Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

PENCEMARAN LINGKUNGAN

NAMA : MAZRO’ATUL ULUM


NIM : 858688919
JURUSAN : BI PGSD (SEMESTER 1)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020/2021

LEMBAR DATA
DATA MAHASISWA

Nama : Mazro’atul Ulum

NIM : 858688919

Program Studi : S1 PGSD BI

Nama Sekolah : SDN Sidomulyo II

DATA TUTOR (PGSD)

Nama : Elmi Listyoningsih, S.Pd., M.Pd.

ID : 71001691

Instansi Asal :

Nomor HP : 085648464767

Alamat Email : Imielis@yahoo.com


LEMBAR KESEDIAAN MELAKSANAKAN PRAKTIKUM
SECARA TATAP MUKA

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Mahasiswa : Mazro’atul Ulum
Program Studi/ Bidang Studi : S1 PGSD BI
Nama Sekolah/ Instansi : SDN Sidomulyo II
Judul-Judul Praktikum : Pencemaran Lingkungan

Dengan ini menyatakan bahwa saya melaksanakan praktikum dengan tanpa paksaan dari
pihak mana pun, telah melaksanakan protocol Covid 19 sesuai aturan yang berlaku dan tidak
aka menuntut pihak mana pun dalam terjadi sesuatu yang tidak diinginkan sehubungan
pelksanaan kegiatan praktikum dimaksud secar tatap muka.

Demikian lembar pernyataan kesediaan ini dibuat dengn sesungguhnya untukk dapat
dipergunakan dengan semestinya.

Mengetahui,
PJB BLBA UPBJJ-UT Yang Membuat Pernyataan,

____________________ Mazro’atul Ulum


NIP NIM 858688919
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Mazro’atul Ulum


NIM : 858688919
Prodi : S1 PGSD BI

Dengan ini menyatakan bahwa laporan kegiatan praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidakk melakukan plagiarism atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanki yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini ada klaim atas karya saya ini

Lamonagn, 08 Oktober 2020


Yang Membuat Pernyataan,

Mazro’atul Ulum
NIM 858688919
A. JUDUL PERCOBAAN
Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan.

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh detergen terhadap perkecambahan

C. ALAT DAN BAHAN


1. Sendok teh 1 buah
2. Toples/ gelas pop ice
3. Tisu secukupnya
4. Kertas yang kedap cahaya secukupnya
5. Mistar
6. Air ledeng secukupnya
7. Biji kacang hijau
8. Detergen serbuk
9. Timba air

D. LANDASAN TEORI
Kerusakan lingkungan (pencemaran lingkungan) adalah deteriorasi lingkungan
dengan hilangnya sumber kdaya air, udara, dan tanah, kerusakan ekosistem, dan
punahnya fauna liar. Kerusakan lingkunagn merupakan ancaman yang secara resmi
diperingatkan oleh High Level Threat Panel dari PBB. Menurut UU No. 4 tahun 1982,
masuknya makhluk hidup, zat energ, atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan akibat proses alama atau kegiatan manusia akan
menyebabkan lingkungan tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran lingkungan berdasarkan fisik lingkungan htempat tersebarnya
pencemaran ada beberapa jenis, diantaranya:
1. Pencemaran udara
Pencemaran udara merupakan suatu kondisi dimana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya maupun tidak membahayakan bagi tubuh
manusia. Pencemaran udara sering disebut pencemaran dalam ruangan. Sedangkan
pencemaran di luar ruangan biasanya berasal dari emisi kendaraan bermotor, industry,
perkapalan.
2. Pencemaran air
Pencemaran air merupakan pencemaran yang terjadi akibat masuknya makhluk hidup,
zat energI atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas
air tidak berfungsi sesuai asalnya. Air disbut tercemar apabila sudah tidak dapt
mendukung kehidupan manusia, seperti ketidakmampuannya untuk mendukung
komponen biotik seperti ikan.
3. Pencemaran daratan (pencemaran tanah)
Pencemaran tanah merupakan keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merubah lingkungan tanah alami. Terjadinya pencemaran tanah disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri,
penggunaan pestisida, air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industry yang di buang ke tanah dengan tidak memenuhi syarat (illegal dumping),
kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
NO LANGKAH KERJA
1 Sediakan larutan detergen 100 %, 50 %, 25 %, 12,5 %, 6,25 %, 3,1 %, dan
kontrol yang berupa air ledeng/PDAM. Simpan pada gelas dan beli label sesuai
kosentrasinya.
2 Membuat larutan untuk setiap konsentrasi pada praktikum “pengaruh detergen
terhadap perkecambahan”
3 Sediakan 7 gelas/toples yang masing-masing diberi lingkaran kertas
saring/kertas tisu (lihat gambar 2.1).
4 Masukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas, buang kacang hijau yang
mengapung dan gunakan kacang hijau yang tenggelam dalam percobaan ini.
5 Dari kacang hijau yang terpilih, masukkan masing-masing 10 butir kacang hijau
ke dalam 7 gelas/toples yang telah diberi lingkaran kertas saring dan label.
6 Atur kacang hijau dengan baik denagn hilium mengarah ke bawah.
7 Isi 7 gelas/toples yang berisi kacang hijau dengan larutan yang berlabel sama,
kira-kira 100 ml.
8 Tutup ketujuh gelas/toples tersebut dengan kertas yang kedap cahaya.
9 Lakukan pengamatan setelah 2 jam dan 48 jam. Pada setiap pengamatan, ukur
panjang akar dengan mistar dari luar gelas. Kacang hijau yang tidak tumbuh
akarnya dianggap memiliki panjang akar = 0 m. Pada pengamatan 8 jam jika
tidak tumbuh akarnya maka kacang hijau dianggap mati.
10 Catat hasil pengamatan pada lembar kerja 2.26.
11 Buat grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam dan
48 jam (grafik 2.2)
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.26 Pengaruh deterjen terhadap tumbuhan
Konsentrasi larutan deterjen
No. Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 1 1 2 2 2 2,5 3
2 0 1 1 2 2 3 4
3 0 0 3 1 3 3,5 5
4 0 0 1 2 2 3 4,5
5 1 0 1 3 1 3 5
6 0 0 2 2 3 4 6
7 0 1 1 1 2 3 5
8 0 0 2 2 3 3 5,5
9 0 0 2 3 3,5 4 4
10 0 1 1 2 3 3 5
Jumlah 2 4 16 20 24,5 32 47
Rata-rata 1 1 1,6 2 2,45 3,2 4,7
Konsentrasi larutan deterjen
No. Hari ke-2 (48 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 1 2 3 3 3 3 4,5
2 0 1 2 4 3 4 5
3 0 0 4 2 4 5 7
4 0 0 2 3 3 4 6
5 1 0 2 4,5 3 3 6
6 0 0 3 3 4 5 7
7 0 2 2 2 3 4 5,5
8 0 0 2 2,5 4 3 7
9 0 0 3 4 4 5 6
10 0 1 2 3 3 4 6
Jumlah 2 6 25 31 34 40 60
Rata-rata 1 1,5 2,5 3,1 3,4 4 6
Grafik rata rata pertumbuhaan kecambah dalam kurun waktu 24 jam dan 48 jam
4.5

4 4

3.5
3.4
3.2
3.1
3

2.5 2.5 2.45

2 2

1.6
1.5 1.5

1 1 1

0.5

0
100% 50% 25% 24 Jam 48 Jam
13% 6% 3%

Grafik 2.
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah dalam kurun waktu 24 jam dan 48 jam

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apa fungsi larutan 0 (control)?
2. Apa kesimpulan Anda bila larutan 0 (control) ada kacang hijau yang mati?
3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas/toples harus ditutup dengan
kertas timah?
Jawaban:
1. Fungsi larutan 0 (kontrol) dalam percobaan “pengaruh detergen terhadap
perkecmbahan” adalah sebagai penbanding dengan larusan konsentrasi baik
konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, maupun 3,1%. Selain itu larutan kontrol
juga membuktikan bahwa larutan yang paling baik untuk pertumbuhan adalah larutan
yang tidak mengandung detergen.
2. Apabila ada kacang hijau yang mati pada larutan 0 (kontrol), bisa dikarenakan karena
bukan bibit unggul yang dkigunakan (bibit mandul).
3. Pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas perlu ditutup dengn kertas timah untuk
mengurangi intensitas cahaya. Hal ini dilakukan karena intensitas cahaya sanagt
perpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau, kacang hijau yang tidak mendapat
cahaya matahari (dengan cara ditutup kertas timah) maka pertumbuhannya akan lebih
cepat daripada kacang hijau yang mendapatkan cahaya matahari (di tempat terang).
Selain itu pada suasana gelap/tidak mendapat intensitas cahaya maka akan memicu
aktifnya hormon auksin, dimana fungsinya untuk merangsang pemanjangan sel tunas
muda yang sedang berkembang.

H. PEMBAHASAN
Berdasarakan data percobaan yang telah dilakukan pada tabel 2.26, diperoleh
hasil bahwa setelah hari ke-1 (24 jam) kacang hijau di larutan kontrol mengalami
pertumbuhan paling panjang dibandingkan larutan konsentrasi yang lain, yaitu rata-rata
perkecambahan dari kesepuluh biji kacang hijau sepanjang 4,7 cm. Sedangkan untuk
larutan konsentrasi 100% dan 50% mengalami pertumbuhan paling lambat. Dari
kesepuluh kacang hijau pada larutan konsentrasi 100% mengalami perkecambahan rata-
rata sepanjang 1 cm, selain itu hanya ada 2 biji yang mengalami perkecambahan
sedangkan 8 biji yang lain tidak tumbuh = 0 mm, bahkan warna kacang hijau berubah
memerah. Sedangkan pada larutan dengan konsentrasi 50% hanya ada 4 biji yang
mengalami perkecambahan sedangkan 6 biji yang lain tidak tumbuh = 0 mm, rata-rata
perkecambahannya sepanjang 1 cm. Sementara biji kacang hijau pada larutan
berkonsentrasi 25% rata-rata pertumbuhan akarnya sepanjang 1,6 cm. Selanjutnya untuk
kacang hijau pada konsentrasi 12,5% dan 6,25% masing-masing rata-rata pertumbuhan
akarnya 2 cm dan 2,45 cm. Yang terakhir menunjukkan rata-rata pertumbuhan akar biji
kacang hijau sepanjang 3,2 cm pada larutan berkonsentrasi 3,1%.
Berdasarkan data percobaan setelah hari ke-2 (48 jam) menunjukkan bahwa
semua kacang hijau mengalami pertambahan panjang pada akarnya pada semua jenis
larutan, terkecuali pada larutan 100%. Biji kacang hijau pada larutan berkonsentrasi
100% tidak mengalami pertambahan tinggi dari akarya, bahkan 8 biji lain yang mana
pada hari ke-1 tidak menunjukkan pertumbuhan maka pada hari ke-2 (48 jam)
menunjukkan bahwa biji tietap tidak tumbuh bahkan akhirnya mati. Sedangkan rata-rata
pertumbuhan akar pada konsentrasi larutan 50% sepanjang 1,5 cm, dan 2,5 cm pada
larutan berkonsentrai 25 %. Kemudian pada larutan berkonsentrasi 12,5% rata-rata
pertumbuahn akarnya sepanjang 3,1 cm dan sepanjang 3,4 cm pada larutan
berkonsentrasi 6,25%. Selanjutnya larutan konsentrasi 3,1% merupakan larutan
berkonsentrasi yang membuat pertumbuhan kacang hijau lebih cepat dibanding larutan
konsentrasi yang lain, yaitu sepanjang 4 cm. Dan yang terakhir pada laruatn kontrol yang
dijadikan sebagai pembanding dengan larutan konsentrasi yang lain, membuktikan bahwa
air murni/air sumur merupakan air yang paling baik untuk pertumbuhan kacang hijau
maupun tanaman lain. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata perkecambahan yang paling
cepat, yaitu 6 cm.
Berdasarkan grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24
jam menunjukkan bahwa larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi (konsentrasi 100%
dan 50%) mengalami pertumbuhan akar yang lebih lambat dan lebih pendek
dibandingkan larutan konsentrasi lainnya karena air detergen mengandung bahan- bahan
kimia yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sedangkan larutan konsentasi
3,1% merupakan larutan konsentrasi yang menghasilkan pertumbuhan kecambah paling
cepat diantara larutan konsentrasi yang lain. Sehingga dapat dijelaskan bahwa semakin
besar konsentrasi detergen dalam larutan maka pertumbuhan dan perkembahan tumbuhan
akan semakin terhambat. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa larutan kontrol (air
sumur) yang dijadikan sebagai pembanding merupakan larutan yang paling bagus dan
cocok bagi pertumbuhan kacang hijau atau tanaman karena tidak mengandung detergen.
Selain itu pada percobaan penulis melapisi gelas/toples dengan kertas kedap cahaya. Hal
tersebut dilakukan karena pada suasana gelap maka akan mengaktifkan hormon auksin
yang bertugas untuk untuk merangsang pemanjangan sel tunas muda yang sedang
berkembang.

I. KESIMPULAN
1. Laruat kontrol (air sumur) merupakan larutan yang paling baiik untuk proses
pertumbuhan tanaman.
2. Semakin besar konsentrasi detergen pada larutan maka pertumbuhan kecambahnya
semakin lambat/pendek (buruk untuk perkecambahan).
3. Semakin kecil konsentrasi detergen pada larutan maka pertumbuhan kecambhnya
semakin cepat/tinggi (baik untukperkecambahan)
4. Kecambah pada larutan konsentrasi tinggi tumbuh namun tidak mengalami
perkembangan dan akhirnnya akan mati.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman, dkk, 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Zubaidah, Siti, dkk, 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Muslimah. (2015). Dampak Pencemaran Tanah dan Langkah Pencegahan. Jurnal
Penelitian Agrisamudra, 2(1), 11–20.
Wardhana, W. A. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Penulis kesulitan dalam melakukan pengukuran masing-masing biji kacang hijau dalam 7
gelas karena jumlah bijinya yang sangat banyak. Sehingga dibutuhkan ketelitian untuk
menentukan kacang hijau 1 sampai 10 agar nantinya tiddak tertukar.
SARAN DAN MASUKAN
- Diharapkan pihak Universitas menyediakan fasilitas alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam kegiatan praktikum, seperti gelas kimia, kertas timah.
- Diharapkan saat tuweb dilakukan dapat dilakukan demonstrasi secara langsung
melalui tuweb, sehingga memudahkan mahasiswa dalam memahari langkah kerja
praktikum.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
 Setelah Hari ke-1 (24 jam)
Gambar/Foto Deskripsi Gambar/Foto
Ketujuh Gelas/toples control,
konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%,
6,25%, dan 3,1% saat dilapisi dengan
kertas kedap cahaya

Perkecambahan kacang hijau pada


larutan 0 (kontrol)

Perkecambahan kacang hijau pada


larutan konsentrasi 100%
Perkecambahan kacang hijau pada
larutan konsentrasi 50%

Perkecambahan kacang hijau pada


larutan konsentrasi 25%

Perkecambahan kacang hijau pada


larutan konsentrasi 12,5%

Perkecambahan kacang hijau pada


larutan konsentrasi 6,25%

Perkecambahan kacang hijau pada


larutan konsentrasi 3,1%

 Setelah Hari ke-2 (48 jam)


Gambar/Foto Deskripsi Gambar/Foto
Perkecambahan kacang hijau pada
larutan 0 (kontrol)
Perkecambahan kacang hijau pada
larutan konsentrasi 100%

Perkecambahan kacang hijau pada


larutan konsentrasi 50%

Perkecambahan kacang hijau pada


larutan konsentrasi 25%

Perkecambahan kacang hijau pada


larutan konsentrasi 12,5%

Perkecambahan kacang hijau pada


larutan konsentrasi 6,25%

Perkecambahan kacang hijau pada


larutan konsentrasi 3,1%

Anda mungkin juga menyukai