PAPER
OLEH :
Latar Belakang
Biji dapat diartikan sebagai suatu ovule atau bakal tanaman yang masak
yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang terbentuk dari bersatunya
sel-sel generative yaitu gamet jantan dan gamet betina di dalam kandung embrio,
merupakan biji tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk tujuan penanaman
Benih yang dipanen pada tingkat masak yang optimum harus diikuti
yang tinggi. Teknik penyimpanan benih merupakan kegiatan yang penting untuk
langsung ditanam setelah dipanen melainkan harus menunggu saat tanam selama
hal antara lain faktor dalam dari benih yang salah satunya ialah sifat benih.
Umumnya kerusakan benih saat perlakuan awal di lapangan sangat erat kaitannya
dengan kandungan kadar air, oleh karena itu penanganan benih yang benar yang
terkait dengan kadar air dapat membatasi terjadinya kerusakan (Schmidt, 2000).
Benih merupakan produk komersil dengan nilai jual tinggi. Benih juga
merupakan salah satu alat penularan patogen tanaman. Benih bermutu adalah
benih yang baik yang menjamin pertanaman bagus dan hasil panen tinggi. Saat ini
benih bermutu dicerminkan oleh keseragaman biji, daya tumbuh, dan tingkat
kemurnian yang tinggi. Syarat benih bermutu harus memiliki enam kriteria yaitu
murni dan diketahui nama varietasnya, daya tumbuh tinggi (minimal 80%),
vigornya baik, biji sehat yang dipanen dari tanaman tua yang sehat, tidak
terinfeksi oleh hama dan patogen (jamur dan bakteri), bersih (tidak tercampur
pertanaman baik pangan dan perkebunan. Ketahanan benih dapat dinilai dari
kesehatan benih baik secara fisik dan fisiologi. Kesehatan secara fisik dapat
dinilai dari bentuk dan ukurannya yang seragam dan tidak terdapat luka yang
dituntut mampu berkecambah dan tumbuh normal dengan baik hingga kurun
waktu tertentu (Soesanto, 2006). Kesehatan benih secara fisiologi dapat terganggu
dari organism penganggu tanaman seperti pathogen tular benih. Pathogen tular
benih dapat berupa cendawan (jamur) dan bakteri. Menanggulangi hal tersebut
maka perlu dilakukan uji kesehatan dan cara penanggulangan yang tepat agar
tidak terjadi kerugian secara financial dan terjadi penyebaran penyakit secara luas.
tanaman per satuan berat benih dan luas tanam yang lebih rendah dibanding benih
Populasi tanaman yang rendah umumnya akan menghasilkan yang rendah pula.
antara 100-200 ribu batang/ha, lebih rendah dibanding populasi anjuran, sehingga
hasil yang diperoleh pun beragam dan rendah. Rendahnya populasi tanaman
antara lain disebabkan oleh daya tumbuh benih yang rendah, atau oleh serangan
oleh masukkan berbagai faktor produksi yang salah satunya adalah penggunaan
Bermutu berarti benih tersebut harus asli, hidup dapat tumbuh apabila
ditanam, sehat, agar tidak menyebarkan penyakit terbawa benih atau seed bourne
deseases dan bersih. Oleh karena itu harus diingat pentingnya pemilihan mutu
benih yang akan digunakan, sehingga tidak menyebabkan kerugian, baik waktu,
tenaga dan biaya akibat penggunaan benih tidak bermutu (Tjiptono, 2000)
benih varietas unggul yang bermutu (berlabel) sangat dianjurkan. Hal ini terkait
dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul, antara lain: berdaya hasil
tinggi, tahan terhadap hama penyakit, dan rasa nasi enak (pulen).Faktor yang
dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul, antara lain: berdaya hasil
tinggi, tahan terhadap hama penyakit, dan rasa nasi enak (pulen).Faktor yang
unggul bermutu tinggi Benih dapat dikatakan sehat apabila benih tersebut telah
patogen yang terdiri atas bakteri dan jamur baik secara eksternal maupun internal
adalah Alternaria baik menggunakan metode kertas hisap (90%) maupun metode
Benih yang tidak sehat (terinfeksi oleh patogen) akan tumbuh menjadi
kecambah dan tanaman yang juga tidak sehat, sehingga tidak mampu berproduksi
optimal. Infeksi patogen tular benih tersebut seringkali tidak nampak jelas pada
benih dan baru memperlihatkan gejala pada kecambah, bahkan adakalanya baru
tampak pada saat tanaman sudah tumbuh dewasa. Beberapa patogen infeksi pada
(keriput, kusam, busuk) atau terdapatnya jamur pada benih. Infeksi virus soybean
mosaic virus (SMV) dan soybean stunt virus (SSV) seringkali dicirikan oleh
warna belang coklat pada kulit biji. Infeksi jamur Colletrotichum pada benih
secara visual sulit diamati tetapi gejalanya terlihat pada kotiledon kecambah yang
daya tumbuh dan vigor yang tinggi, serta tidak terkontaminasi atau terinfeksi
kecambah yang tumbuh dari biji tersebut disebut patogen tular biji (seed
dibawa oleh benih. Pemeriksaan kesehatan benih dapat dipakai untuk tujuan
antara lain:
a. Mengevaluasi kesehatan benih sebelum disebarkan ke berbagai tempat
biji
Tanda benih sehat antara lain terlihat dari warna kulit biji mengkilat,
bernas (tidak keriput), ukuran biji normal, kulit biji utuh (tidak retak/pecah), tidak
patogen berupa hifa dan badan buah jamur. Sebagai institusi pemerintah yang
sertifikat bagi benih sesuai dengan standar mutu dari masing-masing kelas benih.
Meskipun uji kesehatan benih terutama terhadap patogen jamur dan bakteri
dilakukan secara rutin terhadap contoh benih yang diperiksa, hingga sekarang uji
kadar air benih (Anonim 1985). Tanaman kedelai di Indonesia diketahui dapat
terinfeksi oleh beberapa patogen jamur, bakteri, dan virus ditularkan melalui
benih (Tabel 1). Salah satu alasan tidak dimasukkannya uji kesehatan benih
antarnegara, maka Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk benih perlu mengacu
pada standar benih internasional, sehingga benih dari Indonesia dapat bersaing di
pasar Internasional.
Dalam proses produksi benih bermutu, maka sejak awal bercocok tanam
harus digunakan bahan bermutu tinggi, dengan kriteria sebagai berikut : 1. Benih
harus bersih dan bebas dari segala jenis kotoran yang tercampur dalam lot benih, 2.
Murni terdiri satu jenis varietas, tidak tercampur dengan varietas lainnya, 3.
Secara fisik bagus, bernas, warna tidak kusam, kulit tidak terkelupas, mulus tidak
ada bercak, tidak keriput, dan 4. Sehat tidak membawa hama penyakit yang
merugikan. Fokus pada kriteria keempat, benih sehat memiliki arti bahwa benih
harus bebas dari infeksi ataupun kontaminasi penyakit. Kesehatan benih sangat
hidup dalam benih mengganggu bahkan merusak embrio, selaput biji, endosperm
dan perisperm. Kontaminasi terjadi ketika pathogen tersebut hanya berada pada
permukaan karena proses pasca penen yang kurang bersih dari kotoran. Beberapa
Gejala benih yang terserang oleh cendawan ialah terdapatnya benang hifa
berwarna putih, bintik hitam sedangkan gejala oleh bakteri terdapatnya lender
kuning pada benih. Jamur tidak dapat tumbuh apabila kandungan air benih berada
dibawah kadar minimum. Namun, jamur gudang dapat tumbuh pada kadar air
tersebut. Dampak yang terjadi akibat serangan jamur ialah penurunan viabilitas
suhu dalam benih dan produksi mitotoksin pada benih (Situmeang et al., 2014).
Semua jenis patogen (jamur, bakteri, dan virus) dapat menyerang benih
dan menggunakan nutrisi yang ada dalam benih untuk hidupnya, hal ini
menyebabkan kerusakan pada benih. Pada umumnya benih setelah dipanen, tidak
selalu langsung ditanam oleh petani tetapi sebagian akan disimpan selama jangka
waktu tertentu menunggu musim tanam yang tepat dan pada periode tersebut
dapat terjadi kerusakan akibat penyakit terbawa benih. Untuk itu diperlukan
penanganan benih secara baik agar pada saat ditanam kondisi benih masih
memadai yaitu memiliki viabilitas, kevigoran, kemurnian dan kesehatan yang baik.
menular melalui benih. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengenal penyakit-
penyakit penting pada benih tanaman aneka kacang, teknis pengujian kesehatan
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2008. Mutu Benih Tanaman Pangan. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi. Jawa Barat
Hardiansyah. 2009. Deteksi tingkat masak fisiologi benih terung ungu (Solanum
melongena var Serpentinum) melalui analisis klorofil dan karotenoid.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hathurusingha, S., N.
Ashwath. 2012. Calophyllum inophyllum: recalcitrant or intermediate
seed. J. For. Res. 23:103-107.
Hong, T.M., T.D. Hong, N.T. Hien, H.H. Hai, T.D. Tung, V.T.L. Tam, B.N. Tam,
R.H. Ellis. 2006. Seed development, maturation, and storage behavior
of Mimusops elengi L. New Forests 32:9-19.
Pratiwi, R.D, Rabaniyah. R, dan Purwantoro A. 2012. Pengaruh jenis dan kadar
air median simpan terhadap viabilitas benih lengkeng (Dimocarpus
longan Lour). UGM press: Yogyakarata.
Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub
Tropis (terjemahan). Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan
Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan. Jakarta. 503 p