Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TEKNIK PENGOLAHAN BENIH

Oleh Kelompok 4 (P1) :

Beny Herlambang J1307221009


Ardila Hartati J1307221014
Lintang Kusuma Wardani J1307221018
Ganis Agnia J1307221020
Kiss Ke Steve Vai Chaniago J1307221062

Dosen Pembimbing :

Punjung Medaraji Suwarno S.P.,M.Si.

TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SUKABUMI

2023
DAFTAR ISI

BAB 1.......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 3
1.2 Tujuan........................................................................................................................... 4
BAB 2.......................................................................................................................................... 5
METODOLOGI............................................................................................................................ 5
2.1 Waktu dan Tempat............................................................................................................. 5
2.2 Alat dan Bahan...................................................................................................................5
2.3 Prosedur Kerja................................................................................................................... 5
BAB 3.......................................................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................................7
3.1 HASIL................................................................................................................................. 7
3.2 PEMBAHASAN................................................................................................................ 10
KESIMPULAN........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekstraksi Benih yaitu proses pengeluaran benih dari buah, polong, atau bahan
pembungkus benih lainnya. Metode ekstraksi benih dari buah ditentukan oleh karakteristik dari
buah. Proses ekstraksi benih dapat berupa kegiatan-kegiatan pelunakan dan pelepasan daging
buah, pengeringan, pemisahan, penggoncang, perontokan, pembuangan sayap, dan pembersihan.
Tujuan dari ekstraksi benih adalah menghasilkan benih yang mempunyai viabilitas maksimum
(Willan 1985). Metode ekstraksi benih akan sangat mempengaruhi mutu benih yang dihasilkan.
Metode ekstraksi sangat berkaitan dengan struktur benih, Oleh karena itu Pemilihan
metode ekstraksi harus disesuaikan dengan struktur benih sehingga kerusakan benih akibat
proses ekstraksi dapat dicegah. Benih berstruktur rapuh harus mendapatkan perhatian yang serius
dalam melakukan ekstraksi. Berdasarkan sifatnya, buah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis, yaitu Dry seed (buah batu) : Buah Batu mempunyai kadar air agak rendah pada saat benih
mulai masak, karena benih mulai mengering pada tanaman induknya sebelum dipanen. Beberapa
tanaman yang termasuk dalam Buah Batu adalah kubis, selada, kacang-kacangan dan bawang.
Fleshy fruit ( Buah berdaging): pada buah berdaging sebelum benih diekstraksi buahnya dapat
dipisahkan terlebih dahulu setelah buah masak. Wet fleshy fruit (buah berdaging dan berair) :
Buah tipe ini, selain berdaging juga berair seperti tomat dan pepaya sehingga pada saat masak
fisiologis dan masak morfologis kandungan air benih masih tinggi dan benih diselaputi oleh
lendir yang mengandung bahan bersifat inhibitor. Sebelum benih dikeringkan lendir yang ada
dihilangkan dengan abu gosok atau arang sekam maupun zat kimiawi tetapi dengan cara
difermentasikan terlebih dahulu kemudian benih dicuci dengan air sampai bersih dan bebas dari
lendir (Yuono 2013).
Benih yang telah dipisahkan dari buah harus dikeringkan pada tempat yang memiliki
suhu dan kelembaban yang tidak fluktuatif. Hal tersebut dilakukan agar benih tidak mengalami
kemunduran. Selain itu, penyimpanan yang tepat dimaksudkan agar benih memiliki viabilitas
dan vigor yang tinggi. Benih yang berkualitas akan memiliki viabilitas dan vigor yang baik.
Kualitas benih yang baik memiliki daya tumbuh dan indeks vigor yang tinggi. Indeks
vigor merupakan keserempakan benih dalam berkecambah. Indeks Vigor yang tinggi dapat
diperoleh dengan cara menjaga kondisi lingkungan saat penyimpanan. Perkecambahan dan
pertumbuhan embrio merupakan proses penting pada tanaman untuk pertanian dan ekosistem
alami benih kering seperti kacang-kacangan Okra paprika kemangi dan anggota bawang cara
memisahkan biji kering biasanya melibatkan hanya mengeringkan dan runtuh polong biji basah
yang ditemukan dalam tanaman seperti tomat terong membersihkan biji basah memerlukan cuci
untuk membersihkan biji dan memisahkan mereka dari pop sekitarnya. Selain itu, dalam
beberapa kasus biji basah seperti tomat sebaiknya difermentasi selama beberapa hari untuk
menghilangkan zat penghambat perkecambahan dari kulit biji fermentasi juga dapat membantu
benih untuk menghilangkan jamur lumut dan organisme penyakit lain yang mungkin ada pada
biji selain tumbuh

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengolahan benih dari buah utuh hingga
menjadi butir benih dengan cara mengekstraksi dan mempertahankan mutu benih yang di
capai pada saat panen dan menekan laju deteriorasi (kemunduran & penurunan mutu) benih
selama proses pengolahan benih berlangsung.

BAB 2
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Februari 2023. Pada pukul 09:00
- 16:00. Di ruang processing leuwikopo, Kampus IPB Bogor.

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Baki, Pisau/Cutter, Plastik,
Sarung tangan, Ember, Gelas ukur, Saringan, Penggiling daging yang dimodifikasi, Stick
bambu., Strimin, Oven, Kertas Buram, Pinset, Polybag. Bahan yang digunakan adalah, Tomat,
Cempedak, Kelengkeng, Pepaya, Air, Dithane, Arang Sekam, Abu Gosok.

2.3 Prosedur Kerja


Pada Praktikum ekstraksi benih tahap pertama yang dilakukan yaitu dengan pengarahan
praktikum oleh dosen dan dilanjut dengan pembagian tugas sesuai dengan kelas praktikum,Kelas
praktikum P1 diawali dengan ekstraksi buah tomat dan pepaya,sedangkan kelas praktikum P2 diawali
dengan ekstraksi cempedak dan lengkeng.Buah tomat diekstraksi menggunakan ekstraktor dengan 7
perlakuan fermentasi dan disesuaikan dengan jam kelompoknya masing-masing,dan kelompok 4P1
mendapatkan perlakuan 20 jam,24 jam,dan 28 jam,jadi untuk ekstraksi tomat mendapatkan 2 perlakuan
20jam dengan masing-masing fermentasi ditambah 50% air dan 100%,perlakuan 24 jam dengan
fermentasi ditambah 50% air dan 100%,dan juga perlakuan 28 jam dengan fermentasi ditambah 50% air
dan 100%.dan selanjutnya dilakukan penimbangan.
Adapun untuk benih pepaya juga dilaksanakan ekstraksi dengan mengambil biji di bagian tengah
buah,dan dilakukan pemisahan dengan meninjau dari 4 perlakuan,yaitu menggunakan tangan dan abu
gosok,menggunakan tangan dan langsung dicuci,menggunakan sarung tangan dan abu gosok,dan juga
menggunakan sarung tangan dan langsung dicuci.Sedangkan benih cempedak dan lengkeng dilakukan
pengekstraksian dengan cara pemisahan biji dan buahnya.
Benih tomat yang telah difermentasi sesuai dengan jadwal kelompok masing-masing kemudian
diangkat,dibilas,dan dihilangkan lendirnya,lalu dilanjut dengan penghitungan bobot masing-masing
perlakuan dan dimasukan kepada kantung strimin(sesuai dengan waktu perlakuan).Adapun untuk benih
pepaya hal yang pertama dilakukan yaitu penghitungan bobot benih hasil ekstraksi,dan lakukan perlakuan
terhadap benih sesuai dengan instruksi pertama,dan dilanjut dengan dimasukannya benih pepaya tersebut
kedalam kantung strimin dan dimasukan kedalam oven selama 2 hari dengan suhu 40°C bersamaan
dengan benih tomat.Sedangkan benih cempedak dan lengkeng dikarenakan dalam satu benih yang sama
yaitu rekalsitran jadi memiliki perlakuan yang sama,yaitu perlakuan menggunakan tangan dan sarung
tangan,dengan masing-masing memiliki perlakuan menggunakan dithane dan tidak.Benih cempedak dan
lengkeng setelah dilakukan perlakuan lalu dilanjut dengan masa penyimpanan selama 3 hari dengan
media simpan berupa mika dengan diisi oleh sekam.
Benih tomat dan pepaya setelah dikering oven selama 2 hari,ditimbang bobotnya,diamati mutu
fisiknya dan diuji daya berkecambahnya.Untuk hasil timbangan nanti digunakan untuk menghitung
rendemen. Uji mutu fisik nanti benih dibandingkan antar perlakuan, apakah ada perbedaan, kerusakan dll.
Untuk daya berkecambah nanti menggunakan metode UDK sebanyak 25 benih , masing masing satu
ulangan untuk tomat dan pepaya,untuk hari pengamatannya yaitu 7&14 hari,artinya cuma diamati pada
seminggu dan 2 minggu dari hari diambilnya dari oven,jadi tidak berturut turut selama 7 dan 14 hari
pengamatannya,dan seperti biasa untuk yang diamatinya itu benih normal,benih abnormal,dan benih mati.
Adapun untuk benih cempedak dan lengkeng setelah waktu penyimpanan dilakukan
penimbangan untuk rendemen,dan dilanjut dengan penyediaan polybag,media tanam berupa sekam dan
dilakukan pelabelan pada setiap polybagnya disesuaikan dengan masing-masing perlakuannya.Polybag
yang sudah dilabeli dan diisi oleh sekam ini ditanami oleh masing-masing 15 biji kelengkeng dan 5 biji
cempedak dengan sisa benihnya disimpan di penyimpanan dan juga dilakukan pengujian daya tumbuh
pada hari ke-7 setelah penanaman.

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL
Tabel 1 rendemen ekstraksi tomat (Solanum lycopersicum)

Perlakuan Bobot (gram) Rendemen (%)


Setelah
Air (%) Fermetasi (Jam) Buah utuh Fermentasi
(Jam)

Kontrol 0 500 gram 1,53 gram 0,39%


50% 20 512 gram 2,19 gram 0,42%
24 520 gram 2,25 gram 0,43%
28 537 gram 2,21 gram 0,41%
100 20 554 gram 1,99 gram 0,35%
24 525 gram 2,23 gram 0,42%
28 563 gram 2,10 gram 0,37%

Tabel 2 Rendemen ekstraksi pepaya (Carica papaya)


Perlakuan Bobot (gram)
Bobot buah bobot hasil Rendemen (%)
utuh ekstraksi
Sarung tangan (Abu gosok) 500 gram 5,98 1,19%
Sarung tangan (tanpa abu
500 gram 5,21 1,04%
gosok)
Tanpa sarung tangan (abu
700 gram 5,74 0,82%
gosok)
Tanpa sarung tangan (tanpa
700 gram 3,38 0,48%
abu gosok)

Tabel 3 rendemen kelengkeng (Dimocarpus longan)

Perlakuan Bobot (gram)


Bobot buah Bobot hasil Rendemen (%)
utuh ekstraksi
sarung tangan dan fungisida 500 gram 83,20 gram 16,64%
sarung tangan tanpa
500 gram 71,08 gram 14,2%
fungisida
tanpa sarung tangan dan
500 gram 79,93 gram 15,98%
menggunakan fungisida
tanpa sarung tangan dan 500 gram 84,57gram 16,8%
tanpa fungisida

Tabel 4 rendemen cempedak (Artocarpus integer)

Perlakuan Bobot (gram)


Bobot buah Bobot setelah Rendemen (%)
utuh ekstraksi
Sarung tangan dan fungisida 1399 gram 82,46 5,89%
Sarung tangan tanpa
1399 gram 66,50 4,75%
fungisida
Tanpa sarung tangan dan
1399 gram 68,25 4,87%
menggunakan fungisida
Tanpa sarung tangan dan
1399 gram 74,67 5,3%
fungisida

Tabel daya berkecambah Tomat (Solanum lycopersicum)

Pengamatan 2 (hari
Pengamatan 1 (hari ke 7) ke14) Hasil akhir

Kecambah Benih Kecambah Benih Kecambah Abnormal


Perlakuan Normal Abnormal mati normal Abnormal mati normal % % BSTT

Kontrol 13 - - 12 - - 100% - 0%
Fermentasi 50%
(20jam) 19 - - 12 - - 100% - 0%
Fermentasi 50%
(24jam) 19 - - 3 - - 88% - 12%
Fermentasi 50%
(28jam) 21 - - 4 - - 100% - 0%

Tabel daya berkecambah pepaya (Carica papaya)

Perlakuan Pengamatan 1 (hari ke Pengamatan 2 (hari


7) ke14) Hasil akhir

Kecamba Abnormal Benih Kecambah Abnormal Benih Kecambah Abnormal Benih BSTT
h Normal mati normal mati normal % % mati%

Sarung tangan
dan abu gosok - - - 21 - 1 84% - 4% 12%
Sarung tangan
tanpa abu
gosok - - - 12 - 13 48% - 52% -
Tanpa sarung
tangan dan
menggunakan
abu gosok - - - 25 - - 100% - 100% -
Tanpa sarung
tangan dan
tanpa abu
gosok - - - 25 - - 100% - 100% -

Tabel daya berkecambah kelengkeng (Dimocarpus longan)

Perlakuan Daya Berkecambah (%)

Tanpa Sarung Tangan Tanpa Fungisida 0

Fungisida 0

Dengan Sarung Tangan Tanpa Fungisida 0

Fungisida 0

Tabel daya berkecambah Cempedak (Artocarpus integer)

Perlakuan Daya Berkecambah (%)

Tanpa Sarung Tangan Tanpa Fungisida 12,5%

Fungisida 0

Dengan Sarung Tangan Tanpa Fungisida 12,5%

Fungisida 12,5%
3.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil data tabel pengamatan di atas, ekstraksi benih tomat (Solanum
lycopersicum) yang difermentasikan air 50% dengan waktu 24 jam nilai rendemen (%) paling
tinggi dengan nilai 0,43%, tetapi daya berkecambah tomat (Solanum lycopersicum) yang paling
tinggi adalah benih tomat yang difermentasi air 100% dengan waktu 24 jam yaitu dengan nilai
0,42%. Benih pepaya (Carica papaya) yang diekstraksi dengan perlakuan yang menggunakan
sarung tangan dan abu gosok memiliki hasil rendemen (%) dan daya berkecambah benih pepaya
(Carica papaya)  yang paling tinggi adalah benih pepaya yang diekstraksi dengan perlakuan
tanpa menggunakan sarung tangan yaitu 100%.  Pada benih kelengkeng (Dimocarpus longan)
saat ditanam sampai pengamatan terakhir tidak ada yang tumbuh. Daya berkecambah pada benih
cempeudak (Artocarpus integer) yang diekstraksi dengan perlakuan menggunakan sarung tangan
lebih tinggi dibanding dengan perlakuan yang tanpa menggunakan sarung tangan yaitu 50%.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum ekstraksi benih dapat disimpulkan bahwa benih dapat
berkecambah dengan beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor besar dan kerasnya benih,benih
cempedak dan lengkeng memiliki daya tumbuh yang kecil dikarenakan ukurannya yang besar dan
keras,jadi ketika benih itu ditanam dalam media tanam yang diisi oleh sekam itu maka,air yang jatuh itu
tidak dapat menembus benih dikarenakan kerasnya benih tersebut yang mengakibatkan tidak terjadinya
imbibisi yang nantinya akan berimbas pada daya tumbuh dari benih itu sendiri.
Sedangkan benih tomat memiliki daya berkecambah yang tinggi dibandingkan dengan benih
pepaya,dikarenakan
DAFTAR PUSTAKA
Willan RL. 1985. A guide to forest seed handling. FAO, Forestry Paper 20/2, Rome

Anda mungkin juga menyukai