KEHUTANAN
( Studi Kasus Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Kota Batam )
A. Latar Belakang
Hutan sebagai paru-paru dunia menjadi hal yang sangat perlu
dijaga, hutan sampai saat ini masih rawan pengrusakan dan penebangan
liar. Masalah yang timbul dari penebangan hutan secara liar ini tak hanya
mengakibatkan terjadinya lonsor dan banjir karena tidak ada pohon untuk
meresap air, kurangnya sumber mata air di hutan, tanah menjadi kurang
subur, dan banyak fauna dan flora yang musnah akibat penebangan hutan
mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan dan
dengan hutan atau kawasan hutan dan hasil hutan, serta mengatur
mempunyai wewenang untuk memberikan izin dan hak kepada pihak lain
1
hasil hutan secara terpadu. Urusan pemerintahan di bidang kehutanan
1. Dapur Enam
2. Tanjung Banun
3. Sungai Raya
4. Sembulang
5. Sungai Buluh
dapur arang yang ada di Kelurahan Sembulang 44 dapur arang, ada pun
dapur arang yang muatannya 24 ton, 23 ton, 15 ton, 11 ton, 10 ton, 9 ton, 8
ton, 7 ton, 6 ton, 5 ton, 4 ton, 4,5 ton, 3,5 ton, 2,5 ton, 2 ton, 1,5 ton dan
ada juga yang muatannya 1 ton. Banyaknya orang yang mempunyai usaha
peranan pemerintah atau aparat penegak hukum dalam masalah ini, ini
akan memberi peluang kepada para pelaku penimbunan kayu tanpa izin.
2
upaya perlindungan hutan dalam rangka mempertahankan fungsi hutan
secara lestari. Maksud dan tujuan dari pemberian sanksi pidana yang berat
adalah agar dapat menimbulkan efek jera bagi pelanggar hukum di bidang
jera yang dimaksud bukan hanya kepada pelaku yang telah melakukan
tindak pidana kehutanan, akan tetapi kepada orang lain yang mempunyai
2. 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah
rawa,
6. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang
sanksinya yang di atur oleh UU No. 41/1999 tersebut di atas, maka dapat
3
hukum pidana terhadap pelaku tindak pidana penebangan liar (illegal
logging) yaitu:
merusak hutan,
undang–undang,
menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut di duga
tanpa izin.
Galang seperti penimbunan kayu tanpa izin yang dijadikan arang dan
4
aktivitas seperti ini sudah berjalan puluhan tahun, disatu sisi memang
selama ini belum nampak usaha penertiban dan penerapan sanksi hukum
bagi pelaku penimbunan kayu tersebut. Maka dari itu peneliti melakukan
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan
Sembulang.
5
2. Kegunaan Penelitian
D. Tinjaun Pustaka
1. Kebijakan
menjelaskan bahwa:
yaitu :
6
2. Kebijakan eksternal (publik), suatu kebijakan yang mengikat
harus tertulis.
berpendapat bahwa :
2. Pengawasan
7
tersebut berlangsung dibawah empat prinsip control yang juga adalah
suasi.
berkepentingan.
Bangun, 2008:164).
Bangun, 2008:164).
8
Siagian (1982:13) mengemukakan pengawasan yaitu proses
bahwa :
9
guna memastikan bahwa tujuan organisasi disemua tingkat dan rencana
2008:164)
2003:198).
10
Reksohadiprodjo (2008:63) mengemukakan bahwa Pengawasan
1992:38 )
11
sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang telah
E. Konsep Operasional
menurut ahli, teori pengawasan menurut Sujamto yang paling tepat untuk
12
3. Perbandingan fakta hasil pengamatan dengan standar pengawasan
masukan
tindakan pembongkaran.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
13
Adapun lokasi penelitian adalah di Kelurahan Sembulang Kota Batam.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
masalah serta masyarakat setempat yang diteliti serta data sekunder yang
objek penelitian.
penelitian ini.
5. Informan
secara faktual….”
14
Adapun yang menjadi informan adalah:
c.
Data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
15
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku:
Press.
Grafindo
Press.
Kadarman, A.M, dan Udayana, Jusuf. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta:
PT. Prehallindo.
16
Dwiyanto, Agus. 2008. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Yogyakarta :
Bandung.
Karya.
Subarsono, AG. 2013. Analisa Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi.
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik, Teori dan Proses, Jakarta: Media
Pressindo.
Peraturan Perundang-Undangan :
17