NIM : 4192151003
IPA memiliki peran yang sangat penting. Kemajuan IPTEK yang begitu pesat sangat
mempengaruhi perkembangan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan IPA di
Indonesia dan negara-negara maju. Pendidikan IPA telah berkembang di Negara-
negara maju dan telah terbukti dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait
dengan teknologi. Akan tetapi di Indonesia sendiri belum mampu
mengembangkannya. Pendidikn IPA di Indonesia belum mencapai standar yang
diinginkan, padahal untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sains
penting dan menjadi tolak ukur kemajuan bangsa. Kenyataan yang terjadi di
Indonesia, mata plajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi
melihat kurangnya pendidik yang menerapkan konsep IPA. Permasalahan ini terlihat
pada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah
mempersulit pihak sekolah dan siswa didik, masalah yang dihadapi oleh pendidikan
IPA sendiri berupa materi atau kurikulum, guru, fasilitas, peralatan siswa dan
komunikasi antara siswa dan guru. Oleh karena itu untuk memperbaiki pendidikan
IPA di SMP diperlukan pembenahan kurikulum dan pengajaran yang tepat dalam
pendidikan IPA. Masalah ini juga yang mendasasri adanya kurikulum yang di
sempurnakan (KYD) yang saat ini sedang di kembangkan di sekolah-sekolah, yaitu
KTSP.
Sumber : https://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/perkembangan-ipa-di-
indonesia/
6. Nah, setelah guru memberikan soal dan terdapat siswa yang mengalami miskonsepsi
maka guru akan menjelaskannya kembali dengan membadingkan konsep yang
sebenarnya dengan miskonsepsi tersebut agar siswa lebih memahaminya seperti yang
telah tertera di atas.
Gaya berat bukan pasangan aksi- reaksi dari gaya normal walaupun pada bidang datar
gaya berat memiliki besar yang sama dan berlawanan arah dengan gaya normal.
Contohnya ada sebuah balok yang diletakkan di atas meja. Maka yang dimaksud gaya
berat (W) adalah gaya yang dikerjakan pada balok oleh bumi. Gaya reaksi yang sama
dan berlawanan arah yang dikerjakan pada bumi oleh balok adalah (W'). Jadi,
pasangan gaya aksi-reaksi dari gaya berat adalah W = W'. Sedangkan gaya normal
(N) adalah gaya yang dikerjakan pada balok oleh bidang dan N' adalah gaya yang
dikerjakan pada bidang oleh balok. Gaya Normal yang didefienisikan sebagai Gaya
yang tegak lurus terhadap bidang sentuh sering digambarkan seolah-olah adalah gaya
yang berlawanan arah dengan gaya berat. Apalagi, jika benda tersebut berada pada
bidang datar. Karena itu sering sekali disama artikan dengan gaya aksi reaksi seperti
halnya hukum III Newton. Padahal Hal itu tidak dapat dibenarkan karena pada gaya
Normal, gaya bekerja pada benda yang sama. Sedangkan pada prinsipnya gaya aksi-
reaksi bekerja pada benda yang berbeda, seperti halnya ketika kita memukul tembok
sebesar F, maka tembok akan memberikan gaya sebesar F pula, hanya saja
berlawanan arah. Intinya, gaya aksi reaksi hanya bekerja pada dua benda yang
berbeda. Jika dua gaya bekerja pada benda yang sama, maka bukan disebut pasangan
gaya aksi reaksi. Gaya normal (N) dan gaya berat (w) bukan merupakan pasangan
gaya aksi reaksi karena bekerja pada benda yang sama.
2) Observasi
Setelah melakukan perumusan masalah, langkah berikutnya adalah observasi. Di sini,
akan dilakukan proses pengumpulan data, baik itu data-data baru atau data-data yang
sudah ada pada penelitian sebelumnya. Kemudian, kita akan melakukan pengamatan
pada objek penelitian, sehingga terbentuk suatu dasar teori.
3) Hipotesis
Pada langkah ketiga, setelah dilakukan observasi dan diperoleh data, kita akan
membuat dugaan sementara dari masalah tersebut. Dugaan sementara ini yang disebut
dengan hipotesis. karena kita ingin mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan kecambah, maka dugaan sementara (hipotesis) yang dapat kita buat
adalah "Cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan kecambah".
4) Eksperimen
Langkah berikutnya adalah kita akan melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis
yang telah kita buat sebelumnya. Caranya, kita bisa melakukan percobaan yang dapat
dilakukan di laboratorium atau di luar laboratorium. Selain itu, kita akan melakukan
analisis. Tujuan dari analisis ini adalah kita ingin membandingkan data hasil
percobaan yang kita lakukan saat ini dengan data hasil eksperimen pada percobaan-
percobaan sebelumnya.
5) Penarikan kesimpulan
Langkah yang terakhir adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan
jawaban akhir dari hasil observasi maupun eksperimen yang telah kita lakukan.
Tujuannya adalah untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Apakah hipotesis yang
kita gunakan itu benar atau salah.