Anda di halaman 1dari 27

Palang Merah Remaja

Logo Palang Merah Indonesia

Palang Merah Remaja (disingkat PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota
remaja PMI, yang selanjutnya disebut PMR.Terdapat di PMI kota atau kabupaten di seluruh
Indonesia, dengan anggota lebih dari 5 juta orang, anggota PMR merupakan salah satu kekuatan
PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana,
mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah
internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.

Kebijakan PMI dan federasi tentang pembinaan Remaja bahwa:

1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan


kepalangmerahan.
2. Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
3. Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses
pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
4. Remaja adalah kader relawan.
5. Remaja calon pemimpin PMI pada masa depan.

Palang Merah Remaja atau PMR adalah suatu organisasi binaan dari Palang Merah Indonesia
yang berpusat di sekolah-sekolah ataupun kelompok-kelompok masyarakat (sanggar, kelompok
belajar, dll.) yang bertujuan membangun dan mengembangkan karakter Kepalangmerahan agar
siap menjadi Relawan PMI pada masa depan.

Karakteristik PMR

Bersih, Sehat, Kepemimpinan, Peduli, Kreatif, Kerja sama, Bersahabat dan Ceria.

Keanggotaan dan tingkatan PMR

Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya
1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun).
Warna slayer hijau muda
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama
(12-15 tahun). Warna slayer biru langit
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17
tahun). Warna slayer kuning cerah

Hak dan kewajiban PMR

Hak

 Mendapatkan kartu tanda anggota.


 Mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari PMI.
 Menyampaikan pendapat dalam forum pertemuan PMI melalui kegiatan atau rapat PMI.
 Mendapatkan pengakuan dan penghargaan berdasarkan prestasi.

Kewajiban

 Membayar iuran keanggotaan.


 Melaksanakan Tri Bakti PMR.
 Menjalankan dan membantu menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan palang
merah dan bulan sabit merah internasional.
 Mematuhi AD/ART PMI menjaga nama baik dan kehormatan PMI.

Peran dan fungsi PMR

Keterlibatan anggota remaja PMI dalam kegiatan Tri Bakti PMR disesuaikan dengan kompetensi
dan ketertarikan mereka, serta kebutuhan PMI dan remaja. Dalam merancang dan melaksanakan
kegiatan, mereka memerankan fungsi yang berbeda-beda.

 PMR Mula berfungsi sebagai peer leadership, yaitu dapat menjadi contoh/model
ketrampilan hidup sehat bagi teman sebaya.
 PMR Madya berfungsi sebagai peer support, yaitu memberikan dukungan, bantuan,
semangat kepada teman sebaya agar meningkatkan ketrampilan hidup sehat.
 PMR Wira berfungsi sebagai peer educator, yaitu pendidik sebaya keterampilan hidup
sehat.

Pendidikan dan pelatihan PMR


Setiap anggota PMR wajib mendapatkan pelatihan sebelum terlibat dalam kegiatan Tri Bhakti
PMR agar siap menjalankan peran dan fungsinya. setiap sesi pelatihan akan menguatkan karakter
(kualitas positif) anggota PMR untuk meningkatkan ketrampilan hidup sehat dan menjadi calon
relawan, anggota PMR tidak hanya tahu dan trampil, tetapi juga perlu memahami dan
menerapkan yang telah mereka pelajari, dalam proses pelatihan. Proses pelatihan dapat
dilakukan oleh PMI Kota/Kabupaten maupun Unit PMR, sesuai kurikulum yang telah
ditetapkan. Waktu pelaksanaan menyesuaikan dengan kalender pendidikan, berintegrasi dengan
kegiatan-kegiatan tertentu, maupun waktu-waktu yang telah disepakati bersama antara PMI
Kota/Kabupaten, fasilitator/pelatih, dan anggota PMR.

Materi pokok pelatihan PMR

Gerakan kepalangmerahan

Cakupan materinya antara lain sejarah, lambang, kegiatan kepalangmerahan, penyebarluasan


prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional.

Kepemimpinan

Cakupan materinya antara lain bekerja sama, berkomunikasi, bersahabat, menjadi pendidik
sebaya, memberikan dukungan, menjadi contoh perilaku hidup sehat.

Pertolongan Pertama

Cakupan materinya antara lain Menghubungi dokter/rumah sakit, melakukan pertolongan


pertama di sekolah dan rumah, menolong diri sendiri.

Sanitasi dan Kesehatan

Cakupan materinya antara lain merawat keluarga ya

ng sakit dirumah, perilaku hidup sehat, kebersihan diri dan lingkungan.

Kesehatan Remaja

Cakupan materinya antara lain Kesehatan reproduksi, Napza, HIV/AIDS.

Kesiapsiagaan Bencana

Cakupan materinya antara lain jenis bencana, cara-cara pencegahan, mempersiapkan diri, teman,
dan keluarga menghadapi bencana.

Donor darah

Cakupan materinya antara lain kampanye donor darah, merekrut donor darah remaja,
mempersiapkan diri menjadi pedonor, mengadakan kegiatan donor darah pada saat wabah
demam berdarah atau setelah kejadian bencana.

Pada awal pelatihan seluruh anggota PMR akan mendapatkan informasi mengenai cakupan
materi dan tujuan yang akan dicapai. Pada tahap ini pelatih maupun fasilitator mengidentifikasi
anggota yang baru pertama bergabung dengan PMR, dan anggota yang melanjutkan
keanggotaannya (misalnya dari anggota PMR Mula melanjutkan ke PMR Madya). Anggota yang
baru bergabung akan mengikuti proses pelatihan sejak awal, sedangkan yang melanjutkan
keanggotaannya maka dapat dilibatkan sebagai asisten untuk membantu teman-temannya
memahami materi. Suatu sistem penghargaan, pengakuan, pemantauan, dan evaluasi tingkat
pengetahuan, keterampilan, pemahaman, dan sikap dirancang dalam bentuk syarat kecakapan
PMR.

Setiap materi dan kegiatan saling terkait. Ketika belajar siaga banjir, maka akan belajar juga
tentang Pertolongan Pertama pada luka atau sakit akibat banjir (diare, demam, akibat terbentur
benda keras, luka lecet), sanitasi dan air bersih, bagaimana menerapkan 7 Prinsip dan
kepemimpinan jika memberikan pertolongan, cara-cara menyelenggarakan aksi donor darah
untuk korban banjir, belajar kandungan gizi yang tepat jika akan menyumbang bahan makanan,
bagaimana menyelenggarakan acara-acara untuk menghibur remaja dan anak korban bencana.

SALAM KEMANUSIAAN

Tri Bhakti PMR


keterlibatan anggota PMR dalam berbagai kegiatan kepalangmerahan merupakan karya dan bakti
nyata setelah mengikuti pelatihan serta pengakuan terhadap keberadaan dan kompetensi dalam
meningkatkan kualitas anggota dan organisasi, serta memberikan jawaban atas berbagai minat
bergabungnya remaja dengan PMI. Ada pun isi dari Tri Bhakti PMR adalah:

1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat.


2. Berkarya dan berbakti di masyarakat.
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

Jumbara PMR
Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira PMR adalah salah satu kegiatan besar organisasi PMI
disetiap tingkatan untuk pembinaan dan pengembangan PMR seperti halnya jambore pada
organisasi Pramuka. Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan PMI . Ada jumbara tingkat
kecamatan, kabupaten/kota , provinsi dan Jumbara Nasional, di mana pelaksanaannya
disesuaikan dengan kemampuan PMI di wilayah yang bersangkutan.

Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit


Merah Internasional
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap
anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama "7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).
 Kemanusiaan

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah lahir dari keinginan untuk memberikan
pertolongan kepada korban yang terluka dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka
dan untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesama. Tujuannya ialah melindungi jiwa dan
kesehatan serta menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling
pengertian, kerja sama dan perdamaian abadi antarsesama manusia.

 Kesamaan

Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa membeda-bedakan mereka
berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial, atau pandangan politik. Tujuannya semata-
mata ialah mengurangi penderitaan orang lain sesuai dengan kebutuhannya dengan
mendahulukan keadaan yang paling parah.

 Kenetralan

Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama, atau
ideologi.

 Kemandirian

Gerakan bersifat mandiri, setiap perhimpunan Nasional sekalipun merupakan pendukung bagi
pemerintah di bidang kemanusiaan dan harus menaati peraturan hukum yang berlaku di negara
masing-masing, namun gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan
dengan prinsip dasar gerakan.

 Kesukarelaan

Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan
apapun.

 Kesatuan

Di dalam satu Negara hanya boleh ada satu perhimpunan nasional dan hanya boleh memilih
salah satu lambang yang digunakan Palang merah atau Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat
terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah negara bersangkutan.

 Kesemestaan

Gerakan bersifat semesta. Artinya, gerakan hadir di seluruh dunia. Setiap perhimpunan nasional
mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam
membantu sama lain.
BUKU PANDUAN PMR (Palang Merah Remaja)

PENDAHULUAN
Obat dalam rumah tangga sangat penting dalam penatalaksanaan kesehatan. Ketaktersediaan obat
dasar /sederhana di rumah dapat mengakibatkan kesakitan menjadi lebih parah, apalagi jika
penatalaksanaannya tidak tepat dan lambat. Kecelakaan merupakan peristiwa tidak terduga yang
menimpa seseorang. Peristiwa tersebut terjadi begitu saja, tidak direncanakan, tidak mengenal waktu,
tidak mengenal tempat, dan tidak memilih siapa yang akan mendapatkannya. Kecelakaan dapat
berakibat fatal, menimbulkan cacat tubuh atau bahkan tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini
sangat tergantung dari faktor penyebab, peristiwa itu sendiri, dan daya tahan korban.
Penanganan yang tepat dan cepat menentukan keberhasilan penanganan kecelakaan. Jika penanganan
tidak tepat dan lambat kondisi pasien dapat menjadi semakin parah. Sebaliknya, jika penatalaksanaan
dilakukan dengan cepat dan tepat dapat mencegah kematian atau perburukan kondisi korban.
Kecelakaan di rumah tangga cukup tinggi, seperti jatuh dari tangga/pohon, tersayat pisau/pecahan
gelas; tersiram air/minyak panas, kemasukan benda asing ke dalam hidung/telinga, salah minum
obat, dan sebagainya. Untuk melakukan pertolongan pertama, peralatan dan obat-obatan di rumah
sangat terbatas sehingga untuk melakukan pertolongan pertama diperlukan pengetahuan dan
keterampilan sederhana yang tidak memperparah kondisi korban. Selain itu, diperlukan ketepatan
dalam menentukan kapan dirujuk ke rumah sakit.
Makalah ini akan memaparkan secara ringkas tentang pertolongan pertama kecelakaan di rumah
tangga dan pengelolaan obat yang baik dirumah tangga.

Cibuaya, …………….2010

Penulis
PRINSIP PMR
Prinsip dasar kepalangmerahan
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap
anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).

1. Kemanusiaan
2. Kesamaan
3. Kenetralan
4. Kemandirian
5. Kesukarelaan
6. Kesatuan
7. Kesemestaan

Pendidikan dan pelatihan PMR


Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja disekolah, harus diadakan Pendidikan
dan Pelatihan Diklat untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai
ada di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat dari PMI. Dan baru
dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang
diadakan oleh palang merah remaja disekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:

1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan


kepalangmerahan.
2. Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
3. Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan
keputusan untuk kegiatan PMI.
4. Remaja adalah kader relawan.
5. Remaja calon pemimpin PMI masa depan.
ORGANISASI PMR
Organisasi PMR di Sekolah

a. Pembinaan PMR dilaksanakan oleh PMI


b. Di Lingkungan PMI Pusat/Daerah/Cabang, Pembinaan PMR dilaksanakan oleh Bidang
SDM/PMR/Diklat
c. PMR di sekolah disebut Kelompok PMR yang beranggotakan minimal 10 orang
d. Kegiatan PMR disekolah merupakan bagian dari kegiatan ekstra kulikuler dibawah pembinaan
wakil kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
e. Struktur Organisasi PMR Di Sekolah Kelompok PMR disekolah secara struktural mempunyai
struktur sendiri sebagai kelompok PMR, dan dalam kegiatannya secara fungsional termasuk
seksi Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi OSIS
f. Susunan Pengurus PMR di sekolah :
1) Pelindung adalah TP PMI Kota/ Kabupaten
2) Penanggung jawab adalah Kepala Sekolah
3) Pembina PMR
4) Pelatih PMI

Pengurus harian PMR terdiri dari siswa-siswi yang telah menjadi anggota PMR dengan masa bakti
minimal 1 tahun, terdiri dari :
a) Seorang Ketua
b) Seorang wakil ketua
c) Seorang sekretaris
d) Seorang bendahara
e) Unit-unit :
(1) Bakti Masyarakat
(2) Keterampilan, kebersihan, dan kesehatan
(3) Persahabatan
(4) Umum
SEJARAH PMR
Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja atau PMR adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja
yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia. Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan
anggota lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana,
mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional,
serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.

SEJARAH
PALANG MERAH REMAJA (PMR)
Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 – 1918)
pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia kekurangan
tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya turut
membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan seperti
mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut
terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang
Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan bahwa
gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti oleh negara-negara lain. Dan pada tahun 1960, dari 145
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah memiliki Palang Merah
Remaja.
Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk
Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada
tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia.

Jumbara
Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi PMR seperti halnya jambore
pada organisasi Pramuka.Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan. Ada jumbara tingkat kabupaten,
daerah dan Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan kemampuan PMI daerah
yang bersangkutan.
Tribakti PMR
dalam PMR ada tugas yang arus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus diketahui,
dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut adalah:

1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat


2. Berkarya dan berbakti di masyarakat
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

Tingkatan PMR
Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya

1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna
emblem Hijau
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15
tahun). Warna emblem Biru Langit
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17
tahun). Warna emblem Kuning

SEJARAH PMI
GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL

A. GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL SEJARAH


LAHIRNYA GERAKAN

Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang
bertempur, melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan. Pada hari yang
sama, seorang pemuda warga negara Swiss, Henry Dunant, berada disana dalam rangka
perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis Napoleon III. Puluhan ribu tentara terluka,
sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang emnajdi korban
pertempuran tersebut. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunan bekerjasama
dengan penduduk setempat segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.
Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman
tersebut kedalam sebuah buku berjudul "Kenangan dari Solferino", yang menggemparkan seluruh
Eropa. Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan :
1. Membentuk organisasi kemanusiaan internasional, yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada
masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang.
2. Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang
serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan
pada saat perang.
Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant untuk
mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-sama membentuk "Komite
Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera", yang sekarang disebut Komite Internasional
Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).
Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara, maka
didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat
pada waktu perang. Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan Nasional Palang Merah
atau Bulan Sabit Merah.
Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan
Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya "Konvensi
perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang". Konvensi ini kemudian disempurnakan dan
dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai
Konvensi Palang Merah . Konvensi ini merupakan salah satu komponen dari Hukum
Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan Internasional yang mengatur perlindungan
bantuan korban perang.

PALANG MERAH INTERNASIONAL


1. Komite Internasional Palang Merah / International Committee of the Red Cross (ICRC),yang
dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas besar di Swiss. ICRC merupakan lembaga
kemanusiaan yang bersifat mandiri, dan sebagai penengah yang netral. ICRC berdasarkan
prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949 berkewajiban memberikan perlindungan dan
bantuan kepada korban dalam pertikaian bersenjata internasional maupun kekacauan dalam
negeri. Selain memberikan bantuan dan perlindungan untuk korban perang, ICRC juga bertugas
untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan internasional.
2. Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang didirikan hampir di setiap
negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah 176 Perhimpunan Nasional, termasuk Palang
Merah Indonesia. Kegiatan perhimpunan nasional beragam seperti bantuan darurat pada
bencana, pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan P3K dan pelayanan transfusi darah.
3. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah / International
Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC), Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry
Davidson, warga negara Amerika yang disahkan pada suatu Konferensi Internasional Kesehatan
pada tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya saat itu untuk menolong
korban dampak paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi bermarkas
besar di Swiss dan menjalankan tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional dalam program
bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan memfasilitasi pendirian dan pengembangan
organisasi palang merah nasional.

PERTEMUAN ORGANISASI PALANG MERAH INTERNASIONAL


Sesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
menyebutkan empat tahun sekali diselenggarakan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah (Internasional Red Cross Conference). Konferensi ini dihadiri oleh seluruh komponen
Gerakan Palang Merah Internasional (ICRC, perhimpunan nasional dan Federasi Internasional) serta
seluruh negara peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini merupakan badan tertinggi dalam Gerakan
dan mempunyai mandat untuk membahas dan memutuskan semua ketentuan internasional yang
berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan kepalangmerahan yang akan menjadi komitmen semua
peserta.
Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah Internasional juga mengadakan pertemuan Dewan
Delegasi (Council of Delegates) , yang anggotanya terdiri atas seluruh komponen Gerakan. Dewan
Delegasi akan membahas permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi internasional. Suatu tim
yang dibentuk secara khusus untuk menyiapkan pertemuan selang antar konferensi internasional
yaitu Komisi Kerja (Standing Commission).
Bersamaan dengan pertemuan tersebut, khusus untuk Federasi Internasional dan anggota
perhimpunan nasional juga mengadakan pertemuan Sidang Umum (General Assembly) sebagai
forum untuk membahas program kepalangmerahan dan pengembangannya.
ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA (PMI)
SEJARAH PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia
Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan
Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang
kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan
tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat
dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia . Mereka berusaha keras membawa
rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak
mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti
tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan
Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara
Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September
1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah
Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang
terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr.
Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan
merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia
dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI
mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah
Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan
kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta
dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.

PERAN DAN TUGAS PMI


Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas
kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949
yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Tugas Pokok PMI :
1. Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
2. Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
3. Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
4. Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980)
Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian,
Kesatuan dan Kesemestaan.

MATERI PMR
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Rumah Tangga
Kecelakaan di rumah tangga dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok besar:
1. murni kecelakaan ( trauma fisik, panas, kimia, dll)
2. kedaruratan medik ( umumnya karena penyakit yang diderita seperti kejang, tidak sadar,
ngamuk, dan sebagainya ).

Beberapa kejadian yang sering dijumpai di rumah tangga:


1. Memar
Memar terjadi karena trauma/benturan benda keras. Jatuh ke lantai terbentur meja tembok. Tanda
yang terlihat adanya benjolan pada bagian yang terantuk, kadang disertai wama kebiruan ( dapat
muncul esok hari ). Benjol dan kebiruan disebabkan karena pembuluh darah pada bagian yang
terkena benturan pecah dan darah masuk kejaringan sekitarnya. Cara mengatasinya jika tidak ada
luka langsung dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Hal ini untuk mencegah bertambah
banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga akan mengurangi udema
(pembengkakan). Pada hari berikut dilihat kondisi pembengkakan berkurang atau tidak. Pada periode
ini penatalaksanaan ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara yang
digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit, untuk melebarkan pembutuh darah
setempat, setelah itu dikompres dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 - 5 kali sehari sampai
bengkak menghilang. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kompres panas yakni suhu panas
jangan sampai menimbulkan luka bakar. Kompres panas dapat menggunakan air panas dalam
kantong atau dengan obat pemanas kulit ( salep/ krim / balsam ). Penggunaan obat yang ditempatkan
pada kulit perlu diperhatikan efeknya.
Memar dapat terjadi di semua bagian tubuh. Untuk memar yang terjadi di sekitar mata, misalnya
terkena tinju. Cara penatalaksanaan sama yakni dalam 24 jam pertama diberikan kompres dingin,
selanjutnya kompres panas dingin berganti-ganti. Hal yang perlu diperhatikan adalah penyebab dan
kondisi memar mata yang dapat menimbulkan penyulit, misal tulang dasar kepata retak atau tulang
sekitar bola mata retak/patah. Untuk memastikan biasanya diawali dengan melihat ukuran trauma,
ada tidaknya gangguan penglihatan. Jika diduga terjadi keadaan semacam ini maka harus segera
dirujuk ke rumah sakit.
2. Laserasi Atau Luka Parut
Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit, misalnya karena jatuh
saat berlari. Permukaan kulit yang rusak mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya perdarahan
tergantung dari lokasi luka, dalam dan luas luka. Luka parut di kepala ( misal terantuk ) umumnya
minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding di tempat lain. Cara mengatasi luka parut, bila ada
perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan darah
dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air
dan sabun. Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih. Perhatikan pada
luka, bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila ternyata luka terlalu
dalam, rujuk ke rumah sakit. Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine
atau kasa anti-infeksi.
3. Terpotong Atau Teriris
Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya
teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri yang putus
terpotong. Cara mengatasinya pertama, menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan
dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang
bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan
torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian
antara luka dan jantung secara melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint
tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang (lihat gambar 1).
Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari luka. Setelah itu, luka ditutup dan
rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di
tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa steril.
4. Luka Bakar
Luka Bakar sering terjadi di rumah tangga di antaranya terkena api, tersiram air panas, minyak panas,
sampai kuah masakan yang panas. Berat ringan luka bakar sangat tergantung pada luas dan dalam
luka bakar tersebut. Luka bakar dibedakan atas, luka bakar kering umumnya karena api, sengatan
listrik, logam panas; luka bakar karena cairan panas, air mendidih, uap panas, minyak panas, dll; luka
bakar karena zat kimia, asam pekat, alkali pekat, dll. Tanda-tanda luka bakar sesuai tingkat
keparahannya, yakni luka bakar ringan rasa panas dan nyeri, kemerah-merahan pada bagian yang
terkena panas, kadang-kadang ada pembengkakan. Luka bakar sedang cirinya bagian yang terkena
lebih dalam dari permukaan kulit, rasa panas dan nyeri lebih hebat, selain kemerahan juga timbul
gelembung yang berisi cairan. Luka bakar berat cirinya jaringan yang terkena lebih dalam sampai
jaringan di bawah kulit, tampak ada jaringan yang mati ( kehitaman ). Hal yang perlu diperhatikan
selain kedalaman luka bakar juga luas permukaan kulit yang terkena trauma panas. Semakin luas
permukaan kulit yang terkena semakin membahayakan jiwa korban.

Penatalaksanaan luka bakar tergantung pada tingkat keparahannya.


a. Luka bakar ringan
Derajat ringan jika luas kurang dari 50% atau derajat sedang dengan dengan luas kurang dari 15 %
atau derajat berat kurang dari 2%. Bagian yang terkena panas dikompres dengan air dingin atau
dialiri air dingin. Bila terlalu luas segera rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh jangan dipecah,
tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan odol/kamfer, keadaan ini justru akan
memperberat kondisi luka bakar dan akan menambah penderitaan, sebab saat membersihkan akan
terasa sakit.
b. Luka Bakar Sedang.
Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%, derajat sedang dengan luasc15-30%, atau derajat berat
dengan luas lebih dari 2 % perlu segera dirujuk ke rumah sakit dengan menutupi bagian yang terkena
panas.
c. Luka bakar berat.
Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka bakar sedang, segera rujuk ke rumah sakit yang lengkap.
Obat-obatan yang diperlukan pada luka bakar, terutama bila permukaan kulit terbuka, adalah anti
infeksi yang diberikan secara oles/topikal untuk mencegah kemungkinan terinfeksi. Hal lain yang
perlu diperhatikan karena dapat mengancam korban luka bakar adalah kehilangan cairan tubuh
(dehidrasi), karena permukaan kulit yang rusak, infeksi, cacat tubuh karena adanya jaringan parut
akibat luka bakar (kontraktur). Untuk luka bakar karena zat kimia perlu penatalaksanaan khusus,
secara umum luka bakar dialiri air dingin lebih lama ( 20 - 30 menit ), tutup dengan kain halus, dan
rujuk ke rumah sakit.
5. Terkilir, Lepas Sendi, dan Patah Tulang
Keadaan ini sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Cara mengatasi terkilir, pertama
dilakukan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan sendi, kemudian dilakukan pembalutan
ketat dua lapis untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Istirahatkan sampai bengkaknya
hilang. Lepas sendi (luxasio) sering terjadi pada usia lanjut, terutama sendi mandibula.
Penatalaksanaan lepas sendi harus dilakukan di rumah sakit oleh ahli ortopedi untuk mengembalikan
sendi ke posisi normal. Patah tulang (fracture) dapat tertutup dapat terbuka. Patah tulang terbuka
terjadi jika salah satu ujung tulang keluar permukaan kulit sehingga menimbulkan luka. Patah tulang
yang banyak terjadi dalam rumah tangga karena jatuh dari atap, dari pohon, atau terpeleset. Pada
wanita usia lanjut banyak terjadi patah tulang di leher tulang paha ( colum femur ). Penatalaksanaan
patah tulang dilakukan di rumah sakit. Namun demikian, sebelum dirujuk ke rumah sakit dapat
dilakukan pertolongan pertama sebagai berikut: korban dibaringkan, bagian tulang yang diperkirakan
patah diistirahatkan, jangan sampai bergerak. Untuk itu harus dilakukan pembidaian. Prinsip
pembidaian adalah "mematikan" dua persendian yang membatasi bagian tulang yang patah.
Pembidaian dilakukan agar bagian yang patah tidak bergerak atau bergeser. Pada patah tulang
terbuka selain tindakan seperti di atas, perdarahan dihentikan dan luka ditutupi dengan kain steril
atau kain bersih agar tidak terkontaminasi bakteri. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Pada fraktur
terbuka tidak boleh menarik atau membetulkan bagian yang patah dan/atau memasukan ujung tulang
yang mencuat keluar.
6. Mimisan atau Perdarahan Hidung.
Kejadian ini sering terjadi pada anak-anak, baik karena dikorek-korek atau karena hal lain (demam).
Cara mengatasi yang paling mudah dengan mendudukkan anak agak menunduk, cuping hidung
kanan kiri dipencet bersamaan, dan bernapas melalui mulut. Tunggu sampai 10 menit. Bila darah
masih keluar, segera rujuk ke rumah sakit. Penggunaan cara tradisional dengan daun sirih, dapat
membantu menghentikan perdarahan karena daun sirih mengandung zat yang menyempitkan
pembuluh darah.
7. Pingsan (syncope)
Pingsan adalah suatu keadaan seseorang kehilangan kesadarannya. Hal ini sering terjadi karena
kondisi fisik ataupun mental tidak baik. Cara mengatasi keadaan ini, sebelum melakukan tindakan
perhatikan pernapasannya. Bila masih bernapas segera baringkan dengan posisi kepala lebih rendah
dari dada dan kaki, pakaian yang kencang dilonggarkan. Badan dihangatkan. Pingsan karena
kejiwaan agak sulit ditangani sebab biasanya disertai kejang ( misal dalam keadaan histeris ). Bila
tidak bernapas, raba nadinya, bila tidak teraba, lakukan resusitasi jantung paru. Bila tidak dapat
segera rujuk ke rumah sakit
8. Benda asing
Benda asing adalah benda yang tidak biasa di dalam tubuh, seperti duri menusuk dan tertinggal
dalam kulit, biji-bijian yang dimasukkan ke dalam hidung telinga, telinga kemasukan serangga, dan
saluran napas tersumbat makanan. Kejadian yang sering dijumpai adalah anak-anak yang
memasukkan benda asing ke lubang hidung. Cara mengatasinya, bila benda asing tidak terlalu besar,
diusahakan untuk bersin. Caranya dengan mencium bubuk merica. Jika dengan cara tersebut tidak
berhasil segera dirujuk ke rumah sakit. Jangan mengkorek atau menyemprot dengan air karena hal ini
dapat memperparah keadaan atau benda asing semakin dalam.
Jika ditemukan benda asing di telinga, misalnya serangga harus dikeluarkan dengan meneteskan
minyak mineral (gliserin/parafin cair) atau obat tetes telinga, kemudian miringkan dan amati benda
asing tersebut keluar atau tidak. Bila tidak keluar, jangan melakukan tindakan apapun sebab dapat
merusak saluran atau selaput kendang telinga. Benda asing di mata, prinsip jangan menggosok-gosok
kelopak mata. Bila ada darah segera rujuk ke rumah sakit. Bila debu yang halus, dapat dilakukan
dengan membalik kelopak mata, dengan ujung kapas atau saputangan yang dibasahi ambil debu yang
ada di mata. Dapat juga dilakukan dengan gelas pencuci mata, atau dengan mengaliri air bersih. Bila
benda asing menancap pada selaput lendir bola mata, segera rujuk kerumah sakit. Benda asing
dikulit, misal duri, bila ujung duri masih teraba cabut dengan alat penjepit yang telah
dibersihkan/disucihamakan. Bila halus, duri bambu/kaktus/ulat bulu, dapat dengan cara
menempelkan plester pada kulit yang tercancap duri halus, kemudian plester dicabut dengan cepat.
Lakukan berulang-ulang sampai duri/bulu halus tercabut semua. Bila Benda asing masuk ke dalam
tenggorokan, sehingga menyumbat saluran nafas, perlu dilakukan tindakan yang cepat dan segera.
Pada bayi dengan cara mengangkat kedua kaki dan tepuk punggungnya. Pada anak-anak, dengan cara
tengkurupkan pada lutut, atau kursi yang dibalik tepuk punggungnya. Pada anak yang besar atau
dewasa dengan metode Heimlich. Bila tidak berhasil segera rujuk ke rumah sakit. Duri ikan yang
tercancap ditenggorokan dapat diatasi dengan menelan bakpao, atau nasi/ketan yang dikepal
kemudian ditelan. Bila tidak berhasil rujuk ke rumah sakit.
9. Keracunan.
Dalam rumah tangga keracunan dapat terjadi karena makanan/minuman misal keracunan singkong,
bongkrek, jengkol, minuman lapen atau karena zat kimia seperti baygon, pemutih, racun tikus, dan
lainnya. Keracunanan makanan dan minuman ditandai dengan gangguan saluran cerna, mual,
muntah, sampai diare, kepala berputar-putar, pada keadaan yang berat dapat terjadi gangguan
gangguan pernapasan dan dapat meninggal dunia, misalnya kejadian keracunan bongkrek di daerah
Banyumas. Khusus untuk keracunan karena makan jengkol, ditandai dengan gangguan saluran
kemih, berupa nyeri dan air seni sedikit. Cara mengatasi secara umum, bila baru terjadi dan korban
masih sadar, dengan mengeluarkan bahan makanan dari lambung dengan memacu muntah. Caranya
dengan mengorek tenggorokan dengan jari.
Bila tidak sadar segera rujuk ke rumah sakit, apalagi telah muncul tanda kebiruan (sianotis) pada
daerah-daerah ujung jari dan bibir. Untuk mengatasi keracunan kimiawi diperlukan penatalaksanaan
khusus dan hanya dilakukan di rumah sakit. Akan sangat menolong bila korban yang dirujuk ke
rumah sakit disertai dengan zat racun yang diminum/dimakan. Beberapa cara tradisional yang
dilakukan dengan minum air kelapa muda dan sebagainya.
Hal ini dapat dilakukan bila korban sadar. Jangan sekali-kali memasukkan makanan-minuman
melalui mulut pada keadaan pasien tidak sadar.
10. Gigitan hewan, Sengatan Serangga dan Racun dari Tumbuh-tumbuhan.
Kejadian gigitan/sengatan dari hewan maupun tumbuhan dapat terjadi pada rumah tangga. Mulai dari
hewan kecil, seperti tungau, pinjal, lebah, nyamuk, kaki seribu, kelabang, sampai ular, anjing. Akibat
yang nyata terlihat adanya perlukaan pada kulit dan adanya tanda peradangan ( merah bengkak,
sakit/nyeri ). Pada kondisi yang lebih buruk dapat terjadi kekakuan / kelumpuhan bagian yang
terluka. Khusus pada gigitan ular yang beracun ada dua lubang bekas masuknya taring ular berbisa.
Cara mengatasi gigitan hewan ( anjing, kucing, kera ) korban ditenangkan luka dicuci dengan air
bersih dan sabun, beri antiseptik balut, dan rujuk ke rumah sakit. Bila ada perdarahan hentikan
perdarahan dengan cara seperti luka potong atau luka sayat. Jika luka karena sengatan serangga,
segera lepas serangga dari tempat gigitannya, dengan menggunakan minyak pelumas, atau terpentin
atau minyak cat kuku. Setelah terlepas (kepala dan tubuh serangga) luka dibersihkan dengan sabun
dan diolesi calamine atau krim antihistamin. Bila tersengat lebah, ambil sengatnya dengan jarum
halus, bersihkan dan oleskan krim antihistamin atau kompres es bagian yang tersengat. Bila
menunjukkan adanya tanda-tanda membahayakan, seperti kepala berputar-putar, mual-muntah, pucat
apalagi sampai sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Sementara, penanganan gigitan ular
beracun dengan melakukan torniquet antara bekas gigitan dengan jantung, istirahatkan bagian yang
tergigit, seperti kita menangani patah tulang. Rujuk ke rumah sakit. Jangan melakukan sayatan silang
dan menghisap darah dari luka sayatan tersebut, sebab selain membahayakan diri bagi yang
menghisap darah, juga akan menimbulkan luka infeksi pada korban.
11. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas
buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah
dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban. Langkah-langkah pertolongan dengan napas
buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
1. Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2. Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3. Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet
hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban
rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
4. Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a. Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b. Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
12. P3K bagi korban Sengatan Listrik
1. Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan
kering
2. Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik
yang menempel pada tubuh korban
3. Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan
sampai bantuan medis dating

13. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah


1. Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut
ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
2. Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril,
saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan
disetrika.
3. Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau
tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur
karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
4. Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan
luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air
ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
5. Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan
letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada
tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
14. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
1. Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik
ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai
oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah
pada organ-organ penting.
2. Tanda-tanda Shok
a. Denyut nadi cepat tapi lemah
b. Merasa lemas
c. Muka pucat
d. Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien
menggigil
e. Merasa haus
f. Merasa mual
g. Nafas tidak teratur
h. Tekanan darah sangat rendah
3. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a. Menghentikan pendarahan
b. Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c. Memberi nafas buatan
d. Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
4. Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a. Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan
tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
b. Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
c. Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin usahakan pasien tidak melihat
lukanya
d. Pasien/penderita yang sadar, tidak muntah dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi
larutan shok yang terdiri dari :
 1 sendok teh garam dapur
 ½ sendok teh tepung soda kue
 4-5 gelas air
 dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e. Perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar
bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah, Cepat-cepat panggil dokter
15. Gigitan Serangga

Gigitan serangga dapat datang kapan saja. Dari nyamuk, lebah, tawon, semut, dan ulat bulu. Meski

dampaknya tak serius, kita tetap perlu menghindarinya. Sebab, gigitan serangga bisa membuat kulit

anak bengkak, gatal, dan nyeri disertai kemerahan.

Hal itu karena gigitan serangga mengandung toksin. Yang perlu diwaspadai, toksin juga bisa

mengandung bibit penyakit demam berdarah atau malaria. Berikut tips pertolongan pertama pada

kasus gigitan serangga.

16. Sengatan lebah atau tawon

Lepaskan sengat lebah yang masih tertinggal pada kulit anak.

Beri kompres dingin pada gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal.

Beri salep antihistamin yang dijual bebas di apotek.

Beri sirup parasetamol sesuai aturan pakai.

17. Terkena ulat bulu

Balurkan kunyit parut pada kulit untuk menghilangkan rasa nyeri dan panas. Kandungan kurkumin

kunyit berfungsi untuk meredakan peradangan. Hal itu dibuktikan oleh Julie S.Jurenka, staf

penelitian dari Alternative Medicine Review (2009).

18. Gigitan nyamuk

Bersihkan dengan air dan sabun pada bagian kulit yang digigit. Lalu, oles dengan balsem telon

khusus bayi dan anak yang dapat meredakan rasa.


Untuk pencegahan, aplikasikan lotion anti-nyamuk. Menurut The Center for Disease Control and

Prevention, lotion yang aman mengandung tak lebih dari 10 persen DEET (dalam kemasan tertulis

N-diethyl-meta-toluamide), lemon eucalyptus, atau picaridin.

Jenis Obat dan Alat Kesehatan yang Perlu Tersedia

Jenis persediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga sangat tergantung pada kejadian yang

sering dialami di rumah tangga, misalnya demam, anak kejang (stuip), dan perlukaan. Obat dan alat

kesehatan yang disediakan harus berkaitan dengan hal tersebut. Secara umum berdasar angka

kejadian obat dan alat kesehatan yang perlu disediakan adalah obat batuk ( anak dan dewasa ): Obat

Batuk Hitam (OBH), Obat Batuk Putih (OBP), tablet antibatuk; obat sakit perut/diare: oralit, carbon

adsorbent (norit®), tablet maag; obat pengurang rasa nyeri/demam: parasetamol sirup dan tablet,

aspirin tablet (khusus dewasa); obat untuk alergi: ctm, dan salep antihistamin; obat anti mabuk

(khusus bagi yang sering bepergian); obat yang digunakan secara topikal (dioleskan pada kulit):

cairan antiseptik (mercurochrom, povidon iodine), salep/krim anti histamin, salep/krim pengurang

rasa nyeri (kayu putih, minyak telon, balsern dll.), dan tetes mata. Alat kesehatan yang diperlukan di

rumah tangga antara lain adalah kasa pembalut, pembalut elastis, kasa steril, plester biasa maupun

yang sudah ada anti infeksinya, pembalut segitiga (mitela), peniti, pinset, termometer, dan gelas

pencuci mata.

Jumlah yang Harus Tersedia

Jumlah obat dan alat kesehatan yang harus tersedia sangat tergantung pada situasi. Besar kecil lemari

obat tergantung dari jauh tidaknya rumah dengan fasilitas kesehatan, kemudahan mencapainya, serta

kejadian di rumah tangga. Kecelakaan yang sering terjadi di rumah tangga dan kesulitan mencapai

fasilitas kesehatan menyebabkan ketersediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga harus lengkap

jenis dan jumlahnya.


Tempat Mendapatkan Obat dan Alat Kesehatan

Pengadaan obat tidak menjadi persoalan sebab banyak toko obat/apotik yang menyediakan obat dan

alat kesehatan. Usahakan membeli pada toko obat yang telah mendapat izin resmi dari departemen

kesehatan (ada asisten apoteker), perhatikan kemasannya, dan mintalah petunjuk penggunaan.

Cara Penyimpanan Obat dan Alat Kesehatan

Kotak/lemari obat ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau, namun tidak mudah dijangkau

oleh anak-anak. Jangan ditempatkan di daerah yang terkena cahaya matahari langsung, hindari

penempatan pada tempat yang lembab dan basah. Bahan kotak/lemari obat dapat bermacam-macam,

dapat terpisah sendiri (yang ideal), dapat bersama dengan barang lain, namun harus jelas

pemisahannya. Setiap obat yang disimpan harus diberi etiket/label yang jelas, nama obat, cara

penggunaan, dan tanggal dibeli. Bedakan label penggunaan obat luar dan obat dalam (yang

diminum). Penyimpanan yang baik dapat mencegah salah penggunaan dan mencegah kerusakan obat.

Agar penyimpanan tetap baik perlu dikontrol dan dibersihkan secara periodik.

Obat Rusak

Penyimpanan yang baik dapat mencegah kerusakan. Obat cepat menjadi rusak bila terpapar sinar

matahari, kelembaban udara, dan udara yang sangat kering. Ciri obat rusak antara lain adanya

perubahan warna, bentuk ( pecah, tumbuh kristal, lembab); bila berupa sirup/campuran saat dikocok

tidak tercampur, sudah lewat batas kadaluwarsa. Dalam kondisi tersebut obat harus dibuang dan

jangan digunakan. Perlu diperhatikan pembuangan obat sebaiknya memperhatikan lingkungan,

sebaiknya dihancurkan terlebih dahulu.


Cara Penggunaan

Obat dapat merugikan jika digunakan secara tidak tepat. Untuk menggunakan obat secara aman

ketahui aturan pakainya, dosis yang harus diminum dan frekuensi minum dalam sehari (24 jam),

lama minum obat. Untuk pengobatan sendiri atau self-medication dibatasi tidak lebih dari 2 X 24 jam

jika gejala tidak berkurang segera ke dokter. Jenis obat yang harus diminum sesudah makan jika obat

tersebut merangsang lambung sehingga timbul rasa pedih. Hal ini terutama karena obat yang

diminum bersifat asam. Dalam kondisi semacam ini memang dianjurkan meminum obat 1-2 jam

sesudah makan. Obat seperti vitamin dan obat yang mengandung enzim pencernaan, sebaiknya

diminum bersama makan. Obat -obat resep dokter bila tidak ada informasinya tanyakan pada dokter

yang memberi resep atau pada apoteker yang memberikan obat. Dengan cara demikian penjelasan

yang lengkap tentang cara menggunakan obat yang benar dan rasional didapatkan. Jika timbul gejala

yang asing setelah minum obat seperti gatal, buyer, lemes, mual-muntah, ataupun diare, segeralah ke

dokter/rumah sakit. Hal tersebut disebabkan timbulnya efek samping obat. Efek samping dapat

terjadi pada setiap orang, berupa reaksi alergi (gatal, biduren, diare, sesak nafas atau shock), karena

efek obat tersebut atau efek ikutan (ngantuk, mual, lemes). Alergi tidak dapat diduga sebelumnya,

sedangkan efek ikutan obat dapat diduga sebelumnya.

Pengelolaan Obat dalam Rumah Tangga

Kita telah minum obat, mengoleskan obat, bahkan mendapat suntikan obat. Apa sebenarnya obat itu?

Obat adalah suatu senyawa/bahan kimia yang berasal dari luar tubuh dan akan mengakibatkan

perubahan fungsi biologi jaringan atau organ jika masuk ke dalam tubuh manusia. Tujuan meminum

obat adalah untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit. Untuk mencapai tujuan pengobatan dan

penatalaksanaan kejadian-kejadian di rumah tangga, perlu disediakan obat sederhana. Walaupun obat

yang tersedia sederhana, namun perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan yang tidak baik selain

menyebabkan biaya terbuang percuma juga dapat membahayakan jiwa. Salah satu contoh seorang
intelektual meninggal dunia karena meminum racun serangga yang diletakkan di tempat menyimpan

obat. Secara umum pengelolaan obat di rumah tangga mencakup jenis obat dan alat kesehatan yang

harus tersedia; jumlah yang harus disediakan; dimana membelinya; cara menyimpannya; cara

mengetahui obat yang rusak; dan cara penggunaan yang benar. Pengelolaan obat di rumah tangga

dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga karena yang paling sering tinggal di rumah, mengenal seisi

rumah, dan yang pasti seorang ibu sangat peka terhadap kesehatan seisi rumah. Penyediaan obat

tidak harus selengkap di rumah sakit, tetapi cukup untuk mengatasi keadaan darurat rumah tangga.

Obat-obat yang harus tersedia dapat dikelompokkan sebagai berikut obat-obat luar, obat-obat yang

dibeli sendiri, dan obat-obat khusus yang didapat dari resep dokter. Ketiga golongan obat harus jelas

dan disimpan dalam tempat yang terpisah. Pengelompokan yang paling mudah adalah dengan

memisahkan obat luar dengan obat yang diminum. Obat yang diminum untuk bayi dipisahkan dari

obat anak dan obat untuk dewasa. Cara pemisahan ini minimal dapat mencegah salah penggunaan.

Pembalut dan Pembalutan


1. Pembalut
Macam-macam pembalut :
a. Pembalut kasa gulung
b. Pembalut kasa perekat
c. Pembalut penekan
d. Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e. Gulungan kapas
f. Pembalut segi tiga (mitella)

2. Pembalutan
a. Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b. Pembungkus segitiga untuk membuat gendongan tangan
c. Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
d. Pembalutan spiral pada tangan
e. Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.
BUDAYA HIDUP SEHAT

Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan

mendidik agar mereka dibiasakan untuk :

1. Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya

mandi, pemeliharaan gigi, dsb.

2. Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin

melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih, dsb.

3. Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan berolahraga, mendaki

gunung, berenang, terbang laying, dsb.

4. Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan tentang gizi.

5. Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat

berkemah

6. Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.

Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta didik merupakan alat pendidikan watak yang akan dapat

meningkatkan ketahanan mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional, dan social; serta dapat

menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan kepedulian kepada orang lain

PENUTUP

Beberapa hal yang perlu ditekankan antara lain, perlu disediakan tempat khusus/kotak/lemari untuk

menyimpan obat dirumah tangga. Obat perlu dikelola dengan baik dan teratur oleh ibu rumah tangga.

Pengelola obat rumah tangga mengetahui dan menguasai cara penggunaan obat yang baik dan

rasional dirumah tangga. Dengan demikian peran ibu rumah tangga sangat besar dalam pengobatan

yang baik dan rasional di rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai