Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENGOLAHAN BENIH

EKSTRAKSI BENIH INTERMEDIET


KELOMPOK 5 :

Chantyka Kusumah C.W [J3G919111]


Muhammad Zakiy [J3G919125]
Izmi Rahma Mauldya [J3G819075]
Nadya Rizky Andrianita [J3G919127]
Siti Aulia Fauzyah [J3G919141]
Zahira Salsabila [J3G919148]

Program Studi:
Teknologi Industri Benih

SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
EKSTRAKSI PEPAYA

1.1 Latar Belakang


Sebelum bibit tanaman pada lahan budidaya, tentunya akan melalui proses menyemai benih atau
menumbuhkan benih pada media tanam. Agar tanaman yang diproduksi menghasilkan hasil yang
maksimal, tentu kualitas benih yang digunakan saat ekstraksi benih akan mempengarui hasilnya.
Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari struktur buah
yang menutupinya. Ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan biji dan buah atau polong-polongnya,
juga untuk mempercepat proses dianjurkan dengan cara fermentasi. Tujuannya adalah untuk
mengurangi campuran, mempermudah penanganan dan meningkatkan kemampuan penyimpanan.
Benih dapat diekstraksi dari kotoran dengan cara pengeringan, perendaman, hingga sampai jenuh
dan pencucian. Banyaknya benih yang akan dipanen berkaitan dengan waktu dan jumlah tenaga
yang dibutuhkan untuk ekstraksi, karena setelah benih selesai dipanen harus segera diekstraksi
untuk menghindari terjadinya kerusakan benih.

Pemilihan metode ekstraksi sangat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
penangkar benih ataupun produsen benih, karena tidak semuanya memiliki sarana dan prasarana
yang memadai. Benih seharusnya dipanen pada saat masak fisiologis tetapi pada kebanyakan
penangkar benih memanen benih pada saat masak morfologis , karena masak morfologis lebih
mudah ditangani dan untuk menentukan saat fisiologis dibutuhkan peralatan laboratorium serta
keahlian khusus yang belum tentu dimiliki oleh setiap penangkar benih. Jika benih di panen  pada
saat masak fisiologis maka kadar air benih masih tinggi sehingga benih mengalami kerusakan ,oleh
karena itu proses ekstraksi harus dilakukan secara hati-hati.

Metode ekstraksi sangat berkaitan dengan struktur benih, oleh karena itu  pemilihan metode
ekstraksi harus disesuaikan dengan struktur benih sehingga kerusaakan benih akibat proses ekstraksi
dapat dicegah. Benih berstruktur rapuh harus mendapat perhatian yang serius dalam melakukan
ekstraksi.

Benih dapat diekstraksi dari kotoran dengan cara basah dan kering. Selama proses kering, kotoran
dipisah-pisahkan dengan cara memukul perlahan-lahan dalam mesin. Kemudian dibersihkan dengan
menggunakan silinder berputar dan penyaringan. Selama ekstraksi basah kotoran di rendam dan
dicuci dalam air. Ekstraski basah menghasilkan benih terbersih. Permasalahan pengumpulan benih
dari kotoran adalah bahwa kotoran seringkali berisi campuran benih dari berbagai jenis yang akan
sulit pemisahannya. Benih yang diekstraksi dengan tidak baik, menyebabkan benih lama
berkecambah, mudah terkontaminasi mikroba dan bahkan berdampak pada pertumbuhan
vegetative dan generative tanaman.

1.2. Tujuan

Kegiatan praktikum Ekstraksi Pepaya memiliki tujuan, yaitu :

1. Praktikan mengetahui metode Ekstraksi Pepaya


2. Praktikan dapat melakukan Ekstraksi Pepaya

B. TINJAUAN PUSTAKA

Ekstaksi benih adalah prosedur dan pelepasan benih, benih merupakan salah satu

penentu keberhasilan agribisnis di bidanghortikultura. Oleh karena itu penggunaan benih

bermutu dari varietas unggul sangatmenentukan keberhasilan produksi. Dalam upaya

mencapai keberhasilan agribisnishortikultura tersebut, maka industri pembenihan dalam

negeri dituntut untukmampu memenuhi semua segmen pengguna benih dengan menciptakan

varietasdan memproduksi benih yang sesuai kebutuhan pangan (konsumen) danmenerapkan

prinsip tujuh tepat yaitu tepat jenis, varietas, mutu, jumlah, tempat,waktu, dan harga

9Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secarafisik dari

struktur buah yang menutupinya. Dengan kata lain, ekstraksi dilakukanuntuk mengeluarkan

biji dari buah/polongnya. Pemisahan biji dari daging buah,kulit benih, polong, kulit buah,

malai, tongkol dan sebagainya dengan tujuan agar benih tersebut dapat digunakan untuk

bahan tanam yang memenuhi persyaratan (Kamil, 2002). Ekstraksi diperlukan karena

biasanya benih tidak dipanen secara langsung.Biasanya pengunduhan dilakukan terhadap

buahnya. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap

buah berbentuk polong.

Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan atau dilakukan sesaat sebelum

penaburan benih pada kondisi kemanpuan penyimpanan benih yang tidak diekstraksi lebih

baik daripada benih yang diekstraksi atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi

sangat tinggi.

Metode ekstraksi pada buah kering merekah seperti polong, folicles, kapsul dan

kerucut dapat dilakukan melalu: (1) Pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk membuka

buah karena pada tipe ini, buah mudah sekali terbuka apabila dalam kondisi kering sehingga
ekstraksi mudah dilakukan. Pengeringan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan perlahan

untuk menghindari pemanasan berlebihan, (2) Diayak/diputar dalam drum atau silinder.

Contoh buah tipe ini adalah Pinus, Eucalyptus dan kebanyakan Leguminoceae.

Buah kering tidak merekah seperti Acasia nilotica dan A. Siberiana, ekstraksi dilakukan

dengan cara pengeringan dan pemukulan untuk melepas benih. Kebanyakan polong kecil

yang tidak merekah dapat dipisah dengan memukulnya, menggerusnya dalam mortar,

menggulung dalam drum, memukul atau memutar dalam silinder pengaduk/pencampur

semen dengan balok kayu keras.

Buah berserat keras seperti buah kerucut, kapsul dan beberapa buah berkomponen

kering. Tipe ini secara morfologis mudah membuka, tetapi mekanisme membukanya

memerlukan suhu tinggi. Ekstraksi dilakukan dengan cara: (1) Pemanasan dalam oven

kemudian diputar dalam drum, (2) Pembakaran permukaan buah kemudian pemutaran dalam

drum. Alternatif lain apabila tidak tersedia oven, buah yang sangat keras dapat dibuka dengan

meletakkannya dalam kawat (kasa) di atas arang membara sampai terbuka. Setelah buah

membuka, segera dicelupkan ke dalam air dan dikeringkan di bawah sinar matahari.

C. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan ekstraksi benih intermediet (papaya) pada selasa, 12 Febuari 2020,
bertempat di laboratorium Kultur Jaringan IPB Cibeureum, Sukabumi.

3.2. Alat dan Bahan


 Alat : -Saringan
-Nampan -Polybag
-Pisau
-Kain strimin
 Bahan: -Abu gosok
-Buah pepaya -Air mengalir
-Air hangat

3.3. Metode Pelaksanaan


Buah Pepaya (Carica papaya L)
Praktikan membelah buah papaya dan mengeringkan benihnya, kemudian benih
difermentasi dengan 2 perlakuan, yaitu:

1. Air mengalir
a.) Cuci benih di air mengalir sambil digosok sampai terpisah lendir atau daging buah
nya..
b.) Lalu dimasukan kedalam wadah yang sudah disiapkan (kain strimin).

2. Abu gosok
a.) Sediakan wadah untuk abu gosok
b.) Benih papaya di gosok sampai lendir atau daging buah nya tidak ada.
c.) Lalu dimasukan kedalam wadah yang sudah disiapkan (kain strimin).

B. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kontrol = m1: 40,39 m2: 3,16 m3: 40,98


Abu gosok = m1: 40,22 m2: 3,10 m3: 42,78
Manual = m1: 39,02 m2: 3,07 m3: 41,59

Tabel 1. Pengamatan benih papaya

Perlakuan Ul Bobot %KA


Buah (gr) Biji/buah (gr)
Kontrol 1
2
3 1434 35,87
4 1404
5 1493 48,53
6 18,01 49,02
Abu gosok 1
2
3 2022 36,02
4 1206 27,05
5 1791 48,94
6 13,73 26,94
Manual 1
2
3 1085 45,57
4 1657 33,35
5 1684 48,55
6 15,85 21,36

C. Kesimpulan
Terdapat interaksi yang sangat nyata antara perlakuan varietas dan teknik ekstraksi terhadap

kadar air benih.

D. Saran
Besar harapan kami agar laporan praktikum kami ini dapat diterima. Kami juga
memohon dukungan, arahan dan bantuan dari semua pihak berupa moral maupun materil.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama
membantu dalam pembuatan laporan praktikum.

Anda mungkin juga menyukai