Anda di halaman 1dari 6

Teknik Pembibitan Kelapa Sawit dan Pola Kemitraan Penangkar Bibit PPKS

PENDAHULUAN

TAHUN 2020 ada PSR 180 ribu ha masuk program replanting

- Setara 26 juta bibit


- Menjadi tanggung jawab Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan mitra penangkar bibit di
seluruh Indonesia.

Bibit kelapa sawit yang baik secara fisik,genetik dan fidiologis

- Berasal dari sumber benih resmi


- Pembibitan dilakukan sesuai SOP
- Seleksi bibit ketat

PPKS telah berupaya menekan peredaran benih illegitim

- Pembelian langsung di PPKS


- Diskon khusus untuk petani kelapa sawit
- Prowitra
- Kerjasama dengan mitra untuk menyediakan bibit siap tanam

Benih Benar dan Baik

- Benih berasal dari sumber benih resmi (diatur dalam permentan 131 tahun 2014),—
>Kontaminasi non Tenera < 2% (SNI 8211 : 2015)

Berapa Kecambah yang harus dibeli?

—Kebutuhan kecambah = 140 % dari kerapatan tanaman/ha

– Seleksi kecambah = 2,5% rafaksi kecambah PPKS 5%


– Seleksi di pre nursery = 10%
– Seleksi di main nursery = 15%
– Cadangan penyisipan = 5%

Kerapatan tanam Jumlah Kecambah

130 = 1,40 x 130 180 butir

143 = 1,40 x 143 200 butir


Prosedur Standar Pembibitan Kelapa Sawit

Menurut : Permentan 131 Tahun 2014 dan SOP pembibitan PPBTPI

—Syarat-syarat lokasi pembibitan :

– Topografi rata —> untuk drainase dan sanitasi


– Dekat sumber air —> untuk penyiraman
– Akses jalan baik —> untuk akses kultur teknis dan transportasi bibit
– Aman dari gangguan —> terutama dari hama-hama nerukuran besar

Sistem Pembibitan

Single stage

– Penanaman langsung di pembibitan utama (MN)

Double stage

– Pre Nursery (PN) = 3 bulan di polybag kecil


– Main Nursery (MN) = 9 — 12 bulan sampai bibit siap tanam

Keuntungan simgle stage :

– Lebih hemat biaya karena penanaman langsung di polybag MN


– Kerugian : pengawasa susah,bibit kurang terjamin karena minim seleksi.

Keuntungan double stage :

– Mudah dalam pengawasan dan pemeliharaan


– Tersedia waktu untuk menyiapkan MN
– Bibit lebih terjamin karena ada proses seleksi
– Seleksi yang ketat dapat mengurangi penggunaan tanah dan polybag di MN

Bendengan Pembibitan PN

Bendengan ukuran 1,2 m x 8 m dapat memuat 1.000 bibit PN

Bagian dasar bendengan dibuat lebih tinggi dari permukaan

Pembibitan PN sesuai SOP

Fungsi

– Mencegah masuknya sinar matahari langsung


– Menghindari terbongkarnya tanah akibat hujan
– Pengaturan intensitas naugan
– Umur
Umur (bulan) Naungan (%)

0 — 1,5 100

1,5 — 2,5 50

< 2,5 Naungan dihilangkan bertahap

Pembibitan PN di Kebun Swasta Wilayah Kalimantan Tengah sama sekali tidak menggunakan
naungan.

Bibit tidak mati tetapi bibit mengalami stres cahaya matahari (warna daun pucat) dan rentan
tumbuh abnormal karena terkena hujan secara langsung sejak ditanam.

Media tanam

– Tanah bagian atas (top soil)


– Gembur,bebas dari Aopt
– Tanah yang kurang gembur dapat dicampur dengan pasir (3:1)
– Tanah diayak dengan ayakan 2 cm

Polybag

Pre nursery

– Ukuran 22 x 14 cm,tebal 0,07,hitam/putih,berlubang ∅ 0,3 cm 24 buah

Main nursery

– Ukuran 50 x40 cm,tebal 0,2 mm hitam,berlubang ∅ 0,5 cm 60 buah

Polybag PN atau Hyplyg

Keuntungan menggunakan Hyplyg :

– Menghemat ruang pembibitan


– Menghemat media tanam (tanah)
– Menghemat tenaga kerja
– Bisa digunakan untuk 3-4 kali
– Lebih mudah penanganannya

Penanaman Kecambah

Kecambah diusahakan segera ditanam,karena keterlambatan dapat menyebabkan :

– Plumula dan radikula memanjang sehingga menyulitkan penanaman


– Kecambah rusak oleh jamur
– Kecambah akan menjadi kering/mati

Maksimal 5 hari setelah penerimaan

Penanaman kecambah dapat dilakukan beregu 3 orang dengan tugas :

– Membuat lubang kecambah kedalaman 3 cm


– Memasukkan kecambah ke dalam lubang
– Menutup dan memadatkan tanah di sekeliling kecambah
Pemeliharaan Pembibitan Awal

Penyiraman

– 2 kali sehari
– Setiap bibit memerlukan 0,1-0,25 lt/penyiraman

Penyiangan

- Penyiangan secara manual untuk rumput atau gulma lain (2 minggu sekali)

Konsolidasi bibit

- Menambah tanah yang kurang


- Menegakkan polybag yang miring

Pemupukan

- Pupuk urea 2 gram/lt air untuk 100 bibit


- Pupuk majemuk 2,5 gr/polybag
- Frekuensi seminggu sekali

Pengendalian hama dan penyakit

- Pengamatan harian untuk hama dan penyakit


- Hama utama PN : semut,jangkrik,belalang,tikus
- Penyakit : Helminthosporium,Antrachnosa

Pengendalian dengan bahan kimia harus ekstra hati-hati.

Kesalahan pemupukan di PN

1. Pemupukan di PN tidak dianjurkan hingga umur 2 bulan


2. Juka media kurang baik,dipupuk dengan urea 0,1–0,2% dengan disemprotkan
3. Pemupukan denganpenyemprotan ke daun pada sinar mata hari terik dan suhu udara tinggi
harus dihindari

Seleksi Bibit

- Menghindari terangkutnya bibit abnormal ke tahap selanjutnya


- Bibit abnormal : faktor genetis,kesalahan kultur teknis,atau serangan HPT
- Bibit normal : umur 3 bulan memiliki 3–5 helai daun

Bibit abnormal dan AFKIR di pre nursery

- Bibit yang anak daunnya sempit dan memanjang


- Penyebab : genetis
- Bibit yang pertumbuhannya berputar
- Penyebab : kesalahan saat penanaman
- Bibit yang tumbuh kerdil
- Bibit yang ujung daunnya membulat seperti mangkok

Pembibitan utama
Persiapan areal

- Areal yang telah dibuka dibersihkan dan diratakan


Are rata memudahkan dalam menaruh polybag MN dan kultur teknis lainnya
- Pembuatan saluran drainase
Akan memudahkan pembuangan air sisa penyiraman dan air hujan
- Pembuatan pagar keliling
Untuk keamanan bibit

Pemancangan jarak tanam MN

- Pemancangan dilakukan bila instalasi penyiraman telah selesai dibuat


- Jarak tanam anjuran adalah : bervariasi 50 x 50 x 50 cm hingga 100 x 100 x 100 cm (SOP
Pembibitan PPKS),antara 80 x 80 x 80 cm hingga 90 x 90 x 90 cm (pembibitan 131 tahun
2014)
Untuk umur bibit hingga 12 bulan bisa menggunakan jarak tanam 50 x 50 x 50 cm dan jika
kemungkinan bibit > 12 bulan hingga 2 tahun sebaiknya menggunakan jarak tanam minimal
70 x 70 x 70 cm (draf SOP Pembibitan versi PPBTPI.

Pemeliharaan pembibitan utama

Penyiraman

- 2 kali sehari (tidak disiram jika ada hujan > 8 mm/hari)


- Kebutuhan air = 2 lt/hari/polybag

Penyiangan

- Penyiangan dalam polybag (membersihkan gulma dan mencegah terbentuknya lapisan


kedap air)
- Penyiangan disekitar polybag untuk membersihkan vegetasi selain bibit kelapa sawit

Pemberian mulsa

- Mengurangi penguapan
- Mulsa diberikan dalam bentuk sisa tanaman

Pemupukan

- Menggunakan pupuk majemuk NPKMg 15-156-4 dan 12-12-17-2

Pengelolaan bibit multiembrio

Dapat mengurangi biaya penyediaan bibit.

Kecambah PPKS mempunyai persentase multiembrio 2 – 5 %.

Meskipun pada waktu MN,bibit mono embrio lebih jagur namun berdasarkan hasil pengamatan
pada umur 1 tahun di TBM tidak menunjukkan beda yang nyata dengan bibit asal multi embrio

Pengamatan PPKS dikebun swasta konsumen PPKS

Keterangan vegetatif

DxP PPKS 540 multi embrio TT 2011


- Sampel diambil secara acak dari blom A10 (asal kecambah multi embrio) dan blok A9 (asal
kecambah tunggal)sevanyak 15 pohon.
- Berdasarkan data karakter vegetatif, DxP PPKS 540 berasal dari kecambah multi embrio
tidak berbeda nyata dengan tanaman berasal dari kecambah tunggal.

Anda mungkin juga menyukai