Anda di halaman 1dari 13

Critical Jurnal Review

Judul Jurnal :

1. Pemetaan Status Kerusakan Tanah di Lahan Pertanian di Kecamatan Cepego


Kabupaten Boyolali

2. Kajian Status Kerusakan Tanah Pada Lahan Pertanian di Kecamatan Denpasar

DISUSUN OLEH :

( kelompok 5 )

1. Ester Agnes Simamora (4193351017)


2. Christine Sinaga (4193351011)
3. Elisa Margareth Sinaga (4193151020)
4. Dea Aprilia ( 4192151003 )
5. Alfi Andriani ( 4193151016 )
6. Herni Savana Br Tanjung (4191151015)
7. Sepwa Ginting (4192451015)
8. Nanda Rika Putri (4193351005)

BIOLOGI – PENDIDIKAN IPA A 2019


Diserahkan, 29 Oktober 2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tugas
“Critical jurnal review” dalam mata kuliah Konservasi Sumber Daya Alam ini dapat
tersusun hingga selesai.

Kami menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membimbing


saya. Dan tak lupa kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada teman-
teman yang telah membantu menyelesaikan Critical jurnal review ini.

Kami berharap semoga Critical jurnal review ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
kami telah mengerjakan Critical jurnal review ini dengan sebaik-baiknya, tetapi
sebagaimana hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tidak sempurna, maka
kami meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam Critical jurnal review ini masih
terdapat kesalahan dalam penulisannya.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih dan semoga Critical jurnal review ini dapat
menambah wawasan pembaca.

Medan, Oktober 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................1

BAB II. RINGKASAN JURNAL............................................................................2

BAB III. EVALUASI KRITIS.................................................................................3

3.1 Jurnal I..................................................................................................................3

3.2 Jurnal II.................................................................................................................5

BAB IV. PENUTUP..................................................................................................8

4.1 Kesimpulan...........................................................................................................8

4.2 Rekomendasi........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

ii
1
BAB I
PENDAHULUAN

Critical Jurnal Review merupakan evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis)


mengenai keunggulan & kelemahan suatu Jurnal. Apa yang menarik dari jurnal tersebut,
bagaimana isi jurnal maupun penelitian yang dilakukan didalam jurnal tersebut bisa
mempengaruhi cara berpikir kita & menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian
tertentu. Critical jurnal Review kali ini dilakukan untuk menambah wawasan tentang Tanah
sebagai Sumberdaya yang menjadi salah satu sumber referensi atau pustaka tentang Mata kuliah
Konservasi Sumber Daya Alam.

Pada Critical Jurnal Review kali ini kami mengambil 2 Jurnal dengan judul jurnal utama
yaitu “Pemetaan Status Kerusakan Tanah di Lahan Pertanian di Kecamatan Cepego Kabupaten
Boyolali” dan judul jurnal pembanding yaitu: “Kajian Status Kerusakan Tanah Pada Lahan
Pertanian di Kecamatan Denpasar”. Kedua jurnal ini kami ambil karena memprediksi,
mengidentifikasi dan menetapkan potensi serta status kerusakan tanah yang terjadi di daerah
penelitian tersebut. Dengan terpetakannya potensi dan status kerusakan tanah maka dapat
diketahui tingkat kerusakan tanah yang ada dengan parameter penyebab kerusakannya. Selain itu
kita sebagai mahasisswa dapat menentukan tindakan pengelolaan tanah yang sesuai sehingga
kerusakan tanah dapat dicegah dan/atau diperbaiki. Dengan membandingkan kedua jurnal ini
kita dapat Meningkatkan kemampuan kita dalam meringkas, menganalisa, dan membandingkan
serta memberi kritik pada jurnal. Selain itu, kita dapat menambah wawasan mengenai Tanah
sebagai Sumberdaya dengan mereview kembali jurnal tersebut.

1
BAB II
RINGKASAN JURNAL

Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari
bahan mineral dan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, dan biologi yang mampu
menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Arsyad menyatakan kerusakan tanah
adalah hilangnya atau menurunnya fungsi tanah, baik sebagai sumber unsur hara tumbuhan
maupun sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tersimpan.
Pemanfaatan tanah dengan intensitas tinggi berpotensi mengalami kerusakan tanah. Dalam
upaya mencegah dan mengendalikan kerusakan tanah, pemerintah Indonesia mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 150 tahun 2000 tentang Pengendalian
Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa. Peraturan tersebut digunakan sebagai pedoman
dalam menyusun peta status kerusakan tanah, yang merupakan acuan dalam kegiatan
pencegahan serta pengendalian pada tanah yang belum maupun yang sudah mengalami
kerusakan. Penentuan status kerusakan tanah terbagi menjadi dua tahap evaluasi yaitu: matching
atau membandingkan data parameter hasil pengamatan dengan kriteria baku kerusakan tanah
untuk produksi biomassa yang telah ditentukan. Tahap berikutnya yaitu scoring, yaitu
menghitung frekuensi relative tanah yang tergolong rusak sesuai dengan kriteria baku yang
sudah ada.Kesebelas SPL yang ada memiliki ketinggian yang bermacam-macam namun berada
diatas 500 meter diatas permukaan laut. Penggunaan lahannya tegalan dan kebun campuran,
namun sebagian besar lahan digunakan untuk tegalan. Seperti yang diungkapkan oleh Stevenson
(1982) bahan organik berperan dalam pembentukan agregat tanah yaitu dapat merekatkan antar
partikel sehingga penting dalam pembentukan partikel tanah. Pada tanah pasiran bahan organik
dapat mengubah struktur dari berbutir agregat tunggal menjadi gumpal. Sehingga dapat merubah
derajat struktur menjadi baik atau remah dan ukuran agregat lebih besar.

2
BAB III
EVALUASI KRITIS

3.1. JURNAL I
Untuk mengetahui,memprediksi maupun mengidentifikasi permasalahan yang ada yaitu
mengenai Kerusakan Tanah maka kami mengambil jurnal dengan judul Pemetaan Status
Kerusakan Tanah di Lahan Pertanian di Kecamatan Cepego Kabupaten Boyolali sebagai
jurnal utama dimana adapun identitas jurnal itu sendiri yaitu:

a. Judul Journal : Pemetaan Status Kerusakan Tanah di Lahan Pertanian di Kecamatan


Cepogo Kabupaten Boyolali

b. Nama Journal : Jurnal Agrosains


c. Edisi terbit : 2015
d. Pengarang Journal : Sumarno , Sri Hartati , Ratna C Hapsari
e. No Jurnal :1
f. Volume, Hal : Vol.17 Hal : 21 - 26
g. Kata Kunci : soil damage, standard criteria, matching, map
h. ISSN : 1411-5786

PENDAHULUAN

Salah satu fungsi dari tanah yaitu sebagai media tumbuh tanaman untuk menghasilkan
biomassa. Adanya kerusakan lahan pertanian akibat dari budidaya yang kurang tepat atau karena
faktor dari luar akan mengakibatkan penurunan kualitas dari tanah itu sendiri (Sukisno et al.
2011). Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang
melampaui kriteria baku kerusakan tanah.

Dalam penentuan kerusakan tanah terdapat parameter-parameter yang mencakup sifat


dasar tanah. Seperti yang disebutkan oleh Pemerintah RI (2000) antara lain pH tanah, redoks,
jumlah total mikrobia, daya hantar listrik, komposisi fraksi, derajat pelulusan air, berat isi,
porositas, kedalaman solum, kebatuan permukaan dan erosi.

Kecamatan Cepogo adalah salah satu kecamatan dari Sembilan belas kecamatan yang
ada di kabupaten boyolali. Sebagian besar luas total kecamatan cepogo ialah lahan pertanian
(BPS 2012). Dengan terpetakannya potensi dan status kerusakan tanah maka dapat diketahui
tingkat kerusakan tanah yang ada dengan parameter penyebab kerusakannya. Selain itu dapat

3
menentukan tindakan pengelolaan tanah yang sesuai sehingga kerusakan tanah dapat dicegah
dan/atau diperbaiki.

Berangkat dari permasalahan yang ada maka dilakukanlah penelitian dengan


menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

Penelitian ini menggunakan metode survei yaitu penelitian dengan mengumpulkan dan
mengamati kondisi di lapang, setelah itu dilakukan uji laboratorium. Diawali dengan penyiapan
peta kerja. Penyusunan peta status kerusakan tanah dilakukan dengan metode matching dengan
kriteria baku kerusakan tanah Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil dan pembahasan yang dipaparkan maka didapatkan data sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini termasuk didapatkan bahwa Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali
memiliki dua status yaitu yang tergolong tidak rusak dengan luas 744,1 Ha meliputi SPL
dan tergolong rusak dengan luas total 2.601,8 Ha.
2. Parameter yang menjadi pembatas dan penyumbang skor kerusakan tanah dari status
rusak ringan yaitu komposisi fraksi (R.I-f) seluas 494,4 Ha (9,1%), derajat pelulusan air
(R.I-p) seluas 294,4 Ha (5,4%) dan gabungan antara komposisi fraksi dan derajat
pelulusan air (R.I-f,p) seluas 1.813 Ha (33,4%).

Kelebihan Jurnal
1. Materi yang dilampirkan pada jurnal jelas sehingga pembaca udah memahaminya
2. Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar sehingga pembaca udah
memahaminya

3. Judul jurnal yang menarik sehingga menarik para pembaca

4. Terdapat ISSN pada jurnal

5. Didalam jurnal sudah terdapat tabel yang menunjukkan hasil penelitian tersebut

Kekurangan Jurnal

1. Banyak kalimat yang menggantung atau kata-katanya tidak sempurna. Hal ini membuat
orang yang kurang kreatif dan kurang memahami bahasa sulit untuk mencari makna atau
titik focus penelitian.

4
3.2. JURNAL II

Untuk mengetahui,memprediksi maupun mengidentifikasi permasalahan yang ada yaitu


mengenai Kerusakan Tanah maka kami mengambil jurnal dengan judul “Kajian Status
Kerusakan Tanah pada Lahan Pertanian di Kecamatan Denpasar “ sebagai jurnal pembanding,
dimana adapun identitas jurnal itu sendiri yaitu :

a. Judul Journal : Kajian Status Kerusakan Tanahpada Lahan Pertanian di Kecamatan


Denpasar

b. Nama Journal : Jurnal Agroekoteknologi


c. Edisi terbit : 2015
d. Pengarang Journal : Bintang Reditya,Suyarto dan Kesumadewi
e. No Jurnal :1
f. Volume, Hal : Vol.5 Hal : 1 - 10
g. Kata Kunci : Soil Degradation, Agricultural Land
h. ISSN : 2301-

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris dengan13,34% penduduknya adalah petani (Sensus


Pertanian,2013). Sebagian besarsistem pertanian di Indonesia berbasis tanah sehingga tanah
merupakan faktor yang sangat penting.Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan
teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan organik serta mempunyai sifat fisik,
kimia, dan biologi yang mampu menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
(Pusarpedal KLH, 2011).S ebagai bagian dari tubuh alam, tanah memiliki kapasitas yang
terbatas secara kualitas maupun kuantitas (Sukisno, dkk., 2011). Arsyad (2006 dalam Tolaka,
2013) menyatakan kerusakan tanah adalah hilangnya atau menurunnya fungsi tanah, baik
sebagai sumber unsur hara tumbuhan maupun sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar
dan tempat air tersimpan. Pemanfaatan tanah dengan intensitas tinggi berpotensi mengalami
kerusakan tanah.
Dalam upaya mencegah dan mengendalikan kerusakan tanah, pemerintah Indonesia
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa. Peraturan tersebut digunakan sebagai
pedoman dalam menyusun peta status kerusakan tanah, yang merupakan acuan dalam kegiatan

5
pencegahan serta pengendalian pada tanah yang belum maupun yang sudah mengalami
kerusakan. Peraturan ini ditujukan untuk tanah yang digunakan sebagai lahan pertanian, misal
sawah, perkebunan, tegalan, ladang dan hutan tanaman. Namun, data spasial tentang status
kerusakan tanah masih terbatas, khususnya di Kecamatan Denpasar Selatan sehingga kajian
mengenai status kerusakan di wilayah tersebut perlu dilakukan. Kecamatan Denpasar Selatan
memiliki luas wilayah 4999 ha, 1051 ha diantaranya digunakan sebagai lahan pertanian.
Berdasarkan BPS (2012), Kecamatan Denpasar Selatan memiliki nilai indeks penanaman (IP)
sebesar 172,10% untuk tanaman padi atau palawija dan 183,23% untuk sayuran berumur
pendek. Indeks penanaman tersebut menunjukkan bahwa dilakukan 2 periode penanaman dalam
satu tahun, sehingga lahan pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan berpotensi mengalami
kerusakan tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi, mengidentifikasi dan menetapkan potensi
serta status kerusakan tanah dalam bentuk spasial di Kecamatan Denpasar Selatan. Hasil yang
diperoleh akan dipergunakan sebagai salah satu acuan Pemerintah Daerah dalam penyusunan
langkah tindak lanjut pengelolaan yang sesuai dengan faktor pembatas kerusakan tanah di
Kecamatan Denpasar Selatan.
Berangkat dari permasalahan yang ada maka dilakukanlah penelitian dengan
menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan penetapan daerah sampel secara
Stratified Purposive Sampling. Unit lahan dibatasi berdasarkan overlay peta penggunaan lahan,
tanah, dan lereng, sedangkan peta jumlah curah hujan tidak digunakan karena jumlahnya relatif
sama untuk wilayah penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil dan pembahasan yang dipaparkan maka didapatkan data sebagai berikut :

1. Terdapat 3 unit lahan yang terdapat di Kecamatan Denpasar Selatan, antara lain unit
lahan 1 (Sawah-Entisols 0-3%), unit lahan 2 (Sawah- Inceptisols 0-3%) dan unit lahan
3 (Kebun Campuran-Entisols 0-3%).

2. Potensi kerusakan tanah di Kecamatan Denpasar Selatan termasuk dalam kategori


Sangat Rendah (PR.I) pada unit lahan 1 dan unit lahan 2, serta kategori Rendah (PR.II)
pada unit lahan 3.

3. Kerusakan tanah aktual di Kecamatan Denpasar Selatan termasuk dalam kategori Tidak

6
Rusak (N) dengan tidak ada faktor pembatas luasan 2,57 ha (0,21%) pada unit lahan 3
sampel DS3, dan Rusak Ringan yang menjadi faktor pembatas derajat pelulusan air dan
daya hantar listrik dengan luasan 688,34 (57,34%) ha pada unit lahan 2 sampel DS1c
dan DS1d, sedangkan yang menjadi faktor pembatas pada unit lahan 1 sampel DS2
adalah daya hantar listrik dengan luasan 22,06 ha (1,83%).

4. Arahan pengelolaan yang sesuai dengan faktor pembatas kerusakan tanah di Kecamatan
Denpasar Selatan adalah menambahkan bahan organik melalui pemupukan ke dalam
tanah sehingga kerusakan secara sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi dapat
berkurang secara berkala. Selain itu pembuatan guludan, parit atau saluran drainase
sehingga intensitas penggenangan dapat dikurangi. Secara kimiawi dapat ditambahkan
gipsum sesuai dengan takaran yang dianjurkan untuk mengurangi salinitas atau kadar
garam. Perlu diadakan penelitian secara berkala yang dilakukan untuk mengetahui
kerusakan tanah yang terjadi di Denpasar, khususnya Kecamatan Denpasar Selatan
setiap 5 tahun sekali.

1. Kelebihan Jurnal

1. Memaparkan Penelitian dengan singkat, jelas dan padat


2. Penulis menggunakan banyak referensi dalam pembuatan jurnal
3. Jurnal terdapat Simpulan yang ditulis secara ringkas dan rinci sehingga mempermudah
pembaca menangkap isi jurnal
4. Isi jurnal memaparkan hasil penelitian dengan sangat baik dan jelas sehingga mempermudah
pembaca dalam memahami hasil penelitian jurnal
5. Menggunakan Bahasa yang mudah di mengerti
6. Pada bagian Isi pendahuluan sesuai dengan permasalahan yang ingin diteliti
7. Jurnal memiliki identitas yang lengkap
8. Jurnal memaparkan table maupun gambar dari hasil penelitian

2. Kelemahan Jurnal
Menurut kelompok kami jurnal pembanding ini sudah baik dalam penyajiannya maupun
proses penelitiannya sehingga jurnal ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian
selanjutnya.

7
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 REKOMENDASI

8
DAFTAR PUSTAKA

Sumarno,dkk.(2015).Pemetaan Status Kerusakan Tanah di Lahan Pertanian di Kecamatan


Cepogo Kabupaten Boyolali.Jurnal Agrosains.Vol.17(1):21-26.

Reditya,Bintang,dkk.(2015).Kajian Status Kerusakan Tanah Pada Lahan Pertanian di Kecamatan


Denpasar.Jurnal Agroekoteknologi.Vol.5(1):1-10.

Anda mungkin juga menyukai