Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TANAH DAN NUTRISI TUMBUHAN

Makalah Ini diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi


Tumbuhan

Dosen Pembimbing :

Dr. Dede Nuraida, M.Si.


NIDN : 0017086601

Disusun Oleh :

1. Moh. Rizal Iwan Fanani / 1103190007


2. Sheilla Zulfaiza Arbiyanti Rosyida / 1103190005
3. Siti Nur Kholifah Yunandha Putri / 1103190003

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, atas berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan tanpa ada hambatan yang berarti. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya, serta kepada kita
semua selaku umatnya yang Insya Allah selalu mengikuti ajaran sunahnya.

Makalah ini merupakan hasil pengetahuan, diskusi dan kerja sama yang kami peroleh.
Maka dari itu, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik sebagai salah satu
persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dengan topik “Tanah
dan Nutrisi Tumbuhan”di UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini dan jauh
dari kata sempurna. Itu dikarenakan keterbatasan yang kami miliki dalam tahap belajar. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini agar
dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Tuban, 18 April 2021

Penyusun

Kelompok 01

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tanah................................................................................................
2.1.1 Komponen Tanah....................................................................
2.1.2 Air Tanah................................................................................
2.1.3 Pengukuran Air Tanah di Laboratorium.................................
2.2 Nutrisi Pada Tumbuhan...................................................................
2.2.1 Penyerapan dan Pemindahan Zat Terlarut..............................
2.2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Angkutan Mineral..........
2.2.3 Peranan dan Gejala Defisiensi Mineral..................................

BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 7
3.2 Saran................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tanah adalah transformasi mineral dan bahan organik di permukaan bumi sampai
ke kedalaman tertentu, dipengaruhi bahan induk, iklim, organisme hidup, topografi, dan
waktu. Komponen-komponen tanah yang sangat penting adalah lapisan tipis di atas
permukaan tanah yaitu bahan organik humus. Liat dan humus termasuk bahan aktif tanah
yang disebut koloid, liat disebut koloid anorganik sedangkan humus disebut koloid
organik. Bagian koloid ini mengikat zat hara, kemudian menyediakan dalam bentuk yang
dapat diserap oleh sistem perakaran tanaman sehingga tanah menjadi subur dan memiliki
produktivitas yang tinggi

Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua


faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan
yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu
tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah..

Nutrisi tanaman adalah suatu zat yang sangat peting bagi produksi tanaman
pertaian yang menghasilkan makanan yang sehat untuk manusia (Chen,J.2007). Untuk
kebutuhan nutrisinya tanaman memerlukan unsur-unsur hara esensial, dan fungsinya
dalam tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain, sehingga bila tidak terdapat dalam
jumlah yang cukup di dalam tanah, tanaman tidak dapat tumbuh normal. Unsur-unsur
hara esensial terbagi atas unsur makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah
yang banyak, dan unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit. Jumlah unsur hara esensial ada 17, yaitu unsur hara makro (C, H, O, N, P, K, Ca,
Mg, dan S) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl, dan Co). Adapun unsur
hara yang tidak disebutkan adalah unsur hara yang kadang-kadang diperlukan tanaman,
seperti Na dan Si.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Apa definisi tanah dan komponennya?
1.2.2 Apa itu air tanah dan pengukuran air tanah ?
1.2.3 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi angkutan mineral?

1
1.2.4 Bagaimana penyerapan dan pemindahan zat terlarut ?
1.2.5 Apa peranan dan gejala defisiensi mineral?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1.3.1 Untuk mengetahui definisi tanah dan komponennya
1.3.2 Untuk mengetahui itu air tanah dan pengukuran air tanah
1.3.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi angkutan mineral
1.3.4 Untuk mengetahui penyerapan dan pemindahan zat terlarut
1.3.5 Untuk mengetahui peranan dan gejala defisiensi mineral

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini antara lain :
1.4.1 Sebagai suatu sumber atau referensi yang mencakup tema tanah dan nutrisi
tumbuhan.
1.4.2 Sebagai ilmu untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi seluruh kalangan.
1.5

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanah
Tanah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan tumbuhan
karena tanah dapat merupakan media bagi tumbuhan yang hidup di atasnya, sumber
nutrisi dan tempat melekatnya diri dengan akarnya. Kondisi fisik tanah sangat penting
bagi tumbuhan yang hidup di atasnya dan fisik tanah ini sangat ditentukan oleh tekstur
dan struktur tanah. Tekstur tanah ditentukan oleh ukuran partikel-partikel yang
membangun tanah tersebut, yang berdasarkan ukurannya dapat kita kelompokkan menjadi
Partikel Ukuran diameter
Pasir 2 – 0.02 mm
Debu (silt) 0.02 – 0.002 mm
Liat (clay) < 0.002 mm

Campuran ketiga komponen partikel tanah tersebut dalam jumlah atau proporsi yang
sama disebut tanah “loam”. Partikel-partikel tanah dapat berkumpul bergabung menjadi
bentuk-bentuk tertentu yang disebut struktur tanah. Struktur tanah ini tergantung pada
macam partikel yang membentuknya, dapat membentuk struktur tanah lepas (clump),
remah (crumb) dan tanah berat (puddle atau heavy clay).

2.1.1 Komponen Tanah


Ada lima komponen yang dapat kita kategorikan sebagai komponen tanah mineral
tanah yaitu :
A. Mineral Tanah
Mineral tanah berasal dari batuan batuan induk yang oleh berbagai macam proses
mengalami penghancuran sehingga menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.
Penghancuran batuan induk di alam dapat terjadi karena iklim (perubahan panas dingin,
hujan, angin ), oleh aktivitas tumbuhan pionir (lumut kerak atau lichen) atau kegiatan
mekanik seperti terjadinya gesekan-gesekan antar batuan dan oleh adanya aktivitas
manusia.
Mineral tanah dapat kita bagi menjadi pasir (kasar dan halus), debu (silt) dan
“loam”. Tergantung pada tekstur tanah, kemampuan tanah untuk mengikat airnya.

Pasir, debu, liat


Makin
3 kuat
B. Organik Tanah
Bahan organik di dalam tanah berasal dari tumbuhan dan hewan-hewan yang
telah mati, yang setelah mengalami penghancuran dan pembusukan oleh serangga dan
mikroba, komponen organik yang akan masuk ke dalam tanah dan merupakan bagian
dari tanah tersebut. Kadar bahan organik di dalam tanah sangat bervariasi, dari mulai
kurang lebih 95% pada tanah gambut sampai 0% pada tanah di padang pasir. Tanah
pertanian yang ideal harus mengandung bahan organik sekitar 15%. Untuk
mengetahui kandungan bahan organik yang ada dalam tanah, dapat dilakukan dengan
membakar tanah (terlebih dahulu dikeringkan) pada suhu yang tinggi, sehingga
seluruh bahan organiknya terurai menjadi H2O dan CO2. Berat yang hilang dari tanah
yang kering tadi adalah bahan organik yang dikandung oleh tanah tersebut.
Salah satu bentuk bahan organik yang penting di dalam tanah adalah humus.
Humus ini sangat halus tersusun oleh selulosa dan lignin, berbentuk koloida dengan
kapasitas imbibisi yang tinggi serta membuat fisik tanah menjadi baik.
C. Air dan Larutan Tanah
Air dan larutan tanah air dalam tanah merupakan komponen yang penting
bagi kehidupan tumbuhan yang tumbuh di atasnya. Air dalam tanah berkisar mulai
dari kurang sekali sampai jenuh dengan air. Di dalam air tanah biasanya terlarut
banyak mineral dan senyawa lainnya, yang secara keseluruhan disebut larutan tanah
dan merupakan sumber nutrisi bagi tumbuhan.
D. Atmosfir Tanah
Udara yang mengisi rongga-rongga antar partikel tanah disebut sebagai
atmosfer tanah. Kandungan udara antar partikel tanah ini sangat ditentukan oleh
ukuran tanah yang membangunnya dan berkisar antara 30% untuk tanah pasir sampai
50% untuk tanah liat. Kandungan udara Tanah ini akan lebih besar lagi pada tanah-
tanah yang kaya akan bahan organik. Pada tanah yang kandungannya airnya
berlebihan, sehingga mengisi seluruh rongga antar partikel tanah, kandungan udara
tanahnya dapat mendekati 0%.
E. Organisme Tanah
Organisme yang hidup dalam tanah dapat dimasukkan sebagai bagian dari
tanah itu sendiri. Organisme tanah yang terdiri dari flora dan fauna tanah, banyak
membantu dalam menentukan struktur dan sifat tanah, seperti tingkat kegemburan
tanah, kandungan organik dan mineral tanah serta udara tanah. Termasuk ke dalam

4
flora tanah adalah bakteri jamur dan ganggang sedangkan yang termasuk ke dalam
fauna tanah adalah protozoa, nematoda, cacing, insekta, larva insekta dan hewan-
hewan tinggi yang membuat lubang di dalam tanah

2.1.2 Air Tanah


Air tanah air terikat di dalam tanah dengan daya absorpsi atau tekanan
hidrostatik. Air dapat meninggalkan tanah dengan penguapan, gravitasi atau
diabsorbsi oleh akar tumbuhan. Karena penyerapan air oleh akar tumbuhan terjadi
melalui osmosis maka potensial osmotik air tanah akan merupakan faktor penting
dalam hubungan tumbuhan dengan air tanah tersebut.
Sehubungan dengan air tanah kita dapat menentukan status air dalam tanah
tersebut dengan beberapa cara sebagai berikut :
1. Potensial Air Tanah
Potensial ait tanah sangat bervariasi nilai potensial air tanah yang jenuh dengan air
murni pada tekanan atmosfer sama dengan 0 (nol). Meskipun demikian secara normal
air tanah berada dalam bentuk larutan, dan oleh karenanya nilai potensial osmotik
akan di bawah nol.
Hubungan potensial air tanah dengan komponen-komponen lainnya di dalam tanah
adalah sebagai berikut
PA = PO + PT + PM
Potensial matriks adalah suatu nilai yang disebabkan oleh adanya berbagai daya
tarik (attraction) secara kimia dan fisika antara air dengan partikel tanah yang
menimbulkan penahan air oleh tanah. Termasuk kedalam potensial matriks ini adalah
daya tarik kapiler dan kekuatan intermolekuler dalam mengikat air hidrasi dalam
koloida tanah.
2. Kapasitas Lapag (field capacity)
Kapasitas lapang dicapai apabila tanah yang dibasahi dengan air, sampai air yang
membasahi tanah tersebut, gerak kapiler dan gaya gravitasinya tidak mampu lagi
menurunkan air tersebut lebih lanjut. Tanah liat yang memiliki luas permukaan yang
besar tetapi memiliki potensial matriks yang rendah, dapat mengikat lebih banyak air
pada kapasitas lapang dibandingkan dengan tanah pasir. Hubungan antara potensial
air dengan jumlah air yang berada pada suatu tipe tanah, dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

5
3. Permukaan Air Tanah (water table)
Permukaan air tanah sering berada jauh dibawah permukaan tanah, sehingga
peranannya menjadi kecil dalam membasahi lapisan tanah di atasnya, yang diperlukan
bagi tumbuhan untuk hidupnya karena akarnya tidak mampu mencapai air tersebut.
Beberapa tumbuhan yang memiliki akar yang dapat menembus sampai dalam sekali,
dapat memperoleh air dari air permukaan yang dalamnya sekitar 10 meter. Letak air
permukaan yang jauh lebih dalam dari itu, menjadi tidak bermanfaat langsung bagi
tumbuhan yang hidup di atasnya. Air kapiler yang naik dari permukaan air tanah,
akan menjadi sumber air yang terpenting untuk tumbuhan.
2.1.3 Pengukuran Air Tanah di Laboratorium
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengetahui status air tanah, dengan cara
pengukuran di laboratorium cara-cara yang dikembangkan untuk keperluan ini adalah:
a) Kadar Air Tanah. Kadar air tanah dapat ditentukan dengan cara mengambil
sampel tanah, yang kemudian ditimbang berat basahnya. Sampel tanah
selanjutnya dikeringkan dalam oven, sampai beratnya konstan. Kehilangan berat
setelah dikeringkan merupakan kandungan air di dalam tanah tersebut. Dengan
membandingkan kehilangan berat tanah berat basah atau berat keringnya, kita
akan mengetahui persentase kadar air tanah tersebut.
b) Kapasitas Lapang. Pengukuran kapasitas lapang secara lebih teliti dapat
dilakukan dengan memasukkan satu tipe tanah yang akan diukur kapasitas lapang
nya kedalam satu tabung silinder gelas. Tanah yang hendak diukur kapasitas
lapangnya ini terlebih dahulu dikeringkan dan dihancurkan sampai terurai
menjadi partikel-partikel ke atas tanah kering tadi dituangkan sejumlah air, dan
biarkan air tersebut meresap turun ke dalam silinder dan usahakan jangan sampai
ada air yang menguap dari permukaan atas tanah. Biarkan 2 – 3 hari sampai air
tadi tidak bergerak lagi ke bawah, yang berarti gerak kapiler dan gaya gravitasi
tidak mampu menarik air tadi lebih jauh ke bawah. Ambil bagian tanah yang

6
basah dan ukur kadar airnya maka kadar air yang kita peroleh adalah kadar air
pada kapasitas lapang
c) Moisture Equivalent didefinisikan sebagai persentase kadar air yang dapat
ditahan oleh tanah setelah melawan daya tarik 1000 kali gravitasi untuk keperluan
ini sampel tanah dimasukkan ke dalam tabung centrifuga yang berpori.
d) Persentase Kadar Air Pada Kelayuan Permanen. Berbeda dengan
pengukuran-pengukuran di atas yang bersifat pengukuran secara fisika
pengukuran pada kelayunan permainan ini merupakan pengukuran secara
fisiologi, karena parameter yang digunakan dalam pengukuran ini adalah
tumbuhan kadar air pada hasil pengukuran ini adalah persentase kadar air pada
tanah, di mana tumbuhan yang tumbuh di atasnya menjadi layu secara permanen.
e) Kadar Air Pada Kisaran Kelayuan (wilting range). Kisaran kadar air tanah
antara saat tumbuhan mulai layu sampai tercapai kelayuan yang permanen.

2.2 Nutrisi Pada Tumbuhan


Berdasarkan cara tumbuhan memperoleh makanan organiknya tumbuhan
dapat kita bagi dalam 2 kelompok yaitu : Tumbuhan autotrof adalah kelompok
tumbuhan yang dapat membuat bahan organik nya sendiri dari bahan-bahan anorganik
melalui proses fotosintesis dan kemosintesis. Tumbuhan heterotrof merupakan
kelompok tumbuhan yang kebutuhan bahan organiknya tergantung pada bahan-bahan
organik yang telah ada. Baik autotrof maupun heterotrof kedua kelompok tumbuhan
ini memerlukan sumber nutrisi mineral dari lingkungannya bahwa tumbuhan
memerlukan mineral dari lingkungannya.
Dari hasil analisis kimia terdapat senyawa-senyawa yang dikandung dalam
tumbuhan dan uji coba mineral terhadap tumbuhan, diketahui ada 16 macam elemen
yang benar-benar diperlukan oleh tumbuhan yang dibagi kedalam 2 kelompok yaitu
Makroelemen dan Makronutrien atau sering pula disebut unsur hara pokok, yang
terdiri dari unsur-unsur C, H, O,P, K, N, S, Ca, Fe, Hg. Kelompok kedua disebut
Mikroelemen atau Mikronutrien disebut juga unsur hara pelengkap, yang terdiri dari
Mn, B, Cu,Zn, Cl, Mo.
Pada jaringan tumbuhan porsi unsur yang paling banyak dijumpai pada
jaringan tumbuhan adalah unsur karbon (C) dan oksigen (O), masing-masing
menduduki sekitar 45% . Unsur berikutnya adalah hidrogen (H) sebanyak 6% ,
Nitrogen (N) sebanyak 1,5% dan kalium (K) 1% . Unsur-unsur lainnya berada

7
dibawah 1% hal ini mudah kita pahami karena unsur unsur C, O, H dan N merupakan
unsur utama bagi pembangunan bahan organik di dalam tubuh tumbuhan.

2.2.1 Penyerapan dan Pemindahan Zat Terlarut


Zat-zat terlarut dapat bergerak dengan difusi melalui saluran yang terdapat pada
perintah fisik atau masuk bersama aliran pelarut. Zat terlarut secara difusi pasif
maupun angkutan aktif.
A. Penyerapan Pasif
Penyerapan pasif merupakan proses penyerapan non metabolik. Brigg dan
Robertson pada 1957 mendapatkan bahwa apabila sel atau jaringan tumbuhan,
dipindahkan dari dari medium yang berkadar garan rendah ke medium yang relatif
lebih peket, mula-mula akan terjadi pengambilan ion secara cepat, kemudian
diikuti dengan pengambilan secara konstan dan akhirnya menjadi lambat yang
dikontrol oleh metabolisme.
Dari percobaan tersebut dapat dikatakan bahwa sel atau jaringan yang
dimasukkan difusi ke dalam larutan garam, akan terbuka untuk melakukan difusi
bebas sampai mencapai keseimbangan dengan medium di luarnya. Ion-ion yang
diserap pada permukaan dinding sel atau membran suatu sel, dapat dipertukarkan
dengan ion-ion dari larutan di luarnya. Angkutan pasif dapat pula terjadi melalui
aliran masa. Beberapa peneliti percaya bahwa meningkatnya transpirasi dapat
meningkatkan penyerapan ion-ion.
B. Penyerapan dan Angkutan Aktif
Pengangkutan ion dengan bantuan energi metabolik disebut angkutan aktif.
Dalam mekanisme angkutan aktif ini semuanya merupakan hipotesis, tetepi suaatu
hal yang secara umum dapat diterima yaitu bahwa pengangkutan aktif melalui
membran yang tidak permeabel, mamerlukan perantaraan senyawa yang disebut
"carrier" (pembawa) yang terdapat di dalam membran.
Beberapa kemungkinan angkutan aktif yang terjadi di dalam tumbuhan adalah;
 Pompa Sitokrom
Lundegardh dan Burstron (1933) menyatakan bahwa hubungan antara penyerapan
anion dengen respirasi, yang disebut sebagai respirasi anion atau respirasi garam.
Mereka mengamati bahwa laju respirasi meningkat apabila tumbuhan dipindahkan
dari air ke dalam larutan garam.
 Mekanisme Lain

8
Tidak semua membran mengandung enzim angkutan elektro (electron transport).
Perlu dicatat bahwa angkutan aktif kation secara otomatis menimbulkan
perbedaan muatan, sehingga anion akan masuk secara difusi Permeabilitas yang
tidak sama (differential permeability) dari membran atau tempat anion menembus,
akan memberikan selektivitas dalam angkutan anion.

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Angkutan Mineral.


A. Suhu
Peningkatan suhu akan meningkatkan kemampuan penyerapan garam-garan
sampai batas suhu tertentu, dan setelah itu akan menurun. Peningkatan suhu akan
meningkatkan respirasi, yang secara tidak langsung akan meningkatkan energi
produksi energi yang sangat diperlukan untuk angkutan aktif.
B. Konsentrasi Ion Hidrogen (pH)
Pada umumnya tumbuhan tidak dapat hidup pada pH yang terlalu rendah maupun
terlalu tinggi, karena pada kondisi tersebut kemudahan untuk memperoleh mineral
menjadi terganggu. Secara umum tumbuhan akan mudah menyerap mineral dari
lingkungannya, apabila pH-nya mendekati normal, yaitu berkisar antern 6 - 7,5.
C. Cahaya
Pengaruh cahaya terhadap proses angkutan mineral tidak secara langsug. Cahaya
penting bagi tumbuhan untuk proses fatosintesis, di samping menghasilkan bahan
organik dihasilkan juga sejumlah energi ATP yang sangat diperlukan dalam
angkutan aktif. Selain itu cahaya dapat mempengaruhi membukanya stomata,
sehingga pada saat stomata terbuka akan merangsang peningkatan transpirasi.
Transpirasi yang meningkat mkan keningkatken angkutan mineral melalui proses
aliran masa.
D. Pengudaraan Tanah
Tanah yang memiliki pengudaraan yang baik, akan merangsang respirasi sel-sel
akarnya sehingga angkutan aktif akan ditingkatkan karena cukup energi tersedia di
dalam sel tersebut.
E. Interaksi
Salah satu bentuk interaksi yang terjadi antara ion-ion dalam proses penyerapan
dan angkutannya, terutama berkaitan dengan masalah mudah tidaknya ion tadi
diserap (valensi sangat serpengaruh) dan ke khasan "binding site” pada pembawa.

9
F. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses yang memerlukan banyak bahan, sehingga organ atau
tumbuhan yang sedang mengalami pertumbuhan akan merangsang peningkatan
angkutan bahan dan mineral. Bahan organik maupun anorganik akan mengalir
menuju tempat-tempat yang sedang aktif melakukan pertumbuhan, dan proses
pengangkutannya sebagaian besar terjadi secara aktif.

2.2.3 Peranan dan Gejala Defisiensi Mineral


A. Makronutrien
Pada elemen ini dapat melakukan tiga fungsi yang jelas di dalam lumbuhan yaitu
elektrokimia, struktur dan katalitik. Peranan elektrokimia meliputi proses
menyeimbangkan konsentrasi ion, stabilisasi makromolekul, stabilisasi koloida,
netralisasi muatan dan lain-lain. Peranan struktur dilakukan oleh elemen dalam
keterlibatannya pada struktur kimia molekul biologi atau digunakan dalam
membentuk polimer struktural (misal kalsium dalan pectin, fosfor dalam
fosfolipida). Peranan elemen dalam fungsi katalitik yaitu terlibat pada bagian aktif
(active site) suatu enzim. Beberapa makronutrien meniliki ketiga peranan tersebut,
sedangkan mikronutrien hanya melakukan fungsi katalitik.

1) KALSIUM (Ca). Elemen ini banyak didapatkan di dalam tanah, dan tumbuhan
pada kondisi alami jarang mengalani defisiensi terhadap elemen ini. Kadar
kalsium yang tinggi ada kecenderungan akan mengendapkan banyak zat, tapi dari
segi lain mungkin penting untuk mencegah kesan toksik garam-garam lain yang
berlebihan. Kalsium penting dalam sintesis pektin pade lamela tengah. elemen ini
juga terlibat dalen metabolisme atau pembentukan inti sel dan mitokondria.
Kalsium sangat penting bagi kebanyakan tumbuhan dan kekurangan Ca yang
parah dapat mengakibatkan kerusakan dan kematian tumbuhan
2) MAGNESIUM (Mg)
Magnesium memiliki beberapa peraan penting dalam tumbuhan diantaranya,
dalam stabilisasi partikel-partikel ribosom. Magnesium terlibat dalam sejumlah
reaksi enzimatik dalam kapasitas yang bervariasi, pertama dalam reaksi yang
menyangkut pemindahan fosfat dari ATP, magnesium bertindak sebagai
penghubug enzim terhadap substratnya.

10
3) KALIUM (K)
Tumbuhan semerlukan kalium dalam jumlah banyak. Kalium merupakan kation
yang umum pada tumbuhan dan terlibat dalam menjaga keseimbangan ion di
dalam sel. Kalium tidak memiliki peran dalan menunjang struktur tumbuhan
tetapi dia banyak berperan sebagai katalisator. Banyak enzim yang terlibat dalam
sintesis protein, tidak bekerja efisien apabila tidak ada kalium. Kalium diperlukan
dalam jumlah banyak, melebihi kebutuhan magnesium, dan berperan untuk
mengaktivasi enzim-enzim bebas. Kaliun terikat dalam bentuk ion pada enzim
piruvat kinase, yang penting dalam respirasi dan metabolisme karbohidrat,
sehingga kalium menjadi sangat penting untuk keseluruhan metabolisme di dalam
tumbuhan.
4) NITROGEN (N).
Nitrogen mendapat tempat khusus dalam nutrisi tumbuhan, bukan karena
diperlukan tumbuhan dalam jumlah banyak, tetapi nitrogen ini hampir tidak
dijumpai pada batuan induk dari mana tanah berasal. Kehadiran nitrogen dalam
tanah hampir seluruhnya hasil kerja biologi, pengayaan secara artifisial atau
Pemupukan secara alami (hasil dari kilat pada waktu hujan). Nitrogen sangat
penting dalam tumbuhan karena merupakan komponen protein asam nuklat dan
banyak bahan lainnya yang penting.
5) FOSFOR (P)
Fosfor diserap tumbuhan dalam bentuk ion fosfat den divalen. Fosfor sangat
penting sebagai dari banyak senyawa yang membangun tumbuhan, asam nukleat
dan fosfolipida. Sebagai tambahan fosfor memegang peran penting dalam energi
metabolisme .
6) SULFUR (S)
Sulfur dalam tanah berbentuk sulfat, tetapi sering juga dalan bentuk sulfur atau
besi sulfids (FeS. FeS2) yang sukar di serap oleh tumbuhan. Sulfur merupakan
bagian dari asan amino sistein, sistein dan netionin, yang merupakan komponen
protein dan beberapa senyawa. aktif seperti glutation, biotin, tiamin dan koenzim
A. Sulfur sering dalam bentuk gugus sulfuhidril (-SH), yang membentuk sebagian
aktif dari agen redoks dan pemindahan elektron.

11
B. MIKRONUTRIEN
Mikronutrien dalam tumbuhan biasanya berperan katalitik diperlukan dalam
jumlah sangat sedikit.
1) BESI (Fe)
Besi merupakan bagian proses katalisis dari banyak oksidasi-reduksi. Penting
dalan pembentukan klorofil, meskipun bukan bagian dari molekul klorofil
tersebut. Besi didapatkan pada sejumlah enzin oksidasi yang penting (katalase
dan peroksidase). Kadar besi yang tinggi pada nutrisi, sangat diperlukan untuk
proses pembelahan sel dari pada untuk respirasi.
2) MANGAN (Mn)
Mangan terlibat luas dalan proses katalitik pada tumbuhan, sebagai aktivator
beberapa enzim respirasi, dalan reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis.
3) BORON (B)
Peranannya dalam metabolisme tumbuhan masih belum jelas, meskipun dari
hasil percobaan menunjukkan bahwa boron penting untuk pertumbuhan. Pada
pertumbuhan yang kekurangan boron, translokasi dan penyerapan gula banyak
berkurang, sehingga diduga gula diangkut dalam bentuk kompleks borat.
4) TEMBAGA (Cu)
Tembaga berperan katalitik khusus dalam tumbuhan merupakan bagian dari
enzim-enzin penting seperti polifenol oksidase dan asam askorbat oksidase.
Tembaga dijumpai pada plastosianin yang penting dalan fotosintesis.
5) SENG (Zn)
Zn bertindak sebagai aktivator obligat dari sejumlah enzin penting, seperti
enzim-enzim dehidrogenase asam laktat, asam glutamat, alkohol den piridin
nukleotida. Zn rupanya terlibat juga dalam sintesis protein.
6) MOLIBDENUM (Mo)
Peran yang sangat peting dari Mo ini adalah dalam reduksi nitrat dan fiksasi
nitrogen.
7) KLOR (Cl)
klor diserap dan tetap sebagai ion klorida. Dari hasil percobaan menunjukkan
bahwa defisiensi klor pada tanaman tomat menyebabkan layu, akarnya
memendek dan pembentukan buah berkurang. D.I Arnon menemukan bahwa
ion klor mutlak diperlukan dalam folosintesis

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Tanah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan tumbuhan
karena tanah dapat merupakan media bagi tumbuhan yang hidup di atasnya,
sumber nutrisi dan tempat melekatnya diri dengan akarnya.
 Dari hasil analisis kimia terdapat senyawa-senyawa yang dikandung dalam
tumbuhan dan uji coba mineral terhadap tumbuhan, diketahui ada 16 macam
elemen yang benar-benar diperlukan oleh tumbuhan yang dibagi kedalam 2
kelompok yaitu Makroelemen dan Makronutrien atau sering pula disebut unsur
hara pokok, yang terdiri dari unsur-unsur C, H, O,P, K, N, S, Ca, Fe, Hg.
Kelompok kedua disebut Mikroelemen atau Mikronutrien disebut juga unsur hara
pelengkap, yang terdiri dari Mn, B, Cu,Zn, Cl, Mo.
 Zat-zat terlarut dapat bergerak dengan difusi melalui saluran yang terdapat pada
perintah fisik atau masuk bersama aliran pelarut. Zat terlarut secara difusi pasif
maupun angkutan aktif.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi angkutan mineral yaitu : suhu, cahaya,
konsentrasi pH, pengudaraan tanah, interaksi, pertumbuhan.
3.2 Saran
Berikut ini adalah saran dari penyusun makalah yang ditujukkan bagi pembaca
maupun pemakalah yang akan menjadikan makalah ini sebagai :
1. Makalah ini dapat digunakan sebagai referensi dalam mengerjakan tugas atau
sebagai pegangan bahan ajar dengan memerhatikan penyusunnya dan tidak
bersifat plagiatisme.
2. Diharapkan dalam penyusunan makalah agar menggunakan referensi yang
memiliki keakuratan sumber data seperti buku, website terpercaya, jurnal
nasional maupun jurnal internasional.

13
DAFTAR PUSTAKA

Syukur, Z. (2016). Studi hasil analisis beberapa unsur terlarut (Si, K, Ca, P, Fe, dan Zn) dari
tanah pesawahan pada pH 7, 0; 7, 5 dan 8, 0 dari Indramayu dan Cirebon dengan
menggunakan metode Fluoresensi sinar-X (XRF) (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung
Djati Bandung).

https://www.academia.edu/16946886/Makalah_nutrisi_tanaman_ibnu

https://www.academia.edu/12149811/makalah_nutrisi_tumbuhan

https://id.scribd.com/document/325409068/MAKALAH-KESUBURAN-TANAH-DAN-
NUTRISI-TANAMAN

14

Anda mungkin juga menyukai