Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

“RAKYAT KALIMANTAN ANGKAT SENJATA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

1. JULITA NAILUFAR
2. KHEVIN ABDILLAH
3. NASYA KAFKA NAFISA AZZURI
4. PRATAMA SUGANDA

SMA NEGERI 1 KELAPA

Jl. Raya Kelapa No.03 Kelapa, Bangka Barat

BANGKA BARAT, KEP. BANGKA BELITUNG

2023

1
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Rakyat Kalimantan Angkat senjata”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Kelapa, 04 Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman judul ……………………………………………………………1


Kata pengantar ………………………………………………………..….2
Daftar isi ………………………………………………………………....3
Bab I . Pendahulaun
- Latar belakang ……………………………………………….4
- Rumusan masalah ……………………………………………4
- Tujuan………………………………………………………...4
Bab II. Pembahasan
- Latar belakang perlawanan………………………………......5
- Jepang membantai rakyat. … … … … .. … .. … … … … .. 5
- Perlawanan rakyat kalimantan….. … .. … … …… .. … … ..6
Bab III. Penutup
- Kesimpulan …………………………………………………..7
- Saran …………………………………………………………7
Daftar pustaka ……………………………………………………………8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perlawanan rakyat terhadap kekejaman jepang terjadi di banyak tempat.
Begitu juga di Kalimantan, disana terjadi peristiwa yang hampir sama dengan apa
yang terjadi di jawa dan Sumatra. Rakyat melawan jepang karena himpitan
penindasan yang dirasakan sangat besar. Salah satu perlawanan di Kalimantan adalah
perlawanan yang dipimpin oleh pang suma, sorang pemimpin suku dayak. Pemimpin
suku dayak ini memiliki pengaruh yang luas dikalangan orang-orang atau suku-suku
dari daerah tayan, meliau dan sekitarnya.
Pang suma dan pengikutnya melancarkan perlawanan terhadap jepang dengan
taktik perang gerilya. Mereka hanya berjumlah sedikit, tetapi dengan bantuan rakyat
yang militant dengan memanfaatkan keuntungan alam seperti rimba belantara, sungai,
rawa dan daerah yang sulit ditempuh. Perlawanan berkobar dengan sengitnya,.
Namun harus dipahami bahwa dikalangan penduduk juga berkeliaran mata-mata
jepang yang berasal dari orang-orang indonesia sendiri. Lebih menyedihkan lagi para
mata-mata itu juga tidak segan-segan menagkap rakyat, melakukan penganiayaan,
dan pembunuhan, baik terhadap orang-orang yang dicurigai atau bahkan saudaranya
sendiri. Adanya paramata-mata inilah yang sering membuat perlawanan para pejuang
indonesia dapat dikalahkan oleh penjajah. Demikian juga perlawanan rakyat yang
dipimpin pang suma di Kalimantan ini mengalami kegagalan juga.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa rumusan masalah yang kami angkat, yaitu :
- Bagaimana perlawanan rakyat Kalimantan terhadap jepang ?
- Apa yang melatarbelakangi timbulnya perlawanan rakyat Kalimantan ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan kami, yaitu :
- Mengetahui jalannya perlawanan rakyat Kalimantan terhadap jepang
- Mengetahui apa yang menyebabkan timbulnya perlawanan rakyat
Kalimantan terhadap jepang

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Perlawanan

Penyebab perlawanan rakyat Kalimantan terhadap Jepang sangat kompleks. Pasukan


Jepang pertama kali mendarat di Pontianak, Kalimantan Barat, pada 19 Desember 1941.

Setelah berhasil mengusir Belanda tanpa mendapat perlawanan berarti, Jepang pun mudah
menguasai kota-kota pedalaman seperti Putussibau dan Sanggau, hingga kota besar seperti
Banjarmasin.

Kedatangan Jepang segera menyebabkan kondisi perekonomian menjadi macet hingga


menimbulkan bencana kelaparan yang merajalela.

Selain itu, pada awal pendudukan Jepang di Kalimantan Barat, ada dua buah perusahaan
yang masuk, yaitu Nomura (pertambangan) dan Sumitomo (perkayuan).

Untuk menjalankan kedua perusahaan itu, Jepang mempekerjakan sekitar 80.000 rakyat
dengan sistem kerja paksa (romusha). Hal inilah yang kemudian memicu perlawanan.

Tekad perlawanan di Kalimantan Barat semakin besar saat kebijakan sewenang-wenang


Jepang ditambah dengan disiplin keras yang diterapkan pemerintahan militernya. Pasalnya,
rakyat Kalimantan Barat dipaksa membungkuk untuk menghormati tentara Jepang. Apabila
menolak, mereka akan diberi kekerasan fisik.

B. Jepang Membantai Rakyat

Jepang membantai rakyat Pada 1943, Jepang mencurigai adanya komplotan-komplotan dari
kalangan orang China, pejabat, dan sultan Kalimantan Selatan akan melakukan perlawanan.

Semua kalangan itu kemudian dihancurkan melalui penangkapan-penangkapan di pada Juli


1943. Selain itu, sebanyak 1.000 orang lainnya dipenjara, termasuk 12 sultan.

Di Kalimantan Barat, hal sama juga terjadi antara September 1943 sampai awal tahun 1944.

Pada 16 Oktober 1943, tokoh-tokoh masyarakat Pontianak dari berbagai golongan


mengadakan pertemuan rahasia di Gedung Medan Sepakat untuk merencanakan perlawanan
terhadap Jepang.

Namun, rencana tersebut tercium pihak Jepang. Akibatnya, sebelum perlawanan


dilancarkan, Jepang lebih dulu menangkap dan membantai rakyat serta beberapa tokoh
masyarakat Kalimantan Barat.
5
C. Perlawanan Rakyat Kalimantan

Tidak tahan dengan kekejaman Jepang, pada akhir 1944, orang-orang Dayak mulai
melancarkan serangan. Meski berhasil membunuh beberapa orang Jepang, perlawanan
mereka belum memberikan hasil yang berarti.

Bahkan perlawanan rakyat dibalas oleh Jepang dengan akibat-akibat yang sangat buruk.
Pada awal 1945, orang-orang Dayak di daerah hulu Kapuas di pedalaman Kalimantan Barat
bangkit melawan Jepang. Pasukan Jepang yang sibuk menghadapi pendaratan pasukan
Sekutu pun menjadi kelabakan. Bahkan kegarangan orang Dayak dalam bertempur
membuat banyak prajurit Jepang melarikan diri ke hilir. Hal itu membuat orang-orang
Dayak semakin berani memasuki Pontianak dengan membawa senjata tajam, termasuk
senapan, tombak, parang, dan sumpit.

Salah satu tokoh perlawanan rakyat Kalimantan terhadap Jepang adalah Pang Suma, yang
mulai melancarkan aksinya pada pertengahan Februari 1945. Hingga 13 Mei 1945, kondisi
di Kalimantan Barat kian memburuk, terutama setelah kedatangan mandor perusahaan kayu
Jepang, Osaki. Selain kejam, Osaki memaksa ingin menikahi gadis Dayak. Apabila niatnya
itu ditolak, ia mengancam akan membunuh ayah gadis itu. Pada akhirnya, Pang Suma
memenggal Osaki dan membakar satu perusahaan ekspedisi yang dikelola komandan
Kempeitai Kaisu Nagatani di Meliau.

Selain itu, pimpinan perusahaan kayu lainnya di Niciran, Soetsoegi, juga dipenggal.
Peristiwa ini semakin membakar semangat orang-orang Dayak untuk melakukan
perlawanan.

Gerakan perlawanan pun berkembang luas ke segenap rumpun Dayak di hulu, pesisir, dan
pedalaman Kapuas hingga Melawai, Barito, dan Mahakam. Sementara itu, Jepang yang
semakin panik segera mengerahkan pasukannya dan terjadilah pertempuran hebat antara
laskar Pang Suma dan militer Jepang di Meliau. Sayangnya, Pang Suma gugur di medan
perang bersama sebagian pasukannya dan perlawanan berhasil dipadamkan Jepang. Kendati
demikian, harapan rakyat Kalimantan untuk mengusir Jepang terkabul. Pasalnya, tiga bulan
setelah kematian Pang Suma, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus
1945.

kisah heroik yang langka dituturkan ini harusnya -paling tidak- bisa turut diulas dalam
setiap momen peringatan Hari Pahlawan. Meski perjuangan-perjuangan mempertahakan dan
mendapatkan kemerdekaan seolah terpusat di Jawa, namun kita sebaiknya tidak menutup mata
terhadap perjuangan-perjuangan masyarakat dan pahlawan yang jarang dikenal namanya,
mereka adalah sosok-sosok yang berani memperjuangkan setiap jengkal tanah nusantara dari
rongrongan kolonialisme. Pahlawan-pahwalan yang jarang kita kenal namanya ini rela
menumpahkan darahnya dan mencurahkan segenap kemampuannya untuk menyusun pilar demi
pilar persatuan, merebut kembali kedaulatan agar kelak, bangsa ini dapat dipimpin oleh kaumnya

6
sendiri. Relief Depan Museum Menggambarkan Kehidupan, Budaya dan Perjuangan Rakyat
Kalimantan Barat.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pang suma dan pengikutnya melancarkan perlawanan terhadap jepang dengan


taktik perang gerilya. Mereka hanya berjumlah sedikit, tetapi dengan bantuan rakyat
yang militant dengan memanfaatkan keuntungan alam seperti rimba belantara, sungai,
rawa dan daerah yang sulit ditempuh. Perlawanan berkobar dengan sengitnya,. Namun
harus dipahami bahwa dikalangan penduduk juga berkeliaran mata-mata jepang yang
berasal dari orang-orang indonesia sendiri. Lebih menyedihkan lagi para mata-mata itu
juga tidak segan-segan menagkap rakyat, melakukan penganiayaan, dan pembunuhan,
baik terhadap orang-orang yang dicurigai atau bahkan saudaranya sendiri. Adanya
paramata-mata inilah yang sering membuat perlawanan para pejuang indonesia dapat
dikalahkan oleh penjajah. Demikian juga perlawanan rakyat yang dipimpin pang suma di
Kalimantan ini mengalami kegagalan juga.
Di sekitar Kantor Guntyo Meliau, Panglima Ajun dan Pang Linggan, panglima
lain dari desa dayak sekitar Meliau turut tertembak dengan luka yang parah. Kekuatan
rakyat Dayak Desa nampaknya tak mampu bertahan lebih lama lagi, persenjataan yang
tak sebanding membuat banyak rakyat Dayak yang gugur dalam pertempuran ini. Luka
tembak Pang Suma pun nampaknya semakin parah, hingga akhirnya Pang Suma gugur
tak tertolong. Peralatan Perang Suku Dayak di Museum Kalimantan Barat (Dok. Pribadi)
Dalam situasi yang tidak menguntungkan ini, Panglima Kilat, panglima dari Jangkang,
Sanggau berhasil menggerakkan seluruh sisa kekuatan dan menyampaikan pengumuman
Perang Dayak Desa terhadap Jepang, menghabisi Jepang yang hendak menyakiti dan
merebut kebebasan Rakyat Dayak Desa. Meski di antara tanggal 17 Juli 1945 - 31
Agustus
1945 Meliau secara teritorial telah dikuasai oleh Jepang, namun masyarakat Dayak Desa
tidak tinggal diam, kendati kelima panglima Dayak Desa telah gugur, dengan sisa-sisa
semangat dan tenaga, rakyat Dayak Desa tetap mempertaruhkan jiwanya untuk
kedaulatan hidupnya. Untuk membebaskan saudara dan anak cucunya dari cengkraman
Pemerintah Kaisar Jepang.

B. SARAN
kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/27/080000479/perlawanan-rakyat-kalimantan-
terhadap-jepang?page=2

Anda mungkin juga menyukai