Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum II Sistem Pertanian - Peternakan Terpadu

BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN

OLEH :

NAMA : VIVIT NUR SAIDA


NIM : L1A119186
KELAS :C
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : IRWAHYUMIN GUNAWAS

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sistem pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan

kegiatan pertanian, peternakan, dan kegiatan lain yang terkait dengan pertanian

dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat berperan sebagai salah satu solusi

untuk peningkatan produktivitas lahan, dan konversi lingkungan. Penerapan

integrasi tanaman ternak dalam pemanfaatan sumberdaya lokal melalui

penggunaan jerami sebagai pakan ternak dan kotoran sapi sebagai pupuk organik,

dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan

pendapatan petani.

Tanaman sayuran merupakan jenis tanaman yang penting dalam

memenuhi kebutuhan akan pangan. Budidaya sayuran ini perlu pengolahan dan

perhatian yang lebih agar hasil bertanam sayuran dapat maksimal. Perlu

diperhatikan dasar usaha untuk menanam sayuran. Diantaranya yaitu pengolahan

tanah, pemeliharaan tanaman, pemungutan hasil, penanganan hasil juga perlu

pemahaman analisis usaha yang bertujuan untuk dijual.

Sawi merupakan salah satu jenis sayuran yang disukai oleh masyarakat

karena banyak memberikan manfaat dan juga salah satu sayuran daun yang

memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman sawi sebagai bahan makanan sayuran

mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap sehingga apabila dikonsumsi sangat

baik untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Kandungan gizi yang terdapat pada

sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan

Vitamin C.

Pupuk cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik

yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan yang kandungan unsur haranya
lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat

mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu

menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik,

pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun

digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat,

sehingga larutan pupuk yang diberikan kepermukaan tanah bisa langsung

digunakan oleh tanaman. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perlu

dilakukan praktikum budidaya tanaman sayuran.

1.2. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum budidaya tanaman sayuran ini adalah

meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang cara budidaya tanaman sayuran.

1.3. Manfaat

Manfaat dilaksanakannya praktikum budidaya tanaman sayuran ini adalah

mahasiswa dapat mengetahui cara budidaya tanaman sayuran.

II. METODEOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada tanggal hari Sabtu, 25 April 2022, pukul 16.00

WITA - selesai, bertempat di Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan,

Universitas Halu Oleo, Sulawesi Tenggara, Kota Kendari.

2.2. Alat dan Bahan

2.2.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum budidaya tanaman sayuran dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan praktikum budidaya tanaman sayuran


No Nama Alat Kegunaan
1 Sekop Untuk membuat bedeng
2 Alat Pengukur Untuk mengukur tanaman
3 Ember Untuk menjadi wadah mengambil air
4 Cangkul Untuk menggemburkan tanah
5 Kamera Untuk dokumentasi
6 Alat Tulis Untuk mencatat hasil pengamatan

2.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum budidaya tanaman sayuran dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan praktikum budidaya tanaman sayuran


No Nama Bahan Kegunaan
1 Benih sayur sawi Sebagai objek pengamatan
2 Pupuk Oranik Cair Meningkatkan mutu dan jumlah produksi tanaman
3 Air Sebagai pelarut zat hara

2.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum budidaya sayuran yaitu sebagai berikut:


1. Membersihkan areal, menggemburkan dan pembuatan bedengan

2. Menyiram tanah menggunakan pupuk organik cair

3. Menanam benih sayuran sawi

4. Menyiram tanaman sayuran setiap pagi dan sore hari

5. Mengukur tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, dan tinggi batang

6. Membuat laporan

2.4. Diagram Alir

Prosedur kerja dalam praktikum budidaya sayuran yaitu sebagai berikut:

membersihkan areal, menggemburkan


dan pembuatan bedengan

Menyiram tanah menggunakan pupuk


organik cair

Menanam benih sayuran sawi

Menyiram tanaman setiap pagi dan sore


hari

Mengukur tinggi tanaman, jumlah daun,


lebar daun, dan tinggi batang

Membuat laporan

Gambar 1. Budidaya tanaman sayuran

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan


Hasil pengamatan pada praktikum budidaya sayuran dapat dilihat pada

Tabel 3. berikut.

Tabel 3. Hasil pengamatan budidaya tanaman sayuran


No Tanaman Tinggi Jumlah Lebar Tinggi Rata-rata
Ke- Tanaman Daun Daun batang
(cm) (cm) (cm)
1 Tanaman 1 28 7 13 15 15,75
2 Tanaman 2 28 7 13 15 15,75
3 Tanaman 3 25 4 5 20 13,5
4 Tanaman 4 13 5 7 6 7,75
5 Tanaman 5 15 4 10 5 8,8

3.2. Pembahasan

Berdasarkan praktikum budidaya tanaman sayuran yang telah dilakukan

dapat diketahui kegiatan pertama yang harus dilakukan yaitu membersihkan area

lahan yang akan digunakan untuk menanam sayuran sawi, kemudian

penggemburan pada tanah dan pembuatan bedengan dilakukan dengan

menggunakan sekop dan cangkul dengan tinggi bedengan 20-30 cm dan jarak

antar bedeng adalah 30 cm. Setelah bedengan dibuat selanjutnya diberi pupuk

organik cair dengan disiram pada permukaan bedengan. Penanaman benih sayuran

sawi dilakukan setelah pembuatan bedengan, benih ditanam dengan memasukkan

benih kedalam tubing tanam yang disediakan, benih yang telah ditanam disiram

menggunakan pupuk cair. Hal ini sesuai dengan pendapat Sangaji, (2017) bahwa

tahapan pada pengolahan tanah yang meliputi pembuatan bedengan dan

penggemburan yaitu dengan melakukan pencangkulan untuk memperbaiki

struktur tanah dan pemberian pupuk dasar (pupuk kandang). Hal ini bertujuan

untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara serta pemberian pupuk

dasar agar memperbaiki fisik dan kimia tanah yang nantinya menambah
kesuburan lahan yang akan ditanami. Menurut pendapat Imelda dkk., (2021)

bahwa tanah yang cocok dan juga baik untuk ditanami sawi adalah tanah yang

teksturnya gembur kemudian banyak mengandung humus dan subur serta

memiliki pembuangan air yang baik.

Berdasarkan Tabel 3 diatas diperoleh hasil pengukuran tanaman sawi

sebanyak 5 tanaman, pengukuran dilakukan mulai dari tinggi tanaman, lebar daun,

dan jumlah daun tanaman sawi. Tanaman 1 dan tanaman 2 memiliki nilai yang

sama mulai dari tinggi tanaman 28 cm, jumlah daun sebanyak 7, lebar daun 13

cm, dan memiliki tinggi batang 15 cm serta nilai rata-rata yang diperoleh yaitu

15,75. Tanaman 1 dan 2 memperoleh produktivitas yang baik yang dikarenakan

adanya unsur nitrogen pada penggunaan pupuk cair. Hal ini sesuai dengan

pendapat Pristianingsih dkk., (2015) bahwa tanaman sawi memerlukan unsur hara

yang cukup dan tersedia bagi pertumbuhan dan perkembangannya untuk

menghasilkan produksi yang maksimal, salah satu unsur hara yang sangat

berperan dalam pertumbuhan sawi yaitu Nitrogen. Nitrogen berfungsi untuk

meningkatkan pertumbuhan vegetative, sehingga daun tanaman menjadi lebih

lebar, berwarna lebih hijau dan berkualitas.

Tanaman 3 memiliki tinggi tanaman 25 cm, jumlah daun sebanyak 4, lebar

daun 5 cm, dan memiliki tinggi batang 20 cm serta nilai rata-rata yang diperoleh

yaitu 13,5. Tanaman 4 memiliki tinggi tanaman 13 cm, jumlah daun sebanyak 5,

lebar daun 7 cm, dan memiliki tinggi batang 6 cm serta rata-rata yang diperoleh

yaitu 7,75. Tanaman 5 memiliki tinggi tanaman 15 cm, jumlah daun sebanyak 4,

lebar daun 10 cm, dan memiliki tinggi batang 5 cm serta rata-rata yang diperoleh

8,8. Menurut pendapat Siti dkk., (2021) yang menyatakan bahwa semakin
meningkat pemberian dosis pupuk cair juga akan meningkatkan tinggi tanaman.

Interaksi terjadi pada parameter jumlah daun dan panjang daun diduga bahwa

tanaman sawi memiliki respon yang baik terhadap media yang gembur dan

pemberian pupuk organik cair. Pupuk organik cair mengandung mikroba sehingga

dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Hal tersebut dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman terutama jumlah daun karena adanya peningkatan aktivitas

biologi sebagai dampak dari kandungan jasad renik pada pupuk cair. Mikroba

yang terkandung dalam pupuk cair juga akan membentuk rambut akar sehingga

kemampuan dalam menyerap unsur hara akan meningkat. Unsur hara yang diserap

oleh tanaman akan meningkatkan aktivitas fotosintesis tanaman, sehingga

tanaman dapat tumbuh baik dan meningkatkan jumlah daun.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum budidaya tanaman sayuran yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa penanaman sayuran sawi dilakukan dengan

menggunakan pupuk organik cair. Penggunaan pupuk cair akan menghasilkan

sayuran yang berkualitas baik dan sehat serta aman untuk dikonsumsi. Pupuk

organik cair mengandung mikroba sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah.

Hal tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman terutama jumlah daun

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dalam penanaman sawi yaitu

penyediaan bibit yang baik, pengolahan lahan, pemberian pupuk, dan

pengendalian hama dan penyakit.

4.2. Saran

Saran saya pada praktikum ini yaitu agar praktikan dapat memperhatikan

dalam penanaman sayuran, pengaturan jarak antar tanaman satu dengan yang lain,

dan pemberian pupuk dilakukan secara bertahap, sehingga tanaman dapat tumbuh

dengan baik. Saran untuk asisten tidak ada karena saat membimbing dalam

praktikum sudah baik.

DAFTAR PUSTAKA

Faisal, O., M. A, Azis., dan A. P, Solihin. 2021. Respon Pertumbuhan dan


Produksi Tanaman Sawi hijau (Brassica Juncea L.) terhadap Pemberian
Pupuk Organik Cair (POC) dari Urin Sapi. Jurnal Agroteknotropika. 10(2):
11-17.
Imelda, T. L., A. A, Wendra., A, Rumra., L, Sudin., S, Rumahenga., D,
Latuconsina., R. R, Resley., A. M, Ruslin., D, Dompeipen., dan R, Ibrahim.
2021. Teknik Budidaya Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea L.).
Indonesian Journal of Engagement, Community Servies, Empowerment and
Development. 1(3): 140-144.
Pristianingsih, S., A, Hadid., dan I,Wahyudi. 2015. Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Akibat Pemberian Berbagai Dosis
Pupuk Urea. Jurnal Agrotekbis. 3(5): 585-591.
Sangaji, Z. 2017. Kajian Sistem Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) di
Petani Kelurahan Malawele Distrik Aimas Kabupaten Sorong. Jurnal Ilmu
Ilmu Eksakta. 9(1): 16-24.
Siti, M., L. S, Budi., I. R, Puspitawati., M. P, Nurwantara. 2021. Pengaruh Pupuk
Organik Cair dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Sawi (Brassica Juncea L.). Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia. 6(1): 30-36.
Utami, S., dan K, Rangkuti. 2021. Sistem Pertanian Terpadu Tanaman Ternak
untuk Peningkatan Produktivitas Lahan. Jurnal Ilmu Pertanian. 9(1): 1-6.

DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai