Anda di halaman 1dari 2

NAMA : PRATIWI PUTRI WULANDARY

NIM : 193030404109

KELAS : C

1. Sebutkan 10 Jenis HHBK yang berasal dari jenis umbi-umbian di Kalimantan

Tengah

2. Jelaskan tentang proses

a. Pengolahan Jernang

1. Teknik ekstraksi kering


Teknik ekstraksi buah jernang merupakan kegiatan untuk mendapatkan resin jernang. Ekstraksi
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu ekstraksi kering dan basah.berikut ini cara pengolahan nya:

Alat dan bahan yang digunakan yaitu plastik tebal (alas), alat tumbuk (alu), tempat (wadah) untuk
menumbuk dan sekaligus dipakai untuk menyaring resin jernang dibuat dari bahan bambu atau
rotan yang dianyam dan berongga-rongga.

Teknik ekstraksi kering yaitu buah segar yang didapat hasil panen terlebih dulu dijemur setelah
kering dimasukkan kedalam tempat (wadah) lalu ditumbuk dengan alu dengan secara perlahan
maka resin jernang tersebut akan jatuh dan terkumpul. Rendemen resin yang dihasilkan sebesar 7-
8% (Waluyo, 2008)

2. Teknik ekstraksi basah

Alat dan bahan yang digunakan adalah plastik tebal, ember plastik, saringan dari karung anyaman
plastik (seperti terlihat pada gambar). Teknik ekstraksi basah dilakukan dengan terlebih dahulu
menjemur buah rotan jernang yang segar hasil panen hingga kering. Selanjutnya ditumbuk untuk
memudahkan memisahkan kulit dan biji rotan jernang. Kulit buah rotan dimasukkan kedalam
wadah/ember yang berisi air, diaduk, dan diremas-remas hingga resin larut dalam air. Kemudian air
disaring menggunakan saringan dari karung anyaman plastik. Air saringan ditempatkan dalam
wadah/ember dan dibiarkan hingga resin jernang mengendap sempurna. Rendemen yang
dihasilkan berkisar 12% (Waluyo, 2008).

b. Terpentyn

Jawaban :

inyak terpentin diperoleh dari getah yang berasal dari berbagai jenis pohon
pinus. Getah lengket berwarna kuning muda atau coklat yang berbau balsem
tersebut diolah dengan cara disuling untuk memisahkan antara minyak terpentin
dengan residu lainnya.

Jika disuling, getah tersebut dapat menghasilkan residu berupa minyak atsiri dan
juga resin, tergantung dari cara penyulingannya. Di Indonesia sendiri, cara yang
biasa digunakan untuk memisahkan minyak terpentin dengan residu lainnya
adalah dengan cara disuling.

Penggunaan cara penyulingan atau distilasi uap tersebut bekerja dengan cara
mengeluarkan minyak terpentin dengan uap air untuk kemudian ditampung.
Sedangkan residu atau sisa yang biasa disebut sebagai gondorukem tersebut
kemudian dipisahkan untuk diolah lebih lanjut melalui tahapan yang lain.

Pohon pinus yang merupakan bahan utama penghasil getah terpentin telah lama

dibudidayakan oleh pemerintah Indonesia. Pohon jenis pinus banyak ditemukan


di daerah-daerah seperti Aceh, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Proses
penyadapan atau pengambilan getah dari pohon pinus juga biasanya diawasi
oleh pemerintah.

Minyak terpentin memiliki banyak manfaat dan memiliki nilai ekonomis yang
baik. Pemanfaatan minyak ini pada umumnya digunakan sebagai bahan untuk
membuat cat minyak.

Sedangkan minyak terpentin hasil penyulingan yang memiliki kemurnian mutu


paling tinggi dipakai untuk kepentingan farmasi. Kemudian sisanya digunakan
sebagai resin atau gondorukem
c. Minyak Gaharu

Anda mungkin juga menyukai