Anda di halaman 1dari 46

PERBANYAKAN BIJI BESAR (DURIAN, ALPUKAT, DAN NANGKA)

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Frisilia Meidy R (A31171918)

Dosen Pengampu :
1. Ir. Suratno, MP
2. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
3. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc

Teknisi :
1. Yeni Suprapti, A.Md
2. Fanani, A.Md

GOLONGAN B3

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan menanam biji yang dihasilkan


dari penyerbukan antara bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina (kepala putik).
Secara alami proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau serangga.
Namun, saat ini penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama para pemulia
tanaman untuk memperbanyak atau menyilang tanaman dari beberapa varietas yang
berbeda.
Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara generatif adalah sistem
perakarannya yang kuat dan rimbun. Oleh karena itu, sering dijadikan sebagai batang
bawah untuk okulasi atau sambungan. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan
generatif juga digunakan untuk program penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih
mementingkan konservasi lahan dibandingkan dengan produksi buahnya.Sementara
itu, ada beberapa kelemahan dari perbanyakan secara generatif, yaitu sifat biji yang
dihasilkan sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Ada yang sifatnya sama,
atau bahkan lebih unggul dibandingkan dengan sifat pohon induknya.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik perbanyakan biji besar pada buah tahunan secara
generative melalui biji besar.
2. Untuk mengetahui presentase pertumbuhan dari perbanyakan biji besar secara
generative melalui biji besar.

1.3 Manfaat
1. Untuk menambah wawasan mengenai teknik perbanyakan tanaman secara
generative melalui biji besar.
2. Untuk menambah pengetahuan mengenai presentase pertumbuhan dari
perbanyakan biji besar secara generative melalui biji besar.
BAB 2. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum perbanyakan biji besar dilaksanakan pada Hari Kamis,
21 Maret 2019 pada pukul 07.00 WIB-09.00 WIB di Rumah Kawat, Politeknik
Negeri Jember

2.2. Alat dan Bahan


a. Alat
-Nampan, Dithane, Cangkul, Ember, Ayakan
b. Bahan
- Pukan, Floris, Sekam, Polibek, Biji Nangka, Durian, Salak, Label

2.3. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


2. Menyiapkan media untuk perbanyakan dengan pukan : floris : sekam (1 : 1 : 1)
yang telah dicampur menjadi satu.
3. Menyaring media tersebut untuk diambil bagian yang halusnya.
4. Menyiapkan biji yang akan digunakan untuk perbanyakan
5. Mencuci bersih biji tersebut
6. Merendam kedalam larutan dithane selama 10-15 menit.
7. Menyiapkan polibek yang telah diisi media sebagai pertumbuhan biji.
8. Menanam biji yang telah direndam tadi ke dalam media polibek.
9. Memberi label untuk masing-masing nama biji yang telah dilakukan perbanyakan.
Menyiram hasil tanam biji buah tersebut (generative) dengan menggunakan
gembor
BAB 3. HASIL dan PEMBAHASAN

3.1. Hasil
ALPUKAD NANGKA DURIAN SALAK
NO
JD TT JD TT JD TT JD TT
1 11 36 5 18 4 36 2 5
2 13 31 4 26 4 24 2 6.5
3 3 6 3 25.5 4 38 2 5
4 8 7 4 22 5 47 2 5
5 4 15 4 29 6 38 2 5
6 9 6 4 23 5 30 2 6
7 12 26 3 28 4 31.5 2 5
8 12 38 3 24 7 31.5 2 5
9 11 30 4 18 4 39 2 5.5
10 11 33 3 20 4 34 2 6
11 8 30 3 23 4 34 2 6
12 11 33 3 23.5 3 27 2 6
13 9 30 3 28 2 13 2 6
14 3 30 4 32 2 8
15 5 16 3 23 2 8
16 2 28.5 4 35 2 4
17 4 30 3 21
18 4 24 6 31
19 4 24
20 4 24
21 5 24
22 5 26
23 3 27
24 4 23
25 3 22
RATA-RATA 9.38 24.69 3.68 24.26 4.22 31.39 2 5.75

3.2. Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari praktikum perbanyakan menggunkan biji besar yaitu
hanya terdapat beberapa tanaman saja yang dapat tumbuh, atau hanya sekitar 40-60%
biji yang dapat membentuk organ tanaman lengkap. Dengan demikian, perbanyakan
secara generative lebih membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai
pertumbuhan. Hal ini dikarenakan biji yang terbentuk menjadi tanaman dikemudian
hari akan sama dengan induknya
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan pada
perbanyakan tanaman buah tahunan dengan menggunakan generative (biji besarl)
dapat dikatakan sangat lambat. Hal ini disebabkan adanya 5actor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi kondisi biji yang masih belum siap untuk
diperbanyakan dengan biji, atau awalnya biji tersebut berasal dari perbanyakan secara
vegetative sehingga lebih cepat menggunakan perbanyakan secara vegetative.
Sedangkan 5actor eksternal dapat berasal dari faktor lingkungan di sekitar tersebut.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari praktikum yang boleh dilaksanakan kami menarik


kesimpulan bahwa, setiap tanaman dapat diperbanyak secara generatif. Setiap
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibatasi dan didukung oleh
berbagai macam faktor, diantaranya faktor lingkungan dan faktor genetik yang
dimiliki tanaman itu sendiri.
Tanaman pala merupakan tanaman yang memiliki vigor yang kurang baik,
karena sifat benihnya orthodoks. Maka dari itu, sebelum melakukan
perbanyakan,benih tanaman pala perlu dilakukan perlakuan khusus agar vigornya
menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, E., Maria Lusia Hutagalung, dan Yomi Tasina Surbakti. 2012.
Makalah Dasar dasar Agronomi :Perbanyakan Tanaman Program Studi
Agribisnis.Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.
PERBANYAKAN BIJI KECIL (SRIKAYA, SIRSAK, PEPAYA DAN JERUK)

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Frisilia Meidy Regiarnis (A31171918)

Dosen Pengampu :
4. Ir. Suratno, MP
5. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
6. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc

Teknisi :
3. Yeni Suprapti, A.Md
4. Fanani, A.Md

GOLONGAN A2

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan menanam biji yang dihasilkan


dari penyerbukan antara bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina (kepala putik).
Secara alami proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau serangga.
Namun, saat ini penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama para pemulia
tanaman untuk memperbanyak atau menyilang tanaman dari beberapa varietas yang
berbeda.Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara generatif adalah sistem
perakarannya yang kuat dan rimbun. Oleh karena itu, sering dijadikan sebagai batang
bawah untuk okulasi atau sambungan. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan
generatif juga digunakan untuk program penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih
mementingkan konservasi lahan dibandingkan dengan produksi buahnya.Sementara
itu, ada beberapa kelemahan dari perbanyakan secara generatif, yaitu sifat biji yang
dihasilkan sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Ada yang sifatnya sama,
atau bahkan lebih unggul dibandingkan dengan sifat pohon induknya.

1.2 Tujuan
1 Untuk mengetahui teknik perbanyakan biji besar pada buah tahunan secara
generative melalui biji kecil.
2 Untuk mengetahui presentase pertumbuhan dari perbanyakan biji besar secara
generative melalui biji kecil.

1.3 Manfaat

1. Untuk menambah wawasan mengenai teknik perbanyakan tanaman secara


generative melalui biji kecil
2. Untuk menambah pengetahuan mengenai presentase pertumbuhan dari
perbanyakan biji besar secara generative melalui biji kecil
BAB 2. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum perbanyakan biji kecil dilaksanakan pada hari Kamis, 28
Maret 2019 pada pukul 07.00 WIB-09.00 WIB di Rumah Kawat, Politeknik
Negeri Jember
2.2. Alat dan Bahan
a. Alat
-Nampan, Dithane, Cangkul, Ember, Ayakan
b. Bahan
- Pukan, Floris, Sekam, Polibek, Biji Srikaya, Sirsak, Pepaya, dan Jeruk,
Label

2.3. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


2. Menyiapkan media untuk perbanyakan dengan pukan : floris : sekam (1 : 1 :
1) yang telah dicampur menjadi satu.
3. Menyaring media tersebut untuk diambil bagian yang halusnya.
4. Menyiapkan biji yang akan digunakan untuk perbanyakan
5. Mencuci bersih biji tersebut
6. Merendam kedalam larutan dithane selama 10-15 menit.
7. Menyiapkan polibek yang telah diisi media sebagai pertumbuhan biji.
8. Menanam biji yang telah direndam tadi ke dalam media polibek.
9. Memberi label untuk masing-masing nama biji yang telah dilakukan
perbanyakan.
10. Menyiram hasil tanam biji buah tersebut (generative) dengan menggunakan
gembor
BAB 3. HASIL dan PEMBAHASAN

3.3. Hasil
SIRSAK JERUK SRIKAYA PEPAYA
NO
JD TT JD TT JD TT JD TT
1 4 15 7 7 2 6 10
2 1 10 3 5 5 7
3 2 11 6 8 5 7
4 8 6 5 5 8
5 3 13 9 6 5 11
6 4 4 7 6 10
7 5 5 6 9
8 6 10 6 10
9 5 8 3 4
10 7 8 5 7
11 7 7 4 7
12 2 5 6 9
13 2 2
14 1
15 6 6
16 6 4
18
19
20
21
22
23
24
2
26
RATA-RATA 2.50 10.17 5.40 5.88 2.00 5.17 8.25

3.4. Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari praktikum perbanyakan menggunkan biji kecil yaitu
hanya terdapat beberapa tanaman saja yang dapat tumbuh, atau hanya sekitar 40-60%
biji yang dapat membentuk organ tanaman lengkap. Dengan demikian, perbanyakan
secara generative lebih membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai
pertumbuhan. Hal ini dikarenakan biji yang terbentuk menjadi tanaman dikemudian
hari akan sama dengan induknya

Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan pada


perbanyakan tanaman buah tahunan dengan menggunakan generative (biji kecil)
dapat dikatakan sangat lambat. Hal ini disebabkan adanya 14actor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi kondisi biji yang masih belum siap untuk
diperbanyakan dengan biji, atau awalnya biji tersebut berasal dari perbanyakan secara
vegetative sehingga lebih cepat menggunakan perbanyakan secara vegetative.
Sedangkan 14actor eksternal dapat berasal dari faktor lingkungan di sekitar tersebut.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari praktikum yang boleh dilaksanakan kami menarik


kesimpulan bahwa, setiap tanaman dapat diperbanyak secara generatif. Setiap
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibatasi dan didukung oleh
berbagai macam faktor, diantaranya faktor lingkungan dan faktor genetik yang
dimiliki tanaman itu sendiri.
Tanaman pala merupakan tanaman yang memiliki vigor yang kurang baik,
karena sifat benihnya orthodoks. Maka dari itu, sebelum melakukan perbanyakan,
benih tanaman pala perlu dilakukan perlakuan khusus agar vigornya menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, E., Maria Lusia Hutagalung, dan Yomi Tasina Surbakti. 2012.
Makalah Dasar dasar Agronomi :Perbanyakan Tanaman Program Studi
Agribisnis.Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.
TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN BUAH TAHUNAN DENGAN CARA
VEGETATF (GRAFTING : TANAMAN ALPUKAT DAN JAMBU AIR)

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Frisilia Meidy Regiarnis (A31171918)

Dosen Pengampu :
1. Ir. Suratno, MP
2. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
3. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc

Teknisi :
1. Yeni Suprapti, A.Md
2. Fanani, A.Md

GOLONGAN B3

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembiakan vegetatif dapat terjadi secara alamiah maupun dengan cara
sengajadibuat oleh manusia. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membiakkan
tanamansecara vegetatif. Untuk memperoleh tanaman yang sama sifatnya
denganinduknya, maka pembiakan vegetatif mempunyai peranan penting terutama
bagitanaman yang sukar dibiakkan dengan biji. Oleh karena itu maka dalam rangka
usaha memperoleh tanaman yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya
dalamwaktu yang relatif singkat maka pembiakan vegetatif perlu diperhatikan salah
satunya adalah dengan cara perbanyakan tanaman dengan grafting.

Grafting adalah teknik menyatukan pucuk yang berfungsi sebagai calon


batangatas dengan calon batang bawah, sehingga dapat diperoleh batang baru yang
memilikisifat-sifat unggul. Keunggulan dari grafting yaitu lebih mudah dan lebih
cepat dalam pengerjaannya (sederhana), serta tingkat keberhasilannya cukup tinggi.
Keberhasilan grafting sangat ditentukan oleh kesiapan batang bawah untuk
disambung sertakompatibilitas antara batang atas dan batang bawah (Sugondo, 2001).

1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui teknik perbanyakan biji besar pada buah tahunan secara
vegetative melalui grafting.
2. Untuk mengetahui presentase pertumbuhan dari perbanyakan secara vegetatif
melalui grafting.

1.3 Manfaat
Adapun beberapa manfaat dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan mengenai teknik perbanyakan biji besar pada
buah tahunan secara vegetative melalui grafting.
BAB 2. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat’


Pelaksanaan praktikum perbanyakan tanaman buah tahunan dengan cara grafting
dilaksanakan pada hari Kamis, 4 April 2019 pada pukul 07.00 WIB-09.00 WIB di
Rumah Kawat, Politeknik Negeri Jember

2.2. Alat dan Bahan


-Pisau steril dan tajam untuk grafting, Tali plastic, Tanaman alpukat, Tanaman
jambu air, dan Label.

2.1. Prosedur Kerja

1. Mencari tumbuhan subur dengan Batang bawah berdiameter lebih besar


daripada batang atas
2. Mencari tumbuhan kedua yang siap diambil tunasnya
3. Menggunakan pisau steril dan tajam untuk memotong tunas/pucuk tanaman
yang kedua dengan panjang ± 5cm
4. Membentuk ujung tunas yang dipotong menyerong kiri-kanan (bentuk V
terbalik) agar dapat diselipkan secara tepat pada batang bawah
5. Memotong pula tunas tanaman yang akan ditempel, ujung yang akan
ditempel (calon batang bawah) dipotong berbentuk huruf v
6. Mengikat tempelan dengan plastic yang telah dibuat panjang secara seksama.
7. Membungkus sambungan tadi dengan plastik transparan untuk menghindari
sinar matahari langsung,
8. Mengusahakan sambungan tidak terkena air dan bagian tengahnya longgar
agar tunas tidak terganggu, dan melakukan perompelan daun untuk
mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas.
BAB 3. HASIL dan PEMBAHASAN

3.1. Hasil

3.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dibahas mengenai perkembangbiakan tanaman secara


vegetatif dengan teknik grafting. Grafting merupakan salah satu metode perbanyakan
vegetatif buatan. Prosedur penyambungan yang pertama adalah memilih batang
tanaman yang akan digunakan sebagai batang bawah dan batang atas tanaman. Hal ini
dikarenakan dapat mempengaruhi pertumbuhan dari hasil penyambungan, dimana
batang atas yang seharusnya dipakai adalah batang atas yang berasal dari pohon
induk yang kuat dan bebas dari keabnormalan tumbuh dan hama penyakit, berbatang
lurus serta berdiameter lebih dari 1 cm, berasal dari tanaman buah-buahan tanaman
hias yang berkwalitas tinggi. untuk tanaman bagiaan bawahnya diharapkan dari
tanaman yang kekuatan perakarannya cukup dan tahan terhadap tanah yang tidak
menguntungkan termasuk penyakit dalam tanah, mempunyai adaptasi yang baik,
mempunyai kecepatan tumbuh yang sesuai dengan batang atas yang digunakan, dan
tidak mengurangi kwalitas maupun kwantitas tanaman yang terbentuk sebagai hasil
sambungan. Oleh karena itu keberhasilan dari teknik penyambungan sangat
dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada
umunya semakin dekat keakraban antar dua tanaman yang disambung maka
presentasi keberhasilan dari penyambungan adalah tinggi.
Keberhasilan grafting ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya pertautan
antara batang atas dan batang bawah. Oleh karena itu mengikat sambungan sebaiknya
dari bawah kemudian memutar keatas dan membuat ikatan batang tersebut benar-
benar kuat. Selain itu untuk menjaga agar suhu lingkungan sambungan tetap terjaga
dengan baik maka sambungan perlu ditutupi atau diberi sungkup plastik. Sungkup
tersebut juga melindungi sambungan dari penguapan akibat sinar matahari, tetesan air
hujan yang dapat merusak sambungan dan gangguan akibat hama penyakit tumbuhan.
Dan salah satu penyebab ada beberapa teknik sambungan yang gagal adalah suhu
yang tidak menentu. Hal ini juga dapat mengakibatkan kegagalan, karena suhu sangat
mempengaruhi penyambungan untuk mencegah pembusukan.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Grafting merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif
yang memerlukan alat yang sederhana dalam waktu relatif singkat. Melakukan
perbanyakan secara grafting membutuhkan keahlian agar prosedur kerja sesuai SOP.
Dan faktor keberhasilan perlu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, P.C. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Surabaya:Agromedia


Pustaka.
Saefudin. 2009. Kesiapan Teknologi Sambung Pucuk Dalam Penyediaan Bahan
Tanaman Jambu Mete. Jurnal Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka
Tanaman Industri. Vol. 1(7) : 150 – 155.
Sukendro, Andi. 2010. Study of Vegetative Propagation on Intsia bijuga (Colebr.)
O.K. with Grafting. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol. 24(7): 6 – 10.
TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN BUAH TAHUNAN DENGAN CARA
VEGETATF (OKULASI : TANAMAN DURIAN DAN KELENGKENG)

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Frisilia Meidy Regiarnis (A31171918)

Dosen Pengampu :
1. Ir. Suratno, MP
2. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
3. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc

Teknisi :
1. Yeni Suprapti, A.Md
2. Fanani, A.Md

GOLONGAN B3

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bibit unggul merupakan syarat utama untuk menunjang pengembangan


tanaman durian sehingga buah yang dihasilkan berkualitas, untuk meningkatkan
kualitas dan pengembangan tanaman durian, maka perlu dilakukan pembudidayaan
tanaman secara vegetatif, seperti okulasi. Salah satu keistimewaan hasil perbanyakan
dengan cara okulasi adalah tanaman yang dihasilkan mempunyai kualitas yang tinggi
yaitu tidak menyimpang dari sifat induknya dan masa panen lebih cepat.

Okulasi merupakan penempelan mata tunas dari tanaman batang atas ke


tanaman batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Cara ini menggabungkan
sifat-sifat baik dari kedua tanaman dalam waktu yang relatif pendek dan
memperlihatkan pertumbuhan yang seragam, dengan menggunakan cara ini maka
produksi akan dapat lebih tinggi (Prasetyo 2012).

1.2 Tujuan

Adapun beberapa tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui teknik perbanyakan secara okulasi
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam teknik perbanyakan tanaman
buah tahunan dengan cara vegetative melalui okulasi

1.3 Manfaat

Adapun beberapa manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan mengenai teknik perbanyakan secara okulasi (
2. Untuk menambah pengetahuan mengenai tingkat keberhasilan dalam teknik
perbanyakan tanaman buah tahunan dengan cara vegetative melalui okulasi
BAB 2. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum perbanyakan tanaman buah tahunan dengan cara okulasi
dilaksanakan pada hari Kamis, 11 April 2019 pada pukul 07.00 WIB-09.00 WIB di
Rumah Kawat, Politeknik Negeri Jember.

2.2. Alat dan Bahan


Tali plastic, Pisau okulasi, Gunting pangkas, Tanaman durian, Tanaman
kelengkeng, Batang bawah, Entris.

2.3. Prosedur Kerja

a. Teknik Okulasi
1. Menyiapkan tali plastik dengan cara memotong-motong plastik dengan
ukuran ± 1 x 5 cm
2. Menyiapkan ranting mata temple (entris) yang memiliki mata aktif -
Memangkas duri dan daun semai batang bawah pada ketinggian ± 25 cm
3. Okulasi dengan metode irisan kulit berkayu (chip budding) atau menggunakan
metode lainnya
4. Mengikat dengan tali plastik yang telah disediakan dari bawah ke atas
5. Mengamati tiap pertumbuhan dari hasil tanaman okulasi tersebut

b. Pemeliharaan
1. Menjaga tanaman yang telah diokulasi agar tidak kekeringan
2. Pengendalian hama dan penyakit dengan cara manual
3. Membuka tali okulasi pada hari ke 21
4. Memangkas batang 1 cm diatas bidang okulasi
5. Membuang tunas liar yang tumbuh pada batang disisakan tunas okulasi saja
BAB 3. HASIL dan PEMBAHASAN

3.1. Hasil

3.2. Pembahasan

Okulasi merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif, cara


pengerjaannya dilakukan dengan keterampilan dan ketelitian yang tinggi. kerja
praktek ini melakukan okulasi khusus untuk tanaman durian dan kelengkeng. Tetapi
pada praktikum kali ini memiliki hasil yang kurang baik karena tunas tidak dapat
tumbuh dan tunas dalam keaadaan kering yang menyebabkan tunas tidak dapat
tumbuh dengan baik. Sehingga harus diperhatikan faktor lingkungan yaitu waktu,
temperatur dan cahaya, faktor tanaman yaitu kompatibilitas dan inkompatibilitas,
keadaan fisiologi tanaman, pengelupasan kulit kayu, penyatuan kambium dan faktor
pelaksana yaitu keahlian dan kesempurnaan alat. Penempelan atau okulasi (budding)
adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga
merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi
regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. Bagian bawah (yang
mempunyai perakaran) yang menerima sambungan pada okulasi disebut batang
bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang di
tempelkan pada okulasi disebut batang atas, entres (scion) atau mata tempel.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penempelan atau okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman


yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan
tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka
sambungan atau tautannya.
Tingkat keberhasilan okulasi dipengarui oleh faktor-faktor seperti faktor
lingkungan, faktor tanaman dan faktor pelaksana.• Keberhasilan ditandai jika ikatan
di buka mata tempel atau entres berwarna hiajau dan menempel pada batang bawah•
Kegagalan okulasi ditandai jika ikatan di buka mata tempel atau entres berwarna
cokelat dan mengering.
Kendala atau hambatan dalam pelaksanaan okulasi dalam kerja praktek ini yaitu
faktor cuaca. Apabila cuaca hujan maka proses pengokulasian tidak dapat
dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena batang bawah basah, sedangkan salah satu
faktor kegagalan okulasi adalah masuknya air kedalam mata temple dan sebaliknya
jika terlalu terik mengakibatkan keringnya kambium batang bawah maupun mata
tempel.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiant. 2009. Perbanyakan tanaman secara Generatif.


http://ardiant181.wordpress.com/2009/01/08/perbanyakan-tanaman-secara-
generatif/. (diakses 07 april 2013).
Budiyanto. 2012. Proses Pembuatan Bibit Dengan Cara Penempelan Tunas
(Okulasi). http://budisma.web.id/materi/sma/pembibitan-tanaman/proses-
pembuatan-bibit-dengan-cara-penempelan-tunas-okulasi/. (diakses 07 april
2013).
Irmawan. 2013. Cara okulasi. http://www.plengdut.com/2013/01/cara-okulasi.html.
(diakses tanggal 07 april 2013).Jamil,A.H. Widyantodan P.H Sinaga. 2010.
Petunjuk teknis budidaya tanaman durian. Agrao Inovasi. Riau
PEMELIHARAAN BERBAGAI MACAM TABULAMPOT

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Frisilia Meidy R (A31171918)

Dosen Pengampu :
7. Ir. Suratno, MP
8. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
9. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc

Teknisi :
5. Yeni Suprapti, A.Md
6. Fanani, A.Md

GOLONGAN B3

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tabulampot adalah istilah yang baru sekitar sepuluh tahun terakhir muncul di
masyarakat. Sebenarnya tabulampot merupakan akronim dari tanaman buah dalam
pot. Tanaman buah yang lazim ditanam dalam pot adalah jeruk (keprok, siam dan
manis), mangga, belimbing, rambutan sampai ke nangka. Mula-mula, tanaman buah
ini ditanam dalam pot dalam rangka pembenihan (penangkaran). Secara tradisional,
para penangkar benih tanaman buah, menyemai biji di lahan sawah, kemudian
menyambungnya dengan mata tempel maupun sambung pucuk.
Secara umum, semakin kecil luka yang diakibatkan (semakin kecil ranting yang
dipotong), semakin kecil pula luka yang dialami oleh pohon. Maka dari itu biasanya
lebih baik sebuah pohon dipangkas ketika masih remaja, daripada memangkas dahan
pohon yang sudah dewasa. Jika sebuah pohon yang kecil dipangkas dengan salah dan
rantingnya patah, hal tersebut tidak akan mengakibatkan kerugian yang banyak.
Namun jika sebuah pohon besar di samping rumah dipangkas dengan (cara yang)
salah, dan sebuah dahan jatuh dari ketinggian 15 meter.

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat
BAB 2. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum perawatan tabulampot dilaksanakan pada hari Kamis, 9
Mei 2019 pada pukul 07.00 WIB-09.00 WIB di Rumah Kawat, Politeknik Negeri
Jember.

2.2. Alat dan Bahan


a. Alat
- Gembor, Pisau, timba
b. Bahan
- Tabulampot yang telah dipilih sebanyak 3, Pupuk Urea, Media tanah, Air,
Botol aqua plastic 1,5 L, Karung goni, Tali Rafia, Root Up

2.3. Prosedur Kerja


BAB 3. HASIL dan PEMBAHASAN

3.1. Pembahasan

Dalam budidaa tanaman buah buahan baik itu pada lapangan maupun didalam
pot perlu diperhatikan 3 cara pemeliharaan karena apabila tanaman yang
dibudidayakan pemeliharaanya dilakukan seintensi mungkin maka pertumbuhan serta
perkembangan tanaman dapat berjalan dengan baik pemeliharaan merupakan
bagian dari budidaya tanaman yang berfungsi untuk menjaga agar tanaman tetap
dalam kondisi yang baik untuk tumbuh dan berkembang serta bebas dari hama dan
penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh secara maksimal dan
bahkan dapat mati.
Pemeliharaan Tanaman Meliputi Penyiraman Penyiangan Pemangkasan Pembe
rian Pupuk tanaman jambu air dan ada juga yang menanam srikya yang ditanam
dalam pot dimana pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman pemberian
pupuk serta pergantian pot. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara serta
nutrisi baik makro maupun mikro yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang. Pemangkasan juga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah tetap
optimal dan menghasilnya buah yang baik.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. tabulampot harus di rawat secara rutin seperti penyiangan pemangkasan agar
pertumbuhan baik dan optimal.
2. Pemangkasan dan pemupukam dilakukan agar hasil produksi baik.
DAFTAR PUSTAKA

Marsono. 2004. Tabulampot Solusi Berkebun di Lahan Sempit. Republika edisi Rabu
06 Oktober, Jakarta.
Sugito.2001.Tanaman Buah dalam Pot.Jakarta:Penebar Swadana
TrubusRedaksi.2001.Tanaman Buah.Jakarta:KDT
TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN BUAH TAHUNAN DENGAN CARA
VEGETATF (CANGKOK : TANAMAN JAMBU AIR)

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Frisilia Meidy Regiarnis (A31171918)

Dosen Pengampu :
1. Ir. Suratno, MP
2. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
3. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc

Teknisi :
1. Yeni Suprapti, A.Md
2. Fanani, A.Md

GOLONGAN B3

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan


menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar
sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan
ditanam di tempat lain, mencangkok juga dapat diartikan suatu perbanyakan vegetatif
secara buatan tanpa baikan dengan menggunakan bagian dari tanaman. Kegiatan
perbanyakan tanaman dengan mencangkok merupakan kegiatan yang biasa dilakukan
di nursery tanaman buahTanaman induk yang akan dicangkok dipilih karena
karakternya yang diinginkan.
Tanaman induk diusahakan setelah dicangkok tidak mati sehingga dapat
berkembang kembali dan menjadi tanaman induk untuk dicangkok di kemudian hari
lainnya. Cangkok merupakan metode untuk memacu munculnya sistem perakaran.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui teknik perbanyakan secara cangkok yaitu menggabungkan


dua sifat tanaman yang memiliki ciri-ciri (karakteristik) melalui penyisipan
mata tunas tanaman yang memiliki sifat yang diinginkan
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam teknik perbanyakan tanaman
buah tahunan dengan cara vegetative melalui okulasi

1.3 Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan mengenai teknik perbanyakan secara


cangkok.
2. Untuk menambah wawasan mengenai tingkat keberhasilan dalam teknik
perbanyakan tanaman buah tahunan dengan cara vegetative melalui cangkok
BAB 2. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum teknik perbanyakan tanaman buah tahunan secara
vegetative melalui cangkok dilaksanakan pada Hari Kamis, 25 April 2019 pada pukul
07.00 WIB-09.00 WIB di Rumah Kawat, Politeknik Negeri Jember.

2.2. Alat dan Bahan

Pisau, Tanah subur, Sabut kelapa/kain/plastic, Tali, Lap bersih, Dahan pohon
yang berukuran panjang minimal 1 meter (baik yang telah memiliki banyak
cabag atau yang belum sama sekali)

2.3. Prosedur Kerja

1. Memastikan bahwa induk semang tanaman adalah dari varietas unggul, agar
hasilnya nanti adalah bibit unggul juga. 2.
2. Menentukan cabang yg lurus dan cukup besar agar nanti pohon cukup kuat
utk mandiri. Kira-kira sebesar pergelangan tangan anak atau berdiameter 3
cm. 29
3. Memilih cabang yang sehat dan lebih baik yang tumbuh vertikal. Cabang
dikuliti kulitnya melingkari batang dengan jarak 5-10 cm.
4. Membersihkan lapisan kambium yang menempel pada kayu.
5. Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang kecil
sebagai jalan masuknya air terlebih dahulu.
6. Setelah lapisan kambium bersih, lapisi bagian tersebut dengan tanah gembur
dan balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan plastik atau sabut kelapa.
7. Mengikat balutan tersebut dengan menggunakan tali plastik dibagian ujung
atas dan bawah dan menyiram bagian yang telah dicangkok secara teratur.
BAB 3. HASIL dan PEMBAHASAN

3.1. Hasil

3.2. Pembahasan
Pembiakan dengan metode mencangkok biasanya dapat dilakukan pada tanaman-
tanaman yang mempunyai sifat berkayu (berkambium). Hal ini dimaksudkan agar
memudahkan dalam prosesnya dan mampu menumbuhkan perakaran pada sekitar
lapisan korteks tanaman. Mencangkok dapat dilakukan pada waktu apapun tapi lebih
baik dilakukan pada musim penghujan agar frekuensi untuk penyiraman secara
manual dapat berkurang.
Dari segi pemeliharaan, jika pencangkokan dilakukan pada musim kemarau
sebaiknya bibit disiram dua kali sehari. Pada musim penghujan penyiraman dilakukan
seperlunya sesuai dengan situasi untuk mempercepat pertumbuhan akar. Hal-hal yang
dapat menyebabkan tumbuhnya akar pada cangkokan yaitu terhentinya pasokan
makanan hasil fotosintesis pada batang sayatan dan ditunjang suasana media yang
lembab sehingga memacu tumbuhnya akar. sedangkan kegagalan dalam
pencangkokan dapat diakibatkan, batangnya terlalu tua, kurangnya air maupun
kelebihan air yang menyebabkan tumbuhnya jamur. Hal lain yang menyebabkan
kegagalan adalah teknik pencangkokan misalnya pada proses penyayatan terjadi luka
pada batang yang akan dicangkok, selain itu faktor suhu dan faktor lingkungan yang
tidak sesuai dengan pertumbuhan akar, dapat menjadi kendala utama dalam
pencangkokan.
DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum mencangkok ini adalah antara lain
sebagai berikut:
1. Mencangkok adalah cara memperbanyak tanaman dimana pembentukan akar
pada calon tanaman baru terjadi ketika masih melekat pada tanaman
induknya.
2. Tanaman yang ideal untuk dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai
kambium dan diameter batangnya tidak terlalu tipis atau terlalu tebal.
3. Akar terbentuk dari bagian batang yang terlukai dan yang bersentuhan
langsung dengan tanah.
4. Jenis-jenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan,
misalnya mangga, beberapa jenis jeruk (jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis
dan jeruk siem), berbagai jenis jambu (jambu biji, jambu air, jambu monyet),
belimbing manis, kelengkeng.
5. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pencangkokan
diantaranya adalah batang yang dicangkok, waktu, faktor media,
faktor cahaya matahari, proses fotosintesis, pemeliharaan, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Kusbiantoro, B. 1993. Tekhnik Prbanyakan Vegetatif, Mencangkok. Agro Jurnal(2):


9
Sutarto, ismiyati. 1994. Tekhnik Perbanyakan Vegatatif pada Tanaman Hias
Semak, Perdu dan Pohon. Info Holtikultura : 6-7
Wahid. 2000. Media Bahan Perkembangan Vegetatif. Agro Jurnal : 4-5
Wahyuni, Sri. 1998. Pengembangan Vegetatif Mencangkok. Agro Jurnal : 59
Wilkins. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta : Gajah Mada Press.
TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN BUAH TAHUNAN DENGAN CARA
VEGETATF (STEK : TANAMAN NANA, BUAH NAGA, DAN PISANG)

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Frisilia Meidy Regiarnis (A31171918)

Dosen Pengampu :
4. Ir. Suratno, MP
5. Dr.Ir. Kasutjianingati, M.Si
6. Refa Firgiyanto, SP., M.Sc

Teknisi :
3. Yeni Suprapti, A.Md
4. Fanani, A.Md

GOLONGAN B3

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang pertanian, kita bukan hanya dituntut untuk menjadi petani saja,
kita dituntut mampu membawa pertanian masa ini lebih maju lagi dan dapat mengejar
ketertinggalan kita dari Negara lain yang pertaniannya begitu maju. Yang diharapkan
nantinya kita bisa memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar kita agar bisa lebih
bermanfaat buat kita yang terkadang juga dapat bernilai ekonomis, menjaga
kelestariannya dengan menggunakan teknologi dan cara-cara pengembangbiakan
yang relatif cepat.
Menyetek merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang
memperlakukan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas
dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi
tanaman baru yang sempurna. Setiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda dalam pembentukan akar meskipun setek dalam kondisi yang sama.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui teknik perbanyakan secara stek batang


2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam teknik perbanyakan tanaman
buah tahunan dengan cara vegetative melalui stek batang

1.3 Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan teknik perbanyakan secara stek batang


2. Untuk menambah wawasan mengenai tingkat keberhasilan dalam teknik
perbanyakan tanaman buah tahunan dengan cara vegetative melalui stek
batang
BAB 2. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum stek pada tanaman nanas, buah naga dan pisang
dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Mei 2019 pada pukul 07.00 WIB-09.00 WIB di
Rumah Kawat, Politeknik Negeri Jember.

2.2. Alat dan Bahan


a. Alat
- Nampan/wadah biji, Cangkul, Ayakan.
b. Bahan
- Polibek, Tanah, Sekam, Floris, Bagian tanaman nanas, buah naga dan
pisang, Label, Alat tulis

2.3. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat dan baha yang dibutuhkan dalam proses penyetekan


tanaman buah tahunan tersebut
2. Menyiapkan bahan tanam yang akan digunakan dalam proses penyetekan
3. Membuat media tanam yang terdiri dari tanah, floris dan sekam dengan
menggunakan cangkul kemudian dicampur
4. Membuat label nama untuk masing-masing tanaman tersebut
5. Memasukkan media yang telah dibuat pada polibek yang telah disediakan
6. Memberikan ZPT Root up pada bagian bawah (calon akar) pada bagian organ
tanaman buah naga (tunas)
7. Menanam masing-masing tanaman tersebut pada media yang telah dibuat
pada polibek tersebut.
8. Menyiram hasil penyetekan tersebut dengan menggunakan air selang
BAB 3. HASIL dan PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Komoditas Stek yang berhasil Busuk
Nanas - 12
Naga - 2
Pisang - -

3.2. Pembahasan

Dalam percobaan perbanyakan tanaman dengan metode stek batang pada


tanaman nanas naga dan pisang secara keseluruhan setelah diamati pertumbuhan akar
batang tidak tumbuh. Bahkan total dari seluruh tanaman tidak ada yang berhasil
dalam perbanyakan tanaman menggunakan stek batang. Salah satu penyebabnya bisa
saja karena kelembatan yang tinggi yang menyebabkan bakteri atau fungi mudah
menyerang ujung stek yang tadinya diharapkan tumbuh akar.
Pada pengamatan yang kami lakukan secara keseluruhan tidak semua batang yang
telah berakar memiliki daun maupun tunas. Sebaliknya ada yang daun dan tunasnya
lebat tetapi akarnya tumbuh sedikit.
Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Pertumbuhan stek dipengaruhi oleh interaksi faktor bahan tanaman dan faktor
lingkungan (Hartmann et al., 1997). Faktor bahan tanaman 16 terutaman meliputi
genetik, kandungan cadangan makanan dalam jaringan stek, ketersediaan air, umur
tanaman (pohon induk), hormon endogen dalam jaringan stek, tingkat juvenilitas
bahan stek, dan jenis stek. Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan
penyetekan antara lain media perakaran, kelembaban udara, suhu, intensitas cahaya
dan teknik penyetekan.
BAB 3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada praktikum budidaya buah tahunan acara Pembiakan dengan Stek dapat
disimpulkan :
1. Penyetekan dapat didefinisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan,
pemotongan beberapa bagian tanaman seperti :akar, batang, daun dan tunas
dengan maksud agar bagian-bagian tersebut membentuk akar
2. Manfaat penyetekan yaitu untuk memperoleh tanaman yang sama atau lebih
unggul dari induknya dan waktu yang dibutuhkan untuk perbanyakan relatif
singkat.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, S 1985. Stek dan cara perawatannya. Jakarta. Yasaguna.


Prastowo, Nugroho H,dkk 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif
Tanaman Buah. Bogor : World Agroforestry Centre (ICRAF) & Winrock
International
Kristanto, Daniel 2008. Buah Naga Pembudidayaan Di Pot Dan Kebun. Depok :
Penebar swadaya.
Widarto,L 1995. Perbanyakan Tanaman dengan biji. Stek, Cangkok, Sambung,
Okulasi dan kultur jaringan. Jakarta: kanisius.

Anda mungkin juga menyukai