Anda di halaman 1dari 10

1

PEMBIBITAN
Pembibitan (Nursery)
Bibit merupakan bahan tanam yang telah siap untuk ditanam di lapangan.
Bibit dapat berasal dari hasil organ reproduktif yaitu benih maupun hasil
perbanyakan vegetative. Benih merupakan bahan tanam yang berasal dari biji
yang telah diberi perlakuan tertentu. Sedangkan hasil perbanyakan vegetative
dapat berupa hasil dari kultur jaringan. Bahan Tanam yang digunakan di PT.
Perkebunan Nusantara IV Kebun Tinjowan. Dimana benih tersebut merupakan
hasil persilangan DxP dari PPKS 540 Adolina dan PPKS 540 NG dari Medan.
Kecambah harus diambil langsung oleh karyawan pimpinan Bagian
Tanaman dan kecambah harus diperiksa dahulu sebelum di packing. Asisten
Bibitan harus memastikam bahwa tali pengikat pada kotak masih utuh ketika
diterima di bibitan. Dasar perhitungan kebutuhan kecambah/bibit siap salur per
hektar adalah:
 Kebutuhan bibit untuk penanaman
 Sisipan TBM
 Sisipan TM (s/d umur 6 tahun kecuali yang harus menyisip pada umur >6
tahun)
 Rencana thinning out 30%
Berdasarkan perhitungan di atas dan rencana kerapatan tanaman per hektar,
perhitungan kebutuhan kecambah adalah sebagai berikut:
Kerapatan per Ha
Uraian
130 pk 143 pk 150pk
-Bibit siap tanam 130 143 150
-Afkir 50 55 57
-Seleksi Transplanting 10 11 12
-Sisipan 10 11 12
Jumlah 200 220 231
Tabel 1. Perhitungan Kebutuhan Kecambah
Sistem pembibitan kelapa sawit terbagi menjadi dua yaitu single stage dan
double stage. Single stage adalah sistem pembibitan satu tahap dimana kecambah
langsung ditanam pada large polybag sedangkan, double stage atau pembibitan
dua tahap, kecambahan ditanam di baby polybag/ Pre Nursery terlebih dahulu dan
setelah ± 3 bulan baru dipindahkan ke Main Nursery.
2

Sistem pembibitan yang digunakan di pembibitan Tinjowan adalah


double stage yaitu Pre Nursery umumnya selama 3 bulan dan kemudian
dipindahkan ke Main Nursery setelah berumur 4-12 bulan setelah perkecambahan.
Namun Adapun keuntungan sistem pembibitan dua tahap yaitu:
 Pada saat di pre nursery, bibit bibit muda terkumpul dalam satuan luas yang
relatif kecil sehingga pengawasan, pemupukan, penyiraman dan pengendalian
hama penyakit lebih mudah.
 Kemungkinan kecambah/bibit mati, sakit dan rusak lebih kecil
 Mempunyai waktu yang lebih panjang dalam mempersiapkan pembibitan
utama (Main Nursery).
Pembibitan Pre Nursery
Pembibitan pre nursery di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Tinjowan
dimulai pada tanggal 16 November, 30 November, dan 8 Desember 2018. Dan
telah diketahui bahwa umur PN saat berpindah ke MN yaitu 4,5 bulan.
Diakibatkan keterlambatan kontrak kerja. Dengan adanya keterlambatan tersebut
mempengaruhi tinggi tanaman , untuk mengatasi hal tersebut, dianjurkan
memberikan pupuk organik yaitu berupa solid dengan dosis 250 gr / pokok. Pada
saat melaksanakan PKL ini pembibitan di Pre Nursery sedang tidak dilakukan.
Bibit yang tersedia dalam bibitan adalah bibit yang telah masuk tahap Main
Nursery berumur 7 bulan.
Pengolahan Lahan
Lahan yang dipilih untuk bibitan kelapa sawit adalah lahan yang rata,
terbuka dan dekat dengan sumber air, dekat dengan sumber tenaga kerja, dekat
dengan rencana penanaman (central) dan drainase harus baik
Bedengan
Bedengan terbuat dari papan kayu/bambu dengan lebar ± 20 cm. Ukuran
bedengan: 10 m x 1,20 m dan jarak antar bedengan 0,50 cm . Dalam satu
bedengan dapat ditempatkan 12x100 polybag= 1200 polybag
Naungan
Naungan terbuat dari tiang bambu dengan tinggi 2 m dari permukaan
tanah dengan atap shadow nett.
3

Pengisian Media
Media yang digunakan dalam pembibitan adalah topsoil yang sudah di
ayak dicampur dengan Rock Phosphat (RP) sebagai pupuk dasar sebanyak 5
kg/ton tanah (± 6 gram/polybag). Baby poliybag yang digunakan berukuran 15 cm
x 22 cm x tebal 0,07 mm warna putih dengan 2 baris lobang drainase yang
berjumlah 12-24 buah. Dalam satu ton tanah ayakan dapat digunakan untuk
mengisi 1000 baby polybag. Baby Polybag disusun ke dalam petak persemaian
dengan posisi tegak dan dilakukan penyiraman sebelum penanaman kecambah.
Penanaman Kecambah
Baby polibag yang berisi media tanam ditanami dengan kecambah kelapa
sawit dengan plumula menghadap ke atas dan radicula menghadap ke bawah.
Plumula merupakan bakal daun yang keluar dari kecambah ditandai dengan warna
putih dengan ujung tumpul. Radikula merupakan bakal akar yang keluar dari
kecambah ditandai dengan warna putih dengan ujung runcing.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan kebutuhan
air sebanyak 150 ml/ baby polybag dengan norma 10.000 pk/us. Penyiraman tidak
dilakukan jika ada hujan lebih dari 8 mm, apabila curah hujan kurang dari 8 mm
dilakukan penyiraman.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan 1 bulan dua kali pada gulma yang ada di atas
polybag dengan norma 2.500 pk/us dan di antara bedengan, penyiangan dilakukan
secara manual dengan norma 10 us/ha
Pemupukan
Bibit di pre nursery yang sudah berumur 4 minggu dapat dipupuk dengan
cara menyiramkan larutan urea 0,20% dalam 1 liter air dapat digunakan untuk
memupuk 100 bibit dengan norma 2 gr/liter air untuk 100 bibit. Setelah
penyiraman pupuk dengan menggunakan gembor dilakukan penyiraman dengan
air agar daun tidak terbakar.
Pemupukan di Pre Nursery dilakukan setiap minggu dengan jadwal, jenis
dan dosis sebagai berikut:
4

Umur Gram/ liter air


(Minggu) Urea NPK-15-15-6-4
4 - 12 2 2
Tabel 2. Jenis , Dosis dan Waktu Pemupukan di Pre Nursery
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang pada stadia Pre Nursery adalah belalang dan
semut. Pengendalian hama yang dilakukan adalah dengan menggunakan
Deltamethrin 25 EC dengan dosis 2cc/L air. Penyakit yang menyerang stadia Pre
Nursery, yaitu penyakit bercak daun yang berasal dari jamur. Pengendalian dapat
dilakukan dengan menggunakan fungisida berupa Dithane M45 2gr/L air dan
Amistartop 2cc/ liter air untuk 200 pokok. Dilakukan monitoring hama dan
penyakit dilakukan setiap hari. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan setiap
bulan, aplikasi dilakukan pagi hari setelah penyiraman.
Mengurangi Naungan
Tujuan mengurangi naungan adalah mempersiapkan bibit agar lebih tahan
saat pemindahan ke Main Nursery. Adapun penjarangannya dilakukan secara
bertahap sebagai berikut :
 Sampai dengan umur 1 ½ bulan naungan dikurangi 25%
 Umur 1 ½ bulan s/d 2 ½ bulan atap naungan dikurangi 50%
 Umur 2 ½ bulan dan seterusnya atap berangsur dihilangkan.
Seleksi Bibit
Seleksi atau Thinning Out bertujuan untuk menyingkirkan / memisahkan
bibit yang tumbuh abnormal yang diakibatkan oleh faktor genetis, kerusakan
mekanis, serangan hama dan penyakit , kesalahan kultur teknis dan lain-lain.
Standart thinning out di pre nursery adalah 10-15%.
Bentuk bibit yang dinyatakan abnormal:
 Bibit yang anak daunnya sempit dan memanjang seperti lallang (Narrow
leaves)
 Bibit yang pertumbuhannya terputar (Twisted)
 Bibit yang tumbuh kerdil (Dwarftsh)
 Bibit yang anak daunnya bergulung (Rolled leaves)
 Bibit yang pertumbuhannya memanjang (errected)
5

 Bibit yang anak daunnya keriting (Criolled)


 Bibit yang ujung daunnya membuat seperti mangkok (Collante)
 Bibit yang terserang penyakit tajuk (Crown disease)
Berdasarkan hasli seleksi yang dilakukan di pembibitan di PT. Perkebunan
Nusantara IV dapat diketahui bahwa keabnormalitasan yang paling sering muncul
diantaranya :
 Bibit yang anak daunnya sempit dan memanjang seperti lallang (Narrow
leaves)
 Bibit yang tumbuh kerdil (Dwarftsh)
 Bibit yang anak daunnya bergulung (Rolled leaves)
 Bercak daun (Black spot)
Pembibitan Main Nursery
Pada saat pelaksanaan PKL ini bibit yang tersedia di Main Nursery dengan
jumlah awal 50.160 bibit. Namun setelah dilaksanakan seleksi, bibit saat ini
berjumlah 48.897 bibit. Bibit yang tersedia telah berumur 8 bulan. Pembibitan
dilakukan pada tanggal 16 November 2018, 30 November 2018 dan 8 Desember
2018. Bibit yang berada di Main Nursery belum dilakukan penanaman ke
lapangan dikarenakan belum adanya kegiatan tanaman ulang di PT. Perkebunan
Nusantara IV. Pada bibit yang telah berumur > 12 bulan maka pemeliharaan yang
dilakukan adalah penyiraman, pemangkasan dan pengendalian hama penyakit.
Persiapan Lahan
Pemilihan lokasi Main Nursery yang tepat harus memenuhi beberapa
kriteria lokasi pembibitan Main Nursery, antara lain:
 Letak Pre Nursery diusahakan sedekat mungkin dengan Main Nursery
 Areal harus rata
 Dekat sumber air dengan bibit dan mutu air yang cukup sepanjang tahun.
Tiap petak disusun 5 baris polybag 40 atau 50 bibit. Antara 2 petak dipisah
dengan membuang barisan ke 6 dan kelipatannya. Lahan pembibitan utama harus
bersih dari gulma. Gulma dapat dibersihkan secara manual yaitu dengan garuk.

Pengisian Media
6

Media yang digunakan dalam pembibitan adalah tanah yang belum pernah
di tanaman oleh kelapa sawit sebelumnya untuk menghindari terkontaminasinya
top soil dari sumber penyakit seperti Ganoderma. Media pembibitan berupa
lapisan atas (top soil) yang sudah di ayak dengan ayakan kawat (10-20 mm) untuk
menghaluskan tanah dan membesihkan tanah dari batu, bekas akar, gumpalan
tanah dan kotoran kasar lainnya. Setelah di ayak, 1 ton top soil dicampur dengan
Rock Phosphat (RP) sebagai pupuk dasar sebanyak 5 kg/ton tanah. dapat mengisi
43 polibag yang berukuran 50 cm x 40 cm x tebal 0,2 mm.
Media yang telah homogen diiisi berangsur dengan tangan atau skop kecil.
Pengisian dimulai setengah polibag, dipadatkan dan kemudian diisi sampai penuh
kira-kira 1-2 cm dari bibir atas polibag.
Jarak tanam yang digunakan adalah 80 cm x 80 cm dapat memuat
±12.000 bibit dan sesuai areal lahan. Pemancangan dilakukan lurus ke semua
arah, bertujuan untuk keseimbangan pertumbuhan dan kemudahan pemeliharaan.
Polibag yang telah diisi tanah diletakkan tepat berada di atas titik pemancang.
Pemindahan Bibit ke Main Nursery
Teknik penanaman bibit dalam polybag (Transpalnting dari Pre Nursery
ke Main Nursery):
 Dibuat lubang penanaman dengan manual.
 Plastik polybag disayat tapi tidak mengenai akar.
 Plastik baby polybag yang sudah disayat ditarik atau dilepas kemudian
dimasukkan ke dalam polybag.
 Tanah dipadatkan dan diratakan sehingga permukaan baby polybag sama
permukaan tanah polybag besar.
 Dibuat papan merek yang berisi nomor petak, tanggal tanam, jumlah bibit dan
tanggal pindah tanam.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari (pagi pukul 07.00-10.00 dan sore
pukul 14.00- 17.00) dengan kebutuhan air sebanyak 1 liter/ polybag, sehingga
dalam 1 hari dibutuhkan 2 liter air/ polybag. Penyiraman tidak dilakukan jika ada
7

hujan lebih dari 8 mm berdasarkan pengukuran ombrometer, apabila curah hujan


kurang dari 8 mm dilakukan penyiraman.

Gambar 1. Ombrometer untuk Mengukur Curah Hujan


Sistem irigasi yang digunakan adalah sistem irigasi semi manual. Dari
ujung pipa dibuat kran, kemudian disambung dengan selang plastic yang
panjangnya ±50 m pada ujung selang ini diberi kepala gembor untuk penyiraman.

Gambar 2. Penyiraman menggunakan selang dan kepala gembor


Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang berada diatas
polybag dan antar polybag. Penyiangan di pembibitan utama dilakukan 2 kali
dalam 1 bulan. Penyiangan dalam polybag dilakukan secara manual, penyiangan
meliputi mencabut gulma. Penyiangan antar polybag dilakukan secara manual,
yaitu dengan membersihkan gulma menggunakan garuk maupun cangkul. Norma
untuk penyiangan gulma di main nursery antar polibag 10 US/ha dan penyiangan
di polibag 2500 pk/US.

Gambar 3. Kegiatan Penyiangan secara manual


Pemupukan
Pupuk diberikan dengan dosis dan waktu yang sesuai dengan anjuran.
Pupuk di aplikasikan dengan cara dicampur dengan air di atas tanah polybag
dengan jarak 4-5 cm dari pangkal batang. Diusahakan agar pupuk tidak terkena
dengan pangkal batang karena dapat mengakibatkan batang terbakar dan panas.
Dosis pemupukan yang dianjurkan di Main Nursery, yaitu:
8

Umur (Minggu) Jenis Pupuk


Di Terhitung dari NPK 15-15-6- NPK 12-12-17- Kieserite
Main Pre Nursery 4 2 (gr)
Nursery (gr) (gr)
2 14 2.5 - -
3 15 2.5 - -
4 16 5 - -
5 17 5 - -
6 18 7.5 - -
8 20 7.5 - -
10 22 10 - -
12 24 10 - -
14 26 - 10 7.5
16 28 - 10 5
18 30 - 10 -
20 32 - 10 5
22 34 - 15 -
24 36 - 15 7.5
26 38 - 15 -
28 40 - 15 7.5
30 42 - 20 -
32 44 - 20 10
34 46 - 20 -
36 48 - 25 10
38 50 - 25 -
40 52 - 25 10
Tabel 3. Dosis Anjuran Pupuk di Main Nursery
Cara-cara pemberian pupuk yaitu :
- Taburkan pupuk sesuai dengan takaran, melingkari pangkal bibit dan jangan
mengenai daun atau akar.
- Akar yang terbuka lebih dahulu dibumbun dengan tanah halus.
- Kalau ada polibag yang miring lebih dahulu ditegakkan.

Pemangkasan
9

Pada saat kami melakukan kegiatan PKL Pemangkasan di main nursery


belum di lakukan karena bibit belum cukup umur.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang pada stadia Main Nursery adalah belalang, semut
dan apogonia. Pengendalian hama yang dilakukan adalah dengan menggunakan
Deltamethrin 25 EC dengan dosis 2cc/L air. Penyakit yang menyerang stadia
Main Nursery, yaitu penyakit bercak daun yang berasal dari jamur. Pengendalian
dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida berupa Dithane M45 2gr/L air
dan Amistartop 2cc/ liter air. Dilakukan monitoring hama dan penyakit dilakukan
setiap hari. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan setiap bulan, aplikasi
dilakukan pagi hari setelah penyiraman.
Parameter Amatan
Pengukuran pertumbuhan mulai dilakukan pada saat bibit telah berumur 3
bulan. Pengukuran pertumbuhan dilakukan setiap bulan pada sampel secara acak.
Jumlah sampel sebanyak 1% dari jumlah keseluruhan bibit. Parameter yang
diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Tinggi tanaman
diukur menggunakan meteran, jumlah daun dihitung secara manual dan diameter
batang diukur dengan jangka sorong digital.
Pengukuran pertumbuhan harus sesuai dengan standard yang ditetapkan, yaitu:
Umur Jumlah Daun Tinggi Tanaman (cm) Diameter Pokok
(Mm)
3 3.5 20 1.3
4 4.5 25 1.5
5 5.5 32 1.7
6 8.5 39 1.8
7 10.5 52.2 2.7
8 11.5 64.3 3.6
9 13.5 88.3 4.5
10 15.5 101.9 5.5
11 16.5 114.1 5.8
12 18.5 126.9 6.8
Tabel 4. Standard Pertumbuhan Bibit

Berikut ini adalah tabel perbandingan antara pengukuran standart dan


pengukuran realisasi (Lapangan):

Standard Realisasi
10

Jumlah Tinggi Diameter Jumlah Tinggi Diameter


Umur
pelepah Tanaman Batang pelepah Tanaman Batang
(bulan)
(helai) (Cm) (Mm) (helai) (Cm) (Mm)
6 8.5 39 1.8 8,39 37,51 I,97
7 10.5 52.2 2.7 9,97 48,59 2,71
Tabel 5. Perbandingan Standarisasi dan Realisasi

a b c
Gambar 4. Kegiatan Pengambilan parameter amatan: a. Pengukuran tinggi
tanaman dengan meteran; b. alat ukur Jangka Sorong; c. Pengukuran diameter
tanaman dengan Jangka Sorong
Seleksi Bibit
Seleksi bibit kelapa sawit dilakukan pada umur 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan,
11 bulan dan terakhir pada saat akan dipindahkan ke lapangan. Bibit-bibit di
setiap persilangan yang abnormal dicatat jumlahnya, dipisahkan dan dimusnakan.
Jumlah seleksi di main nursery 15-20%.
Bibit abnormal yang paling banyak di Main Nursery PT. Perkebunan
Nusantara IV Tinjowan, yaitu bibit menggulung, bibit kerdil, bibit yang anak
daunnya sempit, memanjang seperti daun lalang dan bercak daun. Bibit yang
abnormal dan terserang hama penyakit dilakukan pencacahan dari pangkal hingga
ujung daun, dan disaksikan oleh kantor pusat setelah dibuat berita acara
pemusnahan bibit kelapa sawit.

Anda mungkin juga menyukai