Oleh:
Angkatan XIX
i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS
Pembimbing Mentor
Penguji
Pembimbing Mentor
Penguji
Mengetahui
Kepala Balai Diklat Surabaya
Puji syukur alhamdulillah, atas nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyusun Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ini. Tujuan rancangan ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari rangkaian pelatihan dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III Tahun 2019. Sholawat dan Salam senantiasa
tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan
para ulama sebagai pewarisnya. Amien!
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................................i
Lembar Persetujuan................................................................................................. .. ii
Lembar Pengesahan ........................................................................................... .. iii
Kata Pengantar ................................................................................................... .. iv
Daftar Isi .................................................................................................................. .v
Daftar Tabel ......................................................................................................... ... .vi
Daftar Gambar ....................................................................................................... vii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... ... ..1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. .....3
C. Ruang Lingkup .............................................................................................. 4
BAB II : RANCANGAN AKTUALISASI .............................................................. ..... 5
A. Deskripsi Organisasi .................................................................................... 5
1. Profil Organisasi ................................................................................. ... 5
2. Sejarah .................................................................................................. 5
3. Visi, Misi, Tujuan ................................................................................... 8
4. Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri ................................................................ 10
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik .............................................................. 12
C. Analisis Isu ............................................................................................... 13
D. Argumentasi Terhadap Core Issue ........................................................... 16
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS .................................................................... 17
F. Matrix Rancangan .................................................................................... 28
G. Jadwal Kegiatan ...................................................................................... . 33
H. Kendala dan Antisipasi ............................................................................ 35
BAB III : SIMPULAN ............................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 37
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah sistem tidak akan bergerak tanpa adanya komponen-komponen
pendukungnya. Begitu pula dengan sebuah negara tidak akan mampu seimbang
tanpa ada elemen-elemen pendukungnya. Salah satu elemen tersebut adalah
ASN atau Aparatur Sipil Negara. Menurut UU no. 5 tahun 2014 Aparatur Sipil
Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. ASN terdiri dari dua status kepegawaian yakni PNS dan PPPK.
Adapun Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Sedangkan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Jabatan dalam ASN terdiri dari jabatan administrasi, fungsional dan pimpinan
tinggi. Guru sebagai PNS termasuk dalam jabatan fungsional yakni jabatan
fungsional keahlian yang bertugas untuk melaksanakan UU no. 20 tahun 2003
tentang Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu guru sebagai
ASN juga wajib melaksanakan UU no. 25 tahun 2019 yang berkaitan dengan
pelayanan publik dan UU no. 5 tahun 2014 yang mengatur tentang Aparatur Sipil
Negara.
Tujuan negara adalah mensejahterakan masyarakatnya melalui pelayanan
yang baik dan professional. Untuk itu, regulasi dibentuk dan latihan dasar bagi
ASN diselenggarakan. Kementerian Agama sebagai salah satu kementerian yang
menaungi ASN dengan jumlah yang besar jika dibandingkan kementerian lainnya
memiliki kewajiban menyelenggarakan pelatihan-pelatihan. Diantaranya adalah
LATSAR atau Pelatihan dasar yang beberapa waktu lalu disebut sebagai prajab
(pra jabatan/CPNS). Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan
dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu
1
(satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian UU
ASN mengedepankan penguatan nilai- nilai dan pembangunan karakter dalam
mencetak PNS yang handal.
Pelatihan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan dan di tempat kerja
sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktulisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam diri peserta sebagai karakter
PNS profesional yaitu yang memiliki karakter dalam melaksanakan tugas dan
jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan
pemersatu bangsa.
Salah satu tugas wajib peserta latsar adalah membuat rancangan aktualisasi
dan mengaktualisasikan rancangan tersebut hingga menjadi sebuah habituasi
pada satuan kerja masing-masing peserta. Rancangan aktualisasi dibuat dari
sebuah masalah utama yang terjadi pada satker peserta.
IAIN Kediri merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang berada dalam
naungan Kementerian Agama. Di dalamnya terdiri dari beberapa fakultas, di
antaranya fakultas Tarbiyah. Visi fakultas ini adalah “Menjadi Fakultas yang
unggul, kompetitif, dan profesional di tingkat Asia Tenggara di bidang ketarbiyahan
dan keguruan dengan mengintegrasikan keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan
pada tahun 2033”. Dalam mengintegrasikan sisi keislaman dengan keilmuan dan
keindonesiaan tidak akan lepas dari al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam
Islam. Ketidakpahaman terhadap sumber ajaran Islam ini, berdampak pada
kekeliruan dalam integrasi keilmuan, dengan meletakkan ayat tidak pada
tempatnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang tepat, diperlukan penguasaan
terhadap teori dan praktek Studi Qur’an. Untuk itulah penulis mengangkat judul
dalam rancangan aktualisasi ini, yakni “Peningkatan Kompetensi Mahasiswa
Terhadap Mata Kuliah Studi Qur’an di Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri”.
2
B. Tujuan dan Manfaat
Mengacu pada latar belakang di atas, maka dapat diperoleh beberapa tujuan
yang diharapkan dapat dicapai selama proses aktualisasi, antara lain:
1. Mengetahui kondisi mahasiswa sebelum diberi pelatihan “Cara Praktis
Menguasai Studi Qur’an Melalui Metode Modelling NLP”;
2. Mahasiswa mendapatkan materi pelatihan “Cara Praktis Menguasai Studi
Qur’an Melalui Metode Modelling NLP”;
3. Mahasiswa dapat menguasai materi Studi Qur’an secara cepat dan dapat
mempraktekkannya secara langsung dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an;
4. Mewujudkan kerja sama dengan sejawat dan dosen senior untuk pembuatan
RPS;
5. Menyediakan resume materi Studi Qur’an.
Selain beberapa tujuan di atas, diharapkan pula proses aktualisasi ini dapat
memberikan manfaat, sebagai berikut:
1. Penulis mampu mengetahui kondisi mahasiswa sebelum diberi pelatihan
“Cara Praktis Menguasai Studi Qur’an Melalui Metode Modelling NLP”;
2. Terwujudnya materi pelatihan “Cara Praktis Menguasai Studi Qur’an Melalui
Metode Modelling NLP”;
3. Terwujudnya mahasiswa yang dapat menguasai materi Studi Qur’an secara
cepat dan dapat mempraktekkannya secara langsung dalam memahami ayat-
ayat al-Qur’an;
4. Terwujudnya kerja sama dengan sejawat dan dosen senior untuk pembuatan
RPS;
5. Tersedianya resume materi Studi Qur’an.
C. Ruang Lingkup
3
juga akan menerapkan Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yang terbatas
pada tiga nilai dasar yaitu Pelayanan Publik, Manajemen ASN, Whole of
Government yang terbagi dalam kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan survey tingkat pemahaman Studi Qur’an
2. Menyusun materi pelatihan “Cara Praktis Menguasai Studi Qur’an Melalui
Metode Modelling NLP”
3. Menyajikan pelatihan “Cara Praktis Menguasai Studi Qur’an Melalui Metode
Modelling NLP”
4. Menyusun Rencana Pemberlajaran Semester (RPS) Studi al-Qur’an.
5. Menyusun resume mata kuliah Studi Qur’an.
4
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
1. Profil Organisasi
Kediri 64127
Kelurahan : Ngronggo
Kecamatan : Kota
Kota : Kediri
2. Sejarah
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Kediri, yang sekarang dikenal dengan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, berawal dari munculnya gagasan para tokoh
masyarakat Jawa Timur pada tahun 1961. Gagasan itu berupa keinginan untuk
memiliki Perguruan Tinggi Agama Islam yang bernaung di bawah Departemen Agama
Republik Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, para ulama dan tokoh
masyarakat Jawa Timur pada tahun itu juga mengadakan pertemuan di Jombang,
Jawa Timur. Pertemuan yang bersejarah tersebut menghasilkan beberapa keputusan,
diantaranya :
5
a. Membentuk Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN);
b. Mendirikan Fakultas Syari’ah di Surabaya;
c. Mendirikan Fakultas Tarbiyah di Malang;
d. Selanjutnya, pada tanggal 28 Oktober 1961 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Agama Nomor 17 Tahun 1961, diresmikan berdirinya 2 (dua) fakultas,
yaitu Fakultas Syari’ah di Surabaya yang dipimpin oleh Prof. K.H.M. Syafi’i
Karim dan Fakultas Tarbiyah di Malang yang dipimpin Prof. Mr. Koesnoe.
Kemudian, pada tanggal 1 Oktober 1964, berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kompartemen Urusan Agama Nomor 66 Tahun 1964, diresmikan
Fakultas Ushuluddin di Kediri yang dipimpin oleh K.H. A. Zaini.
Pada saat diresmikan, ketiga fakultas tersebut belum memiliki fasilitas yang
diperlukan seperti gedung, ruang kuliah, perkantoran dan segala prasarana
penunjangnya. Oleh karena itu, atas saran dan partisipasi para ulama dan tokoh
Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Fakultas Syariah ditempatkan di Gedung Taman
Pendidikan Putri Nahdlatul Ulama di Jl. A. Yani 2-4 Wonokromo, Surabaya.
Sedangkan Fakultas Tarbiyah Malang ditempatkan di Gedung Tarbiyah wa Ta’lim NU,
Jl. Dinoyo Malang dan Fakultas Ushuluddin Kediri ditempatkan di gedung SMAN 1 Jl.
Veteran, Kediri.
Pada tanggal 5 Juli 1965, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor
20 Tahun 1965, ketiga fakultas tersebut diresmikan sebagai Institut Agama Islam
Negeri Sunan Ampel yang berkedudukan di Surabaya (selanjutnya disebut IAIN Sunan
Ampel). Sunan Ampel adalah nama seorang wali yang amat terkenal, bahkan sangat
melekat di hati masyarakat Islam Jawa Timur. Beliau adalah sesepuh dan guru dari
para mujahid yang terkenal dengan sebutan Wali Songo. Nama asli beliau adalah R.
Rahmatullah, disebut dengan Sunan Ampel karena lembaga pendidikan yang beliau
asuh berpusat di kota Ampel Denta, Surabaya. Kiranya untuk melanjutkan cita-cita
perjuangan beliau itulah maka Sunan Ampel diabadikan sebagai nama IAIN milik
masyarakat Jawa Timur ini.
Pada kurun waktu 1966–1970 IAIN Sunan Ampel tumbuh dengan pesat. Tiga
fakultas yang ada berkembang menjadi 18 fakultas di daerah-daerah yang tersebar di
tiga propinsi: Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat. Namun pada
akhir periode 1971–1975, akreditasi kualitas fakultas di IAIN Sunan Ampel mulai
6
dilaksanakan. Hasilnya, lima fakultas yang berlokasi di Bangkalan, Pasuruan,
Lumajang, Sumbawa dan Bima dengan terpaksa ditutup dan digabungkan dengan
fakultas sejenis yang domisilinya berdekatan dengan fakultas -fakultas tersebut.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985, satu fakultas lagi
dilepas, yaitu Fakultas Tarbiyah Samarinda, Kalimantan Timur, yang selanjutnya
diserahkan kepada IAIN Antasari di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Bersamaan
dengan itu, Fakultas Tarbiyah Bojonegoro dipindahkan ke Surabaya.
Dalam pelaksanaan pendidikan, Fakultas Ushuluddin Kediri pada mulanya hanya
menyelenggarakan Program Sarjana Muda (BA). Karena tuntutan dan perkembangan
masyarakat sekitarnya untuk mendapatkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, maka
dibuka Program Doktoral (Sarjana Lengkap) Jurusan Perbandingan Agama (PA).
Keinginan untuk mengembangkan IAIN Sunan Ampel selalu mendorong para
pimpinannya untuk bekerja keras dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan
tinggi kepada masyarakat di wilayah Karesidenan Kediri. Karena di wilayah Kediri
banyak sekali lembaga pendidikan pondok pesantren, maka pada tahun 1994-1995
dibuka Program Studi Tafsir Hadits.
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan kualitas pendidikan di IAIN
dipandang perlu adanya penataan terhadap fakultas-fakultas di IAIN yang berlokasi
di luar IAIN induk. Maka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997
berdirilah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) sebagai nama pengganti dari
fakultas-fakultas cabang yang berada di luar IAIN induk pada beberapa IAIN di seluruh
Indonesia, termasuk Fakultas Ushuluddin Kediri IAIN Sunan Ampel.
Berdasarkan Keputusan Presiden tersebut maka Fakultas Ushuluddin Kediri
secara kelembagaan lepas dari IAIN Sunan Ampel Surabaya menjadi Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri.
Selama 20 tahun tumbuh dan berkembang, STAIN Kediri telah menjelma
menjadi PTKIN yang patut diperhitungkan ditingkat nasional. Terbukti selama 3 tahun
berturut turut sejak 2016-2018, STAIN Kediri memperoleh penghargaan sebagai
perguruan tinggi paling diminati untuk level Sekolah Tinggi Agam Islam Negeri se
Indonesia.
Jumlah program studi yang dikelola juga bertambah dari tahun ke tahun. Jika
pada awal berdiri tahun 1997 hanya ada 2 program studi, maka pada tahun 2018
STAIN Kediri telah mengelola 17 program studi S1 dan 6 program studi S2.
7
Untuk memperluas rumpun Ilmu Agama Islam dan memenuhi tuntutan
perkembangan masyarakat, maka pada tahun 2018, Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Kediri secara resmi bertransformasi menjadi Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Kediri. Perubahan ini berdasarkan pada Peraturan Presiden RI Nomor
26 Tahun 2018.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 32 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja IAIN Kediri, maka sekarang di IAIN Kediri terdapat empat
Fakultas, yakni Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah, Fakultas Tarbiyah, Fakultas
Syariah dan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.
Adapun struktur organisasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri sebagai
berikut :
9
2. Meningkatnya kajian-kajian dan penelitian yang menunjang pendidikan dan
kemajuan ilmu serta teknologi yang berbasis keilman, keislaman dan
keindonesiaan.
3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pengabdian kepada masyarakat, serta
terciptanya optimalisasi tata kelola lembaga yang sesuai dengan
perkembangan jaman serta meningkatnya manajemen yang transparan dan
berkelanjutan.
4. Terciptanya jejaring dan kerja sama dengan lembaga lainnya dari dalam dan
luar negeri dalam rangka mewujudkan kampus Islam bertaraf internasional.
Visi Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri di atas bila dijabarkan lebih lanjut mencakup
(enam) aspek dari penyelenggara pendidikan, yaitu:
Unggul: memenuhi dan melampaui standar nasional pendidikan tinggi dalam
bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kerjasama, dan
tata kelola.
Kompetitif: dengan keunggulan yang dimiliki, lulusan FTIK IAIN Kediri memiliki
daya saing di tingkat Asia Tenggara dalam bidang akademik, skill, dan karakter
untukmemasuki dunia kerja.
Profesional: dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki, lulusan FTIK IAIN Kediri
memiliki kompetensi yang tinggi tentang ilmu yang menjadi core keahlian mereka,
mempunyai kemampuan untuk mentransmisikan ilmu tersebut, berakhlaq mulia,
dan mampu berkomunikasi secara produktif terhadap koleganya.
Keilmuan : segala daya dan upaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui
pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Keislaman: mensinergikan ilmu pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan nilai-
nilai Islam dalam mengatasi menjalankan profesinya.
10
Keindonesiaan: pengembangan sikap hubb al-wathon dalam berfikir, bersikap
dan bertindak untuk Indonesia.
b. Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan
profesional, untuk menghasilkan pendidik dan tenaga kependidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah yang mampu mengintegrasikan
keilmuwan, keislaman, dan keindonesiaan.
2. Menyelenggarakan penelitian untuk pengembangan ilmu ketarbiyahan,
keguruan, dan keislaman.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat untuk menyebarluaskan temuan
inovatif dalam bidang ilmu ketarbiyahan, keguruan, dan keislaman.
4. Menjalin kerjasama dalam dan luar negeri di bidang ilmu ketarbiyahan,
keguruan, dan keislaman untuk pengembangan kelembagaan, keilmuan,
penelitian dan pengabdian masyarakat.
5. Membangun tata kelola Fakultas yang unggul dan profesional dalam
menghasilkan pelayanan prima kepada sivitas akademika dan masyarakat.
c. Tujuan:
Dalam rangka terwujudnya visi misi Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri, tujuan yang
menjadi tonggak yang akan dicapai oleh lembaga ini adalah:
1. Terselenggaranya pendidikan dan pengajaran di bidang ilmu ketarbiyahan dan
keguruan yang berkualitas didukung fasilitas pembelajaran yang representatif.
2. Terwujudnya pendidik dan tenaga kependidikan yang professional, dan
berdaya saing tinggi untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
3. Meningkatnya kajian, penelitian, dan produk keilmuan di bidang ilmu
ketarbiyahan dan keguruan yang menunjang perkembangan ilmu serta
teknologi yang berbasis keislaman dan keindonesiaan.
4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pengabdian kepada masyarakat di
bidang ilmu ketarbiyahan dan keguruan.
5. Terciptanya optimalisasi tata kelola fakultas yang sesuai dengan
perkembangan zaman, transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.
11
6. Terciptanya jejaring dan kerja sama di bidang ilmu ketarbiyahan dan keguruan
dengan lembaga lain dari dalam dan luar negeri dalam rangka mewujudkan
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan bertaraf internasional.
12
yang hanya ditulis oleh penulis tanpa di-review oleh pakar. Dalam makalah,
jumlah referensi berbentuk jurnal relatif lebih sedikit daripada buku.
3. Kurangnya minat baca mahasiswa
Kurangnya minat baca mahasiswa dengan mudah diketahui dari jumlah
referensi yang ia gunakan dalam pembuatan makalah. Dalam pembuatan
makalah yang sering, rata-rata mahasiswa hanya mencantumkan lima
referensi.
4. Lemahnya mahasiswa terhadap penguasaan bahasa Arab
Hal ini terjadi karena input mahasiswa Fakultas Tarbiyah tidak hanya dari
alumni MAN/ MAK, tapi juga dari SMU/ SMK.
5. Mahasiswa kurang mampu mempraktekkan studi al-Qur’an
Hal ini terjadi karena metode pengajaran yang ada sebelumnya, terfokus pada
pembuatan makalah dan diskusi dari makalah itu sendiri. Akhirnya arah diskusi
kelas hanya berkutat pada teoritik. Kalaupun praktek, mahasiswa hanya
membaca contoh yang ada di referensi.
6. Mahasiswa kurang mampu mencari literatur e-book (digital library)
Persoalan ini terjadi pada mahasiswa karena mereka tidak tahu cara mencari
dan mengakses e-book tersebut lewat internet.
7. Beberapa mahasiswa kurang mampu baca al-Qur’an.
Persoalan ini terjadi karena adanya input mahasiswa IAIN Kediri yang berasal
dari luar MAN/ MAK.
C. Analisis Isu
Analisis terhadap isu dilakukan untuk menentukan kriteria isu dan kualitas
isu. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu yang tertinggi. Tidak
semua isu dapat dikategorikan sebagai isu aktual sehingga perlu dilakukan
analisis kriteria isu menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan), sedangkan untuk menentukan kualitas isu dengan
menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth). Adapun AKPK
diuraikan sebagai berikut:
1) Actual (A)
Isu yang diangkat benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dimasyarakat.
13
2) Kekhalayakan (K)
Isu yang diambil menyangkut hajat hidup orang banyak
3) Problematik (P)
Isu yang dipilih memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin
4) Kelayakan (K)
Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
Kurangnya penguasaan
1 mahasiswa terhadap tata cara 3 3 2 3 11 7
penulisan makalah
Minimnya penggunaan jurnal
2 dalam referensi makalah 4 4 3 3 14 4
14
Dari hasil analisis isu dengan AKPK diperoleh 3 isu dengan peringkat teratas
seperti pada Tabel 2 di atas yang selanjutnya akan dilakukan analisis lanjutan
dengan menggunakan alat analisis USG untuk mengetahui kualitas isu yang
dipilih. USG merupakan alat analisis isu yang berprinsip pada:
1. Urgency (U)
Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti
2. Seriousness (S)
Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan
3. Growth (G)
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.
15
Berdasarkan hasil analisis dengan USG seperti pada Tabel 3 di atas
ditetapkan isu “Mahasiswa kurang mampu mempraktekkan Studi al-Qur’an”
sebagai isu yang terpilih untuk diselesaikan dan dicarikan alternatif solusi
pemecahan masalah. Seluruh analisis tersebut dapat digambarkan dalam sebuah
mind mapping sebagai berikut:
Mahasiswa kurang
mampu mempraktekkan
Studi al-Qur’an
16
Muawanah, M.Pd, selaku mentor dan Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah (Bidang
Kurikulum) beliau menyetujui issue ini diangkat untuk dicarikan solusi.
Dilihat dari kedudukan dan peran PNS dalam menangani isu, maka dilihat
dari segi pelayanan publik, dengan adanya Penggunaan metode Modelling
Neuro Linguistic Programming dalam praktek Studi al-Qur’an dapat meningkatkan
kemampuan praktek studi al-Qur’an, sehingga ayat al-Qur’an bisa mereka pahami
dengan benar, dan mereka dapat menganalisis ayat yang beredar di masyarakat
dengan keilmuan yang benar. Prasyarat utama untuk mencapainya adalah
Manajemen ASN di lingkungan Instansi yang diisi oleh sumber daya manusia
yang berkualitas dan kompeten di berbagai bidang, terutama sebagai dosen.
Tentu saja secara internal, semua elemen di Instansi harus bersinergi dan
berkolaborasi. Prinsip Whole of Government (WoG) juga diterapkan secara
eksternal dalam bentuk kerjasama atau konsultasi antara penulis sebagai dosen
Studi al-Qur’an dengan Wakil Dekan I, coach, dan ahli/senior dibidangnya.
E. Nilai-nilai Dasar PNS serta Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Nilai-nilai Dasar PNS
Nilai-nilai dasar PNS biasa diakronimkan dengan ANEKA yang merupakan
akronim dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing nilai dasar PNS:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas berasal dari kata accountability yang merupakan kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai (dapat berupa laporan) oleh setiap individu
maupun organisasi untuk memenuhi tanggung jawab yang telah diamanahkan. Aspek-
aspek akuntabilitas adalah sebagai berikut:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is arelationship);
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented);
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting);
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences);
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam yaitu akuntabilitas vertikal (vertical
accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas
17
vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih
tinggi. Sedangkan akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas. Terdapat lima tingkatan akuntabilitas sebagai berikut:
1) Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
18
7) Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang yang
dimiliki
8) Kejelasan: mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja.
9) Konsistensi: menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.
b. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam
mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin
mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun ekstern. Nasionalisme dapat
dilakukan dengan mengimplementasikan nilai Pancasila dalam menjalankan tugas
dan kehidupan sehari-hari yang bisa dimulai dari hal-hal kecil. Nilai-nilai Nasionalisme
sesuai dengan lima sila Pancasila, yaitu:
Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
19
Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain.
21
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.
c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang menentukan
baik atau buruknya suatu tindakan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Fokus dari etika publik adalah untuk
mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas. Ada tiga fokus utama dalam
pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
22
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan suatu komitmen yang tercermin dalam setiap
tindakan yang dilakukan untuk menjaga kualitas kinerja yang berorientasi pada
kualitas hasil berupa produk/jasa yang diberi label baik atau buruk. Indikator komitmen
mutu antara lain:
1) Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan
arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
2) Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa pemborosan sumber daya dan hemat waktu.
3) Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
4) Inovatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide kreativitas untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
Adapun nilai–nilai yang terkandung dalam komitmen mutu adalah sebagai berikut:
a) Tepat waktu
b) Sesuai SOP (Prosedur standar operasional)
c) Akurasi
d) Kerjasama
e) Cepat dan tepat
f) Tanggap
g) Evaluasi
h) Cermat
i) Melakukan yang terbaik
j) Profesional
k) Menerima pembaharuan
l) Tidak mempersulit
e. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan sikap dan perilaku untuk tidak mendukung adanya
upaya untuk merugikan keuangan negara dan perekonomian negara. Dengan kata
lain, antikorupsi merupakan sikap menentang terhadap adanya korupsi. para pakar
telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9
nilai anti korupsi sebagai berikut :
23
1) jujur,
2) peduli,
3) mandiri,
4) disiplin,
5) tanggung jawab,
6) kerja keras,
7) sederhana,
8) berani,
9) adil.
24
c) Kalau kinerjanya melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas
2) Obsesi terhadap mutu
Penentu akhir mutu adalah pelanggan internal dan eksternal. Dengan mutu
yang ditentukan tersebut, organisasi harus berusaha memenuhi atau melebihi yang
telah di tentukan.
3) Pendekatan ilmiah
Terutama untuk merancang pekerjaan dan proses pembuatan keputusan dan
pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang dirancang tersebut.
4) Komitmen jangka panjang
Agar penerapan TQM dapat berhasil, dibutuhkan budaya organisasi yang baru.
Untuk itu perlu ada komitmen jangka panjang guna mengadakan perubahan budaya.
5) Kerjasama tim
Untuk menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan perlu terus
menerus dijalin dan dibina, baik antar aparatur dalam organisasi maupun dengan
pihak luar (masyarakat).
6) Perbaikan sistem secara berkesinambungan
Setiap barang dan jasa dihasilkan melalui proses di dalam suatu
sistem/lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki secara terus
menerusagar mutu yang dihasilkan meningkat.
b. Manajemen ASN
Manajemen ASN merupakan salah satu hal yang diperlukan dalam memasuki
era reformasi dan globalisasi karena memerlukan aparatur negara yang profesional
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Aparatur Sipil Negara mempunyai
peran yang amat penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berbagai
tantangan yang dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam mencapai tujuan tersebut
semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun dalam negeri yang menuntut
aparatur sipil negara untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi tantangan-
tantangan tersebut, pemerintah melalui Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
profesional, agar mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi
masyarakat.
25
ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan mendasar dalam manajemen
SDM, yang mengedepankan kompetisi dan kompetensi ASN dalam promosi dan
pengisian jabatan. UU ASN juga menempatkan pegawai ASN sebagai sebuah profesi
yang harus memiliki standar pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku
profesi, pendidikan dan pengembangan profesi, serta memiliki organisasi profesi yang
dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi.
c. Whole of Government
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan maka
WoG didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap”
yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi
karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. WoG pada awalnya disebut
sebagai Joined Up Government atau Network Government dan paling akhir diberi
nama Whole of Government. WoG merupakan respon terhadap gejala-gejala devolusi
struktural, disagregasi, fragmentasi dan single purpose organization sebagai akibat
dari implementasi New Public Management (NPM). Inti dari WoG menurut Haligan
(2011) adalah “koordinasi–kolaborasi secara integratif serta manajemen berbagai
tugas dan fungsi-fungsi di dalam organisasi tanpa adanya kontrol hierarkis di antara
sesama partisipan yang ditujukan untuk memperoleh suatu hasil (outcome) yang tidak
dapat dicapai apabila bekerja sendiri”.
26
Kemunculan WoG didorong oleh sejumlah faktor-faktor pendorong (drivers)
internal maupun eksternal sebagaimana yang diilustrasikan pada gambar berikut:
27
B. Matrix Rancangan
Tabel 4 Matriks Rancangan Aktualisasi
Nasionalisme:
Keinginan
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dengan
mengetahui
kondisi awal
sebelum diberi
pelatihan
Anti Korupsi:
Melakukan
pre-test
dengan jujur
dan trasnparan
Analisa dampak:
1. Apabila tidak dilakukan pre-test, maka tidak diketahui kondisi awal sebelum pelatihan Modelling NLP Studi
Qur’an.
2. Apabila tidak dilakukan pre-test, maka tidak bisa diukur keberhasilan sebuah pelatihan.
2 Menyusun 1. Mengumpulkan Tersedianya Akuntabilitas Visi Fakultas Being
Materi literatur untuk materi pelatihan dan Tarbiyah: Excellent with
pelatihan penyusunan “Cara Praktis Komitmen Menjadi Fakultas Islamic
“Cara materi Menguasai Studi Mutu: yang unggul, Values, yakni
Praktis pelatihan Qur’an Melalui berupaya kompetitif, dan mengajak
Menguasai 2. Membuat Metode Modelling untuk profesional di mahasiswa
Studi power point NLP” memberikan tingkat Asia mengetahui
28
Qur’an materi kontribusi Tenggara di cara
Melalui pelatihan pada bidang memahami ayat
Metode mahasiswa ketarbiyahan dan al-Qur’an
Modelling untuk keguruan dengan melalui materi
NLP” mencapai mengintegrasikan pelatihan “Cara
hasil keilmuan, Praktis
yang maksimal keislaman, dan Menguasai
dengan keindonesiaan Studi Qur’an
menyediakan pada tahun 2033 Melalui
materi Metode
pelatihan Misi: Modelling
berbentuk Menyelenggarakan NLP”
power point penelitian untuk
pengembangan
Etika Publik: ilmu ketarbiyahan,
Menggunakan keguruan, dan
diksi yang baik keislaman berupa
dalam materi Membuat Materi
pelatihan pelatihan
Nasionalisme:
Keinginan
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dengan
memberikan
materi
pelatihan
Anti Korupsi:
Tanggung
jawab dalam
menyelesaikan
materi
pelatihan
Analisa dampak:
1. Apabila tidak disiapkan materi pelatihan dengan baik, maka output-nya bisa kurang maksimal.
2. Apabila tidak disiapkan materi pelatihan, maka alur pelatihan bisa tidak sistematis.
3 Menyajikan 1. Menyiapkan al- Mahasiswa dapat Akuntabilitas Visi Fakultas Being
pelatihan Qur’an untuk menguasai materi dan Tarbiyah: Excellent with
“Cara praktek Studi Qur’an Komitmen Menjadi Fakultas Islamic
Praktis 2. Memberikan secara cepat dan Mutu: yang unggul, Values, yakni
Menguasai trick cepat dapat berupaya kompetitif, dan meningkatkan
Studi “Cara Praktis mempraktek- untuk profesional di kemampuan
Qur’an Menguasai kannya secara memberikan tingkat Asia sample hingga
Melalui Studi Qur’an langsung dalam kontribusi Tenggara di excellent
Metode Melalui memahami ayat- pada bidang
Modelling Metode ayat al-Qur’an mahasiswa ketarbiyahan dan
NLP” Modelling untuk keguruan dengan
NLP” mencapai mengintegrasikan
3. Membuat hasil keilmuan,
video yang maksimal keislaman, dan
dokumetasi dengan keindonesiaan
memberi pada tahun 2033
pelatihan
“Cara Praktis Misi:
Menguasai Menyelenggarakan
Studi Qur’an pendidikan dan
Melalui pengajaran yang
Metode berkualitas dan
Modelling profesional, untuk
NLP menghasilkan
pendidik dan
Etika Publik:
29
Dengan tenaga
profesional kependidikan pada
memberikan jenjang pendidikan
pelatihan dasar dan
“Cara Praktis menengah yang
Menguasai mampu
Studi Qur’an mengintegrasikan
Melalui keilmuwan,
Metode keislaman, dan
Modelling keindonesiaan
NLP berupa
penguasaan Studi
Qur’an Melalui
Nasionalisme: Metode Modelling
Keinginan Neuro Linguistic
mencerdaskan Programming
kehidupan
bangsa
dengan
memberikan
pelatihan
“Cara Praktis
Menguasai
Studi Qur’an
Melalui
Metode
Modelling
NLP
Anti Korupsi:
Kerja keras
melakukan
transfer ilmu
penguasaan
praktek studi
Qur’an dengan
Modelling
Neuro
Linguistic
Programming
Analisa dampak:
1. Apabila tidak dilakukan pelatihan, maka mahasiswa kesulitan memahami ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan
studi Qur’an
2. Apabila tidak dilakukan pelatihan dengan modelling NLP Studi Qur’an, maka bisa terjadi salah pemaknaan
ayat al-Qur’an
3. Apabila tidak menggunakan metode ini, seterusnya tidak ada tehnik memahami ayat al-Qur’an secara praktis
dan efisien waktu.
Anti korupsi:
Tanggung
jawab dan
bekerja keras
melaksanakan
tugas yang
telah
diamanatkan
Analisis dampak:
1. Apabila dalam menghubungi sejawat dan dosen senior tidak transparan dalam menyampaikan informasi, maka
informasi tidak dapat tersampaikan secara jelas
2. Apabila saat melakukan koordinasi dengan sejawat dan dosen senior tidak bertindak sopan, maka dapat
menghambat pelaksanaan koordinasi
3. Apabila dalam melakukan kerjasama dengan sejawat dan dosen senior tidak bersikap baik dan tidak
mengutamakan asas gotong royong, maka kerja sama tidak dapat terjalin dengan baik
5 Menyusun 1. Mengumpulkan Tersedianya Akuntabilitas Visi Fakultas Being
resume dokumen resume materi dan Tarbiyah: Excellent with
studi al- terkait materi Studi Qur’an Komitmen Menjadi Fakultas Islamic
Qur’an Studi Qur’an Mutu: yang unggul, Values, yakni
2. Menghubungi berupaya kompetitif, dan dengan
sejawat untuk untuk profesional di menyediakan
melakukan memberikan tingkat Asia resume untuk
diskusi kontribusi Tenggara di mempermudah
3. Melakukan pada bidang pemahaman.
diskusi dengan mahasiswa ketarbiyahan dan
Dosen senior untuk keguruan dengan
mencapai mengintegrasikan
hasil keilmuan,
yang maksimal keislaman, dan
dengan keindonesiaan
menyediakan pada tahun 2033
materi
pelatihan Misi:
berbentuk Menyelenggarakan
power point penelitian untuk
pengembangan
Etika Publik: ilmu ketarbiyahan,
Menggunakan keguruan, dan
diksi yang baik keislaman berupa
dalam materi Membuat Materi
pelatihan pelatihan
31
Nasionalisme:
Keinginan
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dengan
memberikan
materi
pelatihan
Anti Korupsi:
Tanggung
jawab dalam
menyelesaikan
materi
pelatihan
dengan sikap
musyawarah
dari pihak-
pihak yang
berkaitan.
Analisis Dampak:
1. Apabila pembuatan resume tidak dilakukan berdasarkan dokumen pendukung, maka tidak tercapai nilai
akuntabilitas yaitu integritas.
2. Apabila pembuatan resume tidak dilakukan, maka menunjukkan kurangnya Akuntabilitas, dimana tidak
tercapainya nilai transparansi dan tanggung jawab atas kegiatan yang telah dilakukan.
32
F. Jadwal Kegiatan
Jadwal rencana kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut:
Tabel 5 Jadwal Rencana Kegiatan
Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4
Melakukan survey
tingkat
Tidak tersedia al-
kemampuan
1 Qur’an untuk Meminta mahasiswa untuk
pemahaman Studi
praktek beli al-Qur’an atau
Qur’an
mahasiswa meminjam al-Qur’an fakultas
Ushuluddin yang memiliki
Quran yang dibutuhkan
33
Menyusun materi Date line waktu Menyiapkan sejak dini materi
pelatihan “Cara yang cukup singkat pelatihan “Cara Praktis
Praktis Menguasai Studi Qur’an
2 Menguasai Studi Melalui
Qur’an Melalui Metode Modelling NLP”
Metode
Modelling NLP”
34
BAB III
SIMPULAN
35
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Lembaga Administrasi Negara. Modul Akuntabilitas PS. TT.
Lembaga Administrasi Negara. Modul Etika Publik. TT.
Lembaga Administrasi Negara. Modul Komitmen Mutu. TT.
Lembaga Administrasi Negara. Modul Nasionalisme. TT.
Lembaga Administrasi Negara. Modul Pelayanan Publik Latsar CPNS. TT.
Lembaga Administrasi Negara. Modul Sadar Anti Korupsi 2. TT.
36