Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TANAMAN
PRNGARUH NAUNGAN TERHADAP TANAMAN
JAGUNG DAN KEDELAI

OLEH :
OPIA TRIANSARI
BINTANG FAHREZI
RISKI PRATAMA JAYA
YUDHA DWI PRAMUDITA

PENGELOLAAN PERKEBUNAN KOPI


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2022
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktik

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PRAKTIK


3.1 Bahan dan Alat
3.2 Prosedur Kerja

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan Pengaruh Naungan Terhadap Tanaman Jagung dan Kedelai
4.2 Pembahasan Hasil Pengamatan Pengaruh Naungan Terhadap Tanaman
Jagung dan Kedelai
I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada setiap tahap dalam kehidupan suatu tumbuhan, sensitivitas terhadap lingkungan
dan koordinasi respond sangat jelas terlihat. Tumbuhan dapat mengindera gravitasi dan
arah cahaya dan menanggapi stimulus-stimulus ini dengan cara yang terkihat sangat
wajar. Seleksi alam lebih menyukai mekanisme respond tumbuhan yang meningkatkan
keberhasilan reproduktif seiring dengan perlakuan, namun ini mengimplikasikan tidak
adanya perencanaan yang disengaja terhadap tenaman.

Perkembangan memerlukan suhu yang cocok, banyaknya intensitas radiasi yang


memadai, dan persediaan oksigen yang cukup. Periode dormansi juga merupakan
persyarata bagi perkecambahan sebagai cnoth tanaman kedelai dan tanaman jagung.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah,
udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya biji yang
disebur tahap imbibisi. Biji yang menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari
tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Tumbuhan yang pada
salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya kan sedikit lambat karena
auksin dihambat oleh matahari, tetapi sisi tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari
pertumbuhannya akan sedikit lebih cepat karena kerja auksin tidak terhambat. Hal ini
menyebabkan ujung tanaman tersebu mengkuti arah sinar matahari atau yang disebut
dengan fototropisme.

Setiap tanaman membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan


tumbuhnya. Pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan oleh jenis tanaman juga oleh
kondisi lingkungannya. Ketersediaan unsur hara yang berbeda dalam tanah tentunya akan
memengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Pupuk organic dapat berperan ganda
selain dapat meningkatkan kesuburan tanah baik secara kimia melalui peningkatan
kandungan bahan organic tanah dan unsur hara tanah, maupun secara fisik melalui
perbaikan struktur tanah dan secara biologi melalui peningkatan aktivitas
makroorganisme tanah.

Reaksi beberapa jenis tanaman berbeda satu sama lain terhadap lingkungan. Salah
satunya adalah tanaman jenis Leguminase (kacang-kacangan). Tanaman kacang-
kavangan merupakan salah satu tanaman yang hasilnya termasuk kedalam tanaman
pangann, salah satu contohnya ialah tanaman kacang kedelai (Glicine Max).

1.2 Tujuan Praktik

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa naungan
yang berbeda terhadap pertumbuhan kedelai dan jagung.
II
TINJAUAN PUSTAKA

Cahaya merupakan salah satu faktor pembatas fotosintesis. Fotosintesis adalah proses
perubahan zat-zat organic CO2 dan H2O menjadi zat organic berupa karbohidrat dengan
bantuan cahaya matahari dan berlangsung di klorofil. Pada proses ini terjadi :
(a) Perubahan energi, yaitu dari energi cahaya (matahari) menjadi energi kimia, dan
(b) Perubahan bahan organic menjadi bahan organic (berupa karbohidrat).
Cahaya adalah faktor yang sangat penting dalam fotosintesis. Apabila faktor-faktor lain
dalam keadaan optimum, sampai batas tertentu kenaikan intensitas cahaya akan
meningkatkan laju fotosintesis. Energi sinar yang digunakan oleh tumbuhan untuk melakukan
fotosintesis hanya sebagian kecil saja (0,52%) dari jumlah energi sinar yang tersedia. Energi
yang diberikan oleh sinar bergantung pada kualitas (berapa Panjang gelombang), intensitas
(banyaknya sinar per 1 cm2/detik) dan waktu (sebentar atau lama).

Laju pertumbuhan tanaman akan sangat ditentukan oleh banyak sedikitnya fototsintesis
efektif (laju fotosintesis) bersih dan keberadaan serta aktivitas zat pengatur tumbuh yang ada
pada tanaman terebut. Tanaman pada cahaya penuh (tidak ternaungi) bagian batang lebih
“keras” dari pada tanaman yang ternaungi pada spesies yang sama. Selain itu tanaman yang
ternaugi menunjukkan buku-buku yang lebih Panjang. Keadaan tersebut disebabkan karena
interaksi banyak faktor yang bekerja bersama-sama.

Zat pengatur tumbuh yang terdapat pada tanaman (auksin, sitokinin dan gibrelin) bekerja
berinteraki dalam mengatur pertumbuhan tanaman. Auksin yang terutama dibentuk pada titik
tumbuh dapat berfungsi mengembangkan sel-sel yang berada dibelakang meristem. Sel-sek
tersebut menjadi Panjang dan banyak berisi air. Auksin mempengaruhi perkembangan
dinding sel, sehingga tekanan dinding sel berkurang, dengan demikian protoplasma
berkesempatan mengaborpso air dari sel-sel yang berada dibawahnya, sehingga sel-sel
menjadi Panjang dengan vakuola yang besar.

Pertumbuhan tanaman bersifat ftotropisme, yaitu ujung batang tumbuh menuju cahaya, jika
penyinaran ujung batang “bengkok” kearah datangnya cahaya. Hal tersebut dihubungkan
dengan aktivitas auksin. Sinar dapat merusak auksin dan dapat mempengaruhi/ menjauhkan
auksin ke jurusan yang menjauhi sinar.
III
METODE PRAKTIK

3.1 Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah tanaman
kedelai dan jagung hasil praktik 2 minggu, rolmeter, tali plastic, gembor, golok, ember,
dan paranet.

3.2 Prosedur Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang di perlukan termasuk dengan tanaman kedelai dan
jagung.
2. Amati tanaman dengan mngukur tinggi tanaman dan jumlah daun dan catat sebelum
dipindahkan ke naungan yang telah disediakan.
3. Setelah di catat, pindahkan tanaman ke masing-masing naungan, yaitu naungan
greenhouse, naungan rumah jarring, naungan pohon kopi, naungan pohon sawit dan
yang tidak ternaungi.
4. Siram dengan air yang telah dicampur dengan pupuk urea menggunakan gembor.
5. Amati kembali tanaman setiap seminggu sekali dengan mengukur tinggi juga
menghitung jumlah daun lalu catat.
6. Ulangi pengamatan hingga 4 minggu.
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Pengaruh Naungan Terhadap Tanaman Kedelai dan Jagung
Berdasarkan praktikum pengamatan pengaruh naungan terhadap pertumbuhan
tanaman, diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Tinggi Tanaman

Jagung
80
Tinggi Tanaman (cm)

70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Minggu Ke-
Tanpa Naungan Naungan GreenHouse Naungan Jaring
Naungan Kopi Naungan Sawit

Kedelai
70
Tinggi Tanaman (cm)

60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4
Minggu Ke-

Tanpa Naungan Naungan GreenHouse Naungan Jaring


Naungan Kopi Naungan Sawit
2. Jumlah Daun

Jagung
12
Jumlah Daun 10
8
6
4
2
0
1 2 3 4
Minggu Ke-
Tanpa Naungan Naungan GreenHouse Naungan Jaring
Naungan Kopi Naungan Sawit

Kedelai
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4

Tanpa Naungan Naungan GreenHouse Naungan Jaring


Naungan Kopi Naungan Sawit
4.2 Pembahasan Hasil Pengamatan Pengaruh Naungan Terhadap Tanaman Kedelai
dan Jagung

1. Tinggi Tanaman

Berdasarkan pada hasil pengamatan tinggi tanaman jagyung dan kedelai yang
didapat menunjukan bahwa perlakuan yang berbeda pada faktor intensitas cahaya
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dimana rata-rata tinggi tanaman jagung dan
kedelai pada intensitas cahaya yang tinggi memiliki reratan yang lebih tinggi
dibandingkan reratan pada intensitas cahaya yang rendah.

Diketahui bahwa tinggi tanaman pada perlakuan tanpa naungan lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan tanpa naunngan. Jumlah percabangan daun pada
perlakuan tanpa naungan juga lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman yang
diberi perlakuan naungan. Tinggi tanaman pada naungan paling tinggi karena
pemberian naungan dapat mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman. Pemberian
naungan dapat menghambat masuknya cahaya yang akan digunakan untuk tanaman.

Hal ini sesuai dengan peendapat Afandi et al,. (2013) yang menyatakan bahwa
tanaman denagan kondisi ternaungi menyebabkan intensitas cahaya yang diterima
tanaman sedikit sehingg terjadi peningkatan aktifitas auksin dan akbibatnya sel-sel
tumbuh memanjang. Proses pemanjangan sel yang lebih cepat karena terhambatnya
cahaya yang msuk disebut dengan etiolasi. Etiolasi juga akan menyebabkan
perbedaan diameter batang pada tanaman yang diberi perlakuan naungan dan tanpa
naungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sucipto (2009) yang menyatakan bahwa
etiolasi akan menyebabkan batang tanaman mengecil dan berimbas pada mengecilnya
diameter batang.

2. Jumlah Daun

Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara tanaman tapa naungan


dengan diberi naungan. Tanaman tanpa naungan memiliki jumlah daun paling banyak
daripada perlakuan naungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rosman et al,.(2015)
yang mmenyatakan bahwa perlakuan naungan atau intensitas cahaya matahari yang
rendah meberikan hasil jumlah daun yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman
tanpa naungan. Banyaknya jumlah daun dikarenakan pada perlakuan tanpa naungan
menyebabkan tanaman mendapatkan cahaya yang cukup untuk digunakan dalam
proses fotosintesis.
Hal ini sesuai dengan pendapat Afa dam Sudarsono (2014) yang menyataka
bahwa cahaya digunakan sebagia sumber energi bagi tanaman untuk melakukan
fotosintesis sehingga semakin tinggi proses fotosintesis maka jumlah daun yang
terbentuk akan semaki banyak.

Anda mungkin juga menyukai