Anda di halaman 1dari 11

Judul Kegiatan : Menganalisis Tahap – Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan

Jenis Kegiatan : Kerja Mandiri

Tujuan Kegiatan :

1. Peserta didik dapat menjelaskan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan pada


tumbuhan dengan benar

2. Peserta didk dapat menuliskan tahapan – tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan dengan benar

Dasar Teori :

Perkecambahan biji dimulai dari proses penyerapan air oleh biji diikuti dengan
melunaknya kulit biji serta terjadinya hidrasi sitoplasma dan peningkatan suplai oksigen
sehingga menyebabkan peningkatan respirasi dalam biji. Proses perkecambahan dapat terjadi
jika kulit biji permeabel terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu
(Kozlowski, 1972:1).

Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel terhadap gas. Imbibisi menyebabkan
kadar air di dalam biji mencapai 50-60%, dan menyebabkan pecah atau robeknya kulit biji.
Air juga merupakan sarana masuknya oksigen ke dalam biji. Suhu optimum untuk
berlangsungnya proses perkecambahan adalah 10-40ºC (Kozlowski, 1972: 1-6).

Perkecambahan epigeal

Tipe perkecambahan epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh memanjang


sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah). Kotiledon dapat
melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh tumbuhan ini adalah kacang
hijau, kedelai, bunga matahari dan kacang tanah. Organ pertama yang muncul ketika biji
berkecambah adalah radikula. Radikula ini kemudian akan tumbuh menembus permukaan
tanah. Untuk tanaman dikotil yang dirangsang dengan cahaya, ruas batang hipokotil akan
tumbuh lurus ke permukaan tanah mengangkat kotiledon dan epikotil. Epikotil akan
memunculkan daun pertama kemudian kotiledon akan rontok ketika cadangan makanan di
dalamnya telah habis digunakan oleh embrio (Campbell et al., 2000: 365).

Biji-bijian dari banyak spesies tidak akan berkecambah pada keadaan gelap, biji-biji itu
memerlukan rangsangan cahaya. Karena itu kelihatannya perkecambahan yang dikendalikan
cahaya merupakan satu adaptasi tanaman yang tidak toleran terhadap penaungan. Cahaya
sendiri memiliki suatu intensitas, kerapatan pengaliran atau intensitas menunjukkan pengaruh
primernya terhadap fotosintesis dan pengaruh sekundernya pada morfogenetika pada intensitas
rendah, tetapi sebagian memerlukan energi yang lebih besar (Anonim, 2009).

Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat
cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat
kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari.
sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya
sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi
tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena
kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari. Tumbuhan yang pada salah satu sisinya
disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh
matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat
cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman
tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
(Anonim, 2008).

Istilah auksin berasal dari bahasa yunani yaitu auxien yang berarti meningkatkan.
Auksin ini pertama kali digunakan Frits Went, seorang mahasiswa pascasarjana di negeri
belanda pada tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu senyawa yang belum dapat dicirikan
mungkin menyebabkan pembengkokan koleoptil oat kerah cahaya. Fenomena pembengkokan
ini dikenal dengan istilah fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan Went didaerah
koleoptil. Aktifitas auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat
terpacunya pemanjangan pada sisi yang tidak terkena cahaya matahari (Salisbury dan Ross,
1995).

Auksin yang ditemukan Went, kini diketahui sebagai Asam Indole Asetat (IAA) dan
beberapa ahli fisiologi masih menyamakannya dengan auksin. Namun tumbuhan mengandung
3 senyawa lain yang struktrurnya mirip dengan IAA dan menyebabkan banyak respon yang
sama dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut dapat dianggap sebagai auksin. Senyawa-senyawa
tersebut adalah asam 4-kloroindol asetat, asam fenilasetat (PAA) dan asam Indolbutirat (IBA)
(Dwidjoseputro, 1992).

Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik


untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon.
Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun
faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh
hormon auxin , jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih
cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap cahaya,
jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi
relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif secara merata
ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas
(Soerga, 2009).
Langkah Kegiatan
1. Baca dan pahamilah laporan praktikum kecepatan perkecambahan biji kacang hijau
berikut!

Alat dan Bahan : Biji kacang hijau, kapas, air, wadah, mistar/penggaris, pensil
atau
pulpen
Cara Kerja :
a. Pilihlah 5 biji kacang hijau yang kira-kira memiliki bentuk dan ukuran yang sama
b. Ambillah sejumlah kapas dan bagilah menjadi lima bagian yang kira- kira sama,
dan tempatkan dalam suatu wadah yang terbuka
c. Basahi semua kapas tersebut dengan air secukupnya. Usahakan jumlah air yang
digunakan untuk membasahi kapas volumenya sama
d. Tempatkan diatas kapas tersebut masing- masing 1 biji kacang hijau .
e. Letakkan ditempat yang aman dan cukup memperoleh udara.
f. Amatilah perkecambahan yang terjadi dan catatlah setiap hari pertambahan
Panjang kecambah pada interval waktu yang sama.

Hari ke - 2
Hari ke - 1 Hari ke - 3

Hari ke - 5
Hari ke - 6
Hari ke - 4

Hari ke - 7

Data pengamatan dan Analisis Data


Perkecambahan di Tempat Terang
Hari Panjang Biji ke- (cm) Rata - Pertambahan
1 2 3 4 5 rata Panjang Perhari
25 – 08 – 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,04 0,04
2018
26 – 08 – - 1 0,5 0,6 0,4 0,5 0,46
2018
27 – 08 – - 1,4 0,7 0,8 0,6 0,7 0,2
2018
28 – 08 – - 2,5 1,2 1 1,3 1,2 0,5
2018
29 – 08 – - 6,3 1,3 2,4 4,5 2,9 1,7
2018
30 – 08 – - 13,5 1,8 3,5 7,3 5,22 2,32
2018
31 – 08 – - 18 2 5 9 6,8 1,58
2018

Perkecambahan di tempat gelap

Hari Panjang Biji ke- (cm) Rata - Pertambahan


1 2 3 4 5 rata Panjang Perhari
25 – 08 – 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
2018
26 – 08 – 1,2 0,8 0,6 0,2 - 0,6 0,6
2018
27 – 08 – 2,6 1,7 1,4 1 - 1,3 0,7
2018
28 – 08 – 3,1 2,8 1,9 1,4 - 1,8 0,5
2018
29 – 08 – 3,1 2,8 2,2 1,6 - 1,9 0,1
2018
30 – 08 – 3,3 3,0 2,6 1,7 - 2,1 0,2
2018
31 – 08 – 3,5 3,1 2,7 1,8 - 2,2 0,1
2018
Perkecambahan tempat terang
20

18

16

14
1
12
2
10
3
8 4
6 5
4

0
1 2 3 4 5 6 7

Rata - rata Perkecambahan tempat terang


8

0
1 2 3 4 5 6 7
Perkecambahan tempat terang biji ke 5
10

0
1 2 3 4 5 6 7
Perkecambahan tempat Gelap
4

3.5

2.5 1
2
2
3
1.5 4
5
1

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7

Rata - rata Perkecambahan tempat gelap


2.5

1.5

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7
Perkecambahan tempat gelap biji ke 3
3

2.5

1.5

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7
Pembahasan

Padi hari pertama dalam kondisi gelap, di sekitar biji kacang, kapas menjadi warna
hijau pudar dan ukuran biji kacang membesar. Tetapi, belum muncul kecambah. Kemudian
pada hari ke dua Kecambah mulai tumbuh dari setiap kacang, kacang terlihat segar dan sehat.
Setelah memasuki hari ke tiga Akar tumbuh mengarah ke bawah dan kacang mengarah ke atas.
Kemudian pada hari ke empat Kulit kacang mengelupas sekitar ¼ bagian. Setelah memasuki
hari ke lima Kecambah / batang kacang berwarna putih dengan bentuk tidak beraturan (tidak
tegak lurus) dan berukuran tipis. Kemudian mulai memasuki hari ke enam 1 dari 3 kacang
mempunyai batang kacang yang sedikit berwarna merah tua pudar dan pada hari terkahir Daun
mulai tumbuh dengan warna hijau muda.

Pada hari pertama dalam kondisi terang, di sekitar biji kacang, kapas menjadi warna
hijau pudar dan ukuran biji kacang membesar tetapi, belum muncul kecambah. Kemudian pada
hari berikutnya Hanya 2 dari 4 kacang yang sudah terlihat tumbuh kecambah. Akar tumbuh
mengarah ke bawah dan kacang mengarah ke atas. Kemudian pada hari ketiga 1 dari 2 kacang
yang telah tumbuh menjadi kering dan tidak ada pertumbuhan. 1 kacang lagi tumbuh dan kulit
kacang mulai mengelupas. Setelah itu pada hari ke empat Hanya 4 Biji yang bertahan, dan
terus tumbuh dengan keadaan batang berwarna putih. Setelah itu pada hari selanjutnya Semua
kulit terkelupas dari kacang dan mulai terlihat daun berwarna hijau tua. Kemudian hari
berikutnya Batang semakin panjang, dan daun semakin lebar dan pada hari ketujuh Kacang
layu karena kapas kering oleh sinar matahari

Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan dan


perkembangan biji kacang hijau, dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang
dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau.

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji
kacang hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap dan terang akan mempunyai
perbedaan. Biji kacang hijau yang terkena cahaya matahari secara langsung (terang)
pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar & tebal, berwarna hijau, batang
tegak,dan kokoh. Sedangkan, biji kacang hijau yang tidak terkena cahaya matahari (gelap)
pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi), daunnya tipis, berwarna pucat,dan batang
melengkung tidak kokoh. Hal ini terjadi karena cahaya memperlambat/menghambat kerja
hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi (primer)

Anda mungkin juga menyukai