Dosen Pembimbing :
SEKOLAH VOKASI
SUKABUMI
2023
DAFTAR ISI
BAB 1.......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 3
1.2 Tujuan........................................................................................................................... 4
BAB 2.......................................................................................................................................... 5
METODOLOGI............................................................................................................................ 5
2.1 Waktu dan Tempat............................................................................................................. 5
2.2 Alat dan Bahan...................................................................................................................5
2.3 Prosedur Kerja................................................................................................................... 5
BAB 3.......................................................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................................7
3.1 HASIL................................................................................................................................. 7
3.2 PEMBAHASAN................................................................................................................ 10
KESIMPULAN........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
Ekstraksi Benih yaitu proses pengeluaran benih dari buah, polong, atau bahan
pembungkus benih lainnya. Metode ekstraksi benih dari buah ditentukan oleh karakteristik dari
buah. Proses ekstraksi benih dapat berupa kegiatan-kegiatan pelunakan dan pelepasan daging
buah, pengeringan, pemisahan, penggoncang, perontokan, pembuangan sayap, dan pembersihan.
Tujuan dari ekstraksi benih adalah menghasilkan benih yang mempunyai viabilitas maksimum
(Willan 1985). Metode ekstraksi benih akan sangat mempengaruhi mutu benih yang dihasilkan.
Metode ekstraksi sangat berkaitan dengan struktur benih, Oleh karena itu Pemilihan
metode ekstraksi harus disesuaikan dengan struktur benih sehingga kerusakan benih akibat
proses ekstraksi dapat dicegah. Benih berstruktur rapuh harus mendapatkan perhatian yang serius
dalam melakukan ekstraksi. Berdasarkan sifatnya, buah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis, yaitu Dry seed (buah batu) : Buah Batu mempunyai kadar air agak rendah pada saat benih
mulai masak, karena benih mulai mengering pada tanaman induknya sebelum dipanen. Beberapa
tanaman yang termasuk dalam Buah Batu adalah kubis, selada, kacang-kacangan dan bawang.
Fleshy fruit ( Buah berdaging): pada buah berdaging sebelum benih diekstraksi buahnya dapat
dipisahkan terlebih dahulu setelah buah masak. Wet fleshy fruit (buah berdaging dan berair) :
Buah tipe ini, selain berdaging juga berair seperti tomat dan pepaya sehingga pada saat masak
fisiologis dan masak morfologis kandungan air benih masih tinggi dan benih diselaputi oleh
lendir yang mengandung bahan bersifat inhibitor. Sebelum benih dikeringkan lendir yang ada
dihilangkan dengan abu gosok atau arang sekam maupun zat kimiawi tetapi dengan cara
difermentasikan terlebih dahulu kemudian benih dicuci dengan air sampai bersih dan bebas dari
lendir (Yuono 2013).
Benih yang telah dipisahkan dari buah harus dikeringkan pada tempat yang memiliki
suhu dan kelembaban yang tidak fluktuatif. Hal tersebut dilakukan agar benih tidak mengalami
kemunduran. Selain itu, penyimpanan yang tepat dimaksudkan agar benih memiliki viabilitas
dan vigor yang tinggi. Benih yang berkualitas akan memiliki viabilitas dan vigor yang baik.
Kualitas benih yang baik memiliki daya tumbuh dan indeks vigor yang tinggi. Indeks
vigor merupakan keserempakan benih dalam berkecambah. Indeks Vigor yang tinggi dapat
diperoleh dengan cara menjaga kondisi lingkungan saat penyimpanan. Perkecambahan dan
pertumbuhan embrio merupakan proses penting pada tanaman untuk pertanian dan ekosistem
alami benih kering seperti kacang-kacangan Okra paprika kemangi dan anggota bawang cara
memisahkan biji kering biasanya melibatkan hanya mengeringkan dan runtuh polong biji basah
yang ditemukan dalam tanaman seperti tomat terong membersihkan biji basah memerlukan cuci
untuk membersihkan biji dan memisahkan mereka dari pop sekitarnya. Selain itu, dalam
beberapa kasus biji basah seperti tomat sebaiknya difermentasi selama beberapa hari untuk
menghilangkan zat penghambat perkecambahan dari kulit biji fermentasi juga dapat membantu
benih untuk menghilangkan jamur lumut dan organisme penyakit lain yang mungkin ada pada
biji selain tumbuh
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengolahan benih dari buah utuh hingga
menjadi butir benih dengan cara mengekstraksi dan mempertahankan mutu benih yang di
capai pada saat panen dan menekan laju deteriorasi (kemunduran & penurunan mutu) benih
selama proses pengolahan benih berlangsung.
BAB 2
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Februari 2023. Pada pukul 09:00
- 16:00. Di ruang processing leuwikopo, Kampus IPB Bogor.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
Tabel 1 rendemen ekstraksi tomat (Solanum lycopersicum)
Pengamatan 2 (hari
Pengamatan 1 (hari ke 7) ke14) Hasil akhir
Kontrol 13 - - 12 - - 100% - 0%
Fermentasi 50%
(20jam) 19 - - 12 - - 100% - 0%
Fermentasi 50%
(24jam) 19 - - 3 - - 88% - 12%
Fermentasi 50%
(28jam) 21 - - 4 - - 100% - 0%
Kecamba Abnormal Benih Kecambah Abnormal Benih Kecambah Abnormal Benih BSTT
h Normal mati normal mati normal % % mati%
Sarung tangan
dan abu gosok - - - 21 - 1 84% - 4% 12%
Sarung tangan
tanpa abu
gosok - - - 12 - 13 48% - 52% -
Tanpa sarung
tangan dan
menggunakan
abu gosok - - - 25 - - 100% - 100% -
Tanpa sarung
tangan dan
tanpa abu
gosok - - - 25 - - 100% - 100% -
Fungisida 0
Fungisida 0
Fungisida 0
Fungisida 12,5%
3.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil data tabel pengamatan di atas, ekstraksi benih tomat (Solanum
lycopersicum) yang difermentasikan air 50% dengan waktu 24 jam nilai rendemen (%) paling
tinggi dengan nilai 0,43%, tetapi daya berkecambah tomat (Solanum lycopersicum) yang paling
tinggi adalah benih tomat yang difermentasi air 100% dengan waktu 24 jam yaitu dengan nilai
0,42%. Benih pepaya (Carica papaya) yang diekstraksi dengan perlakuan yang menggunakan
sarung tangan dan abu gosok memiliki hasil rendemen (%) dan daya berkecambah benih pepaya
(Carica papaya) yang paling tinggi adalah benih pepaya yang diekstraksi dengan perlakuan
tanpa menggunakan sarung tangan yaitu 100%. Pada benih kelengkeng (Dimocarpus longan)
saat ditanam sampai pengamatan terakhir tidak ada yang tumbuh. Daya berkecambah pada benih
cempeudak (Artocarpus integer) yang diekstraksi dengan perlakuan menggunakan sarung tangan
lebih tinggi dibanding dengan perlakuan yang tanpa menggunakan sarung tangan yaitu 50%.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum ekstraksi benih dapat disimpulkan bahwa benih dapat
berkecambah dengan beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor besar dan kerasnya benih,benih
cempedak dan lengkeng memiliki daya tumbuh yang kecil dikarenakan ukurannya yang besar dan
keras,jadi ketika benih itu ditanam dalam media tanam yang diisi oleh sekam itu maka,air yang jatuh itu
tidak dapat menembus benih dikarenakan kerasnya benih tersebut yang mengakibatkan tidak terjadinya
imbibisi yang nantinya akan berimbas pada daya tumbuh dari benih itu sendiri.
Sedangkan benih tomat memiliki daya berkecambah yang tinggi dibandingkan dengan benih
pepaya,dikarenakan
DAFTAR PUSTAKA
Willan RL. 1985. A guide to forest seed handling. FAO, Forestry Paper 20/2, Rome