Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 6

• Alya Rahmah Surya U (04)


• Amelia Puji Astuti (05)
• Arpilla Almanda A.K (10)
• Dimas Agung S (15)
• Gina Fauzia R (18)
ASAL MULA METODE
PEMBANTAIAN PEMBANTAIAN
PEMBANTAIAN
WESTERLING WESTERLING
WESTERLING

TUNTUNAN HUKUM
PASCA
PEMBANTAIAN
WESTERLING
Pembantaian Westerling - Saat Belanda Membunuh Rakyat
Indonesia dengan Membabi Buta
• Indonesia telah merdeka secara de facto pada tahun 1945 pasca
proklamasi dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta. Namun secara
de jure, negeri ini masih perlu pengakuan dari negara-negara lain
di seluruh dunia. Sebelum pengakuan dunia datang, Belanda dan
sekutunya justru datang untuk membuat kekacauan.
• Dibantu oleh tentara sekutu, Belanda mulai mengambil lagi apa
yang mereka anggap sebagai hak miliknya. Kapal-kapal Belanda
mulai mendarat dan menekan kekuatan dari rakyat Indonesia
yang tidak mau menerima kedatangan Belanda. Akibat hal ini,
pemberontakan terjadi di mana-mana termasuk di kawasan
Sulawesi Selatan di mana peristiwa pembantaian Westerling
terjadi.
Awal Mula Pembantaian Westerling
• Sebelum diberlakukan Agresi Militer I, pasukan Belanda di
seluruh negeri mulai kerepotan dengan ulah para
pemberontak yang mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Mereka melakukan serangan, baik langsung atau
secara gerilya kepada Belanda meski nyawa menjadi
taruhannya. Pertarungan habisan-habisan yang terjadi di
kawasan Indonesia membuat beberapa Komandan Pasukan
Belanda mengambil langkah tegas dengan melakukan
penumpasan terhadap pemberontak.
• Di kawasan Sulawesi Selatan yang dipegang oleh
Raymond Westerling, insiden penumpasan
pemberontak berlangsung mengerikan. Raymond
Westerling tidak segan-segan membunuh siapa saja
tanpa diadili terlebih dahulu. Dia bisa langsung
menembak di tempat siapa saja yang dicurigai
sebagai pemberontak meski kebenarannya perlu
dipertanyakan.
Metode Pembantaian Westerling

Raymon Westerling memiliki metode penumpasan pemberontak yang


mengerikan. Dia kerap meminta banyak sekali anak buahnya untuk mengumpulkan
warga dari suatu desa yang dicurigai lalu membantainya satu persatu. Sebagai contoh,
Raymon Westerling pernah melakukan penyisiran pemberontak di Desa Batua. Dibantu
dengan 58 orang lain, dia mengumpulkan sekitar 3.000-4.000 warga yang akhirnya
dipisah antara kelompok pria dan kelompok wanita serta anak-anak.
• Setelah pemisahan ini, Raymon Westerling langsung menggunakan taktik liciknya.
Dia meminta pada warga di hadapannya untuk menunjuk siapa saja yang merupakan
pemberontak. Mengetahui keadaan yang mengancam, banyak warga akan saling tunjuk
agar aman dari hukuman. Orang yang ditunjuk ini akan langsung dibantai tanpa pandang
bulu apakah penunjukan itu bohong atau tidak.
• Untuk memperlancar tindakan Raymond Westerling,
Jenderal Spoor yang saat itu mengambil alih Indonesia
memberlakukan keadaan darurat atau noodtoestand kepada
Sulawesi Selatan. Pemberlakuan ini memberikan keleluasaan
pada Raymond Westerling dalam membantai banyak orang
tanpa ampun. Bahkan, selama tiga bulan sejak Desember
1946 hingga Februari 1947 sudah ada sekitar 40.000
penduduk yang dibantai dengan mengenaskan.
Tuntutan Hukum Pasca
Pembantaian Westerling
• Pasca pembantaian yang kejam ini, Raymond Westerling ditarik lagi ke Jawa.
Dia dianggap berhasil mengendalikan situasi di Sulawesi Selatan dan menumpas
para pemberontak yang menyusahkan. Keberhasilan dari Westerling ini ternyata
tidak disambut baik oleh media di Belanda. Banyak yang mengatakan bahwa
metode yang dilakukan oleh Westerling sangat mengerikan sehingga perlu
diadakan penyelidikan.
• Pasca Indonesia mendapatkan pengakuannya secara de jure, Raymond
Westerling mulai kehilangan arah. Dia sempat melarikan diri ke Singapura meski
akhirnya ditangkap oleh Tentara Inggris. Setelah ditangkap, Pemerintah
Indonesia ingin agar dia diekstradisi ke Indonesia. Sayangnya, karena Westerling
warga Belanda dia dikembalikan lagi ke negaranya.
• Dalam sidang yang dilakukan di Pengadilan Belanda, Raymond
Westerling tidak dianggap bersalah. Dia hanya menuruti kemauan dari
Jenderal Spoor sehingga seluruh dakwaan tidak bisa dikenakan padanya.
Keputusan ini tentu membuat pemerintah Indonesia kesal, tapi keputusan
di negeri Belanda tidak bisa diganggu gugat hingga akhirnya Raymond
Westeling meninggal pada tahun 1987.
• Sepeninggal Raymond Westerling, penyidikan terhadap kasus ini
sempat terhenti. Namun pada tahun 2013 lalu, pemerintah Belanda secara
resmi meminta maaf untuk peristiwa pembantaian Westerling. Bahkan
mereka memberikan kompensasi kepada janda yang suaminya dibunuh
sebanyak €20.000.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai