Anda di halaman 1dari 13

UJI KESEHATAN BENIH

PAPER

OLEH :

ANNUR AL HAYU / 160301093


HPT – 016 B

MATA KULIAH PRODUKSI DAN TEKNOLOGI BENIH


MINAT HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Biji dapat diartikan sebagai suatu ovule atau bakal tanaman yang masak

yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang terbentuk dari bersatunya

sel-sel generative yaitu gamet jantan dan gamet betina di dalam kandung embrio,

serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio. Sedangkan benih adalah

merupakan biji tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk tujuan penanaman

dan budidaya (Tresniawati.et,al. 2010).

Benih yang dipanen pada tingkat masak yang optimum harus diikuti

dengan penanganan benih yang tepat untuk mempertahankan potensi viabilitasnya

yang tinggi. Teknik penyimpanan benih merupakan kegiatan yang penting untuk

mempertahankan viabilitas dan persediaan benih karena benih biasanya tidak

langsung ditanam setelah dipanen melainkan harus menunggu saat tanam selama

beberapa waktu. Pada dasarnya kegiatan penyimpanan dipengaruhi oleh beberapa

hal antara lain faktor dalam dari benih yang salah satunya ialah sifat benih.

Umumnya kerusakan benih saat perlakuan awal di lapangan sangat erat kaitannya

dengan kandungan kadar air, oleh karena itu penanganan benih yang benar yang

terkait dengan kadar air dapat membatasi terjadinya kerusakan (Schmidt, 2000).

Benih merupakan produk komersil dengan nilai jual tinggi. Benih juga

merupakan salah satu alat penularan patogen tanaman. Benih bermutu adalah

benih yang baik yang menjamin pertanaman bagus dan hasil panen tinggi. Saat ini

benih bermutu dicerminkan oleh keseragaman biji, daya tumbuh, dan tingkat

kemurnian yang tinggi. Syarat benih bermutu harus memiliki enam kriteria yaitu

murni dan diketahui nama varietasnya, daya tumbuh tinggi (minimal 80%),
vigornya baik, biji sehat yang dipanen dari tanaman tua yang sehat, tidak

terinfeksi oleh hama dan patogen (jamur dan bakteri), bersih (tidak tercampur

varietas lain, biji rerumputan, dan kotoran lainnya).

Ketahanan benih pada pertanaman menjadi hal pokok dalam pengelolaan

pertanaman baik pangan dan perkebunan. Ketahanan benih dapat dinilai dari

kesehatan benih baik secara fisik dan fisiologi. Kesehatan secara fisik dapat

dinilai dari bentuk dan ukurannya yang seragam dan tidak terdapat luka yang

menjadi penyebab kegagalan dalam perkecambahan. Secara fisiologi maka benih

dituntut mampu berkecambah dan tumbuh normal dengan baik hingga kurun

waktu tertentu (Soesanto, 2006). Kesehatan benih secara fisiologi dapat terganggu

dari organism penganggu tanaman seperti pathogen tular benih. Pathogen tular

benih dapat berupa cendawan (jamur) dan bakteri. Menanggulangi hal tersebut

maka perlu dilakukan uji kesehatan dan cara penanggulangan yang tepat agar

tidak terjadi kerugian secara financial dan terjadi penyebaran penyakit secara luas.

Benih yang bermutu rendah, baik dalamhal daya tumbuhmaupun karena

terinfeksi patogen tular benih, apabila ditanam akanmenghasilkan populasi

tanaman per satuan berat benih dan luas tanam yang lebih rendah dibanding benih

yang bermutu tinggi. Populasi tanaman yang tumbuh dan dipanenmerupakan

faktor yangmenentukan tinggi rendahnya produksi dan produktivitas kedelai.

Populasi tanaman yang rendah umumnya akan menghasilkan yang rendah pula.

Pengamatan di lapangmenunjukkan bahwa populasi tanaman kedelai beragam,

antara 100-200 ribu batang/ha, lebih rendah dibanding populasi anjuran, sehingga

hasil yang diperoleh pun beragam dan rendah. Rendahnya populasi tanaman
antara lain disebabkan oleh daya tumbuh benih yang rendah, atau oleh serangan

hama dan penyakit.


TINJAUAN PUSTAKA

Keberhasilan peningkatan produksi dalam usaha tani sangat dipengaruhi

oleh masukkan berbagai faktor produksi yang salah satunya adalah penggunaan

benih bermutu.Kesadaran petani untuk menggunakan benih unggul dalam

meningkatkan produksi usaha taninya sudah cukup tinggi.Namun dalam

pelaksanaannya perlu disertai dengan kesadaran penggunaan benih unggul yang

bermutu tinggi dan benar.Dengan menggunakan benih yang bermutu diharapkan

akan meningkatkan produktivitas per satuan luas, dapat mengurangi serangan

hama penyakit, dan lain lain.

Bermutu berarti benih tersebut harus asli, hidup dapat tumbuh apabila

ditanam, sehat, agar tidak menyebarkan penyakit terbawa benih atau seed bourne

deseases dan bersih. Oleh karena itu harus diingat pentingnya pemilihan mutu

benih yang akan digunakan, sehingga tidak menyebabkan kerugian, baik waktu,

tenaga dan biaya akibat penggunaan benih tidak bermutu (Tjiptono, 2000)

Benih merupakan salah satu komponen utama yang berperan penting

dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produksi padi, karenanya penggunaan

benih varietas unggul yang bermutu (berlabel) sangat dianjurkan. Hal ini terkait

dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul, antara lain: berdaya hasil

tinggi, tahan terhadap hama penyakit, dan rasa nasi enak (pulen).Faktor yang

mempengaruhi produksi benih padi yaitu dengan adanya ketersediaan benih

unggul bermutu tinggibagi petani dalam melakukan kegiatan usahatani merupakan

syarat penting dalam peningkatan hasil dan kualitas produksi.

Benih merupakan salah satu komponen utama yang berperan penting

dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produksi padi, karenanya penggunaan


benih varietas unggul yang bermutu (berlabel) sangat dianjurkan. Hal ini terkait

dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul, antara lain: berdaya hasil

tinggi, tahan terhadap hama penyakit, dan rasa nasi enak (pulen).Faktor yang

mempengaruhi produksi benih padi yaitu dengan adanya ketersediaan benih

unggul bermutu tinggi Benih dapat dikatakan sehat apabila benih tersebut telah

memenuhi persyaratan fisiologis, genetis, serta tidak mengandung inokulum

patogen yang terdiri atas bakteri dan jamur baik secara eksternal maupun internal

dalam struktur benih (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura,

1999). Menurut Nurdin (2003), benih yang diinkubasi dengan menggunakan

metode kertas hisap menunjukkan bahwa frekuensi mikroorganisme tertinggi

adalah Alternaria baik menggunakan metode kertas hisap (90%) maupun metode

PDA (93,33%), sedangkan mikroorganisme.

Benih yang tidak sehat (terinfeksi oleh patogen) akan tumbuh menjadi

kecambah dan tanaman yang juga tidak sehat, sehingga tidak mampu berproduksi

optimal. Infeksi patogen tular benih tersebut seringkali tidak nampak jelas pada

benih dan baru memperlihatkan gejala pada kecambah, bahkan adakalanya baru

tampak pada saat tanaman sudah tumbuh dewasa. Beberapa patogen infeksi pada

benih terlihat berupa perubahan warna (discoloration), perubahan fisik biji

(keriput, kusam, busuk) atau terdapatnya jamur pada benih. Infeksi virus soybean

mosaic virus (SMV) dan soybean stunt virus (SSV) seringkali dicirikan oleh

warna belang coklat pada kulit biji. Infeksi jamur Colletrotichum pada benih

secara visual sulit diamati tetapi gejalanya terlihat pada kotiledon kecambah yang

tumbuh dari biji.


Penanaman benih sakit (terinfeksi patogen) selain berpengaruh langsung

terhadap pertumbuhan tanaman juga merupakan sumber infeksi di lapang,

memfasilitasi kehidupan patogen dan penyebaran patogen dari musim kemusim

berikutnya, serta penyebaran dari satu daerah ke daerah lainnya. Perdagangan

benih internasionalmelalui alat transportasi modern membantu penyebaran

patogen antarnegara/benua apabila benih yang diperdagangkan tidak

sehat.Meskipun patogen tular benih terbukti sangatmerugikan, namun sejauh ini

persepsi petani tentang pentingnya kesehatan benihmasih rendah. Hal ini

tercermin dari sikap dalam mendapatkan benih kedelai tanpa memperhatikan

aspek kesehatan benih.

Benih sehat didefinisikan sebagai benih yang secara fisiologis mempunyai

daya tumbuh dan vigor yang tinggi, serta tidak terkontaminasi atau terinfeksi

patogen.Dalam kaitan keberadaan patogen, Neergard (1977) membedakan

menjadi patogen terbawa benih (seed-borne pathogen), yaitu apabila pathogen

terbawa benihmelalui kontaminasi pada permukaan biji atau terdapat dalam

jaringan kulit biji.Apabila patogen terdapat di dalamembrio biji dan ditularkan ke

kecambah yang tumbuh dari biji tersebut disebut patogen tular biji (seed

transmitted pathogen). Adakalanya patogen yang terbawa biji (pada permukaan/di

dalam kulit biji) menginfeksi kecambah yang baru tumbuh

sehinggamenular ke tanaman muda.

Tujuan Uji Kesehatan Benih

Pengujian kesehatan benih bertujuan untuk mengetahui jenis pathogen yang

dibawa oleh benih. Pemeriksaan kesehatan benih dapat dipakai untuk tujuan

antara lain:
a. Mengevaluasi kesehatan benih sebelum disebarkan ke berbagai tempat

untuk kepeerluan pertanaman

b. Mengevaluasi efek dari fungisisda untuk keperluan perlakuan benih

c. Mengevaluasi usaha pengendalian penyakit di lapangan dalam rangka

mencegah penyakit yang ditularkan ke biji

d. Usaha mengadakan survey penyakit pada tingkat nasional atau regional

sehingga dapat mengetahui penyebaran pathogen terutama yang terbawa

biji

e. Karantina tumbuh – tumbuhan untuk mencegah keluar masuknya

pathogen yang membahayakan.

Syarat Benih Sehat

Tanda benih sehat antara lain terlihat dari warna kulit biji mengkilat,

bernas (tidak keriput), ukuran biji normal, kulit biji utuh (tidak retak/pecah), tidak

terjadi perubahanwarna (discolorisation) atau busuk, dan tidak terdapat organ

patogen berupa hifa dan badan buah jamur. Sebagai institusi pemerintah yang

ditugasi untukmelakukan pengawasan terhadap mutu dan sertifikasi benih, Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan danHortikultura (BPSB-TPH)

melakukan pengawasan dan pemeriksaan sejak pertanaman benih berada di lapang,

pengujian laboratorium terhadap benih yang dihasilkan, sekaligus memberikan

sertifikat bagi benih sesuai dengan standar mutu dari masing-masing kelas benih.

Meskipun uji kesehatan benih terutama terhadap patogen jamur dan bakteri

dilakukan secara rutin terhadap contoh benih yang diperiksa, hingga sekarang uji

kesehatan benih belum sepenuhnya dimasukkan sebagai salah satu criteria

dalam program sertifikasi benih.Pengujian lebih ditekankan kepada kemurnian


(campuran varietas lain), campuran biji gulma dan kotoran, daya tumbuh, dan

kadar air benih (Anonim 1985). Tanaman kedelai di Indonesia diketahui dapat

terinfeksi oleh beberapa patogen jamur, bakteri, dan virus ditularkan melalui

benih (Tabel 1). Salah satu alasan tidak dimasukkannya uji kesehatan benih

dalamprogramsertifikasi benih dilandasi kekhawatiran makin langkanya

keberadaan benih bersertifikat di lapang,meskipun patogen tular benih disadari

memegang peran penting dalam penyebaran dan perkembangan epidemic

penyakit.Negara-negaramaju sepertiBelanda,Denmark, dan Amerika Serikat

menempatkan pegujian kesehatan benih sama pentingnya dengan atribut

pengujian benih lainnya. Sejalan dengan era globalisasi di mana dalam

perdagangan bebas tidak terdapat lagi pembatasan wilayah perdagangan

antarnegara, maka Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk benih perlu mengacu

pada standar benih internasional, sehingga benih dari Indonesia dapat bersaing di

pasar Internasional.

Dalam proses produksi benih bermutu, maka sejak awal bercocok tanam

harus digunakan bahan bermutu tinggi, dengan kriteria sebagai berikut : 1. Benih

harus bersih dan bebas dari segala jenis kotoran yang tercampur dalam lot benih, 2.

Murni terdiri satu jenis varietas, tidak tercampur dengan varietas lainnya, 3.

Secara fisik bagus, bernas, warna tidak kusam, kulit tidak terkelupas, mulus tidak

ada bercak, tidak keriput, dan 4. Sehat tidak membawa hama penyakit yang

merugikan. Fokus pada kriteria keempat, benih sehat memiliki arti bahwa benih

harus bebas dari infeksi ataupun kontaminasi penyakit. Kesehatan benih sangat

menentukan kesehatan tanaman supaya memberikan produksi yang berkualitas.


Faktor Yang Mengganggu Kesehatan Benih

Keberadaan pathogen dapat di istilahkan dengan kata menginfeksi dan

menginfestasi (kontaminan). Infeksi benih terjadi ketika pathogen berada dan

hidup dalam benih mengganggu bahkan merusak embrio, selaput biji, endosperm

dan perisperm. Kontaminasi terjadi ketika pathogen tersebut hanya berada pada

permukaan karena proses pasca penen yang kurang bersih dari kotoran. Beberapa

bakteri yang menyerang pertanaman pangan ialah Pseudomonas sp.,

Xanthomonas sp. dan Bacillus sp.

Gejala benih yang terserang oleh cendawan ialah terdapatnya benang hifa

berwarna putih, bintik hitam sedangkan gejala oleh bakteri terdapatnya lender

kuning pada benih. Jamur tidak dapat tumbuh apabila kandungan air benih berada

dibawah kadar minimum. Namun, jamur gudang dapat tumbuh pada kadar air

tersebut. Dampak yang terjadi akibat serangan jamur ialah penurunan viabilitas

benih, dekomposisi kimia, perubahan warna, terjadi kenaikan kelembaban dan

suhu dalam benih dan produksi mitotoksin pada benih (Situmeang et al., 2014).

Semua jenis patogen (jamur, bakteri, dan virus) dapat menyerang benih

dan menggunakan nutrisi yang ada dalam benih untuk hidupnya, hal ini

menyebabkan kerusakan pada benih. Pada umumnya benih setelah dipanen, tidak

selalu langsung ditanam oleh petani tetapi sebagian akan disimpan selama jangka

waktu tertentu menunggu musim tanam yang tepat dan pada periode tersebut

dapat terjadi kerusakan akibat penyakit terbawa benih. Untuk itu diperlukan

penanganan benih secara baik agar pada saat ditanam kondisi benih masih

memadai yaitu memiliki viabilitas, kevigoran, kemurnian dan kesehatan yang baik.

Status kesehatan benih dapat diketahui melalui pengujian khusus untuk


mendeteksi adanya patogen yang mungkin terbawa dalam suatu lot benih. Uji

kesehatan benih bukan merupakan ramalan, tetapi suatu metode untuk

mendapatkan informasi tentang kemungkinan adanya suatu resiko penyakit

menular melalui benih. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengenal penyakit-

penyakit penting pada benih tanaman aneka kacang, teknis pengujian kesehatan

benih sesuai metode standar, dan pengelolaan penyakit benih.


DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, M.R. Suhartanto, S. Ilyas, A. Purwantara. 2011. Perubahan biologis


dan fisiologis sebagai indicator masak benih kakao hibrida. J. Litri
17:41-50.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2008. Mutu Benih Tanaman Pangan. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi. Jawa Barat

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. 1999. Pengenalan dan


Pengendalian Penyakit Benih. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman.
Jakarta. 31 hlm

Hardiansyah. 2009. Deteksi tingkat masak fisiologi benih terung ungu (Solanum
melongena var Serpentinum) melalui analisis klorofil dan karotenoid.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hathurusingha, S., N.
Ashwath. 2012. Calophyllum inophyllum: recalcitrant or intermediate
seed. J. For. Res. 23:103-107.

Hasanah, M. 2002. Peran Mutu Fisiologik Benih dan Pengembangan Industri


Benih Tanaman Industri. Jurnal Litbang Pertanian, 21 (3), 2002.

Hong, T.M., T.D. Hong, N.T. Hien, H.H. Hai, T.D. Tung, V.T.L. Tam, B.N. Tam,
R.H. Ellis. 2006. Seed development, maturation, and storage behavior
of Mimusops elengi L. New Forests 32:9-19.

Murrinie E. D, Yudono P, Purwantoro A, dan Sulistyaningsih E. 2017. Identifikasi Sifat


Benih Kawista (Feronia limonia (L.) Swingle) Untuk Tujuan Penyimpanan .
Prosiding SNATIF ke-4: Jawa Tengah.

Natalia. D, Alvieta. D, Ayu. D, Mahmudiyah. E,dan Septiani. E. 2015. Benih


Ortodoks dan Benih Rekalsitrat. Fakultas Pertanian Universitas
Jember: Jember.
Nurdin, M. 2003. Inventarisasi Beberapa Mikroorganisme Terbawa Benih Padi yang
Berasal dari Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Lampung. J. Hama dan
Penyakil Tumbuhan Tropika. 3(2): 47-50.

Pratiwi, R.D, Rabaniyah. R, dan Purwantoro A. 2012. Pengaruh jenis dan kadar
air median simpan terhadap viabilitas benih lengkeng (Dimocarpus
longan Lour). UGM press: Yogyakarata.

Roberts, E. H. 2016. Viability of Seed. BASS Printer Limited: London

Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub
Tropis (terjemahan). Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan
Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan. Jakarta. 503 p

Tresniawati. C , Murniati. E, dan Widajati .E. 2010. Perubahan Fisik, Fisiologi


dan Biokimia Selama Pemasakan Benih dan Studi Rekalsitransi Benih
Kemiri Sunan.1 Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar:
Suka Bumi

Anda mungkin juga menyukai