Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang tanah (Arachis hypogaea (L.) Merr.) telah lama dibudidayakan di

Indonesia dan umumnya ditanam di lahan kering. Pada saat ini, penanaman

kacang tanah telah meluas dari lahan kering ke lahan sawah melalui pola tanam

padi–padi–palawija. Kacang tanah ditanam pada berbagai lingkungan agroklimat

dengan beragam suhu, curah hujan dan jenis tanah. Jenis tanah lahan sawah pada

umumnya Aluvial dan Regosol, sedang lahan kering adalah Podzolik Merah

Kuning dan Latosol dengan kemiringan tanah kurang dari 8% (Darmijati, 1989).

Daerah pertanaman kacang tanah kebanyakan berada di Pulau Jawa

(377.839 ha) atau 70% dari total area 539.495 ha di Indonesia, Sumatera dan Nusa

Tenggara berada pada urutan kedua dan ketiga dengan luas areal masing-masing

46.908 ha dan 45.714 ha. Sentra produksi masih terbatas pada beberapa

kabupaten di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan beberapa daerah di Nusa

Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. Tanam kacang tanah sebagian besar

dilaksanakan pada musim hujan di lahan kering yaitu sekitar 64% dan 36%

sisanya dilaksanakan pada musim kemarau di lahan sawah irigasi (BPS 2012).

Produksi ditentukan oleh luas areal panen dikalikan dengan produktivitas,

di mana produktivitas ditentukan oleh genotipe, lingkungan dan pengelolaan

tanaman atau teknologi budidaya. Kini, teknologi budidaya lebih ditekankan pada

pengelolaan tanaman terpadu, yaitu pengelolaan tanaman yang selalu berusaha

menyesuaikan dengan perubahan lingkungan sebagai dampak dari perubahan

iklim global. Dalam rangka merealisasikan peningkatan produktivitas kacang


2

tanah maka perlu dilakukan perbaikan teknologi budidaya yang sudah ada

(existing technology) dan merakit teknologi budidaya spesifik lokasi berdasar

teknologi budidaya rekomendasi komoditas di agroekologi utama yang sudah ada.

Hal ini dilakukan dengan memperhatikan sumber daya genetiknya, termasuk

viabilitas benihnya (Mardiati, 2007).

Tanaman kacang tanah tumbuh pada horison permukaan tanah.

Berdasarkan bentuk/letak cabang lateral, tipe pertumbuhan kacang tanah dapat

dibedakan menjadi tipe menjalar yang meliputi runner, trailing, procumbent, dan

prostate, dan tipe tegak yaitu upright, erect bunch, dan bunch. Tipe tegak atau

orang Sumba biasa menyebutnya kacang cabut mempunyai percabangan yang

tumbuh agak melurus ke atas dan umurnya genjah, yaitu antara 100 sampai 120

hari. Sedangkan tipe menjalar atau biasa disebut kacang gali mempunyai

percabangan lebih panjang dan tumbuh ke samping, hanya bagian ujung yang

mengarah ke atas. Umur tanaman tipe menjalar ini dapat mencapai enam bulan

(Trustinah 2015).

Penambahan pupuk kendang berupa kotoran ternak sangat membantu

meningkatkan unsur hara tanah. Munurut Hulofi (2006), beberapa hasil penelitian

sebelumnya mengatakan bahwa penambahan pupuk organik tidak terlalu

berdampak secara langsung pada penambahan produksi kacang tanah. Pemberian

pupuk organik berupa pupuk kotoran sapi dapat mempengaruhi sifat fisik, kimia

dan biologi tanah secara perlahan. Bahan organik memberikan peranan kimia

dalam menyediakan N, P dan K untuk tanaman dapat tersedia. Sedangkan peranan


3

biologis dari bahan organik adalah mempengaruhi aktivitas mikroflora dan

mikrofauna serta berperan fisik dalam memperbaiki stuktur tanah.

Kacang tanah yang ditanam harus terpelihara dengan baik. Gulma dan

tumbuhan pengganggu akan dapat mengurangi produksi tanaman kacang tanah

apabila tanaman pengganggu tidak dikontrol atau disiangi dari tanaman utamanya.

Penyiangan perlu dilakukan jika tanaman banyak ditumbuhi rumput atau gulma,

penyiangan dilakukan 1 - 2 kali dalam satu musim tanam. Sedangkan

pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan dilakukan. Hal ini dilakukan

agar akar tanaman tidak keluar dari dalam tanah (Departemen Pertanian, 1993).

Hama yang biasa menyerang tanaman kacang tanah antara lain ulat korok

(Stomapterix subsecivella) yang menyerang bagian tulang daun yang

menyebabkan sekitar tulang daun dan menguningnya warna daun. Hama yang lain

yaitu ulat grayak (Spodoptera litura ) yang menyerang bagian daun dan buah

(polong).

Pengendalian yang dilakukan antara lain secara kultur teknik dengan cara

pergiliran (rotasi) tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan dan mengatur

waktu tanam secara serempak dalam satu hamparan untuk memutus siklus. Selain

itu dapat dilakukan secara manual yaitu mengumpulkan ulat grayak kemudian

dimusnahkan dan membersihkan sisa tanaman tempat persembunyian hama.

Adapun petani tidak menggunakan insektisida dalam pengendalian hama dan

penyakit
4

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui

pertumbuhan dan tingkat produksi tanaman kacang tanah.


BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman yang

diuji adalah tanaman kacang tanah.

Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis,

digunakan untuk mencatat hasil pengamatan dan penggaris digunakan untuk

mengukur tinggi tanaman yang di amati.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Mei sampai dengan

6 Juni 2018 pukul 16.00 WITA sampai selesai bertempat dilahan Percobaan

Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Langkah-langkah kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Tentukan lima tanaman sebagai sampel.

2. Ukur tinggi tanaman dari pangkal batang dan hitung jumlah cabang.

3. Cabut tanaman sampel dan bersihkan dari kotoran.

4. Hitung jumlah polong yang berisi dan polong yang kosong isinya.

5. Catat hasil pengamatan dan perhitungan.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Adapun hasil yang dapat di peroleh dari praktikum pengamatan kali ini

adalah :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Kacang Tanah Minggu Pertama

No Keterangan Tanaman Tinggi tanaman Jumlah cabang


(cm)
1 Tanaman 1 41 10

2 Tanaman 2 30 10

3 Tanaman 3 37 7

4 Tanaman 4 35 10

5 Tanaman 5 31 7

Tabel 2. Hasil Pengamatan Kacang Tanah Minggu Kedua

No Keterangan Tanaman Tinggi tanaman Jumlah cabang


(cm)
1 Tanaman 1 57,2 10

2 Tanaman 2 45,5 10

3 Tanaman 3 40 7

4 Tanaman 4 45,5 10

5 Tanaman 5 39 7
7

Tabel 3. Hasil Pengamatan Panen Kacang Tanah

No Keterangan Tanaman Jumlah polong Jumlah polong Jumlah polong


berisi hampa

1 Tanaman 1 55 30 25

2 Tanaman 2 24 18 6

3 Tanaman 3 29 16 13

4 Tanaman 4 17 5 12

5 Tanaman 5 35 12 23

Pembahasan

Tinggi Tanaman

Pengamatan yang dilakukan pada minggu pertama pada (Tabel 1) yaitu

tanaman satu mempunyai tinggi tanaman 41 cm, jumlah cabang 10 cabang. Pada

tanaman dua memilki tinggi tanaman 30 cm dan jumlah cabang sebanyak 10

cabang, Pada tanaman tiga memilki tinggi tanaman 37 cm dan jumlah cabang

sebanyak 7 cabang, Pada tanaman empat memilki tinggi tanaman 35 cm dan

jumlah cabang sebanyak 10 cabang, Pada tanaman lima memilki tinggi tanaman

31 cm dan jumlah cabang sebanyak 7 cabang.

Pengamatan yang dilakukan pada minggu kedua pada (Tabel 2) yaitu

tanaman satu mempunyai tinggi tanaman 57,2 cm, jumlah cabang 10 cabang.
8

Pada tanaman dua memilki tinggi tanaman 45,5 cm dan jumlah cabang sebanyak

10 cabang, Pada tanaman tiga memilki tinggi tanaman 40 cm dan jumlah cabang

sebanyak 7 cabang, Pada tanaman empat memilki tinggi tanaman 45,5 cm dan

jumlah cabang sebanyak 10 cabang, Pada tanaman lima memilki tinggi tanaman

39 cm dan jumlah cabang sebanyak 7 cabang.

Panen Kacang Tanah

Pengamatan yang dilakukan pada (Tabel 3) yaitu tanaman satu

mempunyai jumlah polong 55, jumlah polong berisi 30 dan jumlah plong hampa

25. Pada tanaman dua mempunyai jumlah polong 24, jumlah polong berisi 18 dan

jumlah plong hampa 6. Pada tanaman tiga mempunyai jumlah polong 29, jumlah

polong berisi 16 dan jumlah polong hampa 13. Pada tanaman empat mempunyai

jumlah polong 17, jumlah polong berisi 5 dan jumlah polong hampa 12. Pada

tanaman lima mempunyai jumlah polong 35, jumlah polong berisi 12 dan jumlah

plong hampa 23.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapaun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk pertumbuhan tanaman yang terbaik terdapat pada tanaman kesatu.

2. Dari kelima sampel tanaman yang di amati jumlah polong terbanyak terdapat

pada tanaman kesatu.

3. Jumlah polong tanaman kacang tanah yang sedikit adalah pada tanaman

keempat.

Saran

Saran yang dapat kami sampaikan pada praktikum kali ini yaitu agar

selanjutnya praktikum dilaksanakan tidak secara mendadak dan kalau bisa

dilaksanakan sebelum Ujian Akhr berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2012. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta.

Departemen Pertanian, 1993. Agribisis Seri VII. Badan Pendidikan dan Latihan
Pertanian. Proyek Pengembangan Penyuluhan Pertanian Pusat. Jakarta.

Hulofi F. 2006. Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang dan NPK terhadap Hasil
Tanaman Kacang Tanah. Buana Sains 6(2): 165-170.

Darmijati, S., Sumarno dan F. Muhadjir. 1989. Pengaruh musim tanam,


zat pengatur tumbuh, dan fosfat terhadap pertumbuhan dan hasil kacang
tanah di lahan sawah.

Mardiati, T. 2007. Respon morfologis beberapa varietas kacang tanah


(Arachi hypogaea L.) terhadap cekaman kekeringan. Skripsi
Program Studi Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara. 113 hlm.

Suprapto, 1987. Bertanam Kacang Tanah. Penerbit Penebar Swadaya.Jakarta.

Trustinah. 2015. Morfologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah. Monograf Balitkabi


No.13. Malang, Indonesia: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Balai Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

Anda mungkin juga menyukai