PENDAHULUAN
menghasilkan hutan tanaman yang prospektif atau produktif, efisiensi dan kompetitif.
Hutan merupakan hamparan lahan yang memiliki nilai yang tinggi, baik sebagai
hutan, begitu pula sebaliknya hutan dapat lestari dan rusak dengan adanya pengaruh
masyarakat. Maka dari itu diperlukan suatu pemberdayaan yang memperhatikan dua
aspek tersebut.
Dari hal diatas maka dibentuklah sebuah pengelolahan hutan yang berbasis
masyarkat salah satunya adalah hutan tanaman rakyat. Dimana hutan tanaman rakyat
merupakan suatu lahan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok untuk
produksi dengan luasan tertentu. Yang nantinya dapat dijadikan sebagai suatu
kayu bahan bangunan dan bahan baku industry, mempercepat usaha rehabilitasi
pakan ternak.
Dengan adanya suatu pengelolahan hutan tanaman maka dapat dijadikan
hutan tanaman ini, maka diperlukan sebuah konsep tentang hutan tanaman agar hal
sangat baik di tanam di areal hutan rakyat dan merupakan tanaman yang cepat
tumbuh karena sengon tidak memerlukan tapak tumbuh yang sulit. Sengon juga tidak
pertumbuhannya yang cepat dan kegunaannya yang sangat beragam. Dari mulai akar
hingga pucuk daun memiliki kegunaan yang tidak kecil bagi kehidupan. Kayunya
dapat digunakan sebagai bahan baku pulp kertas, kayu lapis, papan serat, dan lain-
lain.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pemuliaan pohon ini adalah untuk mengetahui
Praktikum ini diharapkan mampu memberikan petunjuk dasar bagi mahasiswa untuk
I.3 Manfaat
diperoleh informasi dalam menentukan program pemuliaan yang tepat. Dengan kata
lain dengan praktikum pemuliaan ini dapat digunakan untuk menentukan metode
yang tepat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Falcataria
memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, masa panen yang pendek, teknik budidaya
yang relatif mudah, produktivitas tinggi, bersifat multi fungsi dan memberikan
dampak ganda baik sebagai tanaman produksi maupun sebagai tanaman konservasi,
sebagai tanaman produksi karena kayunya dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
diantaranya sebagai bahan konstruksi ringan, kayu lapis, papan blok, papan lamina
dan papan partikel, sebagai tanaman konservasi karena sengon memiliki akar
tunggang yang cukup kuat menembus ke dalam tanah dengan rambut akarnya
berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen sehingga tanah disekitar pohon sengon
menjadi subur (Anggraeni, 2010). Sengon juga termasuk jenis yang toleran terhadap
tempat tumbuhnya karena dapat tumbuh mulai dari pantai hingga ketinggian 1600 m
dpl. Sengon dapat tumbuh pada tanah regosol, alluvial dan latosol dengan ph 6 - 7,
selain itu, sengon juga dapat tumbuh pada daerah dengan iklim sekitar 18 - 27 ºC,
kelembaban 50% - 75% dan curah hujan per tahun sekitar 2000 - 4000 mm. Bagian
terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya.
Pohon sengon dapat mencapai tinggi sekitar 30 - 45 meter dengan diameter batang
sekitar 70 - 80 cm, berat jenis kayu sengon rata-rata sekitar 0,33 dan termasuk kelas
jenis sengon merupakan salah satu jenis tanaman yang telah dibudidayakan secara
yaitu sengon trubusan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan
dengan bibit yang ditanam dari awal serta memiliki struktur perakaran yang luas dan
lebih kokoh dari tonggaknya. Dengan demikian, trubusan dari tonggak akan
memperoleh pasokan air dan unsur hara yang lebih banyak dibanding bibit yang baru
ditanam. Selain itu, teknik trubusan dilakukan karena dapat menekan biaya
penanaman karena tidak memerlukan biaya pembelian bibit, biaya angkut bibit,
(2005), tanaman sengon memiliki kerentanan terhadap penyakit karat tumor (gall
rust) yang disebabkan oleh jamur Uromycladium tepperianum. Respon tanaman
sengon terhadap penyakit karat tumor sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
sengon di Indonesia hanya memerlukan satu inang saja untuk menyelesaikan siklus
hidupnya dan membentuk satu macam spora dalam telium, sehingga jamur ini
mempunyai siklus hidup yang pendek dan bersifat parasit obligat, karena jamur ini
sepenuhnya mengambil bahan makanan berupa zat organik hanya dari inang yang
dilakukan pada hari jum’at tanggal 24 November 2017 bertempat di Hutan Tanaman
3.2 Alat
3.3 Prosedur
dan hama dan penyakit. Mengisi tally sheet yang telah disediakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Jarak Tanam : 4 x 4 m
Dari pengamatan pada 20 pohon Sengon yang ada pada Hutan Tanaman
Sengon yang berada di Jalan Soekarno Hatta diketahui bahwa ada 1 pohon yang
tingginya lebih dari 10 m, dan ada 4 pohon yang memiliki diameter 20 lebih yakni
tinggi 21 m, dan pohon ke 11 dengan tinggi 20 m. Pohon yang paling tinggi memiliki
Perbedaan tinggi yang sangat signifikan ini terjadi karena perbedaan kualitas benih
pada 20 pohon tersebut ada 2 pohon yang diameternya dibawah 20 cm yakni sebesar
12,10 cm pada pohon ke 15 dan 15,60 pada pohon ke 6. Pohon yang ada di kisaran 20
cm sampai dengan 30 cm ada 5 pohon yakni pohon ke 4 dengan diameter 28,02 cm,
pohon ke 13 dengan diameter 28,02, pohon ke 14 dengan diameter 28,34 cm, pohon
diameter 33,12 cm, pohon ke 3 dengan diameter 33,75 cm, pohon ke 5 dengan
diameter 34,39 cm, pohon ke 7 dengan diameter 34,07 cm, pohon ke 8 dengan
diameter 33,75 cm, pohon ke 11 dengan diameter 34,39 cm, pohon ke 19 dengan
diameter 35,98 cm. Pohon dengan diameter 40 sampai dengan 50 ada 3 yakni pohon
ke 10 dengan diameter 45,22 cm, pohon ke 12 dengan diameter 40,44 cm, pohon ke
18 dengan diameter 47,13 cm. Pohon dengan diameter lebih dari 50 cm ada 3 yakni
pohon ke 1 dengan diameter 50,31 cm, pohon ke 9 dengan diameter 76,43 cm, dan
pohon ke 20 dengan diameter 57,64 cm. Pohon dengan diameter paling besar adalah
pohon ke 9 dengan diameter 76,43 cm dan pohon yang diameternya paling kecil
menyatakan bahwa pohon memiliki bentuk batang yang sangat tidak lurus, skor 1
menyatakan pohon tidak lurus, skor 2 untuk menyatakan pohon agak tidak lurus, skor
3 untuk menyatakan pohon cukup lurus, skor 4 menyatakan pohon lurus dan skor 5
untuk menyatakan pohon yang sangat lurus. Terdapat 1 pohon yang diberi skor 0
karena bentuk batangnya yang sangat tidak lurus. Terdapat 7 pohon yang diberi skor
1. Terdapat 7 pohon yang diberi skor 2. Terdapat 4 pohon yang diberi skor 3.
Terdapat 1 pohon yang diberi skor 4. Tidak terdapat pohon yang mendapat skor 5
dikarenakan tidak ada pohon yang benar-benar lurus. Hal ini disebabkan karena
cabang sangat sedikit, skor 1 untuk menyatakan cabang sedikit, skor 2 untuk
menyatakan cabang cukup banyak, skor 3 menyatakan cabang agak banyak, skor 4
ditemukan hama dan penyakit pada pohon yang kami amati. Terdapat 10 pohon yang
mendapat skor 0,terdapat 5 pohon yang diberi skor 1, terdapat 3 pohon yang diberi
skor 2, tidak terdapat pohon yang diberi skor 3, terdapat 1 pohon yang diberi skor 4,
dan terdapat 1 pohon yang diberi skor 5. Ditemukan banyak cabang pada pohon
karena tidak dilakukan pemangkasan secara rutin, padahal hal ini dapat menurunkan
Secara umum 20 pohon sengon yang kami amati memiliki tinggi dan diameter
yang berbeda-beda, kami berpendapat bahwa hal ini terjadi karena penanaman yang
tidak serempak, juga jarak tanam yang tidak terlalu jelas, ada yang berjarak 4x4 m,
5.1 Kesimpulan
relatif cepat, masa panen yang pendek, teknik budidaya yang relatif mudah,
produktivitas tinggi, bersifat multi fungsi dan memberikan dampak ganda baik
5.2 Saran
Sebaiknya jarak tanam untuk hutan tanaman diperjelas, pada saat pohon masih
dalam tingkat semai atau pancang seharusnya dilakukan pemangkasan agar tinggi
bebas cabang semakin tinggi dan volume yang diperoleh semakin besar. Hal ini juga
dilakukan agar cabang tidak meninggalkan mata kayu yang dapat membuat kualitas