Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REVIEW

SURVEY DAN PEMETAAN

Nama : GEBY A N. TURNIP( 3183331017 )

NamaDosen Pengampu : Ir. Mahara Sintong, ST.

Kelas : A Reguler 2018

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan Rahmat
dan Kesehatan sehingga makalah crtical book report ini dapat saya selesaikan. Saya juga
bersyukur kepada Dosen yang membimbing dan kepada orangtua yang senantiasa
mendukung saya dalam penyesaian critical book report ini.

Dalam pembuatan makalah critical book report ini saya ambil dari 2 referensi yang
kiranya supaya dapat memberi informasi kepada pembaca. Semoga dengan terselesainya
makalah crtical book report ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca sekalian.

Penulis menyadari bahwa makalah crtical book report ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu saran kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah critical book report ini.

Atas perhatiannya saya ucpakan terima kasih....

Medan, 12Mei 2019

Penulis

Geby Turnip

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

IDENTITAS BUKU........................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG CBR.........................................................................................2

1.2 TUJUAN CBR...............................................................................................................2

1.3 MANFAAT CBR..........................................................................................................2

BAB II RINGKASAN BUKU

2.1 RINGKASAN ISI BUKU UTAMA.............................................................................. 3 - 5

2.2 RINGKASAN ISI BUKU PENDUKUNG.................................................................... 6 -


10

BAB III PEMBAHASAN

3.1 KEUNGGULAN KEDUA BUKU ............................................................................... 11

3.2 KELEMAHAN KEDUA BUKU .................................................................................. 11

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN ............................................................................................................ 12

4.2 SARAN ......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA

JudulBuku : Dasar – Dasar Ilmu Tanah

NamaPengarang : Dr. Ir. Kemas Ali Hanafiah, M.S.

Penerbit : PT. RajaGrafindo Persada

TahunTerbit : 2013

JumlahHalaman : 360halaman

ISBN : 979 – 3654 – 30 – 9

BUKU PEMBANDING

Judul Buku : Dasar – Dasar Pengukuran Tanah ( Surveying )

Nama Pengarang : Rusell C. Brinker

Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 2000
Jumlah Halaman : 310 halaman
ISBN : 32 – 00 – 015 – 0

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG CBR

CBR ( Critical Book Report ) adalah tugas kajian pustaka terkait pemecahan masalah atau
pengkajian yang mendalam tentang konsep dan prinsip ilmu yang dipelajari ditinjau dari
berbagai referensi buku yang digunakan sebagai belajar pada mata kuliah tertentu.

1.2 TUJUAN CBR

a. kemampuan mendeskripsikan ( fakta, konsep, prinsip, dan prosedur ).

b. kemampuan menganalisis ( fakta, konsep, prosedur, dan metakognisi ).

c. kemampuan membandingkan ( fakta, konsep, prinsip, dan prosedur ).

d. kemampuan mensintesiskan ( fakta, konsep, prinsip, dan prosedur ).

1.3 MANFAAT CBR

a. Sikap, Kritis dalam menganalisis informasi.

b. Bekerjasama, Adaptif terhadap perubahan.

c. Bertanggungjawab, Komunikatif dalam menyampaikan informasi.

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1Ringkasan Isi Buku Utama

Tanah memiliki fungsi yang sangat vital dalam penyediaan bahan pangan, papan, dan
sandang bagi manusia ( juga bagi hewan ). Fungsi – fungsi tersebut membawa konsekuensi
bahwa seorang ahli tanah tidak saja dituntut untuk berpengetahuan tentang tanah sabagai
tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, tetapi juga harus memahami fungsi tanah
sebagai pelindung tanaman dari serangan hama penyakit dan dampak negatif pestisida
maupun limbah industri berbahaya.

Tanah mineral yang dapat berfungsi sebagai media tumbuh ideal secara material
tersusun oleh empat komponen yaitu bahan padatan ( mineral dan bahan organik ) , air dan
udara. Secara alamiah proporsi komponen – komponen tanah sangat tergantung pada : (1)
ukuran partikel penyusun tanah, makin halus berarti makin padat tanah, sehingga ruang
porinya juga akan menyempit, sebaliknya jika makin kasar.

(2) sumber bahan organik tanah, tanah bervegetasi akan mempunyai proporsi BOT tinggi,
sebaliknya pada tanah gundul ( tanpa vegetasi ).

(3) iklim terutama curah hujan dan temperatur, saat hujan dan evaporasi ( penguapan ) rendah
proporsi air meningkat ( dan proporsi udara menurun ), sebaliknya pada saat tidak hujan dan
evaporasi tinggi, dan

(4) sumber air, tanah yang berdekatan dengan sungai akan lebih banyak mengandung air
ketimbang yang jauh dari sungai.

Secara umum tanah – tanah dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :

(1) Tanah Endodonamomorf, yaitu tanah yang mempunyai sifat – sifat terutama kimiawinya
yang identitik dengan bahan induknya atau terbentuk dari bahan induk residual, contoh tanah
golongan ini meliputi :
a. Lithosol yang terdapat di Orissa India, berwarna kuning dan terbentuk dari bahan induk
asal kompleks granit, gneiss dan schist,

3
b. Andosol di dataran tinggi Indonesia dan Filipina,
c. Grumodol di pulau Jawa, dan
d. Organosol ( tanah gambut ) di kawasan rawa – rawa Pantai Timur Sumatera Selatan dan
Jambi, Riau, Kalimantan dan Papua.
(2) Tanah Ektodinamomorf, yang mempunyai sifat – sifat tidak identik dengan bahan
induknya. Contoh tanah golongan ini adalah tanah Aluvial yang terletak di pinggiran sungai.

Kedua golongan tanah tersebut baik pembentuknya maupun perkembangannya


dipengaruhi oleh lima faktor yang bekerja secara integral dan kontinue melalui mekanisme
baik secara fisik, kimiawi maupun biologis. Korelasi antara kelima faktor ini dengan sifat –
sifat tanah yang terbentuk diformulasikan oleh Jenny ( cit. Darmawijaya, 1990 ) sebagai
berikut :
S = f(i, h, b, t, w ) dimana S -> sifat – sifat tanah seperti kadar liat, pH, dan lain – lain adalah
fungsi dari interaksi antara i = iklim, h = jasad hidup, b = bahan induk, t’ = topografi, w =
waktu.
Secara keseluruhan sifat – sifat fisik tanah ditentukan oleh :
(1) Ukuran dan komposisi partikel – partikel hasil pelapukan bahan penyusun tanah;
(2) Jenis dan proporsi komponen – komponen penyusun partikel – partikel ini;
(3) Keseimbangan antara suplai air, energi dan bahan dengan kehilangannya; dan
(4) Intensitas reaksi kimiawi dan biologis yang telah atau sedang berlangsung.
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
(a) Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70%
pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung ( 3 macam ).
(b) Tanah berteksur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5%
liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir ( 3 macam ).
(c) Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari :
(1) Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung
berpasir atau lempung berpasir halus.
(2) Tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus,
lempung, lempung berdebu atau debu, dan
(3) Tanah bertekstur sedang agak halus mencakup lempung liat, lempung liat berpasir atau
lempung liat berdebu.

4
Temperatur tanah ditentukan oleh interaksi sejumlah faktor, dengan dua sumber panas yaitu
radiasi sunar matahari dan langit, serta konduksi dari interior tanah. Warna tanah dapat
meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning, dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau
kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tak murni tetapi campuran kelabu,
coklat, dan bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan
( mottling ). Warna tanah merupakan komposit ( campuran ) dari warna – warna komponen –
komponen penyusunnya.
Warna bercak pada tanah juga merupakan indikator terjadinya proses reduksi – oksidasi
secara sebentar – sebentar akibat adanya kelebihan air dan buruknya aerasi yang terjadi
secara temporer. Tanah basah atau lembab terlihat lebih gelap ketimbang tanah kering, karena
terkait dengan perbedaan nyata dari sifat refraktif ( aksi pembiasan cahaya ) komponen
padatan tanah dan udara, sehingga warna pada tanah kering akan banyak direfleksikan.
Pengapuran tanah masam secara umum bertujuan untuk :
(1) Meningkatkan pH tanah dan
(2) Kejenuhan basa, agar
(3) Ketersediaan hara bagi tanaman meningkat dan
(4) Potensi toksik dari unsur mikro atau unsur toksik ( seperti Al ) menjadi tertekan.
(5) Dengan membaiknya sifat kimiawi tanah, maka aktivitas mikrobia dalam penyediaan
hara dan zat perangsang tumbuh juga membaik, sehingga secara akumulatif akan
menghasilkan:
(6) Pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimum.

Secara ekologis tanah tersusun oleh 3 kelompok material, yaitu material hidup ( faktor
biotik ) berupa biota ( jasad – jasad hayati ), faktor abiotik berupa bahan organik, dan faktor
abiotik berupa pasir debu dan liat.

Bahan Organik tanah adalah kumpulan beragam senyawa – senyawa organik kompleks
yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi
maupun senyawa – senyawa anorganik hasil mineralisasi ( disebut biotik ), termasuk
mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat ( biotik ).

5
2.2 Ringkasan Buku Pembanding

Secara tradisional pengukuran tanah telah didefenisikan sebagai ilmu dan seni
menentukan letak nisbi dari titik – titik di atas, pada dan di bawah permukaan bumi, atau
untuk menetapkan titik – titik semacam itu. Tetapi dalam pengertian yang lebih umum,
pengukuran tanah dapat dianggap sebagai disiplin yang meliputi semua metode untuk
pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang bumi dan lingkungan fisis.

Secara umum tugas juru-ukur ( surveyor ) dapat dibagi menjadi lima bagian :

1. Analisa penelitian dan pengambilan keputusan.


2. Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data.
3. Menghitung dan melakukan pemrosesan data.
4. Pemetaan atau penyajian data.
5. Pemancangan.

Pengukuran tanah adalah salah satu seni paling tua dan terpenting yang dipraktekkan
manusia karena sejak dahulu kala sudah dirasakan perlunya menandai batas – batas dan
pemetakan tanah. Catatan – catatan historis paling kuno yang masih ada, yang langsung
menyangkut masalah pengukuran tanah menunjukkan bahwa ilmu ini bermula dari mesir.
Herodotus menyatakan bahwa sesostris ( 1400 tahun SM ) mempetak-petakan tanah mesir
menjadi kapling-kapling untuk tujuan perpajakan.
Ada dua klasifikasi umum pengukuran yaitu pengukuran geodetic dan pengukuran tanah
datar.Dalam pengukuran geodetic permukaan bumi yang lengkung itu diperhatikan dengan
jalan melaksanakan hitungan pada sebuah sferoid.
Pengukuran – pengukurankhususterbagiatas :
1. pengukuran titik control menetapkan jaringan tugu horizontal dan vertikal.
2. pengukuran topografik menentukan lokasi ci
ri – ciri alamiah dan buatan.
3. pengukuran persil batas dan kadastral adalah pengukuran tertutup untuk menetapkan garis
– garis dan sudut batas pemilikan.
4. pengukuran hidrografik menentukan grafik pantai dan kedalaman danau, sungai, laut,
bendungan dan massa air lainnya.
5. pengukuran jalur lintas dilaksanakan untuk merencanakan, merancang dan membangun
jalan baja, jalan raya dan proyek – proyek memanjang lainnya.
6
a. Tantangan – tantangan di masa depan dalam pengukuran tanah
Pengukuran tanah sedang padat tahap awal suatu revolusi dalam hal cara penyimpanan,
penarikan dan penggunaan datanya. Hal ini karena perkembangan – perkembangan dalam
teknologi komputer.
Jenis – jenis pengukuran dalam pengukuran tanah :
1. sudut horizontal
2. jarak horizontal
3. sudut vertikal
4. jarak vertikal
5. jarak miring
Satuan – satuan ukuran dalam pengukuran tanah adalah satuan – satuan panjang, luas, dan
volume. Satuan panjang foot dari system inggris telah sangat umum dipakai di amerika
serikat. Satuan – satuan dalam sistem SI yang penting untuk para juru ukur adalah ( symbol
standard ditulis dalam kurung ) meter ( m ) untuk jarak, radial ( rad ) untuk sudut datar, meter
persegi ( m2 ) untuk luas, dan meter kubik ( m3 ) untuk volume.
Galatdalampengukurandapatdinyatakantnpasyaratbahwa :tidkadapengukuran yang tepat,
setiap pengukuran mengandung galat, harga sebenarnya dari suatu pengukuran tidak pernah
diketahui, dan galat tepat yang ada selalu tak diketahui.
Ada Sumber – sumber galat pengukuran dalam mengukur :
*) Galat alamiah, galat ini disebabkan oleh perubahan – perubahan dalam angin, suhu,
kelengasan udara, biasan, gaya berat dan deklinasi magnetik.
*) Galat Instrumental, galat ini timbul dari ketidak sempurnaan konstuksi dan dari gerakan
bagian – bagian secara individual.
*) Galat Pribadi, galat ini terutama timbul dari keterbatasan kemampuan manusia dalam
merasa, melihat, dan meraba.
Jenis – Jenis Galat :
*) Galat Sistematik, galat ini tunduk pada kaidah – kaidah matematika danfisika.
*) GalatAcak, ini adalah galat yang tetap pada setelah kesalahan dan galat sistematik
dihilangkan.
Besarnya galat ,jika suatu kuantitas yang diukur dua kali menghasilkan dua harga yang
berbeda maka perbedaan ini disebut selisih. Residual adalah selisih antara sembarang harga
terukur dengan harga paling mentak suatu kuantitas.

7
Jenis – jenis buku lapangan :
*) buku terjilid yang baku dipakai selama bertahun – tahun, dijilid dengan dijahit, sampul
tebal dari kulit buatan, pelietilen.

*) buku kutipan terjilid mempermudah pembuatan kutipan dengan kertas karbon langsung di
lapangan.

*) buku – buku dengan lembaran lepas dipakai secara luas karena, mempunyai beberapa
kebaikan antara lain :permukaannya bisa benar – benar datar waktu dipakai, catatan – catatan
proyek individual dapat diarsipkan dengan sederhana, secara bertahap berkas catatan dapat
dikirim kekantor dan lain sebagainya. Triangulasi adalah sebuah metode untuk menentukan
posisi titik – titik dari mana jarak – jarak horizontal dapat dihitung.

Pengukuran jarak adalah basis seluruh pengukuran tanah. Dalam pengukuran tanah datar
jarak antara dua titik berarti jarak horizontal. Jika kedua titik berbeda elevasinya, jaraknya
adalah panjang garis horizontal antara garis unting – unting di kedua titik itu. Dalam
pengukuran tanah, pengukuran linier diperoleh dengan mengukur dengan langkah,
pembacaan odometer, pengukuran jarak optis, takimetri, batang ukur jarak, pengukuran jarak
dengan pita, dan pengukuran jarak elektronik. Instrumen EDM yang pertama diperkenalkan
pada tahun 1948 oleh seorang ahli fisika swedia bernama Erik Bergstrand. Alatnya disebut
geodimeter yang dihasilkan dari upaya memperbaiki metode – metode untuk mengukur
kecepatan sinar. Sifat datar adalah istilah umum untuk yang manapun dari berbagai proses
dengan mana elevasi titik atau beda elevasi ditentukan, sifat datar adalah pekerjaan sangat
penting dalam menghasilkan data untuk pemetaan, rancangan rekayasa, dan konstruksi.
Okuler adalah sebuah mikroskop dengan perbesaran kira – kira 35 diameter untuk mengamati
bayangan yang terpumpun oleh sistem lensa obyektif dibidang susunan benang silang.

Tiga persyaratan dasar menentukan sebuah sudut antara lain : garis awal atau acuan, arah
perputaran, dan jarak sudut. Sebuah satuan yang semata – mata dapat dipilih sendiri
menentukan harga sebuah sudut. Sistem sexagesimal yang dipakai di Amerika Serikat dan
banyak negara lainnya berdasarkan derajat, menit dan sekon, dengan satuan terakhir lebih
lanjut dibagi secara desimal. Di eropa Grad, adalah satuan baku.

8
Arah sebuah garis adalah sudut horizontal antara garis itu dan sebuah garis acuan yang dipilih
tertentu disebut Meridian. Meridian Asrtronomik adalah garis acuan utara – selatan melalui
kutub – kutub geografik bumi. Meridian Magnetik ditentukan dengan jarum magnit bergerak
bebas yang hanya terpengaruh oleh bidang magnetik bumi. Kutub magnetik adalah pusat
konvergensi meridian magnetik.

Sudut Arah merupakan satu sistem penentuan arah garis dengan memakai sebuah sudut dan
huruf – huruf kuadran. Sudut arah sebuah garis adalah sudut lancip horizontal antara sebuah
meridian acuan dan sebuah garis. Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari
sembarang meridian acuan. Dalam pengukuran tanah datar, azimuth biasanya diukur dari
utara, tetapi para ahli astronomi, militer dan National Geodetic Survey memakai selatan
sebagai arah acuan.

Beberapa kesalahan yang dibuat dalam memakai sudut arah dan azimuth adalah :
1. Mencampur adukkan sudut – sudut arah magnetik dan sebenarnya.
2. Mencampur adukkan sudut – sudut searah dan berlawanan arah jarum jam.
3. Mengacaukan sudut arah dengan azimuth.
4. Kelalaian merubah huruf – huruf sudut arah waktu memakai sudut arah belakang sebuah
garis.
5. Memakai sebuah sudut pada ujung garis yang salah dalam menghitung sudut arah yaitu
memakai sudut A dan mestinya B sewaktu memulai dengan garis AB sebagai acuan.

Deklinasi adalah sudut horizontal dari sebuah meridian geografik sebenarnya sampai
kesebuah meridian magnetik. Navigator menamakan sudut ini variasi kompas; angkatan
bersenjata memakai istilah deviasi. Teodolit kompas dan teodolit berangkali merupakan
instrumen ukur tanah yang paling universal. Bagian – bagian utama sebuah teodolit kompas
adalah teropong bidik, dua lingkaran berpembagian skala yang dipasang pada bidang –
bidang yang saling tegak lurus satu sama lain, dan tabung – tabung nivo.
Di eropa istilah teodolit transit mula – mula dipakai untuk instrumen ukur sudut jenis ini.
Perkataan transit berarti bahwa teropong dapat diputar pada bidang vertikal, diputar
horizontal atau diputar mengelilingi sumbunya sendiri.

9
Transit dibuat untuk pemakaian umum dan khusus, tetapi semua mempunyai bagian utama
yaitu alidade dan piringan atas, piringan bawah, dan bidang sekrup penyetel. Ciri dari teodolit
yaitu :

1. Teropongnya pendek, mempunyai benang silang digoreskan pada kaca, dan dilengkapi
dengan alat bidikan senapan atau kolimator untuk pengarahan kasar.
2. Lingkaran – lingkaran horizontal dan vertikal dibuat dari kaca dengan garis – garis
pembagian skala dan angka digoreskan dipermukaannya.
3. Lingkaran vertikal kebanyakan teodolit diberi penunjuk seksama terhadap arah gaya tarik
bumi dengan satu dari dua cara.
4. Sistem – sistem pembacaan lingkaran pada dasarnya terdiri atas sebuah mikroskop dengan
optika di dalam instrumen.
5. Putaran mengelilingi sumbu I terjadi dalam tabung baja atau pada bola – bantalan – poros
seksama atau gabungan keduanya.
6. Bidang sekrup penyetel terdiri dari tiga sekrup atau roda sisir.
7. Dasar atau kerangka – bawah teodolit sering dirancang agar instrumen dapat saling tukar
dengan alat – alat tambahannya, tanpa mengganggu pemusatan pada titik pengukuran.

Teodolit arah adalah jenis instrumen tanpa ulang yang tak mempunyai gerakan bawah.
Teodolit arah mempunyai sumbu vertikal tunggal dan karenanya tak dapat mengukur sudut
dengan metode repetisi. Tetapi teodolit ini mempunyai gerakan orientasi lingkaran untuk
membuat pemasangan kasar lingkaran horizontal pada kedudukan sembarangan yang
dikehendaki.

Poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari
pengukuran lapangan. Pengukuran poligon, pekerjaan menetapkan stasiun – stasiun poligon
dan membuat pengukuran – pengukuran yang perlu, adalah salah satu cara paling dasar dan
paling banyak dilakukan untuk menentukan letak nisbi titik – titik. Ada dua bentuk dasar
poligon yaitu tertutup dan terbuka.

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Keunggulan Kedua Buku


Dapat ditarik bahwa keunggulan kedua buku yaitu :
1. Sampul kedua buku tersebut sangat menarik sehingga pembaca sangat tertarik untuk
membacanya.
2. Isi dari Kedua buku tersebut pun sangat lengkap dan terdapat gambar – gambar untuk
menjelaskan lebih jelas lagi agar mempermudah pembaca mempelajarinya.
3. Bahasa dari kedua buku tersebut sangat mudah dimengerti karena tidak terdapat didalam
nya bahasa asing.
4. Banyak dijelaskan dalam buku tersebut menurut para ahli sehingga pembaca banyak
mendapatkan informasi.

3.2 Kelemahan Kedua Buku


Dapat ditarik bahwa kelemahan kedua buku yaitu :
1. Kedua buku tersebut masih terdapat kesalahan dalam penulisan.
2. Bahwa salah satu buku tersebut tata letak daftar isi, kata pengantar dan lainnya tidak rapi.
3. Bahwa salah buku tersebut juga memiliki tahun terbit yang sudah lama dan tidak memiliki
daftar pustaka.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Tanah memiliki fungsi yang sangat vital dalam penyediaan bahan pangan, papan, dan
sandang bagi manusia ( juga bagi hewan ). Fungsi – fungsi tersebut membawa konsekuensi
bahwa seorang ahli tanah tidak saja dituntut untuk berpengetahuan tentang tanah sabagai
tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, tetapi juga harus memahami fungsi tanah
sebagai pelindung tanaman dari serangan hama penyakit dan dampak negatif pestisida
maupun limbah industri berbahaya.Pengukuran tanah adalah salah satu seni paling tua dan
terpenting yang dipraktekkan manusia karena sejak dahulu kala sudah dirasakan perlunya
menandai batas – batas dan pemetakan tanah.

4.2 Saran
Saran yang dapat saya ambil yaitu kita harus banyak – banyak untuk mempelajari buku
tentang ilmu tanah maupun dasar – dasar pengukuran tanah agar kita dapat menambah
informasi yang lebih banyak lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Brinker, C.Russell, dkk. 2000. Dasar – Dasar Pengukuran Tanah. Jakarta : Erlangga.
Kemas. 2013. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai