Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAMAN DAN HIJAUAN PAKAN


“MANAJEMEN TANAMAN PAKAN’’

Oleh :

NAMA : RUDIANTO
NIM : D1A022028
KELOMPOK : 2D
ASISTEN : LINA BRILIANA MAYLA

LABOLATORIUM AGROSTOLOGY
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Keberhasilan dalam usaha peternakan khususnya Sapi, Kerbau, Kambing tidak pernah
lepas dari efisiensi kualitas dan kuantitas pakan ternak. Hijauan Pakan Ternak atau sering
disebut juga dengan singkatan HPT merupakan bahan pakan yang sangat penting bagi
ternak ruminansia terutama untuk Sapi, Kerbau, Kambing dan Domba. Hijuan merupakan
pakan yang sangat disukai oleh ternak ruminanasia, maka ketersediaannya harus
tercukupi setiap saat demi keberhasilan bidang peternakan. Bidang usaha peternakan
sering mengalami kendala dalam penyediaan Hijauan Pakan Ternak (HPT) apalagi ketika
musim kemarau. Maka dari itu kita harus sejak awal untuk mempersiapkan segala hal
sebagai antisipasi kemungkinan yang akan terjadi yaitu dengan menyediakan lahan untuk
memelihara atau budidaya hijauan pakan ternak tersebut.
Hijauan yang merupakan sumber makanan ternak terutama ternak ruminansia selain
merupakan kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan sumber tenaga, juga merupakan
komponen yang sangat menunjang bagi produksi dan reproduksi ternak. Jenis hijauan
seperti rumput maupun kacang-kacangan (leguminosa) dalam bentuk segar atau kering
haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun karena jenis hijauan ini
umum dikonsumsi oleh ternak. Hijauan pada prinsipnya disajikan pada ternak harus
memiliki sifat-sifat yaitu disukai (palatable), mudah dicerna, nilai gizinya tinggi dan dalam
waktu yang pendek maupun tumbuh kembali. Hijauan pakan ternak dibagi ke dalam dua
bagian yaitu bangsa rumput-rumputan dan leguminosa (semak dan pohon).

Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah


populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama di dalam penyediaan hijauan pakan untuk
ternak terutama produksinya tidak dapat tetap sepanjang tahun. Produksi hijauan
makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat
produksinya akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali) pada saat musim
hujan. Ketersediaan hijauan makanan ternak yang tidak tetap sepanjang tahun,
memerlukan budidaya hijauan pakan, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman
keras atau penggalakan cara pengelolaan penanaman rumput unggul sehingga mutu
setiap jenis hijauan yang diwariskan oleh sifat genetik dipertahankan atau ditingkatkan.
Kekurangan akan hijauan pakan dapat diatasi, sehingga nantinya dapat mendukung
pengembangan usaha ternak ruminansia yang akan dilakukan.

Hijauan segar dan hijauan kering dapat dibudidayakan dengan memperhatikan mutu
hijauan tersebut yaitu sifat genetik dan lingkungan (keadaan tanah daerah, iklim dan
perlakuan manusia) agar dapat memenuhi kebutuhan gizi makanan setiap ternak dan
membantu peternak mengatasi kesulitan dalam pengadaan makanan ternak. Tanaman
makanan ternak perlu diusahakan secara maksimal mulai dari pemilihan lokasi, pemetaan
wilayah, pengelolaan tanah, pemilihan bibit, penanaman, pemupukan, pemeliharaan,
panen, dan usaha-usaha untuk mempertahankan serta meningkatkan mutu (pascapanen)
sampai dengan penanganan hijauan sebelum dikonsumsi ternak atau disebut manajemen
tanaman pakan. Manajemen pakan ternak adalah suatu metode atau urutan yang
digunakan untuk membudidayakan tanaman pakan yang bertujuan untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.
1.1 Tujuan
2. Praktikan dapat mengetahui pengolahan tanah dengan menggunakan manajemen
tanaman
3. Praktikan dapat mengetahui tahapan manajemen pengolahan tanaman yang
baik
4. Praktikan dapat menyebutkan sapta usaha tani
1.2 Waktu dan Tempat
Praktikum “Manajemen Tanaman Pakan” dilaksanakan hari Senin, 27 Februari 2023
pukul 15.00-selesai di Experimental Farm, Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto
II. TINJAUAN PUSTAKA

Meningkatkan hasil pertanian diperlukan intensifikasi pengolahanlahan pertanian


dengan menggunakan berbagai sarana. Sapta usaha tani dalam bidang pertanian meliputi
kegiatan pengolahan tanah yang tepat. Pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul,
pemupukan, pemberantasan hama danpenyakittanaman, pengolahan pasca panen.
Keadaan fisik yang baik akan dapat diperolehdengan melakukan pengolahan tanah yang
efektif, guna mempertahankankondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman
(Intara, 2011).
Secara garis besar, tujuan irigasi dapat digolongkan menjadi 2 (dua) golongan yaitu,
tujuan langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan untuk membasahi tanah berkaitan
dengan kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga dapat dicapai suatu
kondisi yangsesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman yang ada di tanah
tersebut (Ardi, 2013).
Hijauan pakan merupakan pakan yang dapat berasal dari rumput, leguminosa, dan
sisa hasil pertanian. Hijauan pakan merupakan salah satu komponen dalam produksi yang
sangat menentukan tingkat produktivitas ternak ruminansia. Hijauan pakan memiliki
peranan penting dalam produksi peternakan khususnya ternak ruminansia (Kusuma,
2013).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil

2.1.1 Perhitungan Jumlah Stek

Lebar lahan
Jumlah stek= x Jumlah bedengan
Jarak tanam

300 cm
Jumlah stek= x4
40 cm

Jumlah stek=32

2.1.2 Kegiatan Praktikum

Hasil dari praktikum manjemen tanaman pakan ada 6 tahap yaitu :

No Gambar Keterangan

1. Land clearing bertujuan untuk membersihkan


tanaman liar di atas tanah

2. Penggaruan tanah untuk menghancurkan tanah


yang keras di suatu lahan
3. Pembuatan bedengan bertujuan agar tanaman
tumbuh tertib dan mempermudah perawatan

4. Pembuatan irigasi bertujuan untuk supaya


tanaman tidak digenangi oleh air langsung

5. Penanaman bibit adalah proses, perbuatan dan


cara menanamkan.

6. Pemupukan bertujuan untuk menamabah unsur


hara yang ada ditanah dantanaman tumbuh
dengan baik

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan dari
media tersebut tanaman memperoleh air dan hara mineral yang sangat diperlukan
untuk membangun jaringan tanaman. Sifat fisik (tekstur dan struktur), sifat kimia
(kandungan hara), dan sifat biologi (kehidupan mikroba tanah) harus diupayakan
seoptimal mungkin. Hal tersebut sependapat dengan Lumbanraja (2013) yang
menyatakan bahwa, tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman. Tanah merupakan
sumber daya alam yang utama bagi penunjang usaha pertanian yang menjadi
andalan dalam mempertahankan kelanjutan kehidupan manusia di biosfer ini. Tanah
juga sebagai benda alam rumit yang mempunyai berbagai macam ragam dan pola
pengolahan.
Perkembangan jaringan tanaman yang optimal perlu diupayakan dengan
manajemen tanaman pakan. Manajemen tanaman pakan adalah suatu metode atau
urutan yang digunakan untuk membudidayakan tanaman pakan yang bertujuan
mendapatkan hasil yang lebih baik. Manajemen tanaman pakan tersebut terdiri dari
beberapa tahapan seperti:
1. Land Clearing
2. Penggaruan tanah
3. Pembuatan Bedengan
4. Pembuatan Irigasi
5. Penanaman
6. Pemupukan
Hal tersebut sama intinya dengan pendapat Intara (2011) yang menyatakan bahwa,
untuk meningkatkan hasil pertanian diperlukan intensifikasi pengolahan lahan
pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Sapta usaha tani dalam bidang
pertanian meliputi kegiatan pengolahan tanah yang tepat. pengairan yang teratur,
pemilihan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman,
pengolahan pasca panen. Keadaan fisik yang baik akan dapat diperoleh dengan
melakukan pengolahan tanah yang efektif, guna mempertahankan kondisi tanah yang
baik untuk pertumbuhan tanaman.

Tanaman pakan merupakan kebutuhan pokok ternak ruminansia dan dibutuhkan


dalam jumlah yang besar. Ketersediaan pakan umumnya sangat tergantung terhadap
sistem pertanian setempat. Budidaya tanaman pakan akan berhasil jika terdapat
ketepatan dalam mengelola sumber daya lahan. Hal tersebut sependapat dengan
Reicosky (1995) yang menyatakan bahwa, persiapan lahan dengan cara pengolahan
tanah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam membudidayakan tanaman.
Persiapan lahan merupakan proses manipulasi mekanik dari residu tanah dan tanaman
untuk mempersiapkan persemaian untuk penanaman tanaman. Manfaat dari
pengolahan tanah adalah meningkatkan pelepasan nutrisi dari tanah untuk
pertumbuhan tanaman, mengontrol tumbuhnya gulma dan mengatur sirkulasi air dan
udara dalam tanah.

1. Land clearing

Berdasarkan hasil praktikum land clearing adalah pembersihan lahan yang akan
dijadikan area pertanaman. Land clearing secara manual dilakukan menggunakan alat
sederhana seperti cangkul, parang, sabit, dan lain-lain. Sedangkan land clearing yang
dilakukan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan mesin pertanian seperti
traktor. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Prabawa (2011) yang menyatakan
bahwa, penggunaan traktor untuk pengolahan tanah diarahkan untuk menunjang
konsep mekanisasi pertanian selektif yang merupakan daya tarik bagi tenaga kerja yang
sebelumnya bekerja di sektor pertanian. Sisi lain pembangunan industri dapat
menggeser lahan pertanian produktif menjadi lahan industri yang memengaruhi
kebutuhan tenaga pengolahan tanah, khususnya traktor tangan.

2. Penggaruan tanah

Berdasarkan hasil praktikum penggaruan tanah diakukan dengan tujuan untuk


menghancurkan gumpalan tanah keras di suatu lahan. Bila gumpalan sudah rata akan
membuat struktur dan tekstur tanah menjadi lebih mudah untuk ditanami. Hal tersebut
sependapat dengan Nurmayanti (2017) yang berpendapat bahwa, proses pengolahan
lahan berfungsi untuk menggemburkan tanah, menghilangkan kotoran, sampah, dan
gulma pada tanah. Proses pengolahan lahan meliputi tahap pembajakan dan
penggaruan. Penggaruan (harrowing) ini juga bertujuan untuk menghancurkan
bongkah-bongkahan besar menjadi struktur remah, membersihkan tanah dari sisa-sisa
perakaran tumbuh-tumbuhan liar.

3. Pembuatan Bedengan atau Mulsa

Berdasarkan hasil praktikum bedengan adalah pembuatan gundukan tanah seperti


meninggikan tanah atau dapat juga dengan cara menambahkan pupuk organik. Dapat
dibuat dengan ketinggian 30 cm dan dibuat jarak antar bedengan 1 meter. Untuk
panjang dan ukuran bedengan dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanami.
Tujuannya yaitu agar tanaman tumbuh tertib dan mempermudah dalam perawatan,
pemupukan, penyiraman, serta pemanenan. Hal tersebut sesuai dengan Sutrapradja dan
Azirin (1983) yang menyatakan bahwa, pembuatan bedengan adalah menyiapkan lahan
pertanaman dengan cara mengolah tanah hingga gembur dengan bentuk yang searah
membujur serta menambah unsur hara organik di dalam tanah untuk memperbaiki
kesuburan tanah. Tujuannya adalah diperoleh lahan pertanaman yang sesuai bagi
pertumbuhan tanaman. Erickson (1985) juga berpendapat bahwa pertanaman dengan
sistem pembuatan lebar bedengan dan menggunakan mulsa plastik sangat baik
dilaksanakan karena akan mengurangi derajat kelembaban tanah. Olah tanah maksimal
ialah pelaksanaan olah tanah semaksimal mungkin dengan mengadakan pembajakan
dua kali, penggaruan dua kali, serta pencangkulan pada pojok-pojok yang tidak dilalui
bajak. Mulsa dapat meminimalkan kerugian akibat radiasi matahari dengan
pengelolaan iklim mikro. Mulsa dari bahan organik mempunyai keuntungan ialah dapat
diperoleh secara mudah, dapat mengoptimalkan suhu tanah, menekan erosi, menekan
gulma dan dapat menambah bahan organik tanah.

4. Irigasi

Berdasarkan hasil praktikum irigasi adalah semua atau segala kegiatan yang
mempunyai hubungan dengan usaha untuk mendapatkan air guna keperluan pertanian.
Usaha yang dilakukan tersebut dapat meliputi perencanaan, pembuatan, pengelolaan,
serta pemeliharaan sarana untuk mengambil air dari sumber air dan membagi air
tersebut secara teratur dan apabila terjadi kelebihan air dengan membuangnya melalui
saluran drainase. Irigasi berfungsi sebagai saluran penyiraman dan drainase untuk
menghindari genangan air. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ardi (2013) yang
menyatakan bahwa, secara garis besar, tujuan irigasi dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
golongan, yaitu, tujuan langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan untuk membasahi
tanah berkaitan dengan kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga
dapat dicapai suatu kondisi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan
tanaman yang ada di tanah tersebut. Tujuan Tidak Langsung, yaitu irigasi mempunyai
tujuan yang meliputi: mengatur suhu dari tanah, mencuci tanah yang mengandung
racun, mengangkut bahan pupuk dengan melalui aliran air yang ada, menaikkan muka
air tanah, meningkatkan elevasi suatu daerah dengan cara mengalirkan air dan
mengendapkan lumpur yang terbawa air, dan lain sebagainya.

5. Penanaman

Penanaman dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :


a. Siapkan stek batang rumput gajah (Pennisetum purpureum). Panjang stek yang
dianjurkan 20 cm atau 2-3 ruas dari tanaman yang berumur 3-6 bulan.
b. Buat lubang tanaman 10-15 cm
c. Tanamkan stek batang ke dalam lubang yang telah ada atau langsung
ditanamkan
d. Perhatikan mata tunas yang akan tumbuh
e. Tanam dengan posisi tegak lurus atau biarkan 1 minggu
f. Tanaman akan tumbuh daun

6. Pemupukan
Tujuannya agar unsur hara di dalam tanah lebih subur, apabila pemupukan
dilakukan diawal pengembangan akar akan semakin besar. Gunakan pupuk sesuai
dengan kebutuhan.
IV. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Pengolahan tanah dengan menggunakan manajemen tanaman pakan yang baik akan
menghasilkan tanaman pakan yang baik pula, begitupun sebaliknya manajemen
tanaman yang buruk akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
menjadi terhambat.
2. Manajemen tanaman pakan yang baik akan melalui beberapa tahapan seperti land
clearing, penggaruan tanah, pembuatan bedengan, pembuatan irigasi, penanaman,
pemupukan, dan pemanenan. Manajemen tanaman pakan yang baik bertujuan untuk
meningkatkan hasil pertanian diperlukan intensifikasi pengolahan lahan pertanian
dengan menggunakan berbagai sarana.
3. Sapta usaha tani untuk manajemen tanaman yang baik dalam bidang pertanian
meliputi kegiatan pengolahan tanah yang tepat, pengairan yang teratur, pemilihan bibit
unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, pengolahan pasca
panen.
3.2. Saran
1. Praktikan harus lebih mengetahui bagaimana manajemen tanaman pakan yang baik
2. Praktikan harus tepat waktu dalam mengikuti praktikum
3. Rangkaian acara praktikum seharusnya lebih diperhatikan oleh praktikan
4. Praktikan harus bisa mencari jurnal yang sesuai dengan materi acara praktikum
V. DAFTAR PUSTAKA

Ali, M,. 2017. Mesin Traktor dan Alat Tradisional Pengolah Tanah. Universitas
Muhammadiyah Gresik: Jawa Tengah.
Ardi. 2013. Hasil Besar Dari Irigasi Kecil. Koran Harian Media Indonesia. Jakarta.
Erickson, A. E. 1985. Tillage effects on soil aeration. ASA Spec. Publ. Madison.
Wisconsin. USA.
Lumbanraja, Parlindungan. 2013. Pengaruh Pola Pengolahan Tanah dan Pupuk Kandang
terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Ultisol dan Pertumbuhan Vegetatif
Kacang Tanah (Archis hupogen L). Prosding Seminar Nasional BKS-PTN.
Intara, Yazid. 2011. Mempelajari Pengaruh Pengolahan Tanah dan Cara Pemberian Air
terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum annum L.). Embryo. 8 (1):
32-39
Purwowidodo, 1983. teknologi mulsa Dewaruci. Jakarta
Reicosky, D. C., Kemper, W. D., Langdale, G., Douglas, C. L., & Rasmussen, P. E. 1995.
Soil organic matter changes resulting from tillage and biomass production.
Journal of soil and water conservation, 50(3), 253-261.

Silawibawa, I.P., H. Satriawan dan Suwardji. 2003. Pengaruh cara pengolahan tanah
terhadap kualitas tanah, populasi gulma dan hasil jagung (Zea mays L.) pada
sistem agroforestry lahan kering. Pros. Konf. Nas. 14. HIGI. Bogor. p. 188-195
Sutapradja H, Azirin. 1983. Pengaruh Tinggi Gulma dan dan Varietas terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kentang Di Daerah Persawahan Dataran Tinggi, 9
(3): 37-47. Balitsa, Lembang.

Anda mungkin juga menyukai