Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

Fungsi Air bagi Tanaman Sawi

Oleh
Golongan Q1
Nanda Novi Andini (201510801002)

PROGRAN STUDI ILMU PERTANIAN (PERKEBUNAN)


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan
dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebanyak
85-90 % dari bobot segar sel-sel dan jaringan tanaman tinggi adalah air.
Kehilangan air pada jaringan tanaman akan menurunkan turgor sel, meningkatkan
konsentrasi makro molekul serta senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah,
mempengaruhi membran sel dan potensi aktivitas kimia air dalam tanaman. Peran
air yang sangat penting tersebut menimbulkan konsekuensi bahwa langsung atau
tidak langsung kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi semua proses
metaboliknya sehingga dapat menurunkan pertumbuhan tanaman. Terdapat
hubungan yang erat antara pemberian unsur hara dalam hal ini pupuk kandang
atau kotoran hewan dengan pemberian air yang juga berfungsi sebagai pelarut
unsur hara tersebut agar lebih mudah diserap oleh tanaman.
Tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang sangat dikenal di kalangan
konsumen. Sawi selain dimanfaatkan untuk bahan makanan sayuran, juga dapat
dimanfaatkan untuk pengobatan bermacam-macam penyakit sehingga sawi
sebagai salah satu bagian dari golongan sayuran yang mempunyai peran penting
untuk memenuhi kebutuhan pangan, gizi, dan obat bagi masyarakat.
Tanaman sawi beradaptasi dengan baik di tempat yang berudara panas
maupun berudara dingin sehingga dapat diusahakan di daerah dataran tinggi
maupun dataran rendah. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Tanaman sawi tumbuh baik
pada tanah yang subur, gembur, mudah mengikat air dan kaya bahan organik.
Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan ini adalah pH 6-7. Salah satu cara
untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik adalah dengan cara
pemupukan. Pemupukan merupakan suatu usaha penambahan unsur-unsur hara
dalam tanah yang dapat meningkatkan produksi kesuburan tanah dan mutu hasil
tanaman. Pemberian pupuk yang kurang tepat baik jenis, dosis, waktu dan cara
pemupukan yang digunakan akan menyebabkan tanaman terganggu, sehingga
tanaman tersebut tidak dapat menghasilkan seperti apa yang diharapkan. Unsur N,
P, dan K merupakan unsur-unsur esensial yang diperlukan tanaman dalam jumlah
yang cukup banyak.
Dalam teknik budidaya tanaman sawi yang perlu diperhatikan adalah
unsur hara tanaman baik organik maupun anorganik,serta pemberian air yang
berfungsi sebagai pelarut unsur hara tersebut. Dalam pemberian unsur hara untuk
budidaya tanaman sawi saat ini lebih menekankan pada pemberian unsur hara
organik atau sering disebut pertanian organik. Berbagai macam unsur hara yang
diberikan antara lain pupuk kompos, pupuk hijau, pupuk organik padat atau cair
maupun pupuk kotoran hewan yang masing-masing memiliki kandungan unsur
hara yang baik bagi tanaman
Pada acara 2 fisiologi kali ini dalam pratikum penanaman sawi dilakukan
3 perlakuan terhadap 3 polybag penanaman sawi khususnya dalam volume
pemberian air yang ditentukan terhadap masing-masing polybag. Praktikum ini
membuktikan apakah fungsi air terhadap tanaman sawi akan memberikan
pengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman sawi atau justru air tidak memiliki
pengaruh pada tanaman sawi.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum fisiologi tanaman pada acara kedua “Fungsi Air Bagi
Tanaman” yaitu mahasiswa dapat mengidentifikasi gejala pertumbuhan dan
menganalisis fungsi air pada tanaman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan
dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebanyak
85-90 % dari bobot segar sel-sel dan jaringan tanaman tinggi adalah air.
Kehilangan air pada jaringan tanaman akan menurunkan turgor sel, meningkatkan
konsentrasi makro molekul serta senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah,
mempengaruhi membran sel dan potensi aktivitas kimia air dalam tanaman. Peran
air yang sangat penting tersebut menimbulkan konsekuensi bahwa langsung atau
tidak langsung kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi semua proses
metaboliknya sehingga dapat menurunkan pertumbuhan tanaman. Terdapat
hubungan yang erat antara pemberian unsur hara dalam hal ini pupuk kandang
atau kotoran hewan dengan pemberian air yang juga berfungsi sebagai pelarut
unsur hara tersebut agar lebih mudah diserap oleh tanaman.
Tanaman sawi termasuk tanaman semusim. Bentuknya yang menyerupai
caisim kadang sukar dibedakan.Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan
tidak berkrop. Kedua jenis sayuran ini dapat diailangkan. Tanaman sawi
mempunyai batang pendek dan lebihh langsing daripada petsai. Perbedaan ini
terlektak pada urat daun utama yang lebih sempit dari pada petsai, tapi daunnya
lebih nampak. Namun pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak
( roset ) hingga sukar membentuk krop. Tanaman ini mempunyai akar tunggang
dengan akar samping yang banahak namun dangkal. Bunya yang mitip petsai
tetapi rangkaian tandan lebih pendek. Ukuran kuntum bunganya lebih kecil
dengan warna kuning pucat yang spesifik. Ukuran bijinya berwarna hitam
kecoklatan dan bentuknya kecil. Bijinya terletak di dalam kedua sisi dinding sekat
polong yang agak lebih gemuk. Hampir setiap orang gemar makan sawi karena
banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan sedikit vitamin C bukan itu saja
tanaman sawi memiliki rasa yang segar. Pengembangan sebagai tanaman
hortikultura khususnya tanaman sawi dapat ditingkatkan namun masih belum
seimbang dengan sawi dapat ditingkatkan. Keadaan ini dimungkinkan antara lain
sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk, lamat laun penduduk akan mulai
menyukai tanaman sawi.
Tanaman sayuran seperti sawi (Brassica juncea) ini Di Indonesia baik
dibudidaya pada tempat yang berdataran tinggi maupun di dataran rendah baik itu
musim dingin atau musim kemarau, tetapi paling baik tanaman sawi
dibudidayakan pada dataran tinggi dengan ketinggian 5 meter sampai dengan
1.200 meter dpl. NamunNamun biasanya dibudidayakan pada daerah yang
mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl dan tanah yang baik
untuk budidaya tanaman sawi adalah tanah yang memiliki tekstur tanah yang
gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik
(Hariyadi, Ali, & Nurlina, 2017).
Tanaman sawi ini selain dapat ditanam pada areal persawahan yang luas
juga dapat dibudidayakan pada areal yang yang sempit dengan menggunakan pot
atau polybag. Tanaman sawi memiliki perawatan yang tidak begitu sulit dan
pertumbuhan tanaman cepat, sehingga budidaya tanaman sayuran seperti sawi ini
sering diterapkan oleh para petani untuk mendapatkan hasil yang cepat. Pada
perawatan tanaman sawi hijauhal yang biasa dilakukan adalah penyiangan
tanaman, pemupukan dan penyemprotan. Dalam pemeliharaan tanaman ini harus
dilakukan dengan teratur yang dapat mencegah adanya hama atau penyakit yang
tidak diinginkan. Pada tanaman sawi ini hama yang sering menyerang adalah ulat
dan belalang sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah penyakit layu,
jamur dan plasmolisis yang disebabkan karena cara pemupukan yang salah atau
kebanyakan dalam pemberian pupuk (Ali, 2015). Oleh sebab itu, cara budidaya
tanaman sawi dan percobaan berbagai macam media dilakukan agar bisa
mendapatkan hasil yang maksimal.
Dalam klasifikasi tumbuhan, sawi berada di famili yang berbeda. Melalui
klasifikasi penulusuran dari divisio (divisi), class (kelas), ordo (bangsa), famili
(keluarga), genus (marga), serta (spesies). Pada kelompok yang terbesar
mempunyai sifat yang lebih banyak. Pada klasifikasi yang lebih detail, tingkat-
tingkat klasifikasi tersebut masih dibagi lebih lanjut menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil lagi, klasifikasi sawi sebagai berikut:
Devisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Cruciferae (Brasscaceae)
Genus : (Brassica)
Spesies : Brassica juncea

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum Fisiologi Tanaman acara 2 tentang "Fungsi Air bagi Tanaman


Sawi" dilaksanakan penyemaian taman sawi pada hari Selasa,28 September 2021
pukul 15:25 WIB dan transplanting tanaman sawi paada hari Senin,11 Oktober
2021 pukul 17.20 WIB di Desa Kalianyar Tengah,Kecamatan
Tamanan,Kabupaten Bondowoso RT 13 RW 03.

3.2 Alat Dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Penggaris
2. Timbangan (gram)
3. Alat Tulis

3.2.2 Bahan
1. Benih Sawi
2. Pasir Steril
3. Tanah
4. Kompos
5. Air dengan Volume 220 ml dan 110 ml
6. Polybag ukuran 25 x 25 cm

3.3 Cara Kerja


1. Siapkan 3 polybag yang berukuran 25 x 25 cm yang sudah dikasik media
tanam pasir.
2. Bibitkan benih sawi pada media tanam.
3. Terapkan teknik transplanting ke polybag pada tanaman ketika bibit
memiliki 2 daun sempurna.
4. Berikan pupuk jika diperlukan.

5. Kemudian berikan air setiap 2 hari sekali pada tnaman ketika berumur 1
hari dengan ketentuan :
Polybag A siram air 220 ml
Polybag B siram air 110 ml
Polybag C jangan disiram
6. Amati variabel berupa tinggi tanaman,jumlah dau dn berat tanaman yang
dihasilkan.
7. Tuliskan kejadian-kejadian yang terjadi selama pengamatan berlangsung
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel dan Diagram Garis Pengamatan pada Tanaman Jagung


No Variabel Minggu Setelah Tanam (MST)
Pengamatan 1 2 3 4 5
1. Tinggi
tanaman
(cm)
7 9,3 10 10,6 11
Polybag A
Polybag B 6 8,4 8,8 9,1 9,5
Polybag C 4,5 6,3 6,5 6,8 6,9
2. Jumlah daun
(helai)
4 4 6 6 4
Polybag A
Polybag B 4 4 6 6 4
Polybag C 3 4 5 5 3
Polybag A Polybag B Polybag C
3. Berat segar 4 3 0,6
(g)

Dari pengamatan yang sudah saya lakukan terdapat 2 bentuk data variabel
pengamatan yaitu data dalam bentuk tabel serta dalam bentuk diagram garis.
Menurut data yang saya peroleh dalam percobaan kali ini saya dapat mengetahui
fungsi air terhadap tanaman sawi. Percobaan kali ini saya menanam tanaman sawi
dalam 3 polybag dan beda perlakuan pada volume pemberian air terhadap masing-
masing polybag. Dari data diatas pertumbuhan sawi berjalan dengan lancar
prrtumbuhannya pun di setiap polybag mengalami kelambatan hal tersebut
diakibatkan banyaknya pemberian air terhadap tanaman sawi.
Dari data di atas tersebut dapat diketahui bahwa perlakuan pemberian air pada
polybag A sebanyak 220 ml, untuk polybag B diberikan air sebanyak 110 ml, dan
untuk polybag C tidak diberikan air. Hasil pada polybag A memiliki tinggi 7 cm
ketika tanaman berumur satu minggu setelah tanam, polybag B mengalami
pertumbuhan sepanjang 6 cm setelah satu minggu setelah tanam dan untuk
polybag C mengalami pertumbuhan 4,5 cm setelah satu minggu setelah tanam.
Untuk jumlah daun tanaman polybag A memiliki 4 helai daun ketika tanaman
berumur 1 minggu setelah tanam, untuk polybag B memiliki jumlah daun
sebanyak 4 helai dan polybag C memiliki 3 helai daun setelah tanaman berumur 1
minggu setelah tanam.
Ketika tanaman berumur 2 minggu setelah tanam masing polybag memiliki
jumlah dan tinggi tanaman yang berbeda-beda, polybag A memiliki tinggi 9,3 cm,
polybag B memiliki 8,3 cm dan polybag C tinggi 6,3 cm untuk jumlah daun
masing polybag memiliki jumlah yang sama yaitu masing-masing polybag
memiliki tumbuh 4 helai daun. Sedangkan untuk minggu ke 3 setelah tanam
polybag A memiliki tinggi tanaman 10 cm, polybwg B memiliki tinggi tanaman
8,8 cm ketikan tanaman berumur 1 minggu setelah tanam sedangkan untuk
polybag C memiliki tinggi tanaman 6,5, dan untuk jumlah helai daun polybag A
memiliki 6 helai, polybag B memiliki 6 helai dan untuk polybag C memiliki 5
helai daun setelah tanaman berumur 3 minggu setelah tanam. Untuk tanaman
berumur 4 minggu setelah tanaman, tanaman sawi pada polybag A memiliki
tinggi tanaman 10,6 cm, polybag B memiliki tinggi 9,1 cm dan untuk polybag C
memiliki tinggi tanaman 6,8 cm. Untuk jumlah daun polybag A memiliki 6 helai,
polybag B berjumlah 6 helai, dan polybag C memiliki 5 helai daun. Sedangkan
pada umur 6 minggu setelah tanam tanaman polybag A memiliki tinggi 11 cm,
polybag B memiliki tinggi 9,5 cm sedangkan polybag C memiliki tinggi 6,5 cm,
untuk jumlah daun polybag A memiliki 4 helai daun, polybag B memiliki 4 helai
daun sedangkan polybag C memiliki 3 helai daun. Untuk berat segar tanaman
sawi polybag A memiliki berat 4 gram, polybag B memiliki berat 4 gram, dan
untuk polybag C memiliki berat 0,6 gram.
Dalam praktikum kali ini air sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
sawi diantaranya tanaman sawi sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
pertumbuhan tanaman sawi. Pada praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa
kurangnya air terhadap tanaman sawi akan dapat memperlambat laju
pertumbunhan tanaman sawi. Pratikum kali ini saya ingin membuktikan bahwa
pemberian air yang minimal sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan
tanaman sawi. Pada umumnya tumbuhan sawi biasanya di tanam pada tanah yang
gembur, biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100
meter sampai 500 meter dpl dan tanah yang baik untuk budidaya tanaman sawi
adalah tanah yang memiliki tekstur tanah yang gembur, banyak mengandung
humus, subur, serta pembuangan airnya baik (Hariyadi, Ali, & Nurlina, 2017).
Praktikum ini membuktikan bahwa pemberian air yang cukup juga mempengaruhi
laju pertumbuhan tanaman sawi jika kekurangan air maka tumbuhan sawi akan
mengalami keterlambatan dalam proses pertumbuhannya begitu juga jika
tumbuhan sawi terlalu banayak diberi air maka tanaman sawi biasanya akan layu
hingga bisa mati, praktikum kali ini saya menanam sawi pada 3 polybag tapi
pemberian airnya berbeda-beda seperti halnya polybag 1 hanya diberikan air
sebanyak 220 ml air setiap hari dengan waktu 2x yaitu pagi dan sore pada polybag
ke 2 pemberian air diberikan sebanyak 110 ml 2x sehari sedangkan polybag yang
ke 3 tidak usah diberikan air.
Hasil praktikum percobaan yang saya lakukan dapat ditrmukan bahwa laju
pertumbuhan polybag 1 dan 2 serta 3 memiliki laju yang berbeda-beda, polybag 1
memiliki pertumbuhan yang cepat karena polybag tersebut mendapatkan air yang
cukup sedangkan polybag ke 3 memiliki pertumbuhan yang lambat karena
kekurangan air, perlakuan yang saya lakukan pada percobaan ini tidak saya
berikan pupuk karena praktikum percobaan ini saya lakukan untuk mengetahui
bagaimana fungsi air pada tanaman sawi. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa
pemberian air pada polybag 1 memberikan laju pertumbuhan tanaman sawi
menjadi cepat, air yang cukup menjadikan tanah menjadi gembur sehingga akar
tanam sawi dapat menjalar dengan baik sehingga tanaman sawi bisa berkembang
dengan baik.
BAB 4 PENUTUP

KESIMPULAN
Pada praktikum yang sudah saya lakukan terdapat beberapa kesimpulan yang
dapat diambil yaitu penanaman tanaman sawi agar mendapatkan tanaman sawi
yang berkualitas yaitu menanam pada tanah yang gembur dan berada pada
kandungan ph diatas 6 karena ketika tanah berada pada ph 7 maka unsur hara pada
tanah tercukupi tanaman sawi akan berkembang dengan baik. Jika air pada
tanaman sawi masih kurang maka pertumbuhan akan mengalami kelambatan hal
tersebut diakibatkan karena tanaman sawi merupakan tanaman yang mebutuhkan
air.

SARAN
Berikut hasil pratikum yang saya lakukan pada tanaman sawi percobaan yang
melewati 3 percobaan dengan perlakuan pemberian volume air yang berbeda-beda
pada setiap polybag, mungkin percobaan kali ini dapat menambahkan ilmu
pengetahuan si pembaca dalam mengenai cara penanaman tanaman sawi.
DAFTAR PUSTAKA

Afriani, A., Heviyanti, M. dan Harahap, F.S. 2019. Efektivitas Gliocladium virens
untuk mengendalikan penyakit Fusarium oxysporum F. sp. capsici
pada tanaman cabai. Jurnal Pertanian Tropik 6(3): 403-411.
Akbar, A.N., Azizah, N. dan Suminarti, N.E. 2019. Pengaruh sumber dan dosis
bahan organik pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea
mays) di lahan sawah. Jurnal Produksi Tanaman 7(2): 225-233.
Ali, M. (2015). PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN NPK TERHADAP
PRODUKSI DAN KANDUNGAN CAPSAICIN PADA BUAH
TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.). JURNAL
AGROSAINS: KARYA KREATIF DAN INOVATIF, 2(2), 171–
178.
Effendi, B.J. 2010, Peranan Air Bagi Tanaman. http//www.oyie.
blog.Com.20100417 peranan air bagi tanaman. Diakses pada
tanggal 03 Juli 2013
Hariyadi, B. W., Ali, M., & Nurlina, N. (2017). Damage Status Assessment Of
Agricultural Land As A Result Of Biomass Production In
Probolinggo Regency East Java. ADRI International Journal Of
Agriculture, 1(1).
Haryanto Eko. 2019. Sawi & Selada edisi revisi. Depok. Seri Agribisnis
https://books.google.co.id/books?
id=4iyG6pWqd5sC&printsec=frontcover&dq=Tanaman+sawi&hl
=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=Tanaman
%20sawi&f=false (diakses pada tangal 4 november 202
Rohman Abdur. 2020. Deskripsi,Filosofi,Manfaat,Budidaya,dan Peluang
Bisnisnya.Bantul.KBM Indonesia
LAMPIRAN

1. Flowchart
2. ACC Data Praktikum
3. Dokumentasi
Gambar 1. Menyiapkan media tanam berupa campuran tanah,kompos,dan pasir
steril

Gambar 2. Memasukkan media tanam ke dalam (A,B,dan C)


Gambar 3. Menyiapkan bibit sawi yang siap ditransplanting

Gambar 4. Praktikan melakukan transplanting tanaman sawi


Gambar 5. Tanaman sawi yang sudah ditransplanting

Gambar 6. Dokumentasi tanaman sawi minggu ke-1


Gambar 7. Dokumentasi tanaman sawi minggu ke-2

Gambar 8. Dokumentasi tanaman sawi minggu ke-3


4. Literatur

Gambar 1 : Hariyadi, B. W., Ali, M., & Nurlina, N. (2017). Damage Status
Assessment Of Agricultural Land As A Result Of Biomass
Production In Probolinggo Regency East Java. ADRI International
Journal Of Agriculture, 1(1)

Gambar 2 : Effendi, B.J. 2010, Peranan Air Bagi Tanaman. http//www.oyie.


blog.Com.20100417 peranan air bagi tanaman. Diakses pada
tanggal 03 Juli 2013
Gambar 3 : Afriani, A., Heviyanti, M. dan Harahap, F.S. 2019. Efektivitas
Gliocladium virens untuk mengendalikan penyakit Fusarium
oxysporum F. sp. capsici pada tanaman cabai. Jurnal Pertanian
Tropik 6(3): 403-411.

Gambar 4 : Rohman Abdur. 2020. Deskripsi,Filosofi,Manfaat,Budidaya,dan


Peluang Bisnisnya.Bantul.KBM Indonesia
Gambar 5 : Haryanto Eko. 2019. Sawi & Selada edisi revisi. Depok. Seri
Agribisnis
https://books.google.co.id/books?
id=4iyG6pWqd5sC&printsec=frontcover&dq=Tanaman+sawi&hl=id&sa=X&red
ir_esc=y#v=onepage&q=Tanaman%20sawi&f=false (diakses pada tangal 4
november 2021)

Anda mungkin juga menyukai