PMI ?
Tempat , Tanggal
Diketahui oleh Petugas PMI
Petugas
1
08.3.0001.KSR.2007 Abu Nawas Permata sari 23 ….
Catatan : - Format ini diisi oleh Pengurus Unit KSR selanjutnya dikirim ke PMI Cabang secara rutin dan
dapat dilampirkan catatan setiap kali ada penambahan / pengurangan anggota.
- Juga dapat dilengkapi foto anggota.
Contoh : BUKU PENCATATAN SURAT MASUK
UNIT KSR ………………………..
Nomor
dan Tanggal
No Asal Surat Perihal Keterangan
tanggal Terima Surat
Surat
No
021/21.1.
Diteruskan ke
105/XI/20
Dinas Kesehatan Undangan 27 November Bidang
1 06
Kota Seminar 2006 Pengembangan
Tgl 22
Anggota
November
2006
Nomor
dan
No Perihal Tujuan Keterangan
tanggal
Surat
Nomor
014/21.1.
101/XI/20 Tembusan ke:
Ketua PMI Cabang Kab.
1 06 Donor Darah -Kadis Pendidikan
Bogor
Tgl 25 -Ka.UTD PMI Bogor
November
2006
Contoh : BUKU CATATAN KEUANGAN
UNIT KSR .................
Penerimaan Pengeluaran
Jumlah Jumlah Ketera
No Tanggal Uraian Keterangan No Tanggal Uraian
(Debet) (Kredit) ngan
Catatan :
Penerimaan sampai tanggal 31 Desember 2006 sebesar Rp…………………………
Pengeluaran sampai tanggal 31 Desember 2006 sebesar Rp…………………………
Saldo akhir per 31 Desember 2006 Sebesar Rp…………………………
Kepada Yth;
Ketua PMI Cabang Kab. Bogor
Di
Bogor
Prof. Dr. I m a m
NIP. 130777160
Tembusan :
1. Kepala Dinas Pendidikan
2. Seperlunya…
Contoh Kerangka Laporan
LAPORAN TAHUNAN
KORPS SUKARELA PALANG MERAH INDONESIA
UNIT .............................
PMI CABANG .......................................
A. PENDAHULUAN
SWOT Analisa ( jika perlu ).
B. LAPORAN ORGANISASI
1. Struktur Organisasi ( Pelindung, Pembina, Pengurus )
2. Jumlah Anggota KSR Tingkat Dasar Pa/Pi yang aktif, jumlah yang tidak aktif atau
sudah keluar atau alumni (termasuk jumlah Laki – Laki dan Perempuan).
3. Jumlah Anggota KSR Spesialisasi yang aktif, jumlah yang tidak aktif atau sudah
keluar atau alumni ( termasuk jumlah Laki – laki dan perempuan ).
C. LAPORAN INVENTARIS
1. Sekretariat (peralatan elektronik, meubeler dll)
2. Sarana Pelatihan
3. Sarana Pelayanan Masyarakat
4. Dll
D. LAPORAN SINGKAT KEGIATAN
1. Rekrutment Anggota
2. Pendidikan & Latihan
3. Penugasan / Mobilisasi Anggota dalam Pelayanan Kepalangmerahan
4. Pengembangan Kapasitas
5. Pelayanan Kepalangmerahan
Laporan meliputi waktu, tempat, jenis bantuan yang diberikan dan anggota yang
terlibat.
6. Monev
E. HAMBATAN / KENDALA YANG DIHADAPI
F. SOLUSI YANG DIDAPATKAN
G. MASUKAN & USULAN
H. LAPORAN KEUANGAN
I. PENUTUP dan Lampiran, al ;Data based anggota, foto – foto, penggunaan keuangan,
Dll yang diperlukan.
Contoh Format Kerangka Acuan ( TOR ) sebuah kegiatan :
KERANGKA ACUAN
A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN
D. PROSES KEGIATAN
1. Sebelum Kegiatan
2. Selama Kegiatan
3. Setelah Kegiatan
G. PESERTA
H. PENDANAAN
I. GAMBARAN KEGIATAN
J. PENUTUP
Nama Relawan :
Posisi :
Keahlian /spesialisasi :
Tanggal :
Waktu :
Lokasi Kegiatan :
Deskripsi Kegiatan :
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
.........................................................................................
Catatan / Saran :
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
............
Jakarta, tgl....................2006.
Relawan
.............................................
= Contoh Surat Pengantar Pindah ke Cabang Lain:
Kepada Yth;
Ketua PMI .........( cabang yang dituju )
Di
Tempat.
Dengan hormat,
Pengurus Cabang
PMI Cabang..........
Ketua/Sekretaris,
..........................
= Contoh Surat Pengantar Pindah ke Unit KSR Lain :
Kepada Yth;
Pengurus UKM KSR PMI Unit Universitas Negeri Makassar
Di
Tempat.
Dengan hormat,
Komandan,
..........................
Tembusan :
1. Pengurus PMI Cabang Kota Makassar
2. Pertinggal
Contoh Data Base ( Manual )
PMI Daerah
…………………………………………
A. Pertolongan Pertama
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5
B. Perawatan Keluarga
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5
C.
…………………………………………………………
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5
Contoh PIN untuk KSR Spesialisasi :
( TSR )
TENAGA
SUKARELA
Pedoman TSR PMI
DAFTAR ISI
i
Pedoman TSR PMI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Dalam melaksanakan tugas dan kegiatan pelayanan kepalangmerahan, PMI sangat
tergantung pada keberadaan sumber daya manusianya, khususnya relawan yaitu
Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR)
2. Selain anggota TSR yang sebelumnya berasal dari anggota KSR, maka PMI juga
menyadari pentingnya merekrut TSR yang merupakan tenaga – tanaga relawan dari
kelompok potensial di masyarakat, seperti dokter, perawat, wartawan, psikolog,
guru, translator, seniman, pengacara, tukang, dll. Mereka diperlukan karena telah
memiliki kompetensi / keterampilan tertentu di bidang masing – masing yang setiap
saat bila dibutuhkan kompetensi / keterampilannya, maka dapat mendukung PMI.
3. PMI berkewajiban untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan
yang terkait dengan tugas – tugas kepalangmerahan sesuai dengan prinsip – prinsip
dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah Internasional.
4. Peran utama dari TSR PMI adalah sangat diharapkan dapat berperan aktif dalam
mendukung pengembangan organisasi PMI, misalnya sebagai tenaga Fasilitator /
Narasumber / Pelatih berdasarkan kompetensinya, menjadi inisiator atau kreator
dalam pelaksanaan program / kegiatan PMI maupun berbagai event – event
tertentu, serta menjadi Pengurus PMI. Selain itu apabila dalam kondisi tanggap
darurat bencana, maka TSR PMI dapat dimobilisasi dalam Tim Satgana sesuai
dengan kompetensi masing – masing.
5. Agar Anggota TSR PMI dapat menjalankan tugas dan fungsinya dalam membantu
PMI, maka perlu diterbitkan pedoman TSR PMI.
B. Maksud dan Tujuan
1. Pedoman ini diterbitkan dengan maksud untuk menetapkan dasar – dasar dan
pengertian TSR PMI bagi Pengurus PMI, Staf PMI, Pembina, anggota TSR PMI dan
masyarakat umum yang berminat pada pembinaan dan pengembangan TSR PMI.
2. Pedoman ini diharapkan dapat memberikan kesamaan pengertian dan langkah
dalam membina dan mengembangkan TSR PMI
C. Dasar
1. AD & ART Perhimpunan PMI hasil Munas XVIII tahun 2004
2. Rencana Strategis PMI tahun 2004 – 2009.
3. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depdiknas RI tanggal 24 Mei 1995 No. 0118/U/95
dan nomor 0090-Kep/PP/V/95.
4. Perjanjian Kerjasama PMI dengan Depag RI tanggal 26 September 95 nomor 459
tahun 95 dan nomor 0185-Kep/PP/IX/95.
5. Perjanjian Kerjasama Mendagri – PP PMI Nomor 168 / 3129/ SJ dan
04184.Kep/PP/IX/95 tanggal 26 September 95.
6. Perjanjian Kerjasama Mensos – PP PMI Nomor 43/HUK/1995 dan 0183 . Kep / PP /
IX/ 95, tentang Pembinaan Organisasi dan Pelayanan Kesejahteraaan Sosial tanggal
26 September 95.
7. Kesepakatan Bersama Mendiknas RI dan Ketua Umum PMI nomor 01/III/KB/2003 dan
nomor 0753/SDM/III/2003.
D. Pengertian Pokok
1. Relawan PMI
Pengertian Relawan di lingkungan PMI adalah seseorang yang melaksanakan
kegiatan kepalangmerahan baik secara tetap maupun tidak tetap sesuai dengan
prinsip-2 dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta
diorganisasikan oleh Palang Merah Indonesia (PMI).
Bab 1 - Pendahuluan
1
Pedoman TSR PMI
2. Bahwa Relawan di PMI adalah mereka yang tergabung dalam wadah Korps Sukarela
(KSR) dan menjadi Tenaga Sukarela (TSR).
Bab 1 - Pendahuluan
2
Pedoman TSR PMI
BAB II
PENGERTIAN, HAK DAN KEWAJIBAN
A. Pengertian
Tenaga Sukarela (TSR) adalah individu-individu yang secara sukarela dan sadar
meluangkan waktu, menyumbangkan tenaga, pikiran, materi dan ketrampilan/
keahlian khusus yang dimiliki baik yang diperoleh melalui tingkat pendidikan formal
maupun non formal
B. Hak
Anggota TSR PMI berhak :
1. Mendapat kesempatan mengikuti Orientasi Kepalangmerahan yang diselenggarakan
oleh PMI.
2. Mendapatkan kesempatan sebagai tenaga pelaksana Perhimpuan PMI dalam
melaksanakan tugas kemanusiaan sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh
Pengurus PMI.
3. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari Pengurus PMI, seperti mengikuti
lokakarya, penyegaran materi, pelatihan, menjadi fasilitator / pelatih /
narasumber sesuai kompetensinya, menjadi kreator / inisiator kegiatan, mengikuti
temu karya Relawan,dll
4. Mendapatkan penghargaan/tanda kehormatan dari perhimpunan PMI maupun non
PMI
5. Memberikan saran dan pendapatnya, baik secara formal maupun informal untuk
kemajuan PMI.
6. Menggunakan atribut sesuai ketentuan.
7. Memperoleh asuransi dan perlindungan hukum saat dalam pelaksanaan tugas
( terutama pada kasus / situasi khusus )
8. Berhak mendapatkan kartu tanda anggota
9. Menerima tugas lain sesuai disiplin ilmu ( pendidikan formal ) yang dimilikinya jika
diminta oleh Pengurus PMI untuk menunjang kegiatan PMI di wilayahnya.
10. Menjadi Pengurus, jika dianggap mampu dan memperoleh dukungan sesuai
ketentuan yang berlaku di PMI.
C. Kewajiban
Anggota TSR berkewajiban untuk :
1. Memahami dan mematuhi ketentuan AD/ ART dan ketentuan organisasi PMI.
2. Memelihara hubungan yang harmonis dengan Pengurus dan staf PMI disegala
tingkatan.
3. Menjalankan dan membantu menyebarluaskan Prinsip-pinsip Dasar Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
4. Membantu pengembangan organisasi PMI dalam pembentukan citra positif PMI,
penggalangan dana, peningkatan kapasitas kinerja organisasi, dan promosi PMI
5. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMI
6. Memberikan laporan tentang kegiatan yang telah dilaksanakan kepada Pengurus
PMI.
7. Membayar uang iuran keanggotaan ( lihat ketentuan pada Pedoman Keanggotaan
yang dikeluarkan oleh Markas Pusat PMI tahun 2007 )
8. Melaksanakan kegiatan kepalangmerahan sesuai dengan ketrampilan/ keahlian
yang dimilikinya, secara terkoordinir dan terarah
BAB III
KEANGGOTAAN
A. Keanggotaan
1. Pengurus PMI disemua tingkatan adalah anggota TSR PMI.
2. Masyarakat umum yang secara sukarela dan sadar mendaftarkan diri menjadi
anggota TSR PMI serta bersedia mengikuti orientasi kepalangmerahan.
3. Para Pembina PMR dan Pembina Teknis KSR
4. Pimpinan Lembaga Pendidikan formal dan non formal yang bersedia menjadi
anggota TSR
5. Anggota KSR PMI yang telah melewati batas umur keanggotaan di KSR dengan
sendirinya menjadi TSR PMI.
B. Syarat Keanggotaan
1. Bagi Warga Negara Indonesia ( WNI )
a. Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
b. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
c. Usia minimal 18 Tahun dan berkemampuan membaca dan menulis, dan memiliki
keterampilan yang dibutuhkan PMI.
d. Berkelakuan baik dan tidak terlibat organisasi terlarang
e. Atas kesadaran sendiri dan sukarela bersedia mendaftarkan diri sebagai Anggota
TSR PMI kepada PMI Cabang
f. Bersedia untuk mengikuti kegiatan orientasi kepalangmerahan
g. Memiliki kesanggupan secara mental, fisik dan sosial untuk menjalankan tugas-
tugas kepalangmerahan.
h. Bersedia menghayati dan mengamalkan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
i. Bersedia menjalankan tugas kemanusiaan sesuai dengan inisiatif sendiri maupun
atas petunjuk Pengurus PMI setempat.
j. Bersedia mematuhi ketentuan-ketentuan TSR PMI dan ikut menjaga nama baik
TSR PMI khususnya dan nama baik PMI pada umumnya.
k. Bersedia menandatangani surat pernyataan pengabdian di PMI minimal selama 3
tahun.
2. Bagi Warga Negara Asing ( WNA )
a. Mempunyai keahlian khusus yang dibutuhkan / dapat dimanfaatkan oleh PMI
b. Mempunyai dokumen keimigrasian yang lengkap
c. Patuh/ taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
d. Bersedia menghayati dan mengamalkan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
e. Bersedia mengikuti orientasi kepalangmerahan
f. Bersedia mengabdikan dirinya di PMI minimal selama 1 tahun.
C. Pengesahan Anggota
Anggota TSR sah menjadi anggota , apabila :
1. Tercatat dalam daftar anggota di PMI Cabang yang bersangkutan
2. Memiliki KTA yang dikeluarkan oleh PMI Cabang
D. Berakhirnya Keanggotaan
Keanggotaan TSR PMI berakhir apabila :
1. Meninggal dunia
2. Minta berhenti/ mengundurkan diri
Bab 3 - Keanggotaan
4
Pedoman TSR PMI
3. Diberhentikan karena :
1. Melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di PMI dan pelanggaran hukum
yang berlaku di Indonesia.
2. Berakhirnya masa keanggotaan TSR dan tidak melakukan perpanjangan
keanggotaan ( KTA berlaku untuk setiap 3 tahun sekali ).
Bab 3 - Keanggotaan
5
Pedoman TSR PMI
BAB IV
ORGANISASI
1. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa PMI yang memiliki keterampilan/ keahlian
khusus yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan PMI dapat menjadi
Tenaga Sukarela (TSR).
2. Perekrutan, orientasi, mobilisasi/ penugasan, pengembangan kapasitas, monev
anggota TSR PMI, dilakukan oleh Pengurus PMI yang pelaksanaannya dibantu oleh
Staf Markas PMI.
3. Anggota TSR PMI dikelompokkan sesuai dengan keahlian/ keterampilan yang
dimiliki, misalnya :
a. TSR PMI Kelompok Pelayanan Kesehatan ( misal : Dokter, paramedis, psikolog,
dll. )
b. TSR PMI Kelompok Pendidik ( misal :Guru, Dosen , dll)
c. TSR PMI Kelompok Ahli Bangunan ( misal : Arsitek, dll )
d. TSR PMI Kelompok Teknologi dan Komunikasi ( misal : Wartawan, penterjemah,
reporter/presenter, Teknologi Informas, dlli )
e. TSR PMI Kelompok Watsan
f. TSR PMI Kelompok Ekonomi ( misal : Ekonom, pengusaha, dll )
g. TSR PMI Kelompok Seniman ( misal : penyanyi, pemain film/sinetron/teater,
pemusik, penari, dll )
h. TSR PMI Kelompok Masyarakat dengan pendekatan program Community Based.
i. TSR PMI Kelompok keahlian lain (mis; Tukang kayu, tukang jahit, tukang
bengkel, tukang masak, tukang batu, dll )
j. Dan lain-lain
4. TSR PMI dapat sewaktu – waktu melaksanakan kegiatan dan berada di setiap
tingkatan PMI yaitu Pusat, Daerah dan Cabang, dengan catatan tetap terdaftar di
PMI Cabang.
5. PMI Cabang/Daerah/Pusat sangat perlu merekrut TSR dari profesi dokter, perawat,
psikolog, wartawan, guru dan pengacara.
6. Anggota TSR PMI dapat bersama – sama membentuk Forum Komunikasi Relawan di
setiap tingkatan PMI yaitu di Pusat, Daerah dan Cabang.
7. Struktur organisasi TSR PMI di Cabang/Daerah/Pusat terdiri dari seorang
Koordinator, seorang Sekretaris dan selebihnya adalah para anggota.
Bab 4 - Organisasi
6
Pedoman TSR PMI
B. Struktur Organisasi
Pembina TSR
KOORDINATOR TSR
SEKRETARIS BENDAHARA
A N G G O T A TSR
Garis Komando
Garis Koordinasi
Catatan :
Jumlah Kelompok diserahkan kepada masing-masing Kepengurusan sesuai
dengan kebutuhan, dengan ketentuan tidak melanggar struktur yang ada.
Bab 4 - Organisasi
7
Pedoman TSR PMI
4) Instansi terkait
a. Memberikan dukungan moril dengan kerjasama yang baik.
b. Memberikan dukungan dana, sarana dan prasarana jika memungkinkan.
c. Memberikan dukungan dalam upaya pengembangan dan motivasi TSR PMI
Bab 4 - Organisasi
8
Pedoman TSR PMI
BAB V
KETENTUAN UMUM MANAJEMEN PEMBINAAN TSR
A. Perekrutan
4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan
Monitoring
Dan
Evaluasi
1. Umum
a. Perekrutan diperlukan untuk mempertahankan kesinambungan anggota dan
sesuai kebutuhan PMI Cabang perlu memperhatikan kapasitasnya dalam
menentukan rekrutment anggota TSR, karena setiap anggota yang sudah
direkrut berhak untuk mendapatkan proses pembinaan secara menyeluruh
(sesuai siklus manajemen pembinaan Relawan).
b. Perekrutan TSR dilakukan oleh Pengurus PMI Cabang yang pada pelaksanaannya
dibantu oleh staff markas PMI
c. Perekrutan TSR dapat dilakukan sampai pada tingkat Desa/ Kelurahan melalui
PMI Ranting
2. Waktu Perekrutan :
Setiap saat sesuai kebutuhan. Namun memerlukan need assesment tentang jumlah
TSR yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan dan pelayanan PMI Cabang, dari
kelompok / keahlian apa yang diperlukan, serta kesesuaian dengan kriteria yang
dibutuhkan.
3. Tahapan Perekrutan
a. Identifikasi kebutuhan
1. PMI melakukan penilaian akan kebutuhan tenaga TSR meliputi jumlah dan
kualifikasinya.
2. PMI menentukan kelompok potensial atau dari keahlian apa yang akan
direkrut menjadi anggota TSR. Jika kemampuan PMI Cabang / Daerah
terbatas untuk merekrut banyak TSR, maka utamakanlah yang dapat
mendukung kegiatan yang diprioritaskan oleh PMI untuk dilaksanakan di
wilayahnya masing – masing, mis; dokter, perawat, psikolog, pengacara,
guru dan wartawan.
b. Sosialisasi/ Publikasi
Setelah diketahui jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan, kemudian dilakukan
kegiatan sosialisasi/ publikasi penerimaan anggota baru.
Pada kondisi darurat dan terjadi bencana besar, respon masyarakat baik dari dalam
maupun luar negeri untuk membantu dan bergabung dengan PMI cukup tinggi
( disebut Relawan Spontanitas ). Maka PMI dapat langsung melakukan perekrutan
dan pendataan melalui seleksi/ pemilahan keahlian sesuai kebutuhan.
Bagi yang memiliki keahlian sesuai kebutuhan, maka dapat dilakukan orientasi dan
dapat langsung dimobilisasi sesuai ketentuan penugasan yang berlaku di PMI
Perlu advokasi yang tepat agar setelah mereka selesai penugasan / mobilisasi masih
bersedia menjadi Relawan di PMI ( jika bersedia, maka harus ikuti ketentuan yang
berlaku di PMI ).
Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam menghadapi Relawan yang
spontanitas tersebut, adalah :
Terima-hargai keinginan mereka untuk bergabung
Beri kesempatan untuk menyampaikan maksud – hasrat – keinginan –
motivasinya untuk dimobilisasi oleh PMI.
Beri penjelasan yang dapat diterima dengan tidak melepaskan rambu-rambu dan
ketentuan organisasi PMI dalam mobilisasi Relawan. Misalnya dengan
menjelaskan tentang adanya Relawan yang telah dimiliki dan dilatih selama ini
oleh PMI seperti KSR dan TSR atau menjelaskan bahwa PMI masih mempunyai
cukup Relawan atau keahlian / keterampilan yang dimilikinya belum dibutuhkan
dalam penugasan, dll.
Tetap diminta mengisi formulir (arsip khusus), untuk mendukung database
Relawan yang ada di wilayah Cabang ybs.
Jika ternyata keahlian / keterampilannya dibutuhkan, maka sebelum ditugaskan
terlebih dahulu harus diberi briefing (orientasi singkat), dimintakan persetujuan
penugasan dari keluarganya dan penuhi hak – haknya sesuai ketentuan.
Tunjukkan & buktikan bahwa bersama PMI memang lebih tertib, aman,
terorganisir, kompak, profesional dan netral.
Beri kesempatan jika berminat bergabung menjadi anggota PMI melalui wadah
(KSR – TSR) sesuai ketentuan.
B. Orientasi
4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan
Monitoring
Dan
Evaluasi
1. Untuk menjadi anggota TSR harus mengikuti Orientasi Kepalangmerahan sesuai dengan
ketentuan/ kurikulum yang berlaku. Namun bagi mereka yang sebelumnya berasal dari
KSR, maka tidak perlu lagi mengikuti Orientasi Kepalangmerahan karena telah melewati
jenjang pelatihan pada saat masih di KSR. Pemberian materi Movement disesuaikan
metodenya (misal menggunakan metode refreshing atau penugasan dengan membuat
makalah untuk dipresentasikan).
2. Dapat dilakukan oleh PMI Cabang, Daerah dan Pusat.
3. Waktu pelaksanaan orientasi ditentukan oleh masing – masing PMI di setiap tingkatan
( PMI Cabang/ Daerah/ Pusat ).
4. Materi Orientasi untuk TSR minimal memenuhi kurikulum 1 hari (10 Jam Pelajaran),
meliputi : Gambaran tentang Gerakan ( Komponen Gerakan, 7 Prinsip Palang Merah &
Bulan Sabit Merah Internasional, Lambang, Code 0f Conduct, Safer Access ), Organisasi
PMI, Manajemen Relawan ( Kedudukan & Peran serta Kewajiban dan Hak Relawan
dalam Organisasi ).
5. Untuk memenuhi kurikulum 10 x 45’ tersebut dapat saja melakukannya dengan sistim
bertahap sesuai dengan kesepakatan dengan calon anggota TSR dan dengan
menggunakan metode yang beragam, misalnya di kelas dengan sistem presentasi,
diskusi dan penugasan atau di luar ruangan dengan metode role play dan studi kasus.
Catatan: Kurikulum Orientasi TSR dapat dilihat pada Panduan Pelatihan untuk
Fasilitator/pelatih dan Kumpulan materi Pelatihan TSR terbitan Markas Pusat PMI tahun
2007.
C. Mobilisasi/ Penugasan
4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan
Monitoring
Dan
Evaluasi
Setelah melalui Tahap Orientasi Anggota TSR dapat dimobilisasi dalam kegiatan-kegiatan
kepalangmerahan sesuai keahlian dan kebutuhan.
Catatan: Relawan di PMI tidak dibayar, namun bukan berarti tanpa biaya. PMI
harus menanggung / mengganti pengeluaran yang dilakukan oleh
Relawan untuk dapat melaksanakan penugasan yang diberikan
kepadanya.
D. Pengembangan Kapasitas
4. Pengembangan
Kapasitas 1. Perekrutan
Monitoring
Dan
Evaluasi
a. Penghargaan dan Pengakuan sangat perlu diberikan kepada TSR yang memiliki
loyalitas dan dedikasi (Pengabdian) yang tinggi pada organisasi, berprestasi,
berkelakuan baik, jujur dan bertanggung jawab, kreatif dan professional serta
a. Tahap Perekrutan
Yang dimonev adalah proses berjalannya perekrutan, seleksi (waktu,
pelaksanaan, kriteria seleksi dan pengumuman hasil seleksi, pihak – pihak yang
mendukung, penggunaan dana, fasilitas dan sarana yang digunakan, faktor
pendukung dan penghambat, calon anggota yang mendaftar, dll yang
dibutuhkan.
b. Tahap Orientasi
Setiap program orientasi TSR harus dilengkapi dengan tahapan evaluasi guna
memperoleh masukan bagi pengembangan program TSR di masa mendatang
Aspek yang dievaluasi :
1). Aspek Pengetahuan.
2). Aspek Keterampilan.
3). Aspek Nilai dan Sikap Mental.
4). Aspek Orientasi (panitia, Peserta, Pelatih/Fasilitator, Material pelatihan,
Akomodasi & konsumsi, dan metode)
c. Tahap Penugasan/ Mobilisasi
Pada tahap penugasan/mobilisasi hal yang tetap perlu dievaluasi secara
berkesinambungan meliputi :
1). Aspek Peningkatan Pengetahuan.
2). Aspek Peningkatan Keterampilan.
3). Aspek Nilai dan Kematangan Sikap Mental.
4). Aspek Pelaksanaan Tugas
Beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain meminta Laporan Kegiatan /
Tugas Relawan dan pengamatan langsung, Evaluasi Penilaian Kemampuan Diri,
Pengamatan Tindakan yang cepat, tepat dan terkoordinir, dll.
Dalam suatu penugasan seseorang anggota KSR tidak hanya dinilai
kemampuannya ( Pengetahuan dan Keterampilan ), namun juga prilaku
selama penugasan ( leadership, komitment, motivasi, kejujuran )
mempengaruhi yang bersangkutan akan diberi penugasan lagi atau tidak.
Setelah dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi, maka pelaksana Monev wajib
melakukan analisa yang hasilnya dapat digunakan untuk :
a. Sebagai pedoman/ acuan pelaksanaan kegiatan pada waktu yang akan datang.
b. Mengadakan perbaikan-perbaikan pada suatu kegiatan
c. Penyusunan Rencana Kegiatan Berikutnya dll.
8. Pelaporan
Laporan dapat berupa laporan kegiatan, laporan data keanggotaan, laporan hasil
monev dsb.
BAB VI
KELENGKAPAN ANGGOTA
Catatan : Ketentuan Mengenai PSH dan PSL sementara dalam Disain penyesuaian
dengan Corporate Identity PMI dan Menunggu Keputusan PP PMI
B. Atribut
Jenis atribut / tanda pengenal KSR PMI :
1. Badge, bertuliskan “Tenaga Sukarela” pada lengan baju sebelah kanan.
2. Tanda Lokasi, dibuat dari kain warna dasar putih tulisan warna merah bertuliskan
lokasi Cabang setempat, misalnya Jakarta Timur, pada lengan baju sebelah kiri
3. Nama dada dibuat dari kain berwarna putih berbentuk persegi panjang dengan
tulisan nama, contoh : ENDANG. G, berwarna merah.
4. Rompi berwarna biru bertuliskan “Palang Merah Indonesia” dibagian dada sebelah
kiri dan tulisan “Tenaga Sukarela” dibagian dada sebelah kanan serta Logo PMI
berikut tulisan PMI di bagian punggung.
5. Topi bertulisakan Tenaga Sukarela disebelah kanan dan Lokasi Cabang disebelah kiri
6. Atribut tambahan berupa pin /lencana spesialisasi maupun tanda penghargaan, ikat
pinggang menyesuaikan dengan ketentuan Corporate Identity PMI.
7. Penggunaan Tanda Spesialisasi di letakan pada dada sebelah kanan diatas tulisan
nama.
Catatan : Ketentuan mengenai PSH dan PSL sementara dalam proses disain
penyesuaian Corporate Identity
Contoh:
1) KNPD PMI Daerah Istimewa Aceh …….………………………………………...01
KNPD PMI Daerah Bengkulu …………………….…………………………………... 08
2) KNPC PMI Cabang Kota Banda Aceh …………………..……..…….01.1
KNPC PMI Cabang Kota Bengkulu ..........…………………………………..08.1
3) KNAK Anggota PMI Cabang Kota Banda Aceh .…………….01.1.0001
KNAK Anggota PMI Cabang Kota Bengkulu .........…………… .08.1.0001
b. Nomor Pendaftaran dapat terus menerus berlanjut tanpa ada batasan, sesuai
dengan jumlah yang pernah terdaftar sebagai Anggota TSR PMI pada Markas PMI
Cabang tersebut.
BAB VII
KETENTUAN LAIN
BAB VIII
PENUTUP
Dengan terbitnya buku pedoman ini diharapkan pembinaan TSR dapat lebih baik lagi di
masa mendatang.
Hal-hal lain yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut dalam petunjuk
teknis
Jakarta, 2007
BAB VIII
PENUTUP
Dengan terbitnya buku pedoman ini diharapkan pembinaan TSR dapat lebih baik lagi di
masa mendatang.
Hal-hal lain yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut dalam
petunjuk teknis
Jakarta, 2007
Bab 8 - Penutup
22
LAMPIRAN
FORMULIR PENDAFTARAN
RELAWAN PMI TSR
PMI CABANG………
Hobbi :
………………………………………………………………………………………….
Kegiatan yang sering dilakukan dalam waktu luang :
...…………………………………………..…………………………………………….
Keahlian / keterampilan yang dimiliki :
………………………………………………………………………………………….
Relawan
Diisi oleh Staf PMI
Apa motivasi anda bergabung di PMI ? Apa yang anda ketahui tentang PMI ?
Tempat , Tanggal
Diketahui oleh Petugas PMI
Petugas
LAPORAN TAHUNAN
TENAGA SUKARELA : PALANG MERAH INDONESIA
PMI CABANG ................................
A. PENDAHULUAN
SWOT Analisa jika perlu.
B. LAPORAN ORGANISASI
1. Struktur Organisasi ( Pelindung, Pembina, Pengurus )
2. Jumlah Anggota TSR Profesional
3. Jumlah Anggota TSR dari Masyarakat terlatih di Desa
C. LAPORAN SINGKAT KEGIATAN
1. Rekrutment
2. Orientasi atau kegiatan Pendidikan & Latihan lainnya
3. Penugasan / Mobilisasi dalam Pelayanan dan Tugas PMI
4. Pengembangan Kapasitas
D. HAMBATAN / KENDALA YANG DIHADAPI
E. SOLUSI YANG DIDAPATKAN
F. MASUKAN & USULAN
G. LAPORAN KEUANGAN
H. PENUTUP dan Lampiran, al;
- Data based anggota
- Foto –foto
- Dll yang dianggap perlu
Alur Perekrutan
TSR PMI
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
SOSIALISASI / PUBLIKASI
PENDAFTARAN
Alur Mobilisasi / Penugasan
TSR PMI
SATGANA
TSR PMI KEGIATAN
PMI DAERAH DAERAH YANSOSKESMAS
KEGIATAN
PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN
ALUR PELAPORAN
TSR PMI
PUSAT
DAERAH
CABANG
RANTING
= Alur Pelaporan
= Alur Feedback
Contoh Format :
KERANGKA ACUAN
A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN
D. PROSES KEGIATAN
1. Sebelum Kegiatan
2. Selama Kegiatan
3. Setelah Kegiatan
G. PENDANAAN
H. GAMBARAN KEGIATAN
I. PENUTUP
Contoh :
LEMBAR LAPORAN KEGIATAN RELAWAN
Nama Relawan :
Posisi :
Keahlian /spesialisasi :
Tanggal :
Waktu :
Lokasi Kegiatan :
Deskripsi Kegiatan :
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.......................................................................
Catatan / Saran :
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
Jakarta, tgl....................2006.
Relawan
.............................................
Contoh Data Base ( Manual )
PMI Daerah
…………………………………………
A. Pertolongan Pertama
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5
B. Perawatan Keluarga
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5
C.
…………………………………………………………
Pendidikan Gol Keahlian Status
No. Nama Umur L/P Alamat Tlp
terakhir Darah Khusus Keaktifan
1
2
3
4
5