Anda di halaman 1dari 12

Pembibitan Kelapa Sawit Varietas TN-1

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

Address : Tunas Industrial Park Type 6-G Jl. Engku Putri, Batam Centre. Batam Island.
Telp No : 0778- 471271 Fax No : 0778-471275.
Email : marketing@btnindo.com Website : www.btnindo.com
A. Penanganan Awal

1. Penanganan Kecambah

BTN mengirim kecambah kelapa sawit (KKS) ke pelanggan menggunakan peti karton berisi 3.296
kecambah. Di dalam peti, kecambah dikemas di dalam 16 kantong plastik yang masing -
masingnya berisi 206 kecambah termasuk refraksi 6 butir kecambah per kantong.

Dalam penanganan kecambah BTN menyarankan kepada pelanggan untuk memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :

 Menjaga kesehatan kecambah dalam transportasi dengan menghindari kecambah dari


suhu terlalu tinggi, benturan fisik dan tidak terkena sinar matahari langsung.
 Memeriksa kotak dan dokumen untuk memastikan apakah peti dalam kondisi baik dan isi
peti sesuai dengan dokumen pengiriman kecambah. Lakukan pekerjaan ini di tempat
teduh agar kecambah tidak kena sinar matahari langsung.
 Menanam kecambah sesegera mungkin dan bila ditunda agar tidak lebih dari 5 hari dan
kecambah harus disimpan didalam ruangan berpendingin dengan suhu 19‐22⁰C.
 Membuat naungan di pembibitan agar kecambah terhindar dari sinar matahari langsung.

2. Pembuatan Bedengan dan Naungan di Pembibitan awal (Pre Nursery)


 Bedengan dibuat pada areal yang telah diratakan dengan lebar 1,2 m dan panjang ± 8 m
yang dapat memuat sekitar 1.000 bibit (Gambar 01-1).
 Tepi bedengan dibatasi dengan papan (bukan bambu) setinggi 20 cm agar polibeg dapat
disusun tegak.
 Antar bedengan berjarak 80 cm sebagai jalan pemeliharaan, pengawasan dan drainase air
berlebih saat penyiraman atau hujan.
 Areal pembibitan memiliki saluran pembuangan air (drainase) yang baik.
 Bagian dasar bedengan lebih tinggi dari permukaan tanah untuk memperlancar
pembuangan air berlebih.

0,8 m 0,8 m
8m

Kayu pembatas tinggi 20 cm 1,2 m

Gambar 01-1. Denah bedengan pembibitan awal

 Naungan dibuat dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan areal bibitan (Gambar 01-2).
 Atap dengan daun kelapa atau kelapa sawit berisi 4-5 pelepah per meter persegi naungan.
 Naungan dikurangi secara bertahap dimulai setelah bibit berumur 1,5 bulan (Tabel 01-1).

2,5 M

Gambar 01-2. Naungan pada pembibitan awal kelapa sawit


2,5m

Tabel 01-1. Persentase naungan bibit pre nursey berdasar tahapan umur.

Umur (bulan) Naungan (%)

0 – 1,5 100

1,5 – 2,5 50

> 2,5 Dihilangkan secara bertahap

3. Penanaman Kecambah di Pembibitan Awal (Pre Nursery)

 Pastikan tersedia dokumen benih lengkap yaitu Delivery Order (DO), Berita Acara Serah
Terima KKS, dan Daftar Persilangan yang menyertai KKS.
 KKS di tanam tidak lebih dari 5 (lima) hari sejak kecambah diserahkan oleh produsen
kecambah.
 Kantong dibuka perlahan untuk mengeluarkan KKS. Percikan dengan air menggunakan
hand sprayer untuk meningkatkan kelembaban jika kondisi cuaca panas dan kering.
 Media tanam dibuat berupa campuran tanah dengan pasir berbanding 70% dan 30%.
Media tanah top soil diayak dan disterilkan 1 minggu sebelum penanaman KKS dengan
fungisida dosis 0,2 gr/ltr air dan insektisida dosis 2 gr/ltr, kemudiaan dicampur dengan
pupuk Rock Phospate (RP) dosis 3 gr/polibag, setelah diisikan kedalam polibeg berukuran
22 x 14 cm dan disiram 2 kali sehari selama 5 hari sebelum tanam.
 Penyiraman sebaiknya secara manual, karena lebih merata kesetiap polibag.
 Pengisian tanah kedalam polybag jangan terlalu penuh, sisakan + 2 cm dari bibir polybag.
 Tanam kecambah dengan radikula (bakal akar) menghadap ke bawah dan plumula (bakal
daun) menghadap ke atas.
 Sebelum ditanam, kecambah diseleksi terlebih dahulu dan dicatat jumlahnya berdasar
kategori sehat, patah, busuk dan abnormal.
 KKS yang ditanam adalah KKS sehat yang dapat dibedakan antara plumula (bakal daun)
dengan radikula (bakal akar) sebagaimana Gambar 02-1.

Plumula

Radikula

Gambar 02-1. Kecambah normal siap tanam

 KKS abnormal, patah, busuk atau berjamur tidak boleh ditanam.


 Kecambah dengan radikula dan plumula yang sukar dibedakan, disimpan dalam kantong
beridentitas dan diletakkan pada ruang bersuhu 20-25oC selama 5-6 hari.
 Kecambah yang akan ditanam diletakan didalam mangkok berisi air untuk menjaga
kelembaban kecambah dan setiap 15 menit sekali disemprot dengan air. Buat lubang
tanam sedalam 3 cm, lalu masukan kecambang dengan radikula menghadap kebawah
(Gambar 02-2).
 Lubang tanam ditutup dan diratakan dengan tanah setebal 1 – 1,5 cm di atas KKS (jangan
ditekan tanah terlalu kuat).
 Siram polibeg segera setelah penanaman selesai.
 Lakukan pengelompokan KKS berdasarkan laju pertumbuhan meninggi menurut ciri
varietas sejak di pembibitan awal (Gambar 02-3).
 Pasang papan identitas yang berisi tanggal tanam, kelompok pertumbuhan meninggi, kode
varietas, dan jumlah KKS (Gambar 02-4).
 Setelah penanaman KKS, buat peta pembibitan

Lubang Tanam

Polibeg

Gambar 02-2. Cara penanaman kecambah yang benar.


523 : 54/24 x 14/15

546 : 37/8 x 13/9

670 : 77/6 x 4/5

715 : 13/22 x 4/5

Gambar 02-3. Pengaturan letak bibit bedasarkan kelompok KKS

Kode Tandan : 523


Pohon Ibu : 54/24
Pohon Bapak : 14/15
Jumlah : 206 Butir
Varietas : TN1

Gambar 02-4. Papan nama (plank) dan identitas kecambah yang ditanam,
disertai tali rapia sebagai pembatas antar-persilangan kecambah.

4. Pemeliharaan Pembibitan Awal (Pre Nursery)

 Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan 0,1 – 0,25 liter/polibeg/
penyiraman.
 Gulma dalam polibeg dikendalikan secara manual dengan rotasi 2 minggu sekali. Lakukan
penambahann tanah ke dalam polibeg (konsolidasi) 3 hari sekali. Penyiangan gulma di luar
media tanam (antar-bedengan) dilakukan secara manual.
 Pemupukan dilakukan pada saat daun kedua sudah mulai keras dengan pupuk Bayfolan
secara foliar (aplikasi daun), rotasi dua minggu sekali dengan dosis 1 ml/ltr pada aplikasi I
dan II, dan aplikasi selanjutnya 2 ml/liter air sampai bibit berumur 3 bulan.
 Pengendalian hama dan penyakit berupa tindakan pencegahan dengan menciptakan
kondisi tidak terlalu lembab dan menghilangkan kemungkinan sumber infeksi.
 Penggunaan bahan kimia untuk pengendalian hama penyakit sedapat mungkin dihindari.
Jika dibutuhkan, aplikasi dilakukan dengan hati-hati.
 Bibit terserang penyakit dengan kriteria berat segera dimusnahkan, sedangkan dengan
kriteria ringan-sedang dirawat ditempat khusus (pengisolasian).

5. Seleksi Bibit di Pembibitan Awal (Pre Nursery)

 Seleksi bibit pre nursery dilaksanakan ketika pindah tanam ke pembibitan utama (main
nursery) dengan kriteria sebagai berikut (Gambar 04-1):
 Seleksi dilakukan secara berurutan pada tiap persilangan/bedengan dengan memberi ajir
bambu sebagai penciri afkirnya polibeg tersebut.
 Bibit yang tergolong afkir dipisahkan dari bibit normal dan segera dimusnahkan.

Daun alang Berputar Kerdil

Daun bergulung Daun kusut Membulat

6. Pemindahan Bibit Pre Nursery ke Main Nursery

Pemindahan bibit dilakukan saat bibit PN berusia 3 bulan (3-4 helai daun)

 Polibeg pembibitan utama (main nursery, MN) disiapkan 7-10 hari sebelum pindah tanam.
Setiap hari menjelang pindah tanam dari PN ke MN dilakukan, media dalam polibeg
disiram tiap hari untuk meningkatkan konsistensi media tanam.
 Sebelum pemindahan tanaman, media tanam pada polibeg MN diberi lubang seukuran
dengan polibeg di PN sebagai tempat tanam bibit. Pembuatan lubang dapat dilakukan
dengan menggunakan pipa, tugal atau sekop kecil (Gambar 05-1).
 Pada tiap lubang MN diberi pupuk Rock Phospate (RP) 50 gr/polybag

Gambar 05-1. Sistem Pemindahan tanaman PN ke MN.

 Pemisahan bibit poliembrioni dilakukan saat bibit akan pindah tanam ke MN dengan cara
memotong tanah dan polibegnya.
 Bibit poliembrioni yang telah dipisahkan, ditempatkan di bawah naungan selama satu
bulan sebelum dipindahkan ke pembibitan utama.
 Penyiraman dilakukan segera setelah pindah tanam.

7. Persiapan Pembibitan Utama (Main Nursery, MN)

 Media tanam polibeg MN adalah tanah lapisan atas (top soil). Jika tanah kurang gembur,
maka dicampur dengan perbandingan tanah : pasir : kompos = 3 : 1 : 1.
 Tanah dengan kandungan bahan organik sangat tinggi harus dicampur dengan tanah
mineral.
 Sebelum dimasukkan dalam polibeg, campuran tanah diayak untuk membebaskan media
tanam dari sisa-sisa kayu, batu dan material lain.
 Pengisian tanah harus cukup padat dengan mengguncang polibeg untuk menghilangkan
rongga-rongga udara dengan ketinggian 2 - 5 cm dari tepi polibeg.
 Susun polibeg di MN dengan sistem segitiga sama sisi berjarak minimal 90 cm.
 Pada setiap pinggir blok pembibitan dibangun parit keliling untuk membuang air yang
berlebih di areal pembibitan.

8. Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit di Main Nursery

 Pengendalian gulma di dalam polibeg MN dilakukan dengan cara mencabut, sedangkan di


luar polibeg dengan cara menggaruk.
 Penggunaan herbisida untuk menggendalikan gulma di MN hendaknya dihindari untuk
mencegah kerusakan tanaman.
 Pengendalian hama dan penyakit sedapat mungkin dilakukan dengan tindakan
pencegahan (preventif) misalnya dengan sanitasi, sedangkan pengendalian menggunakan
pestisida dilakukan jika serangan telah mengkhawatirkan dan dilakukan dengan hati-hati.

Hama/Penyakit Pestisida Konsentrasi Rotasi Keterangan


Hama:
Aphis sp Dimethoate 0,1 % 2 Mg Semprot
Apogonia sp Carbaril 0,05 % 2 Mg Semprot
Belalang Carbaril 0,05 % 2 Mg Semprot
Jangkrik Endosulfan 5 gr / phn 3 bln Tabur
Keong Diazinon 5 gr / phn 3 bln Semprot
Tikus Coumaclore 2 bh 1 mg Umpan
Ulat api Carbaril 0,05 % 2 mg Semprot
Deltametril 0,05 % 2 mg Semprot
Uret/G. Tanah Karbifron 3% 5 – 10 mg Tabur
Penyakit:
Bercak daun Mandozeb 0,1 % 2 mg Semprot
Kaptafol 0,2 % 2 mg Semprot

9. Penyiraman MN
 Frekuensi penyiraman di MN adalah satu atau dua kali sehari, tergantung kebutuhan
(Tabel 09-1).
 Penyiraman dapat dilakukan dengan cara manual (selang berkepala gembor), tube system,
atau overhead sprinkler tergantung pada periode pembibitan, jumlah bibit yang dipelihara,
harga, kondisi dan luas lokasi, serta umur/tinggi bibitan
 Pengontrolan hasil penyiraman dilakukan untuk memastikan media tanah dalam polibeg
cukup basah.
 Pengontrolan peralatan penyiraman dilakukan secara periodik terutama pada bagian yang
rawan rusak antara lain sambungan pipa/selang dan pompa air.
 Konsolidasi bibit media tanam dengan menambahkan tanah.

Tabel 09-1. Perkiraan kebutuhan air berdasar umur bibit di MN

Umur Bibit Jumlah Air


No
(bulan) (liter/bibit/hari)

1 0-2 0,6

2 2-4 0,7

3 4-6 2,0

4 >6 3

10. Seleksi bibit di Pembibitan Utama


 Bibit abnormal dapat disebabkan kesalahan perlakuan (penanaman, penyiraman,
pemupukan atau aplikasi herbisida) maupun genetik.
 Pengafkiran bibit abnormal akibat kesalahan perlakuan tergantung pada tingkat kerusakan
bibit. Kerusakan yang parah (tidak dapat disembuhkan) hendaknya diafkir, sedangkan bibit
dengan kerusakan yang masih dapat diperbaiki melalui tindakan budidaya hendaknya
mendapat perawatan khusus.
 Bibit yang abnormal akibat genetik tidak dapat disembuhkan, karenanya harus diafkir.
 Seleksi di MN dilakukan saat bibit berumur 6, 9 dan 12 bulan (menjelang pindah tanam ke
lapangan) dengan jumlah bibit afkir berkisar 20 – 25% tergantung tingkat pemeliharaan.
 Bibit abnormal yang telah diseleksi sebaiknya dikumpulkan dan dimusnahkan.
 Kriteria bibit afkir di MN adalah sebagai berikut:
a) Bibit yang tumbuh meninggi dan kaku (erected). Abnormal akibat pengaruh genetik
b) Pelepah tajuk rata akibat pelepah muda tumbuh lebih pendek dari pelepah tua
c) Bibit dengan anak daun tidak membelah (juvenile form)
d) Bibit yang terserang dengan penyakit tajuk (crown disease)
e) Bibit dengan anak daun sempit (narrow pinnate)
f) Bibit kerdil (runt)

A B C D E F
11. Prosedur Pemupukkan di Pre/Main Nursery D F
AA DD E
Bahan : 1. Pupuk Daun B D
2. Pupuk Majemuk : 15 : 15 : 6 : 4
A 3. Pupuk Tunggal : Rock Phospate

Pemupukkan Pre Nursery


Pemupukan Frekuensi Jenis Tanah Jenis Pupuk Dosis

0 bulan 1 Kelas S1-S2 Rock Phosphate 25 gr/Polybag*

1 bulan 4 Kelas S1-S2 Pupuk Daun 10 ml / 4 liter air

300-400 bibit

2 bulan 2 Kelas S1-S2 Pupuk Daun 30 ml / 4 liter air

300-400 bibit

3 bulan 2 Kelas S1-S2 15.15.6.4 6 gm/pokok

Note : * Dicampurkan dengan tanah , diaplikasikan 2 minggu sebelum kecambah ditanam,


Pemupukkan Main Nursery
Pemupukan Frekuensi Jenis Tanah Jenis Pupuk Dosis

4 bulan 2 Kelas S1-S2 15.15.6.4 10 gm/pokok**

1 Rock Phosphate 50 gr/polybag*

5 bulan 2 Kelas S1-S2 15.15.6.4 12 gm/pokok

6 bulan 2 Kelas S1-S2 15.15.6.4 12 gm/pokok

7 bulan 2 Kelas S1-S2 15.15.6.4 12 gm/pokok

8 bulan 2 Kelas S1-S2 15.15.6.4 15 gm/pokok

9 bulan 2 Kelas S1-S2 15.15.6.4 15 gm/pokok

10 bulan 2 Kelas S1-S2 15.15.6.4 15 gm/pokok

11 bulan 2 Kelas S1-S2 15.15.6.4 15 gm/pokok

12 bulan 2 Kelas S1-S2 15.15.6.4 15 gm/pokok

Note : * dicampurkan dengan tanah, diaplikasikan 2 minggu sebelum bibit ditanam.


** Diaplikasikan 2 minggu setelah bibit ditanam
12. Standart Pertumbuhan Vegetatif Bibit Kelapa Sawit Varietas D x P TN1

No Umur Tinggi Tanaman Panjang Daun Lebar Daun Jumlah Daun Diameter
(cm) (cm) (cm) Batang (mm)
1 1 Bulan 7,40 5,79 2,10 1,0 4,39
2 2 Bulan 13,47 10,76 2,64 2,4 4,58
3 3 Bulan 19,07 15,92 3,13 3,7 6,75
4 4 Bulan 19,96 16,97 3,61 4,1 8,21
5 5 Bulan 21,78 18,90 3,85 5,4 8,78
6 6 Bulan 26,20 22,10 4,86 6,4 12,73
7 7 Bulan 32,14 26,58 6,86 7,4 13,83
8 8 Bulan 34,63 28,08 8,09 8,7 18,29
9 9 Bulan 54,43 43,42 13,17 10,65 26,33
10 10 Bulan 73,77 46,83 - 12,09 32,91
11 11 Bulan 83,89 51,96 - 13,5 45,98
12 12 Bulan 91,24 56,34 - 14,6 62,4
Note : Untuk lebar daun dari umur 10 – 12 bulan sudah tidak dilakukan pengukuran, karena sudah mulai
pecah daun.

13. Penanangan Bibit Pre Nursery Lewat Umur

 Penyiraman tetap dilakukan secara rutin 2 kali / hari dan tidak dilaksanakan pada hari
dengan curah hujan > 10 mm / hari
 Perawatan berkelanjutan khususnya penyemprotan insektisida dan fungisida
 Polibeg main nursery diisi dengan media yang telah ditambah 25 gram RP per polibeg dan
disiram selama 1-2 minggu agar tanah isian kompak.
 Bibit yang berumur lebih dari 6 bulan dipangkas 1/3 bagian daun seminggu sebelum
dipindah tanam ke main nursery untuk mengurangi stagnasi.
 Lakukan seleksi bibit secara ketat sebelum penanaman dilakukan.
 Jika bibit menunjukkan gejala defisiensi N dan B, aplikasikan penambahan ekstra pupuk N
(2 – 5 gram / bibit) atau 2 gram HGF Borate / liter air / 10 bibit.

13. Penanganan Dan Pindah Tanam Bibit Main Nursery Lewat Umur

 Potong akar yang masuk ke dalam tanah seminggu sebelum penanaman di lapangan
 Sebelum bibit diangkut ke dalam truk, sebaiknya bibit disiram dengan air sebanyak-
banyaknya untuk menghindari kemungkinan kekeringan.
 Potong pelepah hingga bibit setinggi ± 150 cm, terutama untuk bibit yang berumur lebih
dari 16 bulan.
 Buat lubang tanam yang cukup besar. Minimal 70x70x70 cm3 untuk antisipasi ukuran
bonggol.
 Penanaman harus dilakukan pada kondisi curah hujan cukup minimal 100 mm / bulan.
Untuk menentukan waktu ini dapat dilihat dari pola curah hujan selama beberapa tahun
terakhir.
 Aplikasikan bahan organik seperti TKS di piringan pohon atau pada lubang tanam untuk
menjaga kelembaban tanah.
 Untuk mengurangi robohnya tanaman, pelepah dapat diikat dengan rumput yang akan
putus dengan sendirinya setelah 2 minggu.

Anda mungkin juga menyukai