jika tidak turun hujan yaitu dari pagi sampai pukul 11.00 wib siang
dan sore mulai pukul 16.00 wib. Bibit ini memerlukan banyak air
0.25-2 liter tergantung dari umur dan kondisis bibit. Pastikan air
yang dipakai cukup bersih dan tidak beracun bagi bibit.
Dekat dari pengawasan dan mudah dikunjungi. Harus bebas dari
gangguan ternak, hewan liar, dan lain-lain.
Tidak jauh dari areal yang akan ditanami jika mungkin ditengah
lokasi untuk mengurangi biaya angkutan bibit.
Dekat dari tanah untuk pengisian kantong plastik (top soil) karena
tiap kantong besar membutuhkan 20-25 kg tanah.
Jika areal datar tidak diperoleh dapat juga digunakan areal
bergelombang atau berbukit namun perlu dibuat teras-teras yang
disesuaikan dengan kemiringan asal saja jaringan penyiramannya
mampu mencapai tempat tertinggi atau terjauh.
Tidak selamanya pembibitan ini terletak dekat pemikiman
sehingga perlu dibangun barak pekerja agar jangan terlalu jauh
jika kembali kepemukiman dan sekaligus dapat mengawasi. Luas
areal pembibitan pendahuluan (PP atau Pre nursery) dan
pembibitan utama (pu atau main nursery) untuk masing-masing 75
HA dan 1.000 HA tanaman dilapangan diperkirakan sebagai berikut
:
Banyak
kecambah
15.000
180.000
Pembibitan
Pendahuluan
0,0330 ha
0,4000 ha
Pembibitan
Utama
1 ha
12 ha
Tanaman
dilapangan
75
ha
1.000 ha
Cara ini sudah takpraktis lagi yaitu berbagai kelemahan antara lain :
Areal pembibitan harus bersih dari gulma agar tidak menjadi
saingan bibit.
Pupuk yang diberikan banyak yang hayut malalui penyiraman atau
hujan.
Sukar untuk melakukan seleksi bibit akan menutup permukaan
tanah dan bibit yang abnormal harus dicabut.
Terlalu banyak akar yang terpotong (rusak) sebagai akibat
pembongkaran bibit sewaktu akan dipindah tanam ke lapangan.
Sebagai akibat hal terakhir maka penanaman dilapangan harus
tepat dimusim hujan kalau tidak bibit akan mati kekeringan.
Banyak lagi kelemahan lainnya baik dipembibitan maupun dilapangan.
Sistem ini kemudian berubah dimana orang tidak lagi menggunakan
sistem bibit tanam tetapi menggunakan keranjang yang terbuat dari bambu
atau pelepah kelapa sawit. Namun kesukaran untuk mendapat bambu juga
sudah terasa, baik keranjang bambu atau pelepah kelapa sawit ini tidak tahan
lama (cepat membusuk). Setelah 3-4 bulan harus diganti. Sejak tahun 1965
keranjang ini sudah diganti dengan katong plastik hitam (black polythene).
Ternyata kantong plastik hitam ini lebih tahan dan kuat. Daya tahannya
terutama tergantung dari ketebalannya dan mutu bahan plastik yang dipakai.
Deangan ini perubahan yang mendasar dengan sistem pembibitan telah muncul
baik dibidang kultur tehnik, pemupukan, seleksi bibit dan lain-lain.Mulai saat
ini muncul dua sistem pembibitan yang yang dikenal sebagai sistem pembibitan
tahap ganda disingkat disini PTG atau double stage system karena dilakukan
dalam 2 tahap yaitu lebih dahulu kecambah ditanam dan dipelihara pada
kantong plastik kecil sampai berdaun 3 atau berumur 3 bulan kemudian
dipindahkan ketahap berikutnya yaitu pada kantong plastik yang lebih besar
selama kurang lebih 9 bulan. Pada usia ini bibit sudah siap ditanam dilapangan.
Tahap pertama disebut pembibitan pendahuluan disingkat PP atau pre
nursery dan tahap yang kedua dikenal sebagai pembibitan utama disingkat pu
atau main nursery.
Sistem lainnya adalah sistem satu tahap atau single stage system atau
pembibitan tahap tunggal atau disingkat PTT . Dikatakan tunggal karena
kecambah langsung ditanam dikantong plastik besar, jadi tidak dibesarkan
dahulu. Kedua sistem ini PTG dan PTT cukup baik namun sebelum diputuskan
mana yang digunakan agar pertimbangan berikut menjadi perhatian.
Pembibitan tahap ganda ( PTD = double stage ).
1. Pada PTD ini bibit muda yang banyak ini terkumpul dalam satu
satuan luas yang lebih kecil sehingga pengwasan, pemupukan,
hama/penyakit dan lain-lain lebih terawal dan lebih murah
biayanya selama 3 bulan pertama itu.
2. Persiapan pembibitan utama tau pu tidak tergesa-gesa karena
tersedia waktu 3 bulan.
3. Penggunaan kantong plastik besar lebih sedikit karena seleksi awal
sudah lilakukan sewaktu akan pindah tanam kepembibitan utama.
Lama kantong plastik besar digunakan juga lebih singkat yaitu
hanya 9 bulan dibanding pembibitan tahap ganda yang harus
mampu dipertahankan selama 12 bulan atau lebih. Diperhirungkan
10% penggunaan kantong plastik besar. Namun jumlah tersebut
tentu tidak terlalu berarti karena dengan sistem tahap tunggal ini
kata tidak akan memerlukan kantong plastik kecil yang jumlahnya
sesuai banyaknya kecambah yangvakan ditanam dan biaya
trasplating kekantong besar.
4. Kebutuhan tanah pengisi kantong plastik besar juga akan
berkurang. Hal ini sangat berarti jika lokasi pengambilan tanah
top soil jauh dari pembibitan.
5. Biaya penyiraman akan lebih murah hanya 9 bulan saja.
Penyiraman merupakan pos biaya yang besar dalam pembibitan.
Demikian pula dengan pemeliharaan lainnya.
6. Bibit yang ditanam pada kantong plastik besar sudah mengalami
seleksi pertama yang besarnya 10%.
Pembibitan Utama.
Pembibitan ini memerlukan lahan yang lebih luas karena bibit ditanam
pada jarak yang lebih besar. Pembibitan harus terbuka bebas dari gulma dan
terkawal dari gangguan hewan liar, ternak dan lain-lain. Tempat-tempat yang
diduga sumber hama seperti semak-semak disekitar pembibitan perlu
dibersihkan. Parit pembuangan air harus dibuat untuk mengalirkan air
kelebihan penyiraman ataupun air hujan. Sebelum dipergunakan instalasi air
harus sudah berfungsi. Sintem penyiraman apa yang harus digunakan perlu
dipertimbangkan sebaik-baiknya sebelum diputuskan. Hal tersebut antara lain :
Berapa luas pembibitan yang akan dibangun dan berapa lama atau
berapa tahun akan digunakan. Jika penggunaannya cukup lama
atau akan dugunakan lebih dari 5 tahun mungkin pemakaian
sprinkler (overhead sprinkler) akan lebih menguntungkan karena
akan memperkecil biaya penyusutan dari instalasinya. Demikian
pula dengan luasnya, luas hendaknya sesuai dengan kapasitas
pompa yang akan dugunakan, jika bibitan lebih kecil tentu
kapasitasnya akan mubazir.
Bagaimana dengan areal pembibitan tersebut apakah rata atau
bergelombang. Jika rata mungkin lebih baik menggunakan
sprinkler tetapi jika bergelombang penggunaan semi mekanis akan
lebih murah dimana dapat memanfaatkan tenaga gravitasi.
Caraini dilakukan dengan membangun bak penampung ditempat
yang tertinggi dan dari sini baru dialirkan kebawah.
Berapa jauh sumber air (sungai atau kolam air) dari pembibitan.
Jika cukup dekat penggunaan sprinkler mungkin lebih baik. Jika
terlalu jauh maka perlu pertimbangan lain apakah pompa yang
digunakan mampu.
Bagaimana dengan persediaan tenaga yang ada. Penggunaan
sprinkler memang membutuhkan tenaga yang lebih sedikit yaitu :
4.000 bibit / hk sedang secara manual membutuhkan tenaga 2.500
bibit / hk.
Berapakah debit air yang tesedia terutama pada musim kemarau.
Ada kalanya jika air tidak cukup sprinkler tidak dapat digunakan
karena sistem ini membutuhkan air lebih banyak. Untuk satu ha
dibutuhkan lebih dari 77 m3 / hari karena untuk bibit saja
diperlukan 2,5 liter / hari dan sisanya akan meresap kedalam
tanah atau mengalir kepermukaan.
Selanjutnya tentu akan perlu diperhitungkan berapa biaya
perpokok bibit, dengan memperhitungkanj jenis sprinkler yang
akan digunakan beserta pompa dan jaringannya, tenaga kerja,
perawatan, penyusutan dan lain-lain.
Bibit ditanam pada kantong plastik khusus (black polythene) yang
tebalnya 0,20 mm yang diberi berlobang berkeliling mulai dari bagian tengah
sebanyak 3 baris berjarak 5 cm. Lubang ini berdiameter 0,30 cm diperlukan
untuk mengalirkan air berlebihan sewaktu penyiraman agar tidak menggenang
dalam kantong plastik. Mutunya harus baik dan diperhitungkan harus tahan
selama 10-12 bulan. Jumlahnya harus dilebihkan beberapa % untuk pengganti
yang pecah sewaktu pengisian atau pemindahan atau pecah karena sebabsebab lainnya. Ukurannya adalah 40 x 50 cm (lay flat) meski ada juga yang
menggunakan lebih besar seperti 45 x 60 cm tetapi ini biasanyadipakai untuk
cadangan (penyisipan) karena akan lebih lama tinggal di pembibitan.
Tanah pengisi kantong harus dipakai yang gembur dapat berasal dari
tanah top soil hasil gusuran buldozer atau dari tempat lain dan bebas dari
sisa kayu, batu kecil sehingga perlu disaring agar tidak menggumpal (saringan
kawat 1,5-2 cm). Pengisian harus cukup padat dan setiap hari harus disiram
selama 7-10 hari sebelum ditanam agar tidak terbentuk kantong-kantong air.
Dibagian atas dibiarkan tidak diisi tanah 2-3 cm agar pupuk yang
ditaburkan pada kantong plastik tidak hanut terbawa keluar sewaktu
penyiraman.
Jarak tanam (jarak peletakan antar katongan) yang umum dipakai adalah
90 x 90 x 90 cm atau dalam 1 HA berisi sebanyak 12.000 bibit. Ada juga yang
menggunakan jarak 70 cm atau 75 cm. Hal ini dapat dipakai jika bibit akan
ditanam lebih muda (10 bulan) dan persiapan dilapangan dapat dijamin tepat
waktunya. Jika penanaman harus mudur maka pada jarak tanam seperti ini
bibit akan sudah etioleren (etiolasi). Tiap petak disusn dalam 5 baris dan tiap
baris berisi 40-50 pokok. Baris ke 6 dari tiap petak dikosongkan untuk dipakai
sebagai jalan. Penyusunan petak dan baris harus disesuaikan dengan jaringan
pipa atau sprinkler dan jalan. Bibit berasal dari pembibitan pendahuluan
ditanam ditengah kantong dengan lebih dahulu membuat libang sedikit lebih
besar dari kantong bibit yang akan dipindah (10-12 cm diameter). Pembuatan
lubang dapat pula dilakukan dengan menggunakan sejenis auger yang terbuat
dari plat besi yang dibulatkan atau bambu. Bibit ditanam setelah kantong
plastiknya dirobek dan dibuang. Pangkal bibit (bowl) agar berada 1,5-2 cm
dibawah permukaan tanah. Menekan kebawah dan kesamping perlu dilakukan
dengan sempurna agar bibit tidak mudah terbongkar jika dilakukan
penyiraman. Penanaman ini diakhiri dengan penyiraman.
Penggunaan serasah (mulch / mulsa) jika tersedia juga dianjurkan
karena serash ini dapat mengurangi penguapan dan menstabilkan temperatur
tanah, memudahkan penyerapan air swaktu penyiraman, menahan hanyut
pupuk dan tanah dipermukaan dari percikan air dan lain-lain. Tebal serasah
yang baik adalah 2 cm dengan menggunakan daun alang-alang kering, cangkang
sawit, ataubserat buah sawit yang sudah kering, tidak berminyak dan lain-lain.
Jenis serasah yang digunakan sebaiknya dipelajari dengan baik sebelum
digunakan. Penggunaan serasah juga dapat mencegah timbulnya lapisan keras
dipermukaan yang disebabkan keberadaan lumut. Lapisan keras ini harus
dipecahkan sekali sebulan agar penetesan air lancar. Penyiraman perlu
dilakukan setiap hari pagi dan petang seperti telah dikemukakan diatas jika
hujan tidak turun minimal 10 mm. Pada beberapa daerah, jumlah hujan diatas
10 mm ini dapat mencapai 70-100 hari dalam setahun, sehingga biaya
penyiraman dapat dihemat (81, 87, 254). Kebutuhan air per pokok pada
pembibitan awal 0,1-0,3 liter / hari sedang pada pembibitan utama adalah :
Umur bibit
( bulan )
03
36
6 12
Sistem ini pada dasarnya sama saja seperti diatas hanya tidak melalui
pembibitan pendahuluan tetapi kecambah langsung ditanam keplastik besar.
Modifikasi simtem sudah dlkatan ada beberapa macam. Penanaman kecanbah
harus hati-hati agar jangan terlalu dalam, kedangkalan dan terbalik. Kecambah
dimasukan kedalam lubang yang dibuat dengan jari tangan pada kedalaman 2
cm serta ditekan dengan hati-hati, segera setelah ditanaman harus dilindungi
dengan daun kelapa, daun kelapa sawit, nipah dan lain-lain yang dibengkokkan
atau jaringan (net) dari plastic. Dengan perlindungan ini maka bibit tidak
secara langsung diterpa panas matahari dan terbongkar kena percikan air hujan
atau penyiraman. Pelindung ini dibuka setelah bibit muncul berdaun 2 atau
berumur 1,5-2 bulan. Perawatan lainnya sama saja dengan sistem tahap ganda.
Seperti setelah dikemukakan sebelumnya maka sistem ini dibandingkan dengan
sistem tahap ganda ada untung ruginya. Namun yang penting adalah perlu
dijaga segala sesuatunya berjalan menurut jadwal yang sudah ditentukan dan
bibit sebelum ditanam dilapangan berada dalam keadaan prima. Untuk
menghemat tenaga dan pemeliharaan lainnya biasanya bibit yang ditanam
dikumpulkan berkelompok menurut jumlah tertentu dan setelah 3 bulan baru
diecer ditempatnya masing-masing sesuai jarak tanam yang dikehendaki.
Standart pertumbuhan bibit.
Angka standart pertumbuhan bibit diperlukan sebagai pegangan bagi
pelaksana pembibitan guna melihat perkembangan pertumbuhan bibitnya. Bibit
dapat hidup sendiri setelah umur 3 bulan dimana akar primer dan sekunder
telah terbentuk dan pada saat ini penggemukan batang sudah dimulai. Daun
berubah-ubah bentuknya dari lanceolate menjadi bifurcate dan kemudian
berbentuk pinnate pada umur 5-6 bulan. Fotosintesa dimulai pada umur 1
bulan yaitu pada ketika daun pertama telah terbentuk dari selanjutnya secara
berangsur-angsur peranan endosprem sebagai supplai bahan makanan mulai
digantikan. Pertumbuhan bibit banyak dipengaruhi jenis persilangan , tindakan
kultur tehnis, media tanah, jarak tanam, pemupukan, hama penyakit,
penyiraman dan lain-lain. Jarak tanam terlalu rapat akan mempercepat gejala
etioleren (meninggi).
Ada beberapa cara pengukuran pertumbuhan yaitu linear seperti
pertumbuhan tinggi, lilit atau diameter batang, banyak anak daun dan lain-lain
dan ada pengukuran berat basah atau berat kering dari organ tanaman. Yang
terakhir banyak dipakai untuk tujuan penelitian. Cara pertama adalah cara
yang dianjurkan dan mudah dilaksanakan. Banyak bibit contoh yang diukur
adalah 5% dan dapat diperkecil jika keragamannya baik. Bagian dari tanaman
yang diukur adalah :
Tinggi tanaman.
Batang.
Daun.
Banyak daun dihitung dengan menghitung seluruh daun yang ada
dan hanya daun yang sudah berkembang yang dihitung.
Untuk mempermudah pengukuran dan mengulang pengukuran
selanjutnya maka perlu diberi tanda. Bibit yang telah pernah dihitung ditandai
supaya pada pengukuran berikutnya hanya daun baru saja yang dihitung.Pada
pembibitan awal belum perlu diukur. Pada pembibitan utama dilakukan pada
umur 4,5 bulan atau 1,5 bulan sesudah transplanting. Dibawah ini diberikan
salah satu contoh standart pertumbuhan bibit yang diukur dari bibit berjarak 90
x 90 x 90 cm. Standart ini tentu tidak selamanya sesuai tergantung pada jenis
persilangan, perawatan tanaman dan lain-lain. Ada baiknya tiap pembibitan
memuat standart sendiri dari pengalaman masing-masing.
Standart pertumbuhan bibit kelapa sawit
Umur /
bulan
4,5
6
7
8
9
10
11
12
Tinggi ( cm )
26,0 + 1,3
39,9 + 1,1
52,2 + 1,4
64,3 + 0,6
88,3 + 2,5
101,9 + 5,1
114,1 + 3,9
126,9 + 7,0
Batang/diameter
( cm )
1,30 + 0,02
1,84 + 0,02
2,70 + 0,12
3,56 + 0,04
4,50 + 0,15
5,96 + 0,33
5,84 + 0,14
6,02 + 0,24
Banyak Daun
5,0 + 0,2
8,6 + 0,2
10,8 + 0,3
11,0 + 0,0
13,3 + 0,3
15,8 + 0,1
15,6 + 0,3
15,8 + 0,4
Seleksi di pembibitan.
Denagan menggunakan kantong plastik sebagai media tumbuh bibit maka
seleksi bibit menjadi lebih mudah dibandingkan dengan pembibitan langsung
ditanah (fild nursery). Bibit yang mati atau abnormal dapat vsegera dibuang
dengan mencabut dari kantongnya dan jika perlukan masih dapat digunakan
kembali. Bibit dapat digeser pindah dan efisiensi pemupukan penyiraman akan
lebih tinggi. Seleksi dipembibitan sangat penting dilakukan apalagi bibit yang
dipakai adalah hasil kawin generatif. Pada klon hal ini tidak sepenting bibit
hasil kawinan karena abnormal genetisnya sudah tidak ada lagi.
Gejala abnormal bibit ada 2 macam yaitu yang timbul karena sifat gentis
dari induknya dan accidental yaitu timbul karena sesuatu sebab perlakuan
atau lingkungan.
Seleksi yang kurang keras dilakukan akan membawa sebagian bibit abnormal
tertanam dilapangan. Seleksi yang kurang tajam dapat disebabkan karena :
Kurangnya pengertian terhadap akibat tanamanya bibit abnormal
dilapangan.
Kurang mengenal symtomnya (tanda-tanda) bibit yang abnormal.
Karena kurang bibit maka seleksi diperingan.
Sulit melaksanakan karena ditanam rapat atau terlambat
dilakukan.
Meskipun pada pusat sumber benih telah dilakukan berbagai tingkatan
seleksi sejak dari biji namun seleksi terhadap kecambah yang akan ditanam
perludilakukan untuk mengeluarkan kecambah terserag penyakit, patah, rusak
dan lain-lain . Persentasenya umumnya rendah yaitu kurang dari 0,5% jika
pengangkutannya baik. Pada pembibitan pendahuluan dilakukan pada umur 4,
8, dan 12 bulan yaitu 1 bulan sesudah dipindah dari pre nursery. Ada juga yang
melakukan pada umur 6, 9,12 bulan. Dengan ini diharapkan bibit yang akan
ditanam sudah bersih dari bibit abnormal yang bersifat genetis maka
abnormalitas bibit dapat pula ditimbulkan karena :
Symtom (tanda-tanda).
Pada pembibitan utama pupk yang diberikan lebih banyak dan dosisnya
tergantung pada umur bibit. Pupuk pertama sudah dapat diberikan pada umur 2
minggu setelah pindah tanam atau pada umur 14 minggu mulai kecambah
ditanam. Pada beberapa bulan pertama bibit membutuhkan lebih banyak N dan
P. Pupuk tungal ataupun majemuk dapat digunakan teta[i segi efisiensinya lebih
baik pupuk manemuk. Sampai umur 2minggu digunakan 15-15-6-4, selang 2
minggu sekali dengan dosis dimulai dari 2,5 gram sampai 10 gram. Mulai dari
minggu ke 26 dimulai penggunaan 12-12- 17-2 juga selang 2 minggu dengan
dosis awal 10 gram sampai 25 gram. Minggu kosongnya diisi dengan pupuk
kieserite dengan dosis awal 5 gram sampai 10 gram/pokok. Jumlah pupuk yang
diberikan selama dipembibitan utama ini yaitu mulai umur 14-52 minggu adalah
50 gram untuk pupuk 15-15-6-4, sebanyak 230 gram 12-12-17-2 dan 55 gram
kiesrite untuk semua pokok. Untuk 1 HA pembibitan (13.000 pokok) diperlukan
pupuk 15-15-6-4 sebanyak 650 Kg, 12-12-17-2 sebanyak 2.990 Kg dan kiesrite
715 Kg> Pupuk ditabur disekitar tepi kantongan secara merata. Takaran khusus
harus dipakai untuk masing-masing dosis. Untuk memoeroleh hasil guna nyang
baik ada baiknya jikasebelum bagan pemupukan dan dosis ditentukan diambil
analisa tanahnya. Tanah dengan kandungan liat tinggi perlu ditambah dengan
pasir dalam perbandingan 3 : 1. Pada tanah yang miskin bahan organik perlu
juga dicampur dengan kompos jika kadarnya sangat rendah. Pemakaian mulsa /
mulch atau serasah juga dimaksud untuk peningkatan daya serap pupuk. Tanah
pengisi kantong agar jangan terlalu penuh, dibiarkan 2-3 cm dari bibir untuk
tempat pupuk supaya tidak hanyut sewaktu penyiraman.
Perlakuan lainnya sebelum pupuk ditabur adalah :
Mencabut rumput pada kantongan 3 -4 hari sebelumnya.
Menggemburkan tanah permukaan media agar mudah menyerap
pupuk.
Tidak menabur dari bagian atas tanaman dan tidak mengenai
tanaman.
Mengingat pupuk majemuk ini mahal dan agak sulit tersedia maka pupuk
tunggal juga dapat digunakan dengan mengkonvesi dosis tersebut diatas. Jika
menggunakan pupuk majemuk memang aplikasinya lebih mudah dibandingkan
dengan pupuk tunggal yang memerlukan minimal 4 jenis pupuk.
Anjuran lainnya cukup banyak dan cukup baik untuk digunakan.
Penggunaan pupuk cair, pemakaian pupuk lambat lepas telah dicoba dan cukup
baik juga. Supaya mengurangi jumlah aplikasi pupuk yaitu 2 minggu sekali telah
dicoba di Marrihat. Penggunaan pupuk tunggal TSP, MOP dan Kiesrite yang
dicampurkan pada waktu pengisian tanah kantong plastik masing-masing
sebanyak 90 gram, 73 gram dan 84 gram untuk setiap kantong, sedag urea
diberikan sekali 2 minggu sebanyak 2 gram/bibit ternyata memberi hasil yang
baik.
Hama di pembibitan.
Hama kumbang malam atau yang lebih dikenal Apogonia sp dan
Adoretus sp aktif memakan epidermis daun dan meninggalkan lubang-lubang,
bekerja mulai sore hari sedang siang bersembunyi disemak-semak sekitar
pembibitan atau dibawah permikaan tanah. Sudah tentu usaha pencegahannya
adalah membersihkan semak dan gulma dipembibitan atau sekitar pembibitan.
Jika serangan cukup berat maka pemberantasan dengan banah kimia harus
dilakukan menjelang malam hari secara teratur 2 minggu sekali.
Kutu daun ada 2 jenis yaitu Aphids berwarna hijau kemerahan.
Tungkai berwarna putih berlilin, sedang mealy bug tubuhnya
dilapisi lilin putih. Jenis ini selalu dijumpai pada helai daun,
pucuk, leher akar atau pada akar muda. Keduanya hidup
bersimbiose dengan semut.
Spider mites tinggal dibagian bawqah anak daun yang agak tua
berkembang cepat terutama pada musim panas. Ketiga jenis kutu
ini mengisap cairan tanaman dan pada serangan berat tanaman
akan lemah sekali dan dapat terserang penyakit-penyakit
sekunder lainnya seperti Curvularia.
Kadang kala hama lainnya juga dapat menerang seperti ulat
pemakan daun yaitu ualt api, ulat siput (Setora nitens Wlk), ulat
kantong (Metisa plana), belalang (Valanga nigricornis).
Serangan ulat api dan kantong dapat cepat diketahui dan biasanya
dikutip (Hand picking).
Jangkerik (Gryllus sp.) sering menyerang bibit kecil pada
pembibitan awal, memakan pucuk, pangkal daun atau umbatnya
menyebabkan bibit akan mati demikian dengan keong yang
mengisap jaringan tanaman, serangan tikus perlu diwaspadai.
Pembibitan yang terlalu kotor dan semak belukar yang terlalu
dekat dengan pembibitan akan mengundang serangan.
Penggunaan umpan racun akan dapat mengatasinya.
Penyakit pada pembibitan.
Penyakit pada pembibtan ada yang menyerang akar dan ada yang
menyerang daun. Keduanya sangat penting dicegah. Penyakit yang menyerang
akar dan membunuh tanaman atau menderita sekali dapat disebabkan oleh
cendawan Rhizoctonia sp dan Phythium sp. Serangan dimulai dari ujung akar
yang masih lunak menyebar keakar yang lebih tua. Daun menjadi kusam,
menguning membentuk bercak-bercak coklat kemerahan dan layu. Jaringan
akar yang terserang menjadi busuk (berair). Penyakit ini menyerang bibit muda
dan timbul karena kondisi lingkungannya kurang serasi.
Penyakit yang menyerang daun cukup banyak antara lain disebabkan
cendawan Botriodiplodia sp, Glomerella singualata dan Melaconiem elaedis
dan penyakit ini disebut juga sebagai Anthracnose, sering timbul karena
kelembaban tinggi, bersifat parasit menyebar melalui sporanya. Bercak daun
yang terjadi berwarna hijau pucat kemudian berubah coklat membusuk dan
kering. Penyakit lainnya adalah bercak daun atau Black spot disebabkan
cendawan Curvularia sp dan Helminthosporium sp, menyerang bibit umur 4
bulan. Bercak kecil pada daun berwarna kuning kemudian menjadi hitam bulat
atau lonjong yang selanjutnya menggabung.
Terhadap masalah hama dan penyakit maka cara yang baik adalah
pencegahan. Menciptakan kondisi tidak terlalu lembab dan menghilangakn
sumber insfeksi dapat dilakukan dengan misalnya mengurangi naungan,
memotong bagian yang sakit atau tanaman yang telah terserang, kemudian
dimusnahkan dan dibakar, pengutipan hama, membebaskan tanah atau pelindung dari kemungkinan mengandung sumber insfeksi. Pengamatan yang
lebih kerap dan teliti merupakan tindakan yang terbaik. Jika keadaan memaksa
harus menggunakan pestisida maka perlu diperhatikan hal-hal berikut :
Menyemprot hanya dilakukan pada kondisi yang sesuai agar tidak
mengurangi efisiensi penyemprotan.
Penyemprotan hanya seperlunya saja yaitu hanya bibit yang
terserang dan sekitarnya yang dicurigai.
Penyiraman bibit hendaknya dilakukan minimal 2 jam sebelum
atau sesudah penyemprotan.
Pestisida yang baik adalah formulasi yang dapat larut dalam air
dan hindarkan penggunaan ikatan tembaga dan timah (merkuri).
Bahan perata atau ajuvant dan perekat atau sticer perlu
ditambahkan agar lebih berhasil dalam penyemprotan.
Penyimpana pestisida menurut jenisnya agar jelas dan tidak
tercampur, demikian pula dengan penggunaan tong pecampur, alat
penyemprot dan dosis yang sesuai dengan anjuran..
Pengawasan Pembibitan.
Pengawasan oleh tingkat paling bawah yaitu Mandor, Asisten, Asisten
Kepala, Manajer, sampai tingkat direksi mutlak diperlukan karena bibit ini
diperlukan untuk 25 tahun tanaman. Pengawasan bukan saja dibidang teknis
tetapi juga biaya. Hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian antara lain :
Pelaksanaan jadwal yang ditentukan karena akan berkaitan
dengan pemesanan bibit dan penanaman dilapangan.
Persiapan likasi dan perlengkapan terutama lahan, intalasi
penyiraman, cadangan atau sumber air, keamanan, pengisian
kantong plastik dan lain-lain.
Kesedian tenaga kerja terutama untuk penyiram, pemupukan dan
perawatan bibit karena hal ini tidak dapat ditunda-tunda.
Persedian alat yang diperlukan dan suku cadang yang selalu siap
demikian pula dengan pestisida, alat penyemprot dan lain-lain.
Seleksi bibit yang tepat dan pemusnahan bibit yang abnormal
perlu diawasi.
Asdministrasi yang baik dan jelas sehingga sewaktu-waktu harus
dapat diketahui posisi bibit yang sebenarnya berdasarkan umur
dan peta letak tiap persilangan.
Biaya secara kontinu terus dihitung sehingga dapat diketahui
biaya yang sudah dikeluarkan berdasarkan umur bibit.
Banyak hal-hal lain yang menyangkut bidang teknis yang perlu mendapat
perhatian.
Pembiayaan Pembibitan.
Biaya yang diperlukan ada 2 macam yaitu biaya inventasi pembangunan
sarana pembibitan yaitu tapak (lahan) pembibitan, pembangunan jaringan
penyiraman, pemagaran dan bangunan lainnya dan biaya operasional. Pada
jaringan penyiraman termasuk didalamnya pompa air, mesi pembangkit,
jaringan pipa air dalam berbagai ukuran dan penyemprotnya atau sprinkler jika
dipakai atau tangki air jika menggunakan sistem manual. Sarana lainnya adalah
pembuatan pagar keliling, bahan rumah pompa, kantor, gudang dan rumah
penjaga. Diperhitungkan pembibitan ini akan digunakan dalam beberapa tahun
sehingga setiap tahunnya diperhitungkan penyusutannya secara merata dan
dibagikan pada jumlah bibit. Biaya ini dimasukan sebagai biaya perbibit
disamping biaya operasionalnya, demian pula dengan tenaga operator, bahan
bakar dan suku cadang.Tergantung pada keadaan setempat maka perhitungan
harga bibit dipisahkan atas upah tenaga kerja yang dipakai , bahan atau
mat4erial yang dipakai, pengangkutan dan lain-lain Dibawah ini diberikan
contoh perhitungan biaya pembibitan awal dan pmbibitan utaman.
Tansport
Sewa Alat
Pm
Pm
Transport
Sewa Alat
Pm
Pm
Upah tenaga tergantung keadaan setempat demikian pula dengan bahanbahan dan alat sewa. Jumlah upah + bahan + sewa dibagi dengan jumlah bibit
merupakan biaya per pokok.