Proses pembuatan fragrance oil (minyak wangi) melibatkan berbagai langkah, termasuk ekstraksi
bahan-bahan alami, sintesis bahan kimia, pencampuran, dan pemurnian. Berikut adalah alur
umum pembuatan fragrance oil:
Identifikasi Bahan Aroma: Pertama, bahan-bahan yang akan digunakan untuk menciptakan
aroma yang diinginkan diidentifikasi. Ini dapat mencakup bahan alami seperti minyak esensial,
ekstrak tumbuhan, atau bahan kimia sintetis.
Ekstraksi atau Sintesis Bahan: Bahan aroma tersebut dapat diperoleh melalui ekstraksi dari bahan
alami, seperti distilasi uap, ekstraksi pelarut, atau menggunakan teknik lainnya. Alternatifnya,
beberapa bahan aroma dapat disintesis melalui reaksi kimia khusus yang melibatkan bahan-
bahan kimia tertentu.
Pencampuran Bahan: Setelah bahan aroma utama diperoleh, mereka dicampur dalam proporsi
yang tepat untuk menciptakan aroma yang diinginkan. Proses pencampuran ini melibatkan
pemilihan rasio yang tepat untuk mencapai aroma yang diinginkan.
Pemurnian dan Stabilisasi: Campuran bahan aroma tersebut kemudian dimurnikan melalui proses
seperti penyaringan atau distilasi untuk menghilangkan kontaminan dan memastikan kualitas
fragrance oil. Dalam beberapa kasus, stabilisator juga ditambahkan untuk mempertahankan
kualitas aroma.
Pengujian dan Evaluasi: Fragrance oil yang telah diproses kemudian diuji dan dievaluasi untuk
memastikan aroma yang dihasilkan sesuai dengan keinginan. Pengujian meliputi penilaian
aroma, daya tahan, dan stabilitas.
Referensi:
Burdock, G. A. (2010). Fenaroli's Handbook of Flavor Ingredients (6th ed.). CRC Press.
Calvert, J. G., & Pitts Jr, J. N. (2012). Chemistry of the Upper and Lower Atmosphere: Theory,
Experiments, and Applications. Academic Press.
Yayli, N., Bedir, E., Kurtar, E. S., & Piacente, S. (2010). Comparative Study of Essential Oils
and Supercritical Fluid Extracts of Origanum onites. Pharmaceutical Biology, 48(6), 686-
695. doi:10.3109/13880200903283648
Proses pembuatan essensial oil
Referensi :
Saleh, F. H., Anindya, M., & Putra Weliza, N. (2021). Pembuatan Minyak Aromaterapi dari
Kulit Buah Jeruk Sunkist dan Daun Mint.
Proses Pembuatan Tussah silk
Tussah silk adalah jenis sutra yang dihasilkan oleh ulat sutra liar atau ulat Tussah (Antheraea
spp.). Proses pembuatan tussah silk melibatkan beberapa langkah utama, seperti berikut:
1. Pemeliharaan Ulat: Ulat Tussah dipelihara dalam kondisi yang sesuai dengan
memberikan makanan yang sesuai, yaitu dedaunan dari pohon-pohon inang mereka,
seperti ek atau ek tua. Ulat dibiarkan untuk makan dan tumbuh hingga mencapai tahap
siap untuk mengubah diri menjadi kepompong sutra.
2. Pembuatan Kepompong: Ketika ulat Tussah telah mencapai tahap dewasa, mereka mulai
memproduksi benang sutra untuk membuat kepompong. Kepompong ini terbuat dari
serat sutra yang dihasilkan oleh ulat, dan mereka menggunakannya sebagai tempat
perlindungan saat mereka berubah menjadi kepompong.
3. Pemungutan Kepompong: Setelah ulat Tussah selesai membuat kepompong, kepompong-
kompong ini kemudian dikumpulkan dengan hati-hati. Proses ini melibatkan
pengumpulan kepompong yang utuh tanpa merusak benang sutra yang ada di dalamnya.
4. Pembuatan Benang Sutra: Kepompong sutra Tussah kemudian direndam dalam air hangat
untuk melemahkan serat dan memudahkan pemisahan serat sutra. Serat sutra yang
melemahkan kemudian dapat diambil dengan hati-hati menggunakan alat seperti sikat
sutra atau alat lainnya. Serat sutra ini kemudian digabungkan untuk membentuk benang
sutra.
5. Pengolahannya: Benang sutra Tussah kemudian diolah lebih lanjut melalui proses seperti
pencelupan, pemintalan, dan pengeringan untuk menghasilkan benang sutra Tussah yang
siap digunakan dalam industri tekstil.
Referensi:
J. Zhang, "Study on Development of Tussah Silk Textile and Its New Products" (2017).
J. Zhang, "The Present Situation and Development Prospect of Tussah Silk" (2014).
X. Liu, J. Yu, X. Wang, Y. Tian, "Fabrication and Characterization of Tussah Silk/Poly(vinyl
alcohol) Blend Fibers" (2016).
J. Yang, Y. Wang, Y. Chen, Y. Zhang, "Study on the Spinning Process of Tussah Silk/Viscose
Blend Yarn" (2013).
Proses pembuatan simplisia
Referensi:
Agoes, G. 2009. Teknologi Bahan Alam (Serial Farmasi Industri-2), Edisi Revisi. Penerbit ITB:
Bandung.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Direktorat
Pengawasan Obat Tradisional. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Gunawan, D., dan Mulyani, S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Proses Pembuatan Mica powder
Mica powder adalah serbuk yang terbuat dari mineral mika yang digiling menjadi partikel-
partikel halus. Mika adalah mineral alami yang memiliki struktur yang berlapis-lapis dan dapat
terkelupas menjadi lembaran tipis yang fleksibel. Proses pembuatan mica powder melibatkan
beberapa langkah utama, seperti berikut:
1. Penambangan Mika: Pertama-tama, mika diekstraksi dari tambang. Mika biasanya
ditemukan di batuan beku, seperti granit atau gneiss. Tambang mika digali dan bongkah-
bongkah besar mika dipisahkan dari batuan induk.
2. Pembersihan dan Pemisahan: Setelah diekstraksi, mika dipisahkan dari bahan-bahan lain
yang mungkin terkandung dalam batuan. Ini melibatkan proses pembersihan dan
pemisahan menggunakan metode seperti pemisahan gravitasi atau flotasi.
3. Penggilingan: Mika yang telah dipisahkan kemudian digiling menjadi partikel-partikel
yang lebih kecil menggunakan mesin penggiling khusus. Proses penggilingan ini
menghasilkan mica powder yang halus dan seragam.
4. Pemurnian dan Pemilahan: Mica powder yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut
untuk memastikan kualitasnya. Proses ini melibatkan pemurnian untuk menghilangkan
kontaminan dan pemilahan untuk mengklasifikasikan partikel-partikel mica berdasarkan
ukurannya.
Referensi:
1. C. Ruivo, L. M. Otão, J. Cruz, R. Figueiredo, "Characterization of Mica Paper Made of Scrap
Mica" (2018).
2. S. Chandrasekhar, R. Saxena, "Electrical Insulating Materials Made of Mica Powder" (2014).
3. A. Kumar, R. Kumar, "Development of High-Performance Epoxy-Mica Composites for
Electrical Insulation" (2015).
4. J. Kołacz, D. Cholewa-Kowalska, A. Zięba, "Functional Mica Filler: Production, Properties,
and Application" (2017).
Proses pembuatan titanium dioxide
Proses pembuatan titanium dioxide (TiO2) melibatkan beberapa metode, termasuk metode sulfat
dan klorinasi. Berikut adalah deskripsi umum mengenai kedua metode tersebut:
Metode Sulfat:
Langkah 1: Bijih titanium yang mengandung titanium dioksida diekstraksi dengan menggunakan
asam sulfat.
Langkah 2: Hasil ekstraksi dilarutkan dalam air untuk membentuk larutan titanium dioksida
sulfat.
Langkah 3: Larutan tersebut dipisahkan dari residu dan direaksikan dengan amonia untuk
menghasilkan endapan titanium dioksida hidrat.
Langkah 4: Endapan dikeringkan, kemudian dipanaskan untuk menghasilkan titanium dioksida
yang murni.
Metode Klorinasi:
Langkah 1: Bijih titanium dipanaskan dengan karbon atau kokas dalam tanur tinggi, di mana
titanium dioksida bereaksi dengan karbon untuk membentuk titanium tetraklorida
(TiCl4).
Langkah 2: TiCl4 yang dihasilkan dipisahkan dari produk samping dan murni.
Langkah 3: TiCl4 direduksi dengan magnesium atau logam lainnya pada suhu tinggi untuk
menghasilkan titanium dioksida.
Referensi:
Yuan, H., Liu, H., & Wang, X. (2019). Preparation and Applications of Titanium Dioxide
Nanomaterials. Materials, 12(12), 2035. doi:10.3390/ma12122035
Rahdar, S., Khoshandam, B., & Khodaei, M. M. (2020). A Review of Titanium Dioxide
Production Processes. Journal of Sustainable Mining, 19(4), 217-225.
doi:10.1016/j.jsm.2020.04.002
MATERIAL SAFETY DATA SHEET
TITANIUM DIOXIDE
3.1 Substances
Synonyms : Titanium (IV) oxide
Formula : TiO2
Molecular weight : 79.87 g/mol
CAS-No. : 13463-67-7
EC-No. : 236-675-5
If inhaled
If breathed in, move person into fresh air. If not breathing, give artificial respiration. Consult a physician.
TITANIUM DIOXIDE
If swallowed
Never give anything by mouth to an unconscious person. Rinse mouth with water. Consult a physician.
4.2 Most important symptoms and effects, both acute and delayed
We have no description of any symptoms of toxicity
4.3 Indication of any immediate medical attention and special treatment needed
No data available
TITANIUM DIOXIDE
Hygiene measures
Change contaminated clothing. Wash hands after working with substance.
Eye/face protection
Use equipment for eye protection tested and approved under appropriate government standards
such as NIOSH (US) or EN 166(EU).
Skin protection
Handle with gloves. Gloves must be inspected prior to use. Use proper glove removal
technique (without touching glove's outer surface) to avoid skin contact with this product.
Dispose of contaminated gloves after use in accordance with applicable laws and good
laboratory practices. Wash and dry hands.
The selected protective gloves have to satisfy the specifications of EU Directive 89/686/EEC
and the standard EN 374 derived from it.
Full contact
Material: Nitrile rubber
Minimum layer thickness: 0,11 mm
Break through time: 480 min
Material tested:Dermatril®
Splash contact
Material: Nitrile rubber Minimum
layer thickness: 0,11 mm
Break through time: 480 min
Material tested:Dermatril®
Body Protection
Choose body protection in relation to its type, to the concentration and amount of dangerous
substances, and to the specific work-place., The type of protective equipment must be
selected according to the concentration and amount of the dangerous substance at the specific
workplace.
TITANIUM DIOXIDE
Respiratory protection
Respiratory protection is not required. Where protection from nuisance levels of dusts are
desired, use type N95 (US) or type P1 (EN 143) dust masks. Use respirators and
components tested and approved under appropriate government standards such as NIOSH
(US) or CEN (EU).
10.1 Reactivity
See section 10.3
TITANIUM DIOXIDE
Skin corrosion/irritation
Rabbit
Result: No skin irritation
(IUCLID)
Carcinogenicity
IARC: No component of this product present at levels greater than or equal to 0.1% is
identified as probable, possible or confirmed human carcinogen by IARC.
Reproductive toxicity
No data available
Aspiration hazard
No data available
Additional Information
Hazardous properties cannot be excluded but are unlikely when the product is handled appropriately.
Inhalation of the dusts should be avoided as even inert dusts may impair respiratory organ functions.
Handle in accordance with good industrial hygiene and safety practice.
TITANIUM DIOXIDE
12.1 Toxicity
Toxicity to fish
semi-static test
LC50 Cyprinodon variegatus (sheepshead minnow): > 10.000 mg/l; 96 h
OECD Test Guideline 203 semi-static test
Toxicity to bacteria
static test
EC50 activated sludge: > 1.000 mg/l; 3 h
OECD Test Guideline 209 static test
NOEC activated sludge: > 1.000 mg/l; 3 h OECD Test Guideline 209
Contaminated packaging
Dispose of as unused product.
14.1 UN number
ADR/RID: - IMDG: - IATA: -
14.2 UN proper shipping name
ADR/RID: Not dangerous goods
IMDG: Not dangerous goods
IATA: Not dangerous goods
14.3 Transport hazard class(es)
ADR/RID: - IMDG: - IATA: -
14.4 Packaging group
ADR/RID: - IMDG: - IATA: -
TITANIUM DIOXIDE
15.1 Safety, health and environmental regulations/legislation specific for the substance or mixture
This safety datasheet complies with the requirements of Regulation (EC) No. 1907/2006.
15.2 Chemical safety assessment
For this product a chemical safety assessment was not carried out
HMIS (U.S.A.):
Health Hazard: 1
Fire Hazard: 0
Reactivity: 0
Personal Protection: -
National Fire Protection Association (U.S.A.):
Health: 1
Flammability: 0
Reactivity: 0
Further information
The above information is believed to be correct but does not purport to be all inclusive and shall be used only as
a guide. The information in this document is based on the present state of our knowledge and is applicable to
the product with regard to appropriate safety precautions. It does not represent any guarantee of the properties
of the product. PT. Smartlab Indonesia Corporation and its Affiliates shall not be held liable for any damage
resulting from handling or from contact with the above product. See www.sigmaaldrich.com and/or the reverse
side of invoice or packing slip for additional terms and conditions of sale.