dunia. Kutaragi lahir pada 8 Agustus 1950 di Tokyo Jepang. Waktu kecil dia dikenal rajin dan pintar, dia
digambarkan sebagai murid yang selalu mendapatkan nilai 100. keadaan sosial Kutaragi tergolong biasa
saja. Mereka hidup dengan mengelola bisnis sendiri, sebuah pabrik percetakan di pabrik kota itu. Sejak
kecil Kutaragi sudah mengembangkan kemampuan mekaniknya di pabrik tersebut, sepulang sekolah.
Kutaragi dikenal sebagai siswa berotak encer. Dengan kecerdasan seperti itu, mudah saja bagi Kutaragi
mendapatkan pekerjaan di Sony, usai menyandang gelar insinyur elektronika. Di perusahaan itu reputasi
Kutaragi meroket.
Namun, kreatifitas Kutaragi itu tercium Nintendo perusahaan konsol permainan yang kini menjadi
pesaing nomor satu Sony. Saat Nintendo memintanya untuk mencipta sebuah chip, Kutaragi tak kuasa
menolak.
Diam-diam, Kutaragi mengerjakan proyek rahasia untuk Nintendo. Didesainnya chip SPC700. Sayang,
pihak Sony mencium hasil kerja itu. Kutaragi nyaris dipecat, seandainya CEO Sony, Norio Ohga, tidak
turun tangan. Dia bahkan meminta Kutaragi menyelesaikan tugas sampingannya itu.
Kutaragi terus meminta Sony membiayai riset pembuatan Super NES CD teknologi yang diaplikasi
untuk PS. Saat ambisi itu diragukan kalangan eksukutif Sony, sekali lagi Norio Ohga mendukungnya.
Pada tahun 1990-an, akhirnya Sony secara resmi meluncurkan produk PS.
Tak perlu waktu lama, PlayStation segera terkenal dan mendatangkan banyak duit untuk Sony. Hingga
18 Mei 2004 saja, Sony telah memproduksi 100 juta PS. Sukses itu pula yang menjadikan Kutaragi
presiden Sony Computer Entertainment pada 1997.
Ken Kutaragi adalah penemu dan pelopor mesin console game PlayStation yang sangat populer di
dunia. Kutaragi lahir pada 8 Agustus 1950 di Tokyo Jepang. Waktu kecil dia dikenal rajin dan pintar, dia
digambarkan sebagai murid yang selalu mendapatkan nilai 100. keadaan sosial Kutaragi tergolong biasa
saja. Mereka hidup dengan mengelola bisnis sendiri, sebuah pabrik percetakan di pabrik kota itu. Sejak
kecil Kutaragi sudah mengembangkan kemampuan mekaniknya di pabrik tersebut, sepulang sekolah.
Kutaragi dikenal sebagai siswa berotak encer. Dengan kecerdasan seperti itu, mudah saja bagi Kutaragi
mendapatkan pekerjaan di Sony, usai menyandang gelar insinyur elektronika. Di perusahaan itu reputasi
Kutaragi meroket.
Namun, kreatifitas Kutaragi itu tercium Nintendo perusahaan konsol permainan yang kini menjadi
pesaing nomor satu Sony. Saat Nintendo memintanya untuk mencipta sebuah chip, Kutaragi tak kuasa
menolak.
Diam-diam, Kutaragi mengerjakan proyek rahasia untuk Nintendo. Didesainnya chip SPC700. Sayang,
pihak Sony mencium hasil kerja itu. Kutaragi nyaris dipecat, seandainya CEO Sony, Norio Ohga, tidak
turun tangan. Dia bahkan meminta Kutaragi menyelesaikan tugas sampingannya itu.
Kutaragi terus meminta Sony membiayai riset pembuatan Super NES CD teknologi yang diaplikasi
untuk PS. Saat ambisi itu diragukan kalangan eksukutif Sony, sekali lagi Norio Ohga mendukungnya.
Pada tahun 1990-an, akhirnya Sony secara resmi meluncurkan produk PS.
Tak perlu waktu lama, PlayStation segera terkenal dan mendatangkan banyak duit untuk Sony. Hingga
18 Mei 2004 saja, Sony telah memproduksi 100 juta PS. Sukses itu pula yang menjadikan Kutaragi
presiden Sony Computer Entertainment pada 1997.
Ken Kutaragi, adalah pengusaha dan penemu mesin game play station asal Jepang yang sangat
terkenal di dunia. Lahir di Tokyo 8 Agustus 1950 dari keluarga yang secara ekonomi biasa-biasa saja,
namun ia memiliki semangat, ketekunan, inovasi dan kreatifitas luar biasa. Keluarganya hidup dengan
mengelola usaha percetakan di Tokyo. Di usia sekolah, Kutaragi dikenal sebagai siswa berotak encer
ia siswa rajinyang rajin dan pintar, hampir setiap ujian selalu mendapatkan nilai 100.
Kutaragi juga dikenal sebagai anak yang suka mengutak-atik barang mekanik, dia sering membuka
mainan miliknya dan melihat bagaimana mainan itu bekerja. Dari sifat ingin tahunya tersebut,
akhirnya membawa ketertarikan pada elektronika hingga dewasa, dengan alasan itu pula dia belajar
dan lulus dari Denki Tsushin University mengambil jurusan elektronika. Setelah mendapatkan gelar
Insinyur elektronika, ia kemudian bekerja di perusahaan raksasa SONY yang didirikan Akio Morita. Di
perusahaan tersebut namanya melejit sebagai seorang problem solver luar biasa. Setiap pekerjaan
yang di embannya dapat diselesaikan dengan sukses termasuk proyek penembangan kamera digital
dan monitor LCD.
Minat mengembangan permainan (game) berbasis elektronik dimulai akhir 1980-an saat puterinya
memainkan game melalui Famicom. Ide untuk mengembangkan bisnis video game mulai muncul. Ide
itu kemudian di ungkapkan kepada para petinggi SONY, namun kurang mendapat respon. Ide tersebut
kemudian direalisasikan perusahaan games Nitendo. Secara sembunyi-sembunyi Kutaragi
menciptakan sebuah chip SPC 700 untuk video games untuk perusahaan Nitendo. Pekerjaan Kutaragi
akhirnya diketahui manajemen Sony sehingga ia hampir saja dikeluarkan dari Sony. Namun seorang
CEO Sony bernama Norio Ohga berjuang menyelamatkan Kutaragi sehingga selamat dari pemecatan,
bahkan ia diminta terus mengembangkan proyeknya.
Setelah menyelesaikan proyek untuk Nitendo, Kutaragi mengajukan permohonan kepada Sony untuk
membiayai riset pembuatan Super NES CD (Aplikasi teknologi untuk Play Station). Permohonannya
juga dapat dikabulkan atas bantuan dan perjuangan Norio Ohga sebagai salah satu petinggi Sony,
sehingga di akhir tahun 1990 Sony secara resmi meluncurkan produk Play Station.
Ken Kutaragi adalah seorang CEO dari Sony Computer Entertainment (SCEI) yang merupakan divisi
video game Sony Corporation yang berbasis di Tokyo, Jepang. Ia merupakan penemu mesin console
game PlayStation yang saat ini menjadi sebuah game console terpopuler di dunia.
Ken Kutaragi lahir pada tanggal 8 Agustus 1950 di Kota Tokyo, Jepang. Ia dilahirkan dalam keluarga
yang tergolong biasa saja, keluarganya hanya mengelola bisnis sebuah pabrik percetakan di kota
tersebut. Sejak kecil ia sudah mengembangkan kemampuan mekaniknya di pabrik tersebut.
Waktu kecil ia dikenal sebagai anak yang rajin dan pintar, saat disekolah ia digambarkan sebagai
murid yang selalu mendapatkan nilai 100. Ia juga dikenal sebagai anak yang suka mengutak-atik
barang mekanik, ia suka membuka mainan miliknya dan melihat bagaimana mainan itu bekerja.
Berawal dari sifat ingin tahunya tersebut, akhirnya membawa ketertarikan pada elektronika hingga
dewasa, dengan alasan itu pula ia belajar dan lulus dari Denki Tsushin University mengambil jurusan
elektronika. Setelah lulus dari Denki Tsunin University, ia bekerja di Sony.
Ken Kutaragi dikenal sebagai problem solved yang sangat bagus. Ia mendapatkan reputasi yang baik
sebagai pemecah masalah, proyek-proyek Sony yang ditanganinya berhasil, termasuk proyek
penciptaan Liquid Crystal Plays (LCDs) serta kamera digital yang membawa kesuksesan pada Sony.
Ide gemilang dari Ken Kutaragi untuk mencipakan sebuah console game terdengar oleh Nintendo,
sebuah perusahaan console permainan yang berdiri pada tanggal 23 September 1889 di Kota Kyoto,
Jepang yang saat ini menjadi pesaing Sony.
Kebetulan dengan kesempatan Nintendo yang menginginkan bantuan Sony untuk membuat wave-
table sound chip untuk SNES, Kutaragi langsung menerimanya. Walaupun telah bekerja sama dengan
Nintendo, Sony masih memandang rendah video game.
Nintendo memintanya untuk menciptakan sebuah chip. Diam-diam, Kutaragi mengerjakan proyek
rahasia untuk Nintendo. Didesainnya chip SPC700. Sayang, pihak Sony mencium hasil kerja itu.
Kutaragi nyaris dipecat, seandainya CEO Sony, Norio Ohga, tidak turun tangan. Ia bahkan meminta
Kutaragi menyelesaikan tugas sampingannya itu.
Tidak perlu waktu lama, PlayStation segera terkenal dan mendatangkan banyak finansial untuk Sony.
Hingga 18 Mei 2004, Sony telah memproduksi 100 juta PS. Tidak disangka meskipun bersaing dengan
Nintendo dan SEGA yang sudah populer di Industri Video Game, Sony sukses dengan console milik
mereka. Keberhasilan tersebut yang menjadikan Kutaragi presiden Sony Computer Entertainment
pada tahun 1997.
Pada 30 November 2006, Ken Kutaragi digantikan oleh Kaz Hirai sebagai Presiden Sony Computer
Entertainment. Ken sendiri dipromosikan sebagai ketua SCEI dan tetap menjadi CEO grup tersebut.
Pada 26 April 2007, Ken dikabarkan akan pensiun. Akhirnya, dia diberikan jabatan sebagai Honorary
Chairman. Pengganti Ken adalah presiden SCEI dan CEO saat ini, Kaz Hirai.
29 Juni 2011 setelah perombakan manajemen Sony, Ken diumumkan mundur dari jabatan sebagai
Honorary Chairman pada 28 Juni. Meski mundur, dia tetap berada di Sony sebagai penasihat
teknologi senior.
Saat ini, Ken Kutaragi yang pernah menjadi profesor tamu di Ritsumeikan University ini adalah
presiden dan CEO Cyber Al Entertainment Inc. Dia juga menjadi anggota dewan Kadokawa Group
Holdings, Inc., Nojima Corporation, dan Rakuten, Inc.
Ken Kutaragi mendadak bersinar setelah sukses meluncurkan PlayStation di seluruh dunia. Di saat yang
berbarengan, video game dari Sony Corporate mengalami kemerosotan dalam profit perusahaannya.
Sehingga bisa dikatakan momen kelahiran PlayStation itu, menjadi angin segar disaat perusahaan game
terbesar seperti Sony itu mengalami keterpurukan. Nah, sukses PlayStation yang menguasai pasar dunia
Terlebih setelah sukses itu, tidak berselang lama, Ken melahirkan PlayStation generasi berikutnya. Ada
PlayStation 2, dan PlayStation 3, yang hingga kini masih digandrungi para gamers seluruh dunia.
Selain di Sony, Ken yang kelahiran 8 Agustus 1950 itu, juga pernah merancang prosesor suara untuk Super
Nintendo. Namun, dengan debutnya di Sony, dia berhasil mendesain chip Very-large-scale integration
(VLSI) yang bekerja dengan CPU PS1 untuk menangai proses rendering 3D.
Kini, dia menjadi sosok yang diperhatikan oleh para analis finansial, lantaran kepiawaiannya, dalam
menciptakan produk game teranyar, PlayStation. Terlebih game besutannya itu berhasil mendongkrak
"Bapak PlayStation" ini juga pernah menjabat sebagai President dan CEO Cyber AI Entertainment Inc, serta
pernah memimpin perusahaan seperti Kadokawa Group Holdings Inc, Nokima Corporation serta Rakuten
Inc.
Seperti diketahui, Ken kecil adalah anak dari keluarga yang sederhana. Sejak masih kanak-kanak, kedua
orangtuanya sudah menempa Ken agar bisa mengembangkan sesuatu yang bernilai kreativitas dalam bentuk
Hal itulah yang ditunjukkan Ken, saat keluarganya memiliki pabrik percetakan kecil di kota tempat dia
dibesarkan. Kutaragi yang masih berusia muda, waktu itu didorong kedua orangtuanya untuk
mengeksplorasi kemampuan mekanis di pabrik dan sepulangnya dari sekolah, ia pun bekerja di pabrik
tersebut.
Selain tugasnya di pabrik milik orangtuanya, Kutaragi pun menjadi juara di kelasnya. Ia dikenal teman-
teman dan gurunya sebagai siswa yang rajin. Bahkan, Kutaragi digambarkan sebagai seorang anak yang
Motivasi tinggi menyertai Ken Kutaragi, dia memiliki keinginan kuat untuk mengetahui seluk-beluk mesin.
Ketika ia berusia muda, dia juga sering membongkar mainan, hanya untuk memuaskan dahaga rasa
keingintahuannya dengan mengamati bagaimana mekanismenya, sehingga mainan itu dapat bekerja.
Rasa keingintahuan Kutaragi terhadap mesin maupun mainan sudah terlihat sejak kecil. Ia pun senang
bergelut dan mempelajari seluk-beluk elektronik. Kecintaannya terhadap bidang elektronik, membuatnya
terus mengembangkan diri dengan menuntut ilmu di Denki Tsushin University dan ia pun memperoleh gelar
Electronics.
Tak berselang lama setelah kelulusannya, Kutaragi mulai bekerja untuk Sony di laboratorium penelitian
digital. Kutaragi merasa bekerja di laboratorium tersebut adalah sebuah keputusan yang tepat, ia pun berpikir
bahwa bekerja di Sony merupakan sesuatu yang sebutnya sebagai "Jalur Cepat". Kutaragi pun segera
Kutaragi merupakan insinyur yang terus berpikir ke depan. Ia juga sukses menelurkan berbagai karya atau
projeknya, seperti mengembangkan teknologi liquid crystal displays (LCD) dan kamera digital.
Akhir tahun 1980-an, Ken Kutaragi menyaksikan saudara perempuannya memainkan Famicom, yakni
konsol game "jadul" keluaran Nintendo. Sejak saat itu, Kutaragi kepincut untuk bisa merealisasikan bahwa
Pada suatu waktu, Eksekutif Sony memiliki ketertarikan dalam video game. Di sisi lain, ketika Nintendo
menyatakan perlunya chip suara wave-table untuk sistem 16-bit miliknya, Kutaragi diminta langsung untuk
Bekerja secara rahasia, Kutaragi mendesain dan membangun chip, SPC700. Ketika mengetahui apa yang
dikerjakan Ken Kutaragi, Direksi Eksekutif Sony ketika itu sangat marah. Hanya Norio Ohga, yang
menjabat sebagai CEO Sony pada kala itu, yang membantu Ken Kutaragi mendorong projek tersebut dan
Saat Ken Kutaragi bekerja dengan Nintendo, di pihak Sony, game masih dianggap sebagai tren dan sesuatu
yang dipandang rendah. Meskipun ketika itu, Sony tampak memusuhi video game, namun Kutaragi berhasil
membujuk Sony untuk mendanai penelitian tentang Super Famicom CD. Upaya ini pada akhirnya menjadi
Konsol game tersebut, kompatibel dengan game Super Famicom dan software yang dirilis dalam format
baru, bernama Super CD. Akan tetapi, kemitraan antara Sony dan Nintendo mengalami gangguan, lantaran
perbedaan pendapat perizinan. Meskipun demikian, Kutaragi dan Sony terus mengembangkan konsol
mereka sendiri.
Walaupun dianggap sebagai pertaruhan berisiko oleh eksekutif Sony lainnya, Ken Kutaragi sekali lagi
mendapat dukungan penuh dari Sony CEO Norio Ohga. Beberapa tahun kemudian, perusahaan telah
Tokyo - Tak seperti divisi komputer yang membuat prestasi Sony menurun, konsol PlayStation (PS) 4
ternyata mampu mendongkrak pendapatan produsen asal Jepang itu.
PS4 memang dipercaya dapat meningkatkan pendapatan Sony, namun hal itu diprediksi baru bisa terjadi
dalam waktu yang cukup lama, tapi nyatanya tidak.
Hingga akhir Desember 2013 divisi game Sony mencatat pendapatan hingga 441.8 miliar yen, dan 4,35
miliar yen di antaranya disumbangkan oleh PS4. Padahal konsol ini baru saja dipasarkan.
Seperti dikutip detikINET dari Polygon, Jumat (7/2/2014), secara keluruhan pendapatan divisi game
Sony naik hingga 64%, dan bisa dikatakan ini adalah peningkatan yang sangat signifikan.
Sayangnya hal serupa tidak dialami oleh divisi yang mengelola Vaio. Sony kini terpaksa menjual brand
tersebut ke salah satu investor Jepang bernama Japan Industrial Partners dengan nilai kesepakatan
yang ditaksir mencapai 50 miliar yen (Rp 5,9 triliun).
Akibat akusisi tersebut Sony akan banyak melakukan penghematan, salah satunya dengan merumahkan
5.000 tenaga kerja yang berada di berbagai negara.