Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

Perlawanan rakyat Singaparna terhadap bangsa Jepang

Disusun oleh :

NUR FITRI ANGGRAENI

XI MIPA 3

SMA NEGERI 2 CIKARANG PUSAT

2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah sejarah Indonesia tepat pada waktu. Terima
kasih juga saya ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu
memberikan dukungan dan bimbingannya.

Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas
Sejarah Indonesia. Tak hanya itu, saya juga berharap makalah ini bisa
bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya. Walaupun demikian, saya menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................ 1

Daftar Isi........................................................................................... 2

BAB I

PENDAHULUAN............................................................................... 3

a. Latar belakang............................................................................. 4

b. Rumusan masalah....................................................................... 5

C. Tujuan penelitian.......................................................................... 6

BAB II

PEMBAHASAN................................................................................. 7

a. Pengertian Perlawanan rakyat Singaparna terhadap Jepang.. 8

b. Faktor Pendorong perlawanan terhadap bangsa Jepang......... 9

c. Pemberontak 1 rakyat Singaparna terhadap Jepang............... 10

d. Pemberontak 2 rakyat Singaparna terhadap Jepang............... 11

BAB III

PENUTUP.......................................................................................... 11

KESIMPULAN................................................................................... 12

SARAN.............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Jepang membentuk Gerakan Tiga A (Nippon Cahaya Asia, Pelindung


Asia, Pemimpin Asia). Jepang berjanji, jika Perang Pasifik dimenangkan,
bangsa-bangsa di Asia akan mendapat kemerdekaannya. Selain itu,
Jepang berjanji akan menciptakan kemakmuran bersama di antara
bangsa-bangsa Asia. Namun, dalam kenyataannya perlakuan Jepang
yang kejam menimbulkan perlawanan tokoh-tokoh nasionalis dan
rakyat Indonesia terhadap Jepang.

Oleh karena itu kita haruslah sangat bersyukur karena bisa


menikmati hidup di Indonesia hingga saat ini tanpa harus ikut berjuang
melawan penjajah. Sehingga kita tetap harus menghargai akan
perjuangan para pahlawan kita dengan bisa menjadi penerus bangsa
yang bisa menjunjung tinggi nama Indonesia. Mengingat pentingnya
akan bahasa sejarah, kita sebagai warga negara Indonesia dituntut
untuk lebih memahami mengenai sejarah Indonesia dengan baik dan
benar.

b. Rumusan masalah

1. Bagaimana bentuk-bentuk Perlawanan Rakyat Singaparna terhadap


bangsa Jepang?

JAWABAN : Rakyat Singaparna( Tasikmalaya) melakukan perlawanan


bersenjata melawan jepang yang dipimpin K.H. Zaenal Mustafa. Terjadi
perlawanan karena rakyat Singaparna menganggap upacara Seikerei
sebagai tindakan syirik karena menyekutukan Allah.
C. Tujuan masalah

1. Memahami latar belakang dan bentuk perlawanan rakyat Singaparna


terhadap bangsa Jepang.

2. Menghargai dan menghormati jasa para pahlawan dan dengan


menumbuhkan rasa nasionalisme dan rela berkorban untuk bangsa dan
negara.

3. Untuk menyelesaikan tugas individu sejarah Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perlawanan Rakyat Singaparna

KH Zainal Mustafa lahir di Desa Cimerah, Kecamatan Singaparna,


Tasikmalaya pada tahun 1899 dari pasangan Nawapi dan Ny. Ratmah.
Pada 1927 KH Zainal Mustafa mendirikan pesantren yang merupakan
cita-citanya. Pesantren yang ia dirikan dinamai Persantren Sukamanah.

Zainal Mustafa merupakan kiai muda yang berjiwa revolusioner. Ia


menganut paham pendidikan yang sifatnya "Non Cooperation", tidak
mau bekerja sama dengan pemerintah Belanda. Secara terang-terangan
ia mengadakan kegiatan yang membangkitkan semangat kebangsaan
dan sikap perlawanan terhadap pendudukan penjajah. Melalui
khutbah-khutbahnya ia selalu menyerang kebijakan politik kolonial
Belanda. Akibatnya pada 17 November 1941, KH. Zaenal Mustafa
bersama Kiai Rukhiyat (dari Pesantren Cipasung), Haji Syirod, dan
Hambali Syafei ditangkap pemerintah dengan tuduhan telah menghasut
rakyat untuk memberontak terhadap pemerintah Hindia Belanda.

B. Faktor Pendorong Pemberontakan Singaparna

Peristiwa pemberontakan Singaparna mempunyai dasar keagamaan


dan kebangsaan yang kuat. Cita-cita negara islam dijunjung tinggi di
dalam hati setiap rakyat sesuai dengan ajaran agama yang diajarkan.
Demikian pula semangat kemerdekaan sangat tebal dalam masyarakat
Singaparna, yang terkenal kebenciannya terhadap penjajahan. Rakyat
teguh beragama, tetapi teguh pula memegang kebangsaannya.

Adapun hal yang menjadi latar belakang terjadinya


pemberontakan Singaparna diantaranya, yaitu :

1. Adanya “Seikrei” yaitu mengheningkan cipta membungkuk


(menghormat) kearah Tokyo. Hal inilah yang sangat dibenci oleh rakyat
karena mereka harus menyembah matahari.

2. Adanya kewajiban menyerahkan beras kepada Jepang pada setiap


panen sebanyak 2 kwintal. Hal ini dirasakan oleh petani desa Cimerah
dan daerah sekitar Singaparna sangat berat.

Terjadinya penipuan terhadap wanita-wanita dan gadis-gadis yang


dijanjikan akan disekolahkan di Tokyo, sehingga banyak yang
mendaftarkan diri. Tapi sebenarnya wanita-wanita tersebut dikirim ke
daerah pertempuran seperti Birma dan Malaya untuk menghibur
tentara-tentara Jepang.

C. Pemberontakan Pertama
Pada tahun 1943 K.H.Z. Mustofa bersama para pengikutnya mulai
menyusun rencana untuk mengadakan perlawanan. Rencana tersebut
akan dimulai kira-kira tanggal 25 Februari 1944, untuk
melaksanakannya mereka mempersiapkan diri dengan sangat
sederhana, mereka akan hanya bermodalkan bambu runcing dan golok-
golok dari bambu. Pemerintah Jepang mengetahui kegiatan tersebut
dari mata-matanya dan ingin melakukan penyerangan, maka santri-
santri di pesantren Sukamarnah bersiap-siap jika Jepang menyerang
secara tiba-tiba.

Pemimpin dari kelompok Sukamarnah adalah ; Domon, Abdulhakim,


Najamudin, dan Ajengan Subki, sedangkan kepala dari pesantren
tersebut adalah K.H.Z Mustafa dan di bantu dengan wakilnya
Najamuddin.

Keesokan harinya rombongan jepang datang ke Sukamarnah untuk


menemui K.H.Z Mustofa untuk mengadakan perundingan, mereka
adalah Kompeitaico Tasikmalaya, Kompeitaico Garut. Karena sudah
terkepung oleh para santri Jepang menyerahkan semua senjatanya dan
ditahan sehari semalam, setelah satu hari berlalu baru lah petugas-
petugas santri mengizinkan Jepang pulang.

D. Pemberontakan kedua

25 Februari 1944 pada hari jum’at khotbah terakhir telah disampaikan


dan saat itu juga terdengar suara kendaraan menghampiri pesantren.
Salah satu dari keempat opsir jepang melambaikan tangan ke Mustofa
dengan maksud memanggil Mustofa, Opsir-opsir jepang itu datang
dengan maksud menyampaikan bahwa Sukamanah tidak mau bekerja
sama dengan Jepang dan tidak mau menurut perintah negara untuk
menghadap ke Tasikmalaya. Karena santri sukamanah emosi
mendengarnya mereka mulai menyerang 4 opsir jepang itu, 3 opsir
mati dan satunya lagi melarikan diri.

Setelah kejadian itu keadaan mulai tenang dan K.H.Z Mustofa mulai
menyiapkan siasa-siasat bahwa jepang pasti akan melakukan
perlawanan. Pasukan Sukamanah berkekuatan 2000 orang itu
diletakkan di kampung Cihaur yang dipimpin oleh Najjamuddin. K.H.Z
berpesan agar tidak ada perang dengan bangsa sendiri, ketika pukul
lebih kurang 16:00 santri melihat truk yang mendekati garis pertahanan
Sukamanah, lalu santri paling depan melaporkan kepada K.H.Z Mustofa
bahwa mereka adalah bangsa kita, Jepang menggunaka taktik adu
domba antara bangsa sendiri.

Setelah pertempuran selesai K.H.Z Mustofa menyuruh santri-santrinya


untuk mundur dan menyelamatkan diri, sedangkan Jepang
menghancurkan pesantren tersebut. Pada tanggal 26 Februari 1944
penjara Tasikmalaya sudah dipenuhi ole 700-800 tahanan. Pada tanggal
27 Februari 1944 datang instruksi rahasia dari K.H.Z Mustofa ke penjara
tersebut untuk menyampaikan pesan kepada santri-santrinya. Pada
tanggal 29 Februari 1944 diadakan pemeriksaan sampai 3 bulan
kedepan, dan pada pertengahan Mei 1944 hasilnya keluar ;

1. Golongan yang tidak bersalah (dikembalikan ke kampung masing-


masing)

2. Golongan yang mempunyai sangkut paut dengan pemberontakan


tetapi tidak aktif ( dikenai hukuman 5-7 tahun, orang yang ada di
golongan ini ada 79 orang).

3. Pimpinan pemberontakan dan mereka yang dituduh aktif dalam


pembunuhan opsir-opsir jepang dan ikut aktif dalam pertempuran
melawan pasukan bersenjata Dai Nippon. ( ada 23 orang termasuk
K.H.Z Mustofa)

Para santri yang gugur dalam pertempuran berjumlah 86 orang.


Meninggal di Singaparna karena disiksa sebanyak 4 orang. Meninggal di
penjara Tasikmalaya karena disiksa sebanyak 2 orang. Hilang tak tentu
rimbanya (kemungkinan besar dibunuh tentara Jepang), termasuk K.H.
Zaenal Mustofa, sebanyak 23 orang. Meninggal di Penjara Sukamiskin
Bandung sebanyak 38 orang, dan yang mengalami cacat (kehilangan
mata atau ingatan) sebanyak 10 orang. Para santri ini tidak memiliki
apa-apa untuk memperjuangkan kemerdekaan negeri ini, kecuali darah,
kerja keras, air mata, dan keringat.

Akibatnya memang berat. Sebanyak 23 orang yang dianggap bersalah,


termasuk K.H. Zaenal Mustofa, dibawa ke Jakarta untuk diadili. Namun
mereka hilang tak tentu rimbanya. Kemungkinan besar mereka
dibunuh. Korban lainnya, seperti telah disebutkan di atas dan sekitar
600-an orang dilepas, karena dianggap tidak terlibat.Sebagai tanda
untuk menghormati K.H.Z Mustofa dibuat, sekarang di Sukamanah
telah didirikan SD dan PGAN dengan memakai nama K.H.Z Mustofa.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sebelum Jepang menjajah ada negara Belanda yang menjajah.


Namun penjajahan oleh negara Jepang terasa lebih kejam karena
Jepang bisa mencuri perhatian dan kepercayaan rakyat Indonesia.
Padahal penjajahan oleh negara Jepang menimbulkan banyak kerugian
bagi bangsa Indonesia dibandingkan keuntungannya. Namun pada
akhirnya bangsa Indonesia dapat memproklamasikan kemerdekaannya

SARAN

Setelah kita mempelajari mengenai pentingnya sejarah, kita harus


bisa tetap memperjuangkan negara kita dan juga dengan tetap
menghargai para pejuang bangsa. Sehingga sebagai siswa kita harus
belajar dengan sebaik-baiknya agar penerus bangsa kita bisa lebih
memajukan negara ini. Dan sebagai penyusun saya merasa masih ada
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saya
mohon kritik dan saran dari ibu pembimbing.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/05/140000179/
perlawanan-rakyat-singaparna

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-11-tips-pintar/
sejarah-perlawanan-singaparna-16473/

Anda mungkin juga menyukai