Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENGAMATAN PERTUMBUHAN DAN JUMLAH

TANGKAI DAUN BIBIT SENGON ( Paracerianthes


falcataria L. Nielsen )

Disusun Oleh :

ZAINI : A32202566

GOLONGAN B

DOSEN PENGAMPU :

Ir. SUPRIYADI, MM

Ir. SITI HUMAIDA, MP

TEKNISI

SAMSUL HADI, A.Md

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu produsen sengon terbesar karena iklim


dan suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman sengon. Deptan (2011)
menyatakan luas areal perkebunan sengon Indonesia mencapai 1.617.539 ha
dimana hampir seluruhnya meruapakan perkebunan rakyat (93,04%) di seluruh
provinsi. Menurut Data Kehutanan Triwulan (DKT, 2015) jumlah produksi kayu
sengon sebesar 2,58 juta m³ setara dengan (5,89%). Sebagian besar produksi kayu
bulat sengon/albazia Indonesia tahun 2015 dihasilkan di Pulau Jawa, yakni
sebesar 2,51 juta m³ (97,16 persen). Produksi terbesar kedua dihasilkan di Pulau
Sumatera yakni sebesar 0,04 juta m³ (1,61 persen), diikuti oleh Pulau Kalimantan,
Bali dan Nusa Tenggara, dan pulau Sulawesi dengan masing-masing dengan
produksi sengon/albazia sekitar 0,03 juta m³ (1,00 persen), 4,71 ribu m³ (0,18
persen) dan 1,41 ribu m³ (0,05 persen). Sedangkan sisanya yang hanya sebesar
0,61 m³ dihasilkan di Pulau Maluku dan Papua dengan persentase sebesar 0,00002
persen dari produksi kayu bulat sengon/albazia nasional.

Benih sengon (Paracerianthes falcataria L. Nielsen) termasuk benih


dengan kulit biji yang keras merupakan faktor pembatas terhadap masuknya air
dan oksigen ke dalam biji. Kulit biji yang keras sulit ditembusi air dan oksigen
yang sangat penting dalam proses perkecambahan, untuk itu diperlukan perlakuan
khusus atau perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum dikecambahkan.
Mengingat pengetahuandan pengalaman teknik pemecahan dormansi pada benih
sengon (Paracerianthes falcataria L.Nielsen) sangat kurang, maka perlu dilakukan
penelitian bagaimana caranya mengatasi sifat dormasi benih melalui pemberian
perlakuan awal yang tepat (Marthen et al, 2013).

Ketersediaan bibit tanaman merupakan faktor yang sangat berperan dalam


menyukseskan program pembangunan hutan tanaman. Bibit yang berkualitas baik
dapat diperoleh dengan dukungan teknologi budidaya, khususnya teknik
pembibitan. Penanganan benih dan bibit yang tepat selama di persemaian
merupakan bagian dari teknik pembibitan, dengan harapan dapat memperoleh
pertumbuhan yang optimal. Pembibitan secara konvensional kadang masih
menggunakan pupuk kimia untuk meningkatkan kesuburan tanah daripada media
tersebut. Kelemahan dari pupuk kimia tersebut adalah menimbulkan pencemaran
lingkungan, penggunaan yang berlebihan dapat merusak tanaman dan sifat tanah,
serta harganya mahal. Meskipun tanaman sengon dapat tumbuh diberbagai jenis
tanah, mulai dari yang berdrainase jelek sampai baik dan mulai dari tanah
marginal sampai tanah yang mengandung unsur hara, tetapi pertumbuhannya
kurang baik. Tanaman sengon akan tumbuh lebih baik jika ditanam pada tanah-
tanah yang subur, banyak mengandung hara mineral (Atmosuseno, 1999). Media
tumbuh yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan unsur hara
dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan bibit. Hal ini dapat ditemukan pada tanah
dengan tata udara dan air yang baik, mempunyai agregat mantap, kemampuan
menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran yang cukup (Gardner dan
Mitchell, 1991). Komposisi media tanam (pasir, tanah dan pupuk kandang)
diperlukan dalam pembibitan sengon. Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada
tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung
berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui parameter pertumbuhan bibit tanaman sengon.


2. Mengetahui perkembangan tanaman sengon.
3. Mengetahui pertumbuhan tanaman sengon.
BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Sistematika Tanaman Sengon

Menurut Warisno  (2009), klasifikasi ilmiah tanaman sengon adalah


sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Trachebionta

Superdivision: Spermatophyta

Division: Magnoliopsida

Classis: Magnoliopsida

Subclasis : Rosidae

Ordo: Fabales

Familia: Fabaceae (Leguminoceae)

Genus: Paraserioanthes

Spesies:  Paraserioanthes falcataria L. Nielsen.

2.2 Morfologi Tanaman Sengon

1. Akar, akar pohon sengon berupa serabut atau sering disebut rambut akar.
Akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rumbun atau semrawut, dan tidak
menonjol kepermukaan tanah. Akar ini justru dimanfaatkan oleh pohon
induknya untuk menyimpan zat nitrogen, sehingga sekitar pohon segon
menjadi subur.
2. Batang, batang umumnya tidak berbanir, tumbuh lurus dan silindris.
Permukaan batang memiliki kulit licin, berwarna abu-abu atau kehijauan.
Tinggi pohon total mencapai 40 m dan tinggi bebas cabang mencapai 20
m.
3. Daun, daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan panjang
sekitar 23-30 cm. Anak daun daunnya kecil-kecil, banyak dan
berpasangan, terdiri dari 15-20  pasang pada setiap sumbu (tangkai),
berbentuk lonjong  (panjang 6-12 mm, lebar 3-5 mm) dan pendek kearah
ujung.
4. Bunga, bunga sengon tersusun dalam malai berukuran panjang 12 mm,
berwarna putih kekuningan dan sedikit berbulu, berbentuk seperti saluran
atau lonceng. Bunga biseksual, terdiri dari bunga jantan dan bunga betina.
Adapun penyerbukannya dibantu dengan perantara angin atau serangga.
5. Buah dan Biji, buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis dan panjangnya
sekitar 6-12 cm, berawarna hijau ketika masih muda dan berubah warna
kuning sampai coklat kehitaman jika suda tua. Setiap polong buah bersisi
15-30 biji. Biji sengon berbentuk pipih dengan lebar sekitar 3-4 mm dan
panjang 6-7 mm. Biji tersebut berwarna kehitam-hitaman, agak keras dan
berlilin.
BAB 3 METEDOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat pratikum dilaksanakan di saung Politeknik Negeri
Jember dengan 2 minggu 1 kali pengamatan dan ada 2 kali
pengamatan berarti lamanya adalah 4 minggu atau sebulan.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan adalah bibit sengon yang telah
ditransplanting, penggarris atau alat ukur, ATK, sprayer, dan bak
plastik.

3.3 Prosedur Kerja


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Ambillah bak plastik.
3. Masukkan bibit sengon yang telah ditransplanting sebanyak 17
bibit.
4. Tatalah dengan rapi lalu taruhlah dibawah naungan.
5. Siramlah dengan sprayer dan amati setiap setiap 2 minggu
sekali.
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1 Pengamatan Minggu Pertama

Bibit Ke- TinggiBibit (cm) Jumlah Daun


1 6 8
2 6 17
3 9 16
4 6,5 14
5 8 30
6 6,5 24
7 9 26
8 5 20
9 7 14
10 8,5 12
11 9,5 20
12 7,2 20
13 4 18
14 6 12
15 6,7 8
16 7 14
17 6 18
Tabel 2 Pengamatan Minggu Kedua

Bibit Ke- TinggiBibit (cm) Jumlah Daun


1 8 8
2 7 23
3 11 20
4 8 16
5 11 26
6 11 22
7 10 24
8 6 18
9 8 20
10 9 16
11 13 30
12 9 18
13 6 20
14 7 14
15 8 16
16 8 15
17 8 22

4.2 Pembahasan

Pada hari pengamatan pertama yang dilakukan pada tanggal 12 april 2022
tinggi bibit rata – rata pertumbuhan 6,9 cm dengan rata – rata jumlah tangkai daun
adalah 18 dari keseluruhan tanaman bibit sengon. Perbedaan keserampakan
tumbuh ini dipengaruhi oleh nutrisi tanaman, kondisi tanaman itu sendiri, serta
kondisi lingkungan dimana terdapat jelas perbedaan lingkungan ada yang terkena
matahari langsung dan ada yang tidak karena ada naungan.
Sedangkan pada pengamatan pertama yang dilakukan pada tanggal 26
april 2022 tinggi bibit rata – rata pertumbuhan 9 cm dengan rata – rata jumlah
tangkai daun adalah 20 dari keseluruhan tanaman bibit sengon.

Pengurangan jumlah tangkai daun terjadi karena ada tangkai daun yang
mati dan layu sehingga terjadi jumlah pengurangan pada saat proses perhitungan
data dan ada juga bibit yang kerdil sehingga terjadi perbedaan tinggi antara
minggu pertama dan minggu kedua.

Banyaknya pertumbuhan tangkai daun dan tinggi bibit dalam kurun waktu
pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Bibit Ke- Selisih Minggu 2 Pertambahan


dan Minggu 1 tinggi (cm)
1 8-6 2
2 7-6 1
3 11-9 2
4 8-6,5 1,5
5 11-8 2
6 11-6,5 4,5
7 10-9 1
8 6-5 1
9 8-7 1
10 9-8,5 0,5
11 13-9,5 3,5
12 9-7 1
13 6-4 2
14 7-6 1
15 8-6,7 1,5
16 8-7 1
17 8-6 2
Bibit Ke- Selisih Minggu 2 Pertumbuhan
dan Minggu 1 tangkai daun
1 8-8 0
2 23-17* -6
3 20-16 4
4 16-14 2
5 26-30* -4
6 22-24* -2
7 24-26* -2
8 18-20* -2
9 20-14 6
10 16-12 4
11 30-20 10
12 18-20* -2
13 20-18 2
14 14-12 2
15 16-8 8
16 15-14 1
17 22-18 4
Keterangan : * pengurangan karena tangkai daun mati
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Indonesia merupakan salah satu produsen sengon terbesar karena iklim


dan suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman sengon. Nielsen) termasuk
benih dengan kulit biji yang keras merupakan faktor pembatas terhadap masuknya
air dan oksigen ke dalam biji. Kulit biji yang keras sulit ditembusi air dan oksigen
yang sangat penting dalam proses perkecambahan, untuk itu diperlukan perlakuan
khusus atau perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum dikecambahkan. Bibit
yang berkualitas baik dapat diperoleh dengan dukungan teknologi budidaya,
khususnya teknik pembibitan.
DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. 2013, Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta. Erlangg.

Alrasyid, H. 1973. Beberapa Keterangan Tentang Albizia Falcataria (L).Fosberg.

Lembaga Penelitian Hutan : Bogor.

Anonim, 1990. Budidaya Sengon Laut. Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan


Konservasi Tanah Jratunseluna. Salatiga.

Atmosuseno. B.S. 1999. Budidaya, Kegunaan, dan Prospek Sengon. Penebar


Swadaya. Jakarta

Hartanto, H. 2011. Cara Pembudidayaan Sengon. Briliant Book. Yogyakarta.

Wulan R. 2003. Struktur dan Keragaman Genetik Populasi Sengon


(Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) pada Hutan Rakyat di jawa.
[Tesis].Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Kampustani.com (2020). Persemaian Biji Sengon


https://www.kampustani.com/cara-semai-biji-sengon/ [diakses tanggal 09
Mei 2022]

Kemejingnet.com 2015. Tehnik Pembenihan Dan Pembibitan Tanaman.


https://www.kemejingnet.com/2015/08/teknik-pembenihan-dan-
pembibitan-tanaman.html. [diakses tanggal 09 Mei 2022].

Kementrian, Pertanian. 2011. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis


Pedesaan (PUAP). Kementrian Pertanian. 46 hal.
Lampiran

Figure 1 Perhitungan Jumlah Tangkai Daun

Figure 2 Pencatatan Tinggi Bibit Sengon


Figure 3 Penyemprotan Bibit Sengon

Anda mungkin juga menyukai