Insiden:
1.komplikasi jantung terjadi pada 87% remaja penderita anoreksia nervosa
2.kira-kira 5% penderita anoreksia nervosa adalah laki-laki
3.komplikasi ginjal terjadi pada kurang lebih 70% remaja penderita anoreksia
nervosa
4.puncak gangguan adalah antara umur 14 dan 18 tahun
F50.1 Anoreksia Nervosa Tak Khas
● Penderita yang tidak menunjukkan satu atau lebih gambaran utama dari
anoreksia nervosa F50.0, seperti amenore atau kehilangan berat badan, tapi
masih ada gambaran klinis yang agak khas.
● Penderita yang menunjukkan semua gejala utama, tetapi pada derajat ringan.
F50.2 Bullimia Nervosa
Pedoman Diagnostik
● Memenuhi semua berikut ini :
- Preokupasi menetap untuk makan, craving yang tidak dapat ditahan, tidak
berdaya terhadap datangnya episode makan berlebihan dimana makanan
dalam jumlah besar dimakan dalam waktu singkat
- Berusaha melawan efek kegemukan dengan minimal satu cara berikut :
merangsang muntah sendiri, pencahar berlebihan, puasa berkala, memakai
obat penekan nafsu makan, diuretik, mengabaikan pengobatan insulin (pada
penderita diabetes).
- Ketakutan yang berlebih akan kegemukkan dan penderita mengatur sendiri
target BB yang sangat rendah dibawah BB sebelumnya atau BB normal.
- Seringkali didahului dengan episode anoreksia nervosa sebelumnya.
Treatment
Langkah pertama dalam mengobati anoreksia nervosa adalah dengan
membantu pasien mendapatkan kembali berat badan ke tingkat yang sehat
dan dianggap normal.
Psikoterapi membantu individu dengan gangguan makan untuk memahami
pikiran, emosi dan perilaku yang memicu gangguan ini . Selain itu, beberapa obat
juga terbukti efektif dalam proses pengobatan.
Karena masalah fisik yang serius dapat disebabkan oleh penyakit ini , adalah
penting bahwa setiap rencana pengobatan untuk orang dengan anoreksia
nervosa dan bulimia nervosa untuk mendapat perawatan medis umum ,
manajemen gizi dan konseling gizi. Langkah-langkah ini dilakukan untuk
membangun kembali kesejahteraan dan praktek makan sehat.
F50.3 Bulimia Nervosa Tak Khas
● Penderita yang tidak menunjukkan satu atau lebih gambaran utama dari
bulimia nervosa F50.2, seperti amenore atau kehilangan berat badan, tapi
masih ada gambaran klinis yang agak khas.
● Orang yang mempunyai BB normal atau berlebihan, tetapi mengalami
periode khas kebanyakan makan yang diikuti dengan muntah atau memakai
pencahar.
F50.4 Makan Berlebihan yang Berhubungan dengan
Gangguan Psikologis Lainnya
● Makan berlebih sebagai reaksi terhadap hal-hal yang membuat stres.
● Obesitas sebagai penyebab timbulnya berbagai gangguan psikologis tidak
termasuk disini.
● Obesitas sebagai efek samping dari penggunaan obat-obatan juga tidak
termasuk disini
F50.5 Muntah yang Berhubungan dengan Gangguan Psikologis Lainnya
● Selain merangsang muntah oleh diri sendiri pada bulimia nervosa, muntah
berulang dapat juga terjadi pada gangguan disosiatif, gangguan hipokondrik.
Ini didiagnosis sesuai dengan gangguan utamanya.
● Termasuk hiperemesis gravidarum psikogenik, muntah psikogenik.
- Dissomnia: kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan jumlah, kualitas, atau waktu
tidur akibat kausa emosional yaitu insomnia , hipersomnia, dan gangguan jadwal tidur.
- Parasomnia: peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama tidur,(masa kanak
berhubungan terutama dengan perkembangan anak, sedangkandewasa predominan adalah
psikogenik, yaitu somnabulisme, teror tidur, dan mimpi buruk)
Gejala: tegang, khawatir, pikiran melayang layang, mengeluh tak cukup tidur, masalah
pribadi, gangguan kesehatan , pagi hari lemah fisik dan mental, mudah tersinggung.
Riemann D, Baglioni C, Bassetti C et al. European guideline for the diagnosis and treatment of insomnia. J Sleep Res 2017; 26: 675–700.
Pedoman Diagnostik
● Keluhan sulit masuk tidur, mempertahankan tidur atau kualitas tidur yang buruk
● Gangguan tidur terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal sebulan
● Adanya preokupasi akan tidak bisa tidur dan kekhawatiran berlebihan perihal
akibatnya pada malam dan sepanjang hari
● Tidak puas secara kuantitas dan kualitas dari tidurnya, yang keduanya
menyebabkan berbagai gangguan dalam fungsi sosial atau pekerjaan
Riemann D, Baglioni C, Bassetti C et al. European guideline for the diagnosis and treatment of insomnia. J Sleep Res 2017; 26: 675–700.
F51.1 Hipersomnia Nonorganik
Hippersomnia: tidur siang berlebih atau serangan kantuk yang bukan disebabkan kurang tidur
atau butuh waktu lebih lama untuk pulih segar setelah bangun tidur.
Pedoman diagnostik
● Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur/sleep attacks
(tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang) dan atau transisi yang memanjang dari saat
mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep drunkenness)
Ambardekar, Nayana. Night Terrors. 2019. https://www.webmd.com/sleep-disorders/hypersomnia diakses pada 20 Mei 2020.
F51.2 Ganguan Jadwal Tidur-Jaga Nonorganik
Ketidak sinkronan antara jadwal tidur-siaga seseorang dengan jadwal tidur-siaga yang
diinginkan oleh lingkungannya dengan akibat keluhan insomnia dan hipersomnia.
Pedoman diagnostik
● Pola tidur jaga dari individu tidak seirama (out of synchrony) dengan pola tidur jaga
yang normal bagi masyarakat setempat
● Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan hipersomnia pada waktu kebanyakan
orang jaga, yang dialami hampir setiap hari untuk sedikitnya 1 bulan atau berulang
dengan kurun waktu yang lebih pendek.
● Ketidakpuasan dalam kuantitas, kualitas dan waktu tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan
● Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang dengan
kurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan
mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan
● Tidak ada gejala tambahan “narcolepsy” (cataplexy,sleep paralysis, hypnagogic
hallucination) atau bukti klinis untuk “sleep apnoe” (nocturnal breath cessation, typical
intermittent snoring sounds, etc)
● Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukan gejala rasa kantuk pada
siang hari
F51.3 Somnambulisme (sleepwalking)
Somnambulisme: Keadaan perubahan dari kesadaran dimana fenomena bangun dan
tidur tercampur pada saat yang sama.
Terapi: perubahan pola hidup (jadwal tidur teratur, rutinitas sebelum tidur)
Pedoman diagnosis
● Gejala utama: salah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur, biasanya pada
sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan (kesadaran berubah)
Prevalensi: 2% dari orang dewasa, sering pada anak anak (1-6/ 100)
Terapi:
Ambardekar, Nayana. Night Terrors. 2019. https://www.webmd.com/sleep-disorders/night-terrors diakses pada 20 Mei 2020.
Pedoman diagnostik
● Gejala utama: satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan berteriak karena
panik, disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar dan hiperaktivitas otonomik
seperti jantung yang berdebar-debar, napas cepat, pupil melebar, dan berkeringat
● Episode ini dapat berulang, setiap episode lamanya berkisar 1-10 menit dan biasanya terjadi
pada sepertiga awal tidur malam
● Secara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk mempengaruhi
keadaan teror tidurnya dan kemudian dalam beberapa menit setelah bangun biasanya terjadi
disorientasi dan gerakan-gerakan berulang
● Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada sangat minimal (biasanya terbatas pada satu atau
dua bayangan-bayangan yang terpilah-pilah)
● Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
F51.5 Mimpi Buruk (Nightmare)
Mimpi buruk: pengalaman mimpi yang penuh dengan kecemasan dan
ketakutan yang teringat secara terinci oleh individu tsb.
● Terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan mimpi yang menakutkan
yang dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid), biasanya perihal ancaman
kelangsungan hidup, keamanan, atau harga diri; terbangunnya dapat terjadi kapan
saja selama periode tidur, tetapi yang khas adalah pada paruh kedua masa tidur
● Setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu segera sadar penuh dan
mampu mengenali lingkungannya;
● Pengalaman mimpi itu dan akibat dari tidur yang terganggu, menyebabkan
penderitaan cukup berat bagi individu.
F51.8 Gangguan Tidur Non organik Lainnya
F52.11
➔ Definisi: disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan pria untuk memperoleh ereksi dan
atau mempertahankan ereksi hingga koitus selesai.
➔ Epidemiologi: penelitian dari univ. Chicago → 10% pria pernah mengalami.
Diperkirakan insidensi pada dewasa muda 8%. Merupakan keluhan utama pasien pria
untuk gangguan seksual.
➔ Penyebab psikologis: ansietas, tekanan dari pasangan, masalah perkawinan, konflik
masa oedipal yang tak terselesaikan
F52.3 Disfungsi Orgasme
● Baik orgasme tidak terjadi sama sekali maupun yang sangat terlambat.
● Termasuk: “psychogenic anorgasmy”
F52.8 Disfungsi Seksual YTT, Bukan Disebabkan Oleh Gangguan atau Penyakit Organik
F.53 Gangguan Jiwa dan Perilaku yang Berhubungan dengan
Masa Nifas YTK
Klasifikasi ini hanya digunakan untuk gangguan jiwa yang berhubungan dengan
masa nifas (tidak >6 minggu postpartum), yang tidak memenuhi kriteria di tempat
lain.
F53.1 Gangguan Mental dan Perilaku Berat Yang Berhubungan dengan Masa
Nifas YTK
Termasuk psikosis masa nifas YTT
Kategori ini digunakan untuk mencatat adanya faktor psikologis atau perilaku yang
memengaruhi atau berperan pada gangguan fisik yang diklasifikasikan di bab lain pada
ICD-10.
Gangguan jiwa yang timbul biasanya ringan tapi sering berkepanjangan (seperti khawatir,
konflik emosional, takut) dan tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam kategori lain.
Contoh: asma (F54 plus J45), dermatitis dan ekzema (F54 plus L23-L25)
F55 Penyalahgunaan Zat yang Tidak Menyebabkan Ketergantungan
● Walaupun pada awalnya adalah merupakan obat yang diresepkan atau
dianjurkan oleh dokter, namun kemudian dapat terjadi pemakaian yang terus
-menerus, diluar indikasi medis, dan seringkali dosis menjadi berlebihan.
(persistent and unjustified use)
● Tidak ada tanda perkembangan menjadi ketergantungan.
● Tersering adalah 3 kelompok: Obat psikotropik yang tidak menyebabkan
ketergantungan seperti antidepresiva, pencahar, dan analgetika yang dapat
diperoleh tanpa resep dokter seperti aspirin dan paracetamol
F55.0 Antidepresan: seperti antidepresiva trisiklik dan tetrasiklik serta inhibitor monoamin oksidase
F55.1 Pencahar
F55.2 Analgetika: Seperti aspirin, parasetamol, Fenasetin, yang tidak ditentukan sebagai psikoaktif
pada F10-F19
F55.3 Antasida
F55.4 Vitamin
F55.5 Steroida atau Hormon
F55.6 Jamu
F55.7 Zat lainnya Yang Tidak Menyebabkan Ketergantungan (misalnya, diuretika)
F55.9 YTT: Tak termasuk penyalahgunaan zat psikoaktif (yang menyebabkan ketergantungan )
(F10-F19)
F6 GANGGUAN KEPRIBADIAN dan
PERILAKU MASA DEWASA
Gangguan Kepribadian Khas (F60)
Definisi
Suatu gangguan berat dalam konstitusi karakteriologis dan kecenderungan
perilaku dari seseorang, biasanya meliputi beberapa bidang dari kepribadian, dan
hampir selalu berhubungan dengan kesulitan pribadi dan sosial
Pedoman Diagnostik
Kondisi yang tidak berkaitan langsung dengan kerusakan penyakit otak berat atau ggn jwia
lain :
Memenuhi kriteria :
- Disharmoni sikap dan perilaku yang cukup berat, biasanya meliputi beberapa bidang
fungsi, misal afek, kesiagaan, pengendalian impuls, cara memandang dan berfikir,
serta gaya berhubungan dengan orang lain.
- Pola perliaku abnormal yg berlangsung lama
- Pola perilaku abnormalnya bersifat mendalam dan maladaptif
- Manifestasi diatas muncul pada masa kanak2 remaja berlanjut ke dewasa
- Ggn ini menyebabkan personal distress, tetapi baru terlihat pada perjalanan lanjut
- Ggn ini biasanya berkaitan bermakna pada masalah perkerjaan dan kinerja sosial
F60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid
Dengan ciri - ciri :
1. Kurangnya minat untuk menggambarkan masa depan dan belajar dari masa
lalu
2. Tidak memiliki rasa penyesalan terhadap tindakannya
3. Terlalu optimis dan mudah bergaul
Kepribadian Imatur
Merupakan kepribadian yang dianggap bodoh dan tidak bertanggung jawab,
bahkan perilaku yang tidak sesuai dengan usia atau tingkat pendidikan dan
budaya yang dimiliki oleh individu
Diagnosis dibuat hanya jika ada bukti pasti dan perubahan yang berlangsung
lama pada pola seseorang dalam hal menerima, berhubungan dengan atau
berpikir tentang lingkungan dan dirinya sendiri.
Perubahan kepribadian ini berkaitan dengan prilaku yang menjadi inflexible dan
maladaptif yang mengarah kegagalan dalam fungei interpersonal, sosial dan
pekerjaan.
F62.0 Perubahan Kepribadian Yang Berlangsung
Lama Setelah Mengalami Katastrofa
Pedoman diagnostik:
● Gambaran klinis:
○ Ketergantungan berlebihan pada orang lain dan sikap selalu minta dibantu
○ Tuduhan bahwa dirinya berubah atau cacat karena penyakit terdahulu
○ Ketidakmampuan membentuk dan mempertahankan hub. Pribadi yang dekat dan dapat di
percaya serta isolasi sosial
○ Pasif, kurang minat, menurunnya keterlibatan dalam aktivitas rekreasi
○ Selalu mengeluh sakit, yang berhubungan dengan keluhan hipokondrik dan prilaku sakit
● Afek disforik atau labil, yang tidak disebabkan oleh gangguan jiwa saat
ini atau sebelumnya
● Hendaya bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan dibandingkan
dengan keadaan sebelum sakit
● Perubahan yang terjadi bukan karena kerusakan atau penyakit otak yang
berat.
F62.8 Perubahan Kepribadian Yang Berlangsung
Lama Lainnya
perubahan kepribadian yang berlangsung lama sesudah pengalaman yang tidak
disebutkan dalam F62.0 dan F62.1, seperti sindrom kepribadian nyeri kronis dan
perubahan kepribadian yang berlangsung lama sesudah peristiwa kematian
pertaruhan dengan sengaja yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang
dianggap bernilai dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu
pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan perlombaan dan kejadian-
kejadian yang tidak atau belum pasti hasilnya.
Dampak perjudian:
● Pikiran menjadi kacau dan kekacauan kehidupan pribadi
● Hubungan dalam keluarga terganggu
● Mempertaruhkan pekerjaannya
● Ekonominya menjadi kacau dan kemiskinan
● Mempunyai banyak hutang
● Melakukan pelanggaran hukum dalam rangka memperoleh uang.
Pasien dengan gangguan ini memperlihatkan dorongan yang kuat untuk berjudi, sukar dikendalikan
dengan preokupasi ide dan khayalan tentang kegiatan perjudian itu. Preokupasi dan dorongan ini
sering kali meningkat pada saat menghadapi stress.
● Pedoman diagnostik:
○ Berjudi secara berulang dan menetap.
○ Berlanjut dan sering meningkat meskipun ada konsekuensi sosial yang merugikan
○ Akibatnya penderita mengalami kemiskinan, kegagalan rumah tangga, kekacauan
kehidupan pribadi
● Judi patologis ini dibedakan dari:
○ Judi dan taruhan. Dimana judi yang sering untuk kesenangan atau sebagai upaya
untuk mendapatkan uang, orang dalam kategori ini dapat menahan diri apabila
kalah banyak atau ada efek merugikan lain
○ Judi berlebihan oleh pasien manik
○ Judi oleh kepribadian sosiopatik. Terdapat gangguan perilaku sosial yang
menetap, yang tampak dalam kegiatan yang agresif atau memperlihatkan sangat
kurangnya kepedulian akan kesejahteraan orang lain.
F63.1 Bakar Patologis (piromania)
● Gangguan ini ditandai oleh tindakan yang berulang kali atau usaha membakar
harta benda atau barang lain tanpa tujuan yang jelas. Adanya keasyikan yang
menetap pada benda yang berhubungan dengan api dan kebakaran. Mungkin
juga ada minat yang luar biasa terhadap mobil pemadam kebakaran dan alat
pemadam api lainnya, serta memanggil petugas pemadam kebakaran.
● Pedoman diagnostik:
○ Berulang-ulang melakukan pembakaran tanpa motif yang jelas
○ Sangat tertarik menonton peristiwa kebakaran
○ Perasaan tegang sebelum kejadian dan sangat puas segera setelah berhasil
dilaksanakan
● Ciri patologis harus dibedakan dari:
○ Sengaja melakukan pembakaran tanpa manifestasi gangguan psikiatrik (jadi ada
motif yang jelas)
○ Pembakaran oleh anak muda dengan gangguan tingkah laku dimana terbukti ada
gangguan perilaku lain seperti mencuri, menyerang, atau menipu
○ Pembakaran oleh orang dewasa dengan gangguan kepribadian sosiopatik.
Dimana terbukti terdapat gangguan menetap lain dalam perilaku sosialnya seperti
agresi, atau ketidak pedulian terhadap orang lain disekitarnya
○ Pembakaran pada skizofrenia, dimana kebakaran secara khas ditimbulkan oleh
ide-ide waham atau perintah dari suara halusinasi
○ Pembakaran pada gangguan psikiatrik organik. Kebakaran terjadi karena
kecelakaan akibat kebingungan, kurangnya daya ingat, atau hilangnya
kewaspadaan akan akibat dari perbuatannya
F63.2 Curi Patologis (kleptomania)
● Gangguan ini ditandai dengan kegagalan menahan dorongan yang berulang-ulang
untuk mencuri sesuatu yang tidak dibutuhkan atau tidak menghasilkan uang. Barang itu
kemudian dibuang, diberikan kepada orang lain atau dikumpulkan.
● Pedoman diagnostik:
○ Terdapat peningkatan ketegangan sebelum melakukan aksi, merasa puas pada
saat melakukan aksi dan segera sesudahnya.
○ Pencurian ini biasanya merupakan aksi soliter dan tidak dibantu oleh kaki tangan.
○ Individu mungkin tampak gelisah, murung, dan bersalah diantara episode
pencurian terjadi, namun hal itu tidak menghentikannya mengulangi pencurian.
● Curi patologis harus dibedakan dari:
○ Pencurian berulang di toko tanpa manifestasi suatu gangguan psikiatrik,
dimana aksinya direncanakan dengan lebih hati-hati dan terdapat motif
keuntungan pribadi yang jelas.
○ Gangguan mental organik, dengan berulang kali gagal untuk membayar
barang belanjaan yang disebabkan ingatan yang buruk dan adanya
deteriorasi intelektual lain
○ Gangguan depresif dengan pencurian, berupa individu yang depresif
melakukan pencurian dan mungkin akan tetap mengulanginya selama
gangguan depresif ini masih ada.
F63.3 Trikotilomania
● Gangguan ditandai oleh kerontokan rambut kepala akibat berulang kali gagal
menahan diri terhadap impuls untuk mencabut rambut. Pencabutan rambut ini
biasanya didahului oleh ketegangan yang memuncak dan diikuti rasa lega
atau puas.
F63.8 Gangguan kebiasaan dan impuls lainnya
● Kategori ini digunakan untuk jenis lain dari perilaku maladaptif yang tetap
berulang, yang bukan sekunder terhadap sindrom psikiatri yang dikenal, dan
dimana tampak kegagalan berulang untuk menahan dorongan impuls untuk
melakukan perilaku tersebut. Terdapat periode prodromal berupa ketegangan
dengan perasaan lega pada saat terjadinya aksi tersebut.
F64 GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
F64.0 Transseksualisme
Definisi:
keinginan untuk hidup dan diterima sebagai seorang anggota lawan jenis, biasanya disertai
dengan ketidaknyamanan atau tidak pantasnya jenis kelamin fisik seseorang dan memiliki
kehendak untuk menjalani pembedahan dan perawatan hormonal untuk membuat tubuhnya
sesesuai mungkin dengan jenis kelamin yang diinginkannya
Pedoman diagnostik:
Untuk menegakkan diagnosis ini, identitas transeksual harus sudah menetap selama
minimal 2 tahun, dan harus bukan merupakan gejala dari gangguan jiwa lain seperti
skizofrenia, atau disertai oleh suatu kelainan interseks, genetik, atau kromosom seks.
Gambaran identitasnya:
- Adanya hasrat untuk hidup dan diterima sebagai anggota dari kelompok lawan
jenisnya, biasanya disertai perasaan tidak enak atau tidak sesuai dengan anatomi
seksualnya dan
- Adanya keinginan untuk memperoleh terapi hormonal dan pembedahan untuk
membuat tubuhnya semirip mungkin dengan jenis kelamin yang diinginkan.
F64.1 Transvetisme Peran Ganda
Definisi:
aktifitas seksual dimana kepuasan emosional dan fisik diperoleh dari menggunakan pakaian dari
lawan
jenis tanpa adanya hasrat merubah jenis kelamin
Pedoman diagnostik:
- Mengenakan jenis pakaian dari lawan jenis sebagai bagian dari eksistensi dirinya untuk
menikmati sejenak pengalaman sebagai anggota lawan jenisnya.
- Tanpa hasrat untuk mengubah jenis kelamin secara lebih permanen atau berkaitan
dengan tindakan bedah.
- Tidak ada kepuasan seksual yang menyertai pemakaian pakaian lawan jenis tersebut,
yang membedakan gangguan ini dari transvestisme fetishistik (F65.1)
F64.2 Gangguan Identitas Jenis Kelamin Masa Kanak
Pedoman Diagnostik:
- Gambaran diagnostik esensial adalah keinginan anak yang mendalam (pervasive) dan
menetap untuk menjadi (atau keteguhan bahwa dirinya adalah) jenis kelamin lawan
jenisnya, disertai penolakan terhadap perilaku, atribut dan/atau pakaian yang sesuai untuk
jenis kelaminnya. Tidak ada rangsangan seksual dari pakaian.
- Yang khas adalah bahwa manifestasi pertama timbul selama usia prasekolah;
untuk menegakkan diagnosis, gangguan harus sudah tampak sebelum pubertas.
- Pada kedua jenis kelamin, kemungkinan ada penyangkalan terhadap struktur anatomi jenis
kelaminnya sendiri, tetapi hal ini jarang terjadi.
- Ciri khas lainnya adalah anak dengan gangguan identitas jenis kelamin, menyangkal
bahwa dirinya terganggu, meskipun mereka mungkin tertekan oleh konflik dengan
keinginan orangtua atau kawan sebayanya dan oleh ejekan dan/atau penolakan oleh
orang-orang yang berhubungan dengan dirinya.
F64.8 Gangguan Identitas Jenis Kelamin Lainnya
F64.9 Gangguan Identitas Jenis Kelamin YTT
Gangguan preferensi seksual (F65)
F65.0 Fethishisme
● Pengandaian pada benda mati sebagai suatu stimulus yang dapat
membangkitkan gairah seksual dan memberikan kepuasan seksual. Banyak
objek fetish merupakan ekstensi dari tubuh manusia, seperti pakaian atau
sepatu.
● Beberapa contoh lain yang lazim ditandai oleh beberapa bentuk atau wujud
tertentu seperti karet, plastik, atau kulit.
● Objek fetish bervariasi pentingnya bagi individu: dalam kasus tertentu mereka
hanya bermanfaat secara sederhana untuk meningkatkan kepuasan seksual
yang dapat dicapai dengan cara biasa (misalnya dengan partnernya memakai
pakaian tertentu).
● Pedoman diagnostik menurut PPDGJ III:
○ Fetishisme harus didiagnosis apabila fetish merupakan sumber yang paling penting dari
stimulasi seksual atau esensial untuk respon seksual yang memuaskan.
○ Fantasi fetishistik adalah lazim, tetapi tidak menjadi suatu gangguan kecuali apabila menjurus
pada suatu ritual yang begitu memaksa dan tidak semestinya sampai mengganggu hubungan
seksual dan menyebabkan penderitaan pada individu.
○ Fetishisme terbatas hanya khusus pada pria.
● Pedoman Diagnostik menurut DSM V:
○ Orang ini mengalami dorongan seksual yang sering dan berulang, baik dari penggunaan benda mati,
atau dari bagian tubuh non genital; berlangsung selama minimal 6 bulan.
○ Pengalaman pasien tertekan dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau bidang-bidang penting lainnya
akibat dari fantasi, dorongan seksual atau perilaku.
○ Objek fetis tidak terbatas pada barang pakaian wanita yang digunakan pada pakaian banci (transvetic
fetishisme) atau perangkat yang dirancang untuk tujuan stimulasi genital (misalnya vibrator).
● Biasanya paraphilia memiliki onset selama masa pubertas, tetapi fetish dapat
berkembang sebelum remaja.
● Setelah terbentuk, kelainan fetishistik cenderung memiliki riwayat menetap yang
berfluktuasi dalam intensitas dan frekuensi dorongan atau perilaku.
F65.1 Transvestisme Festishistik
● Definisi → Mengenakan pakaian dari lawan jenis dengan tujuan untuk
mencapai kepuasan seksual.
● Pedoman diagnostik:
○ Gangguan ini dibedakan dari Fetishisme Simpleks dimana pakaian sebagai barang Fetishistik
bukan hanya sekedar dikenakan tetapi dikenakan juga untuk menciptakan penampilan
seseorang dari lawan jenis.
○ Biasanya lebih dari satu barang yang dikenakan dan sering kali suatu perlengkapan
menyeluruh, termasuk rambut palsu dan tata rias wajah.
○ Transvestisme Fetishistik dibedakan dari transvestime transseksual oleh adanya hubungan
yang jelas dalam membangkitkan gairah seksual dan keinginan/hasrat yang kuat untuk
melepaskan baju tersebut apabila orgasme sudah terjadi dan gairah seksual menurun.
○ Adanya riwayat transvestisme fetishistik biasanya dilaporkan sebagai fase awal oleh para
penderita transseksualisme dan mungkin merupakan suatu stadium dalam perkembangan
transseksualisme pada kasus demikian.
● Pedoman diagnostik menurut DSM V:
○ Orang ini mengalami dorongan seksual yang sering dan berulang dari penggunaan
pakaian lawan jenis; gejala berlangsung minimal 6 bulan.
○ Fantasi, dorongan seksual dan perilaku menyebabkan penderitaan atau hendaya sosial,
pekerjaan atau bidang-bidang penting lainnya.
Prevalensi
● The prevalence of transvestic disorder is unknown.
● Transvestic disorder is rare in males and extremely rare in females. Fewer
than 3% of males report having ever been sexually aroused by dressing in
women's attire.
● The percentage of individuals who have crossdressed with sexual arousal
more than once or a few times in their lifetimes would be even lower.
● The majority of males with transvestic disorder identify as heterosexual,
although some individuals have occasional sexual interaction with other
males, especially when they are cross-dressed.
F65.2 Ekshibisionisme
Definisi → Kecenderungan yang berulang atau menetap untuk memamerkan alat
kelamin kepada orang asing (biasanya lawan jenis) atau kepada orang banyak di
tempat umum tanpa ajakan atau niat untuk berhubungan lebih akrab. Biasanya,
tetapi tidak selalu, terdapat kepuasan seksual pada saat memamerkan dan aksi
ini lazim diikuti dengan masturbasi. Kecenderungan ini mungkin tampak hanya
pada saat stress/krisis emosional diselingi kurun waktu yang lama tanpa timbulnya
perilaku overt.
● Pedoman diagnostik:
○ Ekshibisionisme hampir sama sekali terbatas pada laki-laki heteroseksual yang memamerkan
kepada wanita, remaja atau dewasa, biasanya menghadap mereka dalam jarak yang aman di
tempat umum.
○ Pada beberapa penderita ekshibisionisme merupakan satu-satunya penyaluran seksual, tetapi
pada penderita lainnya kebiasaan ini dilakukan secara simultan dengan kehidupan seks yang
aktif dalam hubungan jangka panjang, meskipun dorongan tersebut mungkin menjadi lebih
menekan pada saat adanya konflik dalam hubungan tersebut.
○ Kebanyakan ekshibisionisme mendapatkan kesulitan mengendalikan dorongan tersebut dan
bersifat ego-alien. Kalau penonton yang melihat tampak kaget, takut, atau terkesan, maka
penikmatan ekshibisionime akan makin meningkat.
Faktor risiko
Temperamental → Antisocial history, antisocial personality disorder, alcohol
misuse, and pedophilic sexual preference mungkin meningkatkan resividisme
pada pelaku ekshibisionis
Genetik dan fisiologis → Ada beberapa bukti bahwa gangguan perkembangan saraf
dalam rahim meningkatkan kemungkinan pengembangan orientasi pedofilik.
F65.5 Sadomasokisme
● Suatu preferensi terhadap aktivitas seksual yang meliputi pengikatan atau
menimbulkan rasa sakit atau penghinaan. Jikalau individu lebih suka untuk
menjadi resipien dari perangsangan demikian, maka disebut masokisme, jika
sebagai pelaku disebut sadisme.
● Sering kali individu memperoleh kepuasan seksual dari kedua aktivitas, baik
sadisme maupun masokisme.
● Kategori ini hanya digunakan apabila aktivitas sadomasokistik merupakan
sumber rangsangan yang terpenting untuk pemuasan seksual.
● Sadisme seksual kadang-kadang sukar dibedakan dari kekejaman pada
hubungan seksual atau kemarahan yang tidak berhubungan dengan
erotisisme. Oleh karena kekerasan diperlukan untuk membangkitkan birahi,
maka diagnosis dapat ditentukan dengan jelas.
F65.6 Gangguan Preferensi Seksual Multipel
● Kadang-kadang lebih dari satu gangguan preferensi seksual terjadi pada
seseorang dan tidak satu pun lebih diutamakan daripada yang lainnya.
● Kombinasi yang paling sering adalah fetishisme, transvestisme, dan
sadomasokisme.
F65.8 Gangguan Preferensi Seksual Lainnya
● Suatu varietas dari pola lain pada preferensi dan aktivitas seksual mungkin terjadi,
yang masing-masing relatif tidak lazim. I
● ni mencakup kegiatan seperti melakukan panggilan telepon cabul. Meggosok –
menempel pada orang untuk stimulasi seksual di tempat umum yang ramai
(frotteurisme), aktivitas seksual dengan binatang, menggunakan cekikan atau anoksia
untuk mengintensifkan kepuasan seksual dan kesukaan terhadap partner dengan cacat
badan tertentu seperti tungkai yang diamputasi.
● Perbuatan erotik terlalu bermacam-macam dan banyak di antaranya terlalu jarang atau
idiosinkratik untuk diberikan istilah khusus untuk setiap kelainan.
● Masturbasi dengan berbagai cara adalah lazim, tetapi praktek yang lebih ekstrem
seperti memasukkan benda ke rektrum atau uretra penis atau strangulasi diri parsialis,
apabila menggantikan hubungan seksual yang lazim, termasuk dalam abnormalitas.
● Nekrofilia juga harus dimasukkan dalam kategori ini.
F65.9 Gangguan Preferensi Seksual YTT
Termasuk: deviasi seksual YTT
F66 GANGGUAN PSIKOLOGIS DAN
PERILAKU YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PERKEMBANGAN DAN
ORIENTASI SEKSUAL
F66.0 Gangguan Maturitas Seksual
● Individu menderita ketidakpastian tentang identitas jenis kelaminnya atau
orientasi seksualnya, yang menimbulkan kecemasan atau depresi.
● Paling sering terjadi pada remaja yang tidak tahu pasti apakah mereka
homoseksual, heteroseksual, atau biseksual dalam orientasi, atau pada
individu yang sesudah suatu periode orientasi seksual yang tampak
stabil, sering kali setelah hubungan yang berlangsung lama, ternyata
menemukan bahwa dirinya mengalami perubahan orientasi seksual.
F66.1 Orientasi Seksual Egodistonik
Identitas jenis kelamin atau preferensi seksual tidak diragukan, tetapi individu
mengharapkan yang lain, disebabkan oleh gangguan psikologis dan perilaku,
serta mencari pengobatan untuk mengubahnya.
● Kode ini harus digunakan hanya sebagai jalan terakhir, kalau adanya
suatu gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa dapat
diterima, tetapi informasi untuk menegakkan diagnosis dan
mengalokasikan dalam kategori khusus tidak tersedia.
Gangguan Tics
Definisi
•Suatu gerakan motorik (yg lazimnya mencakup suatu kelompok otot khas
tertentu) yg tidak dibawah pengendalian, berlangsung cepat, dan
berulang-ulang, tidak berirama, ataupun hasil vokal yg timbul mendadak dan
tidak ada tujuan yg nyata.
Etiologi
•Dianggap hasil dari interaksi genetik, faktor neurobiologis dan psikologis serta
pengaruh lingkungan.
•Disregulasi dalam sirkuit cortico-striato-thalamo-kortikal dgn penyimpangan
dalam sistem dopaminergik dan serotonergik
•Aktivitas berlebihan dopaminergik diganglia basal menyebabkan kekurangan
penghambatan subkortikal dan gangguan otomatis kontrol gerakan, yang tampak
sebagai tik motorik ataupun vokal.
Faktor Resiko
● Genetik
● Jenis Kelamin
○ Laki-laki 3-4x lebih beresiko daripada perempuan.
Klasifikasi
● Berdasarkan Jenis
○ Motor tics : melakukan gerakan yang sama secara berulang (Gerakan kepala dan
bahu, berkedip, menyentak, membenturkan, mengklik jari, menyentuh
benda-benda atau menyentuh orang lain). Cenderung muncul sebelum vocal tics.
(tidak selalu).
○ Vocal tics : membuat suara yang sama berulang (Batuk, berdeham atau
mendengus, atau mengulangi kata atau frasa).
● Dapat pula di bagi dalam kategori berikut :
○ Simple tics : terjadi secara tiba-tiba dan bersifat sekilas (melibatkan beberapa
kelompok otot secara terbatas).
■ Contoh :
● Simple motor tics : berkedip, mengangguk, menggeleng, dan
menggerak-gerakkan mulut
● Simple vocal tics : batuk, berdeham, dan membuat suara menyerupai
binatang seperti menggonggong.
Cont.
● Tic : suatu gerakan motorik (lazimnya mencakup suatu kelompok otot khas
tertentu) yang tidak di bawah pengendalian, berlangsung cepat, berulang-ulang,
tidak berirama, ataupun suatu hasil vokal yang timbul mendadak & tidak ada
tujuannya yang nyata.
● Ciri khas terpenting membedakan Tic dari gangguan motorik lainnya :
○ Gerakan yang mendadak, cepat, sekejab, terbatasnya gerakan, tanpa bukti
gangguan neurologis yang mendasari.
○ Sifatnya berulang-ulang.
○ Biasanya terhenti saat tidur.
○ Mudahnya gejala itu ditimbulkan kembali atau ditekan dengan kemauan.
● Kurang beriramanya tic yang membedakan dengan gerakan stereotipik berulang
yang tampak pada beberapa kasus autisme & retardasi mental.
● Aktivitas motorik manneristik yang tampak pada autisme & retardasi mental
cenderung mencakup gerakan yang lebih rumit & lebih bervariasi daripada gejala
tic.
● Gerakan obsesif-kompulsif sering menyerupai tic yang kompleks, namun berbeda
karena bentuknya cenderung ditentukan oleh tujuannya (misal : menyentuh benda
secara berulang) daripada oleh kelompok otot yang terlibat.
● Tic seringkali tunggal, namun bisa disertai variasi gangguan emosional yang luas
(khususnya fenomena obsesi & hipokondrik).
F95.0 Gangguan “Tic” Sementara
● Gangguan ini umumnya memenuhi kriteria untuk diagnosis gangguan “tic”, tapi
tidak melampaui 12 bulan.
● Paling sering dijumpai pada anak usia 4-5 tahun.
● Biasanya berupa kedipan mata, muka menyeringai, kedutan kepala.
● Pada sebagian kasus hanya berupa episode tunggal, beberapa kasus lain hilang
timbul selama beberapa bulan.
F95.1 Gangguan “Tic” Motorik atau Vokal Kronik
● Umumnya memenuhi kriteria untuk suatu gangguan “tic” motorik atau vokal
(namun bukan kedua-duanya) dan berlangsung selama lebih dari 1 tahun.
● Tic dapat tunggal atau multipel (lebih sering multipel).
F95.2 Gangguan Campuran “Tic” Motorik dan Vokal
Multipel (Sindrom de la Tourette)
● Tic motorik multipel dengan satu atau beberapa tic vokal, tidak harus timbul
secara serentak, dalam riwayatnya hilang timbul.
● Onset hampir selalu pada masa kanak atau remaja.
● Umumnya ada riwayat tic motorik sebelum timbulnya tic vokal.
● Sering memburuk pada usia remaja, umumnya menetap sampai dewasa.
● Tic vokal sering bersifat multipel dengan letupan vokalisasi yang berulang-ulang
(suara mendehem, bunyi ngorok, mengucapkan kata-kata/kalimat-kalimat cabul).
● Ada kalanya diiringi gerakan isyarat ekopraksia, dapat juga bersifat cabul
(copropraxia).
● Ditekan dengan kemauan untuk jangka waktu singkat, bertambah parah karena
stres, berhenti saat tidur.
F95.8 Gangguan “Tic” Lainnya
Terapi keluarga hendaknya difokuskan pada peran penderita dalam keluarga, dimana
ia sering menerima perlakuan-perlakuan sebagai berikut:
● Overproteksi dari orang tua/anggota keluarga
● Dihukum
● Tidak dipahami perasaan/pikirannya
● Dianggap sebagai sumber aib
Komplikasi
● Anxiety
● Attention deficit/hyperactive disorder (ADHD)
● Autisme/ Autism Spectrum Disorder (ASD)
● Depresi
● Learning difficulties
● OCD
● Speech and language difficulties
● Gangguan tidur