Anda di halaman 1dari 14

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman yang hanya dapat
tumbuh di daerah beriklim tropis. Pabrik gula merupakan pabrik untuk mengolah tebu
menjadi gula. Untuk produk utama yang dihasilkan tebu yaitu gula (5% yang hanya
bisa menjadi gula sisanya berupa tetes tebu, blotong dan air). Untuk produk
sampingannya kurang terlalu diperhatikan kecuali tetes tebu yang sudah lama
dimanfaatkan untuk pembuatan etanol dan bahan pembuatan monosodium glutamate
(MSG, salah satu bahan untuk membuat bumbu masak). Ampas tebu juga dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan baku pupuk, pulp, particle board dan
bahan bakar boiler dipabrik gula. Selain kandungan sukrosanya yang cukup tinggi,
tanaman tebu juga mengandung senyawa lain seperti kalsium, fosfor, zat besi, kalium,
natrium dan protein dalam jumlah yang sedikit. Dalam praktikum ini tebu akan diuji
lebih lanjut besar kandungan protein pada tiga jaringan tanaman tebu. Serta memiliki
tujuan dari praktikum biokimia tanaman acara satu yaitu untuk mengetahui kadar
protein pada tiga jaringan tanaman tebu
1.1.2 Latar Belakang
Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman yang berperan sebagai
sumber utama penghasil gula dan memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Gula
merupakan bahan kebutuhan pokok masyarakat yang dapat digunakan sebagai bahan
baku makanan dan minuman. Daun merupakan organ pembentukan sukrosa.
Penurunan rendemen disebabkan karena terjadinya degradasi sukrosa menjadi gula-
gula sederhana (invert). Invertase yaitu enzim yang berperan dalam hidrolisis
sukrosa. Enzim ini menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Invertase
dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan perbedaan dari pH optimum
antara lain acid invertase (AI), neutral invertase (NI), dan alkaline invertase. Fungsi
sukrosa pada tanaman yaitu menyediakan energi bagi tanaman, merangsang
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, pengatur gen-gen fotosintetik dan gen-gen
nonfotosintetik. Dalam sel sukrosa disintesis di sitosol yang dikatalisis oleh sucrose
phosphate synthase (SPS). SPS merupakan enzim utama yang menentukan
kemampuan tanaman dalam sintesis sukrosa. Pada tanaman aktivitas SPS
memengaruhi partisi karbon hasil fotosintesis di daun. Tujuan dan manfaat dari
praktikum yang dilakukan oleh kelompok 2 supaya mahasiswa dapat mengetahui
sintesis sukrosa pada tanaman tebu.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tebu merupakan salah satu penghasil gula utama di Indonesia. Jendral


Perkebunan menyatakan bahwa produksi tebu tahun 2013-2015 terus mengalami
peningkatan. Tanaman tebu umumnya tumbuh baik di iklim panas dengan
kelembaban tumbuh >70%. Kisaran suhu udara adalah 28C - 34C. Tanaman tebu
tumbuh pada umur 3 sampai 8 bulan dan matang pada umur 9 sampai 12 bulan dan
ditandai dengan tebu menjadi keras dan menguning. Dalam batang tanaman tebu
terdapat 7 kandungan didalamnya, diantara lain : Air sebanyak 75-85%, Sukrosa
sebanyak 10-12%, Gula pereduksi sebanyak 0,5-2%, Senyawa Organik sebanyak
0,5-1%, Senyawa anorganik 0,2- 0,6%, Senyawa Fosfat, dan Serat. Pada amalisis
protein tanaman tebu yaitu menggunakan metode bradfod. Bradford adalah suatu uji
untuk mengukur konsentrasi protein total dengan secara kolorimetri dalam suatu
larutan. Adapun cara kerja dalam pengujian kadar protein antara lain sebagai berikut
yaitu Pembuatan larutan sampel, Pembuatan larutan standar, Pembuatan blanko,
Persiapan pereaksi Bradford, Pengukuran sampel.

BAB 3.MATERI DAN METODE


3.1 Materi
3.3.1 Waktu dan tempat

Praktikum mata kuliah Biokimia Tanaman tentang analisis protein pada tanaman tebu
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022 pada pukul 13.00- selesai di
laboratorium Analisis Tanaman Universitas Jember.

3.3.2 Alat
1. Mortar
2. Pasir kuarsa
3. Centrifuge
4. Micropipette
5. Spertrophometer
6. Tabung reaksi
7. Vortex

3.3.3 Bahan
1. Sampel jaringan tebu (Akar, batang, daun)
2. BSA (Bovine Serum Albumin)
3. Reagent Bradford
4. Aquadest

3.2 Metode Bradford

Metode yang digunakan dalam praktikum ini menggunnakan uji Bradford.


Uji Bradford bergantung pada pengikatan zat warna Coomassie blue G250 ke protein.
Pewarna bebas dapat dalam empat bentuk ion yang berbeda dengan nilai pKa adalah
1,15, 1,82, dan 1,24. Dari tiga bentuk pewarna yang diisi yang mendominasi dalam
larutan pereaksi kadar asam, bentuk kationik lebih merah dan hijau memiliki
maksimum serapan masing-masing pada 470 mm dan 650 mm. Sebaliknya, bentuk
warna biru yang lebih anionic, yang berkaitan dengan protein, memiliki serapan
maksimum pada 590mm. Dengan demikian, jumlah protein dapat diperkirakan

BAB 4

Berdasarkan data pada diagram yang diperoleh dari hasil pengamatan


praktikum acara ini, didapatkan hasil bahwa bagian dari tanaman tebu yang
mempunyai kandungan protein tertinggi adalah daun dengan berat 4,553 mg/ml, lalu
yang kedua yaitu jaringan akar dengan berat 2,931 mg/ml, dan yang terakhir yaitu
batang dengan berat 2,409 mg/ml.

Pada analisis ini, terdapat satu variabel yang diamati yaitu kadar protein
pada 0,5 gram jaringan tanaman tebu meliputi akar, batang, dan daun. Tanaman tebu
umumnya tumbuh baik di iklim panas dengan kelembaban tumbuh >70%. Tanah
yang baik untuk pertumbuhan tebu adalah tanah yang subur dengan air yang cukup
tetapi tidak tergenang. Dalam proses produksi tebu, ampas tebu yang dihasilkan
sebesar 35-40% sedangkan gula yang termanfaatkan hanya 5%. Langkah pertama
pengujian kandungan protein pada jaringan tebu dengan metode bradford dilakukan
dengan mencuci bersih lalu memotongnya kecil hingga didapatkan berat 0,5
gram. Pada tiap jaringan ditambahkan 3 ml cairan phospat buffer menggunakan
micropipette kemudian memasukkannya ke alat Centrifuge untuk memisahkan
padatan dengan cairan. Setiap cairan diberikan 45 micro aquadest dan larutan
Bradford kemudian diblend menggunakan vortex untuk mengetahui kandungan
protein dengan melihat warnanya. Pada sample bagian akar cairan yang dihasilkan
tidak terlalu menunjukkan perubahan warna menjadi biru sehingga dapat dipastikan
bahwa kadar proteinnya tidak terlalu banyak. Kadar protein yang terdapat pada akar
tebu 1 adalah 2,456 mg/ml, sedangkan pada akar 2 yaitu 2,931 mg/ml. Pada sample
bagian batang cairan yang dihasilkan juga tidak terlalu mengalami perubahan warna
sama seperti pada bagian akar. Daun merupakan bagian yang memiliki kadar protein
paling tinggi dibandingkan bagian lainnya. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna
cairan yang lebih biru dibandingkan dengan carian pada akar dan batang.

Bab 5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Tebu merupakan salah satu
penghasil gula utama di Indonesia. Selain kandungan sukrosanya yang cukup tinggi,
tanaman tebu juga mengandung senyawa lain seperti kalsium, fosfor, zat besi, kalium,
natrium dan protein dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan metode dalam penelitian
ini peneliti menggunakan metode bradford,hasil penelitian percobaan ini di dapatkan
hasil bahwa bagian dari tanaman tebu yang mempunyai kandungan protein tertinggi
adalah daun dengan berat 4,553 mg/ml, lalu yang kedua yaitu jaringan akar dengan
berat 2,931 mg/ml, dan yang terakhir yaitu batang dengan berat 2,409 mg/ml.

5.2 Saran

Tulisan ini mengakui sejumlah kekurangan, terkait dengan pembahasan yang


kurang mendalam di beberapa kandungan-kandungan di dalam tebu. Kekurangan dari
penelitian ini dapat dijadikan sebagai ide untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan
hasil penelitian, peneliti akan membuat rekomendasi atas analisis hasil. Berikut
beberapa saran dari peneliti terkait dengan penelitian ini.Disarankan perlu penelitian
lebih lanjut agar dapat mengkaji kandungan-kandungan yang lainnya yang terdapat di
dalam tanaman varietas tebu..

DAFTAR PUSTAKA

Misran, E. (2005). Industri Tebu Menuju Zero Waste Industry. Jurnal Teknologi
Proses. 4(2), 6–10.

Pratiwi, I., Gustomo, D., dan Kusuma, Z. 2018. Aplikasi Kompos Vinasse Dan
Bakteri Endofit Untuk Memperbaiki Serapan Nitrogen Dan Pertumbuhan
Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.). Jurnal Tanah dan Sumberdaya
Lahan. 5(2): 949-957.

Anam K. 2010. Pengukuran Kadar Protein dengan Metode Bradford. Bogor:


Bioteknologi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Utami, P., Lestari, S., Lestari, S. D. 2016. Pengaruh Metode Pemasakan Terhadap
Komposisi Kimia dan Asam Amino Ikan Seluang (Rasbora argyrotaenia).
Jurnal Teknologi Hasil Perikanan. 5(1):73-84.
BAB 1. PENDAHULUAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Tebu adalah salah satu tanaman penghasil bahan pemanis atau sukrosa yang
tersimpan didalam batang tebu selain itu tanaman tebu juga sebagai penghasil gula
kristal. Kandungan tanaman tebu bagian batangnya terdapat sukrosa 8-16%, fiber
serat berkisar 11-16%, dan air 69-76% serta padatan lainnya. Tanamn tebu ini
mengalami transpirasi yang memiliki peran untuk mempertahankan temperatur pada
tanaman, laju pertumbuhan akan sejalan dengan banyaknya air yang dapat
ditranspirasikan oleh tanaman tebu (Harsanto, 2011 dalam Destriyani, 2014).

Sukrosa adalah produksi akhir asimilasi karbon (C) pada proses fotosintesis,
selain itu sukrosa adalah bentuk karbohidrat yang mudah ditransportasikan ke
jaringan simpan atau sink tissues. Sukrosa sendiri memiliki peran dalam mengatur
ekspresi gen lainnya, partisi karbon asimilate serta pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Didalam tanaman terdapat enzim utama yang menentukan biosintesis
sukrosa yang berlangsung dibagian mesofil daun yaitu sucrose phosphate synthase,
enzim tersebut juga dapat mengkatalisis pembentukan (suc6P) sucrose-6-phosphate
dari (F6P ) fructose-6-phosphate dan (UDPG) uridine- 5-diphospho glucose. Lalu
suc6P diputus oleh (SPP) sucrose phosphate phosphatase, sehingga menghasilkan
sukrosa. Untuk menentukan kandungan sukrosa daun dan berkorelasi positif dengan
rasio sukrosa ialah dengan melihat besar dan kecilnya suatu aktivitas SPS (Miswar,
2007).

Pada tanamn tebu sendiir memiliki hara esensial yaitu C, H, O, N, P, K, Ca,


Mg, B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, dan S, serta Zn. Sukrosa adalah hasil utama pada
tanaman tebu yang tersusun atas unsur C, H, dan O. Pada sukrosa tidak terdapat hara
N, tetapi sangat penting dan berpengaruh bagi produksi sukrosa. Hara N tersebut
lebih berperan terhadap proses pembentukan yang melalui berbagai senyawa organ,
jaringan, dan enzim yang terkait. Untuk menghasilkan sukrosa proses paling utama
ialah fotosintesis yang nantinya untuk ditimbun dalam jaringan parenkim batang, dan
berbagai aktivitas metabolisme (Mastur, 2015).
Hasil utama tanaman tebu merupakan hasil langsung fotosintesis berupa
sukrosa yang ditimbun dalam batang untuk meningkatkan rendemen tebu diperlukan
sinergi dan sinkronisasi dalam proses fotosintesis dan partisi sukrosa ke jaingan
parenkim batang serta aktivitas enzim. Proses fotosintesis dan asimilasi C tersebut
membutuhkan kecukupan hara. Nitrogen selain untuk pembentukan klorofil, juga
berperan untuk pembentukan organ vegetatif terutama batang, daun, dan anakan.
Sukrosa sintetase adalah salah satu enzim yang bertanggung jawab pada sintesis
sukrosa pada daun yang membutuhkan peran hara makro sekunder Mg2+ dan juga
hara mikro Mn2+. Sintesis sukrosa membutuhkan Mg2+ sebagai kofaktor utama,
tetapi agaar aktivitasnya tinggi diperlukan Mn2+ (Patil dan Joshi 1971 dalam Mastur,
2015).

BAB 3. MATERI DAN METODE

3.2 Materi
3.3.1 Waktu dan tempat
Praktikum mata kuliah Biokimia Tanaman tentang analisis Sukrosa
pada tanaman tebu dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 20 April 2022 pada
pukul 13.00-selesai di laboratorium Analisis Tanaman Universitas Jember.
3.3.2 Alat
1. Mortar
2. Pisau
3. Sampel Cup
4. Micro Pipet
5. Handphone
6. Timbangan
7. Sprectophotometer UV-Vis
8. Centrifuge
9. Alu
3.3.3 Bahan
1. Sampel jaringan tebu (Batang dan daun)
2. NaOH 0,5 N
3. Resolcinol 0,1 %
4. HCL 30%
3.1 Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan uji
Resolcinol. Dalam pengujian ini digunakan pereaksi resorcinol dan NaOH
berlebihan sehingga sampel yang mengandung sukrosa akan lebih mudah
untuk diamati perubahan warna yaitu ditandai dengan terbentuknya warna
merah muda.

BAB 4. HASIL DAN


PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Simple Tabel
No. Sample ID Type Ex WL520,0
1. Daun 1 Unknown 0,554
2. Daun 2 Unknown 0,506
3. Tebu 1 Unknown 2,729
4. Tebu 2 Unknown 0,990
Berdasarkan data pada diagram yang diperoleh dari hasil pengamatan
praktikum acara ini, bagian dari tanaman tebu yang mempunyai kandungan
sukrosa tertinggi adalah tebu dengan berat 2,729 µl dan sedangkan dengan
kandunngan sukrosa terendah adalah daun dengan berat 0,506 µ

GRAFIK SUKROSA TEBU


3 2.729
2.5
2
1.5 0.99
wl520,0

1 0.554 0.506
0.5
Daun Daun Tebu Tebu
0
1 2 1 2
1. 2. 3. 4.
Sample ID

grafik 1.Hasil pengukuran sukrosa pada tanaman tebu dengan


persamaan rekresi standar sukrosa

4.1 Pembahasan

Langkah awal saat menguji kandungan sukrosa pada tebu


menggunakan metode Resolcinol dengan memotong kecil-kecil hingga
didapatkan hasil 0,5 gram. Lalu setiap jaringan dihaluskan dan ditambahkan
dengan NaOH sebanyak 70 µl 0,5 N, selanjutnya dipanaskan selama 10
menit lalu dibiarkan hingga dingin, setelah dingin tambahkan 250 µl
resolcinol 0,1 % dan 750 µl HC 30%, lalu di inkubasi selama 8 menit
dengan suhu 80oC hingga nanti terjadi perubahan warna menjadi merah
muda.
Pada sampel daun 1 dan 2 menghasilkan cairan berwarna kekuningan
dengan kadar sukrosa 0,554 µl dan 0,506 µl, dari hasil warna cairan tersebut
menunjukkan bahwa kandungan kadar sukrosannya tidak terlalu tinggi.
Sedangkan pada sampel batang 1 dan 2 menghasilkan warna merah muda yang
sangat pekat dengan kadar sukrosa 2,729 µl dan 0, 990 µl, dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kadar sukrosa pada bagian batang sangat tinggi.
Terrdapat faktor yang mempengaruhi tingkat kadar sukrosa pada bagian yang
sama yaitu saat pengambilan sampel dan saat menambahkan cairan dngan ragu-
ragu sehingga akan meyebabkan perbedaan tingkat kadar sukrosa pada sampel
batang 1 dan 2

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Kandungan sukrosa
pada tebu berfungsi sebagai alat produksi akhir asimilasi karbon (C) pada
proses fotosintesis, selain itu sukrosa adalah bentuk karbohidrat yang mudah
ditransportasikan ke jaringan simpan atau sink tissues. Sukrosa sendiri
memiliki peran dalam mengatur ekspresi gen lainnya, partisi karbon asimilate
serta pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada percobaan kali ini
kandungan sukrosa pada tebu dengan metode Resolcinol yang dipotong
didapatkan hasil 0,5 gram dan ditambah NaOH sebanayak 70 µl 0,5 N dan
dipanaskan selama 10 menit dan didinginkan setelah itu di tambahkan 250 µl
resolcinol 0,1 % dan 750 µl HC 30% lalu di inkubasi selama 8 menit maka
akan terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Hal ini terjadi akibat
kandungan kadar sukrosanya tidak terlalu tinggi. Proses kelangsungan
fotosintesis pada tebu dan asimilasi C tersebut membutuhkan kecukupan hara.
Lalu Sukrosa sintetase merupakan salah satu enzim yang bertanggung jawab
pada sintesis sukrosa pada daun yang membutuhkan peran hara makro
sekunder

5.2 Saran

Tulisan ini mengakui sejumlah kekurangan, terkait dengan


pembahasan yang kurang mendalam di beberapa kandungan-kandungan di
dalam tebu. Kekurangan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai ide untuk
penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti akan membuat
rekomendasi atas analisis hasil. Berikut beberapa saran dari peneliti terkait
dengan penelitian ini.

Disarankan perlu penelitian lebih lanjut agar dapat mengkaji


kandungan-kandungan yang lainnya yang terdapat di dalam tanaman varietas
tebu..

DAFTAR PUSTAKA

Miswar, M., B. Sugiharto, T. Handoyo, dan S. A. Made. (2007). Peranan Sucrose


Phosphate Synthase (SPS) dan Acid Invertase (AI) Internoda Tebu
(Saccharum officinarum L.) dalam Akumulasi Sukrosa. Agritrop, 26 (4): 187
-193.

Destriyani, L., Tamrin, dan M. Z. Kadir. (2014). Pengaruh Umur Simpan Air Tebu
Terhadap Tingkat Kemanisan Tebu (Saccharum Ofiicinarum). Jurnal Teknik
Pertanian Lampung, 3(2): 119-126.
Mastur, Syafaruddin, dan Syakir, M. (2016). Peran Dan Pengelolaan Hara Nitrogen
Pada Tanaman Tebu Untuk Peningkatan Produktivitas Tebu. Perspektif,
14(2): 73-86.

Anda mungkin juga menyukai