Anda di halaman 1dari 57

RENCANA STRATEGIS

GERAKAN PRAMUKA
2019-2024
Keputusan Musyawarah Nasional X Gerakan Pramuka
Tahun 2018 Nomor: 09/Munas/2018

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka


Tahun 2019
GERAKAN PRAMUKA

NA STRATEGIS GERAKAN PRAMUKA 20


utusan Musyawarah Nasional X Gerakan Pramuka Tahun 2018 Nomor: 09/Munas

KWARTIR NASIONAL GERAKAN


PRAMUKA 2 0 1 9
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL
X
GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2018
NOMOR: 09/Munas/2018
TENTANG RENCANA STRATEGIS GERAKAN PRAMUKA 2019--2024

Diterbitkan oleh:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Jalan Medan Merdeka Timur No. 6, Jakarta 10110

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang


DAFTAR ISI
Hal.

Daftar Isi...............................................

Keputusan
Musyawarah
Nasinoal X
Gerakan
Pramuka
Tahun 2018
Nomor:
09/Munas/2018
Tentang
Rencana
Strategis
Gerakan Pramuka 2014-
2024.....................................................

BAB I PENDAHULUAN
5
1. Umum...........................
2. Dasar Hukum
6
3. Maksud dan
Tujuan...........................
4. Alur
Penyusunan..................

BAB II PENILAIAN
KEADAAN 11
1. Kondisi
Gerakan
Pramuka.......................
2. Lingkungan
Strategis.......................

BAB III VISI DAN MISI


DALAM RENCANA
STRATEGIS........................................
1. Visi dalam
Rencana
Strategis.......................
2. Misi dalam
Rencana
Strategis.......................

i
BAB IV TUJUH PROGRAM PRIORITAS
DAN SASARAN 25
Program Prioritas 1....................................................................
Program Prioritas 2....................................................................
Program Prioritas 3....................................................................
Program Prioritas 4....................................................................
Program Prioritas 5....................................................................
Program Prioritas 6....................................................................
Program Prioritas 7....................................................................

BAB V STRATEGI PENCAPAIAN 30


1. Startegi Dasar 30
2. Startegi Operasional 34

BAB VI RENCANA AKSI/ TINDAKAN


38
1. Sektor Pendidikan Kepramukaan
38
2. Sektor Organisasi dan
Manajemen 40
3. Sektor Keuangan, Usaha, dan
Aset 41
4. Sektor Profil Publik 42

BAB VII PENUTUP45


KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL X GERAKAN PRAMUKA 2018
NOMOR: 09/Munas/2018
TENTANG
RENCANA STRATEGIS GERAKAN PRAMUKA 2014-2024

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,


Menimbang : a. bahwa dalam upaya melaksanakan visi dan misi Gerakan
Pramuka, diperlukan suatu perencanaaan dan program
yang strategis dan berkesinambungan, berupa kebijakan
dan prioritas program yang dituangkan dalam Rencana
Strategis (Renstra) Gerakan Pramuka;
b. bahwa Renstra Gerakan Pramuka merupakan dasar
bagi penyusunan program kerja, yang mengacu pada
Arah Kebijakan Gerakan Pramuka 2014-2045 sehingga
dalam mencapai sasaran program dapat
diselenggarakan secara berdayaguna dan berhasilguna;
c. bahwa sehubungan dengan itu perlu ditetapkan dengan
Keputusan Munas 2018.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka.
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka.
3. Keputusan Munas 2018 Nomor 03/Munas/2018, tentang
Tata Tertib Munas 2018.
4. Keputusan Munas 2018 Nomor 04/Munas/2018 tentang
Presidium Munas 2018
Memperhatikan: Hasil Sidang Pleno Munas X Gerakan Pramuka Tahun 2018.

2
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : Rencana Strategis Gerakan Pramuka 2019-2024
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Kedua : Rencana Strategis Gerakan Pramuka Tahun 2019-2024
merupakan pedoman bagi kwartir dan satuan dalam
menyusun program kerja tahunan.
Ketiga : Melimpahkan wewenang kepada Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka masa bakti 2018-2023 untuk menyempurnakan
sesuai perkembangan Gerakan Pramuka.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Kendari, Sulawesi Tenggara


Pada tanggal : 28 September 2018
Presidium Munas X Gerakan Pramuka Tahun 2018:
H.M. Hatta Zainal Kwarda Kaltim Ketua
Yevi Rivaldi, SH Kwarda Jambi Sekretaris
Dr. Ridjal J. Kotta, SH, MH Kwarnas Anggota
Drs. H. Purmadi Kwarda Jatim Anggota
Ir. Handry Amanupunyo, MP Kwarda Maluku Anggota
GERAKAN PRAMUKA
LAMPIRAN KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL X GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2018
NOMOR: 09/Munas/2018

NCANA STRATEGIS GERAKAN PRAMUKA 2019-2


BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum
Gerakan Pramuka yang awal kelahirannya disahkan dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 238 tanggal 20 Mei 1961 merupakan
fusi dari 60 organisasi kepanduan di Indonesia. Dengan demikian Gerakan
Pramuka merupakan pengejawantahan tekad bersama persekutuan
organisasi kepanduan yang ada di Indonesia. Berdasarkan fakta sejarah
tersebut, Gerakan Pramuka juga sering disebut sebagai Alat Pemersatu
Bangsa.
Dalam perjalanannya, legalitas Gerakan Pramuka makin diperkuat dengan
lahirnya Undang Undang No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Selanjutnya Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 063 Tahun 2014 tentang Ekskul
Wajib Pendidikan Kepramukaan untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum
2013 dan Program Penguatan Pendidikan Karakter bagi siswa.
Kepramukaan adalah Gerakan Pendidikan Nonformal yang dirintis oleh
Baden Powell pada tahun 1907. Ide tentang Metode Kepramukaan awalnya
tergugah dari kondisi anak muda Inggris saat itu yang terlihat jauh dari nilai-
nilai karakter yang baik. Berbekal pengalamannya sebagai perwira militer,
dia mengajak berkemah anak-anak muda Inggris yang didalamnya diisi
dengan berbagai kegiatan keterampilan dan petualangan di alam terbuka
dan pada malam harinya ditutup dengan bercerita tentang nilai-nilai
kehidupan di sekitar hangatnya api unggun (cerita unggun). Gagasan ini ia
tuangkan kedalam Buku ‘Scouting for Boys’ (Memandu untuk Putra) yang
kemudian tersebar keseluruh dunia termasuk Indonesia yang dibawa oleh
Belanda pada 1912.
Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2010,
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok mendidik kaum muda
Indonesia menjadi insan yang memiliki karakterbaik, beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani dan rohani dan
siap sedia membangun bangsa dan negara Indonesia.

5
Pelaksanaan Tugas Pokok Gerakan Pramuka tersebut dapat menjadi
solusi atas fenomena global yang ditandai dengan pesatnya kemajuan
teknologi yang dapat berdampak pada kondisi anak muda di Indonesia,
agar mereka terhindar dari sikap individualis, menurunnya rasa gotong
royong, dan kurang mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Gerakan Pramuka
dengan Janji (Trisatya) dan Ketentuan Moral (Dasadarma) harus siap
menjadi garda terdepan dalam mempertahankan dan memelihara Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Hymne Satya Darma Pramuka tegas menyebutkan bahwa Pramuka
Indonesia adalah ‘Manusia Pancasila’ yang akan mendarmakan satyanya
serta membaktikan darmanya untuk kejayaan Indonesia.
Penerapan nilai dan semangat kebangsaan tersebut di atas diberikan
melalui Metode Kepramukaan. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan merupakan ciri khas Gerakan Pramuka dalam memberikan
penguatan karakter bagi seluruh anggotanya sehingga memiliki rasa
kepedulian dan gotong-royong yang tinggi, cinta tanah air dan bangsa serta
memiliki ketrampilan hidup menjadikannya insan yang kuat, mandiri dan
bermanfaat untuk masyarakat.
Gerakan Pramuka Indonesia sebagai bagian dari Organisasi Kepanduan
Dunia (World Organization of Scout Movement), juga berperan aktif dalam
diplomasi dan kegiatan kepramukaan di tingkat dunia serta berkontribusi
dalam mewujudkan visi dan misi Pramuka Dunia. Keikutsertaan tersebut
tercermin dalam keterlibatannya pada kepengurusan dan Tim Pelatih
Pramuka Regional Asia-Pasifik, pengurus dan sekretariat tetap Asosiasi
Pramuka ASEAN (ASARC) dan aktif dalam kegiatan dunia, regional Asia-
Pasifik, sub regional ASEAN maupun bilateral.
Pendidikan kepramukaan tersebut diatas dilakukan secara bertahap,
berjenjang, inovatif, dan berkelanjutan guna terwujudnya Pramuka yang
relevan dengan kebutuhan anak muda untuk melakukan perubahan.
Dalam rangka menjamin berkelanjutan pendidikan tersebut perlu disusun
rencana strategis sebagai pedoman bagi Gerakan Pramuka dalam
mengimplementasikan nilai dan keterampilan hidup sehingga Gerakan
Pramuka menjadi pilihan utama bagi pembentukan karakter kaum muda
dalam ikut serta memberikan kontribusi kepada pembangunan dan
kemajuan bangsa Indonesia.

2. Dasar Hukum
Dasar penyusunan Rencana Strategis Gerakan Pramuka 2019–2024 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang
Gerakan Pramuka.
d. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2018
Nomor 07/Munas/2018 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka.
e. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2018
Nomor 08/Munas/2018 tentang Perubahan Arah Kebijakan Gerakan
Pramuka Tahun 2014-2034 menjadi 2014-2045.
f. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 141 Tahun 1999
Tentang Sistem Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran
Gerakan Pramuka.

3. Maksud Dan Tujuan


Maksud penyusunan Rencana Strategis Gerakan Pramuka 2019–2024
adalah memberikan gambaran hal-hal yang menjadi fokus kegiatan
dalam pengembangan kepramukaan secara menyeluruh, terpadu dan
berkelanjutan selama kurun waktu 2019-2024. Rencana Strategis ini adalah
bagian dari Arah Kebijakan Gerakan Pramuka Tahun 2019-2045.
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Gerakan Pramuka 2019–2024
sebagai pedoman dalam penyusunan rencana kerja dan sasaran program
seluruh jajaran Gerakan Pramuka secara terukur, konsisten, terintegrasi,
melembaga dan berkelanjutan selama kurun waktu 2019–2024.

4. Alur Penyusunan
a. Penyusunan Renstra Gerakan Pramuka periode 2019–2024 diawali
dengan mengumpulkan berbagai kebijakan dan program yang terkait
dengan pendidikan karakter, pendidikan sumberdaya manusia dan
cinta tanah air dan bangsa.
b. Proses penyusunan dilakukan dengan cara mengambil intisari
dari berbagai rujukan kebijakan dan program yang terkait dengan
pendidikan generasi muda serta kontribusi Gerakan Pramuka dalam
membentuk karakter kaum muda Indonesia melalui pendidikan non
formal. Rujukan sebagai dasar penyusunan Renstra selain peraturan
perundangan yang terkait dan keputusan Munas 2013; arah kebijakan
dan program Pramuka dunia (World Organization of Scout Movement-
WOSM), Program Pramuka regional Asia Pasifik (APRSM) dan kondisi
serta tantangan pembangunan juga menjadi bahan pertimbangannya.
Alur proses penyusunan Renstra Gerakan Pramuka seperti tersaji pada
gambar 1.
c. Rencana strategis Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 2019-2024
merupakan tindak lanjut dari kebijakan jangka panjang pengembangan
Gerakan Pramuka 2014–2034 yang disetujui pada forum Munas 2013
di NusaTenggara Timur dengan Nomor 09/Munas/2013.
d. Berdasarkan dokumen Munas Nomor 09/Munas/2013 yang kemudian
disempurnakan dalam rancangan dokumen Arah Kebijakan 2014-2045
periode kedua, tahun 2020-2024, adalah:
Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan nonformal yang
unggul bagi kaum muda agar memiliki karakter, kecakapan, bela
negara, dan kerelawanan yang tinggi melalui penyiapan
infrastruktur minimum yang berkelanjutan.
e. Arah kebijakan pengembangan Gerakan Pramuka pada tahap kedua
ini diharapkan agar Gerakan Pramuka memiliki ketahanan organisasi
(scout resilience) yang memadai sehingga mampu memberikan solusi
bagi kaum muda. Mampu mengurangi secara nyata persoalan kaum
muda Indonesia yang memerlukan perhatian khusus seperti; narkoba,
tawuran, pergaulan bebas, lunturnya kecintaan terhadap tanah air dan
bangsa, rendahnya kepedulian sosial dan gotong royong serta perlunya
kemandirian dan penguatan keterampilan hidup.

UUD NRI 1945 UU GP NO. 12/2010


AD & ART GP

ARAH KEBIJAKAN GP 2014-2045

KEBIJAKAN & PROGRAM WOSM


REVIEW KINERJA
ANALISIS KUALITATIF & RENSTRA 2013-2018
KUANTITAIF
REVIEW PERATURAN
PROGRAM APR SM PERUNDANGAN

RENSTRA GERAKAN PRAMUKA 2019-2024

VISI DAN MISI ANALISIS SWOT


STRATEGI PELAKSANAAN

Gambar 1. Proses penyusunan Renstra Gerakan Pramuka 2019 – 2024


f. Sumber hukum tertinggi di Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang diantara isinya menyangkut pentingnya keberadaan pendidikan
kepramukaan bagi terbentuknya manusia Indonesia yang berkarakter,
berkecakapan, bela negara, dan berkerelawanan, terutama pasal 27
ayat 3 tentang bela negara oleh warganegara, pasal 30 Ayat 1 dan 2
tentang pertahanan dan keamanan rakyat semesta, pasal 31 dan 32
tentang pendidikan dan kebudayaan
g. Dalam dokumen Jangka Panjang 2005–2025, Gerakan Pramuka
masuk dalam pembangunan bidang sosial budaya dan pembangunan
sumberdaya manusia. Visi pembangunan sosial budaya adalah
terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, dan
bermoralitas tinggi melalui pembangunan kebudayaan nasional yang
dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat
Indonesia yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
cerdas inovatif, etos kerja tinggi, berbudi luhur, toleran, bergotong-
royong, patriotik, dinamis, dan berorientasi kepada ilmu pengetahuan
dan teknologi. Sedangkan visi pembangunan sumberdaya manusia
adalah terwujudnya manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif
dan berakhlak mulia.
h. Pembangunan jangka panjang dalam bidang sosial budaya diarahkan
pada pembangunan dan pemantapan jatidiri bangsa, pemantapan
integritas bangsa berdasarkan multikultur, dan pengembangan budaya
inovatif berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kesenian yang
beradab.
i. Salah satu arah kebijakan pembangunan SDM yang relevan dengan
pendidikan kepramukaan adalah peningkatan kualitas SDM, melalui
peningkatan akses dan pemerataan, kualitas dan relevansi, serta
manajemen pelayanan sosial/dasar, yang mencakup kesehatan, gizi,
pendidikan, keluarga berencana dan kesejahteraan sosial; peningkatan
kualitas tenaga kerja; peningkatan kualitas kehidupan dan kerukunan
hidup intern dan antar umat beragama; dan perlindungan sosial.
j. Gerakan Pramuka sangat relevan dan dapat menjadi penyangga utama
dalam mewujudkan karakter bangsa yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bergotong
royong, patriotik, toleran, tangguh, cerdas, dan cinta tanah air dan
bangsa seperti tertuang dalam Satya dan Darma Pramuka.
k. Gerakan Pramuka merupakan organisasi kepanduan di Indonesia dan
sebagai anggota aktif kepanduan dunia. Oleh karena itu, visi dan misi
serta program kegiatan kepramukaan di Indonesia tidak terlepas dari
target dan program kepanduan dunia.
l. Kepanduan dunia dalam penjabaran program dan kegiatannya dikelola
berdasarkan wilayah (region). Indonesia masuk dalam wilayah Asia
Pasifik (Asia Pasific Region).
m. Visi WOSM adalah pada tahun 2023 Pramuka akan menjadi wadah
Pendidikan bagi kaum muda yang terdepan di dunia, yang melibatkan
100 juta anak muda yang aktif sebagai warga negara dalam
menciptakan perubahan positif dalam masyarakat dan dunia
berdasarkan nilai bersama.
n. Gerakan Pramuka Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam
diplomasi dan berbagai even baik ASEAN, Kawasan Asia Pasifik dan
Dunia
o. Visi Misi WOSM telah tertampung dalam Renstra Gerakan Pramuka
2019-2024.
p. Rencana strategis 2014 sebagai salah satu keputusan Munas 2013
menetapkan visi; Gerakan Pramuka sebagai pilihan utama bagi
pembentukan karakter kaum muda. Berdasarkan visi tersebut diatas
ditetapkan 2 misi yaitu (a) Mewujudkan Gerakan Pramuka yang mandiri
dan bermutu, dan (b) Memantapkan sistem pendidikan Gerakan
Pramuka yang menanamkan nilai-nilai kepramukaan bagi kaum muda.
q. Berdasarkan kedua misi dan setelah mengkaji kekuatan dan
kelemahan serta peluang yang ada, maka ditetapkan 6 prioritas
program yaitu:
(1) pembinaan peserta didik, (2) pembinaan anggota dewasa, (3)
pemantapan organisasi dan manajemen, (4) pendanaan, (5)
pengabdian masyarakat dan kehumasan, (6) hubungan luar negeri.
r. Dalam perjalanannya program prioritas pada renstra 2014-2018
menyesuaikan dengan Triennial Plan 2014-2017 WOSM dengan
beberapa penyesuaian sehingga istilah 6 program prioritas menjadi 6
pilar Pramuka untuk perubahan yaitu (1) innovative scouting, (2) good
governance, (3) save asset, (4) rebranding, (5) volunteerism, and (6)
networking.
s. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, dari 6 pilar tersebut diatas
rebranding menempati urutan yang pertama. Gerakan Pramuka dengan
tim cyber yang kuat mampu merebranding dengan baik. Cukup banyak
kegiatan-kegiatan dan inovasi kegiatan kepramukaan diunggah ke
berbagai media, termasuk media sosial. Dampaknya semakin banyak
lembaga yang menyelenggarakan kegiatan kepramukaan, di samping
Gerakan Pramuka sendiri yang semakin terlihat kegiatannya. Salah
satu branding yang sangat berhasil adalah “setiap Pramuka adalah
kantor berita”. Branding ini telah memberikan warna terhadap konten
berita dan liputan yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka.
BAB II
PENILAIAN KEADAAN

1. Kondisi Gerakan Pramuka


a. Kekuatan
Secara umum masyarakat dan pemerintah masih menilai Gerakan
Pramuka memiliki peran dan menjadi mitra strategis dalam ikut
mendidik dan membina kaum muda Indonesia.
Perangkat lunak yang menjadi andalan adalah:
1) Regulasi Gerakan Pramuka:
a) Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka menjadi dasar yang kuat bagi Gerakan Pramuka
dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai lembaga
pendidikan nonformal, baik secara internal maupun eksternal.
b) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka (AD dan ART).
AD dan ART Gerakan Pramuka yang berlaku sekarang adalah
Keputusan Musyawarah Nasional X Gerakan Pramuka Tahun
2018 Nomor 07/Munas/2018.
c) Petunjuk Penyelenggaraan dan Pedoman/Panduan organisasi
yang telah dimutakhirkan.
Kwarnas Gerakan Pramuka telah melaksanakan pemutakhiran
13 petunjuk penyelenggaraan dan/atau pedoman/panduan
organisasi Gerakan Pramuka agar lebih dapat mendukung
pelaksanaan pendidikan kepramukaan dan pengelolaan
organisasi.
2) Anggota Gerakan Pramuka aktif tahun 2018 tercatat berjumlah
26.484.314 orang terdiri dari pembina, pelatih, dan andalan berjumlah
519.049 orang. Peserta didik berjumlah 25.965.265 orang. Secara
kuantitas merupakan anggota Pramuka yang relatif besar dibanding
negara-negara lain. Jumlah peserta didik meningkat secara drastis
dengan diberlakukannya Permendiknas Nomor 63/2014 tentang
Kegiatan Ekstra Kurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan bagi
siswa di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK.
3) Jumlah pembina, pelatih, andalan, dan staf kwartir serta majelis
pembimbing tahun 2013 berjumlah sekitar 304.500 orang. Melalui
beberapa kursus di Kwartir selama 5 tahun meningkat 59%
sehingga jumlah anggota dewasa aktif menjadi sekitar 519.049
orang.
4) Gugusdepan berbasis komunitas.
Ada beberapa komunitas yang telah mendirikan Satuan Komunitas
Pramuka beserta dengan gugus depannya.
5) Banyak anggota Dewasa yang memiliki dedikasi tinggi pada
Gerakan Pramuka.
Dari data di atas terbukti bahwa jumlah anggota dewasa yang
berdedikasi membaktikan diri pada pembinaan anggota muda tetap
tinggi.
6) Organisasi terstruktur dari tingkat gugus depan hingga tingkat
nasional.
Hingga saat ini Gerakan Pramuka memiliki 34 kwartir daerah,
memiliki kantor kwartir daerah pada setiap ibukota propinsi, dan
sejumlah: 514 kwartir cabang di setiap ibukota kabupaten dan kota.
7) Anggota Gerakan Pramuka terlibat aktif di tingkat Dunia dan di
Kawasan Asia-Pasifik (World Organization of Scout Movement/
WOSM dan Asia Pacific Regional/APR).
8) Gerakan Pramuka anggota sekaligus menjadi sekretariat tetap
ASEAN Scout Association for Regional Cooperation (ASARC)
9) Gerakan Pramuka telah memiliki Surat Hak Cipta (Surat
Pendaftaran Ciptaan) yang berlaku selama 50 tahun sejak bulan
April 2003 dengan jenis ciptaan Seni Logo ”TUNAS KELAPA” dan
sertifikat merek yang berlaku selama 10 (sepuluh) tahun terhitung
sejak bulan Januari/Februari 2014.
10) Program kegiatan dan pertemuan Pramuka di tingkat daerah,
nasional, asean, regional, dan internasional, terlaksana dengan
baik.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Gerakan Pramuka telah
menyelenggarakan berbagai kegiatan di tingkat daerah dan tingkat
nasional. Kegiatan tingkat nasional antara lain Jambore Nasional,
Raimuna Nasional, Lomba Tingkat V, Pertemuan Pramuka Luar
Biasa, Perkemahan Wirakarya, Perkemahan Bakti Saka
Wirakartika, Perkemahan Bakti Saka Bakti Husada, Perkemahan
Bakti Saka Wanabakti, Perkemahan Antar Saka, Perkemahan
Pramuka Putri, Pelayaran Nusantara Saka Bahari, serta Karang
Pamitran.
Di tingkat internasional, Gerakan Pramuka pun mengirimkan
utusannya, seperti Jambore Dunia, World Scout Youth Forum dan
World Rover Moot.
Kegiatan di tingkat regional adalah, Asia-Pacific Regional Scout
Jamboree. Kegiatan di tingkat ASEAN adalah ASEAN Scout
Jamboree.
11) Telah berkembangnya kerjasama dengan berbagai organisasi dan
instansi.
Hingga saat ini Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah memiliki
kerjasama dengan berbagai organisasi dan instansi. Kerjasama-
kerjasama yang bersifat menguntungkan kedua belah fihak tersebut
dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu kerjasama dalam upaya
pendidikan dan kerjasama komersial dalam rangka upaya usaha
dana bagi kepentingan organisasi. Kerjasama tersebut antara lain
dengan:
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian
Lingkungan Hidup, Badan Narkotika Nasional, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi, Kementerian PU, Kementerian Hukum dan HAM,
Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Kepolisian Negara RI, IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia), Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, Yayasan Peduli
Hutan Lestari, Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia, 9 Operator
Selular.
12) Media Sosial Kwarnas GP.
Website Kwarnas sangat aktif dikelola oleh Tim Siber Pramuka
sebagai pendukung utama konten web site dan media-media sosial
Kwarnas GP lainnya termasuk Twitter, Facebook, Instagram dan
lain- lainnya
13) Tim Siber Pramuka mengelola berbagai kegiatan termasuk
kegiatan ”Setiap anggota Pramuka adalah Kantor Berita”.
14) Media cetak dan elektronik.
Kwarnas Gerakan Pramuka telah memiliki media cetak berupa
Majalah Pramuka. Media elektronik berupa: Scout Radio
15) Balai Penerbit.
Kwarnas Gerakan Pramuka telah memiliki Balai Penerbit dengan
nama Pustaka Tunas Media yang menerbitkan buku-buku
kepramukaan, baik yang resmi produk Kwarnas Gerakan Pramuka
maupun penulis-penulis perorangan.
16) Program Pramuka Peduli.
Kwarnas Gerakan Pramuka secara periodik telah
menyelenggarakan berbagai macam kegiatan dalam skema
Pramuka Peduli, seperti Pramuka Peduli Lingkungan Hidup, Gizi,
Pendidikan, Lebaran, Kesehatan, Bencana dll. dengan
bekerjasama dengan berbagai pihak, antara lain Dompet Dhuafa,
Kantor UNESCO, Saka Bakti Husada, Masyarakat Peduli Bencana,
Palang Merah Indonesia, dan lain-lain. Kwarnas Gerakan Pramuka
juga telah memiliki Crisis Center yang menjadi pusat informasi
tentang bencana.
17) Usaha Dana Kwarnas Gerakan Pramuka.
a) Beberapa unit usaha telah diberdayakan dan dikembangkan
untuk menunjang operasional Kwartir.
Kwarnas telah mengintensifkan upaya peningkatan pendapatan
dari unit usaha yang ada untuk menunjang kegiatannya sehari-
hari.
b) Adanya aset-aset yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh
pendapatan.
b. Kelemahan / Tantangan Mendatang.
Ada beberapa kelemahan atau tantangan dalam Gerakan Pramuka yang
telah diidentifikasi dan perlu segera ditindak-lanjuti, yaitu:
1) Sejumlah petunjuk penyelenggaran (jukran) perlu diperbarui karena
sudah tidak sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi
terakhir.
2) Sejumlah kecakapan umum dan khusus peserta didik perlu
mendapatkan pengakuan dari lembaga sertifikasi profesi.
3) Masih ada gudep-gudep berbasis di satuan pendidikan belum
berjalan optimal. Belum optimalnya gudep-gudep tersebut di atas
adalah karena berbagai sebab:
a) Kurangnya keterlibatan pimpinan lembaga pendidikan, para
guru, orangtua murid.
b) Kualitas dan kuantitas pembina belum memadai (terlebih
pembina putri).
c) Sarana dan prasarana masih kurang.
d) Penghargaan bagi pembina belum memadai.
4) Kualitas dan kuantitas Pelatih Pembina Pramuka.
Proses pendidikan kepramukaan yang baik sangat ditentukan oleh
kualitas dan kuantitas Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina
Pramuka. Jumlah pembina dan pelatih tahun 2013 sekitar 239.981
orang. Penambahan jumlah pembina dan pelatih berkualifikasi
selama 5 tahun terakhir sekitar 250.000 orang. Diperkirakan jumlah
total pembina pelatih sekitar 489.981 orang. Rasio pembina dan
peserta didik yang ideal adalah 1 : 20. Saat ini masih lebih dari 1
: 40. Rasio yang masih rendah tersebut masih ditambah dengan
sebaran yang tidak merata. Sehingga untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas pembina diperlukan pelatih dengan jumlah dan mutu
memadai.
5) Penguatan Majelis Pembimbing.
Sejumlah Majelis Pembimbing belum memberikan dukungan moril,
material, finansial maupun organisatoris secara optimal. Untuk itu
perlu upaya pendekatan dan koordinasi serta konsultasi secara
terus menerus oleh pengurus kwartir.
6) Tenaga Pramuka Profesional (professional scouter).
Sejumlah tenaga profesional Pramuka sebagai pelaksana kebijakan
(scout executive) operasional sehari-hari perlu diperkuat dan
ditingkatkan profesionalitasnya.
7) Andalan kwartir.
Dibutuhkan Andalan Kwartir yang memiliki kecintaan dan komitmen
tinggi untuk mendukung dan memajukan kepada Gerakan
Pramuka. Sejumlah Andalan Kwartir belum cukup memiliki
pengetahuan dan pengalaman kepramukaan. Juga diperlukan
asesmen atau penilaian komprehensif secara berkala dan
berkesinambungan (di APR- WOSM setiap 6 bulan) atas kinerja
dan kontribusi setiap Andalan Kwartir.
8) Implementasi materi pendidikan dan pelatihan.
Materi pendidikan dan pelatihan sudah dimutakhirkan, akan tetapi
implementasi pendidikan dan pelatihan yang telah dimutakhirkan
belum disosialisasikan dan dilaksanakan dengan baik hingga
tingkat kwartir ranting.
9) Kuantitas dan kualitas buku-buku panduan kurang memadai.
Buku-buku panduan dan penyebarannya masih terbatas.
10) Kegiatan Gerakan Pramuka perlu ditingkatkan dan dimutakhirkan
terus-menerus agar tetap memiliki daya tarik bagi kaum muda.
Kurangnya kreatifitas pembina menyebabkan kegiatan di gugus
depan kurang menarik. Penurunan jumlah peserta didik secara
signifikan terjadi pada tingkatan penegak dan pandega.
11) Sistem Informasi Manajemen Gerakan Pramuka belum optimal.
Salah satu syarat yang wajib dipenuhi oleh organisasi modern
adalah adanya sistem informasi manajemen yang digunakan untuk
menetapkan kebijakan organisasi. Sistim informasi dan manajemen
belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal
12) Pendataan dan Pendaftaran Anggota Gerakan Pramuka.
Sistem pendataan dan pendaftaran anggota dengan program
data dasar dan akreditasi gudep secara on-line sudah dibuat,
namun masih perlu terus disosialisasikan dan dikampanyekan agar
kesadaran anggota untuk mendaftarkan diri dapat tumbuh dan
berkembang.
13) Iuran Anggota.
Iuran anggota secara nasional belum berjalan sebagaimana
mestinya karena belum adanya kesatuan persepsi tentang makna
iuran ini. Iuran anggota bahkan berhenti di sebagian besar gugus
depan karena adanya peraturan yang melarang adanya pungutan
kepada peserta didik. Iuran masih dipersepsikan sama dengan
pungutan.
14) Kemandirian.
Dalam upaya kemandirian, Unit dan Badan Usaha Kwartir serta
aset yang dimiliki kwartir perlu terus ditumbuh-kembangkan
dengan mengadopsi kaidah-kaidah bisnis yang sehat, professional,
akuntabel, patuh kepada peraturan (termasuk good corporate
governance) dan mengedepankan visi dan misi pertumbuhan bisnis
yang berkesinambungan. Dengan demikian diharapkan dapat
berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan biaya operasional kwartir
untuk melaksanakan program pembinaan kepramukaan.
15) Pengelolaan sumberdaya (personil, material dan keuangan).
Pengelolaan personil, material dan keuangan belum optimal karena
perangkat lunak yang mengatur ketiga hal di atas masih banyak
kekurangannya. Perlu dukungan dan kerjasama dengan dunia
bisnis maupun organisasi kepramukaan dunia.
16) Penelitian dan pengembangan.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka, telah dibentuk Puslitbang namun
karena berbagai hal fungsi puslitbang belum optimal.
17) Status hukum kepemilikan aset-tetap di beberapa Kwartir.
Sebagai akibat dari kebijakan yang tidak jelas atas aset yang ada,
maka kepemilikan aset tersebut menjadi terabaikan.
18) Komunikasi antar satuan dalam Gerakan Pramuka.
Karena sistem manajemen dan besarnya jumlah anggota Gerakan
Pramuka serta luas wilayah dengan kondisi geografisnya maka
komunikasi antar satuan dalam Gerakan Pramuka kurang optimal.
19) Satuan Karya Pramuka.
Akhir-akhir ini beberapa instansi melakukan kerjasama dengan
Gerakan Pramuka untuk membentuk Satuan Karya Pramuka
(Saka). Dukungan untuk membentuk saka ini cukup bagus tetapi
mengevaluasi saka-saka yang sudah ada tidak semuanya berjalan
sebagaimana mestinya. Antara lain disebabkan kurangnya
pemahaman Gerakan Pramuka dan Saka serta sumber dana yang
terkadang tidak jelas sumbernya.
20) Kerjasama.
Pola hubungan dan kordinasi implementasi kerjasama dengan
instansi Pemerintah dan Swasta belum optimal. Petunjuk
penyelenggaraan yang mengatur secara teknis pola hubungan dan
implementasi kerjasama belum ada.
21) Tantangan lainnya bagi Gerakan Pramuka adalah turut
berkontribusi dalam mendidik dan melatih kaum muda guna
mengisi Revolusi Industri generasi keempat (4.0) yang ditandai
dengan kemunculan komputer super, kecerdasan buatan atau
Intelegensi Artifisial. Tantangan pendidikan ke depan adalah
bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang tidak
tergantikan dengan mesin, karena saat ini pekerjaan yang bersifat
rutin dan harian sudah banyak diambil-alih mesin.
Ke depan, kompetensi yang dibutuhkan dalam Era Industri 4.0 (dan
belum dapat diambil-alih mesin) adalah kemampuan memecahkan
masalah (problem solving), beradaptasi (adaptability), kolaborasi
(collaboration), kepemimpinan (leadership), dan kreatifitas serta
inovasi (creativity and innovation).
Tony Wagner (2008) dalam buku The Global Achievement Gap
menulis tujuh modal dasar yang harus dimiliki kaum muda agar
mampu berperan dengan baik di masa depan, diantaranya
kemampun memecahkan masalah, kolaborasi, kemampuan
beradaptasi, inisiatif dan kewirausahaan, komunikasi yang efektif,
mengakses informasi, serta rasa keingintahuan. Modal dasar
tersebut harus terus diupayakan agar kaum muda mampu
mengikuti laju perkembangan industri.

2. Lingkungan Strategis
a. Peluang
1) Perhatian dan dukungan pemerintah
Gerakan Pramuka sebagai pendidikan nonformal merupakan
bagian dari sistem pendidikan nasional, yang dalam
implementasinya telah terwadahi dalam struktur Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Secara operasional telah diterbitkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81.A Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum yang antara lain
menyebutkan bahwa kegiatan kepramukaan di sekolah dasar
sampai dengan sekolah menengah menjadi kegiatan ekstra
kurikuler wajib.
Implementasi pendidikan kepramukaan sebagai ekstra kurikuler
wajib perlu dikembangkan. Pengembangan dilakukan terhadap
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan selama ini. Hasil evaluasi
kemudian disempurnakan metoda dan pola-pola pelaksanaannya
yang disepakati oleh Kemendikbud dan Kwarnas Gerakan Pramuka
agar pendidikan kepramukaan sebagai penguatan pendidikan
karakter peserta didik lebih memberikan manfaat yang nyata.
Kegiatan kepramukaan sesuai dengan amanat UU RI Nomor 12
Tahun 2010 terwadahi dalam struktur di Kementerian Pemuda
dan Olahraga. Sebagai konsekuensi dari hal di atas maka kegiatan
kepramukaan memperoleh bantuan dana hibah dari APBN
melalui kementerian tersebut. Selain itu Gerakan Pramuka juga
memperoleh fasilitasi dari beberapa kementerian dan lembaga
dalam mendukung berbagai kegiatan kepramukaan, diantaranya
kegiatan Saka, kegiatan perkemahan, kegiatan Pramuka peduli dan
kegiatan lainnya.
Kwartir daerah dan kwartir cabang juga memperoleh bantuan hibah
APBD dan fasilitas lainnya dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota
dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.
2) Rasio pembina dan pelatih
Rasio pembina dan pelatih terhadap peserta didik yang masih
rendah yaitu lebih dari 1 : 40 dan masih banyaknya insan2 dewasa
yang memiliki jiwa sukarela merupakan peluang dikembangkannya
pendidikan dan pelatihan bagi anggota dewasa secara mandiri, dan
merata di seluruh kwartir.
3) Perhatian dan dukungan lembaga non pemerintah.
a) UNICEF
Memberikan dukungan dalam hal peranan Gerakan Pramuka
di bidang U-Report, Perlindungan anak dan Pendidikan
Pengurangan risiko bencana
b) FAO (Food and Agriculture Organization)
Memberikan dukungan dalam hal pendidikan bagi anggota
Gerakan Pramuka di bidang ketahanan pangan.
c) Plan Internasional
Pendidikan tentang dampak perubahan iklim menggerakan pola
hidup sehat bagi para remaja umumnya dan anggota Gerakan
Pramuka pada khususnya.
4) Kebutuhan masyarakat.
a) Kebutuhan masyarakat untuk outdoor activity meningkat,
sementara tempat yang tersedia kurang memadai. Gerakan
Pramuka memiliki sumberdaya manusia dan sarana terbuka
berupa bumi perkemahan di pusat maupun di daerah yang
dapat digunakan untuk kegiatan tersebut.
b) Kebutuhan masyarakat tentang pendidikan watak dan
budi pekerti. Banyak pendidikan pada saat ini yang lebih
mengutamakan unsur intelektual sehingga unsur watak dan
budi pekerti terabaikan. Gerakan Pramuka sebagai organisasi
pendidikan yang mengutamakan pendidikan nilai berdasar
Satya dan Darma Pramuka dapat mengisi kekurangan tersebut.
5) Peran Gerakan Pramuka di dunia internasional
Peran Gerakan Pramuka di dunia Internasional makin meningkat,
hal ini ditunjukkan dengan kepercayaan dari World Organization
of the Scout Movement (WOSM) kepada Gerakan Pramuka untuk
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan internasional antara lain
International Scout Peace Camp (ISPC), World Scout Committee
(WSC) Meeting, Asia Pacific Regional (APR) Scout Committee
Meeting, kepercayaan dari ASARC dengan menempatkan
sekretariatnya di Kwartir Nasional, proyek-proyek Messenger of
Peace (MoP) di Indonesia, dan pelatihan bagi pelatih pembina
pramuka/Course for Leader Trainers (CLT).
Di bidang organisasi, ketua dan anggota pengurus Kwarnas
Gerakan Pramuka mendapat kepercayaan duduk dalam
kepengurusan APR-WOSM sebagai ketua maupun anggota
committee dan sub committee.
6) Perkembangan Teknologi Informasi
Teknologi dan informasi berkembang dengan pesat dalam tiga
dasa warsa terakhir. Komunikasi antar perorangan atau instansi
serta akses ke sumber-sumber data dapat dilaksanakan dengan
mudah.
7) Peluang bagi Gerakan Pramuka untuk turut berkontribusi bagi
bangsa dan negara, sejalan dengan komitmen WOSM dalam
mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu 17
“Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” yang disepakati PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai agenda dunia
pembangunan demi kemaslahatan manusia dan planet bumi.
Tujuan ini dicanangkan 193 negara dalam resolusi PBB 21 Oktober
2015 sebagai ambisi bersama hingga 2030;
a) Tujuan 1 – Mewujudkan dunia tanpa kemiskinan: Pengentasan
segala bentuk kemidkinan di manapun.
b) Tujuan 2 - Tanpa kelaparan: Mengakhiri kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan perbaikan gizi, serta menggalakkan
pertanian yang berkelanjutan.
c) Tujuan 3 - Kehidupan sehat dan sejahtera: Menggalakkan hidup
sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia.
d) Tujuan 4 - Pendidikan berkualitas: Memastikan pendidikan
berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
e) Tujuan 5 - Kesetaraan gender: Mencapai kesetaraan jender dan
memberdayakan semua perempuan.
f) Tujuan 6 - Air bersih dan sanitasi layak: Menjamin akses atas
air dan sanitasi bagi semua.
g) Tujuan 7 - Energi bersih dan terjangkau: Memastikan akses
energi yang terjangkau, handal, berkelanjutan dan modern bagi
semua.
h) Tujuan 8 - Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi:
Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan
inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak bagi
semua.
i) Tujuan 9 - Industri, inovasi dan infrastruktur: Membangun
infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan
dan mendorong inovasi.
j) Tujuan 10 - Berkurangnya kesenjangan: Mengurangi
kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
k) Tujuan 11 - Kota dan komunitas berkelanjutan: Membuat
perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
l) Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab:
Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
m) Tujuan 13 - Penanganan perubahan iklim: Mengambil langkah
penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
n) Tujuan 14 - Ekosistem laut: Pelindungan dan pemanfaatan
samudera, laut dan sumber daya kelautan secara
berkelanjutan.
o) Tujuan 15 - Ekosistem daratan: Mengelola hutan secara
berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun,
menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan,
menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
p) Tujuan 16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang
tangguh: Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.
q) Tujuan 17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan: Menghidupkan
kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.
b. Ancaman
1) Kondisi moral kaum muda.
Kondisi moral dan karakter negatif sebagian kaum muda saat
ini cukup merisaukan, antara lain pemakaian NAPZA, tawuran,
bullying, individualis, menurunnya nilai kepatuhan dan kedisiplinan,
hubungan seksual pranikah, dan menurunnya rasa kebangsaan.
2) Perkembangan industrialisasi dan teknologi.
Perkembangan industrialisasi dan teknologi dapat menimbulkan
dampak negatif bagi kaum muda, antara lain terlihat pada gaya
hidup konsumerisme, perilaku yang tidak sesuai dengan norma-
norma budaya lokal.
3) Kegiatan semacam kepramukaan yang dilakukan oleh organisasi di
luar Gerakan Pramuka.
Adanya organisasi di luar Gerakan Pramuka yang melakukan
kegiatan semacam kepramukaan dapat membingungkan kaum
muda yang berada di lingkungan tersebut. Hal ini bertentangan
dengan UU RI Nomor 12 Tahun 2010.
4) Kondisi Ekonomi.
Kurs mata uang rupiah terhadap dolar Amerika sekitar angka 11
(sebelas) ribu per dolar Amerika Serikat dan tingkat inflasi yang
semakin tinggi menyebabkan meningkatnya harga barang dan
biaya transportasi. Hal ini mengakibatkan meningkatnya biaya
penyelenggaraan kegiatan kepramukaan baik di dalam maupun di
luar negeri yang terkadang di luar kemampuan Gerakan Pramuka.
5) Perlakuan traumatik pada peserta didik.
Masih ada pembina pramuka ataupun pembantu pembina
yang melakukan tindakan-tindakan fisik maupun psikis yang
menyebabkan trauma kepada peserta didik.
6) Penurunan kualitas lingkungan hidup.
Kurangnya kesadaran dan disiplin masyarakat akan kelestarian
lingkungan hidup menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
lingkungan hidup.
7) Terorisme, Radikalisme, Intoleransi.
Makin maraknya aksi terorisme, radikalisme serta intoleransi,
menimbulkan berbagai konflik dan merusak persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.
8) Penyalahgunaan Teknologi Informasi.
Maraknya hoaks dalam sosial media, merusak keberagaman,
persatuan dan kesatuan bangsa bahkan dalam Gerakan Pramuka.
9) Ancaman atas citra dan reputasi Gerakan Pramuka, akibat belum-
optimalnya kualitas atau kreativitas Pembina dan/atau Pelatih
optimal, serta masih-rendahnya pemahaman terhadap faktor
keselamatan dan kesehatan dalam kegiatan.
10) Sistem politik di tanah air merupakan ancaman sekaligus
tantangan, karena sistem politik belakangan ini cenderung untuk;
a) Mengabaikan atau tidak mementingkan kejujuran dan etika,
b) Membenarkan segala cara untuk mencapai tujuan dan
kepentingan sendiri yang berjangka-pendek, dan seringkali
dengan mengorbankan kepentingan orang lain dan masyarakat
yang berjangka-panjang.
BAB III
VISI DAN MISI DALAM RENCANA STRATEGIS

1. Visi dalam Rencana Strategis


Visi adalah penglihatan dalam wujud konkret, gambaran-nyata akhir, tujuan
tertinggi, cita-cita, dan ujung dari semua keinginan dan rencana seorang
atau kelompok atau organisasi. Tidak ada yang ingin mencapai garis
finish tanpa hasil yang nyata sebagaimana yang telah dibayangkan dan
direncanakan sebelumnya. Visi juga merupakan sumber energi, semangat,
dan daya tahan yang memberikan inspirasi, aksi, dan kreasi bagi tiap-tiap
pendukung visi tersebut. Jadi, visi dan rencana adalah dua hal yang
mustahil untuk dipisah-pisahkan.
Visi dalam rencana strategis adalah turunan dan penjabaran lima tahunan
dari visi dalam Arah Kebijakan Gerakan Pramuka 2014-2045 yaitu Gerakan
Pramuka Wadah Utama Pembentukan Kader Pemimpin Bangsa. Dalam
rangka mendapatkan kader-kader pemimpin bangsa dari kalangan
Pramuka dengan kualifikasi berkarakter, berkecakapan, bela negara, dan
berkerelawanan sebagaimana yang telah diterakan dalam Satya dan
Darma Pramuka, maka diperlukan sub-visi atau visi turunan yang
mendukung tercapainya Arah Kebijakan Gerakan Pramuka tersebut.
Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional yang berjalur pendidikan
nonformal, Gerakan Pramuka akan fokus memaksimalkan kedudukan
tersebut dan menjadikannya sebagai wahana untuk melahirkan pemimpin-
pemimpin bangsa Indonesia di masa mendatang. Untuk itu visi lima
tahunan ini dirumuskan sebagai berikut:
“Terdepan dalam pendidikan nonformal bagi kaum muda agar
berkarakter dan berkecakapan hidup”
Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam pembentukan karakter dan kecakapan hidup. Gerakan
Pramuka terus berkomitmen untuk mewujudkan hasil pendidikan
kepramukaan agar setiap anggota Gerakan Pramuka memiliki kepribadian
yang beriman, bertaqwa, berahlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,
disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memeiliki kecakapan
hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun negara
kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila serta melestarikan
lingkungan hidup. Perwujudan hasil pendidikan tersebut menjadikan
Gerakan Pramuka sebagai organisasi terdepan dalam pendidikan
nonformal.
2. Misi dalam Rencana Strategis
Misi adalah tugas seumur hidup, mandat yang diberikan oleh konstitusi
atau keputusan-keputusan organisasional, atau kemauan publik yang
idealis, dan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan agar seorang
individu dan kelompok atau organisasi tetap diakui keberadaan dan
kegunaannya bagi realitas pada umumnya. Misi harus tunduk dan
mengabdi kepada visi diatas, agar visi itu tercapai dan terwujud dalam alam
kenyataan. Misi dan pelaksanaan misi harus dilakukan apapun keadaan
yang dihadapi dengan tetap mempertimbangkan berbagai faktor agar
efektif.
1. Mewujudkan sistem keorganisasian dan kepengelolaan Gerakan
Pramuka yang yang menyeimbangkan volunterisme dan
profesionalisme, modern, dan melayani seluruh pemangku kepentingan
kepramukaan.
2. Mewujudkan sistem dan tatalaksana pendidikan kepramukaan sebagai
pendidikan nonformal yang unggul yang mampu menjawab tantangan
lingkungan strategis bangsa, menghasilkan pemimpin-pemimpin
bangsa yang berkualitas sesuai Satya dan Darma Pramuka, dan
menjadi pilihan utama kaum muda Indonesia dalam mengembangkan
potensi dirinya.
3. Mewujudkan kapasitas keuangan, usaha, dan aset Gerakan Pramuka
yang memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan kepramukaan
dan memiliki kemandirian minimum bagi keberlanjutan Gerakan
Pramuka.
4. Mewujudkan kiprah dan pengabdian Gerakan Pramuka kepada
masyarakat, bangsa, dan negara secara maksimal melalui pendekatan
informatika, komunikasi publik dan semangat kerelewanan yang
berkelanjutan.
Misi ini diterjemahkan ke dalam agenda-agenda pokok atau program
prioritas sebagai instrumen pelaksanaan suatu misi dan pencapaian
sebuah visi. Program prioritas ditetapkan dengan sangat ketat, relevan, dan
yang benar-benar dinyatakan sebagai suatu kebutuhan strategis
organisasi. Dengan mempertimbangkan analisis objektif, regulasi, dan
kehendak tertinggi dari Gerakan Pramuka dan para pemangku kepentingan
Pramuka, maka program prioritas ditetapkan sedemikian rupa sebagai
patokan pelaksanaan program lanjutan yang lebih rinci.
BAB IV
TUJUH PROGRAM PRIORITAS DAN SASARAN

Program prioritas adalah agenda pokok, program basic yang paling diutamakan
untuk dilaksanakan segera karena tuntutan kebutuhan strategis organisasi.
Program prioritas merupakan alat ukur kunci dalam menilai keterlaksanaan misi
dan ketercapaian visi yang mustahil untuk diabaikan. Untuk kepentingan ini,
maka program prioritas disusun dalam bingkai sektor kerja-kerja dan kegiatan
kepramukaan sebagaimana yang telah dikenal selama ini maupun yang telah
ditetapkan dalam UU Gerakan Pramuka No. 12 Tahun 2010 serta Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Pembingkaian
sektoral ini tidaklah mengikat secara imperatif, namun sebagai alat bantu agar
memudahkan para pengelola dan pemangku kepentingan Gerakan Pramuka
dalam meneropong dan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan secara
konstitusional dan objektif.
Kegiatan kepramukaan terbagi ke dalam empat sektor kerja yang in-line dengan
empat misi diatas, yaitu pendidikan kepramukaan (Dikpram), organisasi dan
manajemen (Orjemen), keuangan, usaha, dan aset (KUA), dan profil publik
(PP). Keempat sektor akan memayungi tujuh program prioritas sehingga
memiliki keterkaitan utuh satu sama lain (integral). Tujuh program prioritas akan
dipertajam dengan sasaran/target yang aplikabel.

Program Prioritas 1:
Menginovasi pendidikan kepramukaan sebagai pendidikan nonformal yang
unggul dan menarik bagi peserta didik dan kaum muda, serta mampu menjawab
tantangan zaman untuk melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa.
Sasaran:
1. Tersedianya penyempurnaan kurikulum yang inovatif bagi peserta didik
termasuk peserta didik berkebutuhan khusus.
2. Terwujudnya sistem pembinaan Pramuka Garuda yang baru dan
pembentukan Pramuka Garuda secara sistematis sampai tahun 2045.
3. Terbangunnya Gugus Depan sebagai rumah induk bagi peserta didik dalam
mengembangkan dirinya selama mungkin.
4. Terwujudnya sistem pembinaan dan keorganisasian Dewan Kerja yang baru
5. Terwujudnya Satuan Karya Pramuka sebagai wahana Job Creation.
6. Tersertifikasinya kecakapan-kecakapan yang dikembangkan dalam
Gerakan Pramuka oleh lembaga sertifikasi nasional yang diakui.
7. Terbangunnya partisipasi anggota muda Gerakan Pramuka dalam berbagai
kegiatan positif yang diselenggarakan oleh lembaga/instansi lain, di dalam
dan luar negeri.
8. Terselenggaranya kegiatan kepramukaan bagi Peserta Didik secara
berjenjang.
Program Prioritas 2:
Menjadikan anggota dewasa sebagai teladan kunci bagi kaum muda dan para
pemangku kepentingan Pramuka melalui peningkatan kapasitas, tata kelola,
dan sebaran yang proporsional di seluruh Indonesia.
Sasaran:
1. Tersedianya Petunjuk Penyelenggaraan (Jukran) tentang pembinaan
anggota dewasa yang menjamin terciptanya anggota dewasa sebagai
teladan kunci bagi peserta didik dan pemangku kepentingan.
2. Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan tenaga pendidik secara
sistematis dan terkendali dan tersedianya pembina, pelatih, pamong,
instruktur, serta pengelola pelatihan yang berkualitas, tersertifikasi, terdata,
dan tersebar proporsional.
3. Terwujudnya Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) sebagai pusat
pendidikan dan pelatihan anggota dewasa yang unggul, berkualitas, dan
terkoordinasi dengan Kwartir di masing-masing tingkatan.
4. Tersedianya insentif bagi anggota dewasa untuk menerbitkan buku yang
terkait dengan teori dan praktik pendidikan kepramukaan dan meningkatnya
kesejahteraan keluarga tenaga pendidik aktif Gerakan Pramuka.
5. Terwujudnya pertemuan berkala tenaga pendidik di semua tingkatan
sebagai ajang peningkatan kualitas dan jejaring.
6. Terapresiasinya kiprah dan pengabdian anggota dewasa secara objektif.
7. Terbangunnya partisipasi anggota dewasa Gerakan Pramuka dalam
berbagai kegiatan positif yang diselenggarakan oleh lembaga/instansi lain,
di dalam dan luar negeri.
8. Terwujudnya instruktur Satuan Karya Pramuka sebagai asesor Job Creation

Program Prioritas 3:
Mewujudkan perencanaan, pengembangan, dan pengerjasamaan program
yang berkualitas, sistematis, partisipatif, dan terkendali.
Sasaran:
1. Terjaminnya dan termonitornya pelaksanaan Arah Kebijakan 2014-2045
dan Rencana Strategis 2019-2024, serta rencana kerja tahunan Kwartir.
2. Terwujudnya sistem dan praktik perencanaan dan penganggaran yang baru
dan tersedianya sumberdaya manusia perencana yang berkualitas.
3. Terwujudnya Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) sebagai
pusat riset, data, statistik, dan informasi bagi Gerakan Pramuka.
4. Terbangunnya database online anggota muda dan anggota dewasa
Gerakan Pramuka.
5. Terbitnya jurnal ilmiah pendidikan kepramukaan.
6. Terciptanya Pedoman Kerjasama Program antara Gerakan Pramuka dan
Lembaga-lembaga eksternal yang menjamin kedudukan Gerakan Pramuka
sebagai pemegang hak penyelenggaraan pendidikan kepramukaan di
Indonesia.
7. Terbangunnya program-program kepramukaan yang dapat dikerjasamakan
secara selektif dan berkualitas.

Program Prioritas 4:
Meningkatkan kapasitas, koordinasi, dan efektivitas kelembagaan, organisasi,
dan kepenyelenggaraan pada semua tingkatan dan instansi terkait.
Sasaran:
1. Tersinkronisasi dan diperbaharuinya seluruh peraturan yang ada dalam
Gerakan Pramuka.
2. Terpastikannya seluruh unit-unit keorganisasian internal Gerakan Pramuka
berjalan optimal dan sejalan dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan,
serta terwujudnya kualitas, kapasitas, dan integritas fungsionaris-volunteer
di semua tingkatan, satuan organisasi, dan alat kelengkapan.
3. Terbangunnya Gugus Depan terakreditasi yang merata dan konsisten, baik
yang berpangkalan di satuan pendidikan dan wilayah.
4. Terjaganya seluruh hak kekayaan intelektual dan terjaminnya kontribusi
material yang positif atas penggunaan hak-hak tersebut bagi Gerakan
Pramuka.
5. Teradvokasinya persoalan-persoalan hukum yang terkait dengan
kedudukan dan kepentingan Gerakan Pramuka sebagai leading sector dan
pemegang hak penyelenggaraan pendidikan kepramukaan di Indonesia.
6. Terciptanya sistem administrasi kwartir yang modern dan beradaptasi
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
7. Terbangunnya lembaga dan sistem kepegawaian Sekretariat Kwartir di
semua tingkatan yang profesional dengan tiga jalur karier: fungsional
kependidikan, administratif, dan entrepreneurial.
8. Terwujudnya koordinasi dan komunikasi antara Kwartir dan lembaga
eksternal dalam kegiatan kepramukaan.
9. Terwujudnya bumi perkemahan yang berstandar lingkungan hidup dunia
dan menjadi ruang tata hijau produktif di Indonesia.
10. Terbentuknya lembaga sertifikasi profesi kepramukaan.
11. Terwujudnya lembaga akreditasi kelembagaan kepramukaan.
Program Prioritas 5:
Mewujudkan kemandirian finansial minimum dengan menggerakkan sumber-
sumber pendanaan yang wajib, produktif, dan berkelanjutan serta menegakkan
tata kelola keuangan yang modern dan berintegritas.
Sasaran:
1. Terwujudnya sistem iuran anggota yang modern yang dikerjasamakan
dengan perbankan/lembaga keuangan.
2. Terjaminnya sumber pembiayaan dari pemerintah dengan menjaga
hubungan, koordinasi, dan pertanggungjawaban yang baik antara Kwartir
dan Pemerintah.
3. Terciptanya kerjasama komersial dan sistem donasi publik yang terbuka,
berintegritas, dan berkelanjutan serta tidak melanggar Satya dan Darma
Pramuka dan peraturan perundang-undangan.
4. Terjaga dan terlindunginya aset tanah dan bangunan milik Gerakan
Pramuka dari pengalihan fungsi, status dan kepemilikan kepada pihak lain
dengan berintegritas sesuai Satya dan Darma Pramuka serta peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
5. Terberdayakannya aset Gerakan Pramuka sebagai fondasi usaha-usaha
mandiri dan sumber pendanaan yang produktif dan berkelanjutan, serta
terbangunnya badan-badan usaha yang modern dan profesional.
6. Terwujudnya tata kelola keuangan yang transparan, modern dan
berintegritas.

Program Prioritas 6:
Membangun citra positif Gerakan Pramuka dengan mewujudkan kapasitas
informatika, integritas dan kompetensi komunikasi publik di era digital.
Sasaran:
1. Terjaganya nama baik dan terciptanya citra positif Gerakan Pramuka di
mata masyarakat.
2. Terjaganya kepercayaan publik terhadap Gerakan Pramuka dengan
meningkatkan simetrisme informasi positif di dalam Gerakan Pramuka
kepada para pemangku kepentingan.
3. Terwujudnya Pusat Informasi Gerakan Pramuka (Pusinfo) sebagai sumber
terpercaya untuk berita dan konten yang positif.
4. Tersedianya sarana dan prasarana informatika dan komunikasi yang baru
untuk mendukung kerja-kerja komunikasi publik.
5. Terwujudnya lembaga dan usaha penerbitan dan penyiaran Gerakan
Pramuka yang profesional dan maju.
6. Terdigitalisasinya semua materi, arsip, dokumen, buku-buku kepramukaan
dan Gerakan Pramuka sejak awal kepanduan hingga saat ini.
Program Prioritas 7:
Menciptakan gerakan kerelawanan dan kepedulian yang kuat, terpercaya, dan
massif sebagai bukti positif keberadaan Gerakan Pramuka bagi masyarakat,
bangsa, dan negara.
Sasaran:
1. Terwujudnya anggota masyarakat yang terlatih dalam bidang skill
kepramukaan, pionering, LKBB, persandian, tanda medan, P3K, pemetaan
umum, survival, peta dan kompas serta teknologi tepat guna.
2. Terwujudnya sikap dan karakter kepedulian dan kerelawanan yang
melembaga dan memiliki sumberdaya yang besar.
3. Terwujudnya wadah Pramuka Peduli yang besar, kompeten, dan
dibutuhkan oleh masyarakat yang didukung dengan petunjuk
penyelenggaraan yang memadai.
4. Terwujudnya kader Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana yang
tersertifikasi oleh lembaga kompeten.
5. Terwujudnya kader Pramuka Peduli Kemanusiaan yang ikut aktif
membantu pemberantasan narkoba, konflik sosial, terorisme, dan masalah-
masalah patologi sosial lainnya.
6. Terwujudnya kader Pramuka Peduli Pelestarian Lingkungan Hidup yang
berkualitas, dan massif.
BAB V
STRATEGI PENCAPAIAN

1. Strategi Dasar
Dengan memperhatikan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats), Visi dan Misi, serta Tujuh Program Prioritas
yang dijadikan sebagai Rencana Strategis Gerakan Pramuka 2019-2024,
maka dengan ini ditetapkan 10 (sepuluh) strategi dasar perencanaan,
pengembangan, pelaksanaan dan pencapaian rencana tersebut, yaitu :
a. Strategi Inovasi, Ideologisasi dan Kaderisasi:
Strategi ini diarahkan kepada peserta didik/anggota muda agar
militansinya tumbuh kuat dan siap dididik menjadi calon pemimpin
bangsa.
Inovasi adalah pembaharuan, penggantian model lama ke model
baru agar tetap relevan dan dipakai oleh user. Inovasi diarahkan
pada kurikulum pendidikan kepramukaan secara general dengan
mempertimbangkan semua faktor secara komprehensif dengan tetap
mempertahankan Satya dan Darma Pramuka, Sistem Among, dan
Metode Kepramukaan yang fundamental. Diharapkan dengan adanya
inovasi yang konkret, maka Gerakan Pramuka akan menjadi pilihan
utama bagi kaum muda untuk mengembangkan potensi dirinya.
Ideologisasi dan kaderisasi, dua aspek yang saling terkait. Strategi
ini menjadikan Satya dan Darma Pramuka sebagai ideologi Pramuka
dan Gerakan Pramuka yang ditanamkan secara efektif kepada semua
anggota, terutama melalui pendekatan kaderisasi Pramuka Garuda
secara terukur.
b. Strategi Re-orientasi dan Figurasi:
Strategi ini diarahkan kepada anggota dewasa, baik yang aktif dalam
pembinaan pendidikan kepramukaan maupun yang karena posisi
publiknya aktif sebagai pengurus Kwartir Gerakan Pramuka. Re-
orientasi dimaknai sebagai upaya-upaya orientasi ulang tentang dunia
kepramukaan, perjalanan sejarahnya di Indonesia, arti pentingnya bagi
pengembangan generasi muda, hingga arah ke depan yang ingin
dicapai. Upaya ini harus konsisten dan konsekuen dengen
mengedepankan aspek kehormatan dan kejujuran, serta penghargaan
dan pengakuan atas kehadiran, komunikasi dan kontribusi kepada
Gerakan Pramuka.
Dinamika kehidupan yang dihadapi anggota dewasa tentu lebih
kompleks karena realitas yang dihadapinya sangat beragam. Polarisasi
politik atau keyakinan tertentu seringkali mengarah kepada
ditinggalkannya nilai- nilai kepramukaan yang sebenarnya dapat
dijadikan panduan dalam bertindak. Apalagi anggota dewasa yang
tidak setiap saat aktif dalam
pembinaan. Re-orientasi dilakukan kepada warga masyarakat yang
membutuhkan pencerahan kepramukaan maupun anggota dewasa
yang menjadi pembimbing atau pengurus suatu Kwartir.
Figurasi dimaknai sebagai upaya penokohan anggota dewasa sebagai
teladan bagi peserta didik/anggota muda dan masyarakat. Di tengah
era informasi yang flat, kehadiran tokoh-teladan cukup terabaikan
karena kedudukan orang dewasa sebagai “sumber” dan “otoritas”
sudah tergerus oleh sumber-sumber digital/internet. Upaya ini
dikonkretkan dengan penyediaan Pembina, Pelatih, Pamong,
Instruktur, dan fungsionaris organisasi yang memadai secara kuantitatif
maupun kualitatif. Figurasi Sultan HB IX sebagai Bapak Pramuka
Indonesia adalah salah satu contoh positif yang dapat ditiru pada
tingkatan lainnya di setiap daerah atau unit kegiatan tertentu. Tanpa
adanya figurasi, maka “barisan penjaga” ruh, semangat, prinsip, dan
metode kepramukaan semakin menyusut yang dapat berakibat pada
melemahnya kedudukan Gerakan Pramuka sebagai pelaku pendidikan
nonformal terbaik di Indonesia. Anggota dewasa, lebih khusus tenaga
pendidik, adalah sumber mata air penanaman Satya dan Darma
Pramuka yang strategis dan mahal bagi keberlangsungan organisasi
maupun negara dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
c. Strategi Penguasaan Data:
Kelemahan data telah menjadi masalah serius di kalangan bangsa
Indonesia, termasuk lembaga pendidikan yang aliran datanya tidak
”secepat” yang berlaku di dunia politik atau bisnis pada umumnya.
Keputusan, kebijakan, dan agenda yang ditetapkan oleh seseorang
atau kelompok akan semakin keliru jika tidak memiliki data atau data
yang dipegang ternyata tidak valid. Belum lagi, era digital menyediakan
material data yang melimpah, namun perlu upaya lanjutan yang lebih
spesifik agar mampu memilah data yang benar dan diperlukan bagi
suatu keputusan.
Strategi ini diarahkan terutama bagi pembuat keputusan di kalangan
kepengurusan Gerakan Pramuka, terutama menyangkut data anggota,
kekuatan-kekuatan fisikal, hingga persepsi publik yang terukur
tentang Gerakan Pramuka. Penguasaan data diperlukan sebagai cara
untuk membuat keputusan yang tepat dan berdampak positif bagi
pengembangan organisasi. Lingkungan internal dan eksternal hanya
dapat dipahami dan direspons jika data yang dimiliki memadai dan
valid. Untuk itu, perencanaan dan pengembangan program atau
kegiatan apapun tidak dapat terlepas dari penguasaan data ini. Budaya
“maniak- data” diupayakan dikembangkan secara konsisten agar
menjadi gaya kerja dan tindak anggota, serta tidak mudah terjebak
dalam pembuatan keputusan atau persepsi yang keliru tentang suatu
masalah atau keadaan.
d. Strategi Kolaborasi:
Adalah tuntutan zaman bagi kita untuk bekerjasama dengan siapapun
demi mencapai suatu tujuan dengan syarat kerjasama tersebut positif,
legal, dan tidak menyimpang dari ketentuan moral Gerakan Pramuka.
Kita tidak ingin melakukan apapun sendirian, karena dunia yang
sudah terbuka memaksa kita untuk selalu komunikasi, koordinasi, dan
kooperasi dengan kolega, pemangku kepentingan, bahkan dengan
lawan sekalipun.
Strategi ini diarahkan kepada pengelola kegiatan kepramukaan maupun
nonkegiatan kepramukaan agar membiasakan diri untuk mampu
berkolaborasi secara proporsional, tidak egois-sektoral, atau semata-
mata demi mencapai kejayaan pribadi. Diarahkan juga bagi para pihak
yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan di
luar organisasi Kwartir agar berkolaborasi secara konstitusional dan
berkeadilan demi tercapainya visi dan misi Gerakan Pramuka yang
terkendali dan terukur.
e. Strategi Infrastruktur dan Disiplin Organisasi:
Strategi ini diarahkan untuk tercapainya minimum essential force-nya
Gerakan Pramuka. Strategi bertahan-hidup, berketahanan, survive,
dan responsif terhadap lingkungannya maupun persoalan apapun
yang dihadapinya. Pada dasarnya, sekalipun masih menuai kritik, UU
Gerakan Pramuka No. 12 Tahun 2010 telah memberikan dasar-dasar
kelembagaan yang kuat. Untuk itu, apapun mandat yang diberikan
oleh UU tersebut bagi pembangunan Gerakan Pramuka harus
diimplementasikan secara lengkap dan konsisten.
Disiplin organisasi harus ditegakkan dan menjadi tradisi yang positif.
Salah satu upaya tersebut adalah penerapan mekanisme reward &
punishment yang memadai agar tidak terjadi disinsentif dan dismotivasi
bagi kalangan anggota. Disiplin juga dimaknai sebagai penguatan
kualitas di semua lapisan sehingga standarisasi, akreditasi, sertifikasi,
atau pengakuan/penghargaan memiliki legitimasi hukum dan moral
yang kuat. Kebiasaan like and dislike dalam mengelola organisasi dan
gerakan jika dibiarkan terus menerus akan menjadi penyakit yang sulit
disembuhkan.
f. Strategi Akselerasi Finansial:
Strategi ini diarahkan bagi pengelola Kwartir yang bertanggungjawab
atas jalannya penyelenggaran pendidikan kepramukaan.
Ketergantungan sepenuhnya kepada pihak eksternal, termasuk
Pemerintah, dalam pembiayaan kegiatan kepramukaan dalam jangka
panjang tak lagi memadai karena dinamika keorganisasian yang
semakin kompleks. Akselerasi diperlukan karena perkembangan
lingkungan strategis yang memungkin Gerakan Pramuka untuk
mencari sumber-sumber
pendanaan lain yang absah. Namun demikian, akselerasi ini disertai
dengan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah tetap
dominan karena tugas pendidikan pada dasarnya merupakan amanat
konstitusi. Namun secara bertahap dalam jangka waktu yang panjang,
porsinya tidak lagi dominan-absolut.
Strategi ini diarahkan pada percepatan pendanaan melalui optimalisasi
aset yang dilakukan dengan benar, transparan, dan tidak merugikan
Gerakan Pramuka, serta usaha-usaha komersial atas hak kekayaan
intelektual yang dilakukan dengan legal, transparan, dan berkeadilan.
g. Strategi Komunikasi dan Apresiasi:
Strategi ini menegaskan sekali lagi pentingnya komunikasi. Banyak
masalah yang muncul dan juga bisa diselesaikan dengan komunikasi
yang jujur, elegan, dan efektif. Komunikasi organisasional dimaksudkan
untuk menjaga nama baik dan citra positif terhadap suatu lembaga.
Arus deras informasi melalui media sosial telah melahirkan anarkisme-
digital terutama dengan akun-akun anonim yang menyebarkan hoaks
dan ujaran kebencian. Tokoh atau badan yang bereputasi baguspun tak
luput dari serangan-serangan negatif. Untuk itu, strategi ini diarahkan
untuk mengantisipasi hal tersebut tapi juga secara aktif-positif
menyampaikan konten-konten yang bermakna bagi pembangunan
masyarakat secara keseluruhan.
Komunikasi diikuti dengan apresiasi. Banyak sekali kegiatan-kegiatan
positif dan prestasi membanggakan yang ditorehkan oleh anggota,
namun kurang mendapat pengakuan. Apresiasi akan dilakukan dengan
cara memberikan penghargaaan atas karya yang menginspirasi dan
dijadikan role model bagi generasi muda. Contoh-contoh terbaik
dapat direplikasi dalam berbagai lapisan dan dihibridasi sehingga akan
terbentuk suatu komunitas dan jejaring yang diisi oleh orang-orang
hibrid, yang terbaik, tapi juga yang paling dicari karena nilai tingginya.
h. Strategi Gerakan Kerelawanan:
Strategi ini pada intinya transformasi dari semangat kerelawanan
individual menjadi gerakan kerelawanan yang melembaga, sistematis,
dan bersumberdaya besar.
i. Strategi Keunggulan Internasional:
Sebagai pramuka terbesar di dunia, Gerakan Pramuka memiliki
kedudukan strategis. Hampir seperlima anggota kepramukaan dunia,
disumbang oleh Indonesia. Posisi ini semakin dipandang penting,
karena WOSM menargetkan pencapaian anggota dalam dua dekade
mendatang. Pada sisi yang lain, beban iuran Gerakan Pramuka
kepada WOSM ikut meningkat. Dua hal ini menjadi dinamika relasional
tersendiri antara dua lembaga ini. Untuk itu strategi ini diarahkan
kepada komunitas pramuka internasional, bilateral maupun multilateral,
dimana
Indonesia harus berperan aktif dalam pengembangan kepramukaan
sedunia. Kegiatan pendidikan kepramukaan maupun kegiatan
keorganisasian dalam berbagai forum internasional harus menjadi
unjuk prestasi bangsa. Peluang ini tersedia lebar jika berhasil
dimanfaatkan secara optimal.
j. Strategi Advokasi:
Strategi ini diarahkan kepada pihak-pihak eksternal yang melanggar
ketentuan-ketentuan yang mengatur penyelenggaraan pendidikan
kepramukaan Gerakan Pramuka. Secara internal, kwartir akan secara
aktif melakukan upaya-upaya pembelaan hukum atas masalah hukum
yang dihadapi anggotanya sejauh dilakukan dalam koridor hukum yang
berlaku di Indonesia.

2. Strategi Operasional
Sebagai turunan dari strategi dasar, maka dikembangkanlah strategi
operasional agar lebih membumi.
a. Strategi Inovasi, Ideologisasi, dan Kaderisasi:
1) Menyusun kurikulum pendidikan kepramukaan yang baru.
2) Melakukan proses ideologisasi Satya dan Darma Pramuka secara
terstruktur, sistematis, dan massif.
3) Menjadikan Gugus Depan rumah induk yang yang menarik,
menyenangkan dan menyehatkan dalam rangka penyelesaian
syarat kecakapan umum dan khusus.
4) Menyelenggarakan pertemuan peserta didik mulai ditingkat gugus
depan sampai ditingkat internasional (persami, perjusami, pesta
siaga, persari, jambore, gladian pinru, raimuna, binsat, binmas,
pramuka peduli, dll) sebagai media implementasi nilai-nilai dan
keterampilan yang telah diberikan dan dalam rangka memberikan
tantangan dan pemantapan karakter.
5) Menyelenggarakan lomba antar peserta didik sebagai benchmark
tentang ketrampilan, sikap, perilaku dan budi pekerti luhur yang
telah diberikan selama latihan dan penghayatan dalam berbagai
pertemuan peserta didik.
6) Mengembangkan kegiatan kepramukaan yang aman, menarik,
menantang, menyenangkan dan menyehatkan sesuai dengan
kemajuan teknologi dan kebutuhan peserta didik.
7) Meningkatkan penghargaan/pengakuan (recognition) terhadap
kemampuan dan ketrampilan yang diperoleh untuk bekal dalam
meniti kehidupan sebagai kader pemimpin bangsa yang potensial
(sertifikasi kerampilan).
b. Strategi Re-orientasi dan Figurasi:
1) Mengadakan orientasi kepramukaan bagi Majelis Pembimbing di
semua tingkatan tanpa terkecuali.
2) Mengadakan orientasi kepramukaan bagi berbagai kelompok
masyarakat, termasuk masyarakat dunia usaha.
3) Menata kuantitas dan kualitas tenaga pendidik Pramuka secara
sistematis dan komprehensif.
4) Pengadaan pembina gudep, sehingga pada tahun 2024 tercapai
minimal 4 orang pembina putera dan 4 orang pembina puteri yang
kompeten di setiap gugus depan dan atau rasio pembina dan
peserta didik kurang dari 1 : 40.
5) Pemantapan dan pemutakhiran sistim dan metoda pendidikan bagi
anggota dewasa (pembina, pelatih, mabi, dan pengelola kwartir).
6) Pengadaan tenaga Pramuka Profesional sehingga pada tahun
2024 tercapai minimal 5 orang Pembina Profesional di tingkat
Kwarnas dan 3 orang Pembina Profesional di tingkat kwarda.
7) Pemberdayaan dan penguatan gugus depan.
8) Peningkatan peran kepala sekolah dan orang tua pada tiap gudep.
9) Melengkapi sarana dan prasarana gudep.
c. Strategi Penguasaan Data:
1) Melakukan konsientasi (penyadaran bersama) betapa pentingnya
data bagi setiap proses individu dan organisasi.
2) Menyiapkan perangkat pendataan berteknologi.
3) Melatih sumber daya manusia Pramuka agar ahli dalam
pembangunan dan pengolahan data strategis.
4) Memastikan keputusan organisasi yang akan diambil berbasis data
dan ketentuan ini diikat dalam regulasi.
5) Optimalisasi Kartu Tanda Anggota (KTA).
d. Strategi Kolaborasi:
1) Memastikan kerjasama tidak merugikan Pramuka atau hanya
mengeksploitasi Pramuka demi ekstensi lembaga yang
bersangkutan. Kerjasama diarahkan untuk optimalisasi program
dan pemberdayaan anggota Gerakan Pramuka demi masa depan
mereka.
2) Memastikan dalam kerjasama bahwa Pramuka memiliki brand,
jaringan organisasi, dan massa.
3) Mengadakan audit kinerja atas kerjasama yang telah dilangsungkan.
e. Strategi Infrastruktur dan Disiplin Organisasi:
1) Implementasi peraturan dan penyelenggaraan organisasi secara
konsisten.
2) Sosialisasi, evaluasi, revisi dan enforcement terhadap peraturan
dan petunjuk penyelenggaraan Gerakan Pramuka.
3) Peningkatan peran dan fungsi majelis pembimbing di kwartir dan
satuan.
4) Peningkatan peran dan fungsi andalan kwartir dan seluruh
fungsionaris organisasi di semua lapisan.
f. Strategi Akselerasi Finansial:
1) Memastikan, menjaga, dan mempertahankan fungsi, status dan
kepemilikan lahan/tanah Gerakan Pramuka tetap menjadi milik
Gerakan Pramuka.
2) Memastikan badan usaha PT. Madu Pramuka, PT. Molino
Pramuka, PT. Pustaka Tunas Media, dan PT. Bahtera Tunas
Mandiri berjalan secara baik, profesional, dan memberikan
kontribusi bagi pengembangan pendidikan kepramukaan.
3) Mengelola hak kekayaan intelektual secara profesional, kooperatif,
dan berkeadilan.
4) Memperpanjang sertifikat Merk Gerakan Pramuka (habis Januari
2024).
g. Strategi Komunikasi dan Apresiasi:
1) Menjaga dan menjamin citra dan reputasi di lingkungan internal dan
eksternal Gerakan Pramuka.
2) Melakukan upaya dan gerakan “Sadar Komunikasi” bagi seluruh
anggota.
3) Menjadi akun media sosial sebagai kantor berita.
4) Memiliki Sistem Informasi Manajemen (SIM).
5) Menerapkan keterbukaan informasi publik dan pelayanan publik di
organisasi Gerakan Pamuka sebagai upaya menjaga kepercayaan
publik.
h. Strategi Gerakan Kerelawanan:
1) Melakukan transformasi gerakan kerelawanan dalam segala
aspeknya.
2) Memantapkan gerakan lingkungan hidup sebagai kewajiban semua
anggota.
3) Membangun Pramuka Peduli secara besar, modern, dan dipercaya
publik.
4) Berperanserta memberantas penyakit-penyakit masyarakat seperti
narkoba, radikalisme-terorisme, dan lain-lain.
i. Strategi Keunggulan Internasional:
1) Berpartisipasi aktif dalam berbagai forum dan kegiatan organisasi
kepramukaan dunia, Asia-Pasifik, ASEAN, dan antar dua negara.
2) Berperan secara aktif dalam berbagai kegiatan penentuan
kebijakan kepramukaan di tingkat dunia.
3) Memperkokoh jejaring dengan berbagai organisasi kepramukaan di
luar negeri.
j. Strategi Advokasi
1) Membentuk Lembaga Bantuan Hukum Gerakan Pramuka dan
mengelola jejaring pengacara aktivis Pramuka.
2) Mengambil langkah-langkah hukum atas permasalah hukum yang
dihadapi Gerakan Pramuka.
BAB VI
RENCANA AKSI /
TINDAKAN

1. Sektor Pendidikan Kepramukaan


Prioritas 1:
Peningkatan Pembinaan Peserta Didik / Anggota Muda
a. Menyusun kurikulum baru sepanjang tahun 2019-2020 dan diresmikan
pada Hari Pramuka 14 Agustus 2020, mengujicobakannya di 10-30%
Gugus Depan selama 2020-2024.
b. Mewujudkan Garuda 2045 sebagai desain Pramuka Garuda yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Negara Republik Indonesia
sebagai sarana strategis penyiapan kader pemimpin nasional, dengan
fokus pada Pramuka Garuda Penegak dan Pandega sejumlah 1,5
(satu setengah) juta orang sampai 2045. Pada akhir periode ini dapat
diwujudkan 250.000 orang sehingga menjadi 500.000 Pramuka
Garuda. Jadi, masing-masing kwarcab membentuk 500 pramuka
garuda per periode atau 100 pramuka garuda per tahun.
c. Khusus Pramuka Garuda Siaga dan Penggalang, diwujudkan di 100
Gugus Depan di setiap kwartir cabang.
d. Menyusun kajian pembinaan kepramukaan di Perguruan Tinggi .
e. Menciptakan Gugus Depan yang nyaman dan asyik sehingga
meningkatnya masa aktif anggota di Gerakan Pramuka, minimal 80%
anggota golongan sebelumnya terus aktif ke golongan berikutnya. Ini
dilakukan melalui penyelesaian SKU (Syarat Kecakapan Umum), SKK
(Syarat Kecakapan Khusus), dan SPG (Syarat Pramuka Garuda) di
gudep secara konsisten, partisipasi yang luas anggota ke dalam
berbagai pertemuan dan perkemahan di semua tingkatan hinggga
internasional, dan apresiasi Gugus Depan Tergiat.
f. Sosialisasi Jukran Penilaian Kwartir dan Gugus Depan Tergiat Surat
Keputusan Kwarnas Nomor 179 Tahun 2013.
g. Memfokuskan pengembangan kapasitas anggota muda di Saka
sebagai pusat Job Creation. Hal ini dilakukan melalui koordinasi teratur,
evaluasi konsisten atas materi dan keterampilan, pembinaan
kependidikan dan keorganisasian sekaligus oleh kwartir terhadap Saka
yang ada. Rapat Koordinasi Saka dilakukan tiga bulan sekali, termasuk
evaluasi krida- krida. Perkemahan Bakti Saka dan Perkemahan Antar
Saka harus dilakukan secara berkala dan disesuaikan dengan keadaan
pengabdian kepada masyarakat yang membutuhkan.
h. Menyiapkan konsep replikasi Desa Pramuka model Lebakharjo yang
dimodifikasi.
i. Menyelenggarakan Pertemuan/Kegiatan Besar bagi Peserta Didik
(S,G,T dan D) Pesta Siaga, Jambore, Raimuna, Perkemahan
Wirakarya, Lomba Regu Pramuka Penggalang, Perkemahan Pramuka
berkebutuhan Khusus.
Prioritas 2:
Peningkatan Pembinaan Anggota Dewasa
a. Menyempurnakan kurikulum KMD, KML, KPD, dan KPL.
b. Menyempurnakan kurikulum Kursus Pamong Saka dan Kursus
Instruktur Saka.
c. Mendata/menambah 10.000 Pelatih dan 200.000 Pembina untuk
memenuhi proyeksi jumlah 40 juta anggota muda pada tahun 2045.
d. Menyelenggarakan Kursus Manajemen Kwartir.
e. Sosialisasi dan ujicoba pelaksanaan Pedoman Pengelolaan dan
Pengembangan Anggota Dewasa.
f. Pelaksanaan KMD di setiap kwartir ranting dan KML di setiap kwartir
cabang minimum 1 kali per tahun.
g. Pelaksanaan KPD di kwartir daerah sesuai kebutuhan dari hasil review
Rencana Kebutuhan (Renbut) minimum 1 kali.
h. Pelaksanaan KPD dan KPL di Kwarnas minimum 4 kali per tahun.
i. Pelaksanaan KMK di Kwarnas minimum 2 kali per tahun.
j. Pelaksanaaan Kursus Pamong dan Instruktur Saka di Kwarnas
minimum 1 kali.
k. Pelaksanaan kegiatan Pitaran Pelatih dan penyegaran Pelatih minimum
1 kali.
l. Pendataan potensi Pembina Pramuka Mahir, Pelatih Pembina
Pramuka, Pamong Saka, Instruktur Saka dan Pimpinan Saka.
m. Review rencana kebutuhan Pembina Pramuka Mahir dan Pelatih
Pembina Pramuka, Pamong Saka, Instruktur Saka dan Pimpinan Saka.
n. Sosialisasi penyempurnaan kurikulum dan materi KMD, KML, KPD dan
KPL dan Kursus Manajemen Kwartir.
o. Monitoring pelaksanaan KMD, KML, KPD dan KPL dan Kursus
Menajemen Kwartir.
p. Studi banding manajemen kepelatihan ke NSO lain.
q. Mereview pengelolaan kepelatihan dalam Gerakan Pramuka.
r. Pelaksanaan Karang Pamitran Tingkat Cabang dan Daerah.
s. Pelaksanaan Gelang Ajar Tingkat Cabang dan Daerah.
t. Revisi penyempurnaan dan penetapan petunjuk pengelolaan kepelatihan
u. Pelaksanaan Kegiatan Karang Pamitran Tingkat Nasional
v. Pelaksanaan pedomaan pengelolaan dan pengembangan anggota
dewasa melalui serangkaian FGD, uji coba, hingga evaluasi sampai
tahun 2023.
2. Sektor Organisasi dan Manajemen
Prioritas 3:
Peningkatan Sistem Perencanaan, Pengembangan, dan Pengerjasamaan
Program dan Lembaga
a. Membentuk tenaga perencana yang bersertifikat.
b. Menyempurnakan Keputusan Kwarnas nomor 141/1999 tentang Sistem
Perencanaan, Pemograman dan Penganggaran Gerakan Pramuka.
c. Review pelaksanaan kerjasama program maupun lembaga.
d. Menyusun Pedoman Kerjasama yang mengikat semua pihak.
e. Membangun sistem dan pusat monitor kader Pramuka (PMKP) yang
berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Untuk langkah awal monitor
alumni Dewan Kerja dan atau pramuka usia 27 tahun pada tahun 2020,
termasuk alumni Raimuna Nasional 2017. Distribusi kader dibagi ke
dalam empat domain yaitu Penyelenggara Negara, (Government),
Dunia Pendidikan (Academics), Dunia Usaha (Business), dan
Masyarakat (Society)–GABS. Untuk GABS periode ini sejumlah 5% dari
total posisi dari semua eselon/level.
f. Menerbitkan jurnal ilmiah pendidikan kepramukaan.
g. Memantapkan pendataan online Gerakan Pramuka sebagai langkah
awal akreditas.
h. Mendirikan perpustakaan dan museum dibawah Puslitbangnas.

Prioritas 4:
Penguatan Organisasi, Hukum, Administrasi, dan Kesekretariatan
a. Organisasi dan Hukum
1) Review peraturan dan petunjuk yang ada selama 1 tahun (2019).
2) Menyusun peraturan organisasi tentang pola penyusunan peraturan
organisasi Gerakan Pramuka yang dikeluarkan pada tahun 2020.
3) Melakukan pembinaan keorganisasian secara sistematis dan
intensif bagi seluruh Fungsionaris organisasi, baik Kwartir, alat
kelengkapan, dan organisasi pendukung.
4) Melakukan pembinaan dan pendampingan dalam proses
penggantian pengurus Kwartir Daerah agar tepat waktu dan sesuai
prosedur yang benar.
5) Memperkokoh organisasi dan manajemen Gerakan Pramuka yang
didukung sumberdaya dan kinerja yang berkualitas dan disiplin
dalam menerapkan regulasi dan/atau pedoman/panduan organisasi
Gerakan Pramuka di seluruh jajaran kwartir dan gugus depan
sesuai dengan perkembangan zaman.
6) Membentuk lembaga akreditasi mandiri Gerakan Pramuka.
7) Membentuk Lembaga Bantuan Hukum.
8) Melakukan advokasi aktif atas pelanggaran terhadap kepramukaan,
terutama terhadap pelanggaran hak kekayaan intelektual Gerakan
Pramuka.
9) Memulai proses akreditasi atas Gugus Depan (satuan organisasi
dan satuan pendidikan) dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(satuan pendidikan) di 20 % titik.
10) Menjadi tuan rumah Raimuna ASEAN.
11) Memiliki satu gudep terakreditasi per kwartir cabang di 50%
kabupaten/kota.
b. Administrasi dan Kesekretariatan
1) Memisahkan dan membagi dengan tegas antara lembaga Kwartir
dan lembaga Sekretariat Kwartir secara personil dan tata kerjanya.
2) Menyiapkan sistem kepegawaian Sekretariat Kwartir yang kokoh
dan profesional sesuai jalur karier: fungsional kependidikan,
administratif, dan usaha.
3) Menyusun sistem administrasi yang baru.
4) Membangun sistem kearsipan yang modern dan terdigitalisasi.
5) Melakukan pencatatan aset secara baik.
6) Melakukan pengamanan terintegrasi terhadap arsip, dokumentasi
dan materi yang terkait dengan Gerakan Pramuka.

3. Sektor Keuangan, Usaha, dan Aset


Prioritas 5:
Penguatan Kapasitas dan Tata Kelola Keuangan, Usaha, dan Aset Gerakan
Pramuka
a. Menyelesaikan proses pemanfaatan Tanah TRW untuk pembangunan
LRT.
b. Mengoptimalkan badan usaha dan unit usaha secara modern dan
profesional.
c. Membentuk usaha baru bidang pengelolaan atribut pramuka.
d. Membuat sistem iuran dengan kerjasama perbankan/lembaga
keuangan.
e. Membuat sistem donasi publik autodebet.
f. Memastikan komposisi sumber pendanaan Intern 10%, Pemerintah
85%, dan publik 5% dari total kebutuhan objektif penyelenggaraan
pendidikan kepramukaan.
g. Mendorong dan memfasilitasi terwujudnya Bumi Perkemahan Pramuka
dengan komposisi sebagai berikut: 80% kwarda memiliki luas lahan
20 hektar, 20% kwarcab memiliki luas lahan 10 hektar, 20% kwarran
memiliki luas lahan 5 hektar.
h. Mendirikan satu koperasi induk nasional dan koperasi primer di 34
kwarda.
i. Penyediaan Bumi Perkemahan skala besar (tingkat internasional,
nasional dan provinsi), skala menengah (tingkat kabupaten/kota),
dan skala kecil (tingkat kecamatan/desa) di seluruh Indonesia secara
bertahap, termasuk pengelolaan ruang tata hijau atau perhutanan
publik.

4. Sektor Profil Publik


Prioritas 6:
Peningkatan Kapasitas Informatika dan Komunikasi Publik di Era Digital
a. Membentuk Tim Siber Pramuka di 34 kwarda dan 50% kwarcab.
b. Meningkatkan gotong royong Tim Siber Pramuka dengan Kementerian,
Lembaga Negara dan berbagai organisasi, komunitas, pegiat media
sosial untuk bela negara dan memperjuangkan kepentingan nasional.
c. Membentuk kader Pramuka bela negara di internet dengan target 1 juta
Pramuka.
d. Mengadakan program 1 Pramuka 20 Konten untuk NKRI.
e. Mensosialisasikan 10 Tugas Pramuka di media sosial.
f. Mempopulerkan tagline Setiap Pramuka Adalah Kantor Berita dan tagar
#PramukaBelaNegara #PramukaPerekatNKRI #PramukaPeduli.
g. Mendorong setiap Pramuka memproduksi dan menyebarkan konten-
konten untuk keutuhan dan kemajuan NKRI dengan cara; imbauan,
surat edaran, penugasan, mobilisasi, lomba-lomba dan upaya-upaya
lainnya yang meningkatkan partisipasi anggota dalam memproduksi
dan menyebarkan konten.
h. Mendorong keaktifan berbagai organisasi, komunitas, dan jaringan
Pramuka yang berbasis produksi konten.
i. Mengadakan berbagai pelatihan dan pendidikan untuk memperkuat
kapasitas Pramuka dalam memproduksi dan menyebarkan konten.
j. Meningkatkan kolaborasi Tim Siber Pramuka dengan media massa,
wartawan, pihak media sosial, produsen aplikasi dan pegiat media
sosial.
k. Membentuk Pusinfo Gerakan Pramuka berdasarkan UU Keterbukaan
Informasi Publik No. 14/2008.
l. Membuat dan mengintegrasikan platform digital Gerakan Pramuka.
m. Membuat film/sinetron bertemakan Pramuka bekerjasama dengan
sineas-sineas terkemuka Indonesia.
n. Membuat dan mengefektikfkan Call Center Gerakan Pramuka.
o. Mengefektifkan program U-reporter Gerakan Pramuka.
p. Merancang dan membuat perpustakaan digital Gerakan Pramuka.

Prioritas 7:
Peningkatan Kapasitas dan Gerakan Kerelawanan dan Kepedulian Pramuka
Membentuk Pramuka Peduli dari tingkat nasional hingga tingkat cabang
secara merata dengan dukungan infrastruktur yang dibutuhkan, serta
membangun gerakan kerelawanan yang besar dan modern dengan
mengumpulkan donasi publik yang terkelola secara transparan dan
berintegritas.
a. Penanggulangan Bencana
1) Menyiapkan materi pendidikan Penanggulangan Bencana menjadi
bagian materi kursus dan pelatihan diseluruh tingkatan.
2) Meningkatkan pengelolaan Crisis Center Pramuka Peduli
Penanggulangan Bencana.
3) Melaksanakan aksi peduli Penanggulangan Bencana.
4) Pendataan anggota Pramuka Peduli di seluruh jajaran kwartir.
5) Mendorong terbentuknya Wadah Pramuka Peduli minimal 80 % dari
total kwartir cabang seluruh Indonesia.
6) Meningkatkan SDM tenaga pengelola dan pendidik melalui
pelaksanaan pendidikan/pelatihan Penanggulangan Bencana di
tingkat nasional dan mendorong pelaksanaan Pendidikan/Pelatihan
Penanggulangan Bencana di tingkat regional/wilayah.
7) Mengembangkan kerjasama dengan BNPB/BPBD, Badan Nasional
Pencarian dan Pertolongan (Basarnas/Kantor SAR) dan organisasi
relawan penanggulangan bencana yang lain.
b. Kemanusiaan
1) Penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) Pramuka Peduli
Kemanusiaan.
2) Pelaksanaan Aksi Pramuka Peduli (Karya Bakti Pramuka) pada hari
raya keagamaan, dan tahun baru.
3) Pelaksanaan program Bumbung Kemanusiaan Gerakan Pramuka
secara berkala.
4) Aksi Pramuka Peduli yatim piatu dan kaum dhuafa, operasi katarak,
sunatan massal, operasi bibir sumbing, dan bantuan kemanusiaan
lainnya
5) Penggalakan program Pustaka Berjalan dan pembinaan
kewirausahaan (pemberdayaan ekonomi masyarakat)
6) Pembinaan anak jalanan
c. Pelestarian Lingkungan Hidup
1) Materi pendidikan Lingkungan Hidup menjadi materi kursus dan
pelatihan diseluruh tingkatan.
2) Sosialisasi buku Panduan Program Gugus Depan Ramah
Lingkungan.
3) Penerapan Program Gudep Ramah Lingkungan di seluruh jajaran
kwartir. Pencapaiannya menjadi bagian instrumen penilaian Gugus
Depan Tergiat dan Akreditasi.
4) Meningkatkan SDM penggiat dan pengelola lingkungan hidup
melalui pelatihan dan lokakarya di tingkat nasional dan mendorong
pelaksanaan Pendidikan/Pelatihan Lingkungan Hidup di tingkat
regional/wilayah.
5) Melancarkan program Gerakan Menanam SATU JUTA pohon
“SATU Pramuka SATU pohon”.
6) Pelaksanaan aksi peduli lingkungan hidup di seluruh jajaran kwartir.
7) Diupayakan Bumi Perkemahan memiliki “Learning Center”
pendidikan lingkungan hidup dan kepemilikan ARBORETUM.
8) Menerapkan standar ramah lingkungan pada seluruh kegiatan
kepramukaan dan bangunan dari gugus depan hingga tingkat
nasional.
BAB VII
PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Gerakan Pramuka 2019-2024 akan dijabarkan


lebih lanjut di dalam Rencana Kerja Tahunan Kwartir Nasional Masa Bakti 2018-
2023 serta program kerja tahunan kwarda dan kwarcab. Sebagai acuan pokok,
Renstra wajib dipahami, dimengerti dan diimplementasikan oleh Gerakan
Pramuka, khususnya para ketua kwartir, andalan, majelis pembimbing, dewan
kerja dan pimpinan satuan karya pramuka, sehingga masing-masing dapat
memberikan kontribusi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Pemahaman dan pengertian semua pihak atas Renstra ini akan mendorong
semua pihak untuk sadar akan kekuatan dan kelemahan yang kita miliki, serta
tahu akan tantangan yang dihadapi serta peluang yang dapat dimanfaatkan
dalam upaya memajukan Gerakan Pramuka.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan
bimbingan kepada kita sekalian dalam membina kaum muda Indonesia.

Ditetapkan di : Kendari, Sulawesi Tenggara


Pada tanggal : 28 September 2018
Presidium Munas X Gerakan Pramuka Tahun 2018:
H.M. Hatta Zainal Kwarda Kaltim Ketua
Yevi Rivaldi, SH Kwarda Jambi Sekretaris
Dr. Ridjal J. Kotta, SH, MH Kwarnas Anggota
Drs. H. Purmadi Kwarda Jatim Anggota
Ir. Handry Amanupunyo, MP Kwarda Maluku Anggota
Catatan
Catatan
Catatan
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
Jl. Medan Merdeka Timur No. 5
Jakarta 10110

Anda mungkin juga menyukai