Anda di halaman 1dari 5

QnA POLHUM

Question 1:
Bagaimana Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan di Indonesia mempengaruhi pemanfaatan hutan di Desa Lunyuk Ode
Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar?

Answer:
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan
Hutan di Indonesia memiliki tujuan untuk melindungi hutan dan memastikan
keberlangsungan fungsi hutan bagi kepentingan masyarakat dan negara. Undang-Undang
ini juga bertujuan untuk mencegah dan memberantas perusakan hutan yang dilakukan
secara ilegal, termasuk illegal logging dan perambahan hutan. Dalam konteks Desa
Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar, Undang-Undang ini mempengaruhi
pemanfaatan hutan dengan memberikan sanksi hukum bagi pelaku perusakan hutan. Hal
ini dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memanfaatkan hutan secara
bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Namun, implementasi Undang-Undang ini masih menghadapi berbagai kendala, seperti


kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan,
lemahnya penegakan hukum, dan minimnya sumber daya manusia dan anggaran untuk
pengawasan hutan. Di Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar,
perambahan hutan masih terjadi dan mempengaruhi keberlangsungan fungsi hutan dan
kesejahteraan masyarakat setempat. Luas hutan di Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk
Kabupaten Sumbawa Besar sebesar 23.311 ha, dimana 20% nya sudah rusak akibat adanya
perambahan hutan oleh masyarakat. Setiap tahunnya, hutan di Kecamatan Lunyuk
berkurang akibat adanya perambahan hutan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar
hutan, yang mengakibatkan pengundulan di beberapa titik hutan mengakibatkan adanya
illegal logging. Pembukaan lahan pertanian yang baru yang dilakukan dengan cara
membakar hutan, sehingga mengakibatkan sebagian hutan di Kecamatan Lunyuk rusak
parah. Kerusakan hutan di Kecamatan Lunyuk yang terus meluas dikhawatirkan daerah
ini suatu saat akan terjadi bencana alam. Banjir besar pada musim hujan dan bencana
kekeringan pada musim kemarau. Pohon-pohon yang dapat menyerap air hujan tidak ada
lagi, sehingga air hujan langsung mengalir ke sungai secara tidak terkendali dan
akhirnya meluap dan menggenangi perkampungan penduduk di beberapa daerah.

Dalam hal ini, pemerintah perlu meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum
terhadap perambahan hutan di Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa
Besar. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkannya secara bertanggung jawab
dan berkelanjutan. Pemerintah juga perlu memberikan alternatif penghidupan bagi
masyarakat setempat, sehingga mereka tidak lagi bergantung pada pemanfaatan hutan
secara ilegal. Dengan demikian, implementasi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan di Indonesia dapat berjalan
dengan lebih efektif dan dapat mempengaruhi pemanfaatan hutan di Desa Lunyuk Ode
Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar secara positif.

Question 2:
Apa saja kebijakan hukum yang diperlukan untuk meningkatkan penegakan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2013 di Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar?

Answer:
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan
Hutan di Indonesia memiliki tujuan untuk melindungi hutan dan memastikan
keberlangsungan lingkungan hidup. Namun, implementasi undang-undang ini di Desa
Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar masih menghadapi banyak
kendala. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan hukum yang dapat meningkatkan
penegakan undang-undang tersebut. Berikut adalah beberapa kebijakan hukum yang
dapat diperlukan untuk meningkatkan penegakan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 di
Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar:

1. Penguatan penegakan hukum: Diperlukan penguatan penegakan hukum terhadap pelaku


illegal logging dan perambahan hutan di Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten
Sumbawa Besar. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah personel dan
sumber daya manusia yang terlibat dalam penegakan hukum, serta meningkatkan
kualitas dan kuantitas bukti yang diperlukan untuk menindak pelaku illegal logging.

2. Peningkatan kerjasama antar lembaga: Diperlukan kerjasama yang lebih erat antara
lembaga pemerintah, kepolisian, dan masyarakat dalam menangani illegal logging dan
perambahan hutan di Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar. Hal
ini dapat dilakukan dengan memperkuat koordinasi dan komunikasi antar lembaga,
serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan pelaporan illegal
logging.

3. Peningkatan pengawasan dan monitoring: Diperlukan pengawasan dan monitoring yang


lebih ketat terhadap aktivitas illegal logging dan perambahan hutan di Desa Lunyuk
Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperkuat sistem pemantauan dan pengawasan, serta meningkatkan kualitas dan
kuantitas data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

4. Peningkatan edukasi dan sosialisasi: Diperlukan edukasi dan sosialisasi yang


lebih intensif terhadap masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan
dampak negatif dari illegal logging dan perambahan hutan di Desa Lunyuk Ode
Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan
kampanye dan sosialisasi yang lebih luas, serta meningkatkan akses masyarakat
terhadap informasi tentang hutan dan lingkungan hidup.

5. Peningkatan pengembangan ekonomi alternatif: Diperlukan pengembangan ekonomi


alternatif yang dapat mengurangi tekanan terhadap hutan dan lingkungan hidup di
Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar. Hal ini dapat dilakukan
dengan memperkuat sektor ekonomi lokal yang berkelanjutan, seperti pariwisata,
pertanian, dan perikanan, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya
ekonomi yang berkelanjutan.

6. Peningkatan pengawasan dan pengendalian perizinan: Diperlukan pengawasan dan


pengendalian yang lebih ketat terhadap perizinan yang berkaitan dengan pemanfaatan
hutan di Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar. Hal ini dapat
dilakukan dengan memperkuat sistem pengawasan dan pengendalian perizinan, serta
meningkatkan kualitas dan kuantitas data yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan.

7. Peningkatan kerjasama internasional: Diperlukan kerjasama internasional yang


lebih erat dalam menangani illegal logging dan perambahan hutan di Desa Lunyuk Ode
Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat
kerjasama antar negara dalam hal pertukaran informasi dan teknologi, serta
meningkatkan koordinasi dalam menangani illegal logging dan perambahan hutan secara
global.

8. Peningkatan pengembangan teknologi: Diperlukan pengembangan teknologi yang dapat


mendukung penegakan hukum dan pengawasan terhadap illegal logging dan perambahan
hutan di Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar. Hal ini dapat
dilakukan dengan memperkuat pengembangan teknologi yang dapat mendukung pemantauan
dan pengawasan, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap teknologi yang dapat
mendukung pengelolaan hutan dan lingkungan hidup secara berkelanjutan.

9. Peningkatan pengembangan kelembagaan: Diperlukan pengembangan kelembagaan yang


dapat mendukung penegakan hukum dan pengawasan terhadap illegal logging dan
perambahan hutan di Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar. Hal
ini dapat dilakukan dengan memperkuat pengembangan kelembagaan yang dapat mendukung
pengelolaan hutan dan lingkungan hidup secara berkelanjutan, serta meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan dan lingkungan hidup.

Dalam rangka meningkatkan penegakan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 di Desa


Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar, diperlukan kerjasama dan
koordinasi yang erat antara pemerintah, kepolisian, masyarakat, dan lembaga terkait
lainnya. Selain itu, diperlukan pengembangan kebijakan hukum yang dapat mendukung
penegakan hukum dan pengawasan terhadap illegal logging dan perambahan hutan di
Desa Lunyuk Ode Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar.

Question 3:
Bagaimana hukum lingkungan di Indonesia mengatur sengketa lahan/kawasan terkait
dengan perambahan hutan

Answer:
Hukum lingkungan di Indonesia mengatur sengketa lahan/kawasan terkait dengan
perambahan hutan melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013,
Undang-Undang ini menyebutkan bahwa pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan harus
dilaksanakan secara tepat dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan fungsi
ekologis, sosial, dan ekonomis serta untuk menjaga keberlanjutan bagi kehidupan
sekarang dan kehidupan generasi yang akan datang. Dalam menghadapi perambahan
hutan, diperlukan peningkatan kebijakan hukum, peningkatan kerjasama antara lembaga
pemerintah, kepolisian, dan masyarakat, serta peningkatan pengawasan dan
monitoring. Selain itu, diperlukan edukasi dan sosialisasi yang lebih intensif
terhadap masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan dampak negatif
dari perambahan hutan.

Question 4:
Apa yang menjadi hambatan utama dalam penegakan hukum terkait dengan perambahan
hutan? Dan bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

Answer:
Penegakan hukum terkait dengan perambahan hutan di Indonesia masih menghadapi
banyak hambatan. Beberapa faktor yang menjadi hambatan utama dalam penegakan hukum
terkait dengan perambahan hutan antara lain:

1. Lemahnya penegakan hukum: Penegakan hukum yang lemah menjadi faktor utama dalam
perambahan hutan. Hal ini disebabkan oleh minimnya sumber daya manusia dan
teknologi yang dimiliki oleh aparat penegak hukum, serta adanya praktik korupsi
yang melibatkan aparat penegak hukum.

2. Faktor pendapatan: Perambahan hutan seringkali dilakukan oleh masyarakat yang


membutuhkan penghasilan tambahan. Mereka melakukan perambahan hutan untuk membuka
lahan pertanian atau perkebunan, atau untuk memperoleh kayu untuk dijual.

3. Faktor pendidikan: Tingkat pendidikan yang rendah juga menjadi faktor yang
mempengaruhi perambahan hutan. Masyarakat yang kurang teredukasi tentang pentingnya
menjaga kelestarian hutan cenderung melakukan perambahan hutan tanpa
mempertimbangkan dampak negatifnya.

4. Adanya sponsor: Perambahan hutan seringkali didukung oleh pihak-pihak yang


memiliki kepentingan ekonomi, seperti pengusaha kayu atau perusahaan perkebunan.
Mereka memberikan dukungan finansial atau logistik kepada pelaku perambahan hutan.

5. Keterbatasan petugas pengawasan hutan: Keterbatasan petugas pengawasan hutan


menjadi faktor yang mempermudah pelaku perambahan hutan untuk melakukan aksinya.
Petugas pengawasan hutan yang minim dan minimnya sarana dan prasarana pengawasan
membuat pelaku perambahan hutan merasa lebih leluasa dalam melakukan aksinya.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, diperlukan upaya-upaya yang lebih
serius dan komprehensif dalam penegakan hukum terkait dengan perambahan hutan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

1. Peningkatan sumber daya manusia dan teknologi: Peningkatan sumber daya manusia
dan teknologi yang dimiliki oleh aparat penegak hukum dapat membantu meningkatkan
efektivitas penegakan hukum terkait dengan perambahan hutan.

2. Peningkatan pendidikan dan sosialisasi: Pendidikan dan sosialisasi yang lebih


intensif terhadap masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan
dampak negatif dari perambahan hutan dapat membantu mengurangi perambahan hutan.

3. Peningkatan kerjasama antara lembaga pemerintah: Kerjasama antara lembaga


pemerintah, seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan, dapat membantu
meningkatkan efektivitas penegakan hukum terkait dengan perambahan hutan.

4. Peningkatan pengawasan dan monitoring: Peningkatan pengawasan dan monitoring


terhadap kawasan hutan dapat membantu mengurangi perambahan hutan.

5. Peningkatan hukuman: Peningkatan hukuman bagi pelaku perambahan hutan dapat


menjadi efektif dalam mencegah perambahan hutan. Hukuman yang lebih berat dapat
memberikan efek jera bagi pelaku perambahan hutan.

Dalam hal ini, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan di Indonesia menjadi landasan hukum yang penting
dalam penegakan hukum terkait dengan perambahan hutan. Undang-undang ini memberikan
larangan-larangan yang harus dihindari, seperti melakukan penebangan pohon dalam
kawasan hutan yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan hutan, melakukan penebangan
pohon dalam kawasan hutan tanpa memiliki izin yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang, dan memanfaatkan hasil hutan kayu yang diduga berasal dari hasil
pembalakan liar[1]. Namun, implementasi undang-undang ini masih menghadapi banyak
kendala, seperti lemahnya penegakan hukum, faktor pendapatan, faktor pendidikan,
adanya sponsor, dan keterbatasan petugas pengawasan hutan[1]. Oleh karena itu,
diperlukan upaya-upaya yang lebih serius dan komprehensif dalam penegakan hukum
terkait dengan perambahan hutan.

Question 5:
Bagaimana peran hukum dalam menangani kasus illegal logging dan perambahan hutan di
Indonesia?

Answer:
Illegal logging dan perambahan hutan merupakan masalah serius di Indonesia yang
memerlukan penanganan yang serius dan komprehensif. Peran hukum dalam menangani
kasus illegal logging dan perambahan hutan sangat penting dalam upaya menjaga
kelestarian hutan dan lingkungan hidup. Beberapa peran hukum dalam menangani kasus
illegal logging dan perambahan hutan di Indonesia antara lain:

1. Penegakan hukum: Penegakan hukum yang tegas dan efektif terhadap pelaku illegal
logging dan perambahan hutan sangat penting dalam mencegah terjadinya tindakan
tersebut. Penegakan hukum yang lemah menjadi faktor utama dalam perambahan hutan.
Hal ini disebabkan oleh minimnya sumber daya manusia dan teknologi yang dimiliki
oleh aparat penegak hukum, serta adanya praktik korupsi yang melibatkan aparat
penegak hukum.

2. Pembuatan kebijakan: Pembuatan kebijakan yang jelas dan tegas terkait dengan
pengelolaan hutan dan lingkungan hidup dapat membantu mencegah terjadinya illegal
logging dan perambahan hutan. Kebijakan yang jelas dan tegas dapat memberikan
panduan bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam memanfaatkan sumber daya hutan
secara berkelanjutan.

3. Peningkatan pengawasan dan monitoring: Peningkatan pengawasan dan monitoring


terhadap kawasan hutan dapat membantu mengurangi perambahan hutan. Pengawasan dan
monitoring yang intensif dapat membantu mengidentifikasi pelaku illegal logging dan
perambahan hutan serta mencegah terjadinya tindakan tersebut.

4. Peningkatan kerjasama antara lembaga pemerintah: Kerjasama antara lembaga


pemerintah, seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan, dapat membantu
meningkatkan efektivitas penegakan hukum terkait dengan illegal logging dan
perambahan hutan. Kerjasama yang baik antara lembaga pemerintah dapat membantu
mempercepat proses penanganan kasus illegal logging dan perambahan hutan.

5. Peningkatan hukuman: Peningkatan hukuman bagi pelaku illegal logging dan


perambahan hutan dapat menjadi efektif dalam mencegah terjadinya tindakan tersebut.
Hukuman yang lebih berat dapat memberikan efek jera bagi pelaku illegal logging dan
perambahan hutan.

Anda mungkin juga menyukai