Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lidya Kusuma Putri

Tingkat : 2B
Nim : PO7124322063

GANGGUAN PSIKOLOGIS MENTAL MAYOR KEHAMILAN


DAN GANGGUAN MENTAL PADA PUERPURIUM

 Gangguan psikologis mental mayor kehamilan


Gangguan mental mayor dalam kehamilan adalah gangguan dalam jiwa (mood) yang
mempengaruhi yang sering tidak terdiagnosis dengan benar karena orang-orang berpikir bahwa
gejala yang ditunjukkan hanya bentuk lain dari perubahan hormon dimana perubahan hormon
tersebut normal terjadi selama masa kehamilan . Beberapa jenis gangguan kesehatan mental
yang dapat terjadi pada ibu hamil antara lain:
1. Depresi: Merupakan gangguan kesehatan mental yang paling umum pada masa
kehamilan. Depresi pada ibu hamil memiliki pola yang bervariasi dan dapat muncul
bersamaan dengan gejala masalah mental lainnya seperti gangguan kecemasan,
obsessive-compulsive disorder, dan gangguan pola makan.
2. Kecemasan: Masalah kesehatan mental yang biasa diderita selama kehamilan adalah
kecemasan. Kecemasan dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, serta
janin di dalam kandungan.
3. Gangguan bipolar: Gangguan bipolar dapat memicu perubahan suasana hati yang
drastis, mulai dari euforia hingga depresi.
4. Skizofrenia: Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental yang serius dan jarang
terjadi pada ibu hamil. Namun, jika terjadi, dapat memengaruhi kesehatan mental dan
fisik ibu hamil serta janin di dalam kandungan.
5. Gangguan makan: Gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia dapat memengaruhi
kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan .

Gangguan mental mayor atau depresi mayor adalah gangguan kesehatan mental yang
ditandai dengan perasaan sedih dan kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari. Kondisi ini juga
dapat menyebabkan gangguan tidur, perubahan berat badan secara drastis, hingga pikiran dan
keinginan bunuh diri . Beberapa faktor yang diduga memicu terjadinya gangguan mental mayor
antara lain:
1. Faktor genetik: Orang yang memiliki riwayat keluarga depresi mayor tiga kali lebih
mungkin untuk mengalami gangguan mental ini .
2. Ketidakseimbangan neurotransmiter otak: Ketidakseimbangan neurotransmiter atau
bahan kimia dalam otak, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin, diduga berperan
dalam perkembangan gangguan mental mayor .
3. Lingkungan: Beberapa faktor lingkungan seperti stres, masalah kehidupan yang berat,
dan penyalahgunaan alkohol atau narkoba juga dapat memicu terjadinya gangguan
mental mayor .
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan mental mayor pada
kehamilan :
1. Terapi perilaku kognitif: Terapi ini dapat membantu ibu hamil untuk mengidentifikasi
pola pikir negatif dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif.
2. Terapi obat: Dokter dapat meresepkan obat-obatan tertentu untuk membantu
mengatasi gejala gangguan mental mayor pada kehamilan. Namun, penggunaan obat-
obatan harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.
3. Terapi elektrokonvulsif: Terapi ini biasanya digunakan sebagai pilihan terakhir jika terapi
lain tidak berhasil. Terapi elektrokonvulsif dapat membantu mengurangi gejala
gangguan mental mayor pada kehamilan.
4. Berbicara dengan dokter kandungan atau psikolog: Dokter kandungan atau psikolog
dapat membantu ibu hamil untuk mengatasi gangguan mental mayor pada kehamilan
dengan memberikan dukungan dan saran yang tepat.
5. Berolahraga secara teratur: Olahraga dapat membantu mengurangi gejala gangguan
mental mayor pada kehamilan. Pilihlah olahraga yang aman untuk ibu hamil, seperti
yoga, pilates, jalan kaki, atau renang.
6. Menerapkan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga: Teknik relaksasi dapat
membantu ibu hamil untuk mengurangi stres dan kecemasan yang dapat memicu
terjadinya gangguan mental mayor pada kehamilan.
7. Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang: Pola makan yang sehat dan seimbang
dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik ibu hamil.
8. Memperbanyak interaksi sosial dengan orang terdekat: Interaksi sosial dengan orang
terdekat dapat membantu ibu hamil untuk mengurangi stres dan kecemasan yang dapat
memicu terjadinya gangguan mental mayor pada kehamilan.

 Gangguan Mental Pada Puerpurium


Gangguan mental pada puerperium adalah kondisi psikologis yang terjadi pada ibu setelah
melahirkan. Beberapa jenis gangguan kesehatan mental yang dapat terjadi pada ibu pasca
persalinan antara lain:
1. Postpartum blues: Merupakan kondisi psikologis yang umum terjadi pada ibu pasca
persalinan. Gejala yang muncul biasanya berupa perasaan sedih, mudah menangis, dan
mudah tersinggung. Kondisi ini biasanya akan membaik dalam waktu 2 minggu tanpa
perlu pengobatan khusus.
2. Depresi pasca persalinan: Merupakan kondisi psikologis yang lebih serius dibandingkan
postpartum blues. Gejala yang muncul biasanya berupa perasaan sedih yang
berkepanjangan, kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari, dan gangguan tidur.
Kondisi ini memerlukan pengobatan khusus seperti terapi perilaku kognitif, terapi obat,
atau terapi elektrokonvulsif.
3. Psikosis pasca persalinan: Merupakan kondisi psikologis yang sangat serius dan jarang
terjadi. Gejala yang muncul biasanya berupa halusinasi, delusi, disorganisasi pikiran,
disinhibition perilaku, dan katatonia. Kondisi ini memerlukan pengobatan khusus seperti
terapi obat dan terapi elektrokonvulsif .
Faktor yang diduga memicu terjadinya gangguan mental pada puerperium antara lain :
 Riwayat depresi atau gangguan kecemasan sebelumnya
 Gangguan bipolar atau skizofrenia pada diri sendiri atau keluarga
 Stres atau masalah kehidupan yang berat
 Kurangnya dukungan sosial dari keluarga atau pasangan
 Kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan
 Persalinan yang sulit atau komplikasi pada bayi
 Pengalaman trauma atau kekerasan dalam rumah tangga

Gangguan mental pada puerperium dapat diatasi dengan beberapa cara berikut ini :
1. Terapi perilaku kognitif: Terapi ini dapat membantu ibu pasca persalinan untuk
mengidentifikasi pola pikir negatif dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih
positif.
2. Terapi obat: Dokter dapat meresepkan obat-obatan tertentu untuk membantu
mengatasi gejala gangguan mental pada puerperium. Namun, penggunaan obat-obatan
harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.
3. Terapi elektrokonvulsif: Terapi ini biasanya digunakan sebagai pilihan terakhir jika terapi
lain tidak berhasil. Terapi elektrokonvulsif dapat membantu mengurangi gejala
gangguan mental pada puerperium.
4. Berbicara dengan dokter kandungan atau psikolog: Dokter kandungan atau psikolog
dapat membantu ibu pasca persalinan untuk mengatasi gangguan mental pada
puerperium dengan memberikan dukungan dan saran yang tepat.
5. Berolahraga secara teratur: Olahraga dapat membantu mengurangi gejala gangguan
mental pada puerperium. Pilihlah olahraga yang aman untuk ibu pasca persalinan,
seperti yoga, pilates, jalan kaki, atau renang.
6. Menerapkan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga: Teknik relaksasi dapat
membantu ibu pasca persalinan untuk mengurangi stres dan kecemasan yang dapat
memicu terjadinya gangguan mental pada puerperium.
7. Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang: Pola makan yang sehat dan seimbang
dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik ibu pasca persalinan.
8. Memperbanyak interaksi sosial dengan orang terdekat: Interaksi sosial dengan orang
terdekat dapat membantu ibu pasca persalinan untuk mengurangi stres dan kecemasan
yang dapat memicu terjadinya gangguan mental pada puerperium.

Anda mungkin juga menyukai