Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PRAKTIKUM MANAJEMEN LOGISTIK PETERNAKAN

REVIEW PAPER ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU


KENTAL MANIS PADA PT INDOMILK

Disusun Oleh :

Nauli Basa D1401201014

P2

TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK


DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
IPB UNIVERSITY
BOGOR
2023
Susu adalah salah satu produk pangan yang berasal dari ternak yang memiliki manfaat
untuk meningkatkan kualitas gizi suatu masyarakat. Susu merupakan bahan makanan yang
mengandung berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan seperti protein, hidrat arang dan
lemak susu yang mudah diserap oleh tubuh. Dengan demikian dengan banyaknya manfaat yang
bisa diperoleh apabila mengkonsumsi susu banyak minat masyarakat untuk mengkonsumsi
produk pangan ini. Semakin banyaknya minat masyarakat mengkonsumsi susu semakin banyak
pasar industri besar pengolahan susu yang berada di indonesia seperti seperti PT Friesche Vlag
Indonesia, PT Nestle Indonesia, dan PT Indomilk. Namun dalam proses pengolahan tersebut
banyak permasalahan yang menghambat pengolahan susu, salah satu kendalanya ialah
ketersediaan bahan baku dalam pengolahan susu. Walaupun produksi susu segar dalam negri
mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, namun belum mampu memenuhi
kebutuhan bahan baku dari industri pengolahan susu baik dari segi kuantitas, kualitas ataupun
harga. Sehingga jalan satu-satunya untuk memenehui ketersediaan bahan baku yaitu dengan
mengimpor susu dan bahan baku dari selandia baru dan australia yang merupakan produsen susu
terbesar di dunia

Salah satu perusahaan besar yang menjadi topik pembahasan pada kali ini ialah PT
Indomilk. Pada awal berdirinya, PT Australia Indonesian Milk Industries merupakan pabrik
pengolahan susu yang merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Australia
(Australian Dairy Produce Board) yang didasarkan pada Undang-Undang Penanaman Modal
Asing Nomor 1 Tahun 1967 dan Surat Presiden RI Nomor B33/Press/II/1967 tanggal 3
November 1967. Pada tahun 1994, PT Indomilk menjadi perusahaan susu pertama di Indonesia
yang memperoleh rekomendasi untuk mencantumkan label halal pada semua produknya setelah
memenuhi persyaratan ketat yang diterapkan oleh Departemen Kesehatan dan Departemen
Agama Republik Indonesia dalam bahan baku, formulasi, pengolahan, peralatan, uji coba
kontaminasi dan radiasi, kebersihan sarana kerja, kontrol mutu dan kemasan serta penanganan
limbah.

• Bahan Baku
Bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi susu kental manis (SKM)
pada PT Indomilk terdiri dari air, Skim Milk Powder (SMP), Butter Milk Powder
(BMP), Whey Powder, gula, Palm Oil, dan bahan-bahan lain dalam jumlah yang sedikit,
seperti vitamin, laktosa, flavour, dan Butyl Hidroksi Anisol.

• Proses Pengadaan
Proses pengadaan bahan baku dimulai dengan diterbitkannya Purchase
Requisition (PR) oleh seorang PPIC Manager. Purchase Requisition dibuat saat
perusahaan perlu melakukan pemesanan bahan baku. Sistem pencatatan persediaan
bahan baku di PT Indomilk dilakukan oleh Warehouse Department yang menentukan
jumlah persediaan dengan periodic system dan perpectual system. Waktu tunggu (lead
time) adalah lama waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan baku sampai
dengan kedatangan bahan baku tersebut di gudang perusahaan. Waktu tunggu sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan dari bahan baku itu sendiri dan jarak antara pembeli
dengan pemasok.

• Biaya Persediaan
Pada PT Indomilk, biaya yang dimasukkan sebagai biaya persediaan terdiri dari
biaya pembelian, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan. Selain dari harga bahan
baku itu sendiri, komponen biaya pembelian pada PT Indomilk terdiri dari biaya
asuransi, pajak, biaya transportasi dan lain-lain. Total biaya yang telah dikeluarkan
perusahaan untuk membeli bahan baku SMP dan BMP masing-masing adalah sebesar
Rp 18.166,46 dan Rp 15.020,91 per kg. Selain itu, ada beberapa catatan biaya lain yang
dikeluarkan. Namun untuk biaya penyimpanan seperti biaya listrik, biaya tenaga kerja,
biaya penyusutan gudang, dan biaya lain-lain tidak dimasukan dalan catatan perhitungan
karena biaya tersebut bersifat tetap atau besarnya biaya tidak tergantung pada jumlah
bahan baku yang disimpan.

• Sistem pengendalian Persediaan


a. Dalam metode MRP teknik Lot-For-Lot (LFL), perusahaan memesan tepat sebesar
kebutuhan bersih untuk satu periode tunggal sehingga tidak terdapat persediaan di
tangan pada periode selanjutnya setelah persediaan awal dihabiskan.
b. Dalam metode MRP teknik Economic Order Quantity (EOQ) pemesanan dilakukan
sebesar kuantitas pemesanan yang ekonomis. Apabila dalam suatu periode kebutuhan
bersihnya lebih besar daripada jumlah EOQ, maka jumlah yang dipesan adalah
sebesar kelipatan dari EOQ yang terdekat, yaitu dua atau tiga kali EOQ.
c. Dalam metode MRP teknik Part-Period Total Cost Balancing (PPB) penggabungan
periode dilakukan terhadap periode berurutan yang memiliki nilai kumulatif
kebutuhan bersih mendekati nilai Economic Part Period (EPP).

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode MRP
dapat menghasilkan biaya persediaan yang lebih rendah dari metode perusahaan. Teknik LFL
menghasilkan biaya persediaan yang paling rendah karena pada teknik LFL tidak terdapat biaya
penyimpanan yang merupakan komponen biaya yang paling besar persentasenya dari biaya
persediaan. Untuk bahan baku SMP, teknik EOQ menghasilkan biaya persediaan lebih rendah
dari teknik PPB. Hal ini dikarenakan oleh biaya penyimpanan dengan teknik EOQ jauh lebih
rendah dari teknik PPB.

Anda mungkin juga menyukai