Disusun Oleh :
P2
Salah satu perusahaan besar yang menjadi topik pembahasan pada kali ini ialah PT
Indomilk. Pada awal berdirinya, PT Australia Indonesian Milk Industries merupakan pabrik
pengolahan susu yang merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Australia
(Australian Dairy Produce Board) yang didasarkan pada Undang-Undang Penanaman Modal
Asing Nomor 1 Tahun 1967 dan Surat Presiden RI Nomor B33/Press/II/1967 tanggal 3
November 1967. Pada tahun 1994, PT Indomilk menjadi perusahaan susu pertama di Indonesia
yang memperoleh rekomendasi untuk mencantumkan label halal pada semua produknya setelah
memenuhi persyaratan ketat yang diterapkan oleh Departemen Kesehatan dan Departemen
Agama Republik Indonesia dalam bahan baku, formulasi, pengolahan, peralatan, uji coba
kontaminasi dan radiasi, kebersihan sarana kerja, kontrol mutu dan kemasan serta penanganan
limbah.
• Bahan Baku
Bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi susu kental manis (SKM)
pada PT Indomilk terdiri dari air, Skim Milk Powder (SMP), Butter Milk Powder
(BMP), Whey Powder, gula, Palm Oil, dan bahan-bahan lain dalam jumlah yang sedikit,
seperti vitamin, laktosa, flavour, dan Butyl Hidroksi Anisol.
• Proses Pengadaan
Proses pengadaan bahan baku dimulai dengan diterbitkannya Purchase
Requisition (PR) oleh seorang PPIC Manager. Purchase Requisition dibuat saat
perusahaan perlu melakukan pemesanan bahan baku. Sistem pencatatan persediaan
bahan baku di PT Indomilk dilakukan oleh Warehouse Department yang menentukan
jumlah persediaan dengan periodic system dan perpectual system. Waktu tunggu (lead
time) adalah lama waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan baku sampai
dengan kedatangan bahan baku tersebut di gudang perusahaan. Waktu tunggu sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan dari bahan baku itu sendiri dan jarak antara pembeli
dengan pemasok.
• Biaya Persediaan
Pada PT Indomilk, biaya yang dimasukkan sebagai biaya persediaan terdiri dari
biaya pembelian, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan. Selain dari harga bahan
baku itu sendiri, komponen biaya pembelian pada PT Indomilk terdiri dari biaya
asuransi, pajak, biaya transportasi dan lain-lain. Total biaya yang telah dikeluarkan
perusahaan untuk membeli bahan baku SMP dan BMP masing-masing adalah sebesar
Rp 18.166,46 dan Rp 15.020,91 per kg. Selain itu, ada beberapa catatan biaya lain yang
dikeluarkan. Namun untuk biaya penyimpanan seperti biaya listrik, biaya tenaga kerja,
biaya penyusutan gudang, dan biaya lain-lain tidak dimasukan dalan catatan perhitungan
karena biaya tersebut bersifat tetap atau besarnya biaya tidak tergantung pada jumlah
bahan baku yang disimpan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode MRP
dapat menghasilkan biaya persediaan yang lebih rendah dari metode perusahaan. Teknik LFL
menghasilkan biaya persediaan yang paling rendah karena pada teknik LFL tidak terdapat biaya
penyimpanan yang merupakan komponen biaya yang paling besar persentasenya dari biaya
persediaan. Untuk bahan baku SMP, teknik EOQ menghasilkan biaya persediaan lebih rendah
dari teknik PPB. Hal ini dikarenakan oleh biaya penyimpanan dengan teknik EOQ jauh lebih
rendah dari teknik PPB.