Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL JURNAL REVIEW

Dosen Pengampu : Dra. Zuraida Lubis, M.Pd., Kons.

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Disusun Oleh :

Nama : Dea Aprilia

NIM : 4192151003

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PENDIDIKAN IPA 2019 A

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan Rahmat-
Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Pendidikan tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada
waktunya.

Dalam penyusunan critical journal review ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan Critical
Journal Review ini dengan baik. Dan tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pengampu Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd., Kons. yang telah memberikan tugas ini,
sehingga dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi saya selaku penyusun. Oleh
karena itu, saya berharap sekiranya Critical Journal Review ini dapat diterima dan berkenan
di hati pembaca.

Saya sadar Critical Journal Review ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
saya berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan Critical Journal
Review ini. Dan saya berharap semoga Critical Journal Review ini bermanfaat bagi kita
semua.

Medan, 23 Maret 2020

Dea Aprilia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1


1.2 Tujuan CJR............................................................................................................2
1.3 Manfaat CJR..........................................................................................................2

BAB II. ISI................................................................................................................3

2.1 Identitas Jurnal......................................................................................................3


2.2 Ringkasan Jurnal..................................................................................................3

BAB III. PEMBAHASAN......................................................................................15

3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Jurnal.....................................................................15

BAB IV. PENUTUP................................................................................................18

4.1 Kesimpulan.........................................................................................................18
4.2 Saran...................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Di lingkungan pendidikan (Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi) yang menjadi sasaran
layanan bimbingan dan konseling adalah peserta didik (siswa atau mahasiswa). Peserta didik
merupakan pribadi-pibadi yang sedang berada dalam proses berkembang ke arah kematangan.
Masing-masing peserta didik memiliki karakteristik pribadi yang unik. Dalam arti terdapat
perbedaan individual diantara mereka, seperti menyangkut aspek kecerdasan, emosi, sosiabilitas,
sikap, kebiasaan, dan kemampuan penyesuaian diri.

Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan,
memiliki kebutuhan dan dinamika dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Di samping itu,
peserta didik senantiasa mengalami berbagai perubahan dalam sikapdan tingkah lakunya.

Proses perkembangan tidak selalu berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yang di
harapkan atau norma yang dijunjung tinnggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi
stagnasi atau diskontinuitas perkembangan. Dalam proses pendidikan, peserta didik pun tidak
jarang mengalami masalah stagnasi perkembangan, sehingga menimbulkan masalah-masalah
psikologis, seperti terwujud dalam perilaku menyimpang (delinquency) atau bersifat infantilitas
(kekanak-kanakan).

Agar perkembangan peserta didik itu dapat berlangsung dengan baik, dan terhindar dari
munculnya masalah-masalah psikologis, maka mereka perlu diberikan bantuan yang sifatnya
pribadi. Bantuan yang dapat memfasilitasi perkembangan peserta didik melalui pendekatan
psikologis adalah layanan bimbingan dan konseling. Bagi konselor memahami aspek-aspek
psikologis pribadi konseli merupakan tuntutan yang mutlak, karena pada dasarnya layanan
bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk memfasilitasi perkembangan aspek-aspek
psikologis pribadi atau perilaku konseli, sehingga mereka memiliki pencerahan diri dan mampu
memperoleh kehidupan yang bermakna (kehidupan yang maslahat dan sejahtera), baik bagi
dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

1
1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui isi pembahasan pada jurnal dengan mereview ulang kembali jurnal
tersebut.

1.3 Manfaat

1. Dapat membandingkan dua atau lebih jurnal yang direview.


2. Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu jurnal.
3. Dapat mengetahui teknik-teknik penulisan Critical Journal Review yang baik dam
benar, serta dapat mengetahui bagaimana jurnal yang baik dan benar.
4. Menambah wawasan kita dan pembaca mengenai materi yang dibahas, yakni
mengenai bimbingan dan konseling dalam psikologi pendidikan.

2
BAB II

ISI

2.1 Identitas Journal

IDENTITAS JOURNAL I JOURNAL II


JUORNAL
Judul journal The Impelementation Of Pengembangan
Guidance and Counselling in Program Layanan
SMA (Senior High) Government Bimbingan Dan
School In Palangkaraya Konseling
Komprehensif di SMA
Nama journal Journal Of Guidance and Jurnal Psikologi
Counseling Pendidikan &
Konseling
Volume 3 1
Nomor 1 1
Halaman 28-40 1-8
ISSN 2460-1187 2443-2202

Online ISSN 2503-281X -

Tahun terbit 2017 2015


Nama Penulis
M.Fatchurahman, Luky Kurniawan
Bulkani, dan
Supardi

2.2 Ringkasan Journal


JOURNAL I
ABSTRACT
bimbingan dan konseling di SMA Negeri G Palangkaraya. Penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif, dengan mengadaptasi evaluasi kedua model, yaitu model EPIC dari
Hammond dan Countenance Model of Stake. Kriteria penilaian adalah tiga kategori;
rendah, sedang, dan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Komponen anteseden
berupa karakteristik layanan sebagai penunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling di
Sekolah Negeri SMA di Palangkaraya, dikategorikan: Sedang. (2) Komponen transaksi

3
berupa aktivitas karakteristik layanan sebagai implementasi bimbingan dan konseling di
sekolah menengah atas di Palangkaraya, dikategorikan: Rendah. (3) Komponen hasil
dalam bentuk hasil kegiatan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
menengah di Palangkaraya, dalam bentuk manfaat dari pelaksanaan bimbingan dan
konseling yang menandai perkembangan perubahan perilaku siswa, dikategorikan :
Tinggi.

PENGANTAR
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah adalah tanggung jawab bersama antara
personil sekolah. Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari program
pendidikan, dituntut untuk mengevaluasi berbagai layanan yang diadakan. Penasihat
dituntut untuk melakukan berbagai tugas secara profesional pula. Tugas utama seorang
tutor (penasihat) menurut Keputusan Menteri No.84 / 1993 ada lima, yaitu: (1) menyusun
program. (2) melaksanakan program. (3) mengevaluasi program. (4) menganalisis hasil
implementasi program. (5) melaksanakan tindak lanjut pada peserta didik peserta didik
yang bertanggung jawab (Sukardi dan Sumiati, 2008).

Dalam bimbingan praktis dan konseling harus dibuat dalam suatu program sehingga
target dapat tercapai. Giyono (2015) dan Tohirin (2014) menyatakan bahwa program
bimbingan dan konseling diarahkan pada upaya yang memfasilitasi peserta didik untuk
mengenal diri mereka sendiri dan menerima diri mereka sendiri dan lingkungan secara
positif dan dinamis, persiapan program bimbingan dan konseling merupakan wujud dari
self-efektif dan secara produktif, sesuai dengan peran yang diinginkan, sehingga
merupakan desain atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode tertentu.
Layanan bimbingan dan konseling diadakan terhadap layanan target, baik secara
perorangan maupun kelompok (Prayitno dan Amti, 2015). Ini harus menjadi titik
perhatian untuk diterapkan sebagai konselor layanan bimbingan dan konseling di
sekolah.

Dengan tujuan layanan bimbingan dan konseling program, Hamrin dan Erickson
menyebutkan bahwa bimbingan sebagai aspek dari program pendidikan yang
bersangkutan terutama untuk membantu siswa yang disesuaikan dengan situasi saat ini
dan untuk merencanakan masa depan yang telah ditetapkan sesuai dengan kemampuan
dan kemampuan mereka. persyaratan sosial (Lakshmi, 2003). (Dogar, 2011) dan
4
Fathurrohman (2014) menyebutkan bahwa menargetkan pembinaan pribadi siswa
melalui layanan bimbingan dan konseling melalui tahap pengembangan kemampuan (1)
pengungkapan, pengakuan dan penerimaan, (2) lingkungan pengungkapan, pengakuan
dan penerimaan, (3) ) membuat keputusam, (4) pengarahan diri sendiri, dan (5) realisasi
diri.

Dalam praktik, kegiatan bimbingan dan konseling, seorang konselor bimbingan harus
merencanakan, melaksanakan bimbingan, mengevaluasi proses hingga hasil bimbingan,
serta melakukan perbaikan atau juga dalam bentuk tindak lanjut atau rujukan dari
kegiatan bimbingan dengan memanfaatkan hasil dari evaluasi. Sukardi (2000)
menyatakan bahwa beban tugas konselor atau tutor meliputi persiapan program layanan,
kegiatan untuk melaksanakan layanan, serta evaluasi implementasi layanan. Namun,
pelaksanaannya dilakukan dengan strategi bimbingan dan konseling yang dapat
mencakup konseling individu, konseling kelompok, konseling kelompok dan pengajaran
remedial (Nurihsan, 2005). Kegiatan tersebut dilakukan dalam pengaturan masing-
masing bidang bimbingan dan konseling dan menerapkannya pada berbagai jenis layanan
termasuk kegiatan pendukung atau bimbingan dan konseling pendukung.

METODE
Penelitian ini adalah implementasi bimbingan dan konseling di sekolah menengah di kota
Palangkaraya. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan mengadaptasi
evaluasi kedua model tersebut adalah model EPIC dari Robert L. Hammond dan model
Countenance of Robert E. Stake. Dua model yang telah diadaptasi, karakteristik
modifikasi yang terkandung dalam model kubus EPIC Robert L. Hammond
menggunakan model tersebut menjadi tahapan Countenance of Robert E. Stake. Alat
pengumpulan data yang digunakan dalam bentuk dokumentasi, observasi, wawancara,
dan rubrik penilaian, sumber data berasal dari wakil kepala sekolah, wali kelas,
koordinator bimbingan dan konseling.

Mereka masing-masing , penasihat dan siswa. Prosedur pengumpulan data dilakukan


dengan observasi awal, persiapan instrumen, validasi instrumen, dokumentasi, dan
wawancara dengan responden, melakukan pengamatan akhir dan mengecek validitas data
dengan cara triangulasi dan triangulasi sumber. Analisis data secara mekanis

5
menggunakan deskripsi kualitatif, dan kriteria penilaian, ada empat kategori skor; rendah,
sedang, tinggi, dan sangat tinggi

HASIL DAN DISKUSI


Hasil
1. Anteseden komponen.
Dalam komponen ini, data dikumpulkan melalui dokumentasi, wawancara, dan rubrik
penilaian, sumber data berasal dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas,
koordinator bimbingan dan konseling, guru, penasihat dan siswa. Analisis data yang
dikumpulkan pada setiap indikator. Setelah data terkumpul akan dievaluasi dengan
memperhatikan kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Peringkat pada komponen
pendahulunya ini diasumsikan sebagai berikut.

Table 1 Assessment On the Component of Antecedents


N Indicator SMAN 1 SMAN 2
SMAN 3
O
1 Organization of guidance 83.33 (High) 83.33 (High) 83.33 (High)
and counseling
Conten: suitability guidance and 83 (High) 90 83(High)
2
counseling to the needs of learners pesetas. (Very High)
strategies used dlm implementation of 72.22 72.22 72.22
3 guidance and counseling (Medium) (Medium) (Medium)
4 Facility: infrastructure and facilities 54.54 (Low) 72 (Medium) 72 (Medium)
5 Financing 70 (Medium) 75 (Medium) 70 (Medium)
6 The availability of a counselor 75 (Medium) 70 (Medium) 70 (Medium)
7 Activeness of learners 70 (active) 70 (active) 70 (active)
Total 508.09 543.27 503
Average 72.58 77.69 71.87
Category (Medium) (Medium) (Medium)

Dari tabel 1 pada penilaian komponen anteseden, seperti karakteristik layanan untuk
mendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menengah di Palangkaraya,
termasuk: organisasi bimbingan dan konseling, konten, metode, fasilitas, pembiayaan,
ketersediaan konselor, dan kesiapan peserta didik dalam layanan bimbingan dan
konseling di sekolah, dijelaskan sebagai berikut:
1) Layanan untuk mendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri
1 Palangkaraya dengan karakteristik meliputi: (a) Organisasi bimbingan dan
konseling, dapatkan 83,33 (Tinggi). (B) Konten: kesesuaian program bimbingan
dan konseling dengan kebutuhan siswa, dapatkan 83 (Tinggi). (c) Metode:

6
Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan guiding dan konseling, dapatkan
72,22 (Sedang). (d) Fasilitas: infrastruktur dan fasilitas, dapatkan 54,54
(Rendah). (e) Pembiayaan, dapatkan 70 (Sedang). (f) Ketersediaan penasihat,
dapatkan 75 (Sedang). (g) Pembelajar aktif, dapatkan 70 (Sedang). Skor yang
diperoleh di SMA Negeri 1 Palangkaraya pada komponen pendahulunya
mendapat nilai rata-rata 508,09 yaitu 72,58, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pelayanan untuk mendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA
Negeri 1 Palangkaraya dikategorikan: Sedang.     
2) Layanan untuk mendukung implementasi layanan bimbingan dan konseling di
SMAN 2 Palangkaraya dengan karakteristik meliputi: (a) Organisasi bimbingan
dan konseling, 83,33 (Tinggi). (b) Conten: kesesuaian program bimbingan dan
konseling dengan kebutuhan peserta didik, didapat 90 (Sangat tinggi). (c)
Metode: Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling,
72,22 (Sedang). (d) Fasilitas: infrastruktur dan fasilitas, mendapat nilai 72,72
(Sedang). (e) Pembiayaan, didapatkan 75 Medium yang dikategorikan. (f)
Ketersediaan seorang konselor, mendapat nilai 70 sedang yang dikategorikan. (g)
Pembelajar aktif, memiliki nilai 70 yang dikategorikan aktif. Nilai yang diperoleh
SMAN 2 Palangkaraya pada komponen mendapat 543,27 anteseden keseluruhan
nilai rata-rata 77,69. Disimpulkan bahwa kegiatan pelayanan untuk mendukung
pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMAN 2 Palangkaraya dikategorikan:
Sedang.     
3) Layanan untuk mendukung implementasi layanan bimbingan dan konseling di
SMA Negeri 3 Palangkaraya dengan karakteristik meliputi: (a) Organisasi
Bimbingan dan Konseling, nilai 83,33 dengan kedua kategori. (B) Konten:
kesesuaian program bimbingan dan konseling dengan kebutuhan siswa, skor 83
(Tinggi). (c) Metode: Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling, didapatkan 72,22 (Sedang). (d) Fasilitas: infrastruktur dan fasilitas,
mendapat 54,54 (Rendah). (e) Pembiayaan, dapatkan nilai 70 (Sedang). (f)
Ketersediaan seorang konselor, mendapat nilai 70 (Sedang). (g) Pembelajar aktif,
mendapat nilai 70 dikategorikan aktif.     
 
2. Komponen transaksi.
Data telah dikumpulkan bahwa penilaian masing-masing indikator, baik melalui
observasi, dokumentasi, wawancara dan rubrik penilaian, dari sumber-sumber berikut
7
wali kelas, koordinator bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, pembimbing dan
siswa. Telah dievaluasi dengan berkonsultasi dengan kriteria penilaian yang
ditentukan. Peringkat pada komponen transaksi ini diasumsikan oleh peneliti sebagai
berikut:
1) Kegiatan bimbingan dan layanan konseling di SMA Negeri 1 Palangkaraya dengan
karakteristik, termasuk: (a) Kegiatan implementasi berbagai jenis layanan bimbingan
dan konseling, nilai 65 dikategorikan rendah. (B) Penggunaan kegiatan pelengkap,
memiliki nilai 60 dikategorikan rendah.     
2) Kegiatan layanan sebagai implementasi bimbingan dan konseling di SMAN 2
Palangkaraya, meliputi: (a) Kegiatan implementasi berbagai jenis layanan bimbingan
dan konseling, nilai 70 kategori sedang. (B) Penggunaan kegiatan pelengkap,
memiliki nilai 65 dikategorikan rendah.     
3) Kegiatan layanan sebagai implementasi layanan bimbingan dan konseling di SMA
Negeri 3 Palangkaraya dengan karakteristik, termasuk: (a) Kegiatan berbagai macam
layanan bimbingan dan konseling, mendapat 60 kategori rendah. (B) Penggunaan
kegiatan pelengkap, mendapat nilai 60 dikategorikan rendah.     
 
3. Hasil komponen.
Data dikumpulkan dalam komponen-komponen ini melalui observasi, dokumentasi,
wawancara dan rubrik penilaian dari berbagai sumber dan kemudian dievaluasi sesuai
dengan masing-masing indikator, dengan mempertimbangkan kriteria penilaian yang
telah ditetapkan. Penilaian pada hasil komponen peneliti ini diasumsikan sebagai
berikut:
(1) Kegiatan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan di
SMA Negeri 1 Palangkaraya, dalam bentuk manfaat dari layanan bimbingan dan
konseling yang menandai perkembangan perubahan perilaku pada siswa, mendapat
80 kategori tinggi.             
(2) Hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling oleh SMA Negeri 2
Palangkaraya, yang sangat membantu ditandai dengan perkembangan perubahan
perilaku pada siswa, mendapat 86 kategori tinggi.             
(3) Di SMA Negeri 3 Palangkaraya, hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling
berupa manfaat bagi siswa yang menandai perkembangan perubahan perilaku
memiliki 75 media kategori.             
 
8
Diskusi
1. anteseden komponen penilaian             
Dari ulasan dokumen diketahui bahwa karakteristik layanan untuk mendukung
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menengah di Palangkaraya adalah
organisasi bimbingan dan konseling dalam bentuk struktur organisasi layanan
bimbingan dan konseling yang baik dengan pekerjaan mereka Deskripsi masing-
masing personil sekolah dengan kategori tinggi, ini menunjukkan bahwa bimbingan
dan konseling tidak dapat dilaksanakan tanpa organisasi yang baik. Tanpa organisasi
itu berarti tidak adanya koordinasi dan perencanaan, tujuan cukup jelas, kontrol dan
kepemimpinan berwibawa, tegas dan bijaksana.
Struktur organisasi layanan bimbingan dan konseling di lembaga pendidikan
mana pun tidak harus sama. Masing-masing disesuaikan dengan kondisi unit
pendidikan yang bersangkutan. Meskipun demikian, struktur organisasi bimbingan
dan konseling di lembaga pendidikan mana pun harus memperhatikan hal-hal yang
komprehensif, sederhana, fleksibel dan terbuka, memastikan kerjasama yang
berkelanjutan, memastikan pelaksanaan pemantauan, penilaian dan upaya tindak
lanjut. Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah agar diterapkan seperti yang
diharapkan harus didukung oleh keberadaan organisasi yang jelas dan
tertib. Organisasi semacam itu yang secara tegas mengatur status, tugas, dan
tanggung jawab personel sekolah yang terlibat. Organisasi tercermin dalam struktur
atau pola organisasi yang bervariasi tergantung pada keadaan dan karakteristik
masing-masing sekolah (Mugiarso, et al., 2010).
 
2. Komponen transaksi
Berdasarkan pengamatan dan dokumentasi menunjukkan bahwa karakteristik
kegiatan pelayanan sebagai pedoman pelaksanaan dan konseling di sekolah
menengah di Palangkaraya, dinilai cukup baik. Implementasi kegiatan ini dari
berbagai jenis layanan seperti: orientasi layanan, layanan informasi, layanan
penempatan dan distribusi, layanan-pembelajaran, layanan konseling individu,
kelompok layanan bimbingan, layanan mediasi dan layanan konsultasi, sehingga
pelajar yang datang ke ruang konseling selalu disebut tidak pada kesadaran.
Dalam pelaksanaan berbagai jenis layanan tersebut telah diterjemahkan ke dalam
jenis program bimbingan dan konseling adalah program tahunan, program semester,

9
program bulanan, program mingguan dan harian. (Giyono, 2015) menyatakan bahwa
program bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh konselor.

3. Komponen hasil
Secara umum sasaran program layanan bimbingan dan konseling di sekolah
menengah di Palangkaraya adalah mengembangkan apa yang ada pada masing-
masing pribadi yang secara optimal agar setiap individu bermanfaat bagi diri mereka
sendiri, lingkungan mereka, dan masyarakat pada umumnya. Lebih spesifik lagi
sasaran orang-orang pembinaan pribadi melalui bimbingan dan konseling
yang mencakup tahapan pengembangan kemampuan: (1) pengungkapan, pengakuan
dan penerimaan, (2) pengenalan lingkungan, (3) pengambilan keputusan, (4) self
arah, dan (5) realisasi diri (Sukardi, 1995).
Untuk merealisasikan pernyataan di atas, perlu diberikan layanan bimbingan dan
konseling kepada siswa sesuai dengan target. Setelah berbagai layanan diberikan
kepada siswa baik pribadi, sosial, pembelajaran dan karier, perlu untuk mengevaluasi
implementasi layanan bimbingan dan konseling untuk melihat sejauh mana
keberhasilan implementasi program yang telah dilaksanakan. Menurut Nurihsan
(2005), Gibson dan Michell (2011) bahwa evaluasi program bimbingan dan
konseling adalah proses evaluasi pengumpulan informasi bagi pembuat keputusan
untuk mengidentifikasi dan menentukan efektivitas program bimbingan dan
konseling untuk membantu siswa untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan
kelemahan, sehingga tingkat kualitas kegiatannya dapat ditemukan karena dilakukan
dengan mengacu pada kriteria tertentu sesuai dengan program bimbingan dan
konseling.
 
KESIMPULAN
Komponen anteseden dalam karakteristik layanan sebagai pendukung
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menengah di Palangkaraya,
dianggap tinggi. Ini karena organisasi mereka dalam bimbingan dan konseling yang
baik dengan masing-masing uraian tugas personil sekolah, didukung oleh program
kerja layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan siswa, dan strategi
untuk implementasi layanan bimbingan dan konseling. Demikian pula fasilitas:
infrastruktur dan fasilitas yang memadai, dana yang cukup untuk mendukung
kegiatannya, sehingga program dapat diimplementasikan dengan baik oleh konselor
10
profesional, dan siswa secara aktif terlibat dalam layanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
Komponen transaksi berupa karakteristik aktivitas pelayanan sebagai
implementasi bimbingan dan konseling di sekolah menengah atas di Palangkaraya,
dikategorikan cukup baik. Hal ini disebabkan oleh aktivitas implementasi berbagai
jenis layanan. Meskipun siswa yang datang ke ruang konseling selalu dipanggil, dan
kegiatan layanan didukung oleh penggunaan: aplikasi instrumen, set data, kunjungan
rumah dan menyerahkan kasus karena dilakukan pada kebutuhan saat ini.

JOURNAL II
ABSTRAK
Penelitian bertujuan menghasilkan program layanan bimbingan dan konseling
komprehensif di SMA untuk dapat digunakan oleh guru bimbingan dan konseling di
SMA. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan model
prosedural bersifat deskriptif. Menggunakan prosedur pengembangan Borg and Gall.
Dua kelompok subyek validasi program adalah dua ahli program bimbingan dan
konseling, kepala sekolah dan kelompok guru bimbingan dan konseling di SMA.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan Focus Group
Discussion (FGD). Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Program layanan bimbingan dan konseling komprehensif dihasilkan melalui dua
tahap validasi program dan dua tahap revisi. Hasil validasi ahli menunjukkan bahwa
program layanan bimbingan dan konseling komprehensif di SMA telah layak
diimplementasikan dengan beberapa revisi sesuai saran, secara keseluruhan dapat
dikategorikan baik. Sedangkan hasil Focus Group Discussion (FGD) program
layanan bimbingan dan konseling komprehensif di SMA disetujui untuk
diimplementasikan dengan beberapa revisi hasil diskusi.

PENDAHULUAN
Sasaran utama subyek pendidikan adalah peserta didik, yang dalam praktiknya
peserta didik harus dipandang kedudukannya sebagai subyek dan obyek sekaligus.
Sebagai subyek peserta didik harus ditempatkan sebagai individu-individu yang
memiliki hak-haknya sebagai pribadi (manusia secara utuh). Sebagai obyek peserta
didik harus berbuat sesuai dengan kewajibannya untuk mencapai optimalisasi
perkembangannya baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
11
Peserta didik mempunyai potensi-potensi yang dapat dikem- bangkan dan kebutuhan
materiil, spiritual yang harus dipenuhi. Menurut Havighurst (Monks dkk, 2002: 22),
tugas perkembangan (develop- pmental task) yaitu tugas yang harus dilakukan oleh
individu dalam masa hidup tertentu sesuai dengan norma masyarakat dan norma
kebu- dayaan. Peserta didik akan merasa sedih bila tidak dapat melaksanakan tugas
perkembangan dengan baik, sebaliknya keberhasilan dalam melaksanakan tugas
perkembangan memberikan perasaan berhasil dan akhirnya perasaan bahagia. Dalam
melaksanakan tugas perkembangan dan memenuhi kebutuhan materiil spiritual
peserta didik akan menemui masalah-masalah tetapi kompleksitas masalah-masalah
yang dihadapi individu yang satu dengan yang lainnya berbeda- beda (Rohmat
Mulyana, 2005: 210).

Bimbingan dan konseling dikenal sebagai suatu layanan untuk peserta didik di
sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bergerak dalam bidang
human services. Bantuan psikologis diberikan oleh konselor atau pembimbing
dengan maksud membentuk individu agar dapat mengembangkan potensi dirinya
atau mencapai tugas-tugas perkembangan.

AKUNTABILITAS
Laporan Hasi Evaluasi Kinarja
Konselor
Odit/Evaluasi Program Badan
Penasihat
SISTEM SISTEM
MANAJEMEN PENYAMPAIAN
Kesepakatan
Kurikulum Bimbingan
Pengg unaan Data–Menutup
Perencanaan Individual
Kesenjangan
dengan Siswa
Monitoring Siswa
Layanan Responsif
Penggunaan Waktu
Dukungan Sistem
Penjadwalan
LANDASAN
Filsafat
Wilayah: Pendidikan, Karir,
Pribadi/Sosial
Standar Nasional/
Kompetensi

Gambar 1. School Counseling Program Structure


Menurut Depdiknas (2007:220-223), penyusunan program bimbingan dan konseling
di sekolah dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan mengidentifikasi aspek-aspek
yang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program tersebut. Asesmen adalah
aktivitas fondasi bagi pengembangan program yang akuntabel (Gibson & Mitchell,
2008: 567). Kegiatan asesmen ini meliputi (1) asesmen ling- kungan, yang terkait
12
dengan kegiatan mengi- dentifikasi harapan sekolah dan masyarakat (orang tua
peserta didik), sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, kondisi dan
kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan sekolah ; dan (2) asesmen kebutuhan
atau masalah peserta didik, yang menyangkut peserta didik, seperti aspek fisik
(kesehatan dan keberfungsinya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan
belajar, minat-minatnya (pekerjaan, jurusan, olah raga, seni, dan keagamaan),
masalah-masalah yang dialami, dan kepribadian ; atau tugas-tugas perkembangan
sebagai landasan untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development)
dengan menggunakan model prosedural yang bersifat deskriptif yaitu menggariskan
langkah- langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Produk yang
dimaksud dalam pengembangan ini adalah program hipotetik layanan bimbingan dan
konseling komprehensif. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian
ini adalah angket dan Focus Group Discussion (FGD). Data dianalisis secara
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Program layanan bimbingan dan konseling
komprehensif ini dihasilkan melalui dua tahap validasi program dan dua tahap revisi.

Data-data yang diperoleh dalam pengembangan program layanan bimbingan dan


kon- seling ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari
angket tertutup sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil validasi ahli dan FGD
yang berupa masukan, tanggapan, serta kritik dan saran untuk bahan revisi program
yang dikembangkan.Dua kelompok subyek validasi program dalam penelitian
pengembangan ini adalah dua ahli yang berkompeten dalam program bimbingan dan
konseling, serta kepala sekolah dan kelompok guru bimbingan dan konseling di
SMA. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh
dalam pengem- bangan program bimbingan dan konseling komprehensif ini adalah
dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan data kuantitatif hasil peni- laian ahli dapat disimpulkan secara umum
bahwa program layanan bimbingan dan konseling komprehensif SMA Negeri 1

13
Depok tahun ajaran 2011/2012 termasuk dalam kategori baik dengan skor 81,96%.
Hasil uji ahli dapat diuraikan sebagai berikut:

Penilaian terhadap landasan termasuk dalam kategori baik dengan memperoleh nilai
rata- rata 79,17%, dengan rincian: kejelasan rasional program layanan bimbingan dan
konseling 75% (cukup baik), kesesuaian visi dan misi BK dengan visi dan misi
sekolah 75% (cukup baik), ketepatan deskripsi kebutuhan 75% (cukup baik),
kejelasan deskripsi kebutuhan 75% (cukup baik), kesesuaian bidang pengembangan
dengan deskripsi kebutuhan 100% (baik), kejelasan tujuan setiap bidang
pengembangan 75% (cukup baik).
SIMPULAN DAN SARAN
Proses pengembangan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif
dilakukan dengan dua tahap validasi program dan dua tahap revisi. Dua tahap
validasi program tersebut adalah validasi ahli dan Focus Group Discussion (FGD),
sedangkan dua tahap revisi yang dilakukan adalah revisi program tahap pertama
berdasarkan validasi ahli dan revisi tahap kedua berdasarkan Focus Group Discussion
(FGD). Program layanan bimbingan dan konseling komprehensif ini dari hasil
validasi ahli telah dinyatakan layak diimplementasikan dan termasuk dalam kategori
baik, dan dari hasil Focus Group Discussion (FGD) dinyatakan telah layak
diimplementasikan.

14
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

ASPEK YANG JURNAL I JURNAL II


DINILAI
Nama penulis  
Tahun terbit  
Kota terbit  X(Tidak
mencantumkan
kota terbit)
Volume  
Nomor  
Nama jurnal  
Judul jurnal  
Penerbit  
ISSN  
ISSN-online  X(Tidak
mencantumkan
ISSN-online)
ISI
Abstrak  
Pendahuluan  
Metode  
Hasil  
Pembahasan  
Simpulan  
Saran X(Tidak 
mencantumkan
Saran)
Kelengkapan materi Jurnal ini berisi tentang Jurnal ini berisi tentang
implementasi bimbingan pengembangan
dan konseling dengan menggunakan model
mengadaptasi evaluasi prosedural bersifat
kedua model, yaitu deskriptif. Menggunakan
model EPIC dari prosedur pengembangan

15
Hammond dan Borg and Gall.
Countenance Model of
Stake.
Bahasa yang digunakan Jurnal ini menggunakan Jurnal ini menggunakan
Bahasa Inggris, sehingga Bahasa Indonesia,
dapat digunakan oleh sehingga kebanyakan
seluruh warga hanya dimanfaatkan oleh
internasioal. warga nasional saja.
TAMPILAN
Tabel Jurnal ini memuat tabel Jurnal ini tidak memuat
sehingga pembaca tabel sehingga pembaca
mudah memahami lebih sulit dalam
maksud setiap isi jurnal. memahami maksud
setiap isi jurnal.
Grafik Jurnal ini tidak memuat Jurnal ini tidak memuat
grafik sehingga pembaca grafik sehingga pembaca
sulit memahami maksud sulit memahami maksud
setiap isi jurnal. setiap isi jurnal.
Gambar Jurnal ini tidak Jurnal ini mencantumkan
mencantumkan gambar – gambar-gambar sehingga
gambar sehingga pembaca mudah
pembaca kesulitan dalam mendeskripsikan maksud
memahami maksud setiap isi jurnal.
setiap isi jurnal.
Warna Jurnal ini tidak memiliki Jurnal ini memiliki
warna sehingga pembaca warna sehingga pembaca
kurang tertarik untuk kurang tertarik untuk
membacanya. membacanya.
Ukuran font Menggunakan ukuran Menggunakan ukuran
Font 10 Font 11
Jenis font Menggunakan jenis Font Menggunakan Jenis Font
TeXGyrePagella Times New Roman
Kerapian tulisan Menggunakan Menggunakan
sistematika penulisan sistematika penulisan
dengan tampilan Mobile dengan tampilan Mobile
(Terbagi dua sisi) (Terbagi dua sisi)

16
sehingga jurnal terlihat sehingga jurnal terlihat
rapi. rapi.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan kelemahan dan kelebihan yang telah dijelaskan atau dipaparkan diatas,
setiap jurnal pasti memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing baik itu dari segi

17
penulisan, tata bahasa dan juga kedalaman materi. Maka dapat disimpulkan bahwa jurnal
yang saya kutip tersebut sudah baik dan dapat di jadikan sebagai referensi untuk pembaca,
tetapi masih perlu perbaikan.

4.2 Saran

Untuk kedepannya atau selanjutnya kelemahan-kelemahan atau pun kekurangan setiap


jurnal ini perlu diperbaiki agar dapat lebih baik lagi dimanfaatkan ataupun digunakan
pembaca sebagai refrensi dalam penelitian-penelitian ataupun untuk kegunaan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fatchurahman, Bulkani, and Supardi. (2017). The Impelementation Of Guidance and


Counselling in SMA (Senior High) Government School In Palangkaraya. Journal
Of Guidance and Counseling. Vol.3, No.1. Hal: 28-40.

18
Kurniawan, Luky. (2015). Pengembangan Program Layanan Bimbingan Dan Konseling
Komprehensif di SMA. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling. Vol. 1, No.1.
Hal: 1-8.

19

Anda mungkin juga menyukai