LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Dosen Pengampu :
1. Ir. Suratno, MP
2. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
3. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc
Teknisi :
1. Yeni Suprapti, A.Md
2. Fanani, A.Md
GOLONGAN B3
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik perbanyakan biji besar pada buah tahunan secara
generative melalui biji besar.
2. Untuk mengetahui presentase pertumbuhan dari perbanyakan biji besar secara
generative melalui biji besar.
1.3 Manfaat
1. Untuk menambah wawasan mengenai teknik perbanyakan tanaman secara
generative melalui biji besar.
2. Untuk menambah pengetahuan mengenai presentase pertumbuhan dari
perbanyakan biji besar secara generative melalui biji besar.
BAB 2. METODOLOGI
3.1. Hasil
ALPUKAD NANGKA DURIAN SALAK
NO
JD TT JD TT JD TT JD TT
1 11 36 5 18 4 36 2 5
2 13 31 4 26 4 24 2 6.5
3 3 6 3 25.5 4 38 2 5
4 8 7 4 22 5 47 2 5
5 4 15 4 29 6 38 2 5
6 9 6 4 23 5 30 2 6
7 12 26 3 28 4 31.5 2 5
8 12 38 3 24 7 31.5 2 5
9 11 30 4 18 4 39 2 5.5
10 11 33 3 20 4 34 2 6
11 8 30 3 23 4 34 2 6
12 11 33 3 23.5 3 27 2 6
13 9 30 3 28 2 13 2 6
14 3 30 4 32 2 8
15 5 16 3 23 2 8
16 2 28.5 4 35 2 4
17 4 30 3 21
18 4 24 6 31
19 4 24
20 4 24
21 5 24
22 5 26
23 3 27
24 4 23
25 3 22
RATA-RATA 9.38 24.69 3.68 24.26 4.22 31.39 2 5.75
3.2. Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari praktikum perbanyakan menggunkan biji besar yaitu
hanya terdapat beberapa tanaman saja yang dapat tumbuh, atau hanya sekitar 40-60%
biji yang dapat membentuk organ tanaman lengkap. Dengan demikian, perbanyakan
secara generative lebih membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai
pertumbuhan. Hal ini dikarenakan biji yang terbentuk menjadi tanaman dikemudian
hari akan sama dengan induknya
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan pada
perbanyakan tanaman buah tahunan dengan menggunakan generative (biji besarl)
dapat dikatakan sangat lambat. Hal ini disebabkan adanya 5actor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi kondisi biji yang masih belum siap untuk
diperbanyakan dengan biji, atau awalnya biji tersebut berasal dari perbanyakan secara
vegetative sehingga lebih cepat menggunakan perbanyakan secara vegetative.
Sedangkan 5actor eksternal dapat berasal dari faktor lingkungan di sekitar tersebut.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rahman, E., Maria Lusia Hutagalung, dan Yomi Tasina Surbakti. 2012.
Makalah Dasar dasar Agronomi :Perbanyakan Tanaman Program Studi
Agribisnis.Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.
PERBANYAKAN BIJI KECIL (SRIKAYA, SIRSAK, PEPAYA DAN JERUK)
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Dosen Pengampu :
4. Ir. Suratno, MP
5. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
6. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc
Teknisi :
3. Yeni Suprapti, A.Md
4. Fanani, A.Md
GOLONGAN A2
1.2 Tujuan
1 Untuk mengetahui teknik perbanyakan biji besar pada buah tahunan secara
generative melalui biji kecil.
2 Untuk mengetahui presentase pertumbuhan dari perbanyakan biji besar secara
generative melalui biji kecil.
1.3 Manfaat
3.3. Hasil
SIRSAK JERUK SRIKAYA PEPAYA
NO
JD TT JD TT JD TT JD TT
1 4 15 7 7 2 6 10
2 1 10 3 5 5 7
3 2 11 6 8 5 7
4 8 6 5 5 8
5 3 13 9 6 5 11
6 4 4 7 6 10
7 5 5 6 9
8 6 10 6 10
9 5 8 3 4
10 7 8 5 7
11 7 7 4 7
12 2 5 6 9
13 2 2
14 1
15 6 6
16 6 4
18
19
20
21
22
23
24
2
26
RATA-RATA 2.50 10.17 5.40 5.88 2.00 5.17 8.25
3.4. Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari praktikum perbanyakan menggunkan biji kecil yaitu
hanya terdapat beberapa tanaman saja yang dapat tumbuh, atau hanya sekitar 40-60%
biji yang dapat membentuk organ tanaman lengkap. Dengan demikian, perbanyakan
secara generative lebih membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai
pertumbuhan. Hal ini dikarenakan biji yang terbentuk menjadi tanaman dikemudian
hari akan sama dengan induknya
4.1 Kesimpulan
Rahman, E., Maria Lusia Hutagalung, dan Yomi Tasina Surbakti. 2012.
Makalah Dasar dasar Agronomi :Perbanyakan Tanaman Program Studi
Agribisnis.Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.
TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN BUAH TAHUNAN DENGAN CARA
VEGETATF (GRAFTING : TANAMAN ALPUKAT DAN JAMBU AIR)
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Dosen Pengampu :
1. Ir. Suratno, MP
2. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
3. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc
Teknisi :
1. Yeni Suprapti, A.Md
2. Fanani, A.Md
GOLONGAN B3
1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui teknik perbanyakan biji besar pada buah tahunan secara
vegetative melalui grafting.
2. Untuk mengetahui presentase pertumbuhan dari perbanyakan secara vegetatif
melalui grafting.
1.3 Manfaat
Adapun beberapa manfaat dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan mengenai teknik perbanyakan biji besar pada
buah tahunan secara vegetative melalui grafting.
BAB 2. METODOLOGI
3.1. Hasil
3.2. Pembahasan
4.1 Kesimpulan
Grafting merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif
yang memerlukan alat yang sederhana dalam waktu relatif singkat. Melakukan
perbanyakan secara grafting membutuhkan keahlian agar prosedur kerja sesuai SOP.
Dan faktor keberhasilan perlu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Dosen Pengampu :
1. Ir. Suratno, MP
2. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
3. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc
Teknisi :
1. Yeni Suprapti, A.Md
2. Fanani, A.Md
GOLONGAN B3
1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui teknik perbanyakan secara okulasi
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam teknik perbanyakan tanaman
buah tahunan dengan cara vegetative melalui okulasi
1.3 Manfaat
Adapun beberapa manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan mengenai teknik perbanyakan secara okulasi (
2. Untuk menambah pengetahuan mengenai tingkat keberhasilan dalam teknik
perbanyakan tanaman buah tahunan dengan cara vegetative melalui okulasi
BAB 2. METODOLOGI
a. Teknik Okulasi
1. Menyiapkan tali plastik dengan cara memotong-motong plastik dengan
ukuran ± 1 x 5 cm
2. Menyiapkan ranting mata temple (entris) yang memiliki mata aktif -
Memangkas duri dan daun semai batang bawah pada ketinggian ± 25 cm
3. Okulasi dengan metode irisan kulit berkayu (chip budding) atau menggunakan
metode lainnya
4. Mengikat dengan tali plastik yang telah disediakan dari bawah ke atas
5. Mengamati tiap pertumbuhan dari hasil tanaman okulasi tersebut
b. Pemeliharaan
1. Menjaga tanaman yang telah diokulasi agar tidak kekeringan
2. Pengendalian hama dan penyakit dengan cara manual
3. Membuka tali okulasi pada hari ke 21
4. Memangkas batang 1 cm diatas bidang okulasi
5. Membuang tunas liar yang tumbuh pada batang disisakan tunas okulasi saja
BAB 3. HASIL dan PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.2. Pembahasan
4.1 Kesimpulan
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Dosen Pengampu :
7. Ir. Suratno, MP
8. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
9. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc
Teknisi :
5. Yeni Suprapti, A.Md
6. Fanani, A.Md
GOLONGAN B3
Tabulampot adalah istilah yang baru sekitar sepuluh tahun terakhir muncul di
masyarakat. Sebenarnya tabulampot merupakan akronim dari tanaman buah dalam
pot. Tanaman buah yang lazim ditanam dalam pot adalah jeruk (keprok, siam dan
manis), mangga, belimbing, rambutan sampai ke nangka. Mula-mula, tanaman buah
ini ditanam dalam pot dalam rangka pembenihan (penangkaran). Secara tradisional,
para penangkar benih tanaman buah, menyemai biji di lahan sawah, kemudian
menyambungnya dengan mata tempel maupun sambung pucuk.
Secara umum, semakin kecil luka yang diakibatkan (semakin kecil ranting yang
dipotong), semakin kecil pula luka yang dialami oleh pohon. Maka dari itu biasanya
lebih baik sebuah pohon dipangkas ketika masih remaja, daripada memangkas dahan
pohon yang sudah dewasa. Jika sebuah pohon yang kecil dipangkas dengan salah dan
rantingnya patah, hal tersebut tidak akan mengakibatkan kerugian yang banyak.
Namun jika sebuah pohon besar di samping rumah dipangkas dengan (cara yang)
salah, dan sebuah dahan jatuh dari ketinggian 15 meter.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB 2. METODOLOGI
3.1. Pembahasan
Dalam budidaa tanaman buah buahan baik itu pada lapangan maupun didalam
pot perlu diperhatikan 3 cara pemeliharaan karena apabila tanaman yang
dibudidayakan pemeliharaanya dilakukan seintensi mungkin maka pertumbuhan serta
perkembangan tanaman dapat berjalan dengan baik pemeliharaan merupakan
bagian dari budidaya tanaman yang berfungsi untuk menjaga agar tanaman tetap
dalam kondisi yang baik untuk tumbuh dan berkembang serta bebas dari hama dan
penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh secara maksimal dan
bahkan dapat mati.
Pemeliharaan Tanaman Meliputi Penyiraman Penyiangan Pemangkasan Pembe
rian Pupuk tanaman jambu air dan ada juga yang menanam srikya yang ditanam
dalam pot dimana pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman pemberian
pupuk serta pergantian pot. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara serta
nutrisi baik makro maupun mikro yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang. Pemangkasan juga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah tetap
optimal dan menghasilnya buah yang baik.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. tabulampot harus di rawat secara rutin seperti penyiangan pemangkasan agar
pertumbuhan baik dan optimal.
2. Pemangkasan dan pemupukam dilakukan agar hasil produksi baik.
DAFTAR PUSTAKA
Marsono. 2004. Tabulampot Solusi Berkebun di Lahan Sempit. Republika edisi Rabu
06 Oktober, Jakarta.
Sugito.2001.Tanaman Buah dalam Pot.Jakarta:Penebar Swadana
TrubusRedaksi.2001.Tanaman Buah.Jakarta:KDT
TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN BUAH TAHUNAN DENGAN CARA
VEGETATF (CANGKOK : TANAMAN JAMBU AIR)
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Dosen Pengampu :
1. Ir. Suratno, MP
2. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
3. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc
Teknisi :
1. Yeni Suprapti, A.Md
2. Fanani, A.Md
GOLONGAN B3
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Pisau, Tanah subur, Sabut kelapa/kain/plastic, Tali, Lap bersih, Dahan pohon
yang berukuran panjang minimal 1 meter (baik yang telah memiliki banyak
cabag atau yang belum sama sekali)
1. Memastikan bahwa induk semang tanaman adalah dari varietas unggul, agar
hasilnya nanti adalah bibit unggul juga. 2.
2. Menentukan cabang yg lurus dan cukup besar agar nanti pohon cukup kuat
utk mandiri. Kira-kira sebesar pergelangan tangan anak atau berdiameter 3
cm. 29
3. Memilih cabang yang sehat dan lebih baik yang tumbuh vertikal. Cabang
dikuliti kulitnya melingkari batang dengan jarak 5-10 cm.
4. Membersihkan lapisan kambium yang menempel pada kayu.
5. Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang kecil
sebagai jalan masuknya air terlebih dahulu.
6. Setelah lapisan kambium bersih, lapisi bagian tersebut dengan tanah gembur
dan balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan plastik atau sabut kelapa.
7. Mengikat balutan tersebut dengan menggunakan tali plastik dibagian ujung
atas dan bawah dan menyiram bagian yang telah dicangkok secara teratur.
BAB 3. HASIL dan PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.2. Pembahasan
Pembiakan dengan metode mencangkok biasanya dapat dilakukan pada tanaman-
tanaman yang mempunyai sifat berkayu (berkambium). Hal ini dimaksudkan agar
memudahkan dalam prosesnya dan mampu menumbuhkan perakaran pada sekitar
lapisan korteks tanaman. Mencangkok dapat dilakukan pada waktu apapun tapi lebih
baik dilakukan pada musim penghujan agar frekuensi untuk penyiraman secara
manual dapat berkurang.
Dari segi pemeliharaan, jika pencangkokan dilakukan pada musim kemarau
sebaiknya bibit disiram dua kali sehari. Pada musim penghujan penyiraman dilakukan
seperlunya sesuai dengan situasi untuk mempercepat pertumbuhan akar. Hal-hal yang
dapat menyebabkan tumbuhnya akar pada cangkokan yaitu terhentinya pasokan
makanan hasil fotosintesis pada batang sayatan dan ditunjang suasana media yang
lembab sehingga memacu tumbuhnya akar. sedangkan kegagalan dalam
pencangkokan dapat diakibatkan, batangnya terlalu tua, kurangnya air maupun
kelebihan air yang menyebabkan tumbuhnya jamur. Hal lain yang menyebabkan
kegagalan adalah teknik pencangkokan misalnya pada proses penyayatan terjadi luka
pada batang yang akan dicangkok, selain itu faktor suhu dan faktor lingkungan yang
tidak sesuai dengan pertumbuhan akar, dapat menjadi kendala utama dalam
pencangkokan.
DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum mencangkok ini adalah antara lain
sebagai berikut:
1. Mencangkok adalah cara memperbanyak tanaman dimana pembentukan akar
pada calon tanaman baru terjadi ketika masih melekat pada tanaman
induknya.
2. Tanaman yang ideal untuk dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai
kambium dan diameter batangnya tidak terlalu tipis atau terlalu tebal.
3. Akar terbentuk dari bagian batang yang terlukai dan yang bersentuhan
langsung dengan tanah.
4. Jenis-jenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan,
misalnya mangga, beberapa jenis jeruk (jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis
dan jeruk siem), berbagai jenis jambu (jambu biji, jambu air, jambu monyet),
belimbing manis, kelengkeng.
5. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pencangkokan
diantaranya adalah batang yang dicangkok, waktu, faktor media,
faktor cahaya matahari, proses fotosintesis, pemeliharaan, dll.
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Dosen Pengampu :
4. Ir. Suratno, MP
5. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
6. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc
Teknisi :
3. Yeni Suprapti, A.Md
4. Fanani, A.Md
GOLONGAN B3
Dalam bidang pertanian, kita bukan hanya dituntut untuk menjadi petani saja,
kita dituntut mampu membawa pertanian masa ini lebih maju lagi dan dapat mengejar
ketertinggalan kita dari Negara lain yang pertaniannya begitu maju. Yang diharapkan
nantinya kita bisa memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar kita agar bisa lebih
bermanfaat buat kita yang terkadang juga dapat bernilai ekonomis, menjaga
kelestariannya dengan menggunakan teknologi dan cara-cara pengembangbiakan
yang relatif cepat.
Menyetek merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang
memperlakukan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas
dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi
tanaman baru yang sempurna. Setiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda dalam pembentukan akar meskipun setek dalam kondisi yang sama.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
3.1. Hasil
Komoditas Stek yang berhasil Busuk
Nanas - 12
Naga - 2
Pisang - -
3.2. Pembahasan
3.1. Kesimpulan
Pada praktikum budidaya buah tahunan acara Pembiakan dengan Stek dapat
disimpulkan :
1. Penyetekan dapat didefinisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan,
pemotongan beberapa bagian tanaman seperti :akar, batang, daun dan tunas
dengan maksud agar bagian-bagian tersebut membentuk akar
2. Manfaat penyetekan yaitu untuk memperoleh tanaman yang sama atau lebih
unggul dari induknya dan waktu yang dibutuhkan untuk perbanyakan relatif
singkat.
DAFTAR PUSTAKA